laporan praktikum tumbuhan ilmu ukur tana

Judul: Tumbuhan

I.

KAJIAN PUSTAKA

A. Tumbuhan
Tubuh tumbuhan tersusun atas banyak sel. Sel-sel pada tempat tertentu
membentuk jaringan. Jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai asal,
struktur, dan fungsi sama, terikat oleh bahan antarsel serta membentuk satu kesatuan.
B. Jenis Tumbuhan
Berdasarkan ciri-cirinya, tumbuhan dibedakan menjadi dua macam yaitu:
1.

Thallophyta
Thallophyta merupakan kelompok tumbuhan yang belum memiliki akar,

batang, dan daun yang nyata, disebut juga sebagai tumbuhan tingkat rendah. Contoh
Thallophyta misalnya lumut (Bryophyta), dan ganggang atau alga. Tumbuhan tingkat
rendah ini sudah mampu untuk membuat makanannya sendiri.
2.


Kormophyta
Kormophyta merupakan kelompok tumbuhan yang sudah dapat dibedakan

akar, batang, dan daunnya, disebut juga sebagai tumbuhan tingkat tinggi. Contohnya
padi, mangga dan tumbuhan jenis paku. Kormophyta dibedakan menjadi tumbuhan
paku dan tumbuhan berbiji.
Tumbuhan berbiji (Spermatophyta) merupakan tumbuhan yang paling maju,
jika dibandingkan dengan lumut dan tumbuhan paku. Ciri utama Spermathophyta

1

adalah menghasilkan biji sebagai alat reproduksi generatif. Ciri inilah yang tidak di
temukan pada lumut maupun tumbuhan paku. Tumbuhan berbiji dikelompokkan
menjadi dua yaitu:
a.

Gymnospermae
Pada gymnospermae bakal biji terletak pada bagian luar megasporofil.


Gymnospermae dapat dikalsifikasikan menjadi empat kelas seperti Cycadine,
Coniferinae/Coniferae, Ginkoinae, dan Gnetinae.
b. Angiospermae
“Pada angiospermae bakal biji berada di dalam struktur yang
tertutup, di dalam daun buah yang disebut kerpela. Tumbuhan yang
tergolong

dalam

Gymnospermae

biasanya

berupa

pohon,

menunjukkan adanya pertumbuhan menebal sekunder karena
adanya kambium”. (Subardi, 2009: 107)
Angiospermae dibedakan menjadi dua yaitu:

1) Dikotil
Tumbuhan dikotil memiliki ciri-ciri seperti:
a)

Akar tunggang.

b) Batang bercabang, semakin ke ujung semakin kecil, dan ruas batang tidak begitu
tampak.
c)

Daun ada yang tunggal, ada yang majemuk, dan tidak berpelepah. Tulang daun
menyirip atau menjari, serta duduk daun tersebar atau berkarang.

d) Bungaya merupakan kelipatan 2, 4, dan 5

2

e)

Biji berkeping dua.


2) Monokotil
Tumbuhan dikotil memiliki ciri-ciri seperti:
a)

Akar serabut.

b) Batang lurus tidak bercabang, dari ujun sampai ke pangkal besarnya hampir
sama, ruas batang tampak jelas.
c)

Daun tunggal dan berpelepah. Tulang daun sejajar, serta duduk daun berseling
atau berupa roset.

d) Bungaya merupakan kelipatan 3.
e)

Biji berkeping satu

C. Jaringan Tumbuhan

Pada dasarnya jaringan pada tumbuhan ada dua macam, yaitu:
1.

Jaringan Meristem (Embrional)
“Meristem merupakan istilah dari kata Yunani, meristes, yang
berarti terbelah. Jaringan meristem tersusun oleh sel-sel muda
sehingga selalu membelah dan belum terdeferensiasi, berbeda
dengan jaringan dewasa yang sudah tidak membelah, tetapi telah
terdeferensiasi sehingga membentuk berbagai jaringan yang lebih
kompleks”. (Pratiwi, 2007: 41)
Sel-sel jaringan meristem biasanya berdinding tipis, vakuola banyak dan

ukurannya kecil, mengandung banyak protoplasma, plastida belum matang, dan inti
besar. Bentuk sel penyusun jaringan meristem umumnya sama ke segela arah.
Berdasarkan letaknya, jaringan meristem dibedakan menjadi:
a.

