06 Jurnal Pa Nanang 2012 revisi ke terakhir

  Portofolio Volume 9 No. 1, Mei 2012 : 62 - 71

  o.1 Mei 2012 : 86 - 96Mei 2012 : 86 - 96

PENGUJIAN TINGKAT PENGGUNAAN DAN TINGKAT KEPENTINGAN TEKNIK

DAN ALAT AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER (TAABK) OLEH AUDITOR PADA

  

KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) DI INDONESIA

Oleh :

Nanang Sasongko

  

E-Mail : nanang.sasongko@unjani.ac..id

Abstrak : Kantor Akuntan Publik (KAP) sebagai pihak independen dalam menyediakan

  jasanya, harus patuh dan mengacu kepada Standar Pemeriksaan Akuntan Publik (SPAP) , yangmengatur wewenang dan tanggungjawabnya. KAP dapat menggunakan Teknik dan Alat Audit Berbantuan Komputer (TAABK) sebagai alat bantu dalam melakukan tugas auditnya. Penggunaan Teknologi Informasi dapat berpengaruh pada efektivitas dan efisiensi proses audit. Studi deskriptif ini menggunakan metode studi literatur dan metode sampling dari koresponden dimaksudkan untuk mengungkapkan tingkat penggunaan dan tingkat kepentingan Teknologi Informasi dalam kegiatan audit yaitu Tehnik dan Alat Audit Berbantuan Komputer (TAABK),bagi para auditor dari berbagai klasifikasi Kantor Akuntan Publik (KAP) pada setiap tahapan audit dalam menghadapi kompleksitas Teknologi Informasi akuntansi yang digunakan oleh para pelaku bisnis (Auditee). Hasil penelitian menunjukkan bahwa para auditor menggunakan teknologi informasi di setiap tahapan audit yaitu pada tingkat penggunaan adalah sesekali digunakan , sedangkan tingkat kepentingan adalah penting. Para auditor juga merasakan pentingnya aplikasi Teknologi Informasi audit di berbagai klasifikasi KAP.

  Kata Kunci : Kantor Akuntan Publik, Teknik dan Alat Audit Berbantuan

Komputer, Tingkat Penggunaan , Tingkat Kepentingan

  

Abstract : Public Accounting Firm (CPA) as an independent party to provide services,

must comply with and refer to the Standard Inspection of Certified Public Accountants

(SPAP), yangmengatur authority and responsibilities. KAP can use the Engineering

and Computer Assisted Audit Tools and Technique (CAATTs) as an aid in performing

the audit tasks. Use of Information Technology can affect the effectiveness and

efficiency of the audit process. This descriptive study using literature study methods

and sampling method of correspondence is intended to reveal the level of usage and

the importance of information technology in audit activities of the Technical and

Computer Assisted Audit Tools and Techniques (CAATTs), for the auditors of the

various classifications of Public Accounting Firm (CPA) on each stages of audit in the

face of complexity of accounting information technology used by the business (Auditee)

The results showed that the auditors use information technology in every stage of the

audit at the level of use is occasionally used, while the rate of interest is important. The

auditor also felt the importance of information technology applications in various classifications CPA .

  Key Word : Public Accountan Firm, Computer Assited Audit Tools and Technique, Perceived of use, Perceived of importance

  

Pengujian Tingkat Penggunaan Dan Tingkat Kepentingan Teknik dan Alat Audit Ber

  Pengujian Tingkat Penggunaan, Tingkat Kepentingan Teknik, dan Alat Audit Berbantuan Komputer (TAABK) oleh Auditor pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Indonesia bantuan Komputer Oleh Auditor Pada Kantor Akuntan Publik (KAP) Di

  Indonesia

I. PENDAHULUAN

  1.1. Latar belakang Masalah

  Membangun keunggulan sebuah organisasi bisnis dalam situasi persaingan yang sedemikian tinggi dewasa ini, mengharuskan para pelaku bisnis menemukan strategi yang lebih sesuai dengan tuntutan perubahan lingkungan persaingan. Sejak skandal Enron terungkap pada tahun 2001, Pemerintah Federal Amerika Serikat tahun 2002 mengesahkan suatu Undang-undang yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kecurangan dalam penyajian Laporan Keuangan. Undang-undang tersebut dinamakan

