FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN DIGITAL DIVIDEND PADA SPEKTRUM FREKUENSI RADIO TELEVISI DIGITAL
VOL. 9 NO. 3 SEPTEMBER 2011
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN DIGITAL
Riza Azmi
Calon Peneliti Puslitbang Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika
Jln. Medan Merdeka Barat No.9 Jakartaa 10110 Telp./Fax. 021-34833640 e-mail : [email protected] Diterima: 29 Juni 2011; Disetujui: 2 Agustus 2011
ABSTRACT
Radio frequency spectrum is a resource which are exclusive, limited and has an eco-
nomic value that the should regulated very carefully. In the use of radio frequency spec-
trum, broadcast service use it greedy. It can see by the use of radio frequency spectrum
only hold 1 programme which use an additional 1 frequency channel as guard band that
has not a n economic value. To efficent the use of radio frequency spectrum in broadast
service, Indonesia govern a regulation mention in Permenkominfo No. 39/PER/
M.KOMINFO/10/2009 contain Framework for Free-to-Air Broadcast Service of Digi-
tal Television. By using digitalization, broadcast service can hold more than 1 program
in one frequency channel. This bring the content provider increased by a number and
the allocation of UHF channel can use for another non-broadcast service such as
telecommunciation. In telecommunication, the UHF frequency can reduce the Capex
investment to 33%. This study aims to describe, what factors that influence digital divi-
dend use in the future. By using qualitative study and focus group discussion, this studi
found that the main factors the use of digital dividend is a good regulation and channal
allocation.
Keywords: prospective analysis, digital dividend, radio spectrum frequency, digital tele-
vision, frequency
ABSTRAK
Spektrum frekuensi radio merupakan sumberdaya yang bersifat eksklusif, terbatas dan bernilai ekonomis sehingga pengaturannya harus diatur secara cermat. Dalam penggunaannya, alokasi spektrum frekuensi radio pada penyelenggaraan penyiaran merupakan penggunaan spektrum frekuensi ra- dio yang paling boros. Hal ini dapat dilihat dengan kanal yang ada hanya mampu menyiarkan satu siaran ditambah dengan kanal guard-band sebagai penjaga kualitas siaran yang tidak bernilai ekonomis. Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah Republik Indonesia menetapkan Permenkominfo No. 39/ Pos dan uletin
B Telekomunikasi
VOL. 9 NO. 3 SEPTEMBER 2011
PER/M.KOMINFO/10/2009 tentang Kerangka Dasar Penyelenggaraan Penyiaran Televisi Digital Terestrial Penerimaan Tetap Tidak Berbayar (Free to-Air) sebagai era memasuki digitalisasi siaran, sehingga kanal yang ada dapat terpakai secara efisien. Dengan adanya digitalisasi tersebut, menambah penyelenggara konten siaran dan merubah peruntukan kanal UHF yang dapat dialokasikan untuk non-siaran. Kanal ini memiliki keuntungan dengan penurunan Capex Telekomunikasi sebesar 33%. Pada penelitian ini mencoba mengkaji faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penggunaan Digital Divi- dend pada spektrum frekuensi radio televisi digital. Dengan menggunakan studi kualitatif dan teknik Focus Group Discussion kepada penyelenggara siaran dan penyelenggara telekomunikasi, penelitian ini mendapatkan bahwa faktor penentu dalam penggunaan digital dividen secara umum adalah masalah regulasi dan pengalokasian kanal.
