PEMILIH MENGAMBANG DAN PROSPEK PERUBAHAN KEKUATAN PARTAI POLITIK

  

PEMILIH MENGAMBANG DAN

PROSPEK PERUBAHAN KEKUATAN

PARTAI POLITIK 15-25 MEI 2011

  Jl. Lembang Terusan D-57, Menteng, Jakarta Pusat 10310 Telp. (021) 391 9582, Fax (021) 391 9528 Website: www.lsi.or.id , Email: info@lsi.or.id Latar belakang  Pemilu atau Pemilihan Umum untuk memilih anggota DPR masih sekitar 3 tahun lagi.  Masih sangat terbuka terhadap berbagai kemungkinan.  Partai-partai yang ada sekarang, yang punya kursi di DPR, mungkin secara umum makin menguat, stabil, atau melemah dalam menarik masa pemilih. Mungkin terlalu dini untuk memperkirakan apa yang akan

   terjadi pada Pemilu 2014.

  

Namun demikian, dalam tiga kali Pemilu kita melihat terjadi

 perubahan besar dalam peta kekuatan partai.

  Survei Nasional (Mei_11) Latar belakang Tiga kali Pemilu menghasilkan tingkat partisipasi yang terus merosot.

    Tiga kali Pemilu menghasilkan tiga partai berbeda yang mendapat suara terbanyak (PDIP 1999, Golkar 2004, dan Demokrat 2009); juga menghasilkan jumlah partai yang semakin banyak yang punya suara di atas 3%: 5 partai pada 1999, 7 partai pada 2004, dan 9 partai pada 2009. Ini artinya pelaksanaan pemerintahan menjadi semakin rumit karena melbatkan semakin banyak dan kompleknya kekuatan politik elite. Ini semua mengindikasikan bahwa hubungan partai dan pemilih sangat

   lemah. Ini indikasi bahwa pemilih pada umumnya mengambang.

 Pertanyaannya seberapa lemah? Apakah akan muncul partai baru dan

akan hilang sejumlah partai yang ada dalam Pemilu 2014 nanti? Pertanyaan-pertanyaan ini dapat dideteksi dari sekarang lewat

  

sejumlah indikator: pilihan partai bila diadakan sekarang, tingkat

komitmen untuk memilih partai tertentu, dan ikatan psikologis pemilih dengan partai tertentu.

  Survei Nasional (Mei_11) Tingkat Partisipasi Memilih dalam Pemilu dan Pilpres, 1999-2009 (%) Sumber: KPU

  100

  95

  93.3

  90

  85

  84.9

  80

79.76 DPR

75 Presiden

  70.99

  70

  65

  60

  55

  50 1999 2004 2009 Survei Nasional (Mei_11)

  Perolehan suara partai, 1999-2009 (%) Sumber: KPU

  40

  34

  35

  30

  23

  25

  21

  19

  20

  14

  14

  13

  15

  12

  10

  8

  10

  7

  6

  5

  5

  4

  4

  5

  1 PDIP Golkar PKB PPP PAN PKS PD Gerindra Hanura Lain-lain 1999 2009 Survei Nasional (Mei_11) Perubahan, 1999 – 2009 (%)

25 PDIP Golkar PKB PPP PAN PKS PD Gerindra Hanura Lain-lain

  7

  21

  4

  4

  9 -25 -20 -15 -10 -5

  5

  10

  15

  20

  • -20 -9 -8 -7 -1

  Survei Nasional (Mei_11) Latar belakang

Perubahan dukungan pada partai 1999-2009 pada tingkat agregat

   adalah selisih perolehan suara partai-partai pada dua Pemilu tersebut.

  Ada yang mendapat selisih positif, ada ada yang negatif.

Perubahan dukungan pada partai politik dari Pemilu 1999 ke Pemilu

   2009 ternyata sangat besar.

  Kalau dilihat perubahan pada partai 5 besar Pemilu 1999 (PDIP, 

  

Golkar, PKB, PPP, dan PAN), perubahan rata-rata sekitar 9% pada

masing-masing partai dalam 10 tahun.

Karena perubahannya negatif, artinya semua dari 5 partai tersebut

   mengalami penurunan, maka tidak tertutup kemungkinan ada di antara partai-partai itu yang akan hilang (tidak lolos treshold) dalam Pemilu 2014 bila tidak ada upaya untuk mengentikan penurunan suara itu.