  

The Public Company Accounting Reform and Investor Protection Act of 2002 juga

  dikenal sebagai Sarbanes-Oxley Act disingkat SOX atau Sarbox. Undang-undang ini bertujuan untuk memperkecil bagi terjadinya kecurangan-kecurangan (fraud). Dengan diberlakukannya Sarbox dalam tatanan Laporan Keuangan khususnya bagi perusahaan-perusahaan publik, diharapkan dapat memperbaiki praktek good corporate

  govermance dalam dunia bisnis.

  Para emiten diwajibkan mengelola risiko-risiko (risk management) dan menerapkan manajemen yang komprihensif, lengkap dan transparan dalam menjalankan usahanya hingga dapat menyajikan laporan keuangan secara wajar (present fairly), yang mengacu kepada standar pelaporan keuangan yang berlaku umum, di Indonesia dikenal dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) atau

  

Indonesia Generally Accepted Acounting Principles (INDO GAAP), di Amerika Serikat

menggunakan United State Generally Accepted Acounting Principles (US GAAP).

  Untuk pelaporan pasar modal seluruh dunia dikenal dengan nama International

  

Financial Reporting Standards (IFRS). Kebijakan-kebijakan dan standar-standar ini

  juga memberi pengaruh bagi perusahaan atau organisasi yang lainnya, seperti bagi para akuntan, para perancang Sistem Informasi Berbasis Komputer (SIBK) atau dikenal sebagai Computer-base Information system (CBIS), badan-badan regulasi seperti BAPEPAM, dan lembaga-lembaga profesional lainnya. Hal ini juga berdampak pada ancaman-ancaman dan permasalahan lainnya seperti potensi kerugian bagi private sector audit standard setting untuk audit perusahaan publik.

  1.2. Identifikasi Masalah

  Teknologi menjadi faktor kunci yang memampukan seseorang atau organisasi mencapai kesuksesan, namun ternyata banyak juga kegagalan yang dialami ketika suatu organisasi digerakan oleh inisiatif teknologi (technology driven).

  Permasalahannya yang dibahas dalam penelitian ini tidak terlepas dari hal di atas namun dalam penelitian ini dibatasi, pada:

  1. Teknik dan alat audit berbantuan komputer (TAABK) apa saja yang digunakan auditor.

  2. Berapa besar tingkat kegunaan dan tingkat kepentingan dirasakan oleh para auditor dalam menggunakan TAABK dalam menjalankan tugasnya.

  1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap berapa besar tingkat penggunaan (perceived of use) dan tingkat kepentingan atau manfaat yang didapatkan (perceived

  

of importance) oleh para auditor pengguna TAABK atau Computer Assisted Audit Portofolio Volume 9 No. 1, Mei 2012 : 62 - 71

  o.1 Mei 2012 : 86 - 96Mei 2012 : 86 - 96

Tools and Techniques (CAATTs) dari Kantor-kantor Akuntan Publik (Certified Public

Accountants-CPA), selaku eksternal auditor saat melakukan audit di client nya

  sehingga dapat memenuhi standar-standar kecukupan yang disyaratkan oleh Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Kegunaan penelitian ini adalah menjawab: Apakah para auditor menggunakan TAABK dalam setiap tahapan audit, dan seberapa jauh tingkat penggunaannya dan tingkat kepentingannya, serta apakah para auditor menggunakan TAABK dalam kegiatan auditnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA

  2.1. Kantor Akuntan Publik dan Audit Laporan Keuangan

  Laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen mengandung unsur kepentingan, maka secara logis dianggap tidak akan bersifat objektif dalam penyusunannya. Manajemen cenderung akan menyusun laporan yang menguntungkannya (subjektif) sehingga diperlukan pihak lain yang independen untuk memberikan pendapat terhadap kewajaran laporan keuangan suatu entitas.(Alvin A Arrens,2009 ) Kewajaran laporan keuangan diketahui dari hasil pemeriksaan akuntan publik terhadap laporan keuangan perusahaan.

