OPTIMALISASI JUMLAH PEMBERIAN KONSENTRAT PADA PROGRAM PENGGEMUKAN SAPI PERANAKAN ONGOLE (PO) The optimum amounts of concentrate applied on the feedlot program of the male Ongole Cattle (MOC) Hybrid

  Optimalisasi jumlah pemberian...

  

OPTIMALISASI JUMLAH PEMBERIAN KONSENTRAT

PADA PROGRAM PENGGEMUKAN SAPI PERANAKAN ONGOLE (PO)

The optimum amounts of concentrate applied on the feedlot program of the male Ongole

Cattle (MOC) Hybrid

  

Bambang Irawan

  Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Jl. Jend. A. Yani Km. 36. Telp. (0511)4772254 Banjarbaru 70714

  

ABSTRACT

This research was aimed to determine the optimum concentrate applied on the feedlot program of

the Male Ongole Cattle (MOC). This research was conducted at Bumi jaya and sungai Riam villages, Pleihari

subdistrict, Tanah Laut Regency. This trial used 12 MOC with the average body weight of 350 kg, with age

ranged from 2.5 – 3.0 years old. The environmental research was designed in Completely Randomized

design with four treatments and three replication. The concentrate dosages used to feed the cattle each

day were 0, 1.5, 3.0,and 4.0 kg. The cattle feed consisted of King grass and concentrate (mixed of 75% of

rice brand, 10% of cassava meal, 10% of coconut meat meal, 4% of mixed-mineral, and 1% of urea). Data of

dry matter consumption by MOC, daily gain, and Income Over Feed Cost (IOFC in Rp./day) were collected

and analized by using ANOVA, followed by Least Significant Difference (LSD). Results showed that the

increasing amount of concentrate given to MOC significantly increased daily gain of MOC as follows 0.69,

0.79, 0.90, and 1.19 kg per head a day. The consumption of dry matter was also increasing as 1.53, 1.98,

2.06, and 3.07% of body weight. IOFC value of each treatment was as follows Rp. 3.924,-, Rp.3.308,-, Rp.

  

6.041,- and Rp. 5.958,- per day. In conclusion, the optimum amount of concentrate applied on the Feedlot

Program of MOC (± 1 month) was 3.0 kg per day with IOFC as Rp. 6.041,- per day Keywords : Optimum amount, concentrate, Feedlot Program, Male Ongole Cattle (MOC)

  

ABSTRAK

  Penelitian yang bertujuan untuk menilai jumlah pemberian konsentrat yang optimal pada program penggemukan sapi Peranakan Ongole (PO) telah dilaksanakan di desa Bumi Jaya dan desa Sungai Riam, kecamatan Pelaihari, kabupaten Tanah Laut sejak bulan selama ± satu bulan. Percobaan pada 12 (dua belas) ekor sapi jantan PO berumur 2,5-3,0 tahun dengan bobot hidup rata-rata 350 kg dirancang Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan tiga ulangan. Perbedaan pada parameter atas perlakuan ransum selanjutnya diuji beda nilai tengah (BNT) dengan menggunakan program Systat 8.03 (1998). Perlakuannya adalah jumlah pemberian konsentrat, masing-masing sebanyak 0; 1,5; 3,0 dan 4,5 kg as fed per ekor per hari. Ransum yang diberikan terdiri atas rumput Raja (King grass) ad libitum dan konsentrat yang diformulasi dari dedak padi, tepung ubikayu, bungkil kelapa, urea dan mineral-mix, masing-masing secara berturut-turut sebanyak 75, 10, 10, 4 dan 1 persen dalam ransum. Parameter yang diamati terdiri atas konsumsi bahan kering (BK) pakan (persen dari BH), pertambahan bobot hidup

  (∆BH) harian (kg/hari), dan pendapatan di luar biaya pakan (income over feed cost = IOFC) harian (Rp./hari). Meningkatnya jumlah konsentrat yang diberikan pada pakan sapi PO berpengaruh nyata (P<0.05) dalam meningkatkan pertambahan bobot hidup harian (daily-gain), Secara berturut-turut sebesar 0,69; 0,79; 0,90 dan 1,19 kg per ekor per hari. Konsumsi BK pakan per hari meningkat (P<0,01) seiring dengan meningkatnya jumlah konsentrat dalam pakan, masing-masing secara berturut-turut sebanyak 1,53; 1,98; 2,06 dan 3,07 persen dari bobot hidup. Nilai IOFC masing-masing perlakuan secara berturut-turut sebesar Rp. 3,924,-, Rp. 3.308,- , Rp. 6.041,- dan Rp. 5.958,- per hari. Disimpulkan bahwa pemberian konsentrat yang optimal pada program penggemukan sapi PO yang relatif pendek (± satu bulan) adalah 3,0 kg per hari dengan pendapatan diluar biaya pakan sebesar Rp. 6.041,- per hari. KATA KUNCI : Optimalisasi, konsentrat, penggemukan sapi jantan PO.