  

 Hilangnya suara mereka bisa karena pindah ke partai lain, atau partai

baru, atau menjadi Golput.

  Kemungkinan perubahan itu terlihat dari sentimen pemilih pada partai  bila pemilihan anggota DPR dilaksanakan sekarang.

  Survei Nasional (Mei_11)

  Metodologi

  • Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
  • • Sampel: Jumlah sampel sekitar 1.220 Berdasar jumlah sampel ini,

    diperkirakan margin of error sebesar +/-2.9% pada tingkat kepercayaan 95%.
  • • Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang

    telah dilatih. Satu pewawancara bertugas untuk satu desa/kelurahan yang terdiri hanya dari 10 responden
  • Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.
  • Waktu wawancara lapangan 10-25 Mei 2011.
  • • Survei ini didanai atas kerjasama antara Lembaga Survei Indonesia (LSI)

    dan Asia Barometer

  Survei Nasional (Mei_11)

  Prosedur Multistage Random Sampling dalam pemilihan sampel

 Stratifikasi 1 = populasi dikelompokan menurut provinsi,

dan masing-masing provinsi diberi kuota sesuai dengan total pemilih di masing-masing provinsi.

   Stratifikasi 2: populasi dikelompokan menurut jenis kelamin: 50% laki-laki, dan 50% perempuan.

   Stratifikasi 3: populasi dikelompokan ke dalam kategori

yang tinggal di pedesaan (desa, 60%) dan perkotaan

(kelurahan, 40%).

  Survei Nasional (Mei_11)

  Lanjutan…  Cluster 1: Di masing-masing provinsi ditentukan jumlah

pemilih sesuai dengan populasi pemilih masing-masing

provinsi. Atas dasar ini, dipilih desa dan kelurahan

secara random sebagai primary sampling unit. Berapa

desa atau kelurahan? Tergantung jumlah pemilih di

masing-masing provinsi. Ditetapkan untuk setiap desa

dipilih 10 pemilih (5 laki-laki, dan 5 perempuan) secara

random. Bila di Jawa Barat prosentase pemilih 17%, dan di NTB 2%, maka kalau di Jabar dipilih 17 desa/kelurahan, di NTB dipilih hanya 2 desa/kelurahan, dst. Cluster 2: Di masing-masing desa terpilih, kemudian

  

didaftar populasi RT atau yang setingkat. Kemudian

dipilih secara random 5 RT dengan ketentuan di masing-

masing RT akan dipilih secara random dua Keluarga.

  Survei Nasional (Mei_11)

  Lanjutan… Cluster 3: Di masing-masing RT terpilih, populasi

  

keluarga didaftar, kemudian dipilih secara random 2

keluarga.

  

Di masing-masing keluarga terpilih, kemudian didaftar

 seluruh anggota keluarga yang punya hak pilih laki-laki

atau perempuan, dan kemudian dipilih secara random

siapa yang akan menjadi responden di antara mereka.

  Bila pada keluarga pertama yang dipilih adalah  responden perempuan, maka pada keluarga berikutnya harus laki-laki.

  Survei Nasional (Mei_11)

  Flowchat penarikan sampel Populasi desa/kelurahan tingkat Nasional

  Prov k Prov 1 Desa/kelurahan di tingkat Provinsi dipilih secara random dengan

   jumlah proporsional

  Ds 1 … Ds m Ds 1 … Ds n RT1 RT2 RT3 …. RT5 Di setiap desa/kelurahan dipilih sebanyak 5 RT dengan cara random Di masing-masing RT/Lingkungan

  KK1 KK2 dipilih secara random dua KK Di KK terpilih dipilih secara random

  Laki-laki Perempuan Satu orang yang punya hak pilih laki-laki/perempuan

  Survei Nasional (Mei_11)

  Temuan: Validasi Sample

PROFIL DEMOGRAFI RESPONDEN

  

