Makalah organisasi internasional docx (1)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia – Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.
Dalam makalah ini kami membahas mengenai “Organisasi Internasional” yang
mana makalah ini kami buat sebagai tugas pembahasan materi pada mata kuliah Bisnis
Internasional.
Dalam menyusun makalah ini, kami menyadari akan banyak bantuan dari
berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, maka pada kesempatan
yang baik ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung
dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna, maka guna penyempurnaan isi makalah ini kami mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari berbagai pihak. Dan kami mengharapkan agar makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, baik dalam hal pengetahuan maupu
terapan.

Surabaya, 20 April 2013

Penyusun


BAB I
PENDAHULUAN
Organisasi internasional merupakan sebagai suatu struktur formal dan berkelanjutan yang
dibentuk atas suatu kesepakatan antar anggota-anggota (pemerintah dan non pemerintah) dari
dua atau lebih negara berdaulat dengan tujuan untuk mengejar kepentingan bersama para
anggotanya. Lebih lanjut, upaya mendefinsikan suatu organisasi internasional harus melihat
tujuan yang ingin dicapai, institusi-institusi yang ada, suatu proses perkiraan peraturan-peraturan
yang dibuat pemerintah terhadap hubungan antara suatu negara dengan aktor-aktor non negara.
Keberhasilan suatu organisasi internasional dapat dilihat dari kebijakan dan cara untuk
mengimplementasikannya. Keberhasilan di bidang ini tergantung dari sikap otonomi organisasi
dan kepercayaan anggota atas kepemimpinan politis organisasi tersebut, tetapi yang paling
penting adalah persepsi dari pemerintah negara anggota tentang seberapa jauh bantuan maupun
kebijakan yang dikembangkan oleh organisasi yang akan sesuai dengan kepentingan nasional
mereka. Oleh sebab itu anggota dapat mendorong ataupun menghalangi perkembangan bantuan
ataupun kebijakan yang dilakukan oleh organisasi sesuai dengan penilaian mereka dengan
mempertimbangkan untung dan ruginya bagi kepentingan nasional negara tersebut.
Bila pengembangan bantuan dan kebijakan tertentu oleh organisasi dipandang berguna
oleh pemerintah negara anggota atau bila organisasi telah memiliki semacam otonomi yang
meningkat dan mengatur dengan kuat masalah kebijakan yang spesifik dan fungsional, maka

perumusan kebijakan tersebut akan dapat berjalan tanpa campur tangan yang spesifik dari negara
anggota, dan keberhasilan implementasinya akan bergantung dari seberapa baik bantuan maupun
kebijakan tersebut dapat diterima oleh negara yang bersangkutan. Selanjutnya, tanggapan dari
negara anggota atas isu yang menjadi tujuan dari bantuan maupun kebijakan organisasi adalah
variabel yang signifikan bagi pengembangan keberhasilan hasil kinerja. Hal ini khususnya dalam
kasus dimana implementasi kebijakan membutuhkan tindakan dari anggota organisasi.
Dengan latar belakang masalah tersebut, kami memutuskan untuk lebih mendalami
materi ini melalui makalah dengan judul :“Organisasi Internasional”.

BAB II
PEMBAHASAN MATERI
2.1 Pengertian Organisasi Internasional
Organization dalam kata international organization sering menjadi permasalahan
dengan bentuk tunggalnya (singular) yaitu organization. Dalam hal ini dijelaskan bahwa
Organization adalah suatu proses sedangkan international organization adalah aspek-aspek
representatif dari suatu fase dalam proses tersebut yang telah dicapai dalam suatu waktu
tertentu. Hubungan Internasional antara pemerintah, kelompok individu, tidaklah bersifat
acak tetapi bersifat terorganisir. Suatu bentuk dari hubungan internasional tersebut adalah
institusi yaitu bentuk kolektif atau struktur dasar dari suatu organisasi sosial yang dibentuk
dasar hukum atau tradisi manusia yang dapat berupa pertukaran, perdagangan, diplomasi,

konferensi, atau organisasi internasional.
Organisasi Internasional didefinisikan sebagai pola kerjasama yang melintasi batasbatas negara, dengan didasari struktur organisasi jelas dan lengkap serta dihadapkan atau
diproyeksikan untuk berlangsung serta melaksanakan fungsinya secara berkesinambungan
dan berlembaga guna mengusahakan tercapainya tujuan-tujuan yang diperlukan serta
disepakati bersama, baik antara pemerintah dengan pemerintah maupun antara sesama
kelompok non-pemerintah pada negara yang berbeda.
A Leroy Bennet menyatakan organisasi internasional mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
1. Organisasi tetap untuk melaksanakan fungsi yang berkelanjutan.
2. Keanggotaan yang bersifat sukarela dari peserta yang memenuhi syarat.
3. Instrumen dasar yang menyatakan tujuan, struktur dan metode operasional.
4. Badan pertemuan perwakilan konsultatif yang luas.
5. Sekertariat tetap untuk melanjutkan fungsi administrasi, penelitian dan informasi secara
berkelanjutan.

