KARAKTERISTIK KUALITAS IKAN ASAP YANG DIPROSES MENGGUNAKAN METODE DAN JENIS IKAN BERBEDA

HASIL DAN PEMBAHASAN

Organoleptik ikan asap

Kadar Protein

secara umum, ikan lele dan patin asap yang diasapi Penggunaan metode pengasapan dan jenis ikan yang menggunakan

berbeda, memberikan perbedaan yang sangat nyata organoleptik yang lebih tinggi dibandingkan menggunakan

terhadap nilai kadar protein ikan asap (P<0,01). Dapat dilihat tungku (Gambar 1 dan 2).

dalam tabel 1, nilai kadar protein yang tinggi adalah ikan Ikan lele dan patin asap dengan smoking cabinet,

asap yang menggunakan metode smoking cabinet. menunjukkan nilai yang tinggi pada kenampakan, bau, rasa,

Sedangkan berdasarkan jenis ikan, ikan lele asap memiliki dan tekstur. Perbedaan metode pengasapan dan jenis ikan

nilai protein yang lebih tinggi dibandingkan dengan ikan memberikan perbedaan yang sangat nyata terhadap nilai

patin asap. Berdasarkan penelitian dari Ekpenyong et al., organoleptik (P<0,01). Hal ini menunjukkan bahwa panelis

(2012), kandungan protein pada african catfish (Clarias masih dapat menerima ikan asap menggunakan kedua

gariepenus) asap menggunakan smoking kiln sebesar 10,95 ± metode tersebut. Ikan asap yang diasapi menggunakan

smoking cabinet memiliki kenampakan yang lebih bersih, Perubahan nilai protein ikan, disebabkan oleh adanya warna coklat keemasan yang menarik, serta tekstur yang

proses pengolahan terutama menggunakan panas. Kadar lebih

padat dan kompak dibandingkan ikan asap protein dapat menurun karena adanya proses pengolahan, menggunakan tungku.

dengan terjadinya denaturasi protein selama pemanasan Hasil penelitian, ikan manyung asap, yang diolah

(Swastawati et al., 2012). Protein yang terdenaturasi akan menggunakan metode pengasapan yang berbeda, tidak

mengalami koagulasi apabila dipanaskan pada suhu 50 0 C memberikan perbedaan yang nyata (P>0,05) terhadap nilai

atau lebih (Ghozali et al., 2004).

organoleptik. Ini dapat diindikasikan bahwa kedua perlakuan tersebut dapat diterima oleh panelis berdasarkan nilai

Kadar Lemak

organoleptik dari ikan manyung asap (Swastawati, 2008). Lemak merupakan bagian dari kandungan ikan yang Kenampakan, bau, warna, dan tekstur dari ikan asap

memiliki nilai lebih sedikit dibandingkan dengan protein. terbentuk akibat dari reaksi gugus karbonil yang terkandung

Akan tetapi lemak merupakan faktor pendukung dalam dalam asap bereaksi dengan protein dan lemak dalam ikan.

menghasilkan rasa dan aroma pada ikan asap. Kadar lemak Asap berperan penting dalam pembentukan warna, tekstur,

dalam ikan lele dan patin asap yang diasapi menggunakan dan rasa. Komponen karbonil utama dalam asap yang

smoking cabinet dan tungku pada tabel 1, memiliki berperan penting adalah phenol. Komponen ini, dapat

perbedaan yang sangat nyata (P<0,01). Pengasapan panas, berperan sebagai antioksidan. Warna coklat, dihasilkan dari

dapat mempengaruhi perubahan nilai kadar lemak, dalam reaksi phenol dengan oksigen di udara, komponen phenol

hal ini, lemak pada ikan asap dengan menggunakan smoking

Tabel 3. Kandungan senyawa Benzo (α) Pyrene pada ikan asap No.

