45623488 Perbedaan Kesehatan Antara i S I PGSD Berasrama Banjarbaru Yang Sering Berolahraga Dan Jarang Berolahraga

KATA PENGANTAR

Dengan Mengucapkan Syukur ke hadirat Allah SWT , Tuhan yang Maha Esa,
karena

atas Rahmat

dan Ridho-Nya

Sehingga proposal

penelitian yang berjudul

“Perbedaan Kesehatan Antara Mahasiswa(i) S-I PGSD Berasrama Banjarbaru yang
Sering Berolahraga dan Jarang Berolahraga ” ini

akhirnya dapat selesai. Tidak lupa

shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad
S.A.W beserta kerabat, sahabat, dan pengikut beliau hingga akhir jaman.
Proposal penelitian ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah

Metodologi Pendidikan dosen pembimbing Bapak Drs. H, Fansuri, M.Pd pada semester VI
yang diberikan oleh pihak PGSD Berasrama Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.
Penelitian ini bertujuan agar mengetahui tingkat kesehatan mahasiswa S-1 PGSD Unlam
Banjarbaru apakah ada pengaruh dari berapa seringnya berolahraga. Dan juga untuk
kedepannya agar penelitian ini berguna bagi peningkatan kegiatan belajar-mengajar di SD
nantinya.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan proposal penelitian ini masih belum
sepenuhnya sempurna baik dalam ejaan ataupun dalam penyajiannya. Oleh karena itu penulis
mengharapkan adanya saran dan kritk yang membangun dari para pembaca agar penulis agar
dapat semakin memperbaiki kekurangan yang ada.
Akhir kata saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
baik moril dan material, semoga proposal penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua orang,
“ Marilah berolahraga secara teratur agar tubuh kita menjadi sehat ”

Banjarbaru, 23 Juni 2010
Penulis

Ernadi Hipreyadi
A1E307943


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
Daftar isi.................................................................................................................. ii
Bab I Pendahuluan ...................................................................................................1
A.
B.
C.
D.
E.
F.

Latar Belakang .............................................................................................1
Identifikasi Masalah .....................................................................................6
Batasan Masalah ..........................................................................................7
Rumusan Masalah ........................................................................................8
Tujuan Penelitian .........................................................................................8
Kegunaan Hasil Penelitian ...........................................................................8

Bab II Kajian Pustaka ..............................................................................................9
A. Landasan Teori.............................................................................................9

B. Kerangka Berpikir ......................................................................................16
C. Hipotesis.....................................................................................................18
Bab III Metodologi Penelitian ...............................................................................19
A. Metode Penelitian ......................................................................................19
B. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................................19
C. Teknik Pengumpulan Data .........................................................................22
D. Analisis Data ..............................................................................................26
Bab IV Hasil dan Pembahasan ...............................................................................26
A. Prosedur Penelitian ....................................................................................26
B. Pengumpulan Data Penelitian ....................................................................26
C. Analisis Data ..............................................................................................26
D. Pengujian Hipotesis ...................................................................................31
E. Pembahasan ...............................................................................................32
Bab V Penutup .......................................................................................................33
A. Kesimpulan ................................................................................................33
B. Saran-saran .................................................................................................33
Daftar Pustaka ........................................................................................................35

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk
memelihara gerak (mempertahankan hidup) dan meningkatkan kemampuan gerak
(meningkatkan kualitas hidup). Seperti halnya makan, Olahraga merupakan kebutuhan
hidup yang sifatnya periodik, artinya Olahraga sebagai alat untuk memelihara dan
membina kesehatan, tidak dapat ditinggalkan. Olahraga merupakan alat untuk
merangsang pertumbuhan dan perkembangan jasmani, rohani dan sosial. Struktur
anatomis-anthropometris dan fungsi fisiologisnya, stabilitas emosional dan kecerdasan
intelektualnya maupun kemampuannya bersosialisasi dengan lingkungannya nyata lebih
unggul pada siswa-siswa yang aktif mengikuti kegiatan Penjas-Or dari pada siswa-siswa
yang tidak aktif mengikuti Penjas-Or (Renstrom & Roux 1988, dalam A.S.Watson :
Children in Sport dalam Bloomfield,J, Fricker P.A. andFitch,K.D.,1992).
Makna olahraga menurut ensiklopedia Indonesia adalah gerak badan yang
dilakukan oleh satu orang atau lebih yang merupakan regu atau rombongan. Sedangkan
dalam Webster’s New Collegiate Dictonary (1980) yaitu ikut serta dalam aktivitas fisik
untuk mendapatkan kesenangan, dan aktivitas khusus seperti berburu atau dalam
olahraga untuk kesehatan tubuh kita memang sudah lama terbukti. Latihan olahraga
penting tidak hanya penting untuk memelihara kebugaran fisik tetapi juga kesehatan
mental.

Sekarang daftar efek positif dari olahraga akan bertambah panjang lagi dengan
adanya temuan bukti baru dari Daniel M. Landers, profesor ilmu kesehatan fisik dan
olahraga dari Univeritas Arizona. Cukup dengan menggerakkan tubuh selama 10 menit
setiap hari kesehatan mental kita akan meningkat cepat. Selain itu daya pikir akan
bertambah jernih dan yang menggembirakan dapat mengurangi ketegangan alias stress
serta membuat perasaan menjadi riang selalu. Menurut Landers ada delapan manfaat
olahraga yang dapat menyehatkan mental kita, yaitu :
1. Olahraga Mengurangi Stres
Manfaat Setiap manusia normal pernah mengalami stres atau ketegangan.
Apakah stres tersebut disebabkan karena masalah ekonomi seperti inflasi atau
devaluasi, masalah pergaulan atau retaknya hubungan suami istri, urusan kantor yang

tidak pernah selesai, ujian akhir yang akan dihadapi, keputusan salah yang telah
diambil atau mungkin keragu-raguan dalam mengambil keputusan. Semua manusia
pernah mengalami stres, dan Anda harus tahu bagaimana mengatasinya! Banyak
orang menderita penyakit, putus asa, bahkan mati mendadak disebabkan stress.
Bagaimana caranya Anda dapat mengindari stres? Ternyata olaraga dapat menolong
Anda untuk mengatasi stres. Bagaimana? Untuk itu kita perlu melihat bagaimana
kerja otot yang kita miliki. Berolahraga dapat membantu kita mengurangi kegelisahan
hati dan kemarahan. Alasannya, kalau jantung kita bekerja pada saat berolahraga,

