BALAI PENELITIAN KEHUTANAN MANADO BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN KEMENTRIAN KEHUTANAN 2011

BEBERAPA KAWASAN KONSERVASI PROPINSI SULAWESI UTARA DAN GORONTALO

  

DISUSUN OLEH :

DIAH IRAWATI DWI ARINI

SYAMSIR SHABRI

YERMIAS KAFIAR

SUPRATMAN TABBA

HARWIYADDIN KAMA

BALAI PENELITIAN KEHUTANAN MANADO BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN KEMENTRIAN KEHUTANAN

  2011

PENDAHULUAN

  Keunikan avifauna yang berada pada hutan-hutan alam timur Indonesia menyimpan lebih banyak pesona dan keberagaman jenis endemisitas yang tinggi, fakta ini menjadi sebuah khasanah kekayaan Nusantara yang tak ternilai harganya. Sebagai salah satu wilayah di Kawasan Timur Indonesia Pulau Sulawesi menyimpan berjuta misteri berkaitan dengan potensi sumber daya alamnya, alam Sulawesi menjadi perhatian konservasionis dunia karena menjadi tempat hidup berbagai satwa endemik yang bernilai global. Dalam bidang ornitologi Sulawesi merupakan surga bagi kehidupan burung yang tiada bandingannya, bahkan ornitologiwan dari segala penjuru dunia memberikan prioritas utama untuk pulau ini.

  Menariknya bahwa pulau Sulawesi tidak memiliki keanekaragaman avifauna yang tinggi sebagaimana pulau lain di wilayah barat Indonesia namun endemisitas terhadap jenis ini justru lebih tinggi. Hal mendasar sebagai implikasi tingginya endemisitas karena wilayah timur Indonesia terdiri dari lebih banyak gugusan pulau-pulau kecil sehingga membuat

   Gorontalo

  banyak spesies yang terisolasi dan pada akhirnya harus menyesuaikan diri terhadap

   dan

  habitat dan lingkungannya. Tercatat sekitar 96 jenis afifauna endemik di wilayah Sulawesi yang tersebar dari Selatan, Tenggara, Tengah hingga ke bagian Utara yang lebih kaya akan

   Utara

  pulau-pulau kecil Ekosistem Sulawesi Utara merupakan kompleksitas dari keanekaragaman hayati pulau

   Sulawesi

  Sulawesi dimana tingkat endemisitas spesies di wilayah ini sangat tinggi. Tingginya tingkat endemisitas terhadap spesies avifauna tidak terlepas dari posisi Sulawesi Utara yang berada dikepala dan proses terbentuknya pulau Sulawesi yang unik. Kondisi inilah yang

   Konservasi

  membuat Sulawesi Utara menjadi pintu masuk bagi beberapa spesies burung-burung asli benua asia dan Australia, antara lain jenis-jenis burung paruh bengkok dan Julang Sulawesi (Rhyticeros cassidix) yang merupakan burung raksasa Asia-Afrika.

   Kawasan

  Menurut Holmes dan Phillipps (1999) daftar burung di Sulawesi dan pulau-pulau kecil disekitarnya terdiri dari 380 jenis, 96 jenis diantaranya merupakan endemik kawasan

  Avifauna

  Sulawesi dan 115 jenis diantaranya termasuk endemik Indonesia. Jika dikumulatifkan jumlah ini merupakan 38 % dari total 250 jenis burung endemik yang ada pada kawasan Wallacea (Coates dkk, 2000). Deskripsi tentang keadaan burung-burung Sulawesi diatas merupakan sekilas gambaran mengenai keragaman avifauna di wilayah ini, namun kondisi keberadaan hutan sebagai habitat yang baik untuk fauna burung tidak linear dengan laju kelestarian terhadap perbaikan hutan namun cenderung lebih mengarah pada kerusakan hutan yang makin parah dewasa ini. Dengan demikian kajian terhadap jenis-jenis burung pada wilayah Sulawesi Utara penting dilakukan untuk mendapatkan validasi dan pengayaan data terkait keberagaman avifauna.

  Buku ini akan memberikan profil mengenai jenis-jenis burung yang ada di Sulawesi bagian utara berdasarkan penelitian, pengamatan dan perjumpaan penulis dibeberapa kawasan

  Avifauna

  konservasi di wilayah ini. Kawasan konservasi yang menjadi objek pengamatan adalah Cagar Alam Tangale dan Suaka Margasatwa Nantu di Propinsi Gorontalo serta Cagar Alam Gunung Ambang, Tangkoko dan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone di Propinsi

   Kawasan

  Sulawesi Utara. Buku ini merupakan rangkuman dari jumlah jenis yang ditemukan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dalam kurun waktu awal 2008 hingga akhir 2010.

  

Konservasi Diharapkan buku ini dapat menjadi pengenal atapun panduan terhadap jenis-jenis burung

yang menghuni hutan-hutan di alam Sulawesi bagian Utara.

   Sulawesi

  Manado, Agustus 2011

   Utara

  Penulis

   dan Gorontalo

  2

CAGAR ALAM GUNUNG AMBANG

  Kawasan Cagar Alam Gunung Ambang sebagai salah satu kawasan konservasi di Indonesia menyimpan sejuta pesona keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Kawasan yang berada di jantung Sulawesi Utara ini mampu memberikan sajian keindahan alam khas Sulawesi yang tidak kalah menariknya dengan kawasan lainnya di Indonesia. Keberadaan kawasan ini ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 395/Kpts/Um/6/1978 dengan luas wilayah ± 8.638 Ha yang utamanya melindungi satwa endemik Sulawesi yaitu Anoa (Bubalus spp).