Jenis Ikan

SC (ppm)

Tr (ppm)

1 Lele (L)

2 Patin (P)

Tabel 4. Kandungan phenol, formaldehid, dan asam organik dalam ikan asap yang diolah menggunakan smoking cabinet dan tungku No

Ikan

Asam organik

Phenol

Formaldehid

SC Tr 1 Lele

ND ND Ket: Rerata dua kali ulangan ± standar deviasi ND : Not detected SC : Smoking cabinet

cabinet, sebagian besar lebih tinggi dibandingkan dengan stabil dan menyebabkan nilai kadar air masih tinggi. tungku. Hal ini disebabkan oleh jarak sumber panas dengan

Menurut Winarno et al., (1980) dalam Saleh et al., (1995), ikan yang berbeda. Jarak antara sumber panas dengan ikan

terjadinya penurunan kadar air akibat penguapan dari pada tungku sangat dekat, sehingga diindikasikan lemak

produk karena pengaruh suhu udara dan kelembaban pada ikan mengalami kerusakan. Semakin tinggi suhu dan

lingkungan sekitar. Tingginya kadar air dalam ikan asap yang lama pengasapan, menyebabkan penurunan nilai kadar

diolah menggunakan smoking cabinet dan tungku, dapat lemak. Hasil penelitian menunujkkan bahwa kadar lemak

mempengaruhi kualitas ikan asap yang dihasilkan. ikan bandeng asap dengan lama pengasapan 3 dan 5 jam sebesar 3,53%; 3,56% (Swastawati, 2004). Berbeda dengan

Kadar abu

Kadar abu merupakan parameter nilai gizi suatu pengasapan panas, jarak antara sumber panas dengan ikan

smoking cabinet, meskipun

menggunakan

metode

bahan produk yang dihasilkan oleh komponen zat anorganik tidak dekat, maka kerusakan lemak akibat panas dapat

yang terdapat dalam ikan. Berdasarkan hasil dari pengujian dikurangi. Perubahan kadar lemak dalam ikan selain

sampel, dapat disimpulkan bahwa perbedaan metode dipengaruhi oleh suhu, dapat dipengaruhi oleh perbedaan

pengasapan menggunakan smoking cabinet dengan tungku jenis ikan.

dan jenis ikan yang berbeda, pada tabel 1 memberikan Hasil penelitian dari Tamaela (2003), perbedaan jenis

perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai kadar ikan memberikan nilai kadar lemak yang berbeda. Ikan

abu.

cakalang yang diasapi menggunakan pengasapan panas, Perbedaan nilai kadar abu, disebabkan oleh lama memiliki kadar lemak sebesar 6,50%; 5,81%; 4,39%; 4,01%.

waktu pengasapan, serta jenis ikan yang digunakan. Hasil Selama proses pengasapan, kadar lemak menurun seiring

penelitian Saleh et al., (1995), kadar abu ikan bandeng segar terjadi pengurangan kadar air, karena sebagian lemak dalam

adalah 1,38% dan setelah mengalami proses pengasapan tubuh ikan ikut mengalami driploss.

menjadi 2,68%. Sedangkan hasil penelitian dari Daramola et al., (2007), ikan nila asap memiliki kada abu sebesar 9,41%

Kadar Air lebih tinggi dibandingkan nilai kadar abu ikan nila segar Air merupakan kandungan yang terbesar dalam ikan.

sebesar 7,60%. Kenaikan ini menurut Kanoni (1991), terjadi Air merupakan sarana mikroorganisme untuk berkembang.

karena pengendapan unsur-­‐unsur mineral yang terdapat Sehingga, proses pengasapan, memiliki tujuan untuk

dalam garam saat proses perendaman dalam larutan garam. menghilangkan kadar air dalam ikan, dan diharapkan dapat

Unsur-­‐unsur yang terdapat dalam mineral adalah fosfor, memperpanjang umur simpan ikan asap.

kalsium, potassium, sodium, magnesium, belerang, dan Tabel 1 menunjukkan bahwa perbedaan metode

klorin.

pengasapan dan jenis ikan memberikan perbedaan yang Kadar abu merupakan parameter nilai gizi bahan sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai kadar air. Secara umum,

makanan. Abu adalah zat anorganik yang dihasilkan dari sisa ikan lele dan patin yang diasap dengan metode smoking

pembakaran suatu bahan organik. Sebagian besar bahan cabinet (LSC dan PSC) mengandung kadar air lebih tinggi

makanan, yaitu sekitar 96% terdiri dari bahan organik dan daripada ikan asap dengan metode tungku tradisional (LTr

air. Sisanya terdiri dari unsur-­‐unsur mineral. Di dalam tubuh, dan PTr). Berdasarkan penelitian dari Gonulalan et al.,

unsur-­‐unsur mineral berperan dalam zat pembangun dan (2003), nilai kadar air dalam pengasapan lidah asap

pengatur. Menurut Sudarmadji et al., (2003), kadar abu menggunakan asap cair dan tradisional tidak berbeda nyata

berhubungan dengan mineral suatu bahan. Mineral yang (P>0,05), Dengan nilai masing-­‐masing 59,58% dan 59,41%.