Meristem lateral atau meristem samping, terdapat di kambium dan felogen.

3


b.

Meristem interkalar atau meristem antara, terdapat di antara jaringan dewasa,
misalnya di pangkal ruas batang.

c.

Meristem apikal atau meristem ujung, terdapat di ujung batang dan ujung akar.
Sedangkan, berdasarkan asal terbentuknya, jaringan meristem dibedakan

menjadi:
a.

Meristem Primer
Meristem primer adalah jaringan muda yang berasal dari sel-sel embrional.

Meristem perimer merupakan kelanjutan dari kegiatan embrio atau lembaga yang
terdapat pada kuncup ujung batang dan ujung akar. Hal inilah yang memungkinkan
akar dan batang bertambah panjang sehingga tumbuhan dapat bertambah tinggi.

b. Meristem Sekunder
Meristem sekunder terbentuk dari jaringan dewasa yang telah terhenti
pertumbuhannya, tetapi menjadi embrional kembali. Kambium gabus pada batang
Dicotyledoneae dan Gymnospermae terbentuk dari sel-sel korteks di bawah
epidermis, bagian ini merupakan salah satu contoh meristem sekunder.
“Sel-sel kambium tumbuh dan membelah sepanjang hidup
tumbuhan, sehingga batang tumbuhan tumbuh menjadi lebih besar.
Jaringan kambium yang terletak di antara xilem dan floem di sebut
meristem sekunder”. (Purnomo, 2009: 44)
Pertumbuhan sel kambium ke arah dalam akan membentuk xilem
sekunder dan ke arah luar akan membentuk floem sekunder. Jaringan
kambium dijumpai pada batang tumbuhan aggota kelas Dicotyledoneae.

4

2.

Jaringan Dewasa (Permanen)
Jaringan dewasa merupakan jaringan yang sel-selnya sudah tidak membelah,


tetapi telah mengalami diferensiasi dan spesialisasi fungsi dari sel-sel hasil
pembelahan meristem. Diferensiasi ini merupakan proses perubahan jaringan
meristem menjadi jaringan-jaringan lain yang lebih kompleks. Jaringan dewasa
meliputi jaringan pelindung (epidermis dan jaringan gabus), jaringan dasar
(parenkim), jaringan penguat (kolenkim dan sklerenkim), dan jaringan pengangkut
(xilem dan floem).
a.

Jaringan Pelindung
Tubuh tumbuhan memerlukan perlindungan dari semua pengaruh luar yang

merugikan pertumbuhannya, misalnya kekurangan air, kerusakan mekanis,
kehilangan zat-zat makanan, serta perlindungan terhadap serangan penyakit dan
hama. Jaringan pelindung pada tumbuhan berupa jaringan epidermis dan jaringan
gabus.
b. Jaringan Dasar (Parenkim)
Jaringan parenkim atau jaringan dasar merupakan suatu jaringan yang
terbentuk dari sel-sel hidup dengan struktur morfologi serta fisiologi yang bervariasi
dan masih melakukan segala kegiatan proses fisiologi. Pada parenkim terdapat pada
akar, batang, daun, dan melingkupi jaringan lainnya, misalnya pada xilem dan floem.

c.

Jaringan Penguat
Tumbuhan memerlukan jaringan penguat atau penunjang yang disebut juga

jaringan mekanik. Jaringan mekanik ini umunya terdiri dari sel-sel berdinding tebal
5

serta mengandung lignin dan zat-zat lainnya. Berdasarkan bentuk dan sifatnya,
jaringan mekanik dibagi atas kolenkim dan sklerenkim.
d. Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut berfungsi untuk mengangkut zat-zat mineral (unsur hara
dan air) yang diserap oleh akar dari tanah. Selain itu, jaringan pengangkut juga
sebagai pengangkut zat-zat makanan hasil fotosintesis untuk disalurkan ke bagianbagian lain. Jaringan ini dibedakan menjadi dua yaitu:
1) Jaringan floem, berfungsi mengangkut dan mengedarkan zat-zat makanan hasil
fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.
2) Jaringan xilem, berfungsi mengangkut air dan zat-zat mineral (hara) dari akar ke
daun serta sebagai jaringan penguat.
D. Organ pada Tumbuhan
Organ adalah kumpulan beberapa jaringan yang secara bersama-sama

melakukan fungsi khusus. Organ pokok tumbuhan terdiri atas akar, batang, dan daun.
1.