  Secara administratif berada di dua Kabupaten yakni Minahasa Selatan dan Bolaang Mogondow dan secara geografis berada pada koordinat 0 20'00” - 0 57'00” Lintang Utara dan 124 20'00” - 124 28'00” Bujur Timur. Cagar Alam Gunung Ambang memiliki tipe ekosistem hutan hutan dataran rendah sampai hutan pegunungan. Bentuk topografi bergelombang, berbukit sampai dengan bergunung dan di sebagian kecil wilayahnya

   Gorontalo

  landai. Ketinggian berkisar antara 700 – 1780 m dpl yang terdiri dari beberapa jajaran gunung seperti G. Tudutalong (1.680 m dpl), G. Moyayat (1.706 m dpl), G. Molibut (1.565 m dan dpl) dan G. Ilantat (1552 m dpl), selain itu sebagai gunung yang masih aktif terdapat kawah

   Utara

  gunung berapi. Jenis-jenis vegetasi yang dapat dijumpai di Cagar Alam Gunung Ambang diantaranya Kayu Loyang (Quercus sp), Makembes (Eugenis sp), pakoba (Tricalisia

  minahasae), Sosoro (Laportea sp.), Nantu (Palaquium obustifolium), Kenanga (Cananga Sulawesi ordorata), Cempaka (Elmerrillia ovalis), Kayu bugis, rotan, palma, wanga (Pigafetta fillaris).

   Konservasi Kawasan Avifauna

TAMAN NASIONAL BOGANI NANI WARTABONE

  Bogani Nani Wartabone merupakan salah satu dari dua kawasan konservasi berstatus Taman Nasional di bagian Utara Sulawesi. Kawasan yang sebelumnya bernama Dumoga Bone ini memiliki berbagai keunikan ekologi sebagai kawasan peralihan dan sangat dikenal lewat atraksi Burung Maleo. Dasar hukum bagi kawasan ini adalah Surat Keputusan Menteri Pertanian tahun 1982 dan ditunjuk oleh Menteri Kehutanan berdasarkan SK. No. 1068/Kpts-II/1992 tanggal 18 November 1992 dengan luas kawasan mencapai 287.115 Ha.

  Secara administrasi, kawasan ini berada di dua wilayah yaitu Propinsi Gorontalo dan Propinsi Sulawesi Utara. Secara geografis, kawasan ini berada pada posisi geografis

  Avifauna

  0 20'00” - 0 49'00” Lintang Utara dan 123 08'00” - 124 14'00” Bujur Timur yang membentang pada ketinggian 50-2.000 m dpl. Rentang ketinggian tersebut membuat

  

Kawasan TNBNW memiliki empat tipe ekosistem yaitu hutan Sekunder, hutan hujan dataran

rendah, hutan hujan pegunungan dan hutan lumut.

  Kekayaan flora khas TNBNW diantaranya adalah palem Matayangan (Pholidocarpus ihur),

   Konservasi

  kayu hitam (Diospyros celebica), kayu besi (Intsia spp), kayu kuning (Arcangelisa flava) dan bunga bangkai (Amorphophallus companulatus). Sedangkan tumbuhan yang umum dijumpai seperti Piper aduncum, Trema orientalis, Macaranga sp, berbagai jenis cempaka,

   Sulawesi

  agathis, kenanga dan bermacam-macam anggrek serta tanaman hias. Tidak ketinggalan berbagai jenis satwaliar yang dimiliki seperti 24 jenis mamalia, 125 jenis aves, 11 jenis reptilia, 2 jenis amphibi, 38 jenis kupu-kupu, 200 jenis kumbang dan 19 jenis ikan.

   Utara dan Gorontalo

  4

CAGAR ALAM TANGALE

  Sebagai salah satu kawasan konservasi di Propinsi Gorontalo, Tangale memiliki fungsi yang cukup penting bagi zona perlindungan bagi flora dan fauna. Dengan luas wilayah 112.5 Ha, kawasan ini juga berfungsi sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan yang merupakan bagian dari daerah Tangkapan Air di Kabupaten Gorontalo. Dasar hukum yang dimiliki oleh kawasan ini adalah Keputusan Menteri Kehutanan No. 431/Kpts/VII- 4/1992 tanggal 5 Mei 1992 yang ditujukan bagi perlindungan monyet endemik Gorontalo yang dikenal dengan nama lokal “dihe” (Macaca heckii).

  Secara administrasi, CA. Tangale berada pada dua desa di Kecamatan Tibawa yaitu Desa Labanu dan Desa Buhu. Kawasan ini dipisahkan oleh jalan trans Sulawesi yang menghubungkan Kota Manado dan Kabupaten Gorontalo. Dan secara geografis berada pada posisi 0 35'00” - 0 36'00” Lintang Utara dan 122 45'00” - 122 47'00” Bujur Timur. Bentang alam kawasan CA. Tangale umumnya bervariasi mulai bergelombang hingga berbukit dan hanya sebagian kecil saja pada kelas kemiringan landai dengan ketinggian tempat 100-350 m dpl. Berdasarkan klasifikasi Scmidt dan Ferguson, kawasan CA. Tangale

   Gorontalo

  termasuk kategori iklim C. Jenis tanah penyusun CA. Tangale, terdiri atas jenis tanah

   dan

  podsolik dan Aluvial dimana jenis tanah ini memiliki kandungan hara yang banyak dibutuhkan oleh tumbuhan. Secara geologi, memiliki formasi batuan gunung api bilungala

   Utara dan Diorit Bone. Sulawesi Konservasi Kawasan Avifauna

SUAKA MARGASATWA NANTU

  Suaka Margasatwa Nantu, secara geografis berada pada posisi 01 03'00” - 01 34'00” Lintang Utara dan 125 01'00” - 125 15'00” Bujur Timur yang terletak dalam Sub Das Nantu, DAS Paguyaman dan secara administrasi meliputi wilayah Kecamatan Sumalata, Kecamatan Wonosari, di Kabupaten Gorontalo dan Kecamatan Tilamuta di Kabupaten Boalemo Propinsi Gorontalo. Kawasan yang memiliki luas wilayah sebesar 31.215 Ha ini ditunjuk sebagai kawasan suaka margasatwa pada tahun 1999 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 537/Kpts-II/1999. SM. Nantu sebagian merupakan derah dataran rendah dan sebagian lagi memiliki topografi yang berbukit-bukit serta bergunung-gunung dengan kisaran ketinggian 0-1.525 m dpl.

