PEMANFAATAN BIOREAKTOR MINI SEBAGAI ALTERNATIF PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT KELURAHAN MAJAHLEGA KOTA BANDUNG

  

PEMANFAATAN BIOREAKTOR MINI SEBAGAI ALTERNATIF PENGELOLAAN

SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT KELURAHAN MAJAHLEGA KOTA

BANDUNG

Chigara Wittesa, Fauzul Rizal Sutikno, Mustika Anggraeni

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

  

Jalan MT.Haryono 167 Malang 65145 Indonesia Telp 0341-567886

ABSTRAK

  

Laju pertumbuhan penduduk yang meningkat akan berbanding lurus dengan terjadinya peningkatan timbulan

sampah. Peningkatan volume sampah yang tidak diikuti oleh pengelolaan sampah yang tepat akan

mengakibatkan permasalahan dalam penanganan sampah. Bio Reaktor Mini adalah salah satu teknologi

pengolahan sampah untuk mereduksi volume sampah yang dibuang ke TPS. Penelitian ini bertujuan untuk

mengidentifikasi kinerja operasional pengelolaan sampah pada Bio Reaktor Mini di Kelurahan Manjahlega

Kota Bandung dengan menggunakan analisa kinerja Bio Reaktor Mini, analisis tingkat partisipasi masyarakat,

analisis kelembagaan, dan analisis tingkat kepuasan masyarakat menggunakan Important Performance

Analysist (IPA). Berdasarkan analisis kesesuaian dengan SNI 3242:2008, diketahui pengelolaan sampah pada

Bio reaktor Mini di permukiman Kelurahan Manjahlega memperoleh skor 20 yang tergolong klasifikasi Sesuai

Dengan Standar Pengolahan Sampah Di Permukiman. Berdasarkan analisis partisipatif, diperoleh kategori

partnership dan co-learning. Berdasarkan hasil analisis IPA, diperoleh variabel tingkat kepuasan masyarakat

yang rendah. Setelah proses analisis menghasilkan arahan berupa peningkatan kinerja operasional Bio Reaktor

Mini, yang terdiri dari arahan peran serta masyarakat, kelembagaan serta sistem pengelolaan sampah sehingga

Bio Reaktor Mini dapat menjadi sistem pengelolaan sampah yang berbasis masyarakat.

  Kata Kunci : Pengelolaan Sampah, Bio Reaktor Mini, Partisipasi Masyarakat,

ABSTRACT

  

The growth rate of population increase will be directly proportional to the increase in waste disposal. Increasing

the volume of waste that is not followed by proper management can pose problems in handling waste. Bio

Reactor Mini is one of the waste processing technology to reduce the volume of waste disposed to the landfills.

This study aims to identify the operational performance of waste management on Bio Reactor Mini in Kelurahan

Manjahlega Bandung City using Bio Reactor Mini erformance analysis, level of community participation

analysis, institutional analysis, and level of community satisfaction using Important Performance Analysis (IPA).

Based on the analysis of compliance with SNI 3242:2008, known that waste management using Bio Reactor Mini

in Kelurahan Manjahlega obtain classification scores 20 are classified as Fit Waste Processing Standard In

Settlement. Based on participatory analysis, derived categories partnership and co-learning. Based on the result

of IPA, obtained by variable levels of perceived low community satisfaction. The result of this research is the

recommendation about improvement Bio Reactor Mini performance, which consist of community

participation,institutional, waste management system, so that the Bio Reactor Mini can be a system of

community-based waste management. Keywords: Waste Management, Bio Reactor Mini, Community Participation

  2008:13). Sehingga volume sampah akan

  PENDAHULUAN tereduksi tepat dan cepat pada sumber sampah.

  Jumlah penduduk Kota Bandung sampai Pengelolaan sampah berbasis masyarakat dengan tahun 2009 adalah sekitar 2,5 juta jiwa adalah sistem penanganan sampah yang dengan produksi sampah mencapai 7.500 m3 per direncanakan, disusun, dioperasikan, dikelola dan hari atau setara dengan 2.000 ton. Sementara itu, dimiliki oleh masyarakat. Pengelolaan sampah jumlah sampah yang terangkut adalah 4.050 m3 berbasis masyarakat bertujuan untuk atau 1.000 ton. Artinya, terdapat 1.000 ton lebih menciptakan kemandirian masyarakat dalam sampah yang tidak dapat diangkut ke TPA. mempertahankan kebersihan lingkungan melalui

  Keadaan ini tidak seimbang dengan peningkatan pengelolaan sampah yang ramah lingkungan sarana serta pelayanan pengelolaan pembuangan

  (Environtmental Service Program, USAID sampah di Kota Bandung.

