ANALISIS PENGETAHUAN LINGKUNGAN DAN PERILAKU RAMAH LINGKUNGAN BERDASARKAN GENDER DAN TINGKAT PENDIDIKAN DI KOTA PEKANBARU
ANALISIS PENGETAHUAN LINGKUNGAN DAN PERILAKU RAMAH LINGKUNGAN BERDASARKAN GENDER DAN TINGKAT PENDIDIKAN DI KOTA PEKANBARU
Julina
FakultasEkonomidanIlmuSosialUIN Suska Riau Email: julina@uin-suska.ac.id
Abstract:This study attempted to investigate whether there are differences in knowledge about the environment and eco-friendly purchasing behavior based on gender and education. Data were collected using questionnaire containing questions about environmental knowledge and eco-friendly behavior based on previous research. Collected data were analyzed using descriptive and quantitative techniques. Multivariate Analysis of Variance (MANOVA) was used to determine the influence of gender and education level of knowledge and eco-friendly behavior. Results of univariate model testing found that in terms of gender, the gender differences found significant influence on both purchase decisions of environmentally friendly and environmental knowledge. While the the education level influence on of environmental knowledge, but it does not affect the environmentally friendly purchasing decisions. Based on these findings, it is expected that integrate relevant aspects of environmental conservation in all levels of education, and so is strengthening the role of each gender to support the creation of an enabling environment both for current and future generations.
Keywords:Environmental Knowledge, Environmental Product Purchase Decision, Level of Education, Gender.
PENDAHULUAN
kerusakan
lingkungan, akan terus
berperilaku seperti itu. Oleh karena itu, Kerusakan lingkungan merupakan isu
sosialiasi untuk meningkatkan pengetahuan yang akhir-akhir ini mendapat perhatian dari
penting untuk dilakukan. Meningkatnya semua kalangan. Berdasarkan sistem-sistem
pengetahuan, diharapkan akan berdampak nilai yang mendalam, pengetahuan dan sikap
pada sikap terhadap lingkungan sehingga merupakan hal yang penting karena potensi
keharmonisan antara manusia dan alam tetap dampak yang ditimbulkannya pada perilaku.
terjaga.
Namun beberapa peneliti menyatakan bahwa
dengan perkembangan meskipun perilaku ramah lingkungan
Seiring
teknologi, isu penting saat ini adalah apakah memiliki dampak yang positif, terkadang hal
masyarakat dapat mengandalkan semata- tersebut tidak menjamin rendahnya dampak
mata pada perkembangan teknologi dan dari perilaku tersebut terhadap lingkungan.
peningkatan eco efisiensi untuk mencapai Pengetahuan lingkungan dan sikap ramah
keberlanjutan lingkungan atau apakah solusi lingkungan sangat terkait dan saling
terstruktur yang melibatkan pengurangan memperkuat terutama dalam pencarian
konsumsi pribadi dan pertumbuhan ekonomi informasi tentang isu-isu lingkungan.
yang diharapkan. Namun demikian, terlepas Masyarakat yang tidak mengetahui bahwa
kemajuan teknologi, perilakunya dapat berkontribusi pada
dari
adanya adanya
pengetahuan yang ramah lingkungan dan lingkungan, nilai-nilai, kesediaan untuk perilaku yang ramah lingkungan tetap
bertindak dan perilaku aktual yang merupakan unsur yang penting untuk
dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk dilakukan.
elemen niat dan situasi. 1
Selanjutnya Tan (2011) menyatakan sebelumnya, terdapat kemungkinan bahwa
pengetahuan adalah jumlah informasi yang tingkat pendidikan dan gender akan
seseorang yang mempengaruhi pengetahuan dan perilaku
mempengaruhi cara di mana konsumen ramah lingkungan. Tujuan penelitian ini
menafsirkan dan menilai pilihan yang adalah untuk mengetahui apakah tingkat
tersedia. Secara konseptual, pengetahuan pendidikan
konsumen dapat dibagi menjadi dua mempengaruhi pengetahuan dan perilaku
komponen: pengetahuan obyektif dan ramah lingkungan di Kota Pekanbaru.
pengetahuan subjektif. Pengetahuan obyektif Perilaku ramah lingkungan dapat berupa
dan organisasi aktivitas memisahkan sampah organik dan
pengetahuan (pengetahuan faktual) yang anorganik, melakukan daur ulang, aktif
disimpan dalam memori seseorang. Hal ini bergabung dengan organisasi lingkungan,
mengacu pada apa yang seorang individu dan keputusan membeli produk ramah
tentang jenis lingkungan. Produk ramah lingkungan
benar-benar
tahu
Sedangkan adalah produk yang dampaknya terhadap
produk/masalah/objek.
pengetahuan subjektif mengacu pada kerusakan
persepsiatau penilaian individu tentang apa dibandingkan produk yang telah ada atau
yang mereka tahu dan berapa banyak mereka yang
tahu tentang produk/masalah/objek. 2 Penelitian memfokuskan pada perilaku
biasa dikonsumsi
masyarakat.
Schahn and Holzer (1990) menyatakan ramah lingkungan yang berupa keputusan
terdapat dua jenis pengetahuan lingkungan membeli produk ramah lingkungan.
yaitu pengetahuan abstrak (pengetahuan yang terkait dengan isu-isu lingkungan,
Pengetahuan Lingkungan
masalah, penyebab, dan solusi) dan Menurut Zsoka et al (2013) pengetahuan
pengetahuan konkrit (seperti pengetahuan lingkungan bermakna pengetahuan dan
faktual). 3 Menurut Noor et al (2012) kesadaran tentang permasalahan lingkungan
pengetahuan dikenali dalam riset konsumen dan solusinya. Pada umumnya dimensi
sebagai karakteristik yang mempengaruhi paling penting dari kesadaran lingkungan
semua tahap dalam pengambilan keputusan. 4 setiap
individu
adalah
pengetahuan
Julina,Analisis Pengetahuan Lingkungan dan Perilaku Ramah Lingkungan...