  Berbagai macam obyek dan panorama alam dapat dijumpai pada kawasan ini seperti tipe

  Avifauna

  vegetasi, aliran sungai Nantu, kicauan burung, lengkingan suara tarsius, kubangan air garam alami sebagai tempat berkumpulnya babirusa serta jenis-jenis satwa mamalia besar lainnya. Komunitas vegetasi di SM. Nantu sangat bervariasi. Keragaman tumbuhan

   Kawasan

  tertinggi berkembang di dataran rendah dan perbukitan bawah. Berbagai jenis flora yang dapat dijumpai seperti pangi (Pangium edule), linggua (Pterocarpus indicus), nantu

   Konservasi

  (Palaquium sp.), bayur (Pterospermum sp.), gofasa (Vitex govasus), bintangur (Callophyllum sp.), kenanga (Cananga odorata), leda (Eucalyptus deglupta), woka (Livistona rotundifolia) dan dao (Dracontomelon dao). Beragamnya jenis vegetasi ini, menyebabkan banyaknya jenis satwa yang menghuni kawasan ini seperti babirusa

   Sulawesi

  (Babyrousa babyrusa), babi hutan sulawesi (Sus celebensis), anoa (Bubalus spp.), rusa (Cervus timorensis), monyet hitam sulawesi (Macaca heckii), tangkasi (Tarsius spectrum)

   Utara dan berbagai jenis burung. dan Gorontalo

  6

  Avifauna Kawasan Konservasi Sulawesi Utara dan Gorontalo

  Nama Lokal : Elang Alap Ekor Totol Nama Internasional : Spot-tailed

  Goshawk Endemik di Sulawesi

Distribusi : Karakteristik :

  Jenis elang ini memiliki sayap lebar, pendek dan ekor cukup panjang dan berburu dengan meluncur di sela-sela tajuk hutan. Di luar hutan burung-burung ini terbang mengepak dan melayang bergantian, dan kadang membumbung tinggi mengikuti aliran udara panas. Elang alap ekor totol adalah jenis yang paling : Cagar Alam Gunung Ambang umum di Sulawesi. Berukuran 30 cm dan dapat dikenali dari bintik-bintik putih khas yang terdapat pada bagian sisi atas ekor

   Gorontalo yang gelap. Bintik ini akan segera terlihat.

  Pada elang dewasa tubuh bagian atas abu-

   dan

  a b u ke b i r u a n , d a d a d a n p e r u t nya kemerahan. Sedangkan remaja memiliki

   Utara

  bulu kecoklatan dan bagian dada memiliki coretan-coretan coklat. Senang menghuni hutan pamah, hutan perbukitan dan hutan

   Sulawesi

  pegunungan bawah, dan mangrove. Dari permukaan laut sampai pada ketinggian

  Kriteria Kepunahan : Beresiko Rendah Konservasi

  Lokasi dijumpai : CA. Gunung Ambang, Kawasan Avifauna

  Haliastur indus Bonaparte Accipiteridae

  Nama Lokal : Elang Bondol

  Brahminy Kite

  Nama Internasional :

  India, Ceylon, Asia Tropis dan

  Distribusi :

  Cina Selatan sampai ke bagian Utara Australia.

Karakteristik :

  Burung elang bondol memiliki penyebaran yang sangat luas. Jenis ini dapat dijumpai di seluruh habitat mulai dari pantai hingga pegunungan. Ciri khas yang dimiliki adalah warna tubuhnya yang kemerahan, dan bagian kepala dan leher berwarna putih.

  Avifauna : Cagar Alam Gunung Ambang Panjang ukuran tubuhnya yaitu 43-50 cm. : Cagar Alam Tangale : Taman Nasional Bogani Nani Wartabone Memiliki penampakan yang gagah seperti : Suaka Margasatwa Nantu jenis elang lainnya.

   Kawasan

  Termasuk kelompok karnivora yaitu memangsa mamalia kecil seperti tikus, ular katak dan sebagainya. Sarang biasanya

   Konservasi

  dibangun pada pohon yang tinggi, terbuat dari ranting-ranting kering dan dedaunan. Telur berjumlah 1-4 buah. Dierami oleh betina dengan masa pengeraman sekitar 26-

   Sulawesi

  27 hari. Anak burung akan meninggalkan sarang setelah 50-55 hari. Elang bondol sangat mudah dikenali dari suaranya.

   Utara

  Burung ini merupakan maskot bagi Ibukota DKI Jakarta.

   dan

  Beresiko Rendah

Kriteria Kepunahan :

   Gorontalo Lokasi dijumpai : CA. Gunung Ambang,

  TN. Bogani Nani Wartabone, CA. Tangale, SM. Nantu

  Haliastur indus Boddaert Accipiteridae

  8

  Nama Lokal : Elang-ular Sulawesi Nama Internasional : Sulawesi Serpent

  Eagle

  Distribusi : Endemik Sulawesi dan

  Kepulauan Sula

Karakteristik :

  Berukuran 41-50 cm. Bulu tegak di belakang kepala. Dada kadru, palang putih pada perut, kulit muka kuning. Ketika terbang dari bawah sebuah pita pucat lebar tunggal terlihat pada kedua sayap dan pita coklat pucat pada ekor. Melayang dengan kedua sayap. : Taman Nasional Bogani Nani Wartabone

  Elang-ular sulawesi berkerabat dekat dengan elang ular bido (S. cheela) yang ada di kawasan Sunda. Burung ini mudah

   Gorontalo

  dibedakan dari rajawali bersayap lebar dan

   dan

  elang membumbung mengikuti udara panas di atas daratan berhutan karena garis putih

   Utara

  lebar khas pada ekornya serta garis putih di dekat batas belakang bagian bawah sayapnya. Pada waktu hinggap, burung ini

   Sulawesi

  memiliki jambul berukuran sedang. Suara lengkingannya sering menarik perhatian bagi sepasang burung yang sedang membumbung tinggi mengikuti aliran udara

   Konservasi panas.