  Agroscientiae Nomor 2 Volume 16 155

  • – Agustus 2009
Bambang Irawan

  ISSN 0854-2333

  (dua belas) ekor sapi jantan PO berumur antara 2.5 sampai 3.0 tahun dengan bobot rata-rata 350 kg per ekor.

  Alat Timbangan. Timbangan yang digunakan

  adalah kandang permanen yang diberi sekat untuk tiap dua ekor sapi dengan dua tempat makan dan satu tempat minum.

  Kandang. Kandang yang digunakan

  diberikan tak terbatas (ad libitum)

  Air minum. Air minum berupa air bersih

  rumput Raja (King-grass) yang disajikan tidak terbatas (ad libitum) dan konsentrat yang diberikan sesuai perlakuan dengan komposisi bahan pakan seperti tertera pada Tabel 1.

  Pakan. Pakan yang diberikan berupa

  BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat Bahan Sapi. Percobaan ini menggunakan 12

  PENDAHULUAN

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah pemberian pakan penguat (konsentrat) yang optimal pada program penggemukan sapi jantan PO yang dipelihara secara intensif (feedlot). Semakin banyak konsentrat yang diberikan akan meningkatkan pertambahan bobot hidup harian (daily gain) sapi potong, namun paling tidak akan didapatkan satu jumlah konsentrat yang optimal pada program penggemukan sapi yang dinilai dari besarnya jumlah pendapatan (Rp.) di luar biaya pakan (income ofer feed cost = IOFC) harian. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam usaha penggemukan sapi, terutama untuk usaha penggemukan sapi PO di Indonesia, khususnya di wilayah kabupaten Tanah Laut sebagai lumbung sapi provinsi Kalimantan Selatan.

  Usaha penggemukan sapi potong di Indonesia pada dewasa ini meningkat dengan pesat, baik dengan menggunakan bangsa sapi lokal maupun impor. Informasi tentang sifat-sifat produksi dari sapi-sapi tersebut adalah sangat penting, terutama untuk menentukan sistim produksi dan perencanaan program yang efisien untuk produksi daging.

  International Feedstuff Institute, Utah University, USA. Indonesia belum mempunyai standar kebutuhan gizi ternak yang baku, sehingga formulasi ransum selama ini menggunakan salah satu standar di atas yang belum tentu sesuai dengan kondisi (pakan) di Indonesia. Akan tetapi apabila standar tersebut digunakan, umumnya hanya sebagai dasar perkiraan saja dan tidak merupakan ketentuan mutlak (Siregar, 1996).

  Requirement of Ruminants in Developing Countries, 1982). Standar ini dikeluarkan oleh

  Khusus untuk negara-negara yang sedang berkembang telah dikeluarkan standar kebutuhan gizi ternak ruminan (Nutrient

  feeding) dengan tingkat pemberian konsentrat as fed 1-4 kg per ekor per hari (Parakkasi, 1999).

  Biaya pakan adalah komponen biaya terbesar dalam suatu usaha penggemukan sapi potong. Ternak sapi yang diberi pakan rumput saja akan kekurangan energi untuk kebutuhan hidup pokoknya meski dengan kadar protein yang cukup. Kekurangan energi itu dapat diatasi dengan penambahan konsentrat pada pakan. Jumlah konsentrat yang diberikan dalam usaha penggemukan bervariasi antara 0 sampai 1.2 kg per 100 kg bobot hidup per hari (full-feed) atau diberikan pembatasan makanan (restricted-