terdapat dalam bahan dapat merupakan dua macam garam, Standar nilai kadar air ikan asap berdasarkan SNI

yaitu garam organik dan anorganik. Komponen mineral adalah maksimal 60%. Produk ikan asap menggunakan

dalam bahan dapat ditentukan jumlahnya dengan cara smoking cabinet dan tungku memiliki kadar air masih

menentukan sisa-­‐sisa pembakaran garam mineral tersebut, melebihi batas standar yang telah ditentukan oleh SNI.

yang dikenal dengan pengabuan.

Tingginya kadar air, disebabkan oleh lama waktu pengasapan yang relatif pendek dan suhu pengasapan yang

Nilai pH

fluktuatif, menyebabkan proses penguapan air menjadi tidak Nilai pH merupakan salah satu indikator dari kualitas fluktuatif, menyebabkan proses penguapan air menjadi tidak Nilai pH merupakan salah satu indikator dari kualitas

menggunakan smoking cabinet.

formaldehid dan asam organik. Adapun nilai pH ikan asap Pengaruh tingginya kandungan Benzo (α) Pyrene, dari berbagai macam jenis ikan yang diolah menggunakan

antara lain disebabkan oleh panas yang kurang terkontrol di smoking cabinet dan tungku tradisional, dapat dilihat pada

pengasapan menggunakan tungku. Pada metoda smoking Tabel 2.

cabinet, jarak ikan dan api dapat diatur dan suhu dapat Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai pH ikan asap dari

dikontrol, sehingga kandungan Benzo (α) Pyrene yang dua jenis ikan dan metode pengasapan menggunakan

terdapat pada ikan asap dapat diminimalkan. smoking cabinet dan tungku dibawah pH netral, sehingga

Berdasarkan penelitian Hadiwiyoto et al., (2000), dapat disimpulkan bahwa ikan asap tersebut mengandung

metoda pengasapan panas atau secara tradisional, asam. Hal ini disebabkan oleh jenis bahan bakar yang

menyebabkan kandungan Benzo (α) Pyrene lebih tinggi. Ikan digunakan adalah tempurung kelapa. berdasarkan dari

kakap menggunakan pengasapan panas dan liquid smoke penelitian Darmadji (1996), kandungan asap dari tempurung

kandungan Benzo (α) Pyrene sebesar 0,52 ppb; 0,3 ppb; ikan kelapa meliputi phenol 3,13%; karbonil 9,30; pH 3,2; asam

tenggiri 0,58 ppb; 0,32 ppb; dan ikan tongkol 0,63 ppb; 0,34 asetat 9,2. Kandungan pH yang rendah, dapat menyebabkan

ppb. Hasil penelitian dari Swastawati (2008), Benzo (α) penurunan pH ikan asap.

Pyrene diindikasikan sebagai senyawa karsinogenik yang Asap dari tempurung kelapa, mampu menurunkan

menjadi kekhawatiran masyarakat saat ini. Ikan manyung nilai pH dari berbagai jenis ikan yang diasapi baik

asap yang diolah menggunakan asap cair sekam padi menggunakan smoking cabinet dan tungku. Nilai pH yang

mengandung Benzo (α) Pyrene sebesar 0,541 ppm; dengan terendah adalah ikan patin asap yang menggunakan smoking

asap cair tempurung kelapa mengandung Benzo (α) Pyrene cabinet. Nilai pH yang rendah, dapat mempengaruhi kualitas

sebesar 48,254 ppm.

ikan asap yang dihasilkan. Hasil penelitian dari Suprayitno et Berdasarkan peraturan yang diterbitkan oleh The al., (2000), perbedaan nilai pH ikan sidat asap berkaitan

European Parliament and of The Council nomor No dengan kandungan asam yang terdapat dalam asap.

