140126885 Unsur Intrinsik Ekstrinsik Nov

Tugas : Menganalisis unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Perahu Kertas bagian bab 9.

 Paragraf 1 :
Jakarta, Desember 1999 ...
Kugy punya kesibukan baru sekarang. Ia kembali seperti anak sekolah yang punya tugas
prakarya. Ia memfotokopi semua sketsa dari Keenan, lalu memotongnya menjadi kotakkotak. Printer kecil di kamarnya tak henti-henti berbunyi, mencetak seluruh dokumen
dongengnya. Setelah semua siap, Kugy mulai menggabungkan teks-teks dongengnya
dengan sketsa-sketsa Keenan, membuat semacam buku buatan tangan. Dan ia mengerjakan
setiap detail dengan sepenuh hati.
 Unsur intrinsik :
a. Tokoh
1. Kugy
“Kugy punya kesibukan baru sekarang”
2. Keenan
“Ia memfotokopi semua sketsa dari Keenan”
b. Penokohan
1. Kugy :
 Rajin
“Ia memfotokopi semua sketsa dari Keenan”
 Kreatif
“Setelah semua siap, Kugy mulai menggabungkan teks-teks dongengnya dengan

sketsa-sketsa Keenan, membuat semacam buku buatan tangan”
 Teliti
“Dan ia mengerjakan setiap detail dengan sepenuh hati”
2. Keenan :
 Baik
“Ia memfotokopi semua sketsa dari Keenan”
c. Latar
1. Latar tempat :
 Kota Jakarta
“Jakarta, Desember 1999 ...”
 Kamar Kugy
“Printer kecil di kamarnya tak henti-henti berbunyi”
2. Latar suasana :

 Sibuk
“Kugy punya kesibukan baru sekarang lalu memotongnya menjadi kotak-kotak”
 Bersemangat
“Ia memfotokopi semua sketsa dari Keenan, lalu memotongnya menjadi kotakkotak. Printer kecil di kamarnya tak henti-henti berbunyi, mencetak seluruh
dokumen dongengnya.”
“Dan ia mengerjakan setiap detail dengan sepenuh hati”

3. Latar waktu : Desember 1999
“Jakarta, Desember 1999 ...”
d. Alur : maju
“Kugy punya kesibukan baru sekarang”

 Paragraf 2 :
Ada satu tanggal yang menginspirasinya untuk membuat buku itu. Tanggal itu
jugalah yang mendorongnya untuk bekerja dengan semangat penuh. Kugy sudah
melingkari tanggal itu di kalendernya. Tanggal yang hanya terpaut sehari dari ulang
tahunnya sendiri.
 Unsur intrinsik :
a. Tokoh
1. Kugy
“Kugy sudah melingkari tanggal itu di kalendernya”
b. Penokohan
1. Kugy :
 Kreatif
“Ada satu tanggal yang menginspirasinya untuk membuat buku itu”
c. Latar
1. Latar tempat : sama seperti pada paragraf 1

2. Latar suasana :
 Bersemangat
“Tanggal itu jugalah yang mendorongnya untuk bekerja dengan semangat penuh”
3. Latar waktu : sama seperti pada paragraf 1
d. Alur : mundur

“Ada satu tanggal yang menginspirasinya untuk membuat buku itu. Tanggal itu
jugalah yang mendorongnya untuk bekerja dengan semangat penuh. Kugy sudah
melingkari tanggal itu di kalendernya”

 Paragraf 3 :
Kuta, malam tahun baru 2000 ...
Keenan memutuskan keluar dari „„gua beruang‟‟-nya, turun gunung dari Ubud. Malam ini
ia ikut dengan Banyu dan Agung ke Kuta untuk bertahun baru. Jalan Legian penuh sesak
dengan orang-orang, mobil-mobil bahkan nyaris tak bergerak. Hampir setiap kafe dipadati
pengunjung yang sampai tumpah ruah ke trotoar jalan. Mereka bertiga bahkan harus bicara
dengan berteriak-teriak.
“Jadi, kita mau ke mana ?” seru Banyu pada keduanya. Mobil mereka sudah
diparkir di sebuah rumah dan mereka memutuskan untuk jalan kaki.
 Unsur instrinsik :

