Laporan Operasional menyediakan informasi mengenai seluruh kegiatan operasional keuangan entitas pelaporan yang tercerminkan dalam

PSAP 12 LAPORAN OPERASIONAL

  Manfaat Informasi LO (Par 5)

  Laporan Operasional menyediakan informasi mengenai seluruh kegiatan operasional keuangan entitas pelaporan yang tercerminkan dalam

  • pendapatan-LO,
  • beban, dan
  • surplus/defsit operasional dari suatu entitas pelaporan yang penyajiannya disandingkan dengan periode sebelumnya.

  Periode Pelaporan (Par 9)

  • Laporan Operasional disajikan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun.
  • • Dalam situasi tertentu, apabila tanggal laporan suatu

    entitas berubah dan Laporan Operasional tahunan disajikan dengan suatu periode yang lebih pendek dari satu tahun, entitas harus mengungkapkan informasi sebagai berikut:

    (a)alasan penggunaan periode pelaporan tidak satu

    tahun; (b)fakta bahwa jumlah-jumlah komparatif dalam Laporan Operasional dancatatan-catatan terkait tidak dapat diperbandingkan.

  Struktur dan Isi Laporan Operasional (Par 11)

  Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur: 1. pendapatan-LO, 2. beban, 3. surplus/defsit dari operasi, 4. surplus/defsit dari kegiatan non operasional, 5. surplus/defsit sebelum pos luar biasa, 6. pos luar biasa, dan 7. surplus/defsit-LO, yang diperlukan untuk penyajian yang wajar secara komparatif.

  Struktur dan Isi Laporan Operasional (Par 11)

  Laporan Operasional dijelaskan lebih lanjut dalam Catatan atas Laporan Keuangan yang memuat hal- hal yang berhubungan dengan aktivitas keuangan selama satu tahun seperti kebijakan fskal dan moneter, serta daftar - daftar yang merinci lebih lanjut angka-angka yang dianggap perlu untuk dijelaskan.

  STRUKTUR LAPORAN OPERASIONAL (Par 11)

  • Hak pemerintah
  • Penurunan manfaat ekonomi/potensi jasa dalam periode pelaporan
  • Hak pemerintah
  • Penurunan manfaat ekonomi/potensi jasa dalam periode pelaporan
  • Diakui sebagai penambah ekuitas
  • Diakui sebagai penambah ekuitas

  • Dalam periode tahun anggaran yg bersangkutan
  • Dalam periode tahun anggaran yg bersangkutan

  • menurunkan ekuitas
  • menurunkan ekuitas
  • Tidak perlu dibayar kembali
  • Tidak perlu dibayar kembali
  • berupa pengeluaran/ konsumsi aset atau timbulnya kewajiban
  • berupa pengeluaran/ konsumsi aset atau timbulnya kewajiban
  • Pendapatan/ Beban yg bukan merupakan operasi biasa
  • Sifatnya tidak rutin, termasuk surplus/defsit dari penjualan aset non lancar dan penyelesaian kewajiban jangka panjang
  • Tidak diharapkan sering/rutin terjadi
  • Tidak diharapkan sering/rutin terjadi

  Pendapatan/ Beban yg bukan merupakan operasi biasa

  Sifatnya tidak rutin, termasuk surplus/defsit dari penjualan aset non lancar dan penyelesaian kewajiban jangka panjang

  Pendapata n-LO (dari kegiatan operasional ) Pendapata n-LO (dari kegiatan operasional ) Beb an (d ari keg ia ta n op eras io nal ) Beb an (d ari keg ia ta n op eras io nal ) Pos Luar Biasa Pos Luar Biasa Keg ia tan No n Op era sio na l Keg ia tan No n Op era sio na l Surplus/Defisit LO Selisih lebih/kurang antara pendapatan dan beban selama satu periode pelaporan

  Struktur dan Isi Laporan Operasional (Par 12)

  Dalam Laporan Operasional harus diidentifkasikan secara jelas, dan, jika dianggap perlu, diulang pada setiap halaman laporan, informasi berikut: (a) nama entitas pelaporan atau sarana identifkasi lainnya; (b) cakupan entitas pelaporan; (c) periode yang dicakup; (d) mata uang pelaporan; dan (e) satuan angka yang digunakan.

  Struktur dan Isi Laporan Operasional (Par 13)

  Struktur Laporan Operasional mencakup pos-pos sebagai berikut: (a)Pendapatan-LO; (b)Beban; (c) Surplus/Defsit dari operasi; (d)Kegiatan non operasional; (e)Surplus/Defsit sebelum Pos Luar Biasa; (f) Pos Luar Biasa.