2065/2003 (2003), menetapkan bahwa batas maksimal Kondensat asap kayu akasia memiliki asam-­‐asam organik

kandungan Benzo (α) Pyrene dalam ikan asap sebesar 1 ppb. paling rendah yaitu 23,48%. Kandungan asam yang tinggi

Dapat disimpulkan bahwa, kandungan Benzo (α) Pyrene ikan akan menyebabkan nilai pH ikan asap menurun.

asap baik dengan metode SC dan Tr, masih diatas ambang Gonulalan

batas yang telah ditetapkan oleh pemerintah Eropa. Akan penyimpanan, nilai pH daging kalkun yang diasapi dengan

tetapi, nilai Benzo (α) Pyrene dari ikan asap dengan kedua asap cair mengalami penurunan yaitu, 6,36 (hari ke-­‐0); 6,24

metode tersebut, masih dapat diminimalkan dengan proses (hari ke-­‐5); 6,15 (hari ke-­‐10); 6,18 (hari ke-­‐15); 6,10 (hari ke

pengasapan yang baik dan benar.

30). Perbedaan pH terjadi akibat tingkat atau aktivitas dari Benzo (α) Pyrene hasil dari pembakaran bahan-­‐bahan bakteri asam laktat dan jumlah dari asam-­‐asam organik

sempurna khususnya dalam dalam asap cair.

organik yang

kurang

pengasapan ikan secara sederhana. Mekanisme Benzo (α) Hal ini didukung dengan hasil penelitian dari Martinez

Pyrene dapat mengakibatkan karsinogenik. Hal ini et al., (2005), nilai pH ikan Salmon asap yang disimpan

dikarenakan sifat dari Benzo (α) Pyrene yang hidrofobik dengan suhu 2 0

(tidak suka akan air), dan tidak memiliki gugusmetil atau mulai 6,12 sampai 5,64. Hassan (1988) dalam Martinez et

C selama 45 hari mengalami penurunan,

gugus reaktif lainnya untuk dapat diubah menjadi senyawa al., (2005) menjelaskan bahwa, pengasapan menyebabkan

yang lebih polar. Akibatnya senyawa PAH sangat sulit penurunan pH, akibat dari penyerapan komponen asam-­‐

diekskresi dari dalam tubuh dan biasanya terakumulasi pada asam yang terdapat dalam asap cair. Reaksi antara phenol,

jaringan hati, ginjal, maupun adiposa atau lemak tubuh. polyphenol dan komponen karbonil dengan protein

Dengan struktur molekul yang menyerupai basa nukleat menyebabkan kehilangan kadar air sehingga menurunkan

(adenosin, timin, guanin, dan sitosin), molekul PAH dapat pH ikan asap.

dengan mudah menyisipkan diri pada untaian DNA. Akibatnya fungsi DNA akan terganggu dan apabila kerusakan

Benzo (α) Pyrene ini tidak dapat diperbaiki dalam sel, maka akan Senyawa Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAHs)

menimbulkan penyakit kanker (Varlet et al., 2007; Elisabeth, merupakan senyawa karsinogenik yang umumnya terdapat

et al., 2000).

di produk yang menggunakan suhu tinggi, khususnya pada Phenol, formaldehid, dan asam organik produk ikan asap. Salah satu komponen PAHs yang berperan Asap adalah hasil pembakaran kayu tidak sempurna dalam karsinogenik adalah Benzo (α) Pyrene. Adapun yang mengandung aldehid, keton, phenol, formaldehid, kandungan senyawa Benzo (α)Pyrene dapat dilihat pada asam organik yang berperan dalam antioksidan, antibakteri, tabel 3. pembentuk warna, rasa, dan aroma yang khas (Goulas et al., Berdasarkan Tabel 3 diatas, kandungan Benzo (α) 2005). Kandungan phenol, formaldehid, dan asam organik Pyrene pada ikan asap dengan menggunakan tungku atau pada ikan asap dari berbagai jenis ikan dan metode yang secara tradisional, memiliki perbedaan yang sangat nyata berbeda, dapat dilihat dalam Tabel 4. (P<0,01), serta, kadar Benzo (α) Pyrene antar sampel atau Berdasarkan Tabel 4 diatas, kandungan formaldehid jenis ikan memiliki perbedaan yang sangat nyata (P<0,01). organik pada ikan asap yang diolah menggunakan metode Nilai kandungan Benzo (α) Pyrene pada ikan asap dengan pengasapan smoking cabinet dan tungku, tidak berbeda tungku

sebagian besar

nyata (P>0,05), akan tetapi, ikan asap dengan jenis ikan yang nyata (P>0,05), akan tetapi, ikan asap dengan jenis ikan yang

