Candima Setyasa1 , Anda Iviana Juniani2 , Priyo Agus Setiawan3
Identifikasi Bahaya pada Mesin Hammer Mill dan Boiler
Batubara di PT. Charoen Phopkphand Indonesia-Sepanjang
1*2
3 Candima Setyasa , Anda Iviana Juniani , Priyo Agus Setiawan
1 Program Studi Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Jurusan Teknik Permesinan Kapal, Politeknik
Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya 60111
2 Jurusan Teknik Industri, FTI, Gedung Teknik Industri, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
3 Teknik Mesin, FTI, ITS Gedung C Lantai 2 , Kampus Sukolilo ITS, Surabaya 60111
Abstrak
PT. Charoen Pokphand Indonesia-Sepanjang merupakan perusahaan yang memproduksi pakan ternak, dalam proses pembuatannya terdapat mesin boiler batubara yang sangat perlu diperhatikan perawatan, dan penggunaannya mengingat bahwa banyak kasus ledakan boiler yang terjadi di perusahaan lain. PT. Charoen Pokphand juga pernah mengalami kebakaran yang cukup besar pada tahun 2015 yang disebabkan oleh mesin hammer mill. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bahaya dengan menggunakan metode Fault Tree Analysis (FTA) untuk mengetahui penyebab, dan nilai probabilitas terjadinya kecelakaan,dan metode Event Tree Analysis (ETA) untuk mengetahui kemungkinan yang terjadi beserta angka probabilitas setelah kejadian ledakan boiler batubara dan kebakaran mesin hammer mill. Pada hasil penelitian ini penyebab ledakan boiler adalah kegagalan filter pompa, kegagalan pada mekanik seal pompa, gangguan terdahadap supply listrik, kebocoran pada katup pompa air, kelebihan kadar Ca, Mg, dan Cl, blow down valve gagal beroperasi, kegagalan pada stoker, burner control, safety valve, dan pressure gauge, dengan probabilitas kejadian 0,8666 kali per tahun dan penyebab kebakaran mesin hammer mill adalah gangguan pada pengisian bin, kegagalan rotary vane, oli gear box berkurang, gangguan pada magnet penyaring, gangguan pada penggunaan control panel dengan probabilitas 0,1 kali pertahun. Berdasarkan metode Event Tree Analysis probabilitas initiating event ledakan boiler untuk kebakaran terkendali 0,8567 dan kebakaran tidak terkendali 0,0859 kali per 0,8666 kali kejadian pertahun dan untuk initiating event kebakaran mesin hammer mill kebakaran terkendali memliki probabilitas 0,566 dan kebakaran tidak terkendali 0,6339 per 1 kali kejadian pertahun.
Kata Kunci : Boiler Batubara; Event Tree Analysis; Fault Tree Analysis; Mesin Hammer Mill PENDAHULUAN
PT. Charoen Pokphand Indonesia merupakan sebuah industri agrobisnis sebagai perusahaan yang produksinya sangat dibutuhkan oleh masyarakat maka PT. Charoen Pokphand harus mampu menjaga keamanan dan keselamatan tenaga kerja dari kecelakaan besar seperti kecelakaan ledakan boiler yang pernah terjadi pada perusahaan perusahaan lain. Berdasarkan data kecelakaan yang ada PT. Charoen Pokphand Sepanjang pernah mengalami kebakaran yang cukup besar akibat sebuah mesin yaitu mesin hammer mill Identifikasi bahaya yang dilakukan menggunakan metode Fault Tree Analysis dan Event Tree Analysis.
Dengan metode tersebut maka akan diperoleh akar penyebeb dari kecelakaan ledakan boiler batubara dan kebakaran mesin hammer mill, kemungkinan kejadian kedua kecelakaan tersebut pertahun dengan metode FTA kuantitatif, kemudian dilakukan identifikasi bahaya terhadap akibat yang dimungkinkan terjadi jika kecelakaan tersebut terlanjut terjadi beserta perhitungan angka kemungkinan klejadian yang dapat terjadi dengan metode
(ETA) dimana perolehan angka kemungkinan menggunakan metode Human Error Analysis
Event Tree Analysis
Reduction Technique (HEART) oleh dikarenakan pengalaman perusahaan lain dan perusahaan sendiri perlu
dilakukan sebuah identifikasi bahaya terhadap mesin boiler batubara dan juga mesin hammer mill di PT. Charoen Pokphand Indonesia yang berada di plant Sepanjang
METODOLOGI 2.1.