  Struktur dan Isi Laporan Operasional (Par 14)

  Dalam Laporan Operasional ditambahkan pos, judul, dan sub jumlah lainnya apabila diwajibkan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan, atau apabila penyajian tersebut diperlukan untuk menyajikan Laporan Operasional secara wajar.

  Informasi yang Disajikan dalam Laporan Operasional atau Dalam CaLK (Par 16 – 17)

  • Entitas pelaporan menyajikan pendapatan-LO yang diklasifkasikan menurut sumber pendapatan. Rincian lebih lanjut sumber pendapatan disajikan pada Catatan atas Laporan Keuangan.
  • Entitas pelaporan menyajikan beban yang diklasifkasikan menurut klasifkasi jenis beban. Beban berdasarkan klasifkasi organisasi dan klasifkasi lain yang dipersyaratkan menurut ketentuan perundangan yang berlaku, disajikan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

  Akuntansi Pendapatan – LO (Par 19, 23)

  • Pendapatan-LO diakui pada saat:

  (a)Timbulnya hak atas pendapatan; (b)Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi.

  • Pendapatan-LO diklasifkasikan menurut sumber pendapatan.

  Akuntansi Pendapatan – LO (Par 26 - 28)

  • Akuntansi pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan pendapatan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
  • Dalam hal besaran pengurang terhadap pendapatan-LO bruto(biaya) bersifat variabel terhadap pendapatan dimaksud dan tidak dapat diestimasi terlebih dahulu dikarenakan proses belum selesai, maka asas bruto dapat dikecualikan.
  • Dalam hal badan layanan umum, pendapatan diakui dengan mengacu pada peraturan perundangan yang mengatur mengenai badan layanan umum.

  Akuntansi Pendapatan – LO (Par 29 -

  1 31)

  • Pengembalian yang sifatnya normal dan berulang

  (recurring) atas pendapatan-LO pada periode penerimaan maupun pada periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang pendapatan.

  • Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-recurring) atas pendapatan-LO yang terjadi pada periode penerimaan pendapatan dibukukan sebagai pengurang pendapatan pada periode yang sama.
  • Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-recurring) atas pendapatan-LO yang terjadi pada periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang ekuitas pada periode ditemukannya koreksi dan pengembalian tersebut.

AKUNTANSI PENDAPATAN

  PADA LAPORAN OPERASIONAL (Par 19) Berdasarkan azas bruto Pencatatan Pengakuan

  

Pendapatan LO

Pengungkapan Klasifikasi Rincian lebih

  Menurut sumber lanjut sumber pendapatan pendapatan disajikan dalam CaLK

  Akuntansi Beban (Par 32 - 37)

  • Beban diakui pada saat: a.timbulnya kewajiban; b.terjadinya konsumsi aset; c.terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.
  • Dalam hal badan layanan umum, beban diakui dengan mengacu pada peraturan perundangan yang mengatur mengenai badan layanan umum.
  • Beban diklasifkasikan menurut klasifkasi ekonomi.

  Akuntansi Beban (Par 40 - 41)

  • Beban Transfer adalah beban berupa pengeluaran uang atau kewajiban untuk mengeluarkan uang dari entitas pelaporan kepada suatu entitas pelaporan lain yang diwajibkan oleh peraturan perundang- undangan.
  • Koreksi atas beban, termasuk penerimaan kembali beban, yang terjadi pada periode beban, dibukukan sebagai pengurang beban pada periode yang sama. Apabila diterima pada periode berikutnya, koreksi atas beban dibukukan dalam pendapatan lain-lain. Dalam hal mengakibatkan penambahan beban dilakukan dengan pembetulan pada akun ekuitas.

AKUNTANSI BEBAN

  PADA LAPORAN OPERASIONAL (Par 32) Pencatatan Pengakuan Beban LO Pengungkapan Klasifikasi Beban berdasarkan klasifikasi organisasi dan klasifikasi lain yang dipersyaratkan menurut ketentuan perundangan disajikan dalam CaLK

  Surplus/ Defsit dari Kegiatan Operasional (Par 42 - 44)

  • Surplus dari kegiatan operasional adalah selisih lebih antara pendapatan dan beban selama satu periode pelaporan.
  • Defsit dari kegiatan operasional adalah selisih kurang antara pendapatan dan beban selama satu periode pelaporan.
  • Selisih lebih/kurang antara pendapatan dan beban selama satu periode pelaporan dicatat dalam pos Surplus/Defsit dari Kegiatan Operasional.