Akar
Fungsi akar secara umum sebagai tempat melekatnya tumbuhan pada media

(tanah) karena akar memiliki kemampuan menerobos lapisan-lapisan tanah,
menyerap garam mineral dan air melalui bulu-bulu akar, sebagai tempat
penyimpanan cadangan makanan (pada beberapa tanaman), dan sebagai alat
pernapasan (Rhizopora sp.)

6

Secara umum jaringan penyusun akar tumbuhan sebagai berikut:
a.

Epidermis, terdiri dari satu lapis sel yang tersusun rapat, dinding selnya tipis
sehingga mudah ditembus air. Epidermis berfungsi memperluas bidang
penyerapan.


b.

Korteks, terdiri dari banyak sel yang tersusun berlapis-lapis, dinding selnya tipis
dan mempunyai banyak ruang antarsel untuk pertukaran gas.

c.

Endodermis, terletak di sebelah dalam korteks, berupa satu sel yang tersusun
rapat tanpa ruang antarsel. Endodermis merupakan pemisah antara korteks
dengan stele.

d.

Stele (silinder pusat), terletak di sebelah dalam endodermis berkas pengangkutan
terdapat di antara stele.

2.

Batang
Secara umum, batang mempunyai beberapa fungsi, yaitu sebagai tempat

pengangkutan air dan unsur hara dari akar, memperluas tajuk tumbuhan untuk
efisiensi penangkapan cahaya matahari, tempat tumbuhnya organ-organ generatif,
efisiensi

penyerbukan

dan

membantu

pemancaran

benih,

sebagai

tempat

penyimpanan cadangan makanan (umbi dan rimpang).
Secara umum struktur jaringan penyusun batang tumbuhan terdiri atas tiga
bagian yaitu:
a.

Epidermis, tersusun oleh selapis sel yang tersusun rapat tanpa ada ruang antarsel,
dinding luar terdapat kutikula yang berfungsi untuk melindungi batang dari

7

kehilangan air yang terlalu besar. Pada tumbuhan kayu yang telah tua terdapat
kambium gabus yang menggantikan fungsi jaringan primer.
b.

Korteks, tersusun oleh beberapa lapis sel parenkim yang tidak teratur dan
berdinding tipis, banyak ruang antarsel. Terdapat kolenkim dan sklerenkim yang
berfungsi sebagai penyokong dan pengangkut tubuh. Sel-sel korteks sebelah
dalam yang mengandung amilium disebut sarung tepung.

c.

Stele, lapisan terluar disebut perisikel. Di dalamnya terdapat sel parenkim dan
berkas pengangkut.

3.

Daun
Secara umum fungsi daun yaitu, membuat makanan melalui proses fotosintesis,

sebagai tempat pengeluaran air melalui transpirasi dan gutasi, menyerap CO 2 dari
udara, serta respirasi.
Secara umum struktur jaringan penyusun daun terdiri atas:
a.

Epidermis, berupa satu lapis sel yang dindingnya mangalami penebalan dari zat
kutin (kutikula) atau kadang dari lignin.

b.

Mesofil (jaringan dasar), terdiri dari sel-sel parenkim yang tersusun renggang
dan banyak ruang antarsel. Pada kebanyakan dikotil, mesofil terdeferensiasi
menjadi parenkim palisade dan parenkim spons.

c.

Berkas pengangkut, terdapat pada tulang daun yang berfungsi sebagai alat
transpor dan sebagai penguat daun.

d.

Jaringan tambahan, meliputi sel-sel khusus yang umumnya terdapat pada
mesofil daun, misalnya sel-sel kristal dan kelenjar.
8

4.