  Menurut Standar Pemeriksaan Akuntan Publik, (IAPI SPAP, 2010) Pemeriksaan harus dilakukan secara kritis, pemeriksaan tersebut harus dipimpin oleh seorang yang mempunyai gelar akuntan (registered accountant) dan mempunyai izin praktek sebagai akuntan publik dari Menteri Keuangan. Pelaksanaan pemeriksaan haruslah seorang yang mempunyai pendidikan, pengalaman dan keahlian dibidang akuntansi, perpajakan, pemeriksaan akuntan, dan sistem akuntansi termasuk Teknologi Informasi akuntansi. Agar pemeriksaan dapat dilakukan secara sistematis, menurut Alvin A Arens (2009) akuntan publik harus merencanakan pemeriksaannya sebelum proses pemeriksaan dimulai, dengan membuat apa yang disebut Audit Plan. Didalamnya terkandung strategi, sistem, prosedur, teknik-teknik dan alat-alat bantu, terlebih dalam menghadapi perusahaan-perusahaan yang telah menerapkan TI yang rumit. Dalam melakukan pemeriksaan, akuntan publik berpedoman kepada Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), mentaati Kode Etik Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI).

  

2.2. Teknik dan Alat Audit Berbantuan Komputer (TAABK) atau Computer

Assisted Audit Tools and Techniques (CAATTs)

  TAABK atau CAATTs (Dube,Gulati ,2005) adalah pelaksanaan pengumpulan bahan bukti audit dengan menggunakan komputer. Audit berbantuan komputer dapat menggunakan software paket (package software) atau general audit software (GAS), maupun application software (user designed), atau bahkan dengan memanfaatkan paket aplikasi dari Microsoft, misalnya Active data dari Excell.

  Pada pendekatan audit dengan komputer (audit with the computer), Menurut Pickett (2006) audit dilakukan dengan menggunakan komputer atau software untuk mendukung pelaksanaan pemeriksaan. Audit with the computer tidak saling meniadakan dengan pendekatan audit yang lain (audit arround the computer/audit

  

through the computer); maksudnya, Audit with the computer dapat dilakukan dalam

audit arround the computer maupun audit through the computer juga dapat dilakukan

  tanpa berbantuan komputer. TAABK atau CAATTs adalah hanya menggunakan

  

Pengujian Tingkat Penggunaan Dan Tingkat Kepentingan Teknik dan Alat Audit Ber

  Pengujian Tingkat Penggunaan, Tingkat Kepentingan Teknik, dan Alat Audit Berbantuan Komputer (TAABK) oleh Auditor pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Indonesia bantuan Komputer Oleh Auditor Pada Kantor Akuntan Publik (KAP) Di

  Indonesia

  komputer dalam pelaksanaan audit saja yaitu pengumpulan dan evaluasi bukti audit dengan test of control dan substantive test tersebut.

2.3. Penggunaan TAABK dalam Tahapan Audit

  TAABK dilakukan pada setiap tahapan audit, (Messier, Steven, Douglas, 2008) yang dapat dibagi menjadi :

  1. Tingkat Penggunaan (Extent of Use)

  a. Tahap 1: Tingkat Penggunaan saat penerimaan klien dan perencanaan audit (Client acceptance and audit planning)

  b. Tahap 2: Tingkat penggunaan saat pengujian audit (Audit testing)

  c. Tahap 3: Tingkat penggunaan sebagai kelengkapan dan pembuatan laporan audit (Audit completion and Report Writing) d. Tahap 4: Tingkat penggunaan sebagai manajemen administrasi

  (Administrative/practice management)

  e. Tingkat penggunaan peralatan yang digunakan

  2. Tingkat Kepentingan (Level of Importance)

  a. Tahap 1: Tingkat kepentingan saat penerimaan klien dan perencanaan audit (Client acceptance and audit planning)

  b. Tahap 2: Tingkat kepentingan saat pengujian audit (Audit testing)

  c. Tahap 3: Tingkat kepentingan sebagai kelengkapan dan pembuatan laporan audit (Audit completion and Report Writing) d. Tahap 4: Tingkat kepentingan sebagai manajemen administrasi