  

PEMANFAATAN BIOREAKTOR MINI SEBAGAI ALTERNATIF PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT

KELURAHAN MAJAHLEGA KOTA BANDUNG

  

Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 4, Nomor 2, Desember 2012

  Permasalahan dalam penanganan persampahan menuntut pengoptimalisasi suatu perencanaan pengelolaan sampah berbasis masyarakat untuk Kota Bandung. Sistem pengelolaan sampah berbasis masyarakat dinilai tepat dan dapat diterapkan mengingat terbatasnya kapasitas TPA dalam menampung volume sampah. Sistem pengelolaan sampah berbasis masyarakat dapat dilakukan dengan keterlibatan langsung mulai dari perencanaan hingga pengelolaan. Sistem pengelolaan sampah terpadu yang berbasis masyarakat dapat mengkombinasikan pendekatan pengurangan sumber sampah, daur ulang & guna ulang, pengkomposan, insinerasi dan pembuangan akhir (landfilling) yang bertujuan mereduksi timbulan sampah yang beredar di masyarakat.

  Bio Reaktor Mini (BRM) adalah salah satu Teknologi yang telah membuktikan kemampuan mengolah sampah menjadi kompos dengan skala komunal. Pengelolaan tersebut dapat dilakukan dengan mengumpulkan sampah rumah tangga yang merupakan sampah organik yang jumlahnya memang cukup banyak. Setelah itu, kompos yang dihasilkan masyarakat tersebut bisa digunakan kembali untuk kepentingan masyarakat atau dijual untuk memperoleh keuntungan ekonomis.

  Kelurahan Manjahlega merupakan salah satu lokasi di Kota Bandung yang memanfaatkan Bio Reaktor Mini (BRM) sebagai salah satu alternatif pengelolaan sampah dalam upaya mereduksi volume sampah yang dibuang ke TPA. Kegiatan kelurahan ini didukung oleh Lembaga Swadaya Masyarakat Bandung Green & Clean sebagai salah satu lembaga yang turut andil dalam upaya pelestarian lingkungan dan menjaga kebersihan kota dengan cara mereduksi sampah. Berdasarkan hal ini, diperlukan kajian mengenai pemanfaatan Bio Reaktor Mini (BRM) sebagai alternatif pengelolaan sampah berbasis masyarakat di Kelurahan Manjahlega Kota Bandung untuk mengidentifikasi penggunaan komposting dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah di Kelurahan Manjahlega Kota Bandung. Melalui penelitian ini akan dirumuskan arahan dan rekomendasi untuk mengoptimalkan pengelolaan sampah di Kelurahan Manjahlega Kota Bandung.

  Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif evaluative. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan studi terdahulu, tinjauan pustaka dan standar yang berlaku, antara lain karakteristik sampah, kinerja teknis operasional Bio Reaktor Mini (BRM), peran dan partisipasi serta persepsi masyarakat.

  Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi pengumpulan data sekunder berdasarkan studi literatur dan instansi serta data primer yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan pengambilan sampel. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis melalui suatu metode yang pada akhirnya diperoleh suatu kesimpulan yang digunakan sebagai pendekatan tindakan selanjutnya.

  HASIL DAN PEMBAHASAN Kinerja Operasioal Pengelolaan Sampah Komposter Bio Reaktor Mini (BRM)

  Sumber sampah yang dihasilkan dari Kelurahan Manjahlega berasal dari sampah permukiman, sampah industri, sampah taman dan jalan serta sampah pendidikan. Volume sampah terbesar berasal dari permukiman warga yaitu 2,32m3/hari dihasilkan dari aktifitas masyarakat tiap rumah baik berupa organik maupun anorganik.

  Bio Reaktor Mini (BRM) adalah salah satu media pengkomposan yang memanfaatkan sampah organik untuk diubah menjadi kompos. Penggunaan BRM memerlukan waktu 12-14 hari untuk mengubah sampah organik menjadi kompos siap pakai.

  Bio Reaktor Mini (BRM) yang terdapat pada Kelurahan Manjahlega berjumlah 6 unit yang tersebar pada beberapa lokasi, yakni sekolah, kantor kelurahan, dan taman ruang terbuka (Taman Lansia).