2.2 Macam – Macam Organisasi Internasional
Banyak sekali macam – macam organisasi yang ada, antara lain:
1. UN = United Nation = PBB (1945).
2. UNICEF = United Nations International Childrens Emergency Fund (1946), namun
namanya diganti setelah thn 1953 menjadi: United Nations Children’s Fund. Dalam

Bahasa Indonesia yaitu Dana Darurat Internasional PBB.
3. UNESCO = United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (16
November 1945).
4. UNCHR = United Nations Commission on Human Rights (2006).
5. UNHCR = United Nations High Commissioner for Refugees (14 Desember 1950).
6. UNDPR = United Nations Division for Palestinian Rights (2 Desember 1977).
7. UNSCOP = United Nations Special Committee on Palestine (May 1947, oleh 11
negara).
8. WHO = World Health Organization (7 April 1948), dalam Bahasa Indonesia berarti
Organisasi Kesehatan Dunia.
9. IMF = International Monetary Fund (Juli 1944, 180 negara), dalam Bahasa Indonesia
yaitu Dana Moneter Internasional.
10. NATO = North Atlantic Treaty Organisation (4 April 1949).
11. NGO = Non-Governmental Organizations. Dalam bahasa Indonesia Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM), yang didirikan oleh perorangan atau group dan tidak terikat oleh
pemerintah.
12. GREENPEACE (40 negara, dari Europe, State of America, Asia, Africa dan Pacific,
semenjak1971)
13. AMNESTY International (1961, memiliki sekitar 2,2 juta anggota, dari 150 negara,
organisasi yang membantu menghentikan penyelewengan / pelecehan hak asasi

manusia)
14. WWF = The World Wildlife Fund (1985, Memiliki hampir 5 juta pendukung, distribusi
dari lima benua, memiliki perkantoran / perwakilan di 90 negara).
15. G8 = Group of Eight, kelompok negara termaju di dunia. Sebelumnya G6 pd thn
1975,kemudian dimasuki oleh Kanada 1976 (Perancis, Jerman, Italia, Jepang, Britania

Raya,Amerika Serikat, Kanada dan Rusia (tidak ikut dalam seluruh acara), serta Uni
Eropa.
16. EU = The European Union (27 negara anggota, 1 november 1993).
17. DANIDA = Danish International Development Assistance (Organisasi yg memberikan
bantuankepada negara2 miskin, pengungsi, bencana alam)
18. ICRC = International Committee of the Red Cross (1863) = Palang Merah, gerakan
bantuankemanusiaan saat bencana alam atau peperangan.
19. OPEC = Organization of The Petroleum Exporting Countries (1960, anggota 13 negara,
termasuk Indonesia)
20. ASEAN = Association of Southeast Asian Nations = Perhimpunan Bangsa-bangsa
AsiaTenggara (PERBARA) ( Dibentuk 8 Agustus 1967, memiliki 10 negara anggota,
Timor Leste dan Papua new Guinea hanya sebagai pemantau, dan masih
mempertimbangkan akan menjadi anggota).
21. APEC = Asia Pacific Economic Cooperation, (1989 di Canberra, Australia, yaitu wadah

kerja sama bangsa-bangsa di kawasan Asia Pasific di bidang ekonomi).
22. FAO = Food and Agricultural Organization (Organisasi Bahan Makanan dan Pertanian).
23. UNINDO = United Nations Industrial Development Organization (Organisasi
Pembangunan Industri PBB).
24. ILO = International Labor Organization (Organisasi Buruh Internasional).
25. ICAO = International Civil Aviation Organization (Organisasi Penerbangan Sipil
Internasional).
26. ITU = Internasional Telecomunications Union (Serikat Telekomunikasi Internasional).
27. UPU = Universal Postal Union (Serikat Pos Dunia).
28. WMO = World Meteorological Organization (Organisasi Meteorologi Dunia).
29. IAEA = International Atomic Energy Agency (Badan Energi Atom International).
30. IFAD = International Fund for Agricultural Development (Dana Internasional untuk
Pembangunan Pertanian).
31. IDA = International Development Association (Asosiasi Pembangunan Internasional).
32. IBRD = International Bank for Reconstruction and Development (Bank International
untuk Rekonstruksi dan Pembangunan).
33. IFC = International Finance Corporation (Korporasi Keuangan Internasional).

2.3 Bentuk - Bentuk Organisasi Internasional
Terdapat dua kantegori utama organisasi internasional, yaitu:



Organisasi antar pemerintah (Inter-Governmental Organizations / IGO) .
Anggotanya terdiri dari delegasi resmi pemerintah negara-negara. Misalnya
PerserikatanBangsa Bangsa (PBB), Association of South East Asia Nation (ASEAN),
dan World Trade Organization (WTO).



Organisasi non pemerintah ( Non- Governmental Organizations / NGO)
Anggotanya terdiri dari kelompok - kelompok swasta di bidang-bidang keilmuan,
kebudayaan, kegamaan, bantuan teknik, atau ekonomi, dan sebagainya. Misalnya
Palang Merah Nasional (PMI), UNHCR, Greenpeace, Oxfam International.