Kata Kunci: analisis prospektif, digital dividend, spektrum frekuensi radio,
televisi digital, frekuensi
PENDAHULUAN
Spektrum frekuensi radio merupakan menyatakan bahwa telekomunikasi rentang frekuensi 3Hz sampai dengan dikuasai oleh negara dan 300GHz dan merupakan sumber daya pembinaannya dillakukan oleh alam yang bersifat terbatas dan Pemerintah. bernilai ekonomis. Hal ini
Secara teknologi, alokasi spektrum dikarenakan pemanfaatannya yang frekuensi radio memiliki sifat yang bersifat ekslusif dan dapat menjadi unik. Kebutuhan spektrum frekuensi media pembawa informasi. Bersifat radio antara satu teknologi dan eksklusif berarti jika dipakai oleh teknologi yang lain dapat berbeda suatu penyelenggara layanan, maka tergantung teknologi yang tidak dapat digunakan lagi untuk menggunakan. Hal ini menyebabkan pengguna layanan lain dalam suatu alokasi frekuensi yang dipakai wilayah pancar tertentu. Dikarenakan ditetapkan sesuai kebutuhan sifatnya tersebut, maka spektrum teknologi dan tidak dapat frekuensi radio perlu dilakukan dipertukarkan. Alokasi spektrum pengelolaan, pengaturan serta frekuensi radio untuk teknologi pembinaan untuk memperoleh tersebut merujuk kepada konvensi manfaat yang optimal. Hal ini International Telecommunication dituangkan dalam Undang-Undang Union (ITU). Dengan sifat yang
Nomor 36 tahun 1999 tentang terbatas tersebut, maka salah satu Telekomunikasi pasal 4 ayat 1 yang Telekomunikasi Pos dan uletin
B
Pos dan uletin Telekomunikasi B
VOL. 9 NO. 3 SEPTEMBER 2011
solusi pengefisienan penggunaan spektrum frekuensi radio adalah dengan menggunakan digitalisasi layanan. Teknologi digitalisasi memungkinakn 1 kanal spektrum f r e k u e n s i r a d i o d a p a t d i p a k a i oleh beberapa layanan dengan menggunakan teknik kompresi. Hal ini terjadi pada dunia penyiaran. Dunia penyiaran merupakan industri yang dapat dikatakan boros frekuensi. Hal ini disebabkan 1 kanal frekuensi hanya dapat dipakai untuk satu jenis pancaran satu arah. Di sisi lain, dengan rentang alokasi spektrum frekuensi yang terbatas, penyelenggaraan penyiaran membutuhkan kanal kosong disampingnya sebagai guard
band agar siaran dapat berlangsung
tanpa adanya interferensi. Di satu sisi,
guard band menjamin kualitas layanan
yang ada, namun di sisi lain, guard
band merupakan frekuensi yang
mubazir karena tidak digunakan sebagai media pembawa informasi. Dengan adanya digitalisasi layanan, alokasi spektrum frekuensi radio yang ditetapkan dapat digunakan sepenuhnya tanpa kekhawatiran terjadinya interferensi dengan jumlah layanan yang meningkat. Hal ini menyebabkan tumbuhnya efisiensi dan sisi ekonomis dari penggunaan frekuensi. Di Indonesia sendiri, penyiaran digital free-to-air ditetapkan dalam Permenkominfo No. 39/PER/ M.KOMINFO/10/2009 tentang Kerangka Dasar Penyelenggaraan
Penyiaran Televisi Digital Terestrial Penerimaan Tetap Tidak Berbayar (Free to-Air). Dalam roadmapnya, siaran televisi digital direncanakan berakhir pada pertengahan tahun 2015 untuk Daerah Ekonomi Maju 1 (kategori 1) dan tahun 2018 untuk Daerah Ekonomi Kurang Maju 5 (kategori 5).
Di satu sisi migrasi dari penyiaran analog menjadi penyiaran digital menyebab-kan terjadinya efisiensi layanan, namun di sisi lain, dengan
range spektrum frekuensi radio yang
ada menyebabkan meningkatnya jumlah penyelenggara layanan. Hal ini dapat menyebabkan industri penyiaran menjadi jenuh yang sebelumnya terdiri dari 40 kanal untuk 40 penye-lenggara siaran menjadi 240 – 400 penyelenggara siaran. Sebagai bentuk pembatasan jumlah penyelenggara siaran, maka alokasi spektrum frekuensi radio diperkecil dengan mempertimbangkan bahwa jumlah penyelenggara yang dapat ditampung dapat optimal. Salah satu rencana pengalokasiannya oleh pemerintah ditunjukkan pada Gambar 1. Dalam Gambar 1 tersebut, alokasi Band UHF untuk penyiaran sebanyak 328 MHz yang terbagi dalam 40 kanal siaran, diperkecil alokasinya menjadi 192 Mhz. Sisa dari kanal berupa 24 MHz untuk band tidak terpakai dan sisanya 112 MHz merupakan kanal sisa atau
digital dividend yang alokasinya belum
METODOLOGI PENELITIAN
192 24
Adapun informan atau narasumber dalam
penelitian dilakukan di Jakarta dengan mengundang informan.
cussion dengan lokasi
dilaksanakan dengan menggunakan teknik penelitian Focus Group Dis-
digital dividend . Penelitian
bertujuan untuk menghasilkan kesepakatan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan
Pos dan uletin Telekomunikasi B
VOL. 9 NO. 3 SEPTEMBER 2011 ditentukan peruntukannya.
! " # $% Alokasi Frekuensi pada Band UHF bwh atas Kanal 798 806 62 790 798 61 782 790 60 774 782 59 766 774 58 758 766 57 750 758 56 742 750 55 734 742 54 726 734 53 718 726 52 710 718 51 702 710 50 694 702 49 686 694 48 678 686 47 670 678 46 662 670 45 654 662 44 646 654 43 638 646 42 630 638 41 622 630 40 614 622 39 606 614 38 598 606 37 590 598 36 582 590 35 574 582 34 566 574 33 558 566 32 550 558 31 542 550 30 534 542 29 526 534 28 518 526 27 510 518 26 502 510 25 494 502 24 486 494 23 478 486 328 22 2011 2018 D ig it a l D iv id e n t T V D ig it a l T e rr e st e ri a l P e n e ri m a a n T e ta p F T A M o b il e T V Reserve T
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif pada penelitian
setelah selesainya migrasi penyiaran TV analog ke digital selesai dilakukan sesuai zona yang ada dan menjadi potensi yang besar dalam pengelolaannya. Sehingga, dalam penelitian ini ingin melihat faktor- faktor apa saja yang berpengaruh terhadap penggunaan digital dividend pada spektrum frekuensi radio televisi digital.
tal dividend ini baru bisa dimanfaatkan
Wimax, UMTS dan 4 G. Dalam prakteknya, potensi dari digi-
Kanal digital dividend tersebut memiliki kelebihan antara lain dapat digunakan untuk berbagai keperluan, yaitu untuk meningkatkan jumlah layanan penyiaran televisi digital ter- restrial; meningkatkan cakupan wilayah transmisi televisi digital; dapat digunakan untuk layanan televisi digital yang dapat diterima pada perangkat genggam; dapat digunakan sebagai return channel pada televisi interaktif; dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas gambar dan suara, khususnya pada High Defi- nition TV; atau untuk peruntukan telekomunikasi dan data misalnya,
V A n a lo g F re e t o A ir Alokasi Frekuensi 112
Pos dan uletin Telekomunikasi B
2. Merangkum hasil FGD dan menentukan faktor penting
& ' # ' " #
Adapun tahapan dalam melakukan analisis prospektif yaitu:
Analisis prospektif digunakan dalam mengkuantifikasi data kualitatif. Analisis prospektif biasa digunakan dalam menyimpulkan hasil Focus Group Discussion sehingga bisa dilihat dalam bentuk matriks dan mampu menarik kesimpulan dari hasil diskusi.
LANDASAN TEORI Analisis Prospektif
4. A n a l i s i s d a n p e n a r i k a n kesimpulan
3. Memetakan faktor kedalam matriks persepsi bersama partisipan FGD
1. Melakukan FGD
VOL. 9 NO. 3 SEPTEMBER 2011
Adapun secara garis besar metode dalam penelitian ini sebagaimana pada Gambar 2, yaitu:
4. Kuadran Bebas yaitu kuadran yang di dalamnya terdiri dari faktor yang keberadaannya dapat diabaikan
3. Kuadran Terikat yaitu kuadran yang di dalamnya terdiri dari faktor yang sangat tergantung pada faktor lain
2. Kuadran Penghubung yaitu kuadran yang di dalamnya terdiri dari faktor yang dominan untuk mempengaruhi dan juga dominan dipengaruhi/ tergantung faktor lain
1. Kuadran Penentu yaitu kuadran yang di dalamnya terdiri dari faktor yang sangat berpengaruh dan ketergantungan terhadap faktor lain sangat kecil.
Kajian ini menggunakan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis prospektif. Teknik ini digunakan untuk mengkuantisiasi hasil FGD kedalam bentuk matriks yang terdiri dari 4 buah kuadran yaitu:
penelitian ini terdiri dari penyelenggara siaran televisi dan penyelenggara telekomunikasi. Peserta FGD diselenggarakan dalam dua sesi yaitu FGD pertama yang menghadirkan perwakilan dari penyelenggaran televisi dan FGD ke dua yang menghadirkan perwakilan dari operator telekomunikasi. FGD dilakukan pada tanggal 26 Juli 2011 dimana sesi yaitu pada pukul 09.00- 12.00 dan sesi kedua dimulai pukul 15.00–18.00.
( " ' ( #
Pos dan uletin Telekomunikasi B
VOL. 9 NO. 3 SEPTEMBER 2011
1. Melaksanakan diskusi dengan melempar pertanyaan terbuka Pertanyaan pada diskusi bersumber dari permasalahan penelitian. Diskusi dapat berkembang sesuai dengan pertanyaan yang ada, namun diusahakan agar ruang lingkup pembahasan tidak terlalu jauh dengan topik penelitian. Hal i n i u n t u k m e m b a t a s i a n a l i s i s faktor dan rangkuman pada tahap kedua.
2. M e n g h i m p u n f a k t o r - f a k t o r yang menjadi pertimbangan permasalahan
Faktor-faktor dihimpun dari rangkuman keseluruhan diskusi. Faktor dihimpun secara kualitatif dengan mempertimbangkan kese- luruhan topik bahasan. Tahapan ini yaitu merangkum semua hasil diskusi kemudian menentukan topik yang relevan. Jika moderator tidak mampu membatasi bahasan diskusi maka akan dihasilkan banyak kesimpulan namun hanya dihasilkan faktor sedikit. Kesimpulan lainnya tersebut tidak digunakan dalam analisis selanjutnya. Melakukan penilaian terhadap faktor-faktor yang ada oleh seluruh responden
3. Melakukan perhitungan penilaian dan mendistribusikannya kedalam matriks
Pada tahap ini, partisipan diminta untuk menentukan nilai keterkaitan antar faktor tersebut dengan skala sebagaimana pada Tabel 1 yaitu: Nilai 0 = apabila tidak berpengaruh; Nilai 1 = ada pengaruh tapi lemah; Nilai 2 = cukup berpengaruh; dan Nilai 3 = sangat berpengaruh. Setelah itu, hasil yang diperoleh dari penentuan nilai tersebut dimasukkan ke dalam matriks Influences/Dependences (I/D).
Susunan matriks I/D dapat dilihat pada Tabel 2 dan membentuk matriks bujur sangkar. Untuk menentukan nilai I/D dipakai standar normatif (umum). Sebaiknya saat penentuan penilaian, diselesaikan dulu perbaris horisontal atau Faktor A Berpengaruh Terhadap B, Faktor A Berpengaruh Terhadap C, dst. Kemudian Faktor B Berpengaruh pada A, Faktor B Berpengaruh Terhadap C, dst. Setelah semua baris selesai, kemudian dikoreksi dengan mengaitkan ketergantungan faktor dalam satu baris vertikal. Misalnya, Faktor A tergantung pada Faktor B, Faktor A tergantung pada C, dst. Bila menurut peserta terdapat perbedaan nilai antara nilai pengaruh dan ketergantunagn, sebaiknya diambil nilai yang terkecil. Contoh: Faktor A Berpengaruh Terhadap B=3, sedangkan B tergantung pada A=2. Maka untuk menentukan nilai yang mana yang diambil, ambil nilai yang terkecil untuk menentukan kotak tersebut, yaitu 2.
Pada Diskusi Faktor Dominan. Berdasarkan scoring yang telah ada pada Tabel 2, maka disusun faktor-
- "" +, " $ " %
- # . + ) " " %
- # .
- " " ) " " * " "
- "" +, # " $
- " "
- faktor berpengaruh merupakan total pada score faktor, sementara ketergantungan dihitung dengan total score faktor pada satu kolom Tabel 2. Berdasarkan Tabel 3, selanjutnya dipilih beberapa faktor dominan yang sehingga bila nilai influences dan depen-
Pos dan uletin Telekomunikasi B
VOL. 9 NO. 3 SEPTEMBER 2011
faktor tersebut ke dalam tabel yang memperlihatkan besarnya nilai masing- masing faktor, pada sisi pengaruh dan ketergantungan. Adapun hasil penyusunan yang dilakukan seperti terlihat pada Tabel 3.
Faktor-faktor pada Tabel 2 tersebut dihitung dan menghasilkan score- score pada Tabel 3. Pada Tabel 3, didasarkan pada hasil pemetaan grafik (scatter diagram). Analisis Scat-
ter Diagram dilakukan dengan rumus bahwa total Score baik influences
maupun dependences adalah (jumlah faktor x 3), dimana 3 merupakan nilai tertinggi. Untuk mencari nilai pembagi, maka (total score/2),
& ) * " "
dences pada hasil sebelumnya dibagi
dengan nilai pembagi akan terbentuk nilai 0 < X < 1, X = 1, dan 1 < X <2. Hasil perhitungan kemudian dipetakan kedalam bentuk kuadran.
Pos dan uletin Telekomunikasi B
VOL. 9 NO. 3 SEPTEMBER 2011
Faktor-faktor yang berada di wilayah/ kuadran Faktor penentu, dijadikan sebagai faktor dominan seperti terlihat pada Gambar 3.
Pada Gambar 3, kuadran-kuadran tersebut dijelaskan sebagai berikut: a. Faktor Penentu adalah faktor yang mampunyai nilai Pengaruh >1 dan nilai ketergantungannya <1. Artinya, keberadaan faktor tersebut sangat berpengaruh dan ketergantungan terhadap faktor lain sangat kecil.
b. Faktor Penghubung adalah faktor yang mampunyai nilai Pengaruh >1 dan nilai ketergantungannya >1. Artinya, keberadaan faktor tersebut dominan untuk mempengaruhi dan juga dominan dipengaruhi/ tergantung faktor lain
c. Faktor Terikat adalah faktor yang mampunyai nilai Pengaruh <1 dan nilai ketergantungannya >1. Artinya, keberadaan faktor tersebut sangat tergantung pada faktor lain
d. Faktor Bebas adalah faktor yang mampunyai nilai Pengaruh <1 dan nilai ketergantungannya <1. Artinya, keberadaan faktor tersebut dapat diabaikan
4. Melakukan analisis data Hasil dari matriks dianalisis dengan membangun skenario dan analisis dampak terhadap faktor di masa yang akan datang yang dapat dilihat pada Tabel 4. Pada tabel 4 tersebut, faktor yang menjadi penentu dibangun
! " " !"
### ### ### ### ### ###
$% ! ! "
& $ $ ' $ ' ' ' $ $
' $ % $ (
, ,
'
% % ) ) * * + + % % '
- ) ) * * - - ! ! % % + + . . * * + + * * + +
" "
" "
' ) ( ) )
5KM. Dengan luasnya jangkauan berimplikasi pada berkurangnya
dend UHF bagi telekomunikasi yaitu
meringankan biaya investasi untuk pembangunan infrastruktur BTS. Hal ini dikarenakan spektrum frekuensi radio yang dialokasikan pada Re- gional 3 berada pada range 700MHz. Jika merujuk pada GSMA (GSM As- sociation) yang ada pada Gambar 5, pada frekuensi ini range yang dihasilkan spektrum frekuensi radio 700MHz dapat mencakup area yang cukup besar yaitu mencapai 10 KM, dimana pada peruntukan spektrum frekuensi radio telekomunikasi sekarang yaitu 900MHz hanya mampu mencapai setengahnya yaitu
Keuntungan penggunaan digital divi-
698-806; dan Regional 3 yakni wilayah Asia dan Australia dialokasikan band 698-806 MHz.
Dalam penggunaan Digital Dividend di dunia, negara-negara merujuk kepada konvensi dari International Telecommunication Union (ITU). ITU sendiri membagi 3 regional penggu- naan alokasi spektrum frekuensi r a d i o U H F u n t u k p e n g g u n a a n non-penyiaran yang dapat dilihat pada Gambar 4. Adapun alokasi frekuensi radio UHF tersebut yaitu pada Regional 1 yakni wilayah Eropa, Afrika dan sebagian Asia dialokasikan band 790-862 MHz; Regional 2 yakni benua Amerika dialokasikan band
Pemanfaatan Frekuensi Digital Dividend
skenario dan analisis dampak terhadap faktor penentu. Contoh: Berdasarkan hasil scatter diagram terdapat satu faktor yang dapat dijadikan faktor penentu, yaitu A
VOL. 9 NO. 3 SEPTEMBER 2011
Pos dan uletin Telekomunikasi B
% % ' '
VOL. 9 NO. 3 SEPTEMBER 2011 # ! # */% 0& ' 1 2 3 445
jumlah base station menjadi kan bagi penyelenggara telekomunikasi. setengahnya. Hal ini mengun-tungkan
Pada satu sisi, penggunaan digital divi- dari sisi penyelenggaraan
dend tersebut sangat menguntungkan telekomunikasi.
dari sisi investasi, namun di sisi lain, Dengan melihat pada Gambar 6, penggunaannya menunggu alokasi dengan menggunakan alokasi frekuensi 700MHz atau pada band UHF, penyelenggara telekomunikasi bisa menghemat Capex (Capital Expen-
diture ) per penyelenggaraan
telekomunikasi. Hal ini setara dengan 1.5 kali Capex jika menggunakan frekuensi 850 dan 3 kali Capex jika menggunakan band 2100 pada alokasi spektrum frekuensi radio untuk CDMA. Peningkatan Capex ini berbanding lurus dengan besarnya MHz alokasi frekuensi yang
" / "
digunakan. Tentunya hal ini menjadi
/ + * " "
frekuensi yang sangat menguntung-
' ! 01 % Telekomunikasi Pos dan uletin B
Pos dan uletin Telekomunikasi B
VOL. 9 NO. 3 SEPTEMBER 2011
spektrum frekuensi radio menunggu alokasi untuk spektrum frekuensi ra- dio televisi digital teralokasikan. Hal ini tentunya harus sejalan dengan roadmap televisi digital yang dapat dilihat pada Tabel 5, dimana Daerah Ekonomi Maju 1 mulai pada pertengahan 2015, sementara untuk Daerah Ekonomi Kurang Maju 5 pada akhir tahun 2017. di Hotel Akmani, Jakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan 2 sesi yaitu sesi pertama untuk FGD penyelenggara penyiaran yaitu pada pukul 09.00-
12.00. Pada sesi kedua dilakukan FGD untuk penyelenggara teleko- munikasi yaitu pada pukul 15.00-
18.00. FGD dilakukan dalam 2 sesi
$ # 6 $ + ! $ $
Per iode Sim ulcas t N o. DEM Jumlah 20 12 20 13 20 14 20 15 20 16 20 17 201 8 Prop. Wil. Pe nduduk-20 09 Lua s (k m 2 ) 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 D EM1 4 29 12 1.062 .2 76 1 09.63 92 D EM2 5 29 3 0.733 .9 12 3 01.50 8 3 D EM3 1 4 1 01 5 6.860 .0 35 8 27.73 2 4 D EKM4 9 48 2 1.514 .2 78 5 40.37 1 5 D EKM5 1 9 2.506 .4 54 3 59.70 8 J umla h 3 3 2 16 23 2.676 .9 55 2 .1 38.95 9 " ' " + 2 # " ! 01
Pengumpulan data berupa FGD dilakukan pada tanggal 26 Juli 2011 dikarenakan untuk melihat 2 sisi yang berbeda dalam penggunaan digital dividend. Pada satu sisi digital
" " " - .3 ' !
01 %
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
VOL. 9 NO. 3 SEPTEMBER 2011 4 " # " # 2
%
% $ $ '
7 $ $ $ $ # '
7 $ $ $ $ $ $ # ' &
' $ $ ( $ ' ( #
% $ $ '
7 & $ $ $ $ $$ '
# '
7 $ $ $ $ #
% $ $ '
7
$ & $ $
$ $ $# / $ $ $ ' ' & $$ $ $ $ $ # " 7 % $ $ '
7
7
$ $ & $ $
$ $ $ $ ' & $
$ ( $7 $
' & '
8 % $ $ '7 & $ $ $ $ $# $ $ $ $
$ # 9 ' % $ $ '
7
' & $
$ $ $ $ $# , ' ' $ ' $ $# : ' ; % $ $ ' 7 0' ; & $ $ $ $ $#
' ' 7 $ $ $ $ $ $ $ $ $ $ # < % $ $ '
7 & & $ $ $ $ $ $ $ # Telekomunikasi Pos dan uletin
B
VOL. 9 NO. 3 SEPTEMBER 2011 ) #
# !
dividend merupakan sisa alokasi FGD pada penyelenggara penyiaran pada spektrum frekuensi radio menghadirkan perwakilan dari TVRI, televisi, di sisi lain Digital Dividend MetroTV, SCTV, TransTV, Trans7, dan merupakan frekuensi yang sangat Sony Ericson. Adapun hasil rangkuman bernilai ekonomis bagi penye- dari FGD bahwa faktor-faktor penting lenggara telekomunikasi. Adapun dalam digital dividend yaitu dapat hasil FGD dibagi menjadi 2 untuk dilihat pada Tabel 6 yang berjumlah melihat 2 sisi yang berbeda untuk 8 faktor. Dari delapan faktor tersebut, Digital Dividend. kemudian partisipan FGD diminta untuk bersama-sama melakukan
1. Faktor-faktor penting dalam digi-
penilaian seberapa besar keberpenga-
tal dividend menurut penyeleng-
ruhan suatu faktor terhadap faktor
gara penyiaran
lainnya dengan memetakannya dalam
" " ) " " Pos dan uletin ! B Telekomunikasi
VOL. 9 NO. 3 SEPTEMBER 2011
bentuk tabel. Adapun hasil dapat dend antara lain: dilihat pada Tabel 7. Pada Tabel 7, a. Faktor Penentu, yang merupakan dibaca bahwa faktor baris horizontal faktor utama yaitu regulasi, pro- mempengaruhi faktor kolom vertikal gram sosialiasi dan channel. dimana nilai 3 berarti sangat
b. Faktor penghubung, yaitu faktor berpengaruh dan nilai kosong berarti yang mempengaruhi faktor lain tidak ada hubungan sama sekali. namun juga dipengaruhi kuat oleh
Rangkuman faktor dominan dari faktor lain yaitu sustainability Tabel 7 tersebut, dapat dilihat pada
c. Faktor terikat, yaitu faktor yang Tabel 8. Tabel 8 mengakumulasi memiliki ketergantungan tinggi pengaruh yaitu pada kolom vertikal yaitu masalah investment dan net- sedangkan ketergantungan akumulasi work provider ketergantungan pada baris horizontal.
d. Faktor bebas, yaitu faktor yang Dari Tabel 8, kemudian dilakukan dapat diabaikan yaitu faktor con- klasifikasi faktor, sehingga didapat tent provider dan set-top-box. hasil pada Gambar 7. Pada Gambar 7
Adapun hasil analisis dapat dilihat dapat diklasifikasikan bahwa yang pada Tabel 8. berpengaruh terhadap digital divi-
" &7 2 &6
&5
2 &0
9
2 1 1&8 &8 " 1&7
- 1&6 1&5 : 1&0
1 # ! % Telekomunikasi Pos dan uletin
B
VOL. 9 NO. 3 SEPTEMBER 2011 & ! $
! " % $ $ 3 $ 1 $ $ $
$ $ # = $ ( $ $ $ $
' 0 && # $ $ $ $ $ ' ' ' $ $
$ # = $ $ $ $
*/% (
$ $ $ # % % ' '
3 ' $ ' 1 $ & $ ' ' $ & ' $ $ $#
$ & & ( ' & $ & $ #
% 1 % $ 7 & / $ $ $ $ $ $ 7 & $ & $ $ $ & ' # =
& $ & $ ' $ $ $ ' ' $ $ $ $ ' $ $ ' #
( ( # % ' ' > % & $ 0' ; $ $ $ $ $ & ' $
$ $ $ ' # ? $ & $ ' ' $ & $ $ $ #
/ $ ' ' $ $ $ & $ # Pos dan uletin ' 1 $ $
B Telekomunikasi
VOL. 9 NO. 3 SEPTEMBER 2011 4 " # " # 2
% @ % $ $ '
7 & & $ $ $ $ $ @ % $ $ ' 7 &
& $ $
$ $ $ ' & $ '
' & & + % $ $ ' 7 & & $6 & & $ $ $ $ $# % $ ' 7 $ ' ( */% $ ' & #
" / % $ $ ' 7 & / / & $ $ $ $ $# % $ ' ' / ' $
4A $ ' & ( & */% $ ' ' ' # 8 % $ $ ' 7 &
& $ $ $ $ $# / $ $ $ $ '
- # 9 % $ $ ' 7 & % & & $ $ $ $ $# & $ $ '
7 & $ $ & $ ' $ $ #
- : % $ $ ' 7 & ) & $ $ $ $ $ $
$ $ $ $
$ $ ( ( # < B & % $ $ ' 7 & & $ $ $ $ $#
/ $ ' $ $ # 5 6 % $ $ ' 7 & & $ $ $ $ $ $
$ ( $ $ & $ $ $ $ $ ' # ! uletin Telekomunikasi Pos dan
B
VOL. 9 NO. 3 SEPTEMBER 2011
2. Faktor-faktor penting dalam Digi-
dengan memetakannya dalam bentuk
tal Dividend menurut penyeleng-
tabel. Adapun hasil dapat dilihat pada
gara penyiaran
Tabel 10. Pada Tabel 10, dibaca bahwa faktor baris horizontal mempengaruhi FGD pada penyelenggara penyiaran faktor kolom vertikal dimana nilai 3 menghadirkan perwakilan dari Bakri berarti sangat berpengaruh dan nilai Telecom, XL Axiata, Hutchison, kosong berarti tidak ada hubungan Indosat dan Sony Ericson. Adapun sama sekali. hasil rangkuman dari FGD bahwa faktor-faktor penting dalam Digital
Rangkuman faktor dominan dari Dividend dapat dilihat pada Tabel 9
) # !
yang terdiri dari 9 faktor. Dari Tabel 10 tersebut, dapat dilihat pada sembilan faktor tersebut, kemudian Tabel 11. Tabel 11 mengakumulasi partisipan FGD diminta untuk pengaruh yaitu pada kolom vertikal bersama-sama melakukan penilaian sedangkan ketergantungan akumulasi seberapa besar keberpengaruhan ketergantungan pada baris horizontal. suatu faktor terhadap faktor lainnya
" " ) " " Pos dan uletin ! B Telekomunikasi
VOL. 9 NO. 3 SEPTEMBER 2011
'( ! $
! " % 1 $ 3 $ $ $ $ $ $ $
$ ( # = $ $
$ $ ' 0 && ' $ $ ' $
% 6 $ , 3 $ '
1 , $ & $
' $
$ # / (
$ & ' $ &# ) $ ' & $
$ ' (
' $
# %1 % & $ / & $ & $ $ $ $ $ $ & $ & $ & $ ' # =
$ $ ' $ $ $ ' # $ ' # % ' ' > % & $ $ $ $ $
$ & $ $ ' # ' 1 $ $ Pos dan uletin Telekomunikasi
B
VOL. 9 NO. 3 SEPTEMBER 2011 ! &7 &6
- &5 &0 + ( 1 1&8 &8 $ 2 1&7 $ "
1&6
- " ; 1&5 < * (
2 1&0 "
1 # ! %
Dari Tabel 11, kemudian dilakukan teknologi netral dan quality of ser- klasifikasi faktor, sehingga didapat vices . hasil pada Gambar 8. Pada Gambar 8 dapat diklasifikasikan bahwa yang
Adapun hasil analisis dapat dilihat berpengaruh terhadap digital divi- pada Tabel 12. dend antara lain:
3. Analisis
a. Faktor Penentu, yang merupakan Baik penyelenggara penyiaran faktor utama yaitu regulasi dan kanal maupun penyelenggara telekomuni-
b. Faktor penghubung, yaitu faktor kasi beranggapan bahwa regulasi yang mempengaruhi faktor lain adalah faktor penentu dalam namun juga dipengaruhi kuat oleh kesuksesan penerapan digital divi- faktor lain yaitu masalah cara dend di Indonesia, terutama masalah perolehan kanal dan integrasi pengaturan kanal. Hal ini juga berarti frekuensi bahwa penyelenggara sangat berha- c. Faktor terikat, yaitu faktor yang rap kepada peran regulator dalam memiliki ketergantungan tinggi menentukan aturan main alokasi yaitu masalah tarif retail dan kanal spektrum frekuensi radio. Di investasi sisi lain, regulasi mempengaruhi d. Faktor bebas, yaitu faktor yang bisnis suatu industri baik industri dapat diabaikan yaitu faktor BHP, Pos dan uletin penyiaran maupun industri jasa
B Telekomunikasi
Pos dan uletin Telekomunikasi B
2. Sementara pada penyelenggara telekomunikasi menganggap faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan Digital Dividend yaitu: a. Faktor Penentu : regulasi dan kanal b. Faktor penghubung: cara perolehan kanal dan integrasi frekuensi
Update of UHF Band Plan Options for Cellular Mobile Services Study.
DAFTAR PUSTAKA AIGIS Spectrum Engineering. (2008).
3. Membuat roadmap pelaksanaan digital dividend termasuk salah satunya adalah program sosialisasi yang paralel dengan pelaksanaan simulcast televisi digital. Hal ini dikarenakan suksesnya migrasi televisi digital berdampak pada kesuksesan penggunaan digital dividend di Indonesia
2. Hal yang perlu dilakukan adalah dengan melakukan regulatory im- pact assesment terhadap regulasi untuk emlihat dampaknya terhadap bisnis.
1. Melakukan studi regulasi dan pengaturan kanal terutama merujuk kepada konvensi internasional
Rekomendasi
c. Faktor terikat: tarif retail dan investasi d. Faktor bebas; teknologi netral dan quality of services
tent provider
VOL. 9 NO. 3 SEPTEMBER 2011
d. Faktor bebas; set-top-box dan con-
network provider
c, Faktor terikat: investment dan
a. Faktor Penentu : regulasi, pro- gram sosialisasi dan channel b. Faktor penghubung: sustainability
dend yaitu:
1. Penyelenggara penyiaran mengang- gap faktor-faktor yang mempe- ngaruhi penggunaan Digital Divi-
PENUTUP Kesimpulan
telekomunikasi. Hal ini dapat dilihat bahwa faktor terikat baik dari sisi penyelenggara penyiaran maupun penyelenggara telekomunikasi yaitu masalah bisnis baik dari sisi investasi, pentarifan serta jasa yang membu- tuhkannya. Selain itu, faktor seperti keberlangsungan atau komitmen pemerintah serta re-desaign ulang alokasi frekuensi dianggap sebagai faktor yang menjembatani kesuk- sesan penerapan digital dividend di Indonesia
GSMA.
DAFTAR NARASUMBER
munications Regulation in the Age of Digital Convergence: Legal and Eco- nomic Perspectives. Karlsruhe: Universitätsverlag Karlsruhe.
Nyi Ayu Hasnah (Sony Ericson), Danang Andika S (Bakrie Telecom), Antonius AB (Bakrie Telecom), Dian Maria (XL Axiata), Sharee Sudargo (Hutchison), Syahrial (Indonsat), Adjisar C R (Bakrie Telecom)
Penyelenggara Telekomunikasi:
Nyi Ayu Hasnah (Sony Ericson), Gatot Budi Utomo (TVRI), Bambang E. Tjahyo (MetroTV), Suprihatno (RCTI), Sutrisno Sudargo (SCTV), Suyatno (TVRI), Nunung (TVRI), Heribertus Yuda (Trans7), Herawan (MetroTV)
Penyelenggara Penyiaran:
London: Spectrum Value Partners.
Broadcast Migration Study Optimising Dtt Delivery In Europe To Maximise The Gains From The Digital Dividend.
gsmworld.com/our-work/public- policy/spectrum/digital-divi- dend/uhf_bands_for_mobile.htm Spectrum Value Partners. (2008).
bile . Retrieved July 26, 2011, from GSM World: http://www.
Phillips, T. (n.d.). UHF Bands for Mo-
Phillips, T. (n.d.). GSM World. Re- trieved July 26, 2011, from Impact of Spectrum Allocation: http:// www.gsmworld.com/our-work/ public-policy/spectrum/digital- dividend/impact_of_spectrum_ allocation.htm
Pos dan uletin Telekomunikasi B
VOL. 9 NO. 3 SEPTEMBER 2011
sition paper for Africa on Digital Divi- dend/UHF band plans. Africa: GSMA.
GSM Accosiation. (Oktober 2010). Po-
sition paper for Asia Pacific on Digital Dividend/UHF band plans. GSMA.
GSMA. GSM Accosiation. (January 2011). Po-
Update of UHF Band Plan Options for Cellular Mobile Services Study.
Departemen Komunikasi dan Informatika. AIGIS Spectrum Engineering. (2008).
U n d a n g N o . 3 6 T a h u n 1 9 9 9 tentang Telekomunikasi. Jakarta:
Departemen Komunikasi dan Informatika. (1999). Undang-
ticipatory Prospective Analysis: Ex- ploring And Anticipating Challenges With Stakeholders. UNESCAP- CAPSA.
Bourgeois, R., & Jesus, F. (2004). Par-
Krämer, J., & Seifert, S. (2009). Com-
VOL. 9 NO. 3 SEPTEMBER 2011 Telekomunikasi Pos dan uletin B