METODE PENELITIAN

  Gambar 1. Lokasi Bio Reaktor Mini

  Chigara Wittesa, Fauzul Rizal Sutikno, Mustika Anggraeni Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 4, Nomor 2, Desember 2012

  3 Telah sesuai Sistem Perangkutan Frekuensi ke

  Co-learning yakni dimana masyarakat lokal dan

  Masyarakat Kelurahan Manjahlega menurut bentuk partisipasinya berada pada level

  Berdasarkan analisis peran serta masyarakat, analisis kelembagaan, dan analisis kesesuaian dengan UU No.18 Tahun 2008 dapat disimpulkan bahwa tingkatan partisispatif masyarakat Kelurahan Manjahlega berdasarkan tangga partisipatif Arstein berada pada tahap Partnership/Kemitraan, dimana masyarakat bekerjasama dengan pemerintah untuk mengelola sampah serta adanya timbal balik yang dinegoisasikan antara antara kebutuhan masyarakat dengan kepentingan pemerintah. Salah satu aplikasinya dalam pengelolaan sampah adalah adanya usaha dari masyarakat untuk mengelola sampah menjadi kompos melalui fasilitas BRM, dimana sebagian hasil kompos dibeli oleh Pemerintah Kota untuk program penghijauan kota.

  Tingkat partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan Bio Reaktor Mini (BRM)

  antar stakeholder

  Gambar 2. Diagram venn dengan keterkaitan

  Berdasarkan analisis kelembagaan diperoleh diagram venn dengan keterkaitan antar stakeholder yang dapat dilihat pada gambar 2.

  3 Telah sesuai Sumber: Analisis 2011

  Jenis pengolahan

  3 Telah sesuai Sistem pengolahan sampah

  Pola Pembuangan

  1 Perlu adanya pe- ningkatan berupa peningkatan fre- kuensi perangku- tan ke TPA agar sam-pah tidak me- numpuk di TPS Sistem pembuangan akhir

  TPA

  3 Telah sesuai Sistem pemindahan Lokasi pemindahan

  177 Tabel 1. Lokasi Bio Reaktor Mini Lokasi Peruntukan Jumlah

  Frekuensi pengumpulan

  2 Perlu adanya peningkatan beru- pa pemisahan sampah secara individu dari masing-masing rumah sebelum dibuang ke TPS

  Sistem pengumpulan Cara pengumpulan

  2 Perlu adanya pe- ningkatan berupa adanya pemisahan pada wadah sam- pah untuk pemi- sahan sampah organik dan anorganik

  3 Telah sesuai Jenis wadah

  Cara pewadahan

  berdasarkan SNI 3242:2008 Variabel Indikator Skor Keterangan Sistem pewadahan

  Permukiman”. Namun untuk mencapai klasifikasi “Sangat Sesuai”, perlu adanya peningkatan pada beberapa variabel yang terhintung rendah yang dapat dilihat pada tabel 2.

  Berdasarkan SNI 3242:2008 tentang pengelolaan sampah di permukiman, diketahui pengelolaan sampah di permukiman Kelurahan Manjahlega memperoleh skor 20 yang tergolong klasifikasi “Sesuai dengan Standar Pengolahan Sampah si

  6 Sumber: Survey Primer 2011

  1 Jumlah

  2 SD Al-Fitrah Sampah Sekolah dan Masjid

  3 Kantor Kelurahan Sampah Perkantoran, Perdagangan dan Industri

  Taman Lansia Sampah Warga

  pihak luar saling berbagi informasi terkait pemanfaatan dan pengelolaan sampah. Masyarakat yag dimaksud adalah masyarakat Kelurahan Manjahlega, sedangkan pihak luar adalah pihak Pemerintah Kota dan pihak swasta, dalam hal ini adalah Bandung Green & Clean. Peran masyarakat disini sebagai partners. Masyarakat bekerja sama dalam merencanakan aksi pengelolaan sampah dengan difasilitasi oleh Bandung Green & Clean dalam melakukan

  

PEMANFAATAN BIOREAKTOR MINI SEBAGAI ALTERNATIF PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT

KELURAHAN MAJAHLEGA KOTA BANDUNG

  kontrol dan evaluasi terkait kebutuhan dalam pengelolaan sampah.