  Kriteria Kepunahan : Beresiko rendah Kawasan

  TN. Bogani Nani

Lokasi dijumpai :

  Wartabone

  Avifauna Spilornis rufipectus Gould

  Accipiteridae

  Nama Lokal : Raja udang erasia Nama Internasional : Common

  Kingfisher

  Distribusi : Tersebar luas di wilayah

  Wallacea

Karakteristik :

  Berukuran 14.5-18.5 cm. Garis tengah biru terang cemerlang. Pada punggung dan tunggir, tanda pada leher keputih-putihan. bagian bawah merah karat kayu manis. Cukup umum. Sering mengunjungi sungai- sungai dan anak-anak sungai, danau, kolam

  Avifauna : Cagar Alam Gunung Ambang dan rawa-rawa. di antara kawasan yang dihutankan dan daerah yang lebih terbuka

  juga mangrove, muara sungai dan tepi pesisir

   Kawasan

  yang tersembunyi. Dijumpai pada ketinggian permukaan laut sampai 225 m dpl. Jenis ini menyukai terbang rendah dan

   Konservasi

  sangat cepat. Memiliki arti yang sangat p e n t i n g b a g i ke s e h a t a n e ko s i s te m . Kepadatan burung tertinggi ditemui pada habitat dengan air yang jernih yang

   Sulawesi

  memungkinkan viabilitas mangsa yang tinggi. Sarang berada di dalam lubang di tepi- tepi sungai, jumlah telur berkisar antara 2-

   Utara 10.

  Kriteria Kepunahan : Beresiko rendah dan Danau Iloloi CA.

Lokasi dijumpai :

   Gorontalo

  Gunung Ambang

  Alcedo atthis Linnaeus Alcedinidae

  10

  Nama Lokal : Itik mata-putih Nama Internasional : Australian

  Pochard

  Distribusi : Sulawesi (sekali) dan Flores

  (sekali)

Karakteristik : Berukuran 45-60 cm

  Coklat tua, penutup sayap bawah putih, perut pucat. Ketika sedang terbang, pita putih melebar menutup sepanjang sayap atas. Sayap bawah putih, tepinya gelap sempit. Jenis bebek yang pandai menyelam, dengan : Suaka Margasatwa Nantu cara menundukkan kepala ke dalam air kemudian bebek ini akan menyelam dengan dorongan kaki berselaput kuat. Jenis ini

   Gorontalo

  mampu menyelam dan bertahan di bawah air hingga satu menit.

   dan

  Menyukai habitat rawa, danau dan sungai besar dan menghindari perairan pantai. itik

   Utara

  ini jarang terlihat di daratan dan tidak pernah di atas pohon. Perbedaan antara jantan dan betina terletak pada matanya. Itik

   Sulawesi

  jantan memiliki mata berwarna putih sedangkan betina berawarna coklat

  Kriteria Kepunahan : Beresiko rendah Konservasi Lokasi dijumpai : Sungai Nantu- SM.

  Nantu

   Kawasan Avifauna Aythya australis Eyton

  Anatidae

  Nama Lokal : Pecuk ular-asia Nama Internasional : Oriental Darter Distribusi : Tersebar luas di wilayah Asia

  terutama India, Filipina, Indonesia dan Thailand

Karakteristik :

  Berukuran 86-94 cm. Memiliki bentuk paruh seperti belati, leher panjang, kokoh seperti ular, strip putih pada sisi kepala dan leher. Bulu di tubuhnya terutama bagian depan badan berwarna hitam legam dan dibagian belakang berwarna kecoklatan.

  Avifauna : Cagar Alam Gunung Ambang Biasanya jarang, sering mengunjungi danau- danau besar, rawa-rawa dan sungai-sungai,

  m u a ra s u n g a i d a n m a n g rove . D a r i

   Kawasan

  permukaan laut sampai ketinggian 1.000 m dpl. Sebagai salah satu burung air, pecuk ular

   Konservasi

  kadang berenang atau menyelam di dalam air. Memiliki kemampuan menyelam hingga 200 meter dan sangat bergantung pada mangsa yang diperolehnya. Sarang yang

   Sulawesi

  digunakan oleh pecuk ular terdiri atas ranting-ranting pada pohon tinggi dekat pantai. Telur berwarna keputihan berjumlah

   Utara

  2-4 buah. Berbiak pada bulan Desember- Maret dan Maret-Juni.

   dan

  Hampir terancam

Kriteria Kepunahan :

   Gorontalo Lokasi dijumpai : Danau Iloloi CA.

  Gunung Ambang

  Anhinga melanogaster Pennant Anhingidae

  12

  Nama Lokal : Kuntul kerbau : Cattle Egret

  Nama Internasional Distribusi : Terdapat di seluruh Wallace

  kecuali di Pulau Kai

Karakteristik :

  Berukuran 48-53 cm. Paruh pendek, leher gemuk, tenggorokan kokoh, paruh kuning, tungkai dan kaki kuning kehijauan. Jika terbang biasanya akan terlihat seperti huruf “s” dan jenis terkecil dari marga kuntul. Ada sepanjang tahun, sering mengunjungi kawasan terbuka khususnya padang rumput, sawah-sawah yang tergenang : Taman Nasional Bogani Nani Wartabone : Cagar Alam Gunung Ambang sebagian, rawa-rawa dan kadang gosong : Suaka Margasatwa Nantu : Cagar Alam Tangale lumpur. Tersebar mulai dari permukaan laut sampai ketinggian 1.350 m dpl. Makanan

   Gorontalo berupa ikan, katak dan hewan invertebrata. dan

  Berdasarkan hasil penelitian seorang peneliti Kanada mengenai pengukuran IQ

   Utara

  yang berkaitan dengan kebiasaan makan, burung ini merupakan salah satu burung yang paling pintar, selain itu keberadaan

   Sulawesi

  burung memberikan keuntungan terhadap kegiatan peternakan karena merupakan

  biocontrol terhadap parasit, serangga, lalat

  yang mengganggu hewan-hewan ternak

   Konservasi Kriteria Kepunahan : Beresiko rendah

  CA. Gunung Ambang,

Lokasi dijumpai :

   Kawasan

  TN. Bogani Nani Wartabone, SM. Nantu dan CA. Tangale

  Avifauna Bubulcus ibis Linnaeus

  Ardeidae

  Nama Lokal : Kekep babi : White-breasted

Nama Internasional

  Wood-swallow

  Distribusi : Terdapat di seluruh Wallacea

  kecuali pulau-pulau Sulawesi bagian utara, Kep Sula dan pulau terisolasi

Karakteristik :

  Berukuran 18.5 cm. Kepala dan bagian atas abu-abu tua. Tunggir dan bagian bawah putih. Pada remaja, kepala lebih cokelat. Bulu terbang pada sayap dan bulu ekor menyamping berujung pucat, tenggorokan bercampur dengan warna putih.