KATEGORI SAMPEL BPS KATEGORI SAMPEL BPS

GENDER AGAMA

  Laki-laki

  50.0

  50.0 Islam

  88.8

  88.2 Perempuan

  50.0

  50.0 Katolik/Protestan

  8.1

  8.9 DESA-KOTA Lainnya

  3.2

  2.9 Pedesaan

  59.8

  59.4 ETNIS Perkotaa

  40.2

  40.6 Jawa

  40.1

  41.6 Sunda

  17.6

  15.4 Melayu

  5.8

  3.4 Madura

  3.0

  3.4 Bugis

  3.8

  2.5 Betawi

  1.7

  2.5 Minang

  2.8

  2.7 Lainnya

  25.1

  28.5 Survei Nasional (Mei_11)

DEMOGRAFI NASIONAL

KATEGORI SAMPEL BPS KATEGORI SAMPEL BPS

  0.9 JAWA BARAT

  14.8

  0.4 JAWA TENGAH

  0.7

  

17.2 GORONTALO

  17.3

  3.3 SULAWESI TENGGARA

  0.7

  0.7

  3.3

  3.4 DKI JAKARTA

  4.0

  0.6 SELAWESI SELATAN

  0.7

  14.8 SULAWESI BARAT

  0.5 DI YOGYAKARTA

  0.7

  1.6

  1.5 MALUKU

  0.6

  0.6 JAWA TIMUR

  16.4

  16.4 MALUKU UTARA

  0.6

  0.5 BANTEN

  4.1

  4.1 PAPUA

  0.6

  1.2 IRJABAR

  0.0

  0.3 PROVINSI PROVINSI

  1.1 KEPULAUAN RIAU

  Survei Nasional (Mei_11)

  NAD

  2.0 SUMATERA BARAT

  2.2 KALIMANTAN BARAT

  2.4

  2.0 RIAU

  1.3

  2.1 NTT

  2.4

  2.1

  1.9 JAMBI

  5.8 NTB

  5.4

  1.5 SUMATERA UTARA

  2.1

  2.0 BALI

  1.5

  1.6

  1.5

  0.8

  0.8 KALIMANTAN TIMUR

  1.0 BANGKA BELITUNG

  0.7

  3.3 SULAWESI UTARA

  3.2

  1.4 LAMPUNG

  1.6

  0.8

  1.3 KALIMANTAN TENGAH

  1.5 BENGKULU

  1.6

  3.3 KALIMANTAN SELATAN

  3.2

  0.9 SUMATERA SELATAN

  0.9

  0.5 SULAWESI TENGAH Partai atau calon dari partai yang akan dipilih bila pemilihan anggota DPR dilakukan sekarang, awal Mei 2011 (%)

  5

  10

  

15

  20

  25

  30

  35 Demokrat

  18.9 PDIP

  16.7 Golkar

  12.5 PKB

  4.5 PKS

  4.1 PPP

4 Gerindra

  2.9 PAN

  2.4 Hanura

  0.9 Lain-lain Belum tahu

  29.6 Survei Nasional (Mei_11)

  17 Trend Suara Partai (3 teratas) (%) Survei Nasional (Mei_11)

  18 Trend Suara Partai: lanjutan (%) Survei Nasional (Mei_11)

  Trend Suara Partai: lanjutan (%)

  6

  5

  5

  4

  4

  3.3

  3

  3

  2.9

  2.5

  2

  2.1

  1.3

  1.3

  1.2

  1

  1

  1

  1

  1

  1

  1

  1

  0.9 Hanura Apr'09 Jan'10 Feb'10 Mar'10 Apr'10 Ags'10 Okt'10 Des'10 Mei'11 (kpu)

  Gerindra Survei Nasional (Mei_11)

  19 Temuan Di antara 9 partai yang bersaing, yang terlihat dinamis

   (positif ataupun negatif) adalah Demokrat, PDIP, PKS, dan Gerindra.

   Partai-partai lain kurang menunjukan dinamika, dan tidak menunjukan tanda-tanda kenaikan.  Golkar sebagai partai besar belum menunjukan kemajuan, menyamai dan apalagi melampaui hasil

Pemilu 2009 (14.4%) meskipun terlihat paling banyak

melakukan sosialisasi.

   Seperti halnya dalam Pemilu 2009, sekarangpun sentimen pemilih sangat cair. Lihat data di bawah.

  Survei Nasional (Mei_11) Pemilih partai 2009 yang kembali memilih partai yang sama sekarang (%)

  77.5

  30

  90 Golkar PDIP PPP PKB PKS Demokrat PAN Gerindra

  80

  70

  60

  50

  

40

  20

  75.4

  10

  51.3

  52.8

  54.5

  61.4

  63

  74.5

  Survei Nasional (Mei_11) Temuan  Pemilih Golkar paling stabil, dan pemilih Demokrat dibanding partai besar seperti PDIP dan Golkar paling tidak stabil.

