Pengembangan Sistem Monitoring Aktivitas Jaringan pada Mikrokomputer Raspberry Pi

  Vol. 2, No. 2, Februari 2018, hlm. 768-775 http://j-ptiik.ub.ac.id

  

Pengembangan Sistem Monitoring Aktivitas Jaringan pada Mikrokomputer

Raspberry Pi

1 2 3 Frondy Fernanda Ferdianto , Widhi Yahya , Ratih Kartika Dewi

  Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya 1 2 3 Email: frondyfernanda@gmail.com, widhi.yahya@ub.ac.id, ratihkartikadewi@ub.ac.id

  

Abstrak

  Perkembangan perangkat Internet of Things(IoT) yang pesat ditandai dengan integrasi perangkat IoT pada berbagai bidang kehidupan. Jumlah perangkat yang terhubung juga semakin meningkat, hal ini membuat proses manajemen perangkat IoT menjadi tantangan yang muncul. Untuk itu dibutuhkan sistem monitoring jaringan untuk memantau aktivitas jaringan yang lebih efektif. Penerapan SNMP untuk monitoring perangkat IoT kurang efektif karena paket yang dikirim terlalu besar dan tidak semua komponen pada protokol SNMP dipakai untuk monitoring. Pada penelitian ini sistem monitoring yang dikembangkan menggunakan protokol UDP yang mengirim data berukuran kecil dan tidak membebani kinerja perangkat. Pemilihan struktur data dan database yang digunakan juga dirancang agar sistem

  

monitoring berjalan efektif. Perangkat yang dipilih untuk menjadi bagian dari sistem monitoring ini

  adalah jenis mikrokomputer Raspberry Pi, perangkat ini dipilih karena memiliki integrasi yang baik dengan berbagai sensor sehingga pengembangan lebih lanjut dari sistem monitoring dapat dilanjutkan. Sistem dapat mengamati resource perangkat dan aktivitas jaringan kemudian hasil monitoring jaringan ditampilkan dalam bentuk grafik pada aplikasi web. Hasil penelitian ini menghasilkan sistem monitoring jaringan yang efektif, resource yang digunakan pada perangkat yang menjalankan sistem terhitung kecil. Dalam satu kali transaksi monitoring, paket data yang dikirim dan diterima sebesar 309 bytes, jauh lebih kecil dibandingkan dengan sistem monitoring yang menggunakan SNMP.

  Kata kunci: monitoring, resource, Raspberry Pi , Internet of Things

Abstract

The Internet of Things(IoT) development have been improved very well, the integration of device in

various field become the prove. The IoT device number of use also increase, from this fact, IoT devices

management become the challenge to solve. The solution of this challenge is network monitoring system

that run effectively. The system must handle the constraint of IoT device power and computational

performance too. The implementation of monitoring using SNMP is not effective, because the size of

  paket for transmission is big and not all component of SNMP protocol being used. The monitoring

system that being developed use UDP protocol because of its simplicity and light-weight to IoT devices.

  

The selection of data structure and database also give contribution to effectiveness of this system. The

IoT devices that used for the development is Raspberry Pi, this device has been selected because of the

good integration with the other sensors, so it will make the development of this system in future become

possible. This system monitors the device resource and network activity, then the result will be displayed

on a graph, so the user can get the information of the result. The network monitoring system that being

developed is effective, because the use of device’s resource is small. In one transaction, the data paket

size which transmitted is 309 bytes, this is smaller than SNMP-based monitoring system.

  Keywords: monitoring, resource, Raspberry Pi , Internet of Things

  objek mati memiliki kemampuan untuk 1.

   PENDAHULUAN menerima dan mengirimkan sebuah data melalui

  koneksi jaringan dengan keterlibatan pengguna Perkembangan dunia teknologi informasi yang minimal (Rose, 2015). Dalam segala aspek, pada saat ini sudah semakin mengarah pada perangkat IoT ini sudah banyak pengembangan perangkat Internet of Things diimplementasikan, misalnya pada bidang (IoT). IoT adalah sebuah konsep dimana suatu

  Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya

768 pertanian, lingkungan sampai pada bidang transportasi.