Studi Penilitian Pendahuluan Sharma dan Alok, 2015 Fault Tree Analysis (FTA) adalah sebuah teknik yang digunakan untuk menganalisa keandalan suatu sistem yang kompleks. Berdasarkan hasil ikhtisar ,teknik ini efektif untuk digunakan dalam perhitungan keandalan suatu sistem yang komplek lebih mudah dianalisa, membantu memperbaiki atau mendesain ulang bagian yang kritis dan mengetahui penyebab kegagalan dari top event dan meningkatkan keandalan dan keselamatan dari sistem.
Satria dan Manfaat, 2012 Konstruksi dan kuantifikasi/perhitungan dari teknik penilaian risiko standard yang digunakan untuk model risiko berupa pohon kesalahan (Fault Tree Analysis) dan pohon peristiwa/kejadian
(Event Tree Analysis) . Penentuan probabilitas basic event untuk analisa risiko dengan FTA menggunakan expert
judgment dan kuisioner. Nilai probabilitas kegagalan yang merupakan hasil penilaian risiko diperoleh dari
evaluasi ETA setiap skenario kecelakaan, semakin besar nilai tersebut berarti semakin tingginya nilai kegagalan yang disebabkan oleh kegagalan oleh basic event dalam FTA.
2.2. Fault Tree Analysis (FTA)
Fault Tree Analysis merupakan sebuah metode yang yang digunakan unytuk mengetahui akar penyebab
masalah dengan menggunakan sebuah pohon kegagalan dimana berdasarkan metode ini akan diperoleh nilai cut
set yang nantinya akan dipilih menjadi minimal cut set dengan memperhitungkan secara mocus maupun
algoritma basic event dari top event yang ada. Setelah perhitungan minimal cut set kemudian dilakukan penentuan frekuensi kejadian dari sebuah top event dapat diperhitungkan berdasarkan minimal cut set dan juga data kegagalan yang dimasukkan dalam rumus sebagai berikut
µt
(1) R(t) = ะต λ= 1/MTBF
(2) P(t) = 1- R(t)
(3) Perhitungan probabilitas top event dilakukan dengan rumus or gate atau and gate sesuai yang digunakan dalam Fault Tree Analysis (FTA)
Rumus or gate 3 basic event P = (P +P +P )-(P +P +P )+ (P )
(4)
A B C AB AC BC A.B.C
Rumus and gate 3 basic event P = P P P
(5)
A . B . C
Perhitungan yang dilakukan untuk penentuan top event dilakukan dengan perhitungan dari diagram fault
tree analysis yang paling bawah 2.3.
Event Tree Anaysis (ETA)
Event
Tree Analysis merupakan sebuah metode yang menampilkan sebuah akibat yang terjadi dari berkembangnya sebuah initiating event, dengan melibatkan safety guard atau pengaman yang ada. Nilai kemungkinan dari masing-masing kejadian dapat dihitung berdasarkan diagram yang telah dibuat.
2.4. Human Error Analysis Reduction Techinque (HEART) HEART merupakan sebuah metode analisa human error yang nantinya mampu menunjukkan nilai probabilitas atau kemungkinan human error yang dapat terjadi pada sebuah kegiatan atau tindakan yang dilakukan oleh pekerja, dalam perhitungannya pelaksanan metode ini menggunakan 3 buah tabel yaitu tabel
Generic Task GTTs tabel Error Producing Condition EPCs dan tabel Assessed Proportion of Affect (APOA)
dengan penentuan berdasarkan expert judgment yang kemudian dilakukan perhitungan untuk mempreroleh nilai
assessed effect probabilitas dengan rumus sebagai berikut
- – 1) xAPOAn] + 1
(7) WF1=[(EPCn
(8) HEP= GTT1x WF1x WF2x WF3x WFn Sebelum dilakukan perhitungan rangkaian atau urutan kegiatan hirarchycal task analysis.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil dari diskusi dan wawancara terkait dengan mesin hammer mil dan mesin boiler batubara dapat digambarkan diagram Fault Tree Analysis kedua top event adalah sebagai berikut.