  (Administrative/practice management)

3. Tingkat kepentingan peralatan TI yang digunakan

III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN

  Penelitian ini menggunakan data primer dari kuesioner yang dijawab oleh para responden dengan metode sampling mewakili para auditor untuk mengungkap tingkat penggunaan (extent of use) dan tingkat kepenting atau manfaat yang didapatkan (perceived of importance) oleh para auditor penggunaan TAABK. Pertanyaan diajukan kepada para auditor dari berbagai tingkatan, yakni dari asisten pemula (junior

  

assistant), asisten senior (senior assistant), pengawas (suppervisor), hingga level

  manajer (manager). Penelitian ini tidak membatasi para auditor berdasarkan klasifikasi KAP dimana mereka bekerja. Klasifikasi KAP dilakukan hanya untuk tujuan memahami apakah TI audit yang digunakan di KAP tersebut di gunakan dan dirasakan manfaatnya saat melakukan tugas audit di klien mereka.

  Penelitian ini hanya menggali tingkat penggunaan dan tingkat kepentingan penggunaan TI audit bagi para auditor dan menyajikan data hasil penelitian secara statistik untuk memberikan gambaran umumnya saja. Garis besar alur metode penelitian ini adalah: Portofolio Volume 9 No. 1, Mei 2012 : 62 - 71

  o.1 Mei 2012 : 86 - 96Mei 2012 : 86 - 96

KAP

Tahapan Audit TAABK

  

Analisis Tingkat penggunaan dan

Penerapan

Simpulan &Saran

  Gambar 1. Kerangka Penelitian

  3.1. Data Responden

  Responden penelitian ini melibatkan sebanyak 17 orang auditor dari berbagai ukuran KAP meliputi sepuluh KAP terbesar, nasional maupun lokal. 7 responden berasal dari Big 10 KAP, 8 responden berasal dari KAP Nasional, dan 2 orang berasal dari KAP lokal. 15 orang menyatakan bahwa KAP mereka menggunakan sebuah atau perpaduan beberapa software audit (TAABK), dan 2 orang responden menyatakan bahwa KAP mereka tidak menggunakan software khusus untuk audit (TAABK), namun mereka menggunakan fasilitas yang tersedia (embeded audit modul) dalam Microsoft Excell untuk mengolah data dalam proses audit mereka.

  Auditor KAP yang menjadi objek penelitian ini banyak menggunakan perangkat lunak audit umum (Generalized Audit Software-GAS) yang merupakan perangkat lunak yang didesain untuk membaca, memproses dan menulis data dengan bantuan fungsi- fungsi yang menyajikan hal-hal rutin yang biasa dilakukan dalam proses audit dan dengan modifikasi yang dibuat sendiri oleh KAP yang menggunakannya.

  3.2. Operasionalisasi Variabel

  Pertanyaan diajukan kepada responden tentang tingkat penggunaan TI dalam aplikasi audit, responden memberi jawaban dari kuesioner yang dibagikan dengan cara memilih jawaban dengan skala ordinal sebagai berikut: 1) Tidak pernah menggunakan. 2) Pernah menggunakan, namun tidak menggunakan lagi. 3) Sesekali menggunakan. 4) Sering menggunakan. 5) Selalu menggunakan.