a. Tokoh
1. Keenan
“Keenan memutuskan keluar dari „„gua beruang‟‟-nya”
2. Banyu
“Malam ini ia ikut dengan Banyu dan Agung ke Kuta untuk bertahun baru”
3. Agung
“Malam ini ia ikut dengan Banyu dan Agung ke Kuta untuk bertahun baru”
b. Penokohan
1. Keenan
 Suka berpetualang
“Keenan memutuskan keluar dari „„gua beruang‟‟-nya, turun gunung dari Ubud”
4. Banyu :
 Ramah
“Malam ini ia ikut dengan Banyu dan Agung ke Kuta untuk bertahun baru”
5. Agung :
 Ramah
“Malam ini ia ikut dengan Banyu dan Agung ke Kuta untuk bertahun baru”

c. Latar
1. Latar tempat


 Di Ubud
“Keenan memutuskan keluar dari „„gua beruang‟‟-nya, turun gunung dari Ubud”
 Kuta
“Malam ini ia ikut dengan Banyu dan Agung ke Kuta untuk bertahun baru”
 Jalan Legian
“Jalan Legian penuh sesak dengan orang- orang, mobil-mobil bahkan nyaris tak
bergerak”
 Tempat parkir
“Mobil mereka sudah diparkir di sebuah rumah dan mereka memutuskan untuk
jalan kaki”
2. Latar suasana :
 Ramai
“Hampir setiap kafe dipadati pengunjung yang sampai tumpah ruah ke trotoar
jalan. Mereka bertiga bahkan harus bicara dengan berteriak-teriak”
3. Latar waktu : malam tahun baru 2000
“Malam ini ia ikut dengan Banyu dan Agung ke Kuta untuk bertahun
baru”
e. Alur : maju
“Keenan memutuskan keluar dari „„gua beruang‟‟-nya, turun gunung dari

Ubud. Malam ini ia ikut dengan Banyu dan Agung ke Kuta untuk bertahun
baru”
 Unsur ekstrinsik :
a. Adat istiadat :
 Merayakan malam tahun baru Masehi
“Malam ini ia ikut dengan Banyu dan Agung ke Kuta untuk bertahun baru”

 Paragraf 4 :
Keenan mengangkat bahu, berdiri di pinggir jalan saja sudah terasa sedang berpesta
saking ramainya. Sejujurnya, ia malah ingin cepat pulang ke Lodtunduh.
Agung menunjuk satu kafe di pojokan jalan. “Ke situ saja ! Itu tempatnya Parta,
teman saya, kita pasti bisa dapat meja !”

 Unsur intrinsik :
a. Tokoh

1. Keenan
“Keenan mengangkat bahu, berdiri di pinggir jalan saja sudah terasa sedang berpesta
saking ramainya”
2. Agung

“Agung menunjuk satu kafe di pojokan jalan”
3. Parta
“Ke situ saja! Itu tempatnya Parta, teman saya, kita pasti bisa dapat meja!”
b. Penokohan
1. Keenan :
 Tidak jujur atau pembohong
“Sejujurnya, ia malah ingin cepat pulang ke Lodtunduh”
2. Agung :
 Mempunyai ide cemerlang
“Agung menunjuk satu kafe di pojokan jalan. “Ke situ saja! Itu tempatnya Parta,
teman saya, kita pasti bisa dapat meja !”
3. Parta :
 Baik
“Agung menunjuk satu kafe di pojokan jalan. “Ke situ saja ! Itu tempatnya Parta,
teman saya, kita pasti bisa dapat meja !”
c. Latar
1. Latar tempat :
 Di pinggir jalan
“Keenan mengangkat bahu, berdiri di pinggir jalan saja sudah terasa sedang
berpesta saking ramainya”

2. Latar suasana :
 Ramai
“Keenan mengangkat bahu, berdiri di pinggir jalan saja sudah terasa sedang
berpesta saking ramainya”
3. Latar waktu : sama seperti pada paragraf 3
d. Alur : maju
“Sejujurnya, ia malah ingin cepat pulang ke Lodtunduh”

 Paragraf 5 :

Mereka bertiga akhirnya bergerak menuju kafe temaram berhiaskan ornamen-ornamen
Buddha yang hanya beberapa puluh meter dari tempat mereka berdiri tadi. Namun,
langkah Keenan sempat tersendat ketika ia melihat wartel kecil yang menyempil di antara
toko-toko.
 Unsur intrinsik :
a. Tokoh
1. Keenan
“Namun, langkah Keenan sempat tersendat ketika ia melihat wartel kecil yang
menyempil di antara toko-toko”
b. Penokohan