Pengetahuan dan Pendidikan Lingkungan di Finlandia dan Jerman yang berusia 13-15 Pendidikan lingkungan diasumsikan
tahun. Hasil penelitian menemukan bahwa mempunyai
untuk mendapatkan terhadap kesadaran lingkungan, gaya hidup
informasi tentang lingkungan semakin sehari-hari, dan perilaku pelajar. Beberapa
meningkat sesuai dengan kelas siswa. 6 institusi pendidikan yang lebih tinggi telah
et al (2009) mengakui pentingnya mengintegrasikan isu-
Selanjutnya
Michalos
membandingkan perilaku ramah lingkungan isu sustainability kedalam pendidikan untuk
dan berkelanjutan antara orang dewasa dan membuat dampaknya menjadi fokus dan
siswa yang berumur 10-18 tahun. Bagi orang eksplisit. Hasil penelitian Zsoka et al., (2013)
dewasa memiliki sikap ramah lingkungan menemukan adanya korelasi yang kuat
dan berkelanjutan adalah determinan antara intensitas pendidikan lingkungan dan
lebih penting pengetahuan lingkungan siswa. Hal ini
dibandingkan dengan pengetahuan. Akan sebagian
tetapi, bagi siswa SMA pentingnya sikap dan lingkungan sendiri dan sebagian lagi
dikarenakan
pendidikan
pengetahuan sebagai pendorong perilaku disebabkan oleh motivasi intrinsik yang lebih
ramah lingkungan sama-sama penting. 7 tinggi dari siswa-siswa yang berkomitmen
Selain faktor-faktor internal yang yang
dicerminkan dalam pengetahuan, sikap, dan pendidikan lingkungan, khususnya di
nilai-nilai, beberapa faktor-faktor eksternal tingkat universitas. Fokus pada pendidikan
juga diketahui mempengaruhi perilaku lingkungan penting dalam membentuk sikap
ramah lingkungan. Menurut Fliegenshcnee konsumsi
dan Schelakovsky (1998) hal ini meliputi 80% consumption ).
berkelanjutan
(sustainable
dari kesadaran lingkungan individu. Faktor- konsumerisme
Membahas
isu-isu
faktor penting tersebut adalah norma-norma, lingkungan sangat meningkatkan kesadaran
dalam
pendidikan
tekanan, dan tradisi yang ditransmisikan pada kebutuhan perubahan konsumsi yang
oleh lingkungan sosial. Perilaku siswa terkait
didorong oleh dibelakang penelitian ini adalah intensitas
gaya hidup.
Asumsi
utama
terbukti sangat kuat
lingkungan terdekat termasuk keluarga, keterlibatan dalam pendidikan lingkungan
teman, tetangga, dan pendidikan. Kagawa adalah faktor yang signifikan dalam
bahwa siswa membentuk perilaku dan opini siswa
menemukan
kemungkinan melakukan aktivitas-aktivitas mengenai isu-isu lingkungan. 5 ramah lingkungan (seperti mendaur ulang,
Terkait dengan pengetahuan lingkungan hemat air dan energi, menggunakan siswa, Asunta (2004) mengobservasi pelajar
transportasi publik, dan membeli produk- transportasi publik, dan membeli produk-
produk organik, sehat, dan diperdagangkan makalah ini juga menemukan bahwa dengan adil) yang mensyaratkan perubahan
ketertarikan pada topik-topik lingkungan kecil dalam gaya hidup. 8 dan komitmen pada lingkungan penting
hubungan antara manfaat yang dipersepsikan dengan aktvitas
Boyes et al (2008) membandingkan
dalam menentukan
pengetahuan lingkungan dan perilaku ramah tertentu yang dilakukan untuk mengurangi
lingkungan. Hal ini membuktikan bahwa perubahan iklim.
tantangan baru bagi pendidikan lingkungan menemukan
Hasil penelitiannya
adalah bagaimana melakukan sesuatu yang melakukan
daripada hanya sekedar melampaui manfaat perilaku tersebut
lebih jauh
melakukan transfer pengetahuan. terhadap
Sebagai konsekuensi dari pembahasan dipersepsikan. Aktivitas-aktivitas tertentu
tantangan terbesar bagi yang membutuhkan sedikit usaha dan
sebelumnya,
pendidikan lingkungan adalah bagaimana menimbulkan
mendorong gaya hidup ramah lingkungan (seperti mematikan peralatan yang tidak
sedikit
ketidaknyamanan
dan mengungari gaya hidup yang tidak dipakai, melakukan daur ulang) adalah
ramah lingkungan dengan menyediakan aktivitas yang paling sering dilakukan.
sarana-sarana yang cukup efektif untuk Namun, pada umumnya siswa tidak bersedia
membuat dampak sosial yang lebih luas. untuk merubah kebiasaan bepergian dengan
menghubungkan mobil meskipun aktivitas ini dipandang
Penekanan
kebutuhan
antara area kognitif dan afektif secara sangat berpengaruh terhadap pencegahan
strategis pada pendidikan lingkungan. hal ini perubahan
juga didukung oleh Alvarez Suarez dan Vega mengekspresikan
Marcote (2010) yang menguji dengan memilih solusi politik seperti meningkatkan
ketidakrelaan
untuk
eksperimen model didaktif pada siswa, pajak
menyimpulkan bahwa metode pengajaran peraturan lingkungan, meskipun perubahan
yang berfokus pada sikap dapat lebih sukses ini dipersepsikan efektif. 9 dalam mendorong perubahan perilaku siswa
Jelasnya, pendidikan lingkungan akan dibandingkan penggunaan alat-alat yang berdampak pada perilaku ramah lingkungan
semata-mata hanya berorientasi pada siswa dalam beberapa cara, termasuk transfer
pengetahuan. 10
pengetahuan dan nilai-nilai, juga melalui Sejalan dengan Leeming dan Porter penyediaan contoh-contoh dan membentuk
(1997), Kagawa (2007) menyatakan bahwa sekolah sebagai setting sosial. Temuan-
dalam dunia yang berubah sangat cepat dan temuan penelitian yang disitasi dalam
tidak pasti, pendidikan yang lebih tinggi
Julina,Analisis Pengetahuan Lingkungan dan Perilaku Ramah Lingkungan...
perlu memainkan peran penting dalam seperti sekolah Adiwiyata namun dalam membantu siswa menjadi masyarakat yang
bentuk ranking bagi universitas yang aktif
memperhatikan lingkungan. pendidikan
dan bertanggungjawab.
Agar
Menurut Zsoka et al (2013) Universitas tanggung jawab merupakan hal yang penting
lingkungan
memperkuat
memiliki tantangan yang sulit: integrasi baik pada siswa maupun mahasiswa dimana
perspektif yang berbeda dan konsep-konsep pendekatan-pendekatan
sustainability membuat pemikiran yang diperlukan
yang
inovatif
holistik dan sistemik dan membutuhkan mempersiapkan siswa berhadapan dengan
praktik-praktik pembelajaran inovatif yang isu-isu lingkungan dan keberlanjutannya. 11 radikal. Pentingnya memahami sikap dan
Menurut Zsoka et al (2013), belakangan perilaku siswa terhadap lingkungan dan ini, pendidikan tinggi untuk pengembangan
menemukan cara yang efektif untuk berkelanjutan (Higher Education for Sustainable
perilaku ini melalui Development atau disingkat HESD) telah
mempengaruhi
pendidikan merupakan suatu perdebatan. muncul sebagai bidang ilmu yang berusaha memahami bagaimana keberlanjutan dapat
Pengetahuan Lingkungan dan Gender ditingkatkan dalam kurikulum dan aktivitas operasional di institusi pendidikan tinggi.