  Komponen pada IoT terdiri dari 3 macam, yaitu constrained device (sensor dan actuator),

  jaringan pada perangkat IoT dapat dikembangkan dengan cara modifikasi pada Management Information Base (MIB), pengembangan agent dan pengembangan manager (Hui-Ping, 2015). Metode lain juga dapat menggabungkan SNMP dengan protokol lain seperti MQTT atau COAP, sistem yang dikembangkan melakukan modifikasi pada bagian agent sebagai pengirim data (Savic,2016).

  maka dibutuhkan teori-teori penunjang penelitian hal itu antara lain adalah: monitoring jaringan, Raspberry Pi, library psutil, JSON,

  monitoring jaringan yang dibuat oleh penulis

  Untuk menunjang pengembangan sistem

  2. LANDASAN KEPUSTAKAAN

  data yang ditransmisikan disesuaikan dengan batasan monitoring device yang diamati. Data hasil monitoring diterima oleh sistem dan ditampilkan menjadi informasi . Manfaat yang didapatkan dari skripsi ini adalah sistem yang dikembangkan bisa menjadi alat monitoring jaringan yang efektif dan menampilkan data hasil monitoring jaringan secara informatif. Selain itu skripsi ini juga dapat bermanfaat dalam penelitian di bidang IoT, khususnya dalam mengembangkan metode monitoring untuk perangkat IoT.

  monitoring juga digunakan secara efisien karena

  protokol UDP sebagai protokol transport. Sistem akan melakukan proses pengambilan data yang hanya dibutuhkan saja sehingga tidak membebani kinerja komputasi. Pengembangan suatu sistem monitoring jaringan pada mikrokomputer Raspberry Pi menjadi pilihan pada penelitian ini, karena untuk pengembangan di waktu mendatang akan lebih mudah karena kemampuan Raspberry Pi yang sangat baik dalam berintegrasi dengan berbagai sensor dan perangkat tambahan lain (Zhao, 2015). Sistem

  monitoring yang dikembangkan menggunakan

  Berdasarkan paparan diatas, maka dilakukan pengembangan sistem monitoring jaringan pada mikrokomputer Raspberry Pi. Sistem

  monitoring

  gateway dan cloud service. Constrained device

  2010). Untuk itu diperlukan suatu cara untuk melakukan monitoring jaringan secara lebih efektif. Protokol yang digunakan untuk

  monitoring perangkat IoT (Jacquout, et al.,

  menjadi tidak efektif. SNMP akan menemui berbagai macam keterbatasan. Ukuran memori dan kinerja CPU yang diperlukan sangat besar saat menerapkan protokol SNMP untuk

  monitoring perangkat IoT membuat hal ini

  Dalam perkembangan penelitian IoT , terdapat berbagai macam protokol jaringan yang dapat diterapkan, protokol yang umum digunakan dalam monitoring jaringan adalah protokol SNMP. Namun dengan menerapkan protokol SNMP secara keseluruhan untuk

  Dalam mengatasi tantangan ini, dibutuhkan proses manajemen perangkat untuk membuat sistem yang ada dapat diamati dan dijaga ketersediannya, yaitu dengan menggunakan sistem monitoring jaringan. Sistem monitoring jaringan adalah sistem yang digunakan untuk memantau aktivitas jaringan, sehingga bila terjadi gangguan pada perangkat, maka bisa segera diketahui permasalahan pada jaringan. Sebuah sistem monitoring melakukan proses pengumpulan data mengenai dirinya sendiri dan melakukan analisis terhadap data-data tersebut dengan tujuan untuk memaksimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki (Prasetyo, 2013).

  perangkat yang memiliki tugas sebagai perangkat sensing. Namun dalam IoT tidak hanya berbicara tentang sensing, tetapi juga cara melakukan kontrol sistem. Dalam arsitektur IoT komponen gateway memegang peranan penting dalam proses pengumpulan data dan kontrol terhadap data yang dikumpulkan. Apabila dalam satu sistem gateway mengalami masalah, tentu data yang ada pada sensor tidak bisa sampai ke cloud.