  Program penggemukan sapi merupakan salah satu usaha untuk mempercepat dan meningkatkan produksi serta memperbaiki kualitas karkas atau daging dengan jalan mendeposit lemak seperlunya. Usaha ini diharapkan mampu meningkatkan pertambahan bbot hidup yang tinggi dan efisien serta menghasilkan karkas dengan kuantitas dan kualitas yang lebih baik (Dyer & O’Mary, 1977). Keberhasilan usaha penggemukan sapi potong berupa pertumbuhan, produksi dan kualitas daging, banyak ditentukan oleh manajemen pemeliharaan sampai pada penanganan pasca panen ternak. Faktor genetik dan lingkungan, termasuk bangsa sapi, pertumbuhan, umur, bobot tubuh, besar kerangka dan jenis kelamin, juga mempengaruhi produksi dan kualitas daging yang dihasilkan. Nutrisi dan komposisi pakan juga bepengaruh terhadap laju pertumbuhan (Soeparno & Davies, 1987), yang selanjutnya dapat mempengaruhi komposisi karkas dan kualitas daging yang dihasilkan.

  ada dua jenis, yaitu timbangan elektrik yang

  Optimalisasi jumlah pemberian...

  digunakan untuk menimbang sapi dan rumput, Alat Tulis. Alat tulis digunakan untuk dan timbangan duduk (single-pan) untuk mencatat data penimbangan dan data pemberian menimbang konsentrat. pakan harian.

  Sabit. Sabit untuk menyabit rumput di lahan dan mencacah rumput di bak pakan. Hand Traktor. Hand traktor digunakan

  untuk mengangkut rumput dari padang rumput ke kandang. 1) Tabel 1. Komposisi nutrient bahan pakan ransum perlakuan

  Table 1. Nutrient Composition of cattle feed

  Jumlah Komposisi Nutrien (%)

  Bahan Pakan Bahan BK PK BETN Lemak SK Abu 2) (%)

  A. Konsentrat

  20.9

  12.1

  69.2

  0.58

  13.86 4.28 -

  1. Dedak Padi 75 86,0 16,5 48,7 14,1 11,6 11,7

  2. Tpg. Ubi 10 94,4 2,80 84,1 0,50 8.41 4,00

  Kayu 10 89,0 21,4 44,1 10,8 15,6 8,10

  3. Bgkl. Kelapa 4 90,0 28,8 - - -

  • 4. Urea 1 - - 90,0 - - 90,0

  5. Mineral Mix 2 B. Rumput Raja 1) 2)

  83.9

  12.3 66.8 -

  0.79

  8.54

  11.6 Sumber : Parakkasi, 1999. Laboratorium Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru, 2005; Perkiraan Total Digestible Nutrients(TDN) Konsentrat = 69%, dan TDN rumput Raja = 53%.

  Metoda Penelitian

  2. Konsumsi bahan kering (BK) pakan (persen dari BH), dan

  Penelitian dirancang Acak Lengkap (RAL)

  3. Pendapatan di luar biaya pakan dengan dengan empat perlakuan dan tiga kali (income ofer feed cost = IOFC) harian ulangan. Perlakuan pada percobaan ini adalah (Rp. per hari). pemberian pakan dengan lama pemeliharaan

  Perbedaan pada parameter atas perlakuan (periode) penggemukan selama empat minggu ransum selanjutnya diuji beda nilai tengah (BNT) yang terdiri atas dua minggu masa penyesuaian dengan Systat 8.03. (1998).

  (preliminary) dan dua minggu masa koleksi data (collecting) dengan perlakuan sebagai berikut :

HASIL DAN PEMBAHASAN

  K 0.0 = Rumput Raja ad libitum + 0 kg konsentrat as fed

  Konsumsi bahan kering pakan

  K 1.5 = Rumput Raja ad libitum + 1.5 kg konsentrat as fed Tingkat konsumsi (Voluntary Feed Intake

  K 3.0 = Rumput Raja ad libitum + 3.0 kg = VFI) adalah jumlah pakan yang terkonsumsi konsentrat as fed oleh hewan bila bahan pakan tersebut diberikan

  K 4.5 = Rumput Raja ad libitum + 4.5 kg secara ad libitum. Tingkat konsumsi sapi PO konsentrat as fed percobaan tertera pada Tabel 2. Penelitian

  Parameter pengamatan terdiri atas : Ngadiyono (1996) pada sapi Sumba Ongole (SO)

  1. P ertambahan bobot hidup (∆BH) menunjukkan konsumsi BK sapi sebesar 7.84 harian (kg per hari),

  Agroscientiae Nomor 2 Volume 16 157

  • – Agustus 2009
Bambang Irawan

  ISSN 0854-2333 sampai 8.97 kgBK per ekor per hari. Sedang penelitian Ngadiyono & Baliarti (2001) pada sapi PO yang diberi konsentrat dengan PK 11.68% dan TDN 67.35%, menunjukkan bahwa konsumsi BK ransum berkisar antara 8.89 sampai 9.53 kgBK per ekor per hari. Pada penelitian ini konsumsi