maka otomatis konsentrasi pikiran tidak akan terfokus pada urusan pekerjaan lagi.
Selain dapat mengalihkan pikiran, aerobik yang rutin juga dapat meningkatkan
ketahanan kardiovaskular, sehingga nantinya kita dapat bersikap tidak terlalu
berlebihan dalam menyikapi suatu masalah.
Aktifitas yang terbukti efektif dalam melawan ketegangan otak adalah
aerobik macam berjalan kaki, bersepeda, renang, jogging dan yoga.
2.Olahraga Dapat Meningkatkan Kekuatan Otak
Sudah bukan rahasia lagi kalau kegiatan fisik yang rutin dilakukan bisa
meningkatkan daya reaksi, konsentrasi, kreativitas dan kesehatan mental kita. Hal ini
dikarenakan tubuh memompa lebih banyak darah sehingga kadar oksigen dalam
peredaran darah juga meningkat yang ujungnya mempercepat pemasukkan darah ke
otak. Para ahli sepakat kalau otak cukup mendapat asupan darah maka reaksi fisik dan
mental seseorang akan meningkat.
3.Mempengaruhi Hormon Endogenous Opioids
Dalam keajaiban tubuh manusia, para ilmuan baru-baru ini telah menemukan
satu sistem hormon yang berfungsi sebagai morphine yang disebut endogenous
opioids. Hal ini cukup menarik perhatian sebab reseptornya didapatkan di dalam
hipotalamus dan sistem limbik otak, daerah yang berhubungan dengan emosi.
Sistem hormon endogenous opioids, salah satunya ialah beta-endorphin, bukan
hanya mengurangi perasaan nyeri dan memberikan kekuatan menghadapi kanker saja,

tetapi juga menambah daya ingat, menormalkan selera, seks, tekanan darah dan
ventilasi. Saat berolahraga, kelenjar pitutiari menambah produk beta-endorphin; dan
sebagai hasilnya konsentrasi beta-endorphin naik di dalam darah yang dialirkan juga
ke otak, sehingga mengurangi nyeri, cemas, depresi dan perasaan letih.
4.Meningkatkan Gelombang Otak Alfa

Penelitian menunjukkan bahwa olahraga, ada penambahan gelombang alfa di
otak. Gelombang otak alfa sudah lama diketahui yang berhubungan dengan rileks dan
keadaan santai seperti pada waktu bermeditasi. Gelombang alfa ini terlihat pada
seorang yang jogging untuk 20 sampai 30 menit, dan tetap dapat diukur setelah
olahraga

tersebut berakhir. Para peneliti mengemukakan bahwa bertambahnya

kekuatan gelombang alfa memberikan kontribusi kepada keuntungan kejiwaan dari
olahraga.
5. Penyalur Saraf Otak
Olahraga akan dapat memperlancarkan kegiatan penyalur saraf (brain
neurotransmitter) di dalam otak. Hasil penelitian dalam hal ini dapat menyampaikan
bahwa olahraga dapat menaikkan tingkat norepinephrine, dopamine, dan serotonin di

dalam otak, dengan demikian mengurangi depresi. Telah terbukti bahwa penyalur saraf
otak seperti norepinephrine (NE) dan serotonin (5 - HT) terlibat dalam depresi dan
schizophrenia.
Tubuh yang sehat hidup dalam ketenangan. Anda tidak akan merasakannya dari
dalam keluar keharmonisan dan damai. Bila olahraga akan memberikan kesehatan
tubuh yang baik, dan juga ketenangan pikiran serta pencapaian intelek yang lebih
tinggi, mengapa kita tidak segera berolahraga dari sekarang.

6. Olahraga Dapat Melawan Penuaan
Penelitian baru-baru ini membuktikan bahwa dengan hanya berolahraga ringan
seperti berjalan kaki saja dapat membantu tubuh mencegah penurunan daya kerja otak
pada wanita lanjut usia. Semakin lama dan seringnya kegiatan berjalan kaki ini
dilakukan maka ketajaman pikiran juga akan semakin membaik. Hasil terbaik akan
didapat dengan menggerakkan tubuh setiap minggu selama sembilan minggu.
"Kegiatannya tidak perlu terlalu tinggi intensitasnya, cukup dengan berkeliling saja,
yang penting daya pacu jantung kita dapat meningkat," lanjut Landers. "Tapi
manfaatnya daya ingat kita akan selalu tajam”.
7. Olahraga Dapat Meningkat Perasaan Bahagia
Banyak orang yang terkena depresi atau sakit hatinya memakai obat penenang
sebagai jalan keluar. Sekarang jalan menuju kebahagian secara alami dapat diraih

dengan menggerakkan tubuh secara rutin. Olahraga terbukti manjur dalam
meningkatkan hormon penumbuh rasa bahagia dalam otak kita, seperti adrenalin,

serotonin, dopamin dan endorphin, yang merupakan salah satu dari pembunuh nomor
satu

bagi

penyakit

hati.

Sebuah survey di Inggris melaporkan 83% penderita depresi bergantung pada aktifitas
olahraga dalam memperbaiki perasaan hati dan mengurangi kecemasan. Berolahraga
selama 16 minggu secara rutin pada orang yang memiliki kadar depresi yang sedang
mendapatkan efek bahagia. Penelitian di Universitas Duke membuktikan bahwa 60%
penderita depresi yang menjalani olahraga 30 menit tiga kali seminggu selama enam
bulan dapat melawan penderitaan tanpa harus menggunakan obat dokter. Namun bagi
penderita depresi yang berat tentu tidak bisa begitu saja lepas dari obat-obatan. Hanya
saja banyak dokter sekarang yang memasukkan kegiatan olahraga dalam resep

pengobatan mereka disamping obat penenang medis.
8. Olahraga Dapat Meningkatkan Kepercayaan Diri
Sekarang rasa percaya diri dapat dicapai tidak hanya dengan mengandalkan keindahan
fisik lagi. Sebuah studi kasus di AS membuktikan kalau para remaja yang aktif
berolahraga memiliki kadar kepercayaan diri yang sama kuat dengan teman-teman
mereka yang memiliki

tubuh dan penampilan indah.

Kemantapan

diri

ini

terletak pada hasil yang mereka dapatkan, yakni citra tubuh yang sehat dan kekuatan
fisik yang prima, bukan semata giat berolahraga karena terobsesi dengan figur fisik
para model di sampul majalah.
Olahraga memang sangat berperan dalam menjaga kesehatan tubuh kita,
Oleh karena itu, pihak pengelola PGSD Berasrama Banjarbaru berusaha untuk

memelihara dan menjaga kesehatan mahasiswa(i) Berasrama baik fisik dan mental.
Untuk kesehatan fisik, yakni dengan mendatangkan Petugas Puskesmas Banjarbaru,
untuk melakukan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan setiap 2 minggu sekali,
melakukan kegiatan kebersihan lingkungan asrama rutin setiap pagi, melakukan
kegiatan kebersihan blok rutin setiap pagi, dan melakukan kebersihan lingkungan
kampus PGSD rutin setiap 2 minggu sekali. Untuk kesehatan mental, diadakan
ceramah agama Islam setiap minggunya, diadakannya kegiatan pengembangan diri
untuk menyalurkan minat dan bakat mahasiswa(i) Berasrama. Dan juga untuk
menjaga kesehatan diadakannya “pengembangan diri” setiap sore senin dan selasa
juga pada pagi jum’at dimana diisi dengan kegiatan olahraga.
Olahraga yang digemari oleh para mahasiswa laki-laki adalah futsal, akan
tetapi sangat disayangkan tidak semua mahasiswa pria mengikuti kegiatan olahraga
dengan rutin hanya sebagian saja yang aktif dalam kegiatan itu dan begitu juga

dengan mahasiswa permpuan banyak yang tidak aktif dalam melaksanakan kegiatan
pengembangan diri.. Walaupun sudah diadakannya kegiatan seperti itu Akan tetapi,
tingkat kesehatan fisik mahasiswa(i) PGSD Berasrama terbilang cukup rendah, hal ini
terlihat dari banyaknya mahasiswa(i) yang jatuh sakit. Untuk awal semester 6 ini saja
(bulan Februari) sudah ada 6 mahasiswa(i) yang sakit, dengan rincian 4 orang terkena
typus, 1 orang terkena demam berdarah (DB), dan 1 orang terkena gejala typus.
Melihat keadaan seperti ini, penulis merasa perlu untuk mengangkat hal ini
dalam bentuk tulisan, mengingat adanya hubungan yang erat antara kesehatan dengan
olahraga yang rutin dan teratur. Untuk itu dilakukan penelitian dengan judul
“Perbedaan Kesehatan Antara Mahasiswa(i) S-I PGSD Berasrama Banjarbaru
yang Sering Berolahraga dan Jarang Berolahraga ”.