  Surplus/ Defsit dari Kegiatan Non-Operasional (Par 45, 47)

  • Pendapatan dan beban yang sifatnya tidak rutin perlu dikelompokkan tersendiri dalam kegiatan non operasional.
  • Selisih lebih/kurang antara surplus/defsit dari kegiatan operasional dan surplus/defsit dari kegiatan non operasional merupakan surplus/defsit sebelum pos luar biasa.

  Pos Luar Biasa (Par 48 - 50)

  • Pos Luar Biasa disajikan terpisah dari pos-pos lainnya dalamLaporan Operasional dan disajikan sesudah Surplus/Defsit sebelum Pos Luar Biasa.
  • Pos Luar Biasa memuat kejadian luar biasa yang mempunyai karakteristik sebagai berikut: (a)kejadian yang tidak dapat diramalkan terjadi pada awal tahun anggaran.

  (b)tidak diharapkan terjadi berulang – ulang; dan (c) Kejadian di luar kendali entitas pemerintah

  • Sifat dan jumlah rupiah kejadian luar biasa harus diungkapkan pula dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

  Surplus/Defsit – LO (Par 51 - 52)

  • Surplus/Defsit-LO adalah penjumlahan selisih lebih/ kurang antara surplus/defsit kegiatan operasional, kegiatan non operasional, dan kejadian luar biasa.
  • Saldo Surplus/Defsit – LO pada akhir periode pelaporan dipindahkan ke Laporan Perubahan Ekuitas.

  Transaksi dalam Mata Uang Asing (Par 53–55)

  • Transaksi dalam mata uang asing harus dibukukan dalam matauang rupiah.
  • Dalam hal tersedia dana dalam mata uang asing yang sama dengan yang digunakan dalam transaksi, maka transaksi dalam mata uang asing tersebut dicatat dengan menjabarkannya ke dalam mata uang rupiah berdasarkan kurs tengah bank sentral pada tanggal transaksi.
  • Dalam hal tidak tersedia dana dalam mata uang asing yangdigunakan dalam transaksi dan mata uang asing tersebut dibeli dengan rupiah maka transaksi dalam mata uang asing tersebut dicatat dalam rupiah berdasarkan kurs transaksi, yaitu sebesar rupiah yang digunakan untuk memperoleh valuta asing tersebut.

  Transaksi dalam Mata Uang Asing (Par 56)

  • Dalam hal tidak tersedia dana dalam mata uang asing yang digunakan untuk bertransaksi dan mata uang asing tersebut dibeli dengan mata uang asing lainnya, maka: (a)Transaksi mata uang asing ke mata uang asing lainnya dijabarkan dengan menggunakan kurs transaksi

  (b)Transaksi dalam mata uang asing lainnya tersebut dicatat dalam rupiah berdasarkan kurs tengah bank sentral pada tanggal transaksi.

  Transaksi dalam Mata Uang Asing (Par 57)

  • Transaksi pendapatan-LO dan beban dalam bentuk barang/jasa harus dilaporkan dalam Laporan Operasional dengan cara menaksir nilai wajar barang/jasa tersebut pada tanggal transaksi.
  • Di samping itu, transaksi semacam ini juga harus diungkapkan sedemikian rupa pada Catatan atas Laporan Keuangan sehingga dapat memberikan semua informasi yang relevan mengenai bentuk dari pendapatan dan beban.

LAPORAN OPERASIONAL

  39 Surplus Penjualan Aset Nonlancar xxx xxx xxx xxx

  29 Beban Hibah xxx xxx xxx xxx

  30 Beban Bantuan Sosial xxx xxx xxx xxx

  31 Beban Penyusutan xxx xxx xxx xxx

  32 Beban Transfer xxx xxx xxx xxx

  33 Beban Lain-lain xxx xxx xxx xxx

  34 JUMLAH BEBAN (25 s/d 33)

  xxx xxx xx x x xx

  35

  36 SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN OPERASIONAL (22-34) xxx xxx xx x x xx

  37

  38 KEGIATAN NON OPERASIONAL

  40 Surplus Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang xxx xxx xxx xxx

  1 PENDAPATAN

  41 Defisit Penjualan Aset Nonlancar xxx xxx xxx xxx

  42 Defisit Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang xxx xxx xxx xxx

  43 Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional Lainnya xxx xxx xxx xxx