  Sedangkan tentang tingkat kepentingan TI dalam aplikasi audit, responden memberi jawaban dengan cara memilih: 1) Sama sekali tidak penting.2) Tidak penting. 3) Netral, kadang penting, kadang tidak. 4) Penting. 5) Penting sekali. Hasil jawaban tingkat penggunaan dan tingkat kepentingan diberi skor/nilai, sbb:

  

Pengujian Tingkat Penggunaan Dan Tingkat Kepentingan Teknik dan Alat Audit Ber

  Pengujian Tingkat Penggunaan, Tingkat Kepentingan Teknik, dan Alat Audit Berbantuan Komputer (TAABK) oleh Auditor pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Indonesia bantuan Komputer Oleh Auditor Pada Kantor Akuntan Publik (KAP) Di

  Indonesia

  No Tingkat Penggunaan Tingkat Kepentingan Skor Rentang Nilai

  1 Tidak pernah Sama sekali tidak penting 1 0,00 -1,49 menggunakan

  2 Pernah menggunakan, Tidak penting 2 1,50 -2,49 namun tidak menggunakan lagi

  3 Sesekali menggunakan Netral, kadang penting, 3 2,50

  • – 3,49 kadang tidak 4 Sering menggunakan Penting.

  4 3,50

  • – 4,49

  5 Selalu menggunakan Penting sekali 5 4,50

  • – 5,00 Untuk mencari rata-rata nilai dari setiap tingkat penggunaan dan tingkat kepentingan, dperoleh dari hasil jumlah jawaban dikali skor/nilai dibagi dengan jumlah responden, dengan rumus: Rata-rata = Jumlah Jawaban X Skor/nilai Jumlah Responden Kemudian dianalisis dengan rentang nilai yang telah ditentukan. Sedangkan tingkat produktifitas IT , diuraikan dari peralatan yang digunakan.

IV. HASIL PENELITIAN

  Dari hasil pengolahan data diperoleh jawaban responden adalah sebagai berikut :

  Tabel 1: Rata-rata Tingkat Penggunaan dan Tingkat Kepentingan TI dalam Aplikasi Audit APLIKASI IT AUDIT TINGKAT TINGKAT PENGGUNAAN KEPENTINGAN Tahap 1: Saat penerimaan klien dan perencanaan audit (Client Acceptance and

   2.53

  3.94 Audit Planning)

  1. Saat melakukan prosedur analisa laporan keuangan dan penghitungan rasio keuangan (Analytical Procedures/Financial

  Ratio Tools)

  3.24

  4.12

  2. Sebagai alat pencari informasi atau data melalui internet (Internet Search Tools)

  3. Sebagai perangkat lunak perencaan audit

  2.71

  3.18 (Audit Planning Software)

  2.12

  3.88

  4. Sebagai alat pengukur resiko audit (Risk Assestment)

  Netral, kadang penting , kadang tidak

  2. Saat melakukan review kecurangan

  3.82

  3.82

  3.53

  3.35

  3.12 Rata-rata

  3.07

  3.68 Keterangan Sesekali me-

  nggunakan Penting

  Tahap 3: Kelengkapan dan pembuatan laporan audit (Audit Completion and Report Writing)

  1. Saat pembuatan laporan audit (Audit

  Report Writing)

  (Fraud Review)

  3.94

  3. Saat dilakukan review terhadap penjelasan laporan keuangan klien pada situs jejaring

  (Review Client’s Financial Disclosures On Website)

  2.29

  1.88

  1.47

  3.18

  3.18

  2.41 Rata-rata

  1.88

  2.90 Keterangan Pernah

  menggunkan namun tidak menggunaka lagi

  3.88

  2.59

  Portofolio Volume 9 No. 1, Mei 2012 : 62 - 71

  3. Saat pencarian data audit (Data Mining)

  o.1 Mei 2012 : 86 - 96Mei 2012 : 86 - 96

  5. Saat penerimaan klien audit (Client Acceptance)

  2.24

  3.47 Rata-rata

  2.56

  3.71 Keteranga Sesekali me-

  nggunakan Penting

  Tahap 2: Saat pengujian audit (Audit Testing)

  1. Saat menentukan sampling audit (Sampling

  2. Saat menentukan tingkat pengendalian internal yang dilakukan oleh auditee

  (Internal Control Evaluation)

  4. Saat memonitor keberlangsungan transaksi (Continuous Transaction

  2.76

  Monitoring)

  5. Saat melakukan pengujian terhadap transaksi auditee secara online (Test of

  Online Transaction)

  6. Saat membuat model database yang dimiliki oleh auditee (Database

  Modeling)