1. Keenan :
 Penglihatannya tajam
“Namun, langkah Keenan sempat tersendat ketika ia melihat wartel kecil yang
menyempil di antara toko-toko”
c. Latar
1. Latar tempat :
 Sebuah kafe
“Mereka bertiga akhirnya bergerak menuju kafe temaram berhiaskan ornamenornamen Buddha yang hanya beberapa puluh meter dari tempat mereka berdiri
tadi”
2. Latar suasana : sama seperti pada paragraf 4
3. Latar waktu : sama seperti pada paragraf 4
d. Alur : maju
“Mereka bertiga akhirnya bergerak menuju kafe temaram berhiaskan ornamenornamen Buddha yang hanya beberapa puluh meter dari tempat mereka berdiri
tadi”
 Unsur Ekstrinsik :
a. Nilai religius :
 Pemilik kafe adalah penganut agama Buddha :
“Mereka bertiga akhirnya bergerak menuju kafe temaram berhiaskan ornamenornamen Buddha yang hanya beberapa puluh meter. . .”

 Paragraf 6 :


“Agung, Banyu, sebentar ya. Nggak sampai lima menit!” seru Keenan sambil memasuki
wartel itu. Ada satu bilik yang kosong. Keenan segera merogoh dompetnya, mencari
catatan kecil yang ia selipkan.
 Unsur intrinsik :
a. Tokoh
1. Agung
“Agung, Banyu, sebentar ya. Nggak sampai lima menit!” seru Keenan sambil
memasuki wartel”
2. Banyu
“Agung, Banyu, sebentar ya. Nggak sampai lima menit!” seru Keenan sambil
memasuki wartel”
3. Keenan
“Agung, Banyu, sebentar ya. Nggak sampai lima menit!” seru Keenan sambil
memasuki wartel”
b. Penokohan
1. Agung :
 Sabar
“Agung, Banyu, sebentar ya. Nggak sampai lima menit!” seru Keenan sambil
memasuki wartel”

2. Banyu :
 Sabar
“Agung, Banyu, sebentar ya. Nggak sampai lima menit!” seru Keenan sambil
memasuki wartel”
3. Keenan :
 Pelupa
“Keenan segera merogoh dompetnya, mencari catatan kecil yang ia selipkan”
c. Latar
1. Latar tempat :
 Sebuah wartel
“Agung, Banyu, sebentar ya. Nggak sampai lima menit!” seru Keenan sambil
memasuki wartel itu”
2. Latar suasana : sama seperti pada paragraf 4

3. Latar waktu :

 Dibawah lima menit
“Agung, Banyu, sebentar ya. Nggak sampai lima menit!” seru Keenan sambil
memasuki wartel itu”
d. Alur : maju
“Agung, Banyu, sebentar ya. Nggak sampai lima menit!” seru Keenan sambil
memasuki wartel itu”

 Paragraf 7 :
Nomor telepon seluler yang ia hubungi tersambung ke kotak suara. Ia mencoba
satu nomor lagi.
“Halo ....”
Keenan masih ingat suara itu. Suara yang juga mengangkat telepon darinya terakhir
kali.
“Halo, bisa bicara dengan Kugy?”
“Sebentar, ya,” suara itu menyahut manis. Dan saat kop telepon dijauhkan, suara
manis itu berubah menjadi teriakan lantang, “Kugyyy! Buat kamu lagi, nih! Capek deh
ngangkatin telepon buat orang lain terus! Kok nggak ada yang telepon aku sih dari
tadi?”
“Udah, terima nasib aja!” Ada satu orang terdengar menyahut.
“Dasar ABG. Entar tuaan dikit kamu bakal males terima telepon, tauk.”
“Kalo teleponnya buat orang lain melulu, nggak usah nunggu tua, sekarang juga
udah males.”
Lalu terdengar suara derap kaki menuruni tangga. Sejenak kemudian telepon itu
berpindah tangan. “Halo?”
 Unsur intrinsik :
a. Tokoh
1. Keenan
“Keenan masih ingat suara itu”
2. Aku
“Kugyyy! Buat kamu lagi, nih ! Capek deh ngangkatin telepon buat orang lain terus !
Kok nggak ada yang telepon aku sih dari tadi?”
3. Kugy
“Kugyyy! Buat kamu lagi, nih ! Capek deh ngangkatin telepon buat orang lain terus
!”