 Namun demikian Golkar tidak mampu menarik pemilih baru karena

secara keseluruhan Golkar tidak mengalami kemajuan, malah menurun dibanding hasil 2009.

   Yang seperti Golkar juga terlihat pada PPP. 

  PDIP lebih mampu menjaga pemilih lamanya, dan mampu menarik pemilih baru.

   Sementara pemilih Demokrat, PKS, PAN, dan Gerindra kurang

stabil, kalau dilihat pada sentimen mereka sekarang dibanding

2009, dan belum mampu menarik pemilih dari partai lain. Karena itu kecenderungannya sekarang menurun, dan tidak stabil.

   Instabilitas pilihan pada partai kemungkinan terkait dengan kecenderungan pemilih rasional, dengan indikator pendidikan mereka lebih baik.

  Survei Nasional (Mei_11) Pemilih Partai berlatar belakang pendidikan SLTA atau lebih tinggi (%)

  10

  20

  30

  40

  50

  60 PKS

  52 Gerindra

  51 Demokrat

  38 PAN

  33 Golkar

  27.4 PPP

  22 PDIP

  17 PKB

  13 Survei Nasional (Mei_11) Temuan  Proporsi pemilih berpendidikan SLTA ke atas lebih banyak pada pemilih partai-partai yang kurang stabil seperti Demokrat, PKS, Gerindra, dan PAN dibanding pada partai-partai lain. Pemilih ini nampaknya menghitung dan menunggu waktu.

  Sementara pemilih yang kurang berpendidikan  cenderung loyal, meskipun rentan terhadap

mobilisasi, dan potensial bisa berpindah juga pada

hari H karena mobilisasi itu. Ini terjadi pada penurunan tajam Golkar, PDIP, PPP, dan PKB dalam Pemilu 2009.

  Survei Nasional (Mei_11)

  

MENGAPA PEMILIH PARTAI

SANGAT TIDAK STABIL?

  • • IKATAN PSIKOLOGIS DENGAN PARTAI LEMAH

  • • KEPERCAYAAN PADA PARTAI RENDAH

  Ikatan Psikologis Pemilih Dengan Partai (Identitas Partai)

  • Merasa lebih dekat dengan partai tertentu
  • Kesiapan untuk memilih sebuah partai bila pemilihan diadakan sekarang

  Argumen

Kontinuitas atau stabilitas pada partai politik

  

dapat terjadi bila pemilih mengindentikan diri

dengan partai politik, dan sebaliknya bila tidak

atau sedikit yang demikian maka kontinuitas

dukungan pada partai akan lemah (Campbell et al 1960).

   Kontinuitas dukungan pada partai akan tinggi bila evaluasi positif (kepercayaan) pada partai juga tinggi.

  Survei Nasional (Mei_11) Pengukuran Identitas Partai Merasa lebih dekat dengan partai tertentu? Bila

   ya, partai mana? (ditunjukan daftar nama

partai sesuai urutannya dalam Pemilu 2009).

  Seberapa lebih dekat? Sangat, cukup, atau  sedikit lebih dekat?

  Survei Nasional (Mei_11) Merasa lebih dekat dengan partai tertentu (%) Tidak tahu, 1.2 Ya, 20 Tidak, 78.8

  Survei Nasional (Mei_11) Trend Identitas Partai (%) 100

  90

  86

  80

  70

  60

  54

  50

  40

  30

  20

  20

  20

  10 1999 2004 2009 2011 Survei Nasional (Mei_11)

  Merasa lebih dekat dengan partai … (%)

  5.1

  3.7

  3.5

  1.7

  1.3

  1.1

  0.9

  0.6

  1.7

  1

  2

  3

  4

  5

  6 PDIP Golkar Demokrat PKS PPP PKB Gerindra PAN Lainnya Survei Nasional (Mei_11) Merasa dekat dengan partai pada pemilih

partai bersangkutan di seluruh populasi (%)

Survei Nasional (Mei_11)

  Temuan Pemilih paling loyal diperkirakan hanya sekitar

   20%. Selebihnya dapat berubah setiap saat.

   Pemilih inti (paling loyal) di masing-masing partai tidak lebih dari 5%.

  Ini membuat dukungan pada partai tidak  stabil.