2.4 Penggolongan Organisasi Internasional
Penggolongan organisasi internasional ada bermacam-macam, diantaranya:
a. Kegiatan Administrasi
 Organisasi Internasional Antar Pemerintah (Inter-Govermental Organization).
Anggota - anggota organisasi ini berasal dari perwakilan pemerintah negara.
Contoh : PBB, ASEAN, SAARC, OAU, NAM, dan lain – lain.

 Organisasi Internasional Non - Pemerintah (Non-Govermental Organization).
Organisasi yang bukan pemerintahan. Contoh : IBF, ICC, Dewan Masjid Sedunia,
Dewan Gereja Sedunia, Perhimpunan Donor Darah Sedunia.
b. Ruang lingkup (wilayah)
 Organisasi Internasional Global. Wilayah kegiatan adalah global (seluruh dunia),
dan keanggotaan terbuka dalam ruang lingkup di berbagai penjuru dunia. Contoh :
PBB/UNO, OKI/OIC, GNB/NAM
 Organisasi Internasional Regional. Wilayah kegiatan adalah regional, dan
keanggotaan hanya diberikan bagi negara-negara pada kawasan tertentu saja.
Contoh : ASEAN, OAU, GCC, EC, SAARC.
c. Bidang Kegiatan (Operasional) Organisasi

 Bidang Ekonomi
Organisasi yang bergerak di bidang ekonomi. Contoh : KADIN Internasional
 Bidang Lingkungan Hidup
Organisasi yang bergerak di bidang lingkungan hidup. Contoh : UNEP
 Bidang Kesehatan
Organisasi yang bergerak di bidang kesehatan. Contoh : WHO, IDF
 Bidang Pertambangan
Organisasi yang bergerak di bidang pertambangan. Contoh : ITO

 Bidang Komoditi (pertanian dan industri)
Organisasi yang bergerak di bidang komoditi. Contoh : IWTO, ICO
 Bidang Bea Cukai dan Perdagangan Internasional
Organisasi yang bergerak di bidang perdagangan. Contoh : GATT
2.5 Tujuan dan Luas Bidang Kegiatan Organisasi


Organisasi Internasional Umum (menyangkut hal-hal umum). Tujuan organisasi serta
bidang kegiatannya bersifat luas dan umum, bukan hanya menyangkut bidang tertentu.
Contoh : PBB/UNO.



Organisasi Internasional Khusus (menyangkut hal-hal khusus). Tujuan organisasi dan
kegiatannya adalah khusus pada bidang tertentu atau menyangkut hal khusus saja.
Contoh : OPEC, dan termasuk organisasi - organisasi khusus di bawah naungan PBB,
seperti : UNESCO, UNICEF, ITU, UPU, dan lain – lain.

2.6 Ruang Lingkup Bidang Kegiatan



Organisasi Internasional : Global-Umum. Contoh : PBB/UNO, dls.



Organisasi Internasional : Global-Khusus. Contoh : OPEC, ICAO, IMCO, ITU, UPU,
UNESCO, WHO, FAO dan ICRC.



Organisasi Internasional : Regional-Umum. Contoh : ASEAN, EC, OAS, OAU,
SAARC, GCC, Liga Arab, dls.



Organisasi Internasional : Regional-Khusus. Contoh : AIPO, OAPEC, PATA, dls.

2.7 Bentuk dan Pola Kerjasama



Kerjasama

Pertahanan-Keamanan

(collective

security),

yang

adalah

disebut

“institutionalized alliance” Contoh : NATO.


Kerjasama Fungsional (functional cooperation)Contoh : PBB, ASEAN, OKI, OPEC,
SAARC, OAU, GCC, dan lain – lain.

2.8 Fungsi Organisasi


Organisasi Politikal, yaitu organisasi yang dalam kegiatannya menyangkut masalah
masalah

politik

dan

hubungan

internasional.

Seperti

halnya ASEAN

yang

mencanangkan konsep ZOPFAN.Contoh : PBB, ASEAN, NATO, ANZUS, SAARC,
OAU, Liga Arab, dan lain – lain.


Organisasi Administratif

(administrative

organization),

yaitu

organisasi

yang

sepenuhnya hanya melaksanakan kegiatan teknis secara administratif. Contoh : UPU,
ITU, OPEC, ICAO, ICRC, dan lain – lain.


Organisasi Peradilan (judicial organization), yaitu organisasi yang menyangkut
penyelesaian sengketa pada berbagai bidang atau aspek (politik, ekonomi,
hukum,sosbud). Menurut prosedur hukum dan melalui proses peradilan (sesuai
ketentuan internasional dan perjanjian-perjanjian internasional) Contoh : Mahkamah
Internasional.