Gambar 1. FTA Kebakaran Hammer Mill
Gambar 2. FTA Ledakan Boiler
Pada kasus ledakan boiler bataubara yang telah di analisa dengan metode Fault Tree Analysis diperoleh
basic event yaitu adalah Filter air tidak beroperasi, Mekanik seal rusak, gangguan supply listrik, kebocoran valve,
stoker rusak sehingga pembakaran tidak berlangsung, kadar Ca dan Mg dalam air tinggi, blowdown valve gagal beroperasi, kadar Cl dalam air tinggi, burner control gagal beroperasi, pressure gauge rusak, pressure gauge tidak di kalibrasi, shaft pegas tersendat, dan safety valve rusak, sedangkan pada kasus kebakaran hammermill diperoleh minimal cut set dari basic event yang ada yaitu bin mengalami masalah, rotary vane rusak, Oli pada
gearbox habis, magnet penyaring penuh, magnet mengalami penurunan fungsi, tombol on/off untuk motor
blower macet, pengatur kecepatanm motor rusak berdasarkan seluruh minimal cut set yang diperoleh
dariperhitungan dengan algoritma tersebut setelah itu disesuaikan dengan data kegagalan yang ada dan dilakukan perhuitungan sesuai rumus yang tertera diatas kemungkinan kejadian kedua kecelakaan tersebut dan diperoleh hasil perhitungan bahwa untuk kejadian ledakan boiler batubara kemungkinan kejadian adalah 0,8666 kali/tahun dan untuk kebakaran mesin hammer mill adalah 1 kali/tahun.
Pada hasil pengembangan initianting event untuk kedua kejadian tersebut beserta perhitungan human
error untuk masing-masing countermeasure yang ada dan di masukkan dalam diagram Event Tree Analysis
diperoleh diagram seperti yang tertera dibawah ini
Gambar 3. Event Tree Analysis Ledakan Boiler Batubara
Gambar 4. Event Tree Analysis Kebakaran Mesin Hammer Mill
Hasil Identifikasi bahaya terhadap akibat ledakan boiler dan juga kebakaran mesin hammer mill adalah dua kemungkinan yaitu adanya kebakaran yang terkendali dan juga kebakaran yang tidak terkendali. Nilai-nilai probabilitas dalam event tree analysis diperoleh dari perhitungan human error dengan metode HEART atau Human Error Reduction Technic .
Berdasarkan hasil penelitian dengan metode ETA dan dengan melakukan perhitungan probabilitas human error pada setiap countermeasures dalam ETA diperoleh hasil bahwa pada ledakan boiler kebakaran dapat terkendali dengan kemungkinan yaitu Hidran yang terdapat pada area PT. Charoen Pokphand Indonesia Sepanjang berhasil memadamkan kebakaran kejadian kebakaran ini memiliki probabilitas kesuksesan sebesar 0,0123, Kebakaran juga dapat terkendali apabila dalam pemadaman kebakaran yang dilakukan perusahaan dengan menggunakan hidran gagal namun kebakaran dapat berhasil dilakukan dengan menggunakan unit pemadam kebakaran dengan angka probailitas hasil perhitungan sebesar 0,8444. Kebakaran akibat ledakan boiler batubara tidak dapat terkendali apabila pemadaman kebakaran menggunakan hidran gagal dilakukan dan juga unit pemadam kebakaran tidak mampu memadamkan besarnya kobaran api kejadian ini diperkiraan dapat terjadi dengan angka probabilitas sebesar 0,0859
Pada kasus kebakaran mesin hammer mill kebakaran dapat terkendali apabila,Operator yang bertugas mengoperasikan mesin hammer mill mampu mendeteksi adanya asap kebakaran dari mesin kemudian operator berhasil mematikan mesin dan juga memadamkan api dengan menggunakan alat pemadam api ringan atau APAR outcome ini memiliki angka probabilitas sebesar 0,0941, Operator mampu mendeteksi asap kebakaran dan juga mampu untuk mematikan mesin hammer mill namun api tidak berhasil dipadamkan dengan menggunakan alat pemadam api ringan namun api dapat berhasil dipadamkan dengan menggunakan hidran hal ini memiliki angka probabilitas 0,4719, Kejadian kebakaran mesin hammer mill tidak terkendali apabila Operator mampu mendeteksi kebakaran dan mampu mematikan mesin hammer mill namun kebakaran mesin tidak dapat dipadam kan dengan alat pemadam api riungan atau APAR maupun dengan menggunakan hidran kejadian ini memiliki angka kemungkinan 0,2927 kali , Operator sukses mendeteksi adanya kebakaran namun mesin tidak dapat dimatikan sehingga kebakaran semakin tidak terkendali kemungkinan kejadian sebesar 0,0007, Operator tidak berhasil atau tidak mengetahui adanya kebakaran sedari awal sehingga kebakaran terjadi hingga membesar dan tidak terkendali. Hal ini dapat terjadi dengan angka probabilitas sebesar 0,3405 kali.