  Survei Nasional (Mei_11) Kesiapan memilih

Seberapa siap atau tidak siap memilih partai

   atau calon anggota DPR bila pemilihan diadakan sekarang?

  

1. Sangat siap karena sudah ada partai atau

 calon yang pasti akan dipilih

  2. Cukup siap karena ada partai atau calon  yang kemungkinan besar akan dipilih

  3. Kurang siap karena belum tahu partai atau  calon mana yang akan dipilih

  

4. Tidak siap sama sekali karena betul-betul

tidak terbayang partai atau calon mana yang

harus dipilih.

  Survei Nasional (Mei_11) Kesiapan memilih partai atau calon anggota DPR bila Pemilihan diadakan sekarang (%)

  32.5

  35

  28.2

  30

  24.9

  25

  20

  12.6

  15

  10

  5

  1.7 S ang at s iap C ukup s iap K urang s iap T idak s iap T idak tahu s ama s ekali Survei Nasional (Mei_11) Temuan  Yang menyatakan sangat siap untuk memilih hanya

  

12,6%, dan yang merasa cukup siap 32,5%. Kalau ini

ditotal sebagai calon pemilih yang siap memilih jumlahnya hanya 45,1%, tidak sampai separuh dari total pemilih.

  

Selebihnya, mayoritas, menyatakan kurang atau sama

 sekali tidak siap atau tidak tahu, 54,9%.

   Ini mengindikasikan bahwa mayoritas pemilih tidak

punya sikap elektoral. Mereka mengambang, mungkin

menunggu waktu, menunggu partai atau calon yang

lebih meyakinkan, atau mungkin tidak akan memilih.

Jumlah ini sangat besar, dan potensial merubah peta

  

kekuatan partai secara drastis seperti terjadi di setiap

Pemilu yang sudah berlangsung sejak 1999.

  Survei Nasional (Mei_11) Kesiapan memilih pada pemilih partai bila pemilihan sekarang (%) 120 100

  0.5

  0.9

  2

  2

  33.3

  80

  42

  44.4

  50

  49.3

  47

  52.9

  60

  60 Tidak tahu

  40 Tidak siap

  66.7

  57.5

  53.6

  51

  49.8

  50

47.1 Siap

  40

  20 t r S P

  B a

  IP ra ka dr PK PP

  PK PAN PD ok ol in G er em

  G D Survei Nasional (Mei_11) Memilih Partai … di Seluruh Populasi Pemilih menurut Kesiapan Memilih (%) Survei Nasional (Mei_11)

Temuan  Kalau dilihat dari kesiapan memilih, umumnya pemilh tidak siap. Ini juga mengindikasikan ikatan psikolgis dengan partai sangat rendah. Di antara pemilih masing-masing partai pada seluruh

   populasi pemilih tidak ada yang mencapai lebih dari 10%.

   Demokrat walaupun masih dipilih oleh paling banyak pemilih sekarang (18.6%), tapi yang betul-betul siap memilih Demokrat kurang dari 10%. Demikian juga pada pemilih PDIP. Apalagi pada partai-partai lain.

  Survei Nasional (Mei_11) Percaya lembaga-lembaga berikut dapat bekerja sebagaimana diharapkan: Sangat dan Cukup Percaya (%)

  100

  85.7

  90

  83.9

  80

  74.2

72.2 TNI

  70

  65

  63.5

58.8 Presiden

  60

  54.7

  53

  51 Polisi

  50

  43

41.9 Pengadilan

  40 DPR

  30 Partai

  20

  10 2006 2011

  Survei Nasional (Mei_11) Temuan Umumnya warga tidak percaya pada partai

   politik. Tingkat kepercayaan yang rendah ini tidak berubah dalam lima tahun terakhir.

  Keadaan ini cukup konsisiten dengan instabilitas  dukungan pada partai.

  Namun demikian rakyat tetap memandang partai 

dan persaingan partai dalam pemilu tidak bisa

ditiadakan. Yang harus ditiadakan adalah partai- partai yang kinerjanya buruk.

  Rakyat tetap punya komitmen yang tinggi  terhadap demokrasi dan tetap pentingnya partai dan Pemilu seperti terlihat dalam indikator- indikator berikut.