Pengetahuan yang dimiliki laki-laki dan Satu tujuan utama dari HESD adalah untuk
perempuan menunjukkan adanya perbedaan memainkan peran tradisional melakukan
dalam keahlian yang dimiliki. Beberapa transformasi masyarakat dan melayani
peneliti menganggap laki-laki memiliki barang-barang publik yang lebih banyak.
keahlian numerik sementara perempuan Sementara itu, menurut Zilahyi dan
memiliki keahlian verbal. Dalam topik Huisingh (2009) universitas bergerak lebih
berdasarkan penelitian jauh dari model-model ilmiah terdahulu dan
lingkungan,
terdahulu, bukti-bukti empiris menunjukkan menyadari bahwa peran mereka dalam
bahwa laki-laki memiliki pengetahuan masyarakat lebih luas dibandingkan norma-
lingkungan yang lebih tinggi dibandingkan norma awal. 12 perempuan. Arcury (1990) menyatakan
Di Indonesia, internalisasi nilai-nilai bahwa gender seseorang dapat menjadi peduli lingkungan saat ini gencar dilakukan
membedakan jumlah melalui Program Adiwiyata. Program ini
faktor
yang
pengetahuan lingkungan yang dimilikinya. diterapkan pada setiap tingkat pendidikan
13 Gendall dan Smith (1995) membandingkan dasar dan menengah. Sementara di tingkat
pengetahuan lingkungan pada enam negara. universitas, tidak ada program khusus
Dari keenam negara tersebut, laki-laki Dari keenam negara tersebut, laki-laki
cenderung memiliki tingkat pengetahuan orientasi ramah lingkungan, akan tetapi juga yang lebih tinggi dibanding perempuan. 14 dipengaruhi
variabel lainnya. Tikka et al. (2000) menemukan bahwa
oleh
18 Selanjutnya Mainieri, Barnett, Valdero, pengetahuan tentang alam dan lingkungan
Unipan, dan Oskamp (1997:190) menyatakan sepertinya bergantung pada gender karena
konsumerisme lingkungan (pembelian ramah rata-rata nilai pengetahuan yang dimiliki
lingkungan) adalah kegiatan membeli dan oleh laki-laki
mengkonsumsi produk yang ramah terhadap perempuan. 15 Penelitian yang dilakukan
lingkungan. Definisi ini selanjutnya juga Mesir oleh Briggs et al. (2003) menemukan
digunakan oleh beberapa peneliti lain seperti bahwa pengetahuan lingkungan perempuan
Gupta dan Ogden (2006:199); Tan (2011:15); terbatas
dan Saleki, Saleki, danRahimi(2012:279). 19 lingkungan yang dimiliki laki-laki. 16 Pada tahun yang sama, Robert dan Serupa dengan hasil-hasil penelitian
dibandingkan
pengetahuan
Bacon (1997) mendefinisikan konsumen yang sebelumnya,
sadar ekologis sebagai seseorang yang menemukan perbedaan yang signifikan
membeli (atau menghindari) produk dan jasa antara laki-laki dan perempuan terkait
yang dianggap memiliki dampak positi (atau dengan pengetahuan lingkungan. skor rata-
negatif) terhadap lingkungan. 20 Selanjutnya, rata pengetahuan lingkungan laki-laki
Soonthonsmai (2001) mengutip pendapat sebesar 20.428 dan perempuan sebesar 17.080
dari Anderson dan Cunningham (1972) diuji menggunaka Anova. Hasilnya nya
mendefinisikan konsumen ramah lingkungan dengan nilai signifikan < 0.001 menyatakan
yang perilaku terdapat perbedaan yang signifikan antara
sebagai
seseorang
konsumsinya secara sadar diusahakan untuk laki-laki dan perempuan dalam pengetahuan
memiliki efek yang positif ataupun netral lingkungan yang dipersepsikan. 17 terhadap bumi, lingkungan, dan masyarakat. Kedua definisi ini menggambarkan hal yang
Perilaku Ramah Lingkungan
sama dimana konsumen mempertimbangkan efek dari pola konsumsinya terhadap
Shrum, McCarty, dan Lowrey (1995:72)
lingkungan. 21
menyatakan konsumen
yang
ramah
lingkungan adalah siapa saja yang perilaku Perilaku Ramah lingkungan dan Tingkat pembeliannya dipengaruhi oleh perhatian
Pendidikan
terhadap lingkungan. Dalam penelitian ini, perilaku pembelian ramah lingkungan
untuk membentuk konsumen tidak hanya dipengaruhi oleh
Upaya-upaya
perilaku ramah lingkungan telah dilakukan
Julina,Analisis Pengetahuan Lingkungan dan Perilaku Ramah Lingkungan...
oleh berbagai pihak. Direktorat Jenderal lingkungan hidup. Sedangkan tahun 1998 – Pendidikan
2000 Proyek Swiss Contact berpusat di VEDC Departemen Pendidikan Nasional (Ditjen
(Vocational Education Development Center) Dikdasmen Depdiknas), menetapkan bahwa
mengembangkan Pendidikan penyampaian
Malang
Lingkungan Hidup pada Sekolah Menengah kependudukan dan lingkungan hidup secara
Kejuruan melalui 6 PPPG lingkup Kejuruan integratif dituangkan dalam kurikulum
dengan melakukan pengembangan materi tahun 1984 dengan memasukkan materi
ajar PLH dan berbagai pelatihan lingkungan kependudukan dan lingkungan hidup
hidup bagi guru-guru Sekolah Menengah kedalam semua mata pelajaran pada tingkat
Kejuruan termasuk guru SD, SMP, dan SMA. menengah umum dan kejuruan. Tahun
Pada tahun 1996 disepakati kerjasama 1989/1990 hingga 2007, Ditjen Dikdasmen
Departemen Pendidikan Depdiknas, melalui Proyek Pendidikan
pertamaantara
Kementerian Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup
Nasional
dan
Lingkungan Hidup, yang diperbaharui pada (PKLH) melaksanakan program Pendidikan
tahun 2005 dan tahun 2010. Sebagai tindak Kependudukan dan Lingkungan Hidup;
lanjut dari kesepakatan tahun 2005, sedangkan Sekolah Berbudaya Lingkungan
padatahun 2006 Kementerian Lingkungan (SBL) mulai dikembangkan pada tahun 2003
mengembangkan program di 120 sekolah. Sampai dengan berakhirnya
Hidup
pendidikan lingkungan hidup pada jenjang tahun 2007, proyek PKLH telah berhasil
pendidikan dasar dan menengah melalui mengembangkan SBL di 470 sekolah, 4
Program ini Lembaga Penjamin Mutu (LPMP) dan 2
program
Adiwiyata.
dilaksanakan di 10 sekolah di Pulau Jawa Pusat Pengembangan Penataran Guru
sebagai sekolah model dengan melibatkan (PPPG).