  7. Saat dilakukan analisa terhadap pecahan

  (Digital Analysis)

  3.47

  2.53

  3.24

  3.41

  2.53

  • – digit yang dilakukan auditee

  

Pengujian Tingkat Penggunaan Dan Tingkat Kepentingan Teknik dan Alat Audit Ber

  Pengujian Tingkat Penggunaan, Tingkat Kepentingan Teknik, dan Alat Audit Berbantuan Komputer (TAABK) oleh Auditor pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Indonesia bantuan Komputer Oleh Auditor Pada Kantor Akuntan Publik (KAP) Di

  Indonesia Tahap 4: Sebagai alat untuk kelengkapan administrasi (Administrative/Practice Management)

  1. Sebagai kertas kerja elektronik

  4.00

  4.47 (Electronic Work Papers)

  2. Sebagai manajemen relasi dengan klien

  2.76

  2.82 (Client Relationship Management)

  3. Saat membuat grafik-grafik (Graphs)

  2.18

  3.41

  4. Sebagai manajemen pengetahuan,

  3.29

  3.82

  informasi, dan komunikasi (Knowledge

  Management Systems)

  5. Sebagai sistem kepakaran (Expert

  2.76

  3.24 Systems)

  Rata-rata

  3.00

  3.46 Keterangan Sesekali me- Penting

  nggunakan Dari tabel 1. di atas diketahui bahwa audit pada tahap 1: Saat penerimaan klien dan perencanaan audit (Client Acceptance and Audit Planning) .Tingkat Peggunaan TI pada tingkat sesekali digunakan , sedangkan tingkat kepentingan pada tingkat penting. Pada tahap 2: : Saat pengujian audit (Audit Testing).Tingkat Peggunaan TI pada tingkat sesekali digunakan , sedangkan tingkat kepentingan pada tingkat penting. Pada Tahap 3: Kelengkapan dan pembuatan laporan audit (Audit Completion and Report

  

Writing) .Tingkat Peggunaan TI pada tingka Pernah menggunkan namun tidak

  menggunakan lagi, sedangkan tingkat kepentingan pada tingkat . Netral, kadang penting , kadang tidak Tahap 4:. Sebagai alat untuk kelengkapan administrasi (Administrative/Practice Management) Tingkat Peggunaan TI pada tingkat sesekali digunakan , sedangkan tingkat kepentingan pada tingkat tidak penting. Secara keseluruhan tingkat pengunaan dan tingkat kepentingan , dapat dilihat dari tabel 2 berikut :

  

Tabel 2 : Rata-rata Tingkat Penggunaan dan Tingkat Kepentingan TAABK

Tahapan kegiatan Audit dan tingkat Penggunaan IT

  Tahap Tingkat Penggunaan IT pada tahapan Rata- Keterangan Kegiatan Audit rata Skor

  1 Saat penerimaan klien dan perencanaan

  2.56 Sesekali audit digunakan

  (Client Acceptance and Audit Planning) 2 Saat pengujian audit (Audit Testing).

  3.07 Sesekali digunakan

  3 Kelengkapan dan pembuatan laporan audit

  1.88 Pernah

  (Audit Completion and Report Writing) menggunkan

  namun tidak menggunakan lagi, Portofolio Volume 9 No. 1, Mei 2012 : 62 - 71

  o.1 Mei 2012 : 86 - 96Mei 2012 : 86 - 96

  2.35

  E-Mail Cell /Mobile Phones Remote Network Access PDAs Wireless Networks Instant Messaging Extensible Business Reporting Language

  4.35

  3.41

  1.76

  1.47

  2.76

  1.71

  

IT Productivity Tools

  4.59

  3.59

  3.53

  1.82

  4.00

  3.00

  2.59 Dari tabel 4. di atas maka secara keselururah Auditor menggunakan produktifitas IT

  IT productivity tools Tingkat Penggunaan Tingkat Kepentingan Peralatan yang digunakan

  