  Survei Nasional (Mei_11) Walaupun tidak sempurna, demokrasi adalah sistem terbaik untuk negara kita, Mei 2011 (%)

  90

  77.3

  80

  70

  60

  50

  40

  30

  20

  12.8

  9.9

10 Setuju Tidak setuju Tidak

  Survei Nasional (Mei_11)

  71

  6 _

  7 Ju l'

  II A p r'

  7 _

  I M a r'

  7 _

  6 M a r'

  6 D e s '0

  6 O k t'

  II S e p '0

  6 _

  I A u g '0

  6 A u g '0

  7 Ja n '0

  6 M a r'

  5 Ja n '0

  5 D e s '0

  5 S e p '0

  5 Ju l'

  4 Ja n '0

  4 No v '0

  I O k t'

  4 _

  4 S e p _

  4 A u g _

  7 S e p '0

  8 M e i'

  4 Ju n '0

  9 Ja n '1 _ JI C F e b '1

  Dibandingkan dengan bentuk pemerintahan lainnya, demokrasi adalah bentuk pemerintahan terbaik untuk sebuah negara seperti negara kita ini (%)

  Tidak Setuju+Sangat tidak setuju

Tidak tahu

2005 2004 2006 2007 2008 2009 2010 Dukungan terhadap Demokrasi:

  1 Setuju+Sangat setuju

  1

  1 M e i'

  1

  M e i'

  1 D e s '1

  O k t'

  1 A u g '1

  M a r'

  S e p '0

  8 _

  9 P o s t

  Ju l'

  9 P o s t

  9 A p r'

  9 M a r'

  8 F e b '0

  8 D e s '0

  8 O k t'

  8 S e p '0

  II Ju n '0

  8 _

  I M e i'

  4 Ju l_

  A p r'

  86

  78

  7 4 4 5 6 5 4 7 5 7 5

  5 5 6 6

  8 5 3 4 4 6 2 4

  77

  74

  72 7778

  78

  72

  82

  90

  86

  78 81 797881

  9

  80 7676

  77

  

85

  83

  85

  81

  76 7475 75 8284 8585

  72

  85 8888 8081

  88

  85

  88

  7 7

  13 9 8 8 8 7 8 4 4 4

  90 100

  21

  80

  70

  60

  50

  40

  30

  20

  10

  13

  20 17 16 18

  17

  14

  8

  6

  10

  14 12 14

  13 11 10 11 12 9 10 10 15 13 14 12 13 12 13

  22 18 19 21 21

  13

  16

  8

  10

  21 9 9 11 8 8

  10

  5 8 7 6 9

  Survei Nasional (Mei_11)

  Demokrasi sumber buruknya pembangunan ekonomi? Apakah Ibu/Bapak sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju atau sangat setuju dengan pernyataan di bawah ini? Demokrasi adalah sumber buruknya pembangunan ekonomi... (%)

  100

  90

  80

  70

  56.7

  60 Okt'10

  52.3

  51.9

  50 Des'10

  40 Mei'11

  30

  23.8

  22.8

  21.8

  22.0

  20.6

  18.1

  20

  10

  2.5

  2.1

  1.8

  1.5

  1.2

  1.0 Sangat tidak Tidak setuju Setuju Sangat Tidak setuju setuju tahu/tidak jawab .

  Survei Nasional (Mei_11)

  

Hanya ada satu partai yang ikut

pemilu dan memerintah? Apakah Ibu/Bapak sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju atau sangat setuju dengan pernyataan di bawah ini? Hanya ada satu partai yang ikut pemilu dan memerintah... (%)

  100

  90

  80

  70

  64.8

  61.3

  60 Okt'10

  50 Mei'11

  40

  30

  16.5

  20

  15.2

  14.6

  13.4

  6.8

  6.1

  10

  0.8

  0.5 Sangat tidak Tidak setuju Setuju Sangat Tidak setuju setuju tahu/tidak jawab .

  Survei Nasional (Mei_11)

  Pemilu legislatif dihapuskan? Apakah Ibu/Bapak sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju atau sangat setuju dengan pernyataan di bawah ini? Pemilu DPR dan DPD dihapuskan sehingga pemerintah melaksanakan dan mengawasi/mengontrol sendiri pemerintahan... (%)

  100

  90

  80

  70

  63.7

  58.7

  60 Okt'10

  50 Mei'11

  40

  30

  20.9

  18.6

  20

  13.7

  11.6

  5.9

  10

  5.0

  1.8

  0.2 Sangat tidak Tidak setuju Setuju Sangat Tidak setuju setuju tahu/tidak jawab .

  Survei Nasional (Mei_11)