b. Penokohan

1. Keenan
 Pantang menyerah
“Nomor telepon seluler yang ia hubungi tersambung ke kotak suara. Ia mencoba
satu nomor lagi”
 Sabar
“Halo, bisa bicara dengan Kugy?”
“Sebentar, ya,” suara itu menyahut manis”
2. Aku :
 Ramah
“Sebentar, ya,” suara itu menyahut manis”
 Pemalas
“Capek deh ngangkatin telepon buat orang lain terus !”
3. Kugy :
 Pemalas
“Kalo teleponnya buat orang lain melulu, nggak usah nunggu tua, sekarang juga
udah males.”
c. Latar
1. Latar tempat : sama seperti pada paragraf 6
2. Latar suasana :
 Membosankan
“Kugyyy! Buat kamu lagi, nih! Capek deh ngangkatin telepon buat orang lain
terus! Kok nggak ada yang telepon aku sih dari tadi?”
3. Latar waktu : sama seperti pada paragraf 6
d. Alur : maju
“Lalu terdengar suara derap kaki menuruni tangga. Sejenak kemudian telepon itu
berpindah tangan. “Halo?”
 Unsur ekstrinsik :
a. Nilai religius :
 Kita harus bersabar
“Capek deh ngangkatin telepon buat orang lain terus! Kok nggak ada yang
telepon aku sih dari tadi?”

 Paragraf 8 :

Keenan spontan tersenyum. Sepotong „„halo‟‟ yang baru saja ia dengar sudah
cukup membuat suasana hatinya kembali cerah.
“Kamar kamu di lantai atas, ya? Saya selalu dengar kamu lari-lari turun tangga.”
“Keenan?” Kugy hampir melonjak dari tempat duduknya. “Hai! Apa kabar?”
“Kabar baik. Saya lagi di Kuta, mau tahun baruan dengan keponakankeponakannya Pak Wayan. Tadi tiba-tiba inget kamu, dan kepingin nelepon. Saya pikir
kamu nggak bakal ada di rumah. Nggak ada acara?”
“Tawaran banyak, tapi aku tolak semua,” Kugy terkekeh.
“Ada acara di rumah?”
“Nggak juga. Aku lagi ada kerjaan.”
Mata Keenan membesar, “Sebegitu pentingnya sampai melewatkan tahun baruan segala?”
“Hmm ... begitulah,” jawab Kugy sambil melirik jemarinya yang masih
bersaputkan sisa lem akibat kegiatan tempel menempelnya sejak beberapa hari terakhir.
“Di sini kan lebih awal sejam, dan sebentar lagi udah mau jam 12. Jadi ... selamat
tahun baru, ya, Kecil. Jangan cepat gede, nanti nggak seru lagi.”
 Unsur intrinsik :
a. Tokoh
1. Keenan
“Keenan spontan tersenyum”
2. Kugy
“Tawaran banyak, tapi aku tolak semua,” Kugy terkekeh”
b. Penokohan
1. Keenan :
 Mempunyai ingatan yang kuat
“Saya lagi di Kuta, mau tahun baruan dengan keponakan-keponakannya Pak
Wayan. Tadi tiba-tiba inget kamu, dan kepingin nelepon”
2. Kugy :
 Humoris
“Tawaran banyak, tapi aku tolak semua,” Kugy terkekeh”
c. Latar
1. Latar tempat :
 Kuta
“Saya lagi di Kuta, mau tahun baruan dengan keponakan-keponakannya Pak
Wayan”

 Lantai atas dan tangga (rumah Kugy)
“Kamar kamu di lantai atas, ya? Saya selalu dengar kamu lari-lari turun tangga”

2. Latar suasana :
 Menyenangkan
“Sepotong „„halo‟‟ yang baru saja ia dengar sudah cukup membuat suasana
hatinya kembali cerah”
3. Latar waktu :
 Malam hari
“Di sini kan lebih awal sejam, dan sebentar lagi udah mau jam 12. Jadi ... selamat
tahun baru, ya, Kecil”
d. Alur : maju
“Di sini kan lebih awal sejam, dan sebentar lagi udah mau jam 12. Jadi ... selamat
tahun baru, ya, Kecil. Jangan cepat gede, nanti nggak seru lagi.”
 Unsur ekstrinsik :
a. Nilai sosial :
 Rasa kekeluargaan atau kebersamaan
“Saya lagi di Kuta, mau tahun baruan dengan keponakan-keponakannya Pak
Wayan.”