BAB III
PEMBAHASAN KASUS


Tentang APEC (Asia Pasific Economic Cooperation)
APEC adalah sarana kerjasama ekonomi negara-negara Asia Pasifik yang dibentuk pada
bulan November 1989 di Canberra, Australia atas usul Perdana Menteri Australia Bob
Hawke. Prinsip dasar pembentukan APEC adalah sebagai forum konsultasi dalam
memecahkan masalah ekonomi, perdagangan, dan investasi anggotanya.
Keanggotaan APEC terdiri dari 18 negara yaitu : Amerika Serikat, Australia, Kanada,
Meksiko, Cina, Jepang, Brunei Darussalam, Hong Kong, Korea Selatan, Malaysia, Papua
Nugini, Thailand, Singapura, Indonesia, Selandia Baru, Filipina, Chili, dan Taiwan.
Tujuan APEC adalah untuk meningkatkan kerjasama ekonomi di kawasan Asia Pasifik,
terutama di bidang perdagangan dan investasi.
Badan-badan yang mengatur APEC adalah :
1. KTM : Konferensi Tingkat Menteri
2. SOM : Senator Official Meeting
3. CTI : Komite Perdagangan dan Investasi
4. BAC : Komite Anggaran dan Administrasi
5. ETI : Kelompok Ad Hoc mengenai Kelompok Kerja

Alasan-alasan negara menjadi organisasi internasional:
- negara tidak dapat menyelesaikan masalahnya sendiri
- Tempat untuk mempromosikan kepentingan negara.
STUDI KASUS

Pertemuan Pertama Senior Officers Meeting (SOM) II APEC 2013 dimulai secara resmi
pada Minggu (7/4) di Surabaya, membahas berbagai isu terkait masalah ekonomi
hingga upaya penanggulangan terorisme untuk melindungi perekonomian negaranegara anggota APEC.
Pertemuan yang dihadiri sekitar 2000 delegasi asal 21 negara se-Asia Pasifik itu
menginginkan peningkatan ekonomi dan kesejahteraan serta kemampuan yang sama
dalam hal pencegahan terorisme.
Pembukaan pertemuan membahas mengenai Counter-Terrorism Task Force (CTTF) atau
Satuan Tugas Kontra-Terorisme yang memiliki pengaruh dalam perkembangan ekonomi
negara-negara anggota Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC). Pertemuan APEC ini
akan difokuskan pada pembahasan penanganan terorisme beserta strategi ekonomi jangka
panjang.
“Hari ini kita akan bahas kerja dari Task Force Counter-Terrorism sini, mulai dari
evaluasi dari sumber daya independen, bagaimana cara kerja kita selama ini, apa yang
masih potensial untuk ditingkatkan, apa pekerjaan lain yang harus dilakukan, itu yang
pertama. Yang kedua kita menggagas perencanaan strategis untuk 2013 sampai 2017.
Kita merencanakan apa yang kita lakukan dalam jangka lima tahun ini, dalam kerangka
CTTF ini,” ujar Harry.

Harry mengungkapkan, seluruh anggota APEC sepakat untuk saling meningkatkan
kemampuan menjaga kawasan Asia Pasifik dari ancaman terorisme.
“Semua kawasan itu rawan terhadap terorisme, bahkan kita semua negara di kawasan ini
juga sudah menyadari bahwa tidak ada satu negara yang luput dari ancaman. Makanya
kita harus bekerja sama, kita harus saling meningkatkan kemampuan, kalau kita
kemampuannya tidak sama itu kan yang bisa diganggu di yang kemampuannya rendah.
Kalau diganggu satu saja kan mengganggu kawasan,” ujar Harry, yang juga Deputi Kerja
Sama Internasional, Badan Nasional Penaggulangan Teroris.
Pertemuan Asia Pasific Economic Coorperation (APEC) 2013 yang diselenggarakan di
Kota Surabaya dimulai hari ini, Minggu, 7 April 2013. Berbagai agenda penting dibahas
dalam event internasional yang diikuti delegasi dari 21 negara tersebut.
Direktur Kerja Sama Intra Kawasan Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri,
Aryo Suryodiputro, menjelaskan, salah satu agenda pembahasan adalah peran usaha
mikro kecil dan menengah (UMKM). Sebab, UMKM terbukti mampu bertahan dari
badai krisis ekonomi global. "Ini menjadi agenda penting agar kita membuka akses bagi
UMKM ke dunia global,” katanya ketika ditemui di Hotel JW Marriot Surabaya, Minggu,
7 April 2013.
Menurut Aryo, sebagai tuan rumah penyelenggaraan APEC, Indonesia merasa perlu
mendesak negara-negara yang menjadi mitra dagang, yang selama ini cenderung bersikap
proteksionis, agar lebih membuka diri. Sebab, Indonesia telah membuka lebar-lebar pintu
investasi dan perdagangan bagi negara lain, termasuk kemudahan perizinan.
Pertemuan APEC di Surabaya bahkan membahas isu-isu yang berkaitan dengan
penanganan terorisme, terutama pola penanggulangan bahaya terorisme di pelabuhan
udara. Sebab, penanggulangan terorisme tidak boleh menghalangi dan menghambat arus
barang.
Delegasi dari negara-negara peserta APEC akan saling berbagi pengalaman terkait