  44 JUMLAH SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL(39 s/d 43) xxx xxx xx x x xx

  45 SURPLUS/DEFISIT SEBELUM POS LUAR BIASA (36 + 44) xxx xxx xx x x xx

  46

  47 POS LUAR BIASA

  48 Pendapatan Luar Biasa xxx xxx xxx xxx

  49 Beban Luar Biasa xxx xxx xxx xxx

  Contoh Form at Laporan Operas ional Pem erintah Pus at

  

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1 dan 20X0

  28 Beban Subsidi xxx xxx xxx xxx

  No Saldo 20x1 Saldo 20x0 Kenaikan/ Pe nurunan (%)

KEGIATAN OPERASIONAL URAIAN

  26 Beban Belanja Barang xxx xxx xxx xxx

  12

  2 PENDAPATAN PERPAJAKAN

  3 Pendapatan Pajak Penghasilan xxx xxx xxx xxx

  4 Pendapatan Pajak Pertambahan Nilai dan Penjualan Barang Mewah xxx xxx xxx xxx

  5 Pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan xxx xxx xxx xxx

  6 Pendapatan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan xxx xxx xxx xxx

  7 Pendapatan Cukai xxx xxx xxx xxx

  8 Pendapatan Bea Masuk xxx xxx xxx xxx

  9 Pendapatan Pajak Ekspor xxx xxx xxx xxx

  10 Pendapatan Pajak Lainnya xxx xxx xxx xxx

  11 Jumlah Pendapatan Pe rpajakan ( 3 s/d 10 ) xxx xxx xx x x xx

  13 PENDAPATAN NEGARA BUKAN PAJAK

  25 Beban Pegawai xxx xxx xxx xxx

  14 Pendapatan Sumber Daya Alam xxx xxx xxx xxx

  15 Pendapatan Bagian Pemerintah atas Laba xxx xxx xxx xxx

  16 Pendapatan Negara Bukan Pajak Lainnya xxx xxx xxx xxx

  17 Jumlah Pendapatan Ne ga ra Bukan Paja k (14 s/d 16) xxx xxx xx x x xx

  18

  19 PENDAPATAN HIBAH

  20 Pendapatan Hibah xxx xxx xxx xxx

  21 Jumlah Pendapatan Hiba h (20 s/d 20)

  xxx xxx xx x x xx

  22 JUMLAH PENDAPATAN (11 + 17 + 21) xxx xxx xx x x xx

  23

  24 BEBAN

  27 Beban Bunga xxx xxx xxx xxx

LAPORAN OPERASIONAL

  41 SURPLUS/DEFISIT KEGIATAN OPERASIONAL (28-40) xx x xxx xxx xxx

  29

  30 BEBAN

  31 Beban Pegawai xxx xxx xxx xxx

  32 Beban Belanja Barang xxx xxx xxx xxx

  33 Beban Bunga xxx xxx xxx xxx

  34 Beban Subsidi xxx xxx xxx xxx

  35 Beban Hibah xxx xxx xxx xxx

  36 Beban Bantuan Sosial xxx xxx xxx xxx

  37 Beban Penyusutan xxx xxx xxx xxx

  38 Beban Transfer xxx xxx xxx xxx

  39 Beban Lain-lain xxx xxx xxx xxx

  40 JUMLAH BEBAN (31 s/d 39)

  xx x xxx xxx xxx

  42

  28 JUMLAH PENDAPATAN (7 + 21 + 27)

  43 SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL

  44 Surplus Penjualan Aset Nonlancar xxx xxx xxx xxx

  45 Surplus Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang xxx xxx xxx xxx

  46 Defisit Penjualan Aset Nonlancar xxx xxx xxx xxx

  47 Defisit Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang xxx xxx xxx xxx

  48 Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional Lainnya xxx xxx xxx xxx

  49 JUMLAH SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL(44 s/d 48) xx x xxx xxx xxx

  50 SURPLUS/DEFISIT SEBELUM POS LUAR BIASA (41+ 49) xx x xxx xxx xxx

  51

  52 POS LUAR BIASA xxx xxx xxx xxx

  53 Pendapatan Luar Biasa xxx xxx xxx xxx

  54 Beban Luar Biasa xxx xxx xxx xxx

  

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1 dan 20X0

  xx x xxx xxx xxx

  No Saldo

  20X1 Saldo

KEGIATAN OPERASIONAL URAIAN

  11 Dana Bagi Hasil Pajak xxx xxx xxx xxx

  20X0 Kenaikan/

  Penurunan (%)