B. Identifikasi Masalah
Masalah-masalah yang terkait dengan penelitian ini antara lain :
1.

Masalah kesehatan
Sejak awal semester 6, sekitar tanggal 8 februari 2010 hingga tanggal 26
februari 2010, sudah ada 6 orang mahasiswa(i) Berasrama yang jatuh sakit, dengan
rincian 4 orang terkena typus, 1 orang terkena demam berdarah (DB), dan 1 orang
terkena gejala typus.

2.

Masalah Makanan
Makanan sangat mempengaruhi kemampuan manusia untuk beraktivitas, karena dari
makananlah sumber energi yang di gunakan untuk semua aktivitas. Mahasiswa
sudah tercukupi makanan dengan disediakannya makanan oleh pengelola asrama,
yang jadi masalah adalah kebiasaan ngemil, makan mie yang sangat membudaya di
kalangan mahasiswa selain membawa dampak negatif akan kesehatan juga membuat
mahasiswa menjadi malas dalam beraktivitas khususnya berolahraga dan bekerja.

3.

Masalah Minat dan Bakat
Banyak mahasiswa berasrama yang mempunyai minat kurang akan kegiatan
olahraga, mungkin disebabkan minat dan bakat mereka ada di olahraga lain yang
tidak ada di PGSD Banjarbaru.

4.

Masalah Kebersihan
Hampir disetiap asrama, masalah kebersihan menjadi masalah utama asrama.
Namun, di asrama PGSD Banjarbaru ini, masalah kebersihan dapat terkendali. Hal
ini karena adanya program kebersihan yang dibuat oleh pengelola Asrama PGSD

Banjarbaru, yang mencakup seluruh aspek kebersihan, mulai dari kebersihan diri
sendiri, kamar, blok, asrama, dan bahkan lingkungan kampus PGSD Banjarbaru.
5.

Masalah kedisiplinan
Peneliti akui, pihak pengelola PGSD Berasrama, bisa dikatakan cukup berhasil
untuk membentuk kedisiplinan mahasiswa(i) PGSD Berasrama. Namun, meski
begitu masih ada peristiwa-peristiwa yang tidak menunjukkan kedisiplinan yang
baik. Akan tetapi, itu hanya dilakukan oleh segelintir mahasiswa(i) saja.

6.

Masalah sarana dan prasarana
Sarana dan prasaran dalam bidang olahraga di PGSD Banjarabaru bisa dibilang
kurang, karena kurangnya fasilitas olahraga seperti bola, lapangan, alat yang
digunakan.

7.

Masalah Pelatih
Pelatih sangat diperlukan dalam berolahraga agar mendapatkan hasil maksimal dan
agar mahasiswa menjadi termotivasi untuk berolahraga sacara rutin, dan juga
menghindari kesalahan dalam berolahraga.

8.

Masalah kesadaran
Kesadaran untuk menjaga kesehatan dengan cara berolahraga itu harus muncul
karena motivasi dari diri sendiri. Dan tidak semua mahasiswa laki-laki sadar akan
pentingnya olahraga untuk menjaga kesehatan.
Masalah kesehatan yang penulis angkat sebagai judul penelitian ini sangat
terkait dengan masalah sering dan tidaknya mahasiswa dalam berolahraga.
Kesadaran akan berolahraga akan membuat tubuh kita menjadi sehat dan banyak
sekali manfaat olahraga bagi tubuh kita, jadi olahraga dan kesehatan berkaitan erat.

C. Batasan Masalah
Mengingat luasnya lingkup permasalahan yang berkaitan dengan hasil belajar
dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, maka penelitian ini perlu dibatasi.
Masalah-masalah yang akan diteliti difokuskan kesehatan mahasiswa(i) S-I PGSD
Berasrama Banjarbaru yang sering olahraga dan tidak.
1.

Masalah kesehatan mahasiswa(i) yang terekam dalam daftar hadir siswa dan ijin
pulang. (Variabel Terikat)

2.

Masalah minat mahasiswa(i) untuk berolahraga secara rutin. (Variabel Bebas)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan-permasalahan pokok yang
akan di identifikasi dan dikaji adalah sebagai berikut:
1.

“Adakah Perbedaan yang Signifikan Antara Kesehatan Mahasiswa(i) S-I PGSD
Berasrama Banjarbaru yang Sering dan Jarang berolahraga?”

2.

“Apa Saja Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa(i) S-I PGSD
Berasrama Banjarbaru untuk berolahraga secara rutin?”

E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1.

Untuk mengetahui kesehatan mahasiswa(i) S-I PGSD Berasrama Banjarbaru yang
sering dan jarang berolahraga.

2.

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa(i) S-I
PGSD Berasrama Banjarbaru berolahraga.

F. Kegunaan Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna:
1.

Untuk Pengelola PGSD Berasrama Banjarbaru. Sebagai bahan informasi / acuan
mengenai hasil belajar mahasiswa(i) PGSD Berasrama Banjarbaru, sehingga
pihak pengelola dapat menentukan langkah-langkah yang diperlukan untuk
memperbaiki, meningkatkan, dan menjaga kesehatan mahasiswa(i)

PGSD

Berasrama Banjarbaru.
2.

Untuk mahasiswa(i) PGSD Berasrama Banjarbaru. Sebagai bahan informasi
minat berolahraga terhadap kesehatan mahasiswa PGSD Berasrama Banjarbaru
yang merupakan objek dari penelitian ini, sehingga dapat meningkatkan
kesehatan dan prestasi dalam olahraga.

3.

Memberi pengalaman kepada peneliti sendiri.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1.