perguruan tinggi dan LSM yang bergerak di Prakarsa Pengembangan Lingkungan
bidang Pendidikan Lingkungan Hidup. Hidup juga dilakukan oleh LSM. Pada tahun
Tidak hanya pada level dikdasmen, 1996/1997 terbentuk Jaringan Pendidikan
lingkungan telah Lingkungan yang beranggotakan LSM yang
konsep
ramah
mendapatkan perhatian pula dari berbagai berminat dan menaruh perhatian terhadap
pihak, termasuk para akademisi. Gerakan Pendidikan Lingkungan Hidup. Hingga
kampus hijau muncul pada awal tahun 1990- tahun 2010, tercatat 150 anggota Jaringan
an. Sejak kemunculanya, bermunculan Pendidikan Lingkungan (JPL, perorangan
berbagai ide seperti menggagas visi dan dan lembaga) yang bergerak dalam
mengartikulasikan kebutuhan kampus untuk pengembangan dan pelaksanaan pendidikan
menggabungkan semua jenis inovasi untuk menggabungkan semua jenis inovasi untuk
mengurangi keseluruhan
gedung ramah lingkungan, adaptasi dan lingkungan. Melalui gerakan ini, diharapkan
dampak
mitigasi perubahan iklim, dan kebijakan kampus penuh dengan bangunan ramah
pengurangan emisi gas rumah kaca. Kriteria lingkungan, sistem energi terbarukan,
pengolahan sampah mensyaratkan kampus makanan lokal organik, lanseka porganik,
memiliki program daur ulang, pengolahan diperkaya dengan keanekaragaman hayati
sampah organik dan anorganik, dan asli, sistem transportasi rendah polusi, jalur
kebijakan untuk mengurangi kertas dan sepeda, tangki air hujan penyimpanan,
plastik dalam aktivitas sehari-hari di sistem pengolahan air abu-abu dan hitam,
kampus. Pengelolaan air terdiri dari dua investasi wakaf sosial, praktekkimia hijau,
kriteria yaitu program konservasi air dan laboratorium nol limbah padat, produk
penggunaan air pipa. Dari sisi transportasi, pembersih hijau, dan rumah kaca yang
beberapa ukuran kampus ramah lingkungan rendah gas (GHG), dan ide-ide lainnya
adalah jumlah kendaraan yang dimiliki (Sharp, 2009). 22 kampus (bus dan mobil), jumlah mobil yang
Di Indonesia, penilaian atas green masuk kampus, jumlah sepeda yang dimiliki, campus diinisasi oleh Universitas Indonesia
kebijakan transportasi yang dirancang untuk melalui sebuah pengukuran green metric yang
kendaraan yang menggunakan beberapa kriteria. Kriteria
membatasi
jumlah
digunakan dalam area kampus, kebijakan yang digunakan untuk mengukur tingkat
membatasi area parkir, penyediaan bus ramah lingkungan suatu kampus antara lain
kampus, dan kebijakan area sepeda dan dari berdasarkan setting dan infrastruktur,
pejalan kaki dalam lingkungan kampus. energi dan perubahan iklim, pengelolaan
untuk kriteria pendidikan, aspek-aspek yang sampah, pengelolaan air, transportasi, dan
diukur antara lain jumlah mata kuliah yang pendidikan. Setting dan infrastruktur secara
berkenaan dengan lingkungan, jumlah dana spesifik mengukur lokasi kampus, iklim, luas
riset terkait lingkungan, jumlah publikasi kampus, luas bangunan, jumlah mahasiswa,
tentang lingkungan, dan jumlah organisasi jumlah karyawan (staf dan dosen), luas area
mahasiswa.
bangunan, luas hutan, luas area yang dapat
2014, sebanyak 301 menyerap air, dan persentase biaya untuk
Di
tahun
universitasdari 61 negara mengambil bagian, pemeliharaan lingkungan. Energi dan dan
jumlah ini meningkat dibandingkan tahun perubahan iklim antara lain mengukur
lalu (215 universitas dari 49 negara. efisiensi energi yang digunakan, kebijakan
University of Nottingham (UK) menduduki penggunaan energi terbarukan, biaya listrik
ranking pertama dengan nilai 7.521, diikuti per tahun, program konservasi energi,
oleh University College Cork National
Julina,Analisis Pengetahuan Lingkungan dan Perilaku Ramah Lingkungan...
University of Ireland (Ireland) dengan nilai dan mereka mendapatkan kepuasan ketika hasil karya mereka mempengaruhi
7,328, dan Northeastern University (USA)
keputusan universitas.
pada posisi ketiga dengan nilai 7.170. Nilai Perilaku Ramah lingkungan dan Gender
ini diperoleh dari informasi yang disediakan
oleh universitas secara online yang meliputi 6 Tikkaet al. (2000) telah membuktikan kategori. Kategori tersebut masing-masing
bahwa pada sampel masyarakat di barat, diberi bobot dengan pembagian sebagai
perempuan mengekspresikan sikap yang berikut: Setting dan Infrastuktur (15%),
terhadap lingkungan Energidan
lebih
positif
dibandingkan laki-laki.Zeleznyet al. (2000) managemen limbah (18%), penggunaan
tambahan bahwa air(10%),
memberikan
bukti
perempuan memiliki sikap lingkungan yang pendidikan (18%).
lebih tinggi dibandingkan laki-laki di 14 Menurut Rappaport (2008), terdapat
negara (Argentina, Canada, Columbia, Costa beberapa alasan kampus menerapkan konsep
Rica, the DominicanRepublic, Ecuador, El “Green Campus”, antara lain:
Salvador, Mexico, Panama, Paraguay,Peru,
1. Mahasiswa dimasa mendatang tertarik Spain, the United States and Venezuela). 23 pada isu lingkungan
Mohai
dan Stern (1992)
perempuan lebih lokal maupun global konsisten dengan
2. Melakukan sesuatu yang benar baik secara
menemukan bahwa
isu-isu lingkungan agend aksi sosial kampus.
perhatian
pada
dibandingkan laki-laki dan bahwa terdapat
3. Banyak berjalan dan menggunakan perbedaan kepercayaan dan nilai antara laki- sepeda akan meningkatkan kesehatan
laki dan perempuan terkait lingkungan.
yang mendalam, penghematan: biaya air, biaya saluran
4. Melestarikan air menghasilkan berbagai
Berdasarkan review
Freudenberg (1996) pembuangan, dan menurunkan biaya
Davidson
dan
menyimpulkan bahwa pada lingkungan energi.
5. Kampus dengan program lingkungan perhatian lingkungan yang lebih besar menggunakan kampus sebagai labor
Penelitian yang pembelajaran,
dibanding
laki-laki.
RiecharddanPeterson (1998) mahasiswa dengan alam, mendiskusikan
menghubungkan
dilakukan
menggunakan 231 siswa menemukan bahwa nilai-nilai lingkungan.
siswa perempuan memiliki persepsi risiko
lingkungan yang lebih tinggi dibanding lingkungan memperkaya pembahasan
siswa laki-laki. Penjelasan teoritis untuk materi dikampus, misalnya mahasiswa
ekonomi belajar analisis biaya manfaat perbedaan gender melibatkan peningkatan dengan menilai pilihan alternatif lantai ekonomi belajar analisis biaya manfaat perbedaan gender melibatkan peningkatan dengan menilai pilihan alternatif lantai
data sekunder berasal dari berbagai macam teknologi, dukungan untuk pertumbuhan
pengetahuan dan
toleransi
kemajuan
dokumentasi yang diperoleh dari berbagai ekonomi, dan persepsi risiko lingkungan
pengambilan sampel yang lebih rendah bagi laki-laki (Blocker and
sumber.