  Mini 3. Kelengkapan Elemen Penunjang Bio

  3. Penyusunan materi maupun non-materi rencana kerja, dan kesepakatan kontribusi warga terkait pengelolaan Sumber : Rencana, 2011

  2. Evaluasi secara berkala terhadap program pengolahan sampah dan pemanfaatan fasilitas BRM sebagai kontrol kegiatan sesuai yang diharapkan fasilitator dan masyarakat.

  1. Pelatihan dan kampanye untuk meningkatkan pemahaman manfaat BRM dalam pengolahan ampah organik.

  Co- learning

  1. Masyarakat mengajukan bantuan kepada pemerintah terkait wadah pemilahan sampah dan pengadaan mesin pencacah 2. Pemerintah dengan masyarakat melakukan pelatihan pengolahan sampah yang didukung dengan alat mesin pencacah sampah 3. Pendampingan, sosialisasi, penyebaran informasi dan pemantauan kegiatan pengolahan sampah seperti program Beli Kompos

  Tabel 4. Arahan peran serta masyarakat berdasarkan tingkat partisipasi Tingkat Partisipasi Arahan Kegiatan Partership/ kemitraan

  Berdasarkan analisis tingkat partisipatif yang dilakukan sebelumnya, arahan berdasarkan kondisi eksisting dapat dilihat pada tabel 4.

  Arahan optimalisasi teknologi Bio Reaktor Mini (BRM) dalam pengelolaan sampah mandiri berbasis masyarakat Arahan Peran Serta Masyarakat

  Pemerataan penggunaan kompos bagi masyarakat

  4. Pemanfaatan Kompos 

  Ketersediaan Petugas pengaduk dan pencacah Bio Reaktor Mini

  Kondisi dan ketersediaan mesin pencacah sampah 

  Ketersediaan bakteri pengurai EM-40 

  Reaktor Mini 

   Kemudahan menuju lokasi Bio Reaktor

  Tabel 3. Bentuk partisipasi masyarakat lokal Bentuk Partisipasi Tipe Partisipasi Peran Masyarakat Co-option Tidak ada input apapun dari masyarakat lokal Subjek

  Directors Sumber: Hasil Analisis

  Co-operation Proyek telah didesain oleh pihak luar yang menentukan proses

  Employees atau subordinat Consultation Pihak luar menganalisis informasi sekaligus memutuskan bentuk aksinya

  Clients Collaboration Masyarakat lokal dengan pihak luar untuk menentukan prioritas

  Collaborators Co-learning Masyarakat lokall dan luar saling membagi pengetahuannya, untuk merencanakan aksi

  Partners Collective action

  Masyarakat lokal menyusun sendiri, pihak luar absen sama sekali

  Berdasarkan Analisis Important Performance Analysist (IPA) yang dilakukan sebelumnya, dapat diketahui bahwa nilai harapan atau kepentingan masyarakat terkait pemanfaatan BRM (2,98) lebih besar daripada nilai kepuasannya (2,50). Berdasarkan perhitungan dengan nilai perbandingan skor dihasilkan nilai ( ̅

  

Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 4, Nomor 2, Desember 2012

  ⁄ ). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kepuasan masyarakat terhadap pemanfaatan BRM dalam pengelolaan sampah dinilai masih kurang. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan metode IPA juga, terlihat bahwa faktor yang memerlukan perbaikan dan peningkatan kepuasan masyarakat adalah sebagai berikut :

  1. Kondisi Sistem Pengangkutan Sampah 

  Pemilahan sampah pada sumber 

  Pengelolaan sampah pada TPS 2. Teknis Penggunaan Bio Reaktor Mini

   Jumlah ketersediaan komposter Bio

  Reaktor Mini 

  Sebaran lokasi komposter Bio Reaktor Mini

  Chigara Wittesa, Fauzul Rizal Sutikno, Mustika Anggraeni Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 4, Nomor 2, Desember 2012

  3. Pemanfaatan kembali incinerator sampah yang terdapat di TPS Sumber: Rencana, 2011

  Kompos Pemerataan penggunaan kompos bagi masyarakat

  Pembentukan kelompok/petugas pengelola BRM terhadap proses pengadukan dan pencacahan sampah Pemanfaatan

  Ketersediaan Petugas pengaduk dan pencacah Bio Reaktor Mini

  Kondisi dan ketersediaan mesin pencacah sampah Diperlukan penambahan fasilitas mesin pencacah sampah untuk memudahkan masyarakat dalam menggunakan fasilitas BRM

  Ketersediaan bakteri pengurai EM-40 Ketersediaan bakteri pengurai, yakni EM-40 sebaiknya diperbanyak dan diletakan pada setiap BRM agar memudahkan warga yang ingin menggunakan.