Tabel 4 : Rata-rata Tingkat Penggunaan dan Tingkat Kepentingan

  4 Sebagai alat untuk kelengkapan administrasi (Administrative/Practice Management)

  3.71 Penting 2 Saat pengujian audit (Audit Testing).

  3.00 Sesekali digunakan Rata-rata

  2.63 Sesekali digunakan Dari tabel 2. di atas maka secara keselururah Auditor menggunakan IT pada tingkat Sesekali digunakan, sedangkan tingkat kepentingan , dapat dilihat dalam tabel 3 berikut

  

Tabel 3 : Rata-rata Tingkat Penggunaan dan Tingkat Kepentingan TAABK

Tahapan kegiatan Audit dan tingkat Kepentingan IT

  Tahap Tingkat Kepentingan IT pada tahapan Kegiatan Audit

  Rata- rata Skor Keterangan

  1 Saat penerimaan klien dan perencanaan audit (Client Acceptance and Audit Planning)

  3.71 Penting

  

tools, Meningkatnya kinerja personil seringkali akhirnya berdampak pada peningkatan

kualitas produk dan efisiensi kerja.

  3 Kelengkapan dan pembuatan laporan audit

  (Audit Completion and Report Writing)

  2.40 Netral, kadang- kadang penting kadang tidak

  4 Sebagai alat untuk kelengkapan administrasi (Administrative/Practice Management)

  3.46 Tidak Penting Rata-rata

  3.43 Tidak Penting Dari tabel 3. di atas maka secara keselururah Auditor menggunakan IT pada tingkat tidak penting.

  Berikutnya, mendefinisikan alat-alat produktifikas (productivity tools) sebagai IT

  pada tingkat penggunaan dan tingkat kepentingan yang bervariasi , dan tidak dapat di generalisir, hanya digunakan sebagai acuan.

  

Pengujian Tingkat Penggunaan Dan Tingkat Kepentingan Teknik dan Alat Audit Ber

  Pengujian Tingkat Penggunaan, Tingkat Kepentingan Teknik, dan Alat Audit Berbantuan Komputer (TAABK) oleh Auditor pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Indonesia bantuan Komputer Oleh Auditor Pada Kantor Akuntan Publik (KAP) Di

  Indonesia

V. SIMPULAN

  Para auditor dari berbagai tingkatan jabatan dan dari berbagai kelas atau ukuran KAP menunjukkan bahwa tingkat penggunaan software audit (CAATTs) tersebut sesekali digunakan dan tingkat kepentingannya dirasakan tidak penting, walaupun nilainya lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat penggunaannya, sedangkan produktifitas penggunaan IT, bervariasi m yang menunjukan kemajuan TI sudah di terapkan oleh Auditor.

DAFTAR PUSTAKA

  Arens, Amir Abadi Jusuf ,Elder, Randal J., Mark S. Beasley, Alvin A.. Auditing and

  Assurance Services An Integrated Approach An Indonesian Adaption. Prentice

  Hall. Singapore. 2009 Dube, D.P., V.P. Gulati. Information System Audit and Assurance. Tata McGraw-Hill

  Publising Company Limited, New Delhi. 2005 Hall, James A., Tommie Singleton. Information Technology Auditing and Assurance

  2nd Edition. Thomson

  • – Salemba Empat, Indonesia. 2007 Ikatan Akuntan Indonesia. Standar Akuntansi Keuangan per 1 September 2007.

  Salemba Empat. Jakarta. 2001 Ikatan Akuntan Indonesia. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat. Jakarta. 2007 Ikatan Akuntan Indonesia. Standar Pemeriksaan Akuntan Publik. Salemba Empat. Jakarta. 2009

  Messier, William F., Steven M. Glover, Douglas F. Prawitt. Auditing & Assurance

  Services a Systematic Approach 4th Edition. McGraw-Hill Irwin. NewYork. 2008

  Pickett, K.H. Spencer. The International Auditing Handbook 2nd Edition. Wiley. 2003

  Biodata Penulis :

Nanang Sasongko, SE, MSi, Ak., Lektor Kepala, dosen tetap Jurusan Akuntansi,

  Fakultas Ekonomi, Universitas Jenderal Achmad Yani.