Hasil keseluruhan perhitungan dan penggambaran diagram ETA adalah kebakaran boiler kemungkinan kebakaran terkendali memiliki total probabilitas sebesar 0.8567 kali dan kebakaran tidak terkendali 0,0859 dalam 0,8666 kali kejadian . Pada kebakaran mesin hammer mill kebakaran terkendali memiliki probabilitas sebesar 0,566 dan kebakaran tidak terkendali sebesar 0,6339 kali dalam 1 kali kejadian per tahun
KESIMPULAN
Pada ledakan boiler bataubara yang telah dianalisa dengan metode Fault Tree Analysis diperoleh basic
event yaitu adalah Filter air tidak beroperasi, Mekanik seal rusak, gangguan supply listrik, kebocoran valve, stoker rusak sehingga pembakaran tidak berlangsung, kadar Ca dan Mg tinggi, blowdown valve gagal beroperasi, kadar Cl tinggi, burner control gagal beroperasi, pressure gauge rusak, pressure gauge tidak di kalibrasi, shaft pegas tersendat, dan safety valve rusak, sedangkan pada kasus kebakaran hammermill diperoleh minimal cutset dari basic event yang ada yaitu bin mengalami masalah, rotaryvane rusak, Oli pada gearbox habis, magnet penyaring penuh, magnet mengalami penurunan fungsi, tombol on/off untuk motor blower macet, pengatur kecepatanm motor rusak berdasarkan seluruh minimalcut set yang diperoleh dariperhitungan dengan algoritma tersebut setelah itu disesuaikan dengan data kegagalan yang ada dan dilakukan perhuitungansesuai rumus yang tertera diatas kemungkinan kejadian kedua kecelakaan tersebut dan diperoleh hasil perhitungan bahwa untuk kejadian ledakan boiler batubara kemungkinan kejadian adalah 0,8666 kali/tahun dan untuk kebakaran mesin hammer mill adlah 1 kali/tahun.Untuk pengembangan initiating event diperoleh dua kemungkinan yang terjadi pada boiler batubara dan juga pada kebakaran mesin hammer mill yaitu Kebakaran Terkendali maupun kebakaran tidak terkendali. Pada kebakaran boiler kemungkinan kebakaran terkendali memiliki total probabilitas sebesar 0.8567 kali dan kebakaran tidak terkendali 0,0859 dalam 0,8666 kali kejadian . Pada kebakaran mesin hammer mill kebakran terkendali memiliki probabilitas sebesar 0,566 dan kebakaran tidak terkendali sebesar 0,6339 kali dalam 1 kali kejadian per tahun.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih disampaikan kepada Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya yang telah memberikan kesempatan dan memfasilitasi penulis melakukan penelitian ini, dan juga kepada PT. Charoen Pokphand Indonesia yang telah bersedia menjadi objek penelitian penulis
DAFTAR NOTASI
R = Reliability = Failure Rate
λ P = Probability WF1 =Assessed Effect EPC = Total effect EPC ke-n APOA =Asumsi proporsi kesalahan ke-n tiapEPC HEP =human error probability GTT1 =nomimal human unreliability tiap GTTs WF =assessed effect
DAFTAR PUSTAKA
Bell, J. and Holroyd, J. (2009). Review Of Human Reliability Assessment Center for Chemical Process Safety. (2008). Guideline for Hazard Identification Techniques,American Institute of Chemical Engineers, New York.
Crowl Daniel A, Louver Joseph F. (2002). Chemical Process Safety.United State Ericson A. Clifton. (2005). Hazard Analysis Techniques for System Safety.Frederiburg, Virginia. A John wiley & Sons, Inc., Publication.
Metro24.co.id. Dikira, Gempa Bumi, Ledakan Mesin Boiler PT AGI Hebohkan Warga (Kalimantan). 27 Juli 2015.URL:http://metro24.co.id/dikira-gempa-bumi-ledakan-mesin-boiler-pt-agi-hebohkan-warga/html. OECD-NEA. (1985). Expert Judgment of Human Reliability. Okezone.com. Korban Ledakan Boiler Alami Luka Bakar 80-90 Persen. 15 September 2013. (Magetan) URL: http://news .okezone. com/ read/ 2013/09/15/521866389/ korban-ledkan-boiler-alami-luka-bakar-80-90- persen/html. Satria, Bayu, Djauhar Manfaat.(2012). Aplikasi Safety Assessment untuk Penilaian RisikoKecelakaan pada
Helipad FSO: Studi Kasus FSO Kakap Natuna.Jurnal Teknik Pomits 1(1):1-6 Setyasa, Candima. (2016). Identifikasi Bahya pada Mesin Hammer Mill dan Boiler Batubara pada PT. Charoen
Pokphand Indonesia-Sepanjang.Tugas Akhir. Program Studi D4 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya. Sharma, Pllavi., Dr. Alok Singh. (2015).Overview of Fault Tree Analysis.International Journal of Engineering
Research &Technology (IJERT) 4(3):337-340
Halaman ini sengaja dikosongkan