Pengertian Olahraga

Banyak pendapat yang mengemukakan tentang pengertian dari olahraga itu
sendiri antara lain :
1) Menpora Maladi memberikan definisi :
“Olahraga mencakup segala kegiatan manusia yang ditujukan untuk
melaksanakan misi hidupnya dan cita-cita hidupnya, cita-cita nasional politik,
sosial, ekonomi, kultural dan sebagainya”.
2) Ensiklopedia Indonesia memberikan batasan:
“Makna olahraga menurut ensiklopedia Indonesia adalah gerak badan yang
dilakukan oleh satu orang atau lebih yang merupakan regu atau rombongan.
Sedangkan dalam Webster’s New Collegiate Dictonary (1980) yaitu ikut serta
dalam aktivitas fisik untuk mendapatkan kesenangan, dan aktivitas khusus
seperti berburu atau dalam olahraga pertandingan (athletic games di Amerika
Serikat).”
3) Menurut Cholik Mutohir :
“Olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha
yang dapat mendorong mengembangkan, dan membina potensi-potensi
jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota
masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/pertandingan, dan prestasi
puncak dalam pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas
berdasarkan Pancasila”
4) Pengertian olahraga menurut Edward (1973) :
“Olahraga harus bergerak dari konsep bermain, games, dan sport. Ruang
lingkup bermain mempunyai karakteristik antara lain : a.Terpisah dari
rutinitas, b.Bebas, c.Tidak produktif, d. Menggunakan peraturan yang tidak
baku. Ruang lingkup pada games mempunyai karakteristik; a. ada kompetisi,
b. hasil ditentukan oleh keterampilan fisik, strategi, dan kesempatan.”
5) Widmer (1972) menjelaskan objek formal pedagogi olahraga yaitu :
"fenomena olahraga dari fenomena pendidikan, tatkala manusia dirangsang
agar mampu berolahraga. Bagi Grupe & Kruger (1994), pedagogi olahraga
mencakup dua hal utama: (1) tindakan pendidikan praktis dalam bermain dan
olahraga, dan karena itu ada landasan teoretis bagi kegiatan olahraga yang
mengandung maksud mendidik tersebut; dan (2) praktik yang dimaksud
berbeda dengan praktik dan konsep lama dalam pendidikan jasmani yang
mengutamakan latihan gaya militer dan drill di beberapa negara, khsusnya di

Jerman; praktik baru itu disertai konsep teoretis pendidikan jasmani, kontrol
terhadap badan, dan disiplin, yang menyatu dengan gerak fisik, ability, dan
keterampilan di bawah pengendalian jiwa dan kemauan.”
Dari banyak definisi diatas dapat disimpulkan bahwa olahraga adalah
serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk memelihara gerak
(mempertahankan hidup) dan meningkatkan kemampuan gerak (meningkatkan
kualitas hidup). Seperti halnya makan, Olahraga merupakan kebutuhan hidup
yang sifatnya periodik, artinya Olahraga sebagai alat untuk memelihara dan
membina kesehatan, tidak dapat ditinggalkan. Olahraga merupakan alat untuk
merangsang pertumbuhan dan perkembangan jasmani, rohani dan sosial.
Struktur
emosional

anatomis-anthropometris
dan

kecerdasan

dan

fungsi

intelektualnya

fisiologisnya,
maupun

stabilitas

kemampuannya

bersosialisasi dengan lingkungannya.
2. Pengertian Kesehatan
Menurut UU Pokok Kesehatan No. 9 tahun 1960, BAB I Pasal 2 adalah
keadaan yang meliputi kesehatan badan (jasmani), rohani (mental), dan sosial
serta bukan hanya keadaan bebas dari penyakit, cacat serta kelemahan. Menurut
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1975 sehat adalah suatu kondisi yang
terbebas dari segala jenis penyakit, baik fisik, mental, dan sosial. Secara
keseluruhan kesehatan mengandung 4 aspek yakni, kesehatan fisik, kesehatan
mental, kesehatan sosial, dan kesehatan dari aspek ekonomi.
Kesehatan fisik terwujud apabila seseorang tidak merasa dan mengeluh
sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secar objektif tidak tampak sakit.
Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan. Kesehatan
mental mencakup 3 komponen, yaitu pikiran, emosional, dan spiritual. Kesehatan
sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain atau
kelompok lain secara baik dan saling toleran serta saling menghargai. Kesehatan
dari aspek ekonomi, kesehatan ini dilihat dari tingkat produktivitas sosialnya,
misalnya apabila mahasiswa, maka dilihat dari prestasinya.
3. Manfaat olahraga bagi kesehatan
Manfaat olahraga untuk kesehatan tubuh kita memang sudah lama
terbukti. Latihan olahraga penting tidak hanya penting untuk memelihara
kebugaran fisik tetapi juga kesehatan mental.

Menurut Daniel M. Landers, profesor ilmu kesehatan fisik dan olahraga
dari Univeritas Arizona ada delapan manfaat olahraga yang dapat menyehatkan
tubuh dan mental kita antara lain :
1. Olahraga Mengurangi Stres
Manfaat Setiap manusia normal pernah mengalami stres atau
ketegangan. Apakah stres tersebut disebabkan karena masalah ekonomi seperti
inflasi atau devaluasi, masalah pergaulan atau retaknya hubungan suami istri,
urusan kantor yang tidak pernah selesai, ujian akhir yang akan dihadapi,
keputusan salah yang telah diambil atau mungkin keragu-raguan untuk
mengambil

keputusan.

Semua manusia pernah mengalami stres, dan Anda harus tahu bagaimana
mengatasinya! Banyak orang menderita penyakit, putus asa, bahkan ada yang
sampai

mati

secara

mendadak

karena

disebabkan stress. Bagaimana caranya Anda dapat mengindari stres? Ternyata
olaraga dapat menolong Anda untuk mengatasi stres. Bagaimana? Untuk itu
kita perlu melihat bagaimana kerja otot yang kita miliki. Berolahraga dapat
membantu kita mengurangi kegelisahan
melawan

hati

dan

bahkan dapat

kemarahan. Alasannya, kalau jantung kita bekerja pada

saat berolahraga, maka otomatis konsentrasi pikiran tidak akan terfokus pada
urusan pekerjaan lagi. Selain dapat mengalihkan pikiran, aerobik yang rutin
juga dapat meningkatkan ketahanan kardiovaskular, sehingga nantinya kita
dapat bersikap tidak terlalu berlebihan dalam menyikapi suatu masalah.
Aktifitas yang terbukti efektif dalam melawan ketegangan otak adalah
aerobik macam berjalan kaki, bersepeda, renang, jogging dan yoga.
2.Olahraga Dapat Meningkatkan Kekuatan Otak
Sudah bukan rahasia lagi kalau kegiatan fisik yang rutin dilakukan bisa
meningkatkan daya reaksi, konsentrasi, kreativitas dan kesehatan mental kita. Hal ini
dikarenakan tubuh memompa lebih banyak darah sehingga kadar oksigen dalam
peredaran darah juga meningkat yang ujungnya mempercepat pemasukkan darah ke
otak. Para ahli sepakat kalau otak cukup mendapat asupan darah maka reaksi fisik dan
mental seseorang akan meningkat.
3.Mempengaruhi Hormon Endogenous Opioids
Dalam keajaiban tubuh manusia, para ilmuan baru-baru ini telah menemukan
satu sistem hormon yang berfungsi sebagai morphine yang disebut endogenous

opioids. Hal ini cukup menarik perhatian sebab reseptornya didapatkan di dalam
hipotalamus dan sistem limbik otak, daerah yang berhubungan dengan emosi.
Sistem hormon endogenous opioids, salah satunya ialah beta-endorphin, bukan
hanya mengurangi perasaan nyeri dan memberikan kekuatan menghadapi kanker saja,
tetapi juga menambah daya ingat, menormalkan selera, seks, tekanan darah dan
ventilasi. Saat berolahraga, kelenjar pitutiari menambah produk beta-endorphin; dan
sebagai hasilnya konsentrasi beta-endorphin naik di dalam darah yang dialirkan juga
ke otak, sehingga mengurangi nyeri, cemas, depresi dan perasaan letih.
4.Meningkatkan Gelombang Otak Alfa
Penelitian menunjukkan bahwa olahraga, ada penambahan gelombang alfa di
otak. Gelombang otak alfa sudah lama diketahui yang berhubungan dengan rileks dan
keadaan santai seperti pada waktu bermeditasi. Gelombang alfa ini terlihat pada
seorang yang jogging untuk 20 sampai 30 menit, dan tetap dapat diukur setelah
olahraga