Bunga
“Bunga merupakan modifikasi suatu tunas (batang dan daun) yang
bentuk, warna, dan susunannya disesuaikan dengan kepentingan
tumbuhan. Oleh karena itu, pada bunga ini dapat berlangsung
penyerbukan dan pembuahan yang akhirnya dapat dihasilkan alatalat perkembangbiakan”. (Sudjino, 2009: 60)
Bagian-bagian bunga terdiri dari steril dan fertil. Steril terdiri dari ibu tangkai

bunga, tangkai bunga, dasar bunga, daun pelindung, daun tangkai, dan perhiasan
bunga. Perhiasan bunga terdiri dari daun kelopak dan daun mahkota. Sedangkan
bagian bunga fertil terdiri dari mikrosporofil sebagai benang sari dan makrosporofil
sebagai putik dengan daun buah sebagai penyusunnya.
Secara anatomi, daun mahkota dan daun kelopak mempunyai struktur yang
sama yaitu terdapat sel-sel parenkimatis. Parenkim ini juga disebut mesofil, terletak
di antara epidermis atas dan epidermis bawah.

9

II. PELAKSANAAN PRATIKUM
A. Pratikum I: Mengamati Struktur Anatomi Akar
1.

Alat

a.

Silet/ cutter.

b.

Mikroskop dan perlengkapannya.

c.

Kaca objek dan kaca penutup.

d.

Pipet tetes.

2.

Bahan

a.

Akar tanaman.

b.

Air secukupnya.

3.

Langkah Kerja

a.

Menyediakan alat dan bahan yang dibutuhkan.

b.

Menyayat akar tanaman setipis mungkin menggunakan silet atau cutter.

c.

Menyimpan hasil sayatan di atas kaca objek kemudian ditutup dengan kaca
penutup.

d.

Meletakkan preparat buatan di atas meja mikroskop.

e.

Mengamati hasil sayatan di bawah mikroskop.

f.

Mengamati secara detail struktur anatomi akar.

g.

Menggambar hasil pengamatan lengkap dengan keterangan bagian-bagiannya.

h.

Membuat kesimpulan dari hasil pengamatan.

10

B. Pratikum II: Jaringan Pengangkut pada Batang
1.

Alat

a.

Mikroskop.

b.

Gelas kimia.

c.

Silet.

d.

Kaca objek dan kaca penutup.

e.

Pipet tetes.

2.

Bahan

a.

Tumbuhan pacar air.

b.

Eosin.

c.

Akuades.

3.

Langkah Kerja

a.

Menyediakan alat dan bahan yang dibutuhkan.

b.

Menyiapkan mikroskop dan alat-alat serta bahan lainnya. Diusahakan mikroskop
terletak di tempat yang cukup cahaya dan permukaannya rata.

c.

Merendam tanaman ke dalam larutan eosin selama beberapa menit.

d.

Menyayat tumbuhan pacar air yang telah direndam dengan larutan eosin.

e.

Menyimpan hasil sayatan di atas kaca objek kemudian ditutup dengan kaca
penutup.

f.

Mengamati hasil sayatan di bawah mikroskop.

g.

Menggambar hasil pengamatan dan menunjukkan bagian pengangkutnya.

h.

Membuat kesimpulan dari hasil pengamatan.
11

C. Pratikum III: Mengamati Bentuk Daun
1.

Alat

a.

Mikroskop majemuk.

b.

Kaca objek dan kaca penutup.

c.

Silet.

d.

Pipet tetes.

2.

Bahan

a.

Daun kacang.

b.

Daun jagung.

3.

Langkah Kerja

a.

Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.

b.

Mengambil daun kacang kemudian membuat irisan melintang dengan
menggunakan silet.

c.

Mengamati jaringan yang terdapat pada daun tersebut.

d.

Melakukan kegiatan sebelumnya dengan menggunakan daun jagung.

e.

Menggambar hasil pengamatan serta jaringan-jaringan penyusun daun tersebut.

f.

Membuat kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan.

12

D. Pratikum IV: Mengamati Bagian-bagian Bunga
1.

Alat

Lup.
2.

Bahan

a.

Bunga kembang sepatu.

b.

Bunga terkini.

c.

Bunga kembang kertas.

3.