  7.29 b 2,06 b 1 : 0.53 K 4.5

  Pertambahan bobot hidup (BH) harian adalah merupakan selisih antara BH pada awal dan akhir penelitian, dibagi dengan jumlah lama hari pemeliharaan dan hasilnya tertera pada Tabel 3. Penelitian Ngadiyono (1996) pada sapi Sumba Ongole (SO) menunjukkan bahwa pertambahan bobot hidup (∆BH) sapi SO berkisar antara 0.59 sampai 1.18 kg per ekor per hari. Penelitian Sri Mulatsih et al. (2001) pada sapi PO di wilayah transmigrasi Batumarta, Palembang, mendapatkan ∆BH berkisar antara 0.45 sampai 0.72 kg per ekor per hari. Sedang penelitian Ngadiyono & Baliarti (2001) pada sapi PO menunjukkan bahwa ∆BH berkisar antara 0.77 sampai 0.98 kg per ekor per hari. Pada penelitian ini ∆BH sapi PO berkisar antara 0.69 sampai 1.19 kg per ekor per hari. Perlakuan K 0.0 (kontrol) memiliki ∆BH yang paling rendah (0.69 kg per ekor per hari) karena tidak adanya pemberian konsentrat dalam ransum.

  Figure 1. Graph of amount of concentrate to the consumption of dry matter of MOC Pertambahan bobot hidup harian

  Gambar 1. Grafik pengaruh jumlah konsentrat terhadap konsumsi bahan kering (BK)

  0,0 1,5 3,0 4,5

  2,0 4,0 6,0 8,0

  1,53 1,98 2,06 3,07 0,0

  Jumlah konsentrat (kg/hari) 5,94 5,96 4,77 6,44

  Pada Grafik 1. Tampak jelas terlihat bahwa konsumsi ransum (kg per ekor per hari) akan cenderung meningkat dengan meningkatnya (kg per hari) jumlah konsentrat dalam ransum (p<0.05). Hal yang sama bila dilihat pada konsumsi ransum per bobot hidup (%) ternak sapi tersebut (p<0.05). Bila dicermati lebih lanjut, akan tampak bahwa konsumsi BK rumput pada perlakuan K 3.0 adalah paling rendah yaitu sebanyak 4.77 kgBK per ekor per hari, hal ini ditengarai akan mempengaruhi biaya yang dikeluarkan untuk pakan, khususnya untuk rumput.

  10.22 c 3,07 c 1 : 0.59 Keterangan : Nilai pada kolom yang sama dan bersuperskrip huruf yang tidak sama, berbeda nyata pada p<0.05

  3.78

  6.44 c

  2.52

  BK sapi PO berkisar antara 5.94 sampai 10.22 kgBK per ekor per hari. Konsumsi BK pada perlakuan K 0.0 (kontrol) memang paling rendah (5.94 kgBK per ekor perhari) disebabkan tidak adanya pemberian konsentrat pada ransum ternak.

  4.77 a

  7.22 b 1,98 ab 1 : 0.21 K 3.0

  1.26

  5.96 b

  5.94 a 1,53 a 0 : 1.00 K 1.5

  5.94 b

  K 0.0

  Rumput Rumput (kg) Konsentrat (kg) Ransum (kg) Ransum (%BH)

  Rasio Konsentrat :

  Perlakuan Konsumsi BK

  Table 2. Dry matter consumption of MOC

  Tabel 2. Konsumsi bahan kering (BK) ransum percobaan

  K on sums i B K kg/ekor/hari (%BH)

  Optimalisasi jumlah pemberian...

  Tabel 3. Pertambahan bobot hidup (kg/hari) sapi sebanyak mungkin atau penggunaan rumput Percobaan (hijauan) seminimal mungkin. Namun hijauan, walaupun sedikit, tetap diharapkan keberadaannya

  

Table 3. The Daily gain of MOC dalam ransum untuk menambah suplai protein,

  kalsium (Ca), fosfor (P), mineral mikro dan vitamin pada ransum, serta mengurangi problem pencernaan (digestive upset) seperti founder,

  Perlakuan Pertambahan bobot hidup (kg/hari) a kembung (bloat) dan sebagainya. Pengalaman di negara maju menunjukkan bahwa minimal 10% BK K 0.0 0,69 ab hijauan merupakan jumlah yang baik dalam ransum K 0,76 1.5 b penggemukan sehingga ternak akan menunjukkan