Teknik
aksidental sampling. Eckberg, 1997). Misalnya, kepercayaan pada
menggunakan
Sebanyak 88 orang berpartisipasi dalam ilmu dan teknologi menyatakan bahwa
penelitian ini. Data yang telah terkumpul perempuan
kemudian dianalisis menggunakan teknik kekurangan dalam ilmu dan teknologi,
kemungkinan
mempunyai
kuantitatif. Manova sehingga lebih perhatian pada permasalahan
deskriptif
dan
digunakan untuk mengetahui pengaruh lingkungan dan lebih sedikit kemungkinan
gender dan tingkat pendidikan terhadap untuk mendukung kesesuaian teknologi
perilaku ramah (Davidson and Freudenburg, 1996). Beberapa
tulisan dari kelompok ekofeminisme juga menyatakan bahwa perempuan berpotensi
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
lebih perhatian
Pembahasan hasil penelitian dimulai dibandingkan laki-laki karena orientasi
terhadap
lingkungan
dengan membahas identitas responden dan biospheric (Merchant, 1979). 24 tabulasi silang antara berbagai variabel yang
dipilih dalam penelitian ini. Berdasarkan
METODE
data pada Tabel 1, responden laki-laki dalam
Penelitian ini berlokasi di Kota Pekanbaru. penelitian ini berjumlah lebih sedikit Data dikumpulkan menggunakan kuesioner
perempuan. Tingkat yang memodifikasi instrumen dari penelitian
dibandingkan
pendidikan terakhir mayoritas SMA atau sebelumnya. Sumber data terdiri dari data
sederajat. Untuk responden perempuan, primer dan sekunder. Data primer diperoleh
mayoritas pendidikan tertinggi juga SMA. dari hasil penyebaran kuesioner, sementara
Tabel 1 Data Responden Berdasarkan Pendidikan dan Gender
Pendidikan Total Universitas SMA
Jenis Laki-laki 10 18 28 Kelamin Perempuan 29 31 60 Total 39 49 88
Julina,Analisis Pengetahuan Lingkungan dan Perilaku Ramah Lingkungan...
Tabel 2 selanjutnya menampilkan skor dibandingkan perempuan. Namun selisih rata-rata
skor diantara keduanya tidak terlalu tinggi. lingkungan subyektif bagi perempuan dan
untuk variabel
pengetahuan
Selanjutnya untuk pernyataan mengenai laki-laki. Variabel ini diukur menggunakan
produk yang dapat mengurangi sampah lima pernyataan dimana setiap jawaban
responden laki-laki juga memiliki skor rata- sangat setuju diberi skor lima dan sangat
rata yang lebih tinggi. Pernyataan ketiga tidak setuju diberi skor satu untuk
merupakan pernyataan negatif mengenai pernyataan-pernyataan yang bersifat positif.
kesulitan dalam mencari informasi tentang Untuk pernyataan yang bersifat negatif,
lingkungan. Hasil pemberian skor merupakan kebalikannya
produk
ramah
perhitungan skor rata-rata perempuan lebih dimana jawaban sangat setuju memperoleh
tinggi dari laki-laki yang berarti perempuan skor satu sementara jawaban sangat tindak
merasa sulit mencari informasi tentang setuju memperoleh skor lima.
lingkungan. pernyataan selanjutnya tentang Pernyataan
isu-isu lingkungan juga menunjukkan laki- mengetahui istilah dan simbol ramah
mengenai
responden
laki memiliki skor yang lebih tinggi lingkungan memperoleh nilai rata-rata 3.62
dibanding perempuan. Pernyataan terakhir bagi responden perempuan dan 3.68 untuk
yaitu mengenai bagaimana mendaur ulang responden laki-laki. Hal ini berarti, laki-laki
juga diperoleh skor rata-rata laki-laki yang secara subyektif merasa lebih mengetahui
lebih tinggi dari perempuan. istilah dan simbol ramah lingkungan
Tabel 2 Skor Rata-rata Pengetahuan Lingkungan Berdasarkan Gender
Jenis
Alternatif Jawaban
No Indikator/item pertanyaan Rata-
Kelamin
Sangat
SangatTi Setuju rata Setuju Setuju dakSetuj u
yang mengurangisampah
Laki-laki
2 23 25 9 1 2,73 PL3
Perempuan
kungansangatmembingungkan
Laki-laki
7 27 23 3 0 3,63 PL4
Perempuan
Mengetahuiisu-isulingkungan
8 15 5 0 0 4,11 Mengetahuibagaimanamendau
Laki-laki
5 13 31 10 1 3,18 PL5
Perempuan
rulang
Laki-laki
Selanjutnya Tabel 3 menampilkan skor mengurangi sampah responden tamatan rata-rata
universitas juga memiliki skor rata-rata yang berdasarkan pendidikan terakhir. Dalam
pengetahuan
lingkungan
lebih tinggi. Pernyataan ketiga merupakan penelitian ini, tingkat pendidikan yang
pernyataan negatif mengenai kesulitan diteliti dikelompokkan pada dua kategori
dalam mencari informasi tentang produk saja. Kategori pertama yaitu responden yang
ramah lingkungan. Hasil perhitungan skor telah mencapai gelar sarjana, baik strata satu,
yang telah dua mapun tiga. Kategori kedua yaitu
rata-rata
responden
menyelesaikan program sarjana lebih tinggi responden yang menempuh pendidikan
dari responden dengan pendidikan terakhir paling tingg SMA atau sederajat.
SMA. Hal ini berarti meskipun tingka Pernyataan
pendidikan lebih tinggi, responden tetap mengetahui istilah dan simbol ramah
mengenai
responden
merasa sulit mencari informasi tentang lingkungan memperoleh nilai rata-rata 3.77
lingkungan. Pernyataan selanjutnya tentang bagi responden dengan pendidikan terakhir
isu-isu lingkungan juga menunjukkan S1 atau diatasnya, dan 3.53 untuk responden
responden dengan tingkat pendidikan yang dengan pendidikan terakhir SMA atau
lebih tinggi memiliki skor yang lebih tinggi dibawahnya. Hal ini berarti, responden yang
responden dengan telah menyelesaikan program sarjana secara
pula
dibanding
pendidikan terakhir SMA. Pernyataan subyektif merasa lebih mengetahui istilah
terakhir yaitu mengenai bagaimana mendaur dan simbol ramah lingkungan dibandingkan
ulang juga diperoleh skor rata-rata lebih responden dengan pendidikan maksimal
tinggi bagi responden dengan tingkat SMA atau sederajat. Selanjutnya untuk
pendidikan sarjana dibandingkan responden pernyataan mengenai produk yang dapat
dengan pendidikan terakhir SMA.