DAFTAR PUSTAKA

memberikan perbedaan yang sangat nyata terhadap Association of Official Analytical Chemists (AOAC). 1990. kandungan phenol dan asam organik. Hal ini disebabkan

Official Methods of Analysis 18 th Edition. Benyamin oleh kandungan selulosa pada tempurung kelapa yang

Franklin. Washington DC. USA. bervariasi. Menurut Darmadji (1996), kadar phenol dalam

Birkerland, Sveinung., Anna Maria Bencze Rora., Torstein asap sangat bervariasi tergantung pada jenis kayu sebagai

Skera., Bjorn Bjerkeng. 2004. Effect of Cold Smoking bahan bakar. Kandungan selulosa yang tinggi maka akan

Procedures and Raw Material Characteristics on tinggi pula senyawa karbonil, sebab perlakuan pemanasan

Product Yield and Quality Parameters of Cold Smoked suhu tinggi akan menghasilkan karbonil. Kandungan asap

Atlantic Salmon (Salmo salar L.) Fillets. Food Research dari tempurung kelapa meliputi phenol 3,13%; karbonil 9,30;

International 37: 273 – 286.

pH 3,2; asam asetat 9,2. Cardinal, M., Cornet, J., Serot, T., Baron, R. 2006. Effects of Variasi dari kadar phenol dalam asap memberikan

the Smoking Process on Odour Characteristics of pengaruh terhadap kandungan phenol dalam ikan.

Smoked Herring (Clupea harengus) and Relationship Berdasarkan penelitian Birkerland et al., (2005), peningkatan

with Phenolic Compound Content. Food Chemistry: kadar phenol, terjadi akibat adanya suhu dan lama

pemanasan, semakin tinggi suhu dan waktu pengasapan Daramola, J. A. , Fasakin, E. A., dan Adeparusi, E. O. 2007. maka akan tinggi pula phenol yang dihasilkan. Nilai phenol

Physicochemical and Sensory dari ikan salmon asap adalah 0,76; 0,82 mg/100g sampel.

Cahnges

in

Characteristics of Smoke-­‐Dried Fish Species Stored at Phenol berperan penting dalam kualitas ikan asap yang

Ambient Temperature. African Journal of Food dihasilkan. Selain phenol, terdapat komponen lain yaitu

Agriculture Nutrition Development. Volume 7 No. 6, formaldehid.

December 2007.

Darmadji, P. 1996. Aktivitas Antibakteri Asap Cair yang menggunakan smoking cabinet dan tungku, tidak memiliki

Kandungan formaldehid

Diproduksi dari Bermacam-­‐macam Limbah Pertanian. perbedaan yang nyata (P>0,05). Formaldehid dalam ikan

Jurnal Agritech Vol. 16 No. 4. Universitas Gajah Mada. asap menggunakan smoking cabinet sebagian tidak

Yogyakarta: 19-­‐22.

terdeteksi, hal ini disebabkan karena pengaturan suhu yang Ekpenyoung, E., C. O. Ibok. 2012. Effect of Smoking, Salting kurang terkontrol, menyebabkan penyerapan formaldehid

and Frozen-­‐Storage on the Nutrient Composition of ke dalam ikan menjadi tidak stabil. Kandungan ikan asap

the African Catfish (Clarias gariepinus). Journal of yang mampu mempengaruhi kualitas selain phenol dan

Food, Agriculture and Environment Vol 10 (1): 64 – formaldehid adalah asam organik.

Ikan asap menggunakan smoking cabinet dan tungku Elisabeth, J., T Haryati, Donald S. 2000. Polycyclic Aromatic tidak memberikan perbedaan yang nyata (P>0,05) terhadap

Hydrocarbon (PAH) : Kaitannya dengan Minyak Sawit nilai asam organik. Hal ini disebabkan karena bahan bakar

dan Kesehatan, dalam Warta PPKS (Pusat Penelitian yang

digunakan adalah

sama-­‐sama

menggunakan

Kelapa Sawit), Medan.