  1 PENDAPATAN

  2 PENDAPATAN ASLI DAERAH

  3 Pendapatan Pajak Daerah xxx xxx xxx xxx

  4 Pendapatan Retribusi Daerah xxx xxx xxx xxx

  5 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan xxx xxx xxx xxx

  6 Pendapatan Asli Daerah Lainnya xxx xxx xxx xxx

  7 Jumlah Pendapatan Asli Daerah( 3 s/d 6 )

  xx x xxx xxx xxx

  8

  9 PENDAPATAN TRANSFER

  10 TRANSFER PEMERINTAH PUSAT-DANA PERIMBANGAN

  12 Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam xxx xxx xxx xxx

  26 Pendapatan Lainnnya xxx xxx xxx xxx

  13 Dana Alokasi Umum xxx xxx xxx xxx

  14 Dana Alokasi Khusus xxx xxx xxx xxx

  15 Jumlah Pendapatan Transfer Dana Pe rimbanga n (11 s/d 14) xx x xxx xxx xxx

  16

  17 TRANSFER PEMERINTAH PUSAT LAINNYA

  18 Dana Otonomi Khusus xxx xxx xxx xxx

  19 Dana Penyesuaian xxx xxx xxx xxx

  20 Jumlah Pendapatan Transfer Lainnya (18 s/d 19 ) xx x xxx xxx xxx

  21 Jumlah Pendapatan Transfer (15 +20 )

  xx x xxx xxx xxx

  22

  23 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH

  24 Pendapatan Hibah xxx xxx xxx xxx

  25 Pendapatan Dana Darurat xxx xxx xxx xxx

  27 Jumlah Lain-lain Pendapa tan yang sah (24 s/d 26) xx x xxx xxx xxx

KETERKAITAN LAPORAN KEUANGAN

  Pendapatan 500 Beban (200) Surplus/Defisit Opr 300 Kegiatan non operasional 60 Surplus/Defisit LO 360

  Laporan Operasional Laporan Perubahan Ekuitas Ekuitas Awal 1.000 Surplus/Defisit LO 360 Ekuitas Akhir 1.360

  Neraca Aset 2.000 Kewajiban 640

  LRA Pendapatan 450 Belanja (0) Surplus/(defisit) 450 Pembiayaan 1.000 SILPA 1.450

  Laporan Perubahan SAL SAL Awal 100 Penggunaan SAL (30) SILPA 1.450 SAL Akhir 1.520

  3

Dokumen yang terkait

Dampak dari Penerapan PSAK NO. 50 DAN 55 (Revisi 2006) Terhadap Forward Earnings Response Coefficient (FERC) dan Relevansi Nilai dari Derivatif Keuangan: Studi Empiris pada Perusahaan Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 24

Pemberdayaan Pegawai dalam Rangka Peningkatan Kualitas Pelayanan Civil Servant Empowerment to Improve Transportation Service Quality

0 1 16

Faktor-faktor yang Memengaruhi Loyalitas Pelanggan pada Penerbangan Low Cost Carrier Factors Affecting Customer’s Satisfaction on Low Cost Carrier Flight

0 0 12

Pengelolaan Penggunaan Bahan Bakar Minyak yang Efektif pada Transportasi Darat Effective Management of Fuel Use for Land Transportation

0 0 10

Keseimbangan antara Pendapatan dan Biaya Operasional Kapal Penyeberangan Lintas Jangkar-Kalianget

1 1 10

Kemitraan Pemerintah, Dunia Usaha, dan Masyarakat dalam Sektor Transportasi Publik Partnerships among the Government, Business and the Society within Public Transportation Sector

0 0 14

Mata kuliah penelitian operasional I mempelajari cara memformulasikan masalah-masalah yang bersifat deterministik ke dalam formulasi model programa linier dan turunannya seperti model transportasi, penugasan, dan lain-lain, menyelesaikan persoalan program

0 0 50

Bahan Tambahan Pangan dalam Industri Minuman – Ditjen Agrokimia Deperin

0 1 31

ABSTRAK Pinekuhe adalah istilah dalam bahasa Sangihe yang ditujukan kepada ikan layang asap

0 0 5

1 Suplementasi Serat Pangan Karagenan dalam Diet untuk Memperbaiki Parameter Lipid Darah Mencit Hiperkolesterolemia

0 0 9