  constrained device s, karena sensor menjadi

  adalah komponen yang dikembangkan untuk tugas tertentu dan memiliki batasan terhadap daya dan komputasi, contohnya adalah sensor pada mikrokontroller. Komponen berikutnya adalah gateway, komponen ini berperan sebagai pengumpul data dari sensor untuk kemudian diolah. Lalu yang berikutnya adalah komponen cloud , pada IoT, komponen ini memilik peran untuk penyimpanan data dalam jumlah besar dan dapat terhubung dengan banyak gateway (Eclipse, 2016). Sampai saat ini penelitian dan pengembangan topik tentang IoT terus dilakukan hingga diperkirakan akan mencapai 28 miliar perangkat IoT yang saling terhubung di tahun 2020 (Pundir, 2015). Perangkat yang paling banyak terhubung adalah sensor ataupun

  Twisted dan juga microweb framework yang memakai bahasa Python yaitu Flask.

  Flask adalah web microframework yang berbasis Python. Flask memiliki fungsi-fungsi cocok diimplementasikan untuk program yang terbatas secara energy dan memory. Meskipun termasuk dalam kategori framework yang ringan, flask memiliki fungsi yang bisa dikembangkan sesuai kebutuhan. Flask juga memiliki integrasi yang baik dengan database melalui SQLAlchemy. Hal ini akan menoptimalkan aplikasi yang juga menggukan

  platform

  , yang menjadi kelebihan dari JSON dari pada format data lainnya adalah mudah dibaca oleh manusia karena tersusun berpasang.

  2.6 Twisted Twisted adalah framework yang

  mendukung event-based programming. Event-

  based programming

  adalah pendekatan pemrograman yang menjalankan suatu event dengan adanya trigger dari event lainnya secara bersamaan. Proses yang dihasilkan nantinya akan berjalan secara efisien dan ringan. Pendekatan ini memastikan bahwa suatu event yang berjalan akan mengembalikan nilai. (Paykin,2016).

  2.6.1 Flask

  • – 1GHz dan 4 GPU,

  database sebagai tempat penyimpanan data.

  2.5 JSON JSON (JavaScript Object Notation) adalah

  3. PERANCANGAN

  Sistem monitoring yang dikembangkan terdiri dari 2 peran yaitu Agent dan Manager.

  Agent adalah program yang berjalan pada

  perangkat yang diamati, sedangkan manager berjalan pada perangkat yang mengamati.

  Seperti yang dapat dilihat pada Gambar 1,

  Agent dapat mengambil data hasil monitoring,

  menerima perintah dari Manager dan mengirim hasil monitoring kepada Manager. Manager dapat melakukan pengiriman perintah untuk mendapatkan hasil data monitoring, menerima daftar perangkat yang terhubung, dan menerima hasil monitoring dari agen dan menyimpan ke dalam database.

  sebuah bentuk format teks yang tidak bergantung pada bahasa pemrograman tertentu dan digunakan untuk pertukaran data antar suatu

  network , sensor dan hal yang lainnya.

  2.1 Monitoring Jaringan

  Raspberry Pi ini hanya menggunakan kartu

  Manajemen Jaringan adalah kemampuan untuk memonitor, mengontol dan merencanakan suatu jaringan komputer dan sistem. Monitoring jaringan merupakan bagian dari manajemen jaringan. Konsep dasar manajemen jaringan adalah adanya Manager atau perangkat yang melakukan monitoring dan agen sebagai perangkat yang dimonitor(Pradikta,2013).

  2.2 Raspberry Pi Raspberry Pi adalah sebuah SBC (Single

  Board Computer) komputer yang seukuran kartu atm yang dikembang oleh Raspberry Pi

  Foundation di Inggris. Produk ini diberi nama Raspberry Pi oleh pembuatnya yaitu, Eben

  Upton. Dengan maksud untuk memicu pengajaran ilmu komputer dasar disekolah- sekolah. Raspberry Pi menggunakan system on a chip (SoC) dari Broadcom BCM2853, juga sudah termasuk prosesor ARMv10, kecepatan prosesor 700MHz

  Raspberry Pi Model B ini memiliki RAM

  sebesar 512 MB, dan untuk menyimpan data layaknya komputer, laptop menggunakan Hardisk sebagai media penyimpanannya, tetapi

  memori yang biasa digunakan untuk penyimpanan data di handphone baik berbasis symbian, android.