dengan penanggulangan terorisme dalam sesi pertemuan dengan topik "Counter
Terrorism Task Force". Deputi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Indonesia
Harry Purwanto akan menjadi salah satu pembicara.
Pertemuan Second Senior Official's Meeting (SOM II) APEC 2013, Selasa (9/4/2013) memasuki
agenda pembahasan kebijakan kerjasama di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi.
Fokus ini dianggap penting karena merupakan penunjang pembangunan, baik di bidang ekonomi
ekonomi dan kesejahteraan masyarakat ekonomi Asia Pasifik.
Pada forum itu, Menristek RI Gusti Muhammad Hatta hadir. Menurut dia, dimasukkannya ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam pembahasan APEC diharapkan dapat menunjang peningkatan
perekonomian, serta menyamakan kemampuan setiap negara APEC.
“Iptek juga mendukung pembangunan ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat. Ada tujuh fokus
bidang teknologi yang dibahas di forum ini. Diantaranya pertanian dan ketahanan pangan, energi,
kesehatan dan obat, ICT, transportasi, pertahanan dan teknologi,” jelas Gusti saat membuka
diskusi APEC terkait Policy Partnership on Science Technology and Innovation (PPSTI).
Dengan tujuh fokus itu, tentu Indonesia yang merupakan negara kepulauan dan perairan, sangat
diuntungkan. Indonesia juga bisa mendapat transfer teknologi. Apalagi negara berkembang
banyak mengadopsi teknologi dari negara maju. Salah satunya dengan mengembangkan energi
panas bumi sebagai pengganti BBM yang mulai krisis.
Untuk itu, pemanfaatan panas bumi di Indonesia harus digenjot. Padahal saat ini, potensi panas
bumi di Indonesia masih besar, yakni 40 persen dari ketersediaan di dunia. Panas bumi yang
dikembangkan di negara ini dari Sulawesi Utara dan Jawa Barat.
Sementara Ketua Kebijakan Kemitraan bidang Ekonomi, Teknologi dan Inovasi (PPSTI) APEC,
Amin Subandrio menegaskan, Indonesia menghendaki agar kerjasama yang melibatkan alih
teknologi diharapkan mampu menyetarakan kemampuan antara negara maju dengan negara
berkembang. Kesetaraan dalam bidang ekonomi menjadi penekanan dalam hal ini.

- Forum "Asia-Pacific Economic Cooperation" (APEC) atau pertemuan ekonomi se-Asia Pasifik
yang digelar di Kota Surabaya pada Minggu fokus membahas antisipasi terorisme di antaranya
mengenai deteksi arus dana terorisme antarnegara.
Direktur Kerjasama Intra Kawasan Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri (Kemenlu)
RI Arto Suryodipuro mengatakan Forum APEC yang mengagendakan pembahasan "Terrorism
Task Force" akan membicarakan persoalan pendanaan terorisme di Asia Pasifik "Mendeteksi
arus uang untuk keperluan terorisme lintas negara," katanya.
Selain itu, lanjut dia, keamanan barang-barang di pesawat juga tidak luput dari perhatian Forum
APEC. "Di satu sisi barang itu aman, di satu sisi ada fasilitasi. Jangan sampai upaya keamanan
mengganggu arus barang. Jadi dicari keseimbangan," katanya.
Dalam hal pendanaan terorisme, Arto mengatakan setiap negara saling berbagi pengalaman. "Itu
juga akan dibahas dalam kerja sama bilateral maupun lebih luas di PBB," katanya.
Arto juga menjelaskan bahwa dalam konsep "Capacity Building" atau pengembangan kapasitas
dalam Forum APEC kali ini membahas pemanfaatkan anjing pelacak. "Jadi adanya sarana
bertukar pandangan dan informasi mengenai pelatihan dan aplikasi dari anjing pelacak," katanya.
Sementara itu, tujuan umum dari Forum APEC kali ini, menurut dia, adalah agar Forum APEC
bisa menghubungkan relasi antarnegara dalam kaitannya dengan investasi infrastruktur. "Di Asia
Pasifik ada kesepakatan itu. Makanya dalam pertemuan ini diharapkan bisa mendukung
pembangunan infrastruktur di Indonesia," katanya.
Selain itu, lanjut dia, peran dari aktor ekonomi seperti usaha mikro kecil menengah (UMKM)
yang selama ini belum mendapatkan penekanan, maka dalam APEC ini akan dibahas.
Forum APEC di Surabaya dibagi menjadi dua rangkaian yakni pada 7-19 April agenda akan diisi
"Senior Officers Meeting" (SOM) ke-2 yang dihadiri pejabat peserta APEC setingkat direktorat
jenderal (dirjen). Puncaknya, pada 19-21 April, diadakan "Ministers Responsible for Trade"
(MRT) yang dihadiri pejabat setingkat menteri.