  BRM untuk memudahkan masyarakat menggunakan fasilitas BRM. Kemudahan menuju lokasi Bio Reaktor Mini Upaya pemerataan lokasi BRM diharuskan menjangkau seluruh wilayah, sehingga memudahkan warga yang ingin menggunakan BRM. Kelengkapan Elemen Penunjang Bio Reaktor Mini

  Diperlukan penambahan jumlah BRM untuk memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat. Sebaran lokasi komposter Bio Reaktor Mini Diperlukan upaya pemerataan lokasi penempatan

  Pemanfaatan kembali incinerator yang terletak di TPS Manjahlega sebagai pengubah sampah menjadi batako dengan pembentukan lembaga pengelola incinerator. Teknis Penggunaan Bio Reaktor Mini Jumlah ketersediaan komposter Bio Reaktor Mini

  Tabel 6. Arahan peningkatan kinerja BRM di Kelurahan Manjahlega Faktor Kepuasan Variabel Arahan Ilustrasi Kondisi Sistem Pengangkutan Sampah Pemilahan sampah pada sumber Diperlukan upaya pemilahan sampah pada sumber sampah yaitu rumah tangga Kelurahan Manjahlega baik dalam bentuk pewadahan maupun dalam cara membuang sampah. Pengelolaan sampah pada TPS

  Arahan peningkatan dengan tujuan optimalisasi pemanfaatan BRM di Kelurahan Manjahlega sebagai alat yang digunakan untuk mereduksi timbulan sampah yang akan dibuang ke TPS dapat dilihat pada tabel 6.

  Arahan Peningkatan Kinerja Bio Reaktor Mini

  Peningkatan kinerja Bio Reaktor Mini 2. Sosialisasi pemanfaatan limbah plastik menjadi bahan kerajinan

  179 Arahan Sistem Kelembagaan

  Sistem Pembuangan Akhir 1.

  2. Sosialisasi prinsip 3R pada masyarakat Arahan Pengolahan Sampah sistem pembuangan akhir adalah dipertahankan sesuai kondisi eksisting

  1. Mengoptimalisasi sistem pengolahan sampah

  Dipertahankan sesuai dengan kondisi eksisting. Arahan Sistem Perangkutan

  Diperlukan adanya pemisahan pada proses pengumpulan Arahan Sistem Pemindahan

  Sosialisasi pentingnya memilah sampah sejak dari sumber sampah. Arahan Sistem Pengumpulan

  1. Pemilahan dilakukan di sumber sampah 2.

  5. Arahan kinerja operasional pengelolaan sampah Operasional Pengelolaan Sampah Arahan Arahan Sistem Pewadahan

  Tabel

  U ntuk mencapai klasifikasi “Sangat Sesuai”, perlu adanya peningkatan pada beberapa variabel yang terhitung rendah, diantaranya dapat dilihat pada tabel 5.

  Arahan Sistem Pengelolaan Sampah

  Masyarakat perlu membentuk kelompok yang secara spesifik menangani pengelolaan sampah sehingga hal yang berkaitan dengan masalah persampahan. Bandung Green & Clean berupaya untuk tetap aktif dalam kegiatan sosialisasi di bidang kebersihan dan lingkungan serta memberikan sejumlah pembinaan kepada masyarakat terkait kebersihan lingkungan dan pemanfaatan BRM. Selain itu juga harus melakukan evaluasi terkait program yang telah direncanakan segabai fungsi kontrol terhadap kegiatan yang dilakukan masyaarakat terkait pengelolaan sampah dan lingkungan. Sedangkan PD Kebersihan Kota Bandung diharapkan selalu mendukung aktifitas pengolahan sampah masyarakat, seperti mempertahankan program beli kompos untuk meningkatkan kemauan masyarakat dalam mengolah sampah menjadi

  Diperlukan pembentukan kelompok/petugas pengelola BRM yang berasal dari masyarakat Kelurahan Manjahlega yang bertugas sebagai pengelola distribusi kompos, baik yang akan disuplai ke Pemkot Kota Bandung maupun yang akan didistribusikan kepada masyarakat Kelurahan Mnjahlega sendiri. Sumber : Rencana, 2011