tersebut berakhir. Para peneliti mengemukakan bahwa bertambahnya

kekuatan gelombang alfa memberikan kontribusi kepada keuntungan kejiwaan dari
olahraga.
5. Penyalur Saraf Otak
Olahraga akan dapat memperlancarkan kegiatan penyalur saraf (brain
neurotransmitter) di dalam otak. Hasil penelitian dalam hal ini dapat menyampaikan
bahwa olahraga dapat menaikkan tingkat norepinephrine, dopamine, dan serotonin di
dalam otak, dengan demikian mengurangi depresi. Telah terbukti bahwa penyalur
saraf otak seperti norepinephrine (NE) dan serotonin (5 - HT) terlibat dalam depresi
dan schizophrenia.
Tubuh yang sehat hidup dalam ketenangan. Anda tidak akan merasakannya
dari dalam keluar keharmonisan dan damai. Bila olahraga akan memberikan
kesehatan tubuh yang baik, dan juga ketenangan pikiran serta pencapaian intelek yang
lebih tinggi, mengapa kita tidak segera berolahraga dari sekarang.
6. Olahraga Dapat Melawan Penuaan
Penelitian baru-baru ini membuktikan bahwa dengan hanya berolahraga ringan
seperti berjalan kaki saja dapat membantu tubuh mencegah penurunan daya kerja otak
pada wanita lanjut usia. Semakin lama dan seringnya kegiatan berjalan kaki ini
dilakukan maka ketajaman pikiran juga akan semakin membaik. Hasil terbaik akan
didapat dengan menggerakkan tubuh setiap minggu selama sembilan minggu.
"Kegiatannya tidak perlu terlalu tinggi intensitasnya, cukup dengan berkeliling saja,

yang penting daya pacu jantung kita dapat meningkat," lanjut Landers. "Tapi
manfaatnya daya ingat kita akan selalu tajam."
7. Olahraga Dapat Meningkat Perasaan Bahagia
Banyak orang yang terkena depresi atau sakit hatinya memakai obat penenang
sebagai jalan keluar. Sekarang jalan menuju kebahagian secara alami dapat diraih
dengan menggerakkan tubuh secara rutin. Olahraga terbukti manjur dalam
meningkatkan hormon penumbuh rasa bahagia dalam otak kita, seperti adrenalin,
serotonin, dopamin dan endorphin, yang merupakan pembunuh nomor satu penyakit
hati. Sebuah survey di Inggris melaporkan 83% penderita depresi bergantung pada
aktifitas olahraga dalam memperbaiki perasaan hati dan mengurangi kecemasan.
Berolahraga selama 16 minggu secara rutin pada orang yang memiliki kadar depresi
yang sedang mendapatkan efek bahagia. Penelitian di Universitas Duke membuktikan
bahwa 60% penderita depresi yang menjalani olahraga 30 menit tiga kali seminggu
selama enam bulan dapat melawan penderitaan tanpa harus menggunakan obat dokter.
Namun bagi penderita depresi yang berat tentu tidak bisa begitu saja lepas dari obatobatan. Hanya saja banyak dokter sekarang yang memasukkan kegiatan olahraga
dalam resep pengobatan mereka disamping obat penenang medis.
8. Olahraga Dapat Meningkatkan Kepercayaan Diri
Sekarang rasa percaya diri dapat dicapai tidak hanya dengan mengandalkan
keindahan fisik lagi. Sebuah studi kasus di AS membuktikan kalau para remaja yang
aktif berolahraga memiliki kadar kepercayaan diri yang sama kuat dengan temanteman mereka yang memiliki tubuh dan penampilan indah. Kemantapan diri ini
terletak pada hasil yang mereka dapatkan, yakni citra tubuh yang sehat dan kekuatan
fisik yang prima, bukan semata giat berolahraga karena terobsesi dengan figur fisik
para model di sampul majalah.

Daniel Landers, profesor pendidikan olahraga dari Arizona State University
mengungkapkan lima manfaat olahraga terhadap otak Anda :
1. Meningkatkan kemampuan otak Latihan fisik yang rutin dapat meningkatkan
konsentrasi,

kreativitas,

dan

kesehatan

mental.

Karena

olahraga

bisa

meningkatkan jumlah oksigen dalam darah dan mempercepat aliran darah menuju
otak. Para ahli percaya bahwa hal-hal ini dapat mendorong reaksi fisik dan mental
yang lebih baik.

2. Membantu menunda proses penuaan Riset membuktikan bahwa latihan sederhana
seperti jalan kaki secara teratur dapat membantu mengurangi penurunan mental
pada wanita di atas 65 tahun. Semakin sering dan lama mereka melakukannya
makan penurunan mental kian lambat. Kabarnya, banyak orang merasakan
manfaat aktivitas itu setelah sembilan minggu melakukannya secara teratur tiga
kali seminggu. Latihan ini tidak harus dilakukan dalam intensitas tinggi. Cukup
berupa jalan kaki di sekitar rumah.
3. Mengurangi stresOlahraga dapat mengurangi kegelisahan. Bahkan lebih jauh lagi,
bisa

membantu

Anda

mengendalikan

amarah.

Latihan

aerobik

dapat

meningkatkan kemampuan jantung dan membuat Anda lebih cepat mengatasi
stres. Aktivitas seperti jalan kaki, berenang, bersepeda, dan lari merupakan cara
terbaik mengurangi stres.
4. Menaikkan daya tahan tubuh Jika Anda senang melakukan olahraga meski tak
terlalu lama namun sering atau lama namun dengan santai melakukannya, maka
aktivitas itu bisa meningkatkan hormon-hormon baik dalam otak seperti adrenalin,
serotonin, dopamin, dan endorfin. Hormon ini berperan dalam meningkatkan daya
tahan tubuh. Studi yang dilakukan di Inggris memperlihatkan bahwa 83 persen
orang

yang

memiliki

ganguan

mental

mengandalkan

olahraga

untuk

meningkatkan mood dan mengurangi kegelisahan. Landers mengatakan untuk
orang yang menderita depresi ringan dan sedang, olahraga sedikitnya 16 minggu
bisa menimbulkan efek yang sama dengan menelan obat antidepresi seperti Zoloft
dan Prozac. Sementara para peneliti di Duke University menemukan bahwa 60
persen orang depresi yang melakukan olahraga selama empat bulan dengan
frekuensi tiga kali seminggu dan setiap latihan selama 30 menit bisa mengatasi
gejala ini tanpa obat. Meski tergolong langkah yang mujarab namun bukan berarti
pengobatan bisa langsung dihentikan, apalagi bagi yang mengalami depresi berat.
5. Memperbaiki kepercayaan diri Umumnya semakin mahir seseorang dalam suatu
jenis aktivitas, maka kepercayaan diri pun akan meningkat. Bahkan suatu riset
membuktikan bahwa remaja yang aktif berolahraga merasa lebih percaya diri
dibandingkan dengan teman-temannya yang tidak melakukan kegiatan serupa.
Banyak fakta dan teori yang teruji kebenarannya diatas nyatalah bahwa
berolahraga sangat besar manfaatnya bagi tubuh dan otak kita dan jelaslah bahwa
perbedaan kesehatan antara orang yang rutin berolahraga dengan yang jarang
berolahraga sangatlah berbeda.