Langkah Kerja

a.

Menyediakan alat dan bahan yang dibutuhkan.

b.

Mengamati kelengkapan yang dimiliki oleh masing-masing bunga tersebut.

c.

Membuat tabel hasil pengamatan sesuai kreativitas dan mengisi tabel tersebut
sesuai dengan hasil pengamatan yang telah dilakukan.

d.

Membuat kesimpulan dari hasil pengamatan yang telah dilakukan.

13

E. Pratikum V: Mengamati Biji dan Buah
1.

Alat

Pisau, cutter, atau silet.
2.

Bahan

a.

Buah mangga.

b.

Buah rambutan.

c.

Buah semangka.

d.

Buah salak.

e.

Buah langsat.

3.

Langkah Kerja

a.

Menyediakan alat dan bahan yang dibutuhkan.

b.

Membelah buah-buahan tersebut dan mengamati keadaan kepingan pada bijinya.

c.

Membuat tabel hasil pengamatan sesuai dengan kreativitas dan mengisi tabel
tersebut sesuai dengan hasil pengamatan.

d.

Membuat kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan.

14

III. HASIL PENGAMATAN PRATIKUM
A. Hasil Pengamatan Pratikum I: Mengamati Struktur Anatomi Akar

15

B. Hasil Pengamatan Pratikum II: Jaringan Pengangkut pada Batang

16

C. Hasil Pengamatan Pratikum III: Mengamati Bentuk Daun

17

D. Hasil Pengamatan Pratikum IV: Mengamati Bagian-bagian Bunga

18

E. Hasil Pengamatan Pratikum V: Mengamati Biji dan Buah

19

IV. ANALISIS HASIL PENGAMATAN PRATIKUM
A. Analisis Hasil Pengamatan Pratikum I: Mengamati Struktur Anatomi Akar
Pengamat pertama-tama menyediakan alat berupa silet atau cutter, mikroskop
dan perlengkapannya, kaca objek dan kaca penutup, serta pipet tetes. Bahan berupa
akar tanaman dan air secukupnya. Selanjutnya, pengamat menyayat akar tanaman
setipis mungkin menggunakan silet, kemudian menyimpan hasil sayatan di atas kaca
objek dan menetesi air secukupnya. Pengamat selanjutnya menutup kaca objek
menggunakan kaca penutup dan meletakkan kaca objek di atas meja mikroskop.
Pengamat kemudian mengamati hasil sayatan menggunakan mikroskop. Setelah
mendapatkan hasil perbesaran objek melalui lensa objektif, pengamat kemudian
mengamati secara detail struktur anatomi akar dan menggambar hasil pengamatan
lengkap dengan keterangan dan bagian-bagiannya. Pengamat selanjutnya membuat
kesimpulan pengamatan yang telah dilakukan.
Hasil yang diperoleh adalah struktur terluar dari akar disebut epidermis, di
sebelah dalam epidermis terdapat korteks, dan endodermis yang terletak di sebelah
dalam korteks merupakan pemisah antara korteks dengan stele. Stele (silinder pusat),
terletak di sebelah dalam endodermis, berkas pengangkutan xilem dan floem terdapat
di antara stele.
Berdasarkan pengamatan di atas diketahui bahwa penampang melintang dari
akar terdiri dari epidermis, korteks, endodermis, silinder pusat, xilem dan floem yang
saling berdekatan karena tidak adanya kambium.