  

Ahli yang menentukan? Mei 2011

Apakah Ibu/Bapak sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju atau sangat setuju dengan pernyataan di bawah ini? Pemilu DPR dan DPD dihapuskan dan meminta para ahli untuk membuat program pemerintah atas nama rakyat... (%)

  100

  90

  80

  70

  62.9

  60

  50

  40

  30

  20

  14.8

  13.1

  7.3

  10

  1.8 Sangat tidak Tidak setuju Setuju Sangat Tidak setuju setuju tahu/tidak jawab .

  Survei Nasional (Mei_11) Demokrasi dapat menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi bangsa kita, Mei 2011 (%)

  80

  67.9

  70

  60

  50

  40

  30

  20

  15.7

  8.6

10 Ya Tidak Tidak tahu

  Survei Nasional (Mei_11) KESIMPULAN Hubungan antara pemilih dengan partai sangat

  

lemah. Setelah 12 tahun mengalami Pemilu pemilih

semakin merasa jauh dengan partai.

   Akibatnya tingkat partisipasi dalam tiga Pemilu sebelumnya menurun tajam (sekitar 20%), dan

perubahan pilihan dalam tiap Pemilu semakin besar.

  

Kalaupun warga memilih sekarang, pilihan mereka

mengambang, dan mudah berubah kembali, seperti

dalam Pemilu 1999, 2004, dan 2009.

   Pemilih yang loyal sangat kecil (20%).  Partai-partai yang berkuasa di DPR sekarang

terancam tidak dipilih kembali oleh sebagian besar

pemilihnya bila tidak ada langkah-langkah positif yang drastis dari partai-partai tersebut.

  Survei Nasional (Mei_11) KESIMPULAN…lanjutan  Walaupun Demokrat masih mendapat dukungan paling besar sekarang, tapi kecenderungan sentimen pemilih terhadapnya menurun.

   Sentimen pemilih pada Demokrat sekarang di bawah

hasil Pemilu 2009, dan ini tidak pernah terjadi sejak

Pemilu 2004 (Sentimen di bawah hasil Pemilu).

   Sebagai partai oposisi yang paling jelas, PDIP

mendapat kenaikan dukungan sekarang bersamaan

dengan menurutnya sentimen pada Demokrat.

   Parsaingan paling terlihat hanyalah antara Demokrat dan PDIP.

   Partai-partai lain cenderung stagnan, dan bahkan menurun.

  Survei Nasional (Mei_11) KESIMPULAN…lanjutan  Besarnya pemilih mengambang sebenarnya merupakan kesempatan untuk perubahan dan perbaikan politik, apakah lewat penguatan kinerja partai yang ada maupun bagi lahirnya partai baru yang dinilai bisa lebih baik.

   Harapan akan perubahan positif ini akan terjadi bila supply side dari politik juga membaik.  Elite sebagai produsen politik harus memberikan tawaran atau alteratif politik yang lebih baik juga: membuat partai dan menawarkan calon yang lebih baik. Sebab, kalaupun rakyat ingin perubahan dan perbaikan, kalau partai dan calon yang ditawarkan buruk maka rakyat akan memilih di antara yang buruk-buruk itu, dan akibatnya politik kita tetap buruk.

  Survei Nasional (Mei_11) KESIMPULAN…lanjutan  Bila supply side-nya buruk maka alternatif bagi pemilih yang makin rasional ini adalah Golput sehingga tingkat partisipasi pemilih akan terus merosot. Karena itu dalam jangka pendek dan menengah

  

perbaikan politik harus dimulai dari elite, dari partai,

bukan dari rakyat.

   Kalaupun kualitas dan daya beli politik masyarakat meningkat tapi kalau tidak ada barang bagus yang bisa dibeli rakyat akhirnya akan membeli barang-barang yang tidak bagus juga sebab bagaimanapun Pemilu harus terus, demokrasi harus jalan, dan negara harus tetap ada.

  Survei Nasional (Mei_11)

  Jl. Lembang Terusan D-57, Menteng - Jakarta Pusat 10310 Telp. (021) 391 9582, Fax (021) 391 9528 Website: www.lsi.or.id , Email: info@lsi.or.id