Total delegasi diperkirakan mencapai 2.000 orang dari 21 negara plus 3 pengamat. Selama
penyelenggaraan forum itu mereka akan terlibat dalam sedikitnya 38 rapat
Forum "Counter Terrorism Task Force" (CTTF) SOM II "Asia-Pacific Economic Cooperation"
(APEC) yang digelar di JW Marriott Surabaya mulai 7-8 April 2013 menghasilkan 14 keputusan.
Kepala Deputi CTTF Harry Purwanto, di Surabaya, Senin, mengatakan, ada 14 acara yang
berhasil dibahas dalam forum CTTF, salah satunya peningkatan status CCTF dari gugus tugas ke
kelompok

kerja.

"Selain itu, bagaimana memperkecil gap atau kesenjangan atas kemampuan negara satu dengan
lainnya terkait penanganan terorisme," kata Harry yang juga Deputi Kerja Sama Internasional
Badan

Nasional

Penanggulangan

Terorisme

(BNPT).

Menurut dia, forum ini merupakan upaya meningkatkan kemampuan antarnegara dalam
penanganan terorisme agar tidak mengganggu perekonomian suatu negara. Setiap delegasi
memaparkan

penaggulangan

terorisme

di

negaranya

masing-masing.

"Dalam hal ini tidak membahas masalah operasi, melainkan meningkatkan kemampuan sendiri
dalam

menanggulangi

bahaya

terorisme,"

ujarnya.

Selain itu, lanjut dia, mengatasi atau mencegah ancaman teror pada kegiatan atau even besar
seperti pertemuan pimpinan negara salah satunya dengan mengoptimalkan anjing pelacak.
"CTTF

juga

akan

mengagendakan

workshop

soal

itu,"

katanya.

Begitu juga meningkatkan kesadaran dan pengetahuan di kalangan profesional di luar sistem
keuangan dan perbankan dalam pendanaan atau transfer uang untuk kegiatan terorisme dari satu
Negara

ke

Negara

lainnya.

"Ancaman terhadap infrastruktur juga diperhatikan dengan memperkuat obyek vital dan deteksi
dini. Itu nanti akan dibahas pada pertemuan SOM III di Medan pada Juni mendatang

Sumber :
http://khusnitohir.blogspot.com/
https://www.google.com/#q=makalah+tentang+organisasi+apec&hl=en&psj=1&e
i=zipkUeS0LcmNrQePsIGICg&start=10&sa=N&bav=on.2,or.r_cp.r_qf.&bvm=b
v.44990110,d.bmk&fp=539330396fe647e7&biw=1280&bih=681
http://www.voaindonesia.com/content/pertemuan-apec-2013-bahas-terorismedan-keamanan/1636724.html
http://vinz-hyoga.blogspot.com/2013/01/organisasi-internasional.html
Organisasi - Organisasi Internasional

1.

Latar Belakang
Organisasi merupakan sub dari suatu lembaga. Organisasi itu sendiri adalah kelompok

orang yang secara bersama – sama ingin mencapai tujuan yang sama, pada hakikatnya organisasi
adalah adanya orang – orang yang usahanya harus dikoordinasikan tersusun dari sejumlah sub
system yang saling berhubungan dan saling berkerja sama atas dasar pembagian kerja, peran dan
serta mempunyai tujuan tertentu.
Seperti telah diuraikan di atas bahwa organisasi memiliki tiga unsur dasar, dan secara lebih rinci
organisasi
a.

Adanya

memiliki
suatu

kelompok

ciri-ciri
orang

yang

sebagai
dapat

berikut

dikenal

dan

saling

:
mengenal,

b. Adanya kegiatan yang berbeda-beda, tetapi satu sama lain saling berkaitan (interdependent
part)

yang

merupakan

kesatuan

kegiatan.

c. Tiap-tiap orang memberikan sumbangan atau kontribusinya berupa; pemikiran, tenaga, dan

lain-lain.
d.

Adanya

kewenangan,

koordinasi

dan

pengawasan,

e. Adanya tujuan yang ingin dicapai.
Di dunia mempunyai berbagai macam organisasi, kali ini saya akan membahas tentang
Organisasi Internasional yang ada di dunia,beberapa contoh organisasi internasional tersebut
antara lain adalah: PBB,ASEAN,NATO,WHO.
Organisasi Internasional merupakan gabungan negara-negara atau unit-unit kerja yang memiliki
kesepahaman untuk mencapai tujuan bersama. Semua tujuan awal pendirian organisasi
internasional tersebut diwujudkan dalam sebuah bentuk perjanjian.
Setiap organisasi tersebut memiliki fungsi dan tujuan yang berbeda-beda untuk mencapai tujuan
tertentu.

2.

Identifikasi Masalah
Perlunya organisasi internasional di dunia adalah untuk mengatur dan menyelaraskan

perdamaian dan untuk menyelesaikan berbagai macam masalah yang ada di setiap Negara, tanpa
adanya organisasi internasional atau berkurang nya suatu organisasi internasional, maka
keseimbangan di suatu Negara akan menjadi kacau. Sebagai contoh PBB di hapuskan atau di
hilangkan maka tidak akan tercipta lagi keteraturan dan keseimbangan hubungan antara satu
negara dengan negara lain nya,karena dalam hal ini PBB merupakan pemersatu bangsa dari
berbagai negara.
3.