Tabel 3 Skor Rata-rata Pengetahuan Lingkungan Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Alternatif Jawaban
No Indikator/item pertanyaan
dakSetuj u PL1
9 17 11 2 0 3,85 nkemasan yang mengurangisampah
Universitas
6 23 13 7 0 3,57 PL3
SMA
Mencaritahuprodukramahling
1 15 15 6 2 2,82 kungansangatmembingungkan
Universitas
4 21 17 7 0 2,55 PL4
SMA
Mengetahuiisu-isulingkungan
Universitas
SMA
Julina,Analisis Pengetahuan Lingkungan dan Perilaku Ramah Lingkungan...
PL5 Mengetahuibagaimanamendau
Selain variabel pengetahuan lingkungan, memiliki skor rata-rata lebih tinggi untuk penelitian ini juga mengukur perilaku ramah
memperhatikan tanggal lingkungan berdasarkan gender dan tingkat
pernyataan
kadaluwarsa. Selain itu, skor rata-rata laki- pendidikan. Tabel 4 menggambarkan data
laki selalu lebih tinggi untuk semua deskriptif responden berdasarkan gender.
pernyataan terkait dengan perilaku ramah Terlihat bahwa responden perempuan hanya
lingkungan.
Tabel 4 Skor Rata-rata Perilaku Ramah Lingkungan Berdasarkan Gender
Alternatif Jawaban
No Indikator/item pertanyaan
Jenis Kelamin
Sangat
SangatT Rata-rata Setuju etuju etuju idakSet uju
5 19 22 14 0 3,25 ndapat di daurulang
Selanjutnya Tabel 5 menampilkan skor lingkungan, kandungan makanan atau rata-rata
minuman, tanggal kadaluwarsa, kemasan berdasarkan pendidikan terakhir.
dapat di daur ulang, membeli produk hemat Berdasarkan data pada Tabel 5 skor rata-rata
energi meskipun mahal, dan tidak membeli responden dengan tingkat pendidikan
dari perusahaan yang bermasalah dengan sarjana lebih tinggi untuk semua pernyataan
lingkungan.
yaitu memperhatikan simbol-simbol ramah
Tabel 5 Skor Rata-rata Perilaku Ramah Lingkungan Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Indikator/item pertanyaan Rat o
Pendidi
Alternatif Jawaban
kan Terakhir
SangatSet Setu
CukupSet
TidakSet SangatTidakS a-
uju etuju rata 1 Memperhatikansimbol-
uju
ju
uju
4 27 5 2 1 3,79 simbolprodukramahlingkungan
Universi
tas SMA
11 20 12 5 1 3,71 2 Memperhatikankandungandalammakananata
Universi
31 17 1 0 0 4,61 4 MembeliProdukdengankemasandapat di
seharusnya diukur. Sementara uji reliabilitas kuantitatif terlebih dahulu dilakukan uji
Sebelum melakukan
uji
statistik
bertujuan mengukur apakah alat yang sudah validitas dan reliabilitas instrumen. Uji
valid tadi dapat bekerja dengan baik ataupun validitas dimaksudkan agar instrumen yang
tidak. Adapun hasil pengujian validitas dan hendak digunakan mengukur apa yang
reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
No
Pernyataan
Cronbach’s Korelasi Alpha
Pearson KP1
Memperhatikan simbol-simbol produk ramah lingkungan 0.768 KP2
Memperhatikan kandungan makanan atau minuman 0.750 KP3
Memperhatikan tanggal kadaluarsa 0.471
KP4 Membeli produk dengan kemasan yang dapat didaur ulang 0.735 KP5
Membeli produk hemat energi meskipun lebih mahal 0.626 KP6
Tidak membeli produk dari perusahaan bermasalah lingkungan 0.604 PL1
Mengetahui istilah dan simbol produk ramah lingkungan 0.784 PL2
Mengetahui produk yang mengurangi volume sampah 0.828 PL3
0.617 PL4
Mencari tahu tentang lingkungan sangat membingungkan
Memahami isu-isu terkait kerusakan lingkungan saat ini 0.771 PL5
Mengetahui bagaimana mendaur ulang sampah dengan tepat 0.309
Berdasarkan data pada Tabel 6 terlihat (PL1-PL5). Pengujian validitas dilakukan bahwa semua item pertanyaan lolos uji
menggunakan Korelasi Pearson. Terlihat validitas dan
bahwa semua item mempunyai nilai > 0.3. pernyataan untuk mengukur variabel
reliabilitas.
Pernyataan-
reliabilitas dilakukan pembelian produk ramah
Pengujian
menggunakan Cronbach’s Alpha dimana diwakili enam pernyataan (KP1-KP6),
lingkungan
ketentuan yang berlaku umum nilainya sedangkan untuk pengetahuan ramah
harus diatas 0.6. Selanjutnya, untuk lingkungan diwakili oleh lima pernyataan
mengetahui pengaruh gender dan tingkat
Julina,Analisis Pengetahuan Lingkungan dan Perilaku Ramah Lingkungan...
lingkungan (tingkat signifikansi 0.044). Hal Multivariate Analysis of Variance (Manova).
pendidikan dilakukan
dengan
uji
inidilihatdaritarafsignifikansi yang bernilai< Berdasarkan pengolahan data secara
0,05.Sementara itu, perbedaan tingkat multivariat,
pendidikan tidak berpengaruh terhadap memberikan pengaruh yang signifikan
keputusan membeli (tingkat signifikansi terhadap pengetahuan ramah lingkungan
berpengaruh terhadap dan pembelian produk ramah lingkungan
namun
pengetahuan lingkungan (tingkat signifikansi (0,079 > 0.05). Selain itu tingkat pendidikan
0.017). Peningkatan pengetahuan tentang juga tidak memberikan pengaruh yang
masalah lingkungan akan meningkatkan signifikan terhadap pengetahuan ramah
perhatian dan kesadaran masyarakat. lingkungan
Namun kadangkala hal tersebut tidak secara lingkungan (0.058 > 0.05). Begitu pula untuk
langsung berdampak terhadap perubahan interaksi antara jenis kelamin dan tingkat
perilaku. Sikap (terkait dengan objek dan pendidikan tidak memberikan perbedaan
situasi kongkrit, baik positif maupun negatif rata-rata pengetahuan ramah lingkungan dan
dengan relevansi dan intensitas tertentu) perilaku pembelian ramah lingkungan
dinilai dalam kaitan dengan pendidikan (0.172> 0.05). Sedikit terdapat perbedaan
lingkungan, gaya hidup sadar sosial, dengan hasil perhitungan secara univariat.
kebiasaan konsumsi dan solusi yang berbeda Test of Between Subject Effect pada Tabel 7
untuk masalah lingkungan. Perubahan menggambarkan pengujian model secara
dalam sikap dan nilai adalah pendorong univariat.