  pemrograman python yang digunakan untuk mengambil data dari proses yang sedang berjalan pada komputer. Data yang sedang berjalan bisa berupa CPU, disk, memory,

  2.3 SQLite SQLite adalah database engine yang telah

  digunakan untuk berbagai macam aplikasi mulai dari komersial atau pribadi. SQLite bersifat open

  source dan ditulis dalam bahasa pemrogaman C

  oleh D. Richard Hipp. Dibandingkan dengan

  database engine yang lain seperti SQL Server,

  Oracle dan lain sebagainya SQLite adalah termasuk database yang ringan. (Bhosale,2015).

  2.4 Psutil Psutil adalah library pada bahasa

  Gambar 1 Arsitektur Sistem Monitoring Jaringan

  • – fitur sebagai berikut : 1.

  6. Sistem mampu melakukan filter terhadap informasi berdasarkan host, tipe monitoring, dan komponen yang ingin diamati.

  Gambar 3 Diagram Model Perancangan Pengiriman Perintah dari Manager ke Agent Gambar 4 Diagram Model Penerimaan Monitoring Agent

  perintah menjadi format tuple untuk diolah dan mengambil resource yang sesuai dengan perintah, resource yang dapat diambil berupa resource dari perangkat atau aktivitas jaringan pada perangkat yang diamati setelah itu agent menghasilkan output JSON hasil monitoring untuk dikirimkan kepada manager melalui protokol UDP.

  Manager. Setelah itu program Agent mengubah

  Pada Gambar 4 dapat dilihat pada diagram ini bahwa yang menjadi input adalah JSON perintah monitoring yang diterima dari

  Setelah itu program manager melakukan request perintah dari database, melakukan set status perintah sudah dikirim dan menghasilkan output JSON perintah monitoring.

  Untuk lebih jelas lagi dapat dilihat Gambar 4, pada diagram ini yang menjadi input adalah perintah monitor yang disimpan dalam database.

  melalui protokol UDP. Program Manager akan menerima dan mengubah format JSON menjadi bentuk tuple kembali. Hal ini dapat dilihat lebih jelas pada Gambar 3.

  tuple dan diubah ke dalam format JSON dikirim

  Data yang akan dikirim akan diubah dulu ke dalam suatu bentuk struktur data yaitu berupa

  5. Sistem mampu menampilkan informasi monitoring dalam bentuk grafik.

  Database

  4. Sistem mampu menyimpan data perintah monitoring ke dalam database.

  monitoring.

  3. Sistem mampu menerima masukan dari user untuk membuat perintah

  2. Sistem mampu menghapus Agent yang tidak ingin dilakukan monitoring.

  Sistem mampu menampilkan daftar Agent yang sedang aktif atau tidak.

  harus mampu untuk menerima dan memasukkan data ke dalam database. Aplikasi web memiliki fitur

  monitoring ini. Oleh karena itu aplikasi web

  Untuk menampilkan data hasil monitoring dibutuhkan suatu aplikasi web. Perancangan aplikasi web digunakan sebagai interface sistem

  pada sistem berfungsi untuk menyimpan data hasil monitoring. Untuk itu dibuat 4 macam tabel untuk menyimpan data, Tabel yang pertama adakah tabel yang menyimpan data host yang terhubung pada jaringan, Tabel ini berfungsi untuk proses autentifikasi. Tabel yang kedua adalah tabel yang menyimpan perintah monitoring. Tabel ini berfungsi sebagai dasar dari Manager untuk mengirimkan bagian mana saja yang akan diihat beserta durasi dan interval. Tabel yang ketiga adalah tabel yang menyimpan data dengan kategori resource. Sedangkan tabel yang keempat adalah tabel yang menyimpan data dengan kategori network.