B. Kerangka Berfikir
Olahraga merupakan salah satu sarana untuk menjaga kesehatan. Manfaatnya
bukan hanya pada jasmani tetapi juga rohani, maksudnya bukan hanya bermanfaat
bagi tubuh tetapi juga oleh otak. Sangat banyak dan kompleks manfaat dari
berolahraga, sehingga sangat dianjurkan bagi seluruh kalangan masyarakat baik muda
maupun yang tua.
Olahraga dilaksankan bukan hanya sekedar untuk menjaga kesehatan tetapi
juga untuk kesenangan ataupun hobi oleh banyak orang, bahkan banyak orang
pekerjaannya adalah sebagai olahragawan seperti halnya para atlit. Bagi mahasiswa(i)
PGSD Banjarbaru adalah untuk kesenangan dan kesehatan.
Kerangka berpikir dari penelitian ini adalah aktivitas mahasiswa(i) yang
melakukan kegiatan berolahraga secara rutin yang berpengaruh terhadap kesehatan
jasmani mereka utamanya, Karenanya terdapat perbedaan kesehatan mahasiswa(i)
yang sering berolahraga dengan mahasiswa(i)

yang jarang berolahraga. Berikut

digambarkan bagan perbedaan kesehatan mahasiswa(i)

yang sering berolahraga

dengan yang jarang.

Bagan 1.
Aktifitas Mahasiswa(i) yang sering berolahraga

Mahasiswa(i)

Berolahraga

Berasrama

Senang,
bersemangat, rajin

Terhindar dari
SEHAT
penyakit

Bagan 2.
Aktifitas Mahasiswa(i) yang jarang berolahraga
Mahasiswa(i)

Tidak
Berolahraga

Tidak bersemangat,
Badan menjadi
loyo,malas

SAKIT

Mudah terserang
penyakit

C. Hipotesis
Terdapat perbedaan yang signifikan antara kesehatan mahasiswa(i) S-I PGSD
Berasrama Banjarbaru yang Sering berolahraga lebih baik kesehatannya dibandingkan
dengan mahasiswa(i) S-I PGSD Berasrama Banjarbaru yang jarang berolahraga.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang
signifikan antara mahasiswa(i) yang rajin dan teratur dalam berolahraga dengan
mahasiswa(i) yang jarang berolahraga dalam hal kualitas kesehatannya. Penelitian ini
dilaksanakan di Asrama Program S-1 PGSD Terintegrasi Unlam Banjarbaru.
Penelitian ini menggunakan metode interviu, dipilihnya metode ini karena objek
yang di teliti berjumlah sedikit, hanya berjumlah 60 orang dan lokasi objek yang ingin di
kunjungi dekat dengan peneliti.
Pendekatan yang dipilih dalam penelitian ini yaitu pendekatan studi kelompok
kecil. “Kajian kelompok kecil adalah kajian mengenai sejumlah kecil orang, yang tidak

memungkinkan kita memperlakukannya sebagai wakil dari semua penduduk, karena
hanya menyangkut sebagian kecil orang”(M. Toha Anggora, 2007 : 2). Jadi pendekatan
sangat sesuai karena subjek penelitian ini hanya terbatas pada mahasiswa tertentu saja,
tentu saja apa yang diuraikan peneliti mengenai kesehatan mahasiswa(i) tidak dapat
diberlakukan atau digeneralisasikan untuk popolasi yang lebih besar. Dengan kata lain,

tidak cukup handal untuk mewakili semua mahasiswa apalagi seluruh masyarakat.
Variabel terikatnya yaitu kesehatan mahasiswa dan variabel bebasnya adalah keteraturan
olahraga mahasiswa.

B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah himpunan yang lengkap dari satuan-satuan atau individu-individu
yang karakteristiknya ingin kita ketahui. Banyaknya individu atau elemen yang
merupakan anggota populasi disebut sebagai ukuran dan disimbolkan dengan N.
Berdasarkan jumlah anggotanya, populasi dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yakni
populasi terbatas dan populasi tidak terbatas. Suatu populasi dikatakan terbatas apabila
jumlah anggota populasi tersebut diketahui dengan pasti. Namun jika jumlah anggota
suatu populasi tidak dapat diketahui dengan pasti, maka populasi tersebut dinamakan
populasi tak terbatas.
Berdasarkan pendapat di atas populasi dari penelitian ini adalah seluruh
Mahasiswa(i) Berasrama PGSD UNLAM Tahun Akademik 2007/2008 yang berada di
wilayah Banjarbaru, yaitu berjumlah 60 mahasiswa yang bertempat tinggal di asrama
PGSD Unlam Banjarbaru tepatnya di BlokA,B, dan D. Jadi berdasarkan jumlah yang
diteliti, populasi yang diteliti adalah populasi terbatas.
Sampel adalah sebagian anggota populasi yang memberikan keterangan atau data
yang diperlukan dalam suatu penelitian. Dengan kata lain, sampel adalah himpunan
bagian dari populasi. Dengan kata lain, sampel adalah himpunan bagian dari populasi.
Sampel (disimbolkan dengan n) selalu mempunyai ukuran yang kecil atau sangat kecil
jika dibandingkan dengan ukuran populasi. Karena populasi yang diteliti adalah populasi
terbatas dengan jumlah sangat kecil yaitu 60 orang maka sampel tidak diperlukan artinya
semua populasi dapat kita teliti semuanya.

Adapun jumlah mahasiswa(i) yang tinggal di Blok D dapat dilihat dari tabel.
No

Nama Penghuni

Blok

Kamar

1.

Musfi Rosmaini

A

A11

2.

Nurhidayati

A

A11

3.

Nina Maulidiya

A

A12

4.

Yulyyana

A

A12

5.

Khusnul Qotimah

A

A13

6.

Feny Norjannah

A

A13

7.

Laila Pitriani

A

A14

8.

Nana Norliani

A

A14

9.

Mariyana

A

A15

10.

Fathul Jannah

A

A15

11.

Wahyu Setyo Agustina

A

A21

12.

Rahmila Sari

A

A21

13.

Nurul Azizah

A

A22

14.

Mahfuzatul Husna

A

A22

15.

Asri Fatimah

A

A23

16.

Maida Mustika

A

A23

17.

Santi Sartika

A

A24

18.

Eka Fitriani

A

A24

19.

Afdah

A

A25

20.

Norlatifah

A

A25

21.

Siti Zubaidah

B

B11

22.

Dewi Nur Utami Fitria

B

B11

23.

Megawati

B

B12

24.

Syafariatul Jannah

B

B12

25.

Noviecka Wieyanthi

B

B13

26.

Aulia Azizah

B

B13

27.