yang diperlukan untuk tindakan, tetapi tidak memberikan pengaruh yang signifikan
cukup untuk merubah perilaku kearah yang terhadap keputusan pembelian (tingkat
Tabel 7
Tests of Between-Subjects Effects
Type III Sum
Source Dependent Variable
F Sig. Corrected Model
of Squares
df Mean Square
Keputusan Pembelian
2,833 ,043 Pengetahuan Lingkungan
3827,051 ,000 Pengetahuan Lingkungan
Keputusan Pembelian
2960,083 ,000 Jenis Kelamin
Keputusan Pembelian
4,227 ,043 Pengetahuan Lingkungan
Keputusan Pembelian
1,904 ,171 Pengetahuan Lingkungan
,697 ,406 Pendidikan
Jenis Kelamin * Keputusan Pembelian
Pengetahuan Lingkungan
Keputusan Pembelian
Pengetahuan Lingkungan
Total Keputusan Pembelian
Pengetahuan Lingkungan
Corrected Total Keputusan Pembelian
Pengetahuan Lingkungan
a. R Squared = ,092 (Adjusted R Squared = ,059) b. R Squared = ,093 (Adjusted R Squared = ,061)
Perbedaan jenis kelamin berpengaruh Zelezny et al. (2000) mengaitkan baik terhadap pengetahuan lingkungan
perbedaan gender dalam tanggung jawab maupun keputusan pembelian ramah
lingkungan yang dipersepsikan kepada lingkungan. Hasil penelitian Lee (2009)
orientasi relasional dan ekosentrik yang kuat menemukan bahwa remaja perempuan
yang disosialisasikan kepada perempuan memiliki skor yang lebih tinggi dalam
sejak mereka kecil. 27 Konsumen perempuan, perilaku pembelian ramah lingkungan.
dikarenakan orientasi tanggung jawab dan Variabel lain yang diteliti dalam penelitian
relasional mereka, merupakan kekuatan ini juga menemukan bahwa
potensial untuk perempuan memiliki skor lebih tinggi pada
meningkatkan budaya lingkungan dalam sikap terhadap lingkungan, perhatian pada
jaringan sosial mereka di masyarakat. lingkungan,
Mereka juga memainkan peran penting lingkungan yang dipersepsikan, tanggung-
keseriusan
permasalahan
opini untuk jawab lingkungan yang dipersepsikan, dan
sebagai
pemimpin
mempengaruhi pasangan mereka dalam pengaruh rekan sebaya. Sebaliknya, remaja
perlindungan lingkungan dan interaksi laki-laki memiliki skor rata-rata yang lebih
personal.
tinggi pada identitas
pengujian pengaruh
perbedaan tingkat pendidikan terhadap barat sebagai mana dilaporkan oleh Mainieri
perlindungan lingkungan. 25 Literatur dari
produk ramah et al (1997) juga membuktikan bahwa
keputusan
membeli
lingkungan, ditemukan bahwa perbedaan perempuan lebih berpartisipasi dalam
tingkat pendidikan tidak berpengaruh perilaku yang ramah lingkungan secara
terhadap keputusan membeli. Barangkali hal umum dan konsumsi ramah lingkungan
ini lebih didorong oleh faktor-faktor lain yang spesifik dibandingkan laki-laki. 26 seperti kesediaan membayar lebih mahal. Pada umumnya produk ramah lingkungan
Julina,Analisis Pengetahuan Lingkungan dan Perilaku Ramah Lingkungan...
seperti sayur dan buah organik, atau lampu sangat mempercayai bahwa pengembangan LED memang menetapkan harga yang lebih
mampu menghadapi mahal. Jika pada sayuran dan buah organik
teknologi
akan
lingkungan di masa harga yang lebih dianggap sepadan dengan
permasalahan
mendatang dan konsumsi hanya akan manfaat kesehatan yang akan diperoleh,
dibatasi oleh batasan finansial. Sebaliknya, sementara untuk produk lampu LED, harga
kurang dari 20% siswa di Australia yang yang lebih mahal dianggap sepadan dengan
diteliti oleh Worsley dan Skrzypiec (1998) manfaat penghematan sumber daya listrik
memegang pandangan optimis yang sama yang
akan tetapi hal ini tidak berarti bahwa mempengaruhi perilaku pembelian produk
mereka bersedia mengurangi konsumsi ramah lingkungan adalah ketersediaan
mereka. Boyes et al (2008) menemukan produk tersebut di pasar yang mudah
bahwa bukan hanya masalah kesediaan dijangkau masyarakat.
remaja untuk mengurangi konsumsi, akan Hasil
tetapi kesadaran mereka terhadap manfaat penelitian ini adalah perbedaan tingkat
pengorbanan yang dilakukan juga masih pendidikan
rendah. Dalam penelitian Kagawa (2007), pengetahuan lingkungan.Kesimpulan yang
berpengaruh
terhadap
setuju dengan diambil oleh Boyes et al (2008) menyatakan
mahasiswa
cenderung
pernyataan-pernyataan radikal tentang isu- bahwa pendidikan lingkungan mempunyai
isu lingkungan tetapi menolak untuk potensi
radikal dalam perubahan perilaku dengan aktivitas-
kehidupan pribadi atau pada tingkat aktivitas seperti makan daging lebih sedikit
komunitas dan sosial. Kebutuhan untuk atau membayar lebih mahal untuk listrik
mempertahankan pertumbuhan ekonomi dengan energi terbarukan dimana siswa
sebagai tujuan tidak ditanyakan.Penelitian sebenarnya mempunyai kesediaan yang
selanjutnya oleh Zsoka et al., (2013) rendah untuk melakukannya, akan tetapi
menemukan adanya korelasi yang kuat perlahan-lahan dapat meningkat seiring
antara intensitas pendidikan lingkungan dan dengan manfaat yang dipersepsikan akan
pengetahuan lingkungan siswa. diperoleh
Kegagalan untuk membuat koneksi tersebut. 28 Berdasarkan peta pemikiran yang
dari
aktivitas-aktivitas
antara konsumerisme dan permasalahan digambarkan oleh siswa (berumur antara 12-
lingkungan
sering
disebabkan oleh
kelemahan dan ketidaktepatan pendidikan konsumsi saat ini dan dimasa yang akan
19 tahun) untuk
merepresentasikan
mengindikasikan akan datang, Ben (2004) menemukan bahwa siswa
lingkungan,
kebutuhan untuk merubah fokus pendidikan kebutuhan untuk merubah fokus pendidikan
lingkungan agar dapat menciptakan solusi- membeli produk ramah lingkungan namun solusi efektif pada isu-isu terkait perhatian
terhadap pengetahuan pada lingkungan.
berpengaruh
lingkungan. Meskipun banyak penelitian terdahulu
banyak
menemukan bukti
KESIMPULAN DAN SARAN
pengaruh tingkat pendidikan terhadap perilaku ramah lingkungan, namun terkait
Penelitian mengenai perilaku ramah dengan sikap spesifik dari perilaku ramah lingkungan telah banyak dilakukan. Artikel
lingkungan yaitu perilaku pembelian ramah ini mencoba mengkaji pengetahuan dan
lingkungan tidak terbukti dalam penelitian perilaku ramah lingkungan berdasarkan
ini. Hal ini dapat dipahami karena jika hanya gender dan tingkat pendidikan. Pengetahuan
sekedar sikap, hal tersebut masih berada dianggap sebagai variabel penting yang ada
dalam tataran kognitif atau afektif. dalam setiap tahap pengambilan keputusan.