  Avifauna : Cagar Alam Gunung Ambang : Cagar Alam Tangale : Taman Nasional Bogani Nani Wartabone Mirip dengan burung layang-layang, perbedaannya sayap berbentuk segitiga

  lebar dan ekor persegi. memiliki kebiasaan

   Kawasan bertengger di pohon kering, kabel/tiang.

  Terbang melingkar untuk berburu serangga. Terbang seperti layang-layang, melayang

   Konservasi

  tanpa mengepakkan sayapnya. Duduk berdekatan dengan kelompoknya, menelisik dan menggoyangkan ekor. Makanan berupa serangga kecil, kumbang

   Sulawesi

  dan lebah. Sarang dibangun dari ranting- ranting, akar, rumput, pada sudut pohon yang gundul dan juga ditemukan pada

   Utara menara besi yang tinggi.

  Ditemukan di pesisir, sawah, tegalan dan hutan sekunder sampai pada ketinggian

   dan 1.500 m dpl. Gorontalo

  Kriteria Kepunahan : Beresiko rendah Lokasi dijumpai : CA. Gunung Ambang,

  TN. Bogani Nani Wartabone, CA. Tangale

  Artamus leucorhynchus Linnaeus Artamidae

  14

  Nama Lokal : Kangkareng sulawesi

  Sulawesi Taritic

  Nama Internasional :

  Hornbill

  Distribusi : Endemik di Sub Kawasan Sulawesi.

Karakteristik : Berukuran 53 cm. Bulu hitam termasuk ekor

  Jantan : muka dan tenggorokan kuning. Betina : muka dan tenggorokan hitam. Menghuni hutan primer, tepi hutan dan hutan rawa, kadangkala di hutan sekunder yang tinggi. tersebar dari permukaan laut sampai pada 700-1.100 mdpl. : Taman Nasional Bogani Nani Wartabone Jenis ini jauh kurang mencolok, karena ukurannya lebih kecil dan cenderung berada di lapisan tajuk hutan. Sering dalam

   Gorontalo

  kelompok-kelompok kecil dan banyak bersuara. Jumlah kelompok bisa mencapai

   dan

  20 ekor, dimana diyakini hanya terdapat sepasang jantan dan betina dominan.

   Utara

  Jenis makanan berupa buah ficus dan serangga. Sarang dibangun di dalam lubang

   Sulawesi

  pohon. Jantan akan membantu memberikan makanan bagi betina yang mengerami telurnya.

  Kriteria Kepunahan : Beresiko rendah Konservasi

  Lokasi dijumpai : TN. Bogani Nani

  Wartabone

   Kawasan Avifauna Penelopides exarhatus Temminck

  Bucerotidae

  Nama Lokal : Julang sulawesi; burung

  taon

  : Konnobed

Nama Internasional

  Hornbill

  Distribusi : Endemik di subkawasan

  Sulawesi, Sulawesi, Lembeh, Kep. Togean, Muna dan Buton

Karakteristik :

  Memiliki ukuran lebih besar dibandingkan kangkareng, sekitar 104 cm. Tubuh dan sayapnya hitam dan ekor putih. Memiliki sebuah tanduk (casque) yang sangat besar di atas paruh, merah pada

  Avifauna : Taman Nasional Bogani Nani Wartabone : Cagar Alam Gunung Ambang jantan dan kuning pada betina. Paruhnya sendiri kuning pada kedua jenis kelamin.

  Memiliki sebuah kantung biru pada

   Kawasan tenggorokan.

  Jenis ini sangat mudah dilihat di hutan-hutan Sulawesi karena ukuran tubuhnya yang

   Konservasi

  besar. Memanfaatkan pohon-pohon besar untuk dijadikan sarang. Sarang yang dibuat sangat unik, dari lubang besar ditutup

   Sulawesi

  dengan menggunakan lumpur menjadi lubang kecil. Burung betina bertugas mengerami telurnya dan memberikan

   Utara makan pada anak-anaknya di dalam sarang.

  Sementara jantan mencari makan dan memberikan kepada betinanya. buah

   dan beringin adalah makanan kesukaannya. Gorontalo

  Kriteria Kepunahan : Beresiko rendah Lokasi dijumpai : TN. Bogani Nani

  Wartabone, CA. Gunung Ambang

  Rhyticeros cassidix Temminck Bucerotidae

  16

  Nama Lokal : Kepudang sungu biru

  Caerulean

  Nama Internasional :

  Cuckoo-shrike

Distribusi : Endemik di Sulawesi Karakteristik :

  Berukuran 25-30.5 cm. Umumnya abu-abu dan agak kebiruan. Kekang dan dagu hitam, iris abu-abu mutiara atau kuning pucat. Menghuni hutan primer dan sekunder yang tinggi dan kadang hutan pinus. antara ketinggian 100-200 m dpl (namun sebagian besar ada di atas 500 m dpl). Biasanya : Cagar Alam Gunung Ambang ditemukan berpasangan atau dalam : Taman Nasional Bogani Nani Wartabone kelompok. Namun lebih banyak diumpai sendiri. Makanan berupa serangga dan buah

   Gorontalo ficus atau beringin. dan

  Kriteria Kepunahan : Beresiko rendah Utara

  Lokasi dijumpai : CA. Gunung Ambang

  dan TN. Bogani Nani Wartabone

   Sulawesi Konservasi Kawasan Avifauna

  Coracina temminckii Muller Champephagidae

  Nama Lokal : Kepudang sungu sulawesi

  Sulawesi cicabird

  Nama Internasional : Distribusi : Endemik di subkawasan

  Sulawesi

  Karakteristik : Berukuran 22-25 cm.