  Berdasarkan SNI 3242:2008 tentang pengelolaan sampah di permukiman, diketahui pengelolaan sampah di permukiman Kelurahan Manjahlega memperoleh skor 20 yang tergolong klasifikasi “Sesuai Dengan Standar Pengolahan Sampah Di

  SIMPULAN Kinerja Operasioal Pengelolaan Sampah Komposter Bio Reaktor Mini (BRM)

  Permukiman”. Namun untuk mencapai klasifikasi “Sangat Sesuai”, perlu adanya peningkatan pada beberapa variabel yang terhintung rendah.

  Tingkat partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan Bio Reaktor Mini (BRM)

DAFTAR PUSTAKA

  • ,2008, SNI 3242:2008 tentang
  • ,2008, Undang-Undang Republik
  • ,2002. Rencana Induk Pengelolaan

  Masyarakat Kelurahan Manjahlega menurut bentuk partisipasinya berada pada level

  Assessment on Community Based Solid. Iqbal, M. 2007. Strategi Pengendalian Alih

  Pariwara.

  Pembangunan Pedesaan dan Pertanian . Jakarta : Bina Rena

  Universitas Padjajaran. Syahyuti, 2006. 30 Konsep Penting dalam

  Pengelolaan Reaktor Sampah Terpadu Silarsatu . Bandung: LPM

  Kramadibrata. 2007. Sistem

  Renika Cipta. Kastaman, Roni dan Ade Moetangad

  Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan Pangsa Pasar . Jakarta: PT

  Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. J. Supranto M.A. 1997. Pengukuran Tingkat

  Fungsi Lahan Pertanian Bertumpu pada Partisipasi Masyarakat . Bogor:

  Bandung, Bandung. Environmental Services Program. Comparative

  Co-learning .

  Kebersihan Kota Bandung Tahun 2002-2012 , Pemerintah Kota

  PU, Jakarta.

  Berdasarkan analisis peran serta masyarakat dapat disimpulkan bahwa tingkatan partisispatif masyarakat Kelurahan Manjahlega berdasarkan tangga partisipatif Arstein berada pada tahap Partnership/Kemitraan.

  pengelolaan sampah di permukiman , Departemen PU, Jakarta.

  Bagi Masyarakat, diharapkan dapat mengatasi sejumlah permasalahan dalam pengelolaan sampah serta ikut mendukung upaya pengelolaan sampah mandiri berbasis masyarakat. Bagi Pemerintah, diharapkan Bio Reaktor Mini dapet menjadi referensi dalam upaya pengelolaan sampah berbasis masyarakat serta dapat menjadi bahan masukan untuk merencanakan penanganan sampah serta meminimalisir terjadinya masalah maupun bencana yang terjadi akibat buruknya penanganan permasalahan sampah. Bagi Akademis, penelitian ini hanya menggunakan teknologi yang belum tentu tepat diterapkan di tempat lain, perlu kajian terhadap karakteristik kawasan untuk menggunakan metode pengelolaan sampah seperti yang dilakukan peneliti.

  Saran

  Arahan optimalisasi terdiri dari arahan peran serta masyarakat berupa arahan pada tingkat partisipatif Partnership dan Co-learning, arahan sistem kelembagaan yang terdiri dari kaitan antara masyarakat, swasta dan pihak pemerintah, arahan sistem pengelolaan sampah berdasarkan SNI 3242:2008 serta arahan peningkatan kinerja Bio Reaktor Mini berupa peningkatan variabel yang lemah berdasarkan hasil Analisis IPA.

  Arahan Optimalisasi Teknologi Bio Reaktor Mini (BRM) dalam Pengelolaan Sampah Mandiri Berbasis Masyarakat

  ⁄ ). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kepuasan masyarakat terhadap pemanfaatan BRM dalam pengelolaan sampah dinilai masih kurang.

  Berdasarkan Analisis Important Performance Analysist (IPA) yang dilakukan sebelumnya, dapat diketahui bahwa nilai harapan atau kepentingan masyarakat terkait pemanfaatan BRM (2,98) lebih besar daripada nilai kepuasannya (2,50). Berdasarkan perhitungan dengan nilai perbandingan skor dihasilkan nilai ( ̅

  Indonesia Nomor 18 tentang Pengelolaan Sampah , Departemen