  Gambar 2 Alur Pengiriman dan Penerimaan data dari Agent ke Manager

4. IMPLEMENTASI

  sent, byte receive, paket sent, dan paket receive.

  add monitor adalah sebagai berikut :

  monitoring . Penjelasan dari tampilan halaman

  Dari Gambar 6 dapat dilihat tampilan halaman add monitor dari aplikasi web sistem

  Gambar 3 Halaman Add Monitor

  Nomor 2 adalah bagian yang menampilkan status perangkat yang terhubung. Nomor 3 adalah tombol untuk melakukan monitor pada perangkat yang dipilih. Nomor 4 adalah tombol untuk melakukan hapus perangkat Nomor 5 adalah tombol untuk melakukan monitor pada semua perangkat yang ada pada daftar.

  utama adalah sebagai berikut: Nomor 1 adalah bagian yang menampilkan daftar perangkat yang terhubung.

  monitoring . Penjelasan dari tampilan halaman

  Dari Gambar 5 dapat dilihat tampilan halaman utama dari aplikasi web sistem

  Gambar 2. Halaman Utama Sistem Monitoring Jaringan

  Hasil dari monitoring ditampilkan dalam aplikasi web, dalam sistem ini aplikasi web dikembangkan menggunakan framework Flask. Aplikasi web dari sistem monitoring jaringan ini memiliki beberapa fitur yang digunakan untuk menunjang tampilan hasil monitoring. Hasil implementasi dapat dilihat pada gambar-gambar berikut ini.

  Implementasi pada Manager juga dengan menggunakan Bahasa pemograman Python dan Framework Twisted. Manager memilki fungsi untuk menerima perangkat yang terhubung, menerima hasil monitoring dan menyimpan ke dalam database. Database yang digunakan dalam implementasi menggunakan SQLite, SQLite dipilih karena bersifat light-weight.

  Komponen yang diambil tersebut kemudian akan dimasukkan ke dalam suatu tuple lalu diubah ke dalam format JSON untuk menjadi menjadi nilai kembalian suatu method. Agent juga menerima

  Implementasi pada Agent menggunakan Bahasa pemrograman Python dengan framework

  Twisted

  Paket Receive psutil.net_io_counters(). pakets_recv

  Paket Sent psutil.net_io_counters(). pakets_sent

  Byte Sent psutil.net_io_counters().bytes_sent Byte Receive psutil.net_io_counters().bytes_recv

  Network Nama Komponen pada library psutil

  Tabel 2 Tabel Komponen Network Jenis Data

  usage, memory used, memory available dan swap .

  Dari Tabel 1 data yang diambil adalah kategori resource, data yang diambil berupa cpu

  Memory Available psutil.virtual_memory().available Swap psutil.virtual_lmemory().free

  CPU Usage psutil.cpu_percent Memory Used psutil.virtual_memory().used

  Resource Nama Komponen pada library psutil

  Tabel 1 Tabel Komponen Resource Jenis Data

  . Proses pengambilan data pada agent menggunakan library psutil.

  Dari Tabel 2 data yang diambil adalah kategori network, data yang diambil berupa byte Nomor 1 adalah bagian yang menampilkan perangkat yang dipilih untuk dilakukan

  monitoring

  10

  Sistem Monitoring Jaringan yang dikembangkan Sistem Monitoring Jaringan dengan SNMP

  10000 Proses 1 Proses 2 Proses 3 Transaksi Besar Data Transaksi

  CPU Usage Gambar 9. Hasil Pengujian CPU Usage Gambar 4 Halaman Hasil Monitoring

  Permintaan Agent CPU Usage

  40 80 160 320 640 1280 2560 C P U Us ag e(% )

  20

  Gambar 8. Hasil Pengujian Besar Data Transaksi

  Nomor 2 adalah bagian untuk memilih kategori komponen yang akan dilakukan monitoring Nomor 3 adalah bagian untuk menentukan interval pengiriman data hasil monitoring Nomor 4 adalah pilihan untuk mengisi waktu mulai dari monitoring Nomor 5 adalah pilihan untuk mengisi waktu berhe nti dari monitoring

  Dari Gambar 9 dapat dilihat bahwa CPU Usage meningkat seiring dengan bertambahnya permintaan Agent. Hal ini terjadi karena request data mempengaruhi kinerja dari sistem monitoring jaringan.

  Pengujian kehandalan sistem dilakukan untuk mengetahui bagaiamana kemampuan sistem monitoring ketika menerima banyak permintaan dari agent. Pengujian dilakukan dengan cara melakukan variasi pada permintaan yang masuk dari Agent yang terhubung.