  K 3.0 0,90 c penampilan (performance) yang konsisten karena K 1,19 4.5 nafsu makan yang baik dengan tingkat penambahan

  Keterangan : Nilai yang diikuti huruf yang sama, tidak

  bobot badan yang efisien (Parakkasi, 1999). Snapp

  berbeda nyata pada p<0.05

  & Neuman dalam Parakkasi (1999) menyatakan bahwa diperlukan rasio jumlah hijauan yang lebih Semakin besar jumlah pemberian konsentrat banyak dibanding konsentrat pada periode pada program penggemukan sapi potong, secara penggemukan yang pendek. Pada periode nyata (p<0.05) akan meningkatkan pertambahan penggemukan sapi yang relatif pendek ( selama ± bobot hidup (∆BH) harian. Pada penelitian ini, satu bulan), rasio konsentrat : hijauan yang terbaik pemberian konsentrat sampai 4.5 kg as fed per hari adalah 1 : 1.36. Rasio antara konsentrat mampu meningkatkan ∆BH sampai 1.19 kg per dibandingkan hijauan (rumput) pada penelitian ini ekor per hari(Grafik 2). tertera pada Tabel 2. Fakta yang terlihat pada penelitian ini adalah bahwa rasio konsentrat : hijauan

  Jumlah konsentrat (kg/hari)

  1,4 sebesar 1.36 akan dapat tercapai di antara perlakuan K 1.5 dengan K 3.0 atau diprediksi pada

  1,2 1,19 tingkat pemakaian konsentrat sekitar 2.0 sampai 2.5 kg as fed per ekor per hari.

  1

  )

  0.90 0,8

  Pendapatan di luar biaya pakan hari 0,79

  0,69

  kg/

  Perhitungan terhadap pemasukan dan pengeluaran 0,6

  (

  biaya menghasilkan nilai pendapatan di luar biaya

  H pakan (income ofer feed cost = IOFC) harian (Rp.

  0,4

  ∆B

  per hari) sepert tercantum pada Tabel 4. Harga 0,2 konsentrat pada saat penelitian dihitung sebesar Rp.

  1.200,- per kg as fed, harga rumput Raja segar sebesar Rp. 275,- per kg dan harga sapi PO sebesar Rp. 17.000,- per kg BH. Berdasarkan Tabel 4

  0,0 1,5 3,0 4,5 tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemberian konsentrat yang optimal pada program penggemukan sapi PO adalah sebanyak 3.0 kg per

  Gambar 2. Grafik pengaruh jumlah konsentrat ekor per hari. terhadap pertambahan bobot hidup

  (∆BH)

  Figure 2. Graph of effect of concentrate amount to the daily gain of MOC

  Efisiensi usaha penggemukan dapat dicapai apabila pakan menggunakan konsentrat

  Agroscientiae Nomor 2 Volume 16 159

  • – Agustus 2009
Bambang Irawan Tabel 4. Perhitungan nilai pendapatan di luar biaya

  4. Pemberian konsentrat optimal pada taraf 3.0 pakan atau IOFC (Rp.) kg per ekor per hari tersebut akan menghasilkan pendapatan di luar biaya

  Table 4. Calculation of Income Over Feed Cost

  pakan (income ofer feed cost = IOFC)

  (IOFC)

  terbanyak yaitu sebesar Rp. 6.041,- per ekor per hari. Pengeluaran Pemasukan

  Perlakuan

  IOFC Biaya Pakan Nilai ∆BH

DAFTAR PUSTAKA

  K 0.0 7.815 11.738 3.924 nd Dyer, I.A. and C.C. O’Mary. 1977. The Feedlot. 2

  12.952 3.308 K 1.5 Ed. Lea and Febiger. Philadelphia.

  9.644 K 3.0 9.979 15.921 6.041

  Ngadiyono, N. 1996. Penampilan produksi sapi K 4.5 13.876 19.833 5.958

  Sumba Ongole, Brahman Cross dan

  Australian Commercial Cross yang Jumlah konsentrat (kg/hari)

  7 dipelihara secara intensif. Buletin 6 6.041 5.958 Peternakan. Penerbit Fakultas Peternakan UGM. Yogyakarta. Vol. 20. Hal.: 18-26.

  5

  )

  4 Ngadiyono, N. dan E. Baliarti. 2001. Laju

  ari

  3.924

  h

  3.308 pertumbuhan dan produksi karkas sapi

  3

  er

  Peranakan Ongole jantan dengan

  p

  2

  ,-

  penambahan probiotik Starbio pada

  1 pakannya. Panduan Seminar dan Abstrak : Pengembangan Peternakan Berbasis Rp.