Sementara perilaku pembelian produk ramah Oleh karena itu penting untuk meneliti
lingkungan sudah mencapai tataran konatif variabel tersebut sebagai faktor penting yang
dimana untuk merealisasikan sikap positif mempengaruhi perilaku ramah lingkungan.
menjadi perilaku aktual membeli banyak Pengetahuan dapat diperoleh baik melalui
faktor lain yang turut mempengaruhi. institusi formal mulai dari tingkat sekolah
Bahkan dalam beberapa penelitian dicoba dasar sampai dengan universitas, dan dapat
untuk mencari variabel moderasi yang dapat pula diperoleh secara informal melalui
memperkuat atau memperlemah hubungan keluarga, lingkungan, dan berbagai sumber
antara sikap dan perilaku seiring dengan informasi yang saat ini cenderung mudah
munculnya fenomena green gap yaitu tidak untuk diakses. Selain dari tingkat pendidikan,
sinkronnya antara sikap positif terhadap terdapat
lingkungan dengan perilaku aktual yang sebelumnya mengenai perbedaan gender
bukti-bukti
dari
penelitian
ramah lingkungan.
dalam pengetahuan lingkungan dan perilaku
lingkungan hendaknya ramah lingkungan.
Pendidikan
dimulai sedini mungkin. Secara informal, Hasil penelitian ini membuktikan bahwa
lingkungan dimulai dari perbedaan jenis
pendidikan
lingkungan keluarga, sementara secara pengaruh
kelamin memberikan
formal dilakukan sejak sekolah. Siswa saat ini keputusan
akan mempunyai pengaruh penting pada lingkungan dan pengetahuan lingkungan.
kondisi lingkungan di masa yang akan Sementara itu, perbedaan tingkat pendidikan
datang yang akan membuat penggabungan tidak berpengaruh terhadap keputusan
Julina,Analisis Pengetahuan Lingkungan dan Perilaku Ramah Lingkungan...
dan institusionalisasi isu-isu sustainability ke environmental education? Environmental
dalam pendidikan sangat relevan. knowledge,attitudes, consumer behavior
Baik dilevel nasional maupun lokal, and everyday pro-environmentalactivities of Hungarian high school and university
program sekolah Adiwiyata telah digulirkan students, Journal of Cleaner Production, 48,
untuk memberikan tidak hanya pengetahuan
125-138
2 Tan, Booi-Chen, 2011.The Roles of tentang lingkungan, akan tetapi juga
Knowledge, Threat, and PCE on Green bagaimana berperilaku ramah lingkungan.
Purchase Behaviour, International Journal of Business and Management , Vol. 6 No. 12.
Program ini akan semakin efektif dengan
Pp. 14-27
dukungan dari lingkungan terdekat yaitu
3 Schahn, J., &Holzer, E. (1990). Studies of Individual Environmental Concern: The
keluarga agar sinkron dengan program yang
Knowledge, Gender,and digulirkan pihak sekolah. Dalam keluarga
Role
of
Background variables. Environment and Behaviour, 22(6), 767-786.
peran perempuan menjadi amat penting
4 Noor, N.A.M., Muhammad, A., Kassim, dimana sebagai istri dapat mempengaruhi
A., Jamil, C.Z.M., Mat, N., Mat, N., dan Salleh, H.S. 2012. Creating Green
perilaku pasangannya maupun sebagai Ibu
Environmental yang memberikan pendidikan pada anak-
Consumers:
How
Knowledge and Environmental Attitude Lead to Green Purchase Behaviour?,
anaknya. Adanya fakta bahwa laki-laki International Journal of Arts & Sciences, Vol.
memiliki pengetahuan lingkungan yang lebih
5 No.1. Pp 55-71.
5 Zsoka et al (2013) opcit tinggi dibandingkan perempuan dapat
6 Asunta, T., 2004. Knowledge sources, menjadi sarana semakin meningkatkan
attitudes and self-reported behavior ofsecondary-level
science students pengetahuan lingkungan melalui sharing
concerning environmental topics. In: pengetahuan lingkungan dengan para
Laine, A.,Lavonen, J., Meisalo, V. (Eds.), Current Research on Mathematics and
perempuan disekitarnya, baik dilingkungan
University of dirumah, masyarakat maupun lingkungan
ScienceEducation.
Helsinki.Research Report 253.
7 Michalos, A.C., Creech, H., McDonald, C., kerja. Selain itu, yang perlu mendapat
P.M., 2009. perhatian adalah pada jenjang universitas,
Hatch
Kahlke,
MeasuringKnowledge, Attitudes and
towards Sustainable dimana gema program seperti Adiwiyata
Behaviours
twoExploratory yang secara nasional tidak ada, namun
Development:
Studies.International
Institutefor Sustainable Development,Winnipeg.
sebenarnya dapat pula didorong melalui
8 Kagawa, F., 2007.Dissonance in students ’ keikut sertaan kampus pada penilaian green
perceptions of sustainable development andsustainability.International
Journal campuss yang penyelenggarannya sudah
ofSustainability inHigherEducation , 8,317- pada taraf internasional.
9 Boyes, E., Skamp, K., Stanisstreet, M.,
2008. Australian secondary students ’ viewsabout global warming: beliefs about
Endnotes :
1 actions, and willingness to act. Research Zsoka, A., Szerenyi, Z. M., Szechy, A., &
inScience Education 39, 661-680. Kocsis, T. 2013. Greening due to inScience Education 39, 661-680. Kocsis, T. 2013. Greening due to
10 ÁlvarezSuárez, P., Vega Marcote, P., 2010. among Thai consumers: An Application Developing
ofthe Theory of Reasoned Action, environmentalbehavior
sustainable
Doctor of Business education students (12-16), Analysis of a
Administration, The Wayne Huizenga didacticstrategy.Procedia
Graduate School of Business and Behavioral Sciences 2, 3568e3574.
Social
and
EntrepreneurshipNova Southeastern
11 Kagawa, 2007, Opcit
University.
12 Zsoka, et al. 2013. Opcit
22 Sharp, L. 2009. Higher education: the
13 Arcury, T. (1990) Environmental attitudes quest for the sustainable campus, and environmental knowledge.Human
Sustainability: Science, Practice, & Policy , Organization, 49, , 300 –304.
Vol. 5 Issue 1, pp. 1-8.
23 Zelezny, L., Chua, P. and Alrich, C. (2000), of scientific and environmentalfacts: a
14 Gendall, P. & Smith, T. (1995) Knowledge
“Elaborating ongender differences in comparison of six countries.Marketing
environmentalism”, Journal of SocialIssues, Bulletin , 6, 65 –73.
Vol. 56 No. 3, pp. 443-57.