20

B. Analisis Hasil Pengamatan Pratikum II: Jaringan Pengangkut pada Batang
Pengamat pertama-tama menyiapkan alat berupa mikroskop, gelas kimia, silet,
kaca objek dan kaca penutup, serta pipet tetes. Bahan berupa tumbuhan pacar air,
eosin, dan akuades. Selanjutnya, pengamat menyiapkan mikroskop dengan
meletakkannya di tempat yang mimiliki cukup cahaya dan permukaannya rata.
Pengamat kemudian merendam tanaman pacar air ke dalam larutan eosin kira-kira 3
menit. Setelah tiga menit, pengamat kemudian menyayat batang tumbuhan pacar air
yang telah direndam larutan eosin setipis mungkin. Selanjutnya, pengamat
meletakkan hasil sayatan batang tumbuhan pacar air di atas kaca objek dan
menutupnya menggunakan kaca penutup dan mengamati hasil sayatan tersebut
menggunakan mikroskop. Pengamat kemudian menggambarkan hasil pengamatan
yang dilakukan dan menunjukkan bagian pengangkut dari batang tumbuhan pacar
air. Pengamat selanjutnya membuat kesimpulan hasil pengamatan.
Hasil yang diperoleh adalah batang tumbuhan pacar air memiliki berkas
pengangkut xilem dan floem yang tersebar di seluruh batangnya.
Berdasarkan pengamatan di atas diketahui bahwa tumbuhan pacar air
merupakan tumbuhan monokotil di mana berkas pengangkut xilem dan floemnya
tersebar di seluruh batang.

21

C. Analisis Hasil Pengamatan Pratikum III: Mengamati Bentuk Daun
Pengamat pertama-tama menyiapkan alat berupa mikroskop majemuk, silet,
kaca objek dan kaca penutup, serta pipet tetes. Bahan berupa daun kacang dan daun
jagung. Selanjutnya, pengamat mengambil daun kacang dan mengirisnya secara
melintang dengan menggunakan silet. Pengamat kemudian meletakkan hasil irisan
daun kacang tersebut di atas kaca objek yang telah ditetesi sedikit air dan
menutupnya dengan kaca penutup. Pengamat selanjutnya mengamati hasil irisan
daun kacang menggunakan mikroskop. Setelah mendapatkan hasil perbesaran objek
menggunakan lensa okoler yang dipantulkan ke lensa objektif, pengamat kemudian
mengamati secara detail jaringan-jaringan yang terdapat pada daun kacang.
Selanjutnya, pengamat menggambar hasil pengamatan pada jaringan penyusun daun
kacang tersebut. Pengamat kemudian mengulang kegiatan sebelumnya dengan
menggunakan daun jagung dan mengamati jaringan-jaringan yang terdapat pada
daun jagung tersebut. Pengamat selanjutnya menggambar hasil pengamatan serta
jaringan-jaringan penyusun yang terdapat pada daun jagung. Pengamat kemudian
membuat kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan.
Hasil yang diperoleh adalah bentuk penampang melintang daun kacang dan
daun jagung berbeda karena, daun kacang memiliki selubung berkas pengangkut
yang terbuat dari kolenkim, hanya memiliki stomata yang terdapat di epidermis
bawah, dan mesofil yang berdeferensiasi menjadi jaringan tiang dan bunga karang.
Sedangkan, daun jagung memiliki selubung berkas pengangkut yang terbuat dari

22

sklerenkim, stomata yang terdapat di epidermis atas dan bawah, dan mesofil yang
tidak berdeferensiasi.
Berdasarkan pengamatan di atas diketahui bahwa daun kacang merupakan
tanaman dikotil. Sedangkan, daun jagung merupakan tanaman monokotil.

23

D. Analisis Hasil Pengamatan Pratikum IV: Mengamati Bagian-bagian Bunga
Pertama-tama pengamat menyiapkan alat berupa lup. Bahan berupa bunga
kembang sepatu, bunga terkini, dan bunga kembang kertas. Pengamat kemudian
mengambil salah satu bunga yang telah disiapkan yaitu bunga terkini. Pengamat
selanjutnya memeriksa kelengkapan yang dimiliki oleh bunga terkini dengan
melihat jumlah mahkotanya. Kemudian, pengamat memeriksa apakah bunga
kembang sepatu memiliki kelopak. Selanjutnya, pengamat menggunakan lup untuk
melihat apakah bunga terkini memiliki, kepala putik, tangkai putik, dan benang sari.
Pengamat kemudian melakukan hal yang sama dengan menggunakan bunga
kembang sepatu, dan bunga kembang kertas. Pengamat selanjutnya membuat tabel
hasil pengamatan dan mengisi tabel tersebut berdasarkan hasil pengamatan yang
dilakukan. Pengamat kemudian membuat kesimpulan hasil pengamatan yang
dilakukan.
Hasil yang diperoleh adalah bunga terkini memiliki 2 mahkota, tidak memiliki
kelopak, memiliki benang sari, tangkai putik, dan kepala putik. Bunga kembang
sepatu memiliki 5 mahkota, memiliki kelopak, benang sari, tangkai putik, dan kepala
putik. Sedangkan bunga kembang kertas memiliki 3 mahkota, tidak memiliki
kelopak, memiliki benang sari, tangkai putik dan kepala putik.
Berdasarkan pengamatan di atas diketahui bahwa bunga terkini merupakan
bunga tidak lengkap merupakan tanaman dikotil. Bunga kembang kertas merupakan
bunga lengkap dan merupakan tanaman dikotil. Sedangkan bunga kembang kertas
merupakan bunga tidak lengkap dan merupakan tanaman monokotil.
24