tempurung kelapa. Kandungan asam organik yang paling Gonulalan, Z., A. Kose., H. Yetim. 2003. Effects of Liquid tinggi adalah ikan patin asap menggunakan smoking cabinet

smoke on Quality Characteristics of Turkish Standard (Tabel 4). Asam oganik berserta phenol dan formaldehid,

Smoked Beef Tongue. Meat Science. Turkey: 165-­‐170. berperan dalam kualitas ikan asap, membentuk warna ikan

Goulas, Antonios E., Michael G. Kontominas. 2005. Effect of asap menjadi coklat keemasan, aroma khas ikan asap,

Salting and Smoking Method on the Keeping Quality antibakteri, dan antioksidan.

of Chub Mackerel (Scomber japonicus): Biochemical Menurut Darmadji (1996), keasaman mempunyai

and Sensory Atributes. Food Chemistry 93: 511 – 520. peranan yang besar dalam penghambatan mikrobia. Pada

Ghozali, Thomas., Dedi Muchtadi., Yaroh. 2004. Peningkatan pH 4, asap cair mampu menghambat pertumbuhan

Daya Tahan Simpan Sate Bandeng (Chanos chanos) mikrobia. Asap cair tempurung kelapa dengan pengenceran

dengan Cara Penyimpanan Dingin dan Pembekuan. 10x mampu menghambat pertumbuhan bakteri selama 16

Infomatek, Vol. 6 Nomor 1. Bandung. jam pada suhu 30 0 C. Hadiwiyoto, Suwedo., Sri Naruki., Sri Satyanti., Hastini

Rahayu., dan Diana Riptakasari. 2000. Perubahan Kelarutan Protein, Kandungan Lisin (Available),

KESIMPULAN DAN SARAN

Pengasapan ikan dengan smoking cabinet dan tungku Metionin, dan Histidin Bandeng Presto Selama tradisional dapat diterapkan sebagai metoda pengolahan Penyimpanan dan Pemasakan Ulang. Agritech Vol. 19. ikan asap dan dapat menghasilkan kualitas ikan asap yang No. 2. Universitas Gajahmada. Yogyakarta: 78-­‐82. baik secara organoleptik, dan kandungan nutrisi terjaga. Kanoni, Sri. 1991. Kimia dan Teknologi Pengolahan Ikan. Serta dapat dijadikan sebagai metode alternatif untuk Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Universitas mengurangi bahaya karsinogenik pada ikan asap, mengingat

Gajahmada. Yogyakarta.

ikan asap yang dihasilkan dari smoking cabinet dan tungku, Martinez, O. 2005. Textural and Physicochemicial Changes in memiliki nilai Benzo (α) Pyrene yang masih dapat diterima Salmon (Salmo salar) Treated with Commercial Liquid dan aman untuk dikonsumsi. Ikan lele dan patin, memiliki Smoke Flavourings. http://www. Elsevier.com: 498-­‐ potensi sebagai bahan baku ikan asap yang memiliki

kandungan proksimat yang tinggi, sehingga mampu Sudarmaji, S., B. Hariyono., dan Suhardi. 2003. Analisa memenuhi kebutuhan gizi masyarakat.

Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty. Yogyakarta. Vol. 7 Number 3, May 2004: 137-­‐142. 171 hlm.

Swastawati, Fronthea., Tri Winarni Agustini., Y. S. Saleh, M., Irwandi., F. G. Winarno., dan Y. Haryadi. 1995.

Darmanto., Eko Nurcahya Dewi. 2007. Liquid Smoke Pengaruh Perlakuan Larutan Perendam terhadap

Performance of Lamtoro Wood and Corn Cob. Journal Kadar Urea Daging Cucut Segar dan Mutu Daging

of Coastal Development, Vol. 10, Number 3, June Asapnya. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia 1 (3).

2007: 189-­‐196

SNI. 2006. Pengujian Kadar Abu pada Produk Perikanan. SNI Swastawati, Fronthea. 2008. Quality and Safety of Smoked No. 01-­‐2354.1.2006. Badan Standarisasi Nasional.

Catfish (Arius talassinus) Using Paddy Chaff and SNI. 2006. Pengujian Kadar Air pada Produk Perikanan. SNI

Coconut Shell Liquid Smoke. Journal of Coastal No. 01-­‐2354.2.2006. Badan Standarisasi Nasional.

Development Vol. 12 No. 1, October 2008: 47-­‐55. SNI. 2006. Pengujian Kadar Lemak pada Produk Perikanan.