  Jantan umumnya abu-abu tua, muka dan tenggorokan hitam (kadang-kadang abu-abu tua), tepi penutup sayap dan bulu sekunder abu-abu pucat. Betina bagian atas abu-abu dengan tepi penutup sayap dan bulu sekunder abu-abu

  Avifauna : Taman Nasional Bogani Nani Wartabone pucat, bagian bawah okre hingga bungalan dengan palang hitam.

  hidup di hutan pamah dan hutan perbukitan.

   Kawasan Kriteria Kepunahan : Beresiko rendah

  TN. Bogani Nani

Lokasi dijumpai :

   Konservasi

  Wartabone

   Sulawesi Utara dan Gorontalo

  Coracina morio Muller Campephagidae

  18

  Nama Lokal : Taktarau Iblis : Sulawesi Eared-

Nama Internasional

  nightjar

  Distribusi : Endemik di Sulawesi utara

  dan tengah utara

Karakteristik : Lebih kurang 27 cm

  Gelap dengan pita-tenggorokan bungalan merah-karat pucat dan tanda putih kecil yang tidak mencolok pada bulu primer keempat (jumlah dihitung dari sayap luar); tidak ada warna putih pada ekor. Menghuni hutan primer pegunungan dan : Taman Nasional Bogani Nani Wartabone hutan yang tebang pilih. Antara ketinggian 250-1750 m dpl

  Rentan

Kriteria Kepunahan :

   Gorontalo

  TN Bogani Nani

Lokasi dijumpai :

   dan

  Wartabone

   Utara Sulawesi Konservasi Kawasan Avifauna

  Eurostopodus diabolicus Stresemann Caprimulgidae

  Nama Lokal : Delimukan timur : Stephan’s Dove

  Nama Internasional Distribusi : Sulawesi dan Kepulauan Sula

  dan Kepulauan Kai

  Karakteristik : Berukuran 25 cm.

  Kedua sayap dan punggung hijau berkilap. Bahu bertanda putih. Dua palang abu-abu terang pada punggung bawah.

  Delimukan timur terbatas di hutan pamah. Jenis ini sering terlihat mencari makan di tanah dan sewaktu lepas landas dengan

  Avifauna : Suaka Margasatwa Nantu

  terbang cepat menghindari pangamat dan ketika sayap yang hijau dan dua garis pucat di punggung bawah terlihat sangat jelas.

   Kawasan Kedua garis tersebut berwarna bungalan.

  Kriteria Kepunahan : Beresiko rendah Konservasi

  Lokasi dijumpai : SM. Nantu Sulawesi Utara dan Gorontalo

  Chalcophaps stephani Pucheran Columbidae

  20

  Nama Lokal : Merpati murung Nama Internasional : Sombre pigeon

Distribusi : Endemik di Sulawesi Karakteristik :

  Berukuran 45.5 cm, ekor agak panjang. Kepala, leher dan dada abu-abu. Bagian atas zaitun kehitaman, ujung ekor sempit keputih-putihan, perut bagian bawah berpalang dan bertotol. Bagian mata dan kakinya merah, paruhnya sebagian abu-abu biru. Tidak umum, menghuni hutan primer 950-2.300 m dpl. : Cagar Alam Gunung Ambang Kebanyakan ditemukan soliter, jenis burung pemalu dan muram di hutan-hutan pegunungan dan mungkin langka atau jarang

   Gorontalo terlihat. Terbang agak lambat dan ribut. dan

  Beresiko rendah

Kriteria Kepunahan :

   Utara Lokasi dijumpai : CA. Gunung Ambang

   Sulawesi Konservasi Kawasan Avifauna

  Cryptophaps poecilorrhoa Bruggemann Columbidae

  Pergam hijau

  Nama Lokal : Nama Internasional : Green Imperial

  Pigeon Subkawasan Sulawesi,

  Distribusi :

  Kepulauan Sula dan NTB

Karakteristik :

  Kepala, leher dan bagian bawah abu-abu merah jambu, bagian atas hijau metalik. Penutup ekor bawah kadru tua. Ciri khas utama pada tengkuk yang memiliki bercak merah karat. Tidak adanya garis pucat pada ekor merupakan ciri yang paling penting.

  Avifauna : Suaka Margasatwa Nantu Berukuran 37-43 cm.

  Pergam yang agak montok dan lebih besar merupakan penghuni yang menonjol di

   Kawasan

  hutan-hutan dan kadang-kadang di daerah- daerah yang lebih terbuka. Pergam hijau adalah bentuk yang umum di hutan pamah

   Konservasi dan hutan perbukitan.

  Kriteria Kepunahan : Beresiko rendah Sulawesi

  Lokasi dijumpai : SM. Nantu Utara dan Gorontalo

  Ducula aenea Linnaeus Columbidae

  22

  Nama Lokal : Tekukur biasa Nama Internasional : Spotted Dove

Distribusi : Tersebar luas di Wallacea Karakteristik :

  Tubuh berukuran sedang (30 cm). Warna coklat kemerahjambuan. Ekor tampak panjang. Bulu ekor terluar dengan tepi putih tebal. Bulu sayap lebih gelap dibanding tubuh. Ada bercak-bercak putih khas pada leher. Iris jingga, paruh hitam dan khaki merah. Sarang sangat sederhana, datar, berupa : Cagar Alam Gunung Ambang ranting terusun pada semak-semak rendah. : Taman Nasional Bogani Nani Wartabone Telur berwarna putih polos yang biasanya berjumlah dua buah. Berbiak sepanjang

   Gorontalo waktu. dan

  Kriteria Kepunahan : Beresiko rendah

  CA. Gunung Ambang,

Lokasi dijumpai :

   Utara

  TN. Bogani Nani Wartabone

   Sulawesi Konservasi Kawasan Avifauna

  Streptopelia chinensis Scopoli Columbidae

  Nama Lokal : Pergam laut : Pied Imperial

Nama Internasional

  Pigeon

  Distribusi : Tersebar di sub kawasan Sulawesi dan Maluku, di pulau-pulau kecil.