Landasan Teori
Organisasi internasional adalah suatu bentuk organisasi dari gabungan beberapa negara

atau bentuk unit fungsi yang memiliki tujuan bersama mencapai persetujuan yang juga
merupakan isi dari perjanjian atau charter. Kebijakan umum Pemri pada organisasi-organisasi
internasional didasarkan pada Peraturan Presiden No. 7 tahun 2005 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Tahun 2004-2009, Bab 8 tentang Pemantapan Politik
Luar Negeri dan Peningkatan Kerjasama Internasional. Melalui penetapan RJPM, Pemerintah
berusaha meningkatkan peranan Indonesia dalam hubungan internasional dan dalam
menciptakan perdamaian dunia serta mendorong terciptanya tatanan dan kerjasama ekonomi
regional dan internasional yang lebih baik dalam mendukung pembangunan nasional.
Sesuai dengan Keppres No. 64 tahun 1999, keanggotaan Indonesia pada organisasi
internasional diamanatkan untuk memperoleh manfaat yang maksimal bagi kepentingan
nasional, didasarkan pada peraturan perundangan yang berlaku dan memperhatikan efisiensi
penggunaan anggaran dan kemampuan keuangan negara.

4.

Pembahasan

Organisasi Internasional atau yang disebut “multilateralisme” adalah suatu istilah hubunagn
Internasional yang menunjukkan kerja sama antarbeberapa negara. Pedukung utama
multilateralisme

secara

tradisional

adalah

negara-negara

berkekuatan

menengah.

Negara-negara besar sering bertindak secara unilateral (sepihak), sedangkan negara kecil hanya
memiliki sedikit kekuatan langsung terhadap urusan internasional. Dalam filosofi politis, lawan
dari multilateralisme adalah unilateralisme.
Indonesia termasuk kedalam beberapa organisasi internasional yang ada di dunia salah satunya
ASEAN dan PBB.

Keanggotaan Indonesia pada Organisasi Internasional diharapkan dapat memberikan manfaat
yaitu antara lain :


Secara Politik : dapat mendukung proses demokratisasi, memperkokoh persatuan dan
kesatuan, mendukung terciptanya kohesi sosial, meningkatkan pemahaman dan toleransi
terhadap perbedaan, mendorong terwujudnya tata pemerintahan yang baik, mendorong
pernghormatan, perlindungan dan pemajuan HAM di Indonesia;



Secara Ekonomi dan Keuangan : mendorong pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang
berkelanjutan,

meningkatkan

daya

saing,

meningkatkan

kemampuan

iptek,

meningkatkan kapasitas nasional dalam upaya pencapaian pembangunan nasional,
mendorong peningkatan produktivitas nasional, mendatangkan bantuan teknis, grant dan
bantuan lain yang tidak mengikat;


Secara Sosial Budaya : menciptakan saling pengertian antar bangsa, meningkatkan
derajat kesehatan, pendidikan, mendorong pelestarian budaya lokal dan nasional,
mendorong upaya perlindungan dan hak-hak pekerja migran; menciptakan stabilitas
nasional, regional dan internasional;



Secara Segi Kemanusiaan : mengembangkan early warning system di wilayah rawan
bencana, meningkatkan capacity building di bidang penanganan bencana, membantu
proses rekonstruksi dan rehabilitasi daerah bencana; mewujudkan citra positif Indonesia
di masyarakat internasional, dan mendorong pelestarian lingkungan hidup dan
mendorong keterlibatan berbagai pihak dalam usaha-usaha pelestarian lingkungan hidup.

Mengenai pengusulan Indonesia untuk menjadi anggota dari suatu Organisasi Internasional
diatur

dalam

Keputusan

Menteri

Luar

Negeri

Republik

Indonesia

Nomor

SK.

1042/PO/VIII/99/28/01 tentang Tata Cara Pengajuan Kembali Keanggotaan Indonesia serta
Pembayaran Kontribusi Pemerintah Indonesia pada Organisasi-Organisasi Internasional.
Menurut SK Menlu tersebut, dalam hal suatu instansi bermaksud mengusulkan keanggotaan
Indonesia pada organisasi internasional, usulan tersebut disampaikan secara tertulis kepada
menteri Luar Negeri disertai dengan penjelasan mengenai dasar usulan serta hak dan kewajiban
yang timbul dari keanggotaan itu. Pengusulan tersebut kemudian akan dibahas oleh Kelompok
Kerja Pengkaji Keanggotaan Indonesia dan Kontribusi Pemerintah Indonesia pada OrganisasiOrganisasi Internasional. Pembahasan mengenai usulan tersebut memperhatikan:
1. Manfaat yang dapat diperoleh dari keanggotaan pada organisasi internasional yang
bersangkutan;

2. Kontribusi yang dibayar sebagaimana yang disepakati bersama dan diatur dalam
ketentuan organisasi yang bersangkutan serta formula penghitungannya;
3. Keanggotaan Indonesia pada suatu organisasi internasional yang emmpunyai lingkup dan
kegiatan sejenis;
4. Kemampuan keuangan negara dan kemampuan keuangan lembaga non pemerintah.
Contoh organisasi-organisasi internasional adalah :
1.