Swastawati, Fronthea., Eko Susanto., Bambang Cahyono., SNI No. 01-­‐2354.3.2006. Badan Standarisasi Nasional.

Wahyu Aji Trilaksono. 2012. Sensory Evaluation and SNI. 2006. Pengujian Kadar Protein pada Produk Perikanan.

of Smoked Stingray SNI No. 01-­‐2354.4.2006. Badan Standarisasi Nasional.

Chemical

Characteristics

(Dasyatis blekeery) Processed by Using Two Different SNI. 2009. Penilaian Organoleptik pada Produk Ikan Asap.

Liquid Smoke. International Journal of Bioscience, SNI No. 01-­‐2725.1.2009. Badan Standarisasi Nasional.

Biochemistry and Bioinformatics Vol. 2 No. 3: 212 – SNI. 2006. Pengujian Kadar Abu pada Produk Perikanan. SNI

216.

No. 01-­‐2354.1.2006. Badan Standarisasi Nasional. Tamaela, P. 2003. Efek Antioksidan Asap Cair Tempurung Suprayitno, Eddy., T. J. Moejiharto, dan Wahyu Prasetya.

Kelapa untuk Menghambat Oksidasi Lipida pada 2000. Kualitas Ikan Sidat (Anguilla bicolor) Asap

Steak Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) Asap dengan Presentase Garam dan Kayu Penghasil Asap

Selama Penyimpanan. Ichtyos, Vol. 2, No. 2, Juli 2003: yang Berbeda. Jurnal Makanan Tradisonal Indonesia:

59-­‐62.

41-­‐45. The European parliament and of the council. 2003. Swastawati, Fronthea. 2004. The Effect of Smoking duration

Regulation (ec) No 2065/2003 on Smoke Flavourings on the Quality and DHA Composition of Milkfish

Used or Intended for Use in or on Foods. Official (Chanos chanos F). Journal of Coastal Development,

journal of the European Union.

Dokumen yang terkait

ANALISIS BORAKS DALAM BAKSO DAGING SAPI A DAN B DI DAERAH TENGGILIS MEJOYO SURABAYA MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI

0 0 13

10 H2 O) PADA ROTI TAWAR YANG BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK YANG DIJUAL DI KELURAHAN PADANG BULAN KOTA MEDAN TAHUN 2012 Imee Syorayah Pane

0 0 8

ANALISIS NATRIUM NITRIT SECARA SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL DALAM DAGING BURGER YANG BEREDAR DI SWALAYAN PURWOKERTO Pudji Lestari, Sabikis, Pri Iswati Utami Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Puwokerto, Jl. Raya Dukuhwaluh, PO BOX 202, Purwokerto 53182

0 0 11

DITINJAU DARI STATUS SOSIAL-EKONOMI ORANG TUA DAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU

0 1 60

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL KIMIA BERBASIS KONTROVERSI ISU YANG BERKEMBANG DI MASYARAKAT

0 1 8

PENGARUH PEMBERIAN VITAMIN C DAN E TERHADAP GAMBARAN HISTOLOGIS HEPAR MENCIT (Mus musculus L.) YANG DIPAJANKAN MONOSODIUM GLUTAMAT (MSG)

0 0 6

32 EFEK PEMBERIAN SUPLEMEN SINBIOTIK DAN ZAT GIZI MIKRO (VITAMIN A DAN ZINC) TERHADAP STATUS GIZI PENDERITA TBC PARU ORANG DEWASA YANG MENGALAMI KEKURANGAN ENERGI KRONIK Suparman1 ; Hardinsyah

0 0 11

EFEK SUPLEMENTASI Fe, ASAM FOLAT DAN VITAMIN B 12 TERHADAP PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA PEKERJA WANITA (DI KABUPATEN SUKOHARJO)

0 0 108

IDENTIFIKASI DAN UJI KEAMANAN ASAP CAIR TEMPURUNG KELAPA UNTUK PRODUK PANGAN

0 1 9

KARAKTERISTIK FISIK, KIMIA, DAN ORGANOLEPTIK IKAN CAKALANG ( Katsuwonus pelamis) ASAP DI KENDARI Physical, Chemical, and Organoleptic Characteristics of Smoked Skipjack Tuna (Katsuwonus pelamis) in Kendari City

0 7 6