  Sumberdaya Lokal. Fakultas Peternakan 0,0 1,5 3,0 4,5

  C ( IPB Bogor, 8-9 Agustus 2001. Hal.: 144.

  IOF

  Parakkasi, A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan. Penerbit Universitas

  Gambar 3. Hubungan antara jumlah konsentrat Indonesia (UI-Press). Jakarta. Hal.: 503- dengan IOFC 657.

  Figure 3. The relationship between the amount of concentrate and IOFC

  Siregar, S. B. 1995. Penggemukan sapi potong.

  Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta.

  SIMPULAN

  Soeparno and H.I. Davies. 1987. Studies on the Berdasarkan hasil penelitian terhadap growth and carcass composition in Daldale program penggemukan sapi Peranakan Ongole

  Wether Lambs. I. The effects of dietary (PO) ini, dapat disimpulkan bahwa : energy concentration and pasture species.

  1. Pertambahan bobot hidup (∆BH) akan Aust. J. Agric. Res. 38 : 403-415. meningkat dengan bertambahnya jumlah pemberian konsentrat dalam ransum

  Sri Mulatsih, S. Jayadi, R. Pambudy, B. Siagian, T. ternak.

  Sipayung dan D. Rukmitasari. 2001.

  2. Konsumsi bahan kering pakan akan Penggemukan sapi lokal secara intensif di meningkat seiring dengan meningkatnya wilayah transmigrasi. Panduan Seminar dan jumlah pemberian konsentrat dalam Abstrak : Pengembangan Peternakan ransum.

  Berbasis Sumberdaya Lokal. Fakultas

  3. Pemberian konsentrat yang optimal pada Peternakan IPB Bogor, 8-9 Agustus 2001. program penggemukan sapi PO yang relatif Hal.: 198. pendek (± satu bulan) adalah sebanyak 3.0 kg as fed per ekor per hari.

  ISSN 0854-2333

  Optimalisasi jumlah pemberian...

Dokumen yang terkait

TEKNIS PELAKSANAAN PELATIHAN PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH TAHUN 2009

0 0 14

TENTANG PENAMBAHAN DAN PERUBAHAN AKUN PENDAPATAN, BELANJA DAN TRANSFER PADA BAS

0 0 39

TENTANG PENAMBAHAN DAN PERUBAHAN AKUN PENDAPATAN, BELANJA DAN TRANSFER PADA BAS

0 0 39

POTENSI EKSTRAK DAUN PINUS (Pinus merkusii Jungh. et de Vriese) SEBAGAI BIOHERBISIDA PENGHAMBAT PERKECAMBAHAN Echinochloa colonum L. DAN Amaranthus viridis. ( Potencies of Pine leaf Extract (Pinus merkusii Jungh. et de Vriese) as Bioherbicides for Geminat

0 0 9

SENYAWA GOLONGAN FLAVONOID PADA EKSTRAK n-BUTANOL KULIT BATANG BUNGUR (Lagerstroemia speciosa Pers.) I. A. R. Astiti Asih dan I M. Adi Setiawan Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran ABSTRAK - JURNAL PENELITIAN “SENYAWA FLAVONOID EKSTRAK

0 0 6

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI FLAVONOID PADA DAUN KATU (Sauropus androgynus (L.) Merr)

0 0 14

Chapter 4 The Study of Chemical Reactions

0 0 44

MATA KULIAH PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN FISIKA “RPP” OLEH : VEFRA YULIANI 14075036 (Kelas A) DOSEN : Prof. Dr. FESTIYED, M.S JURUSAN FISIKA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2014 KATA PENGANTAR - 14175036-VEFRA YULIANI-TUGAS 5

0 2 25

TUGAS 2 MATA KULIAH PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS ICT “PERKEMBANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS IT TERKINI” OLEH KELOMPOK 4 VEFRA YULIANI (14175036) DOSEN PEMBIMBING: Prof. Dr. Festiyed, MS Dr. Usmeldi, M.Pd PENDIDIKAN FISIKA PROGRAM PASCA SAR

0 0 26

PUSAT PENELITIAN OSEANOGRAFI LIPI CORAL REEF REHABILITATION AND MANAGEMENT PROGRAM (COREMAP) Phase II Coral Reef Information and Training Centers (CRITC)

0 0 79