  Hampir tidak ada di Nusa Tenggara

Karakteristik :

  Pergam laut berukuran sedang dengan panjang hampir 38 cm. Memiliki bulu berwarna putih dengan bulu terbang dan sebgian ekornya berwarna hitam. Iris mata berwarna coklat dengan paruh berwarna abu-abu kebiruan, begitu pula dengan kulit

  Avifauna : Suaka Margasatwa Nantu di sekitar mata dan kakinya.

  Burung jantan dan betina serupa, sedangkan

   Kawasan

  burung remaja memiliki bulu yang berwarna putih keabu-abuan. Dijumpai pada pulau-pulau kecil, pesisir,

   Konservasi

  hutan bakau dan rawa-rawa. Biasanya ditemukan dalam jumlah kelompok besar namun kadang-kadang juga hanya terlihat sepasang. Sarang terbuat dari ranting-

   Sulawesi

  ranting dan terletak di atas pohon dekat dengan sumber air. Burung betina menetaskan sebutir telur

   Utara

  berwarna putih mengkilap. Pakan terdiri atas aneka buah-buahan dan terutama ficus.

   dan Kriteria Kepunahan : Beresiko rendah

   Gorontalo Lokasi dijumpai : SM. Nantu

  Ducula bicolor Scopoli Columbidae

  24

  : Pergam tarut Nama Lokal Nama Internasional : Blue-tailed

  Imperial Pigeon

  Distribusi : Tersebar luas dan terpencar di

  pulau-pulau kecil

Karakteristik :

  Tersebar umum secara lokal. Menghuni hutan primer dan sekunder, tepi hutan dan lahan budidaya yang pohonnya jarang. Tersebar pada ketinggian 300- 800 m dpl. Berukuran 45-54 cm. Kepala, leher dan dada abu-abu keperakan. Mahkota dan : Suaka Margasatwa Nantu : Suaka Margasatwa Nantu tengkuk merah jambu pucat. Bagian atas hijau mengkilap hingga biru lembayung tua. Penutup ekor bawah kadru. iris

   Gorontalo kuning jingga namun kadang merah. dan Suara terdengar patah-patah.

  Kriteria Kepunahan : Beresiko rendah Utara

  Lokasi dijumpai : SM. Nantu Sulawesi Konservasi Kawasan Avifauna

  Ducula concinna Wallacea Columbidae

  Nama Lokal : Delimukan sulawesi Nama Internasional : Sulawesi Ground

  Dove

Distribusi : Endemik di Sulawesi Karakteristik :

  Berukuran sedang yaitu 34.5 cm. Kepala dan dada abu-abu. Dahi kuning keemasan. Kerah leher belakang lembayung. Pada anak sebagian besar coklat, tepi bulu terbang merah karat dan krem kemerah-merahan dimana dewasanya keputih-putihan atau keemasan. Kerah leher belakang kecoklatan

  Avifauna : Cagar Alam Gunung Ambang kusam.

  Meskipun memiliki bermacam warna bulu, burung ini ditemukan di pelosok lantai

   Kawasan

  hutan. Sifatnya sangat pemalu dan sedikit diketahui. Kebanyakan di perbukitan yang hampir tidak pernah terlihat. Suara yang

   Konservasi

  terdengar sangat halus, jernih dan diulang- ulang dengan cepat. Pakan terdiri aneka biji-bijian atau buah

   Sulawesi

  yang jatuh di lantai hutan. Burung betina b i a s a nya m e n e t a s ka n s e b u t i r te l u r berwarna putih.

   Utara Kriteria Kepunahan : Beresiko rendah dan

  Lokasi dijumpai : CA. Gunung Ambang Gorontalo

  Gallicolumba tristigmata Bonaparte Columbidae

  26

  Nama Lokal : Uncal ambon Nama Internasional : Slender-billed

  Cuckoo-dove

  Distribusi : Subkawasan Sulawesi dan

  Maluku

Karakteristik :

  Memiliki ukuran 35.5-37 cm. Berwarna coklat kemerahan. Bagian atas lebih gelap, bagian bawah lebih pucat dan dada berpalang hitam. Cukup umum dijumpai, menghuni hutan primer dan sekunder yang tinggi, tepi hutan, rawa-rawa, lahan budidaya yang pohonnya : Cagar Alam Gunung Ambang j a r a n g d a n k a d a n g s e m a k d e n g a n : Cagar Alam Tangale : Taman Nasional Bogani Nani Wartabone pepohonan yang jarang. Tersebar sampai ketinggian 2000 m dpl.

   Gorontalo

  Terdiri dari tujuh sub jenis, di Sulawesi

   dan memiliki jenis M.amboinensis albicapilla.

  Kriteria Kepunahan : Beresiko rendah Utara

  CA. Gunung Ambang,

Lokasi dijumpai :

  TN. Bogani Nani Wartabone dan CA. Tangale

   Sulawesi Konservasi Kawasan Avifauna

  Macropygia amboinensis albicapilla Bonaparte Columbidae

  Nama Lokal : Walik kembang Nama Internasional : Black-naped

  Fruit-dove

  Distribusi : Subkawasan Sulawesi, Maluku

  dan NTB

Karakteristik :

  Dijumpai umum namun lebih banyak di dataran rendah. Menghuni hutan primer, hutan ditebang pilih dan hutan sekunder yang tinggi, tepi hutan, hutan terbuka, lahan budidaya yang pohonnya jarang dan semak. Dari permukaan laut sampai pada ketinggian

  Avifauna : Taman Nasional Bogani Nani Wartabone 900 – 1.600 m dpl. Memiliki ukuran 22.5-23 cm. Pada jantan kepala putih, tengkuk hitam,

  dada hijau. Betina warna hijau, penutup ekor

   Kawasan

  bawah merah lembayung dan perut bawah kekuningan.