Choirun Nisa

B

B14

28.

Hadiatul Hasanah

B

B14

29.

Ita

B

B15

30.

Paulina Rohana

B

B15

31.

Dasimah

B

B21

32.

Aulia Rahmi

B

B21

33.

Sri Widyastutik

B

B22

34.

Nurliani

B

B22

35.

Ukhti Fada Uhara

B

B23

36.

Nurhayati

B

B23

37.

Agustina Pusvitasari

B

B24

38.

Salasiah

B

B24

39.

Wahdiah

B

B25

40.

Marietna TM

B

B25

41.

Ary Priatna Ridhoni

D

D11

42.

Zainul Aulia

D

D11

43.

Dede Dewantara

D

D12

44.

Ahmad Fahriadi

D

D12

45.

Miyandi eko Anugrah

D

D13

46.

Syarif Fauzan

D

D13

47.

Adi Rusandy

D

D14

48.

M. Eko Wahono

D

D14

49.

M. Hidayatullah

D

D15

50.

Ahmad Bahruddin Jailani

D

D15

51.

Ernadi Hipreyadi

D

D21

52.

Arif Rahman Prasetyo

D

D22

53.

Tri Wibowo

D

D22

54.

Muhammad Raji

D

D23

55.

Agus Setiawan

D

D23

56.

Ranto Yunawan

D

D24

57.

Ahmad Syadzali

D

D24

58.

Rusdi

D

D25

59.

Raden Ahmad Surya MZ

D

D25

60.

Toni Ispiani

D

-

C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik dalam pengumpulan data penelitian ini terdiri dari: (1) Identifikasi
Variabel, (2) Definisi Operasional, (3) Pengembangan Instrumen Penilaian dan
Pengukuran.
1. Identifikasi Variabel
Variabel yang diteliti terdiri dari 1 variabel terikat (dependen) dan 1 variabel
bebas (independen), yaitu :
a. Variabel terikat : Kesehatan Mahasiswa (Y)
b. Variabel bebas

2. Definisi Operasional

: Keteraturan Olahraga Mahasiswa (X)

Menghindarkan kemungkinan penafsiran yang berbeda maka setiap variabel
dirumuskan secara konseptual maupun secara operasional, berdasarkan sintesis yang
diperoleh dari kerangka teoritik.
Beberapa batasan operasonal adalah :
a. Kesehatan adalah keadaan yang meliputi kesehatan badan (jasmani), rohani
(mental), dan sosial serta bukan hanya keadaan bebas dari penyakit, cacat serta
kelemahan (UU Pokok Kesehatan No. 9 tahun 1960, BAB I Pasal). Jadi
kesehatan dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu :
Kesehatan badan (jasmani), terwujud apabila seseorang tidak merasa dan

mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secar objektif tidak
tampak sakit.
Kesehatan rohani, terlihat dalam pikiran, emosional, dan spiritual apakah

seperti orang normal lainnya atau ada kelainan yang terlihat dalam prilaku, sifat
yang agak menyimpang.
b. Olahraga menurut ensiklopedia Indonesia adalah gerak badan yang dilakukan
oleh satu orang atau lebih yang merupakan regu atau rombongan. Sedangkan
dalam Webster’s New Collegiate Dictonary (1980) yaitu ikut serta dalam
aktivitas fisik untuk mendapatkan kesenangan, dan aktivitas khusus seperti
berburu atau dalam olahraga pertandingan (athletic games di Amerika Serikat).”
Meliputi nilai a) perilaku dalam berolahraga, b) frekuensi, adalah ukuran
seberapa sering melakukan olahraga, c) Sarana dan prasarana.

3. Pengembangan Instrumen Penelitian dan Pengukuran
Penelitian ini menggunakan dua jenis alat pengumpul data. Alat pengumpul
data yang digunakan itu adalah interviu dan observasi data yang sudah ada. Kegiatan
pengumpulan data dilakukan terhadap mahasiswa berasrama laki-laki yang tinggal di
Blok D.
a. Pengukuran Variabel Kesehatan
Untuk mengungkap kesehatan mahasiswa dalam penelitian ini diperoleh dari
mengumpulkan/mencatat langsung berkas absensi kelas dan izin pulang.
b. Pengukuran Variabel keteraturan olahraga
Untuk mengungkap keteraturan olahraga mahasiswa dalam penelitian ini
digunakan kuesioner dengan indikator-indikator dapat dilihat seperti dibawah ini:

ASPEK
INDIKATOR

YANG
DIAMATI

NO
ITEM

1. Perilaku dalam berolahraga
a. Rajin dalam berolahraga setiap hari
b. Keseriusan dalam berolahraga
c. Melakukan pemanasan sebelum

melakukan olahraga
d. Menguasai keterampilan dalam

suatu bidang olahraga
e. Perasaan ketika berolahraga

Keteraturan
Olahraga

1
2, 3
4

5

6,7

2. Frekuensi
a. Frekuensi berolahraga dalam
seminggu
b. Frekuensi lamanya waktu
berolahraga dalam satu hari

8

9

3. Sarana dan Prasarana
a. Penggunaan alat dan adanya sarana

yang lengkap
b. Adanya pelatih dan menguasai
peraturan permainan

10,11

12,13

INSTRUMEN
KETERATURAN OLAHRAGA
PETUNJUK ANGKET
1. Mohon kesediaan teman-teman untuk menjawab seluruh pertanyaan yang ada.
2. Memberi tanda (√) pada kolom yang anda plih sesuai keadaan yang sebenarnya.
3. Ada lima alternatif jawaban yang dipilih, yaitu :
1 = Sangat tidak baik

2 = Kurang baik
3 = Cukup baik
4 = Baik
5 = Sangat baik

JAWABAN
NO.

ITEM PERTANYAAN

1

A. Perilaku dalam berolahraga
1.

Selalu melakukan olahraga setiap hari secara
teratur

2.

Selalu serius ketika sedang berolahraga

3.

Mempersiapkan segala sesuatu sebelum
berolahraga

4.

Melakukan pemanasan sebelum melakukan
olahraga

5.

Memiliki keterampilan dalam suatu bidang
olahraga

6.

Keadaan perasaan ketika berolahraga

7.

Adanya perasaan tidak terpaksa dalam
melaksanakan olahraga
B. Frekuensi

8.

Seberapa sering berolahraga dalam
seminggu

9.

Seberapa lama waktu berolahraga dalam
satu hari
C. Sarana dan Prasarana

10.

Penggunaan alat olahraga sudah tepat guna

11.

Adanya sarana dan prasarana yang lengkap

12.

Adanya pelatih/guru pada suatu bidang
olahraga

13.

Sudah menguasai peraturan permainan

2

3

4

5

D. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan dua cara sebagai berikut:
1.

Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif ini adalah untuk memperoleh gambaran perbedaan
kesehatan antara mahasiswa S-1 PGSD berasrama Unlam Banjarbaru yang sering
dan jarang berolahraga.
Berdasarkan hasil dari mengumpulkan/mencatat langsung berkas absensi kelas dan
izin pulang yang ada, didapatkan gambaran kesehatan warga asrama yaitu sebagai
berikut:
50 % mahasiswa(i) berasrama dapat dikatakan sehat
50% mahasiswa(i) berasrama dapat dikatakan sering sakit/kurang sehat

Selanjutnya dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan angket yaitu
mahasiswa(i) yang sering dan jarang berolahraga dari tabel di bawah ini : yang
dapat dilihat di dapat maka dikategorikan sebagai berikut:
Interval

Kategori

Jumlah responden
(frekuensi)

0,1 - 1,0

Sangat tidak baik

O

1,1 – 2,0

Kurang baik

2

2,1 – 3,0

Cukup baik

25

3,1 – 4,0

Baik

29

4,1 – 5,0

Sangat baik

4

Dari hasil angket tersebut maka dikategorikan sebagai berikut:
3,1 – 4,0 = mahasiswa yang sering melakukan olahraga (n1)
0,1 – 3,0 = mahasiswa yang jarang melakukan olahraga (n2)
2. Analisis Statistik
Data sampel dianalisis dengan menggunakan pengujian dengan menggunakan
salah satu perbedaan dua rata-rata (uji-t). Karena dalam penelitian ini akan membagi
data yang ada enjadi dua yaitu yang jarang berolahraga dan sering berolahraga
kemudian

menguji dua variabel dari masing-masing kelompok tersebut, maka

analisis datanya adalah dua uji perbedaan rata-rata sampai batas. Adapun langkahlangkah pangujian adalah sebagai berikut :

1.

Mencari rerata(mean) masing-masing kelompok (X1, X2)

2.

Mencari banyaknya mahasiswa yang sering berolahraga (n1) dan mahasiswa yang
jarang berolahraga (n2)

3.

Mencari salah satu perbedaan dua rata-rata (S), dicari dengan rumus sebagai
berikut:

4.

Mencari koefisien t, dengan rumus:

5.

Menentukan df dan taraf kesehatan

6.

Menentukan signifikansi masing-masing nilai t dengan jalan melihat dan
membandingkannya dengan tabel nilai-nilai t.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.

Prosedur Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan mengangkat hal-hal yang terjadi
di asrama PGSD Unlam Banjarbaru dengan melaksanakan prosedur penelitian sebagai
berikut :
1. Prosedur pertama adalah mengajukan judul penelitian yang akan di teliti.
2. Prosedur kedua adalah mencari bahan yang mendukung terhadap penelitian ini.
3. Prosedur ketiga adalah mengolah bahan untuk mendukung penelitian
4. Prosedur keempat adalah membuat alat pengumpul data seperti angket dan
dokumen.
5. Melakukan perhitungan dari data angket yang ada dengan uji coba-t

B.

Pengumpulan Data Penelitian

Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara menyebarkan suatu alat instrumen
penelitian berupa angket yang harus dijawab oleh mahasiswa(i) di PGSD Berasrama
Banjarbaru.
Adapun data penelitian yang diperlukan tersebut adalah data tentang kesehatan
mahasiswa(i) dengan cara mengumpulkan/mencatat langsung berkas absensi kelas
dan izin pulang yang ada sehingga didapatkan gambaran kesehatan warga asrama.

C.

Analisa Data
1.

Analisis Deskriptif

Diagram Kesehatan Mahasiswa
jarang sakit/sehat =
50 %
sering sakit/tidak
sehat = 50%

35
30
25
20
15
10
5
0
Ketekunan berolahraga
rajin berolahraga

jarang berolahraga

Diagram Ketekunan Berolahraga

Berdasarkan pengolahan data diperoleh gambaran kesehatan antara mahasiswa(i) yang
sering dan jarang berolahraga di asrama PGSD Unlam Bajarbaru :
a.

Gambaran Ketekunan Mahasiswa(i)
Gambaran ketekunan mahasiswa(i) yaitu sebagai berukut:

1) Gambaran ketekunan mahasiswa(i) PGSD Berasrama Unlam Banjarbaru
sebagai sampel yang terdiri dari 60 orang mahasiswa dengan jumlah 33
orang tergolong mendapat predikat sebagai mahasiswa yang sering
berolahraga.
2) Gambaran ketekunan mahasiswa(i) PGSD Berasrama Unlam Banjarbaru
sebagai sampel yang terdiri dari 60 orang mahasiswa dengan jumlah 27
orang tergolong mendapat predikat sebagai mahasiswa yang jarang
berolahraga.
b.

Gambaran Keadaan Kesehatan Mahasiswa
Gambaran ketekunan belajar mahasiswa yaitu sebagai berikut :
1) Gambaran keadaan kesehatan mahasiswa(i) PGSD Berasrama Unlam
Banjarbaru sebagai sampel yang terdiri dari 60 orang mahasiswa dengan
jumlah 30 orang tergolong mendapat predikat sebagai mahasiswa yang
jarang sakit/sehat.
2) Gambaran ketekunan mahasiswa(i) PGSD Berasrama Unlam Banjarbaru
sebagai sampel yang terdiri dari 60 orang mahasiswa dengan jumlah 30
orang tergolong mendapat predikat sebagai mahasiswa yang sering
sakit/tidak sehat.

2. Analisis Statistik

Data perbandingan kesehatan antara mahasiswa yang sering berolahraga dan
jarang berolahraga mahasiswa(i) PGSD Unlam Banjarbaru akan dihitung dengan
rumus uji-t.
a.

Variabel kesehatan antara mahasiswa yang sering dan jarang berolahraga
dengan menggunakan uji-t lainnya dengan menggunakan salah satu perbedaan
dua rata-rata.
Secara keseluruhan dapat dilakukan melalui proses perhitungan sebagai berikut:
1) Mencari rerata masing-masing kelompok (X1, X2)
=
=

=4
=2

2) Banyaknya mahasiswa yang sering berolahraga (n1
mahasiswa yang jarang berolahraga (n2 = 27 orang)

=

33 orang) dan

3) Mencari varian kedua kelompok (S), dicari dengan rumus sebagai berikut:

=

=

=

=
= 0,43
4) Mencari koefisien t, dengan rumus:

4,65
5) Menentukan df/derajat bebas
df = 33 + 27 – 2
df = 60 – 2
df = 58
D.

Pengujian Hipotesis
Bardasarkan perhitungan data di atas tersebut, kemudian data diolah/dianalisis
dengan menggunakan teknik uji-t, didapatkan nilai t yaitu 4,65. Nilai tabel untuk α
=0,095 dengan derajat bebas 58 adalah 2,00. Dengan demikian t hitungan lebih besar
daripada t tabel atau 4,65 < 2,00. Berarti Ho yang menyatakan tidak ada perbedaan
kesehatan yang signifikan antara mahasiswa yang sering dan jarang berolahraga

ditolak dan H1 yang menyatakan ada perbedaan kesehatan yang signifikan antara
mahasiswa yang sering dan jarang berolahraga diterima. Hal ini berarti ada
perbedaan kesehatan yang signifikan antara mahasiswa yang sering dan jarang
berolahraga, dimana kesehatan mahasiswa yang sering berolahraga menjadikan tubuh
mereka sehat dan jarang sakit.

E.

Pembahasan
Gambaran tersebut diatas menunjukkan bahwa sering tidaknya seseorang
dalam berolahraga memang akan sangat berdampak pada kesehatan fisiknya.
Berdasarkan tinjauan teoritis dan hasil penelitian