  Dari Gambar 8 dapat terlihat hasil pengujian besar paket data. Total paket yang ada dalam satu transaksi pada Sistem Monitoring Jaringan yang dikembangkan adalah sebesar 309 bytes. Sedangkan total paket yang ada dalam satu transaksi pada Sistem Monitoring Jaringan menggunakan protokol SNMP adalah sebesar 4981 bytes.

  Wireshark .

  Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini meliputi pengujian besar paket data, pengujian kehadandalan sistem dan pengujian fungsionalitas aplikasi web. Pengujian besar paket data dilakukan untuk mengetahui berapa besar paket data yang dikirimkan dalam satu transaksi, hal ini akan dibandingkan dengan besar paket data yang dikirimkan dalam satu kali transaksi oleh protokol SNMP. Satu transaksi data yang dimaksud terdiri dari 3 proses, proses pertama, yaitu besar paket ketika pertama kali perangkat terhubung ke Manager, proses kedua adalah besar paket data untuk pengiriman perintah monitoring dan proses ketiga adalah besar paket hasil monitoring. Hasil pengujian didapatkan melalui proses capture dari aplikasi

  Dari Gambar 7 dapat dilihat tampilan halaman hasil monitoring dari aplikasi web sistem monitoring. Penjelasan dari tampilan halaman hasil monitor adalah sebagai berikut : Nomor 1 adalah bagian yang menampilkan pilihan perangkat untuk menampilkan filter hasil berdasarkan perangkat Nomor 2 adalah bagian yang menampilkan pilihan kategori untuk menampilkan filter hasil berdasarkan kategori data hasil monitoring Nomor 3 adalah bagian untuk menampilkan hasil monitoring berupa grafik.

5. PENGUJIAN DAN ANALISIS

  disimpan ke dalam database. Hasil monitoring ditampilkan dalam bentuk grafik pada Aplikasi Web Sistem Monitoring Jaringan, sehingga pengguna bisa mengetahui informasi lebih jelas. Sistem monitoring jaringan yang dikembangkan juga sangat efektif karena paket yang dikirim dalam satu transaksi sangat kecil yaitu sebesar 309 bytes jika dibandingkan dengan protokol SNMP yang lebih besar.

  5,6 5,8 6 6,2

  Permintaan Agent Byte Traffic

  Byte Traffic Tabel 3 Pengujian fungsional aplikasi web

  Dari Gambar 10 dapat dilihat komponen memory used memiliki pergerakan naik dipengaruhi oleh jumlah request. Namun jumlah penggunaan memori cenderung stabil, yaitu berada di angka 5,8 – 6 MB.

  JSON tersebut diubah menjadi tuple dan

  Sistem monitoring jaringan yang dikembangkan pada mikrokomputer Raspberry Pi mampu mengumpulkan informasi yang dibutuhkan melalui program Agent yang berjalan, data yang dihimpun berupa resource dan network dari perangkat. Mekanisme pengiriman ke pusat data dilakukan melalui protokol UDP, data yang dikirim diubah ke dalam format JSON, lalu pada Manager, format

  6. KESIMPULAN

  20 40 80 160 320 640 12802560 M emo ry Us ed

  Gambar 10. Hasil Pengujian Memory Used Gambar 11. Hasil Pengujian Byte Traffic

  Permintaan Agent Memory Used

  Memory Used No Deskripsi Masukan Keluaran yang diaharapkan 1 Pengujian menampilkan list device Table host pada database Sistem menampilkan list device 2 Pengujian menampilkan status device Table host pada database Sistem menampilan status device (up atau down) 3 Pengujian menghapus device Tekan tombol delete host Sistem menghapus host dari database 4 Pengujian memilih device Tekan tombol monitor Sistem menampilkan form add monitor dengan nama host sesuai yang dipilih 5 Pengujian penyimpanan perintah monitoring Tekan tombol submit Sistem menyimpan perintah ke database dan muncul tulisan Add Success 6 Pengujian filter berdasarkan host yang dipilih Memilih host pada host address dan tekan tombol filter Sistem menampilkan grafik berdasarkan host 7 Pengujian filter berdasarkan kategori komponen yang dimonitoring Memilih komponen pada monitoring category Sistem menampilkan grafik berdasarkan komponen kategori

  Kemudian pengujian terakhir adalah pengujian fungsionalitas web, Pengujian fungsionalitas pada aplikasi web dilakukan supaya kita dapat mengetahui apakah fitur

  banyak permintaan dari Agent maka byte traffic akan semakin tinggi.