   Konservasi Kriteria Kepunahan : Beresiko rendah Lokasi dijumpai : TN Bogani Nani Warta Bone

   Sulawesi Utara dan Gorontalo

  Ptilinopus melanospilus Salvadori Columbidae

  28

  Nama Lokal : Walik raja : Superb Fruit-dove

  Nama Internasional Distribusi : Meluas dari bagian selatan

  Filipina sampai ke Australia termasuk Sulawesi dan Maluku

Karakteristik :

  Berukuran 23-24 cm. Perut bagian bawah putih dengan bercak-bercak hijau pada sisinya. Jantan memiliki tudung lembayung, leher belakang jingga, dada agak lembayung atau keabu-abuaan, pita perut hitam. Betina : kebanyakan hijau.Cukup umum. Menghuni hutan primer dan pamah sekunder yang : Cagar Alam Gunung Ambang tinggi. Kadang petak-petak hutan yang tersisa, semak sekunder dan lahan budiddaya. Tersebar mulai dari 200-1800 m

   Gorontalo

  dpl. Penghuni lapisan tengah tajuk yang agak

   dan pendiam, burung ini sedikit sulit diamati.

  Musim kawin berlangsung dari Bulan

   Utara

  September sampai Januari. Sarang terbuat dari ranting yang terletak pada 5 sampai 30 meter di atas tanah. Keunikan burung ini,

   Sulawesi

  telur yang dikeluarkan sebanyak satu butir berwarna putih yang dierami oleh sang betina pada siang hari dan oleh jantan pada malam hari.

   Konservasi Kriteria Kepunahan : Beresiko rendah Lokasi dijumpai : CA. Gunung Ambang

   Kawasan Avifauna Ptilinopus superbus temminckii Temminckii

  Columbidae

  Nama Lokal : Merpati hitam sulawesi Nama Internasional : Sulawesi Black

  Pigeon

  Distribusi : Endemik di Subkawasan

  Sulawesi dan Kepulauan Sula

Karakteristik :

  Cukup umum, menghuni tepian hutan primer dan sekunder yang tinggi, lahan budidaya yang pohonnya jarang dan semak. Tersebar pada 800-1.170 m dpl. Berukuran 40 cm. Ekor lebar, agak panjang, muka putih,

  Avifauna : Cagar Alam Gunung Ambang bagian lainnya sabak tua dengan warna hijau : Taman Nasional Bogani Nani Wartabone : Suaka Margasatwa Nantu atau lembayung berkilap. Kulit sekeliling mata merah. Pada anak lebih kusam, muka Kawasan tertutup warna abu-abu.

  Beresiko rendah

Kriteria Kepunahan :

   Konservasi

  CA. Gunung Ambang,

Lokasi dijumpai :

  SM. Nantu, TN. Bogani Nani Wartabone

   Sulawesi Utara dan Gorontalo

  Turacoena manadensis Quoy & Gaimard Columbidae

  30

  Nama Lokal : Tiong lampu Sulawesi Nama Internasional : Purple-winged

  Roller

Distribusi : Endemik subkawasan Sulawesi Karakteristik :

  Cukup umum, menghuni tepian hutan, hutan rawa, hutan sekunder yang tinggi, savana, hutan terbuka yang ditumbuhi semak dan lahan budidaya yang pohonnya sedikit. Tersebar sampai pada ketinggian 1.150 mdpl. Berukuran 30-35 cm. Warna bulu dominan gelap. Tudung biru pucat. Kedua sayap biru lembayung tua. : Suaka Margasatwa Nantu Tunggir biru mencolok ketika sedang terbang. Dapat segera dikenali dari perawakan tubuh yang gemuk dan warna

   Gorontalo

  kebiru-unguan pada tubuh maupun sayap

   dan

  dengan mahkota dan tunggir biru pirus bersinar terang.

   Utara

  Beresiko rendah

  Kriteria Kepunahan : Lokasi dijumpai : SM. Nantu

   Sulawesi Konservasi Kawasan Avifauna

  Coracias temminckii Vieillot Coraciidae

  Nama Lokal : Gagak hutan Nama Internasional : Slender-billed crow Subkawasan Sulawesi, Kep.

  Distribusi :

  Sula dan Maluku

  Karakteristik : Cukup umum, langka atau tidak ada di Buru.

  Sebagian besar di pesisir dan dataran rendah, sekitar pemukiman penduduk dan lahan budidaya yang pohonnya sedikit, termasuk kebun kelapa, kurang umum di semak sekunder, tepi hutan dan hutan yang

  Avifauna : Cagar Alam Gunung Ambang rusak berat, hutan mangrove dan rawa-rawa. : Cagar Alam Tangale : Taman Nasional Bogani Nani Wartabone Dari permukaan laut sampai ketinggian 1.600 mdpl. Berukuran 34-45 cm. Iris gelap.

   Kawasan

  Hidup berpasangan dalam kelompok kecil, umumnya pemalu dan suka bertengger di ranting pohon yang besar dan tinggi. Sarang

   Konservasi

  berukuran besar dan tidak rapi pada pucuk- pucuk pohon tinggi. Telur berwarna biru, berbintik hitam jumlah 3-4 butir. Berbiak sekitar bulan November-Mei.

   Sulawesi Kriteria Kepunahan : Beresiko rendah

   Utara

  CA. Gunung Ambang,

Lokasi dijumpai :

  CA. Tangale dan TN. Bogani Nani Wartabone

   dan Gorontalo Corvus enca Horsfield Corvidae

  32

  Nama Lokal : Bubut alang-alang Nama Internasional : Lesser coucal Distribusi : Tersebar luas di Wallacea,

  seluruh kawasan Sunda dan Sulawesi

Karakteristik :

  Berukuran 37-48 cm. Dewasa : kedua sayap kadru. Remaja : bagian atas merah-karat pucat, berpalang dan berbintik hitam. Bagian bawah kekuingan dengan bintik gelap, ekor berpalang merah karat. Sering dijumpai di semak-semak dan padang rumput di dataran rendah. Umum secara lokal. Menghuni hutan pertumbuhan : Cagar Alam Gunung Ambang sekunder dan semak yang tumbuh bersama- : Cagar Alam Tangale : Taman Nasional Bogani Nani Wartabone sama rumput tinggi, juga padang rumput : Suaka Margasatwa Nantu tinggi yang ditumbuhi perdu. Dataran