 Paragraf 9 :
Entah mengapa, omongan Keenan yang setengah bercanda itu malah membuat
Kugy terharu. “Makasih. Selamat tahun baru juga,” ucapnya setelah menelan ludah
terlebih dulu.
“Saya sebetulnya pingin cerita banyak. Tapi begitu nelepon, malah bingung.
Mungkin nanti aja kalau kita ketemu di Bandung lagi, ya.”
 Unsur intrinsik :
a. Tokoh
1. Keenan
“Entah mengapa, omongan Keenan yang setengah bercanda itu malah membuat
Kugy terharu”
2. Kugy
“Entah mengapa, omongan Keenan yang setengah bercanda itu malah membuat
Kugy terharu”

b. Penokohan
1. Keenan :

 Humoris
“Entah mengapa, omongan Keenan yang setengah bercanda itu malah membuat
Kugy terharu”
2. Kugy :
 Cepat terharu
“Entah mengapa, omongan Keenan yang setengah bercanda itu malah membuat
Kugy terharu”
c. Latar
1. Latar tempat : sama seperti pada paragraf 8
2. Latar suasana :
 Mengharukan
“Entah mengapa, omongan Keenan yang setengah bercanda itu malah membuat
Kugy terharu”
3. Latar waktu : sama seperti pada paragraf 8
d. Alur : sama seperti pada paragraf 8
 Paragraf 10 :
Dalam hati, Kugy merasakan sebersit kecewa. Agaknya percakapan telepon ini
tidak akan lebih dari dua menit lagi. “Oleh-oleh buatku—nggak lupa, kan?”
“Kaus barong?” gurau Keenan, yang langsung disahut gelak tawa di ujung sana.
Sementara itu pikirannya melayang pada satu benda yang hampir tak lepas dari
tangannya beberapa hari terakhir ini, yang membuat Pak Wayan dan Banyu gelenggeleng kepala saking seriusnya Keenan mengulik benda satu itu, bolak-balik dihaluskan
dan disempurnakan setiap hari.
“Pokoknya kamu utang Pemadam Kelaparan kalau sampai nanti cuma bawain kaus
barong, atau sarung pantai, atau miniatur papan surfing ....”
“Kacang asin?”
“Seneng amat sih sama kacang asin.”
“Saya bakal bawain itu semua, plus sesuatu yang saya bikin. Jadi, kita tetap ngedate ke Pemadam Kelaparan. Gimana?”
“Setuju,” ujar Kugy berseri-seri.
 Unsur intrinsik :
a. Tokoh
1. Kugy
“Dalam hati, Kugy merasakan sebersit kecewa”
2. Keenan

“Kaus barong?” gurau Keenan, yang langsung disahut gelak tawa di ujung sana”
3. Pak Wayan
“…yang membuat Pak Wayan dan Banyu geleng-geleng kepala…”
4. Banyu
“…yang membuat Pak Wayan dan Banyu geleng-geleng kepala…”
b. Penokohan
1. Kugy :
 Humoris
“Pokoknya kamu utang Pemadam Kelaparan kalau sampai nanti cuma bawain
kaus barong, atau sarung pantai, atau miniatur papan surfing ....”
2. Keenan :
 Humoris
“Kaus barong?” gurau Keenan, yang langsung disahut gelak tawa di ujung sana”
 Baik
“Saya bakal bawain itu semua, plus sesuatu yang saya bikin”
3. Pak Wayan :
 Humoris
“Kaus barong?” gurau Keenan, yang langsung disahut gelak tawa di ujung sana”
4. Banyu :
 Humoris
“Kaus barong?” gurau Keenan, yang langsung disahut gelak tawa di ujung sana”
c. Latar
1. Latar tempat : sama seperti pada paragraf 8
2. Latar suasana :
 Mengecewakan
“Dalam hati, Kugy merasakan sebersit kecewa”
 Gembira
“Kaus barong?” gurau Keenan, yang langsung disahut gelak tawa di