PBB
Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB (United Nations atau UN) adalah sebuah

organisasi internasional yang anggotanya hampir seluruh negara di dunia. Lembaga ini dibentuk
untuk memfasilitasi dalam hukum internasional, pengamanan internasional, lembaga ekonomi,
dan perlindungan sosial. Perserikatan Bangsa-bangsa didirikan di San Fransisco pada tanggal 24
Oktober 1945 setelah Konferensi Dumbarton Oaks di Washington DC, namun sidang umum
yang pertama dihadiri wakil dari 51 negara dan baru berlangsung pada 10 Januari 1946 (di
Church House, London). Dari 1919 hingga 1946, terdapat sebuah organisasi yang mirip,
bernama Liga Bangsa-bangsa, yang bisa dianggap sebagai pendahulu PBB. Sejak didirikan di
San Fransisco pada 24 Oktober 1945, sedikitnya 192 negara menjadi anggota PBB. Semua
negara yang tergabung dalam wadah PBB menyatakan independensinya masing-masing, selain
Vatikan dan Takhta Suci serta Republik Cina (Taiwan) yang tergabung dalam wilayah Cina pada
1971. Hingga tahun 2007 sudah ada 192 negara anggota PBB. Sekretaris Jendral PBB saat ini
adalah Ban Ki-Moon asal Korea Selatan yang menjabat sejak 1 Januari 2007.

2. NATO
Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organisation/NATO) adalah
sebuah organisasi internasional untuk keamanan bersama yang didirikan pada tahun 1949,
sebagai bentuk dukungan terhadap Persetujuan Atlantik Utara yang ditanda tangani di

Washington, DC pada 4 April 1949. Nama resminya yang lain adalah dalam bahasa perancis :
l’Organisation du Traité de l’Atlantique Nord (OTAN).
Pasal utama persetujuan tersebut adalah Pasal V, yang berisi:
Para anggota setuju bahwa sebuah serangan bersenjata terhadap salah satu atau lebih dari
mereka di Eropa maupun di Amerika Utara akan dianggap sebagai serangan terhadap semua
anggota. Selanjutnya mereka setuju bahwa, jika serangan bersenjata seperti itu terjadi, setiap
anggota, dalam menggunakan hak untuk mepertahankan diri secara pribadi maupun bersamasama seperti yang tertuang dalam Pasal ke-51 dari Piagam PBB, akan membantu anggota yang
diserang jika penggunaan kekuatan semacam itu, baik sendiri maupun bersama-sama,
dirasakan perlu, termasuk penggunaan pasukan bersenjata, untuk mengembalikan dan menjaga
keamanan wilayah Atlantik Utara.
Pasal ini diberlakukan agar jika sebuah anggota Pakta Warsawa melancarkan serangan
terhadap para sekutu Eropa dari PBB, hal tersebut akan dianggap sebagai serangan terhadap
seluruh anggota (termasuk Amerika Serikat sendiri), yang mempunyai kekuatan militer terbesar
dalam persekutuan tersebut dan dengan itu dapat memberikan aksi pembalasan yang paling
besar. Tetapi kekhawatiran terhadap kemungkinan serangan dari Eropa Barat ternyata tidak
menjadi kenyataan. Pasal tersebut baru mulai digunakan untuk pertama kalinya dalam sejarah
pada 12 September 2001, sebagai tindak balas terhadap serangan teroris 11 September 2001
terhadap AS yang terjadi sehari sebelumnya.
3. ASEAN
Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (PERBARA) atau lebih populer dengan
sebutan Association of Southeast Asia Nations (ASEAN) merupakan sebuah organisasi
geopolitik dan ekonomi dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara, yang didirikan di
Bangkok, 8 Agustus 1967 melalui Deklarasi Bangkok oleh Indonesia, Malaysia, Filipina,
Singapura, dan Thailand. Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,
kemajuan sosial, dan pengembangan kebudayaan negara-negara anggotanya, serta memajukan
perdamaian di tingkat regionalnya. Negara-negara anggota ASEAN mengadakan rapat umum
pada setiap bulan November. Prinsip Utama ASEAN
Prinsip-prinsip utama ASEAN adalah sebagai berikut:



Menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesamaan, integritas wilayah nasional, dan
identitas nasional setiap negara



Hak untuk setiap negara untuk memimpin kehadiran nasional bebas daripada campur
tangan, subversif atau koersi pihak luar



Tidak mencampuri urusan dalam negeri sesama negara anggota



Penyelesaian perbedaan atau perdebatan dengan damai



Menolak penggunaan kekuatan yang mematikan



Kerjasama efektif antara anggota

Anggota ASEAN :
Kini ASEAN beranggotakan semua negara di Asia tenggara (kecuali Timor Leste dan Papua
Nugini).
Berikut adalah anggota ASEAN: Indonesia, Filipina, Malaysia, Singapura, Thailand, Brunei
Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, Kamboja.