E. Analisis Hasil Pengamatan Pratikum V: Mengamati Biji dan Buah
Pertama-tama pengamat menyiapkan alat berupa pisau, cutter, atau silet. Bahan
berupa buah mangga, buah rambutan, buah semangka, buah salak, dan buah langsat.
Pengamat kemudian mengambil buah mangga kemudian membelah buah tersebut
menggunakan pisau. Selanjutnya, pengamat memisahkan daging buah dengan biji
buah kemudian, membelah biji buah menjadi dua bagian kemudian mengamati
keadaan kepingan pada bijinya. Pengamat selanjutnya melakukan hal yang sama
pada buah rambutan, buah semangka, buah salak, dan buah langsat dan mengamati
keadaan kepingan pada biji masing-masing buah tersebut. Pengamat kemudian
membuat tabel hasil pengamatan dan mengisi tabel tersebut sesuai dengan hasil
pengamatan yang teah dilakukan.
Hasil yang diperoleh adalah buah mangga, buah rambutan, buah semangka,
dan buah langsat memiliki 2 kepingan pada bijinya. Sedangkan buah salak hanya
memiliki satu kepingan biji.
Berdasarkan pengamatan di atas diketahui bahwa buah mangga, buah
rambutan, buah semangka, dan buah langsat termasuk tumbuhan dikotil karena
memiliki biji yang berkeping dua. Sedangkan, buah salak termasuk tumbuhan
monokotil karena memiliki biji yang berkeping satu.

25

V. KESIMPULAN
A. Kesimpulan Pratikum I: Mengamati Struktur Anatomi Akar
Penampang melintang akar yang xilem dan floemnya saling berdekatan karena
tidak adanya kambium sebagai pemisah merupakan penampang melintang akar
monokotil, dan sebaliknya.
B. Kesimpulan Pratikum II: Jaringan Pengangkut pada Batang
Penampang melintang tumbuhan yang berkas pengangkut xilem dan floemnya
tersebar di seluruh batang merupakan penampang melintang tumbuhan monokotil,
dan sebaliknya.
C. Kesimpulan Pratikum III: Mengamati Bentuk Daun
Mesofil tumbuhan monokotil tidak berdeferensiasi menjadi jaringan tiang
(parenkim palisade). Sedangkan mesofil tumbuhan dikotil dapat dibedakan jaringan
tiang dan bunga karangnya.
D. Kesimpulan Pratikum IV: Mengamati Bagian-bagian Bunga
Jumlah kelopak bunga tanaman dikotil adalah kelipatan 2, 4, dan 5. Sedangkan
jumlah kelopak bunga tanaman monokotil adalah kelipatan 3.
E. Kesimpulan Pratikum V: Mengamati Biji dan Buah
Tumbuhan dikatakan monokotil jika bijinya berkeping satu dan tidak ditutup
oleh kulit buah dan sebaliknya, dikatakan dikotil jika bijinya berkeping dua dan biji
ditutup oleh kulit buah.

26

DAFTAR PUSTAKA
Muslimin, dkk. 2016. Panduan Pratikum Konsep Dasar IPA 2. Makassar: FIP UNM.
Pratiwi, dkk. 2007. Biologi SMA Jilid 2 Kelas XI. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Purnomo, dkk. 2009. Biologi Kelas XI SMA dan MA. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Subardi, dan Nuryani. 2009. Biologi Kelas X SMA dan MA. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.

27