  Agent . Hal ini menunjukkan bahwa semakin

  Dari Gambar 11 dapat dilihat komponen byte traffic bergerak dipengaruhi oleh request

  200000 B y te T raf fi c

  • – fitur yang ada dapat melaksakan fungsi yang diharapkan.

  [Online]

  Flask, 2017. Flask(A Python Microframework).

  Journal of Computer Science and Mobile Computing, 4(4), pp. 882 - 885.

  Bhosale, S., Patil, T. & Patil, P., 2015. SQLite: Light Database System. International

  hasil monitoring mengolahnya menjadi grafik untuk ditampilkan menjadi informasi bagi pengguna.

  monitoring jaringan mampu menampilkan data

  Hal ini menunjukkan bahwa sistem

  Dari hasil pengujian fungsionalitas pada aplikasi web yang ada pada Tabel 3, setiap fungsi yang diharapkan dapat berfungsi dengan benar, output yang dikeluarkan juga sesuai dengan permintaan yang dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

  Available at: http://www.flask.pocoo.org Nopember Surabaya: Laporan Tugas [Diakses 2 June 2017]. Akhir. Hanane, L., 2015. Internet of Things and SQLite, 2017. SQlite Home Page. [Online]

  Network Management : LNMP, SNMP, Available at: http://sqlite.org COMAN protocols. IPv6 Forum. [Diakses 15 March 2017]. Hui-Ping, H., Shi-De, X. & Xiang-Yin, M., Valentin, S., 2012. Design and Development of

  2015. Applying SNMP Technology to a UDP-Based Connection-Oriented Multi- Manage the Sensors in Internet of Things. Stream One-to-Many Communication

  The Open Cybernetics & Systemic Journal, Protocol. Journal of Telecommunication Volume 9, pp. 1019 - 1024. and information Technology.

  Jacquout, A. et al., 2010. A New Management Zhao, C. W., 2015. Exploring IoT Application Method. IEEE IFIP Annual Mediterranean Using Raspberry Pi. International Journal

  Ad Hoc Networking Worshop. of Computer Network and Applications, 2(1).

  JSON, 2017. Inroducing JSON. [Online] Available at: http://www.json.org [Diakses 28 Maret 2017].

  Karren, R., 2015. he Internet of Things : An

  Overview Understanding the Issues and Challenge of a More Connected World,

  Geneva, Switzerland: Internet Society. McKellar, J. & Fettig, A., 2013. Twisted

  Network Programming Essentials. Second

  Edition penyunt. Highway North, Sebastopol: O’Reilly Media, Inc. Mihajlo, S., 2016. Bridging the Snmp Gap:

  Simple Network Monitoring The Internet Of Things. FACTA UNIVERSITATIS

  Series: Electronics and Energetics, Volume 29.

  Paykin, J., Krishnaswami, N. R. & Zdancewic, S., 2016. The Essence of Event-Driven

  Programming. Leibniz, Leibniz International Proceedings in Informatics.

  Prasetyo, I., 2013. ilmukomputer.com. [Online] Available at: http://ilmukomputer.org/wp- content/uploads/2013/05/imam- monitor_jarkom.pdf [Diakses 25 Maret 2017].

  Pundir, Y., 2015. Internet of Things(IoT): Challenges and Future Direction, s.l.: s.n. Python, 2017. psutil 5.2.2:Python Package

  Index. [Online] Available at:

  http://pypi.python.org/pypi/psutil [Diakses 23 May 2017]. Romadhani, A. H., 2013. Sistem Peringatan Dini

  pada Operasional Jaringan Berbasis Network Monitoring, Jurusan Teknik

  Elektro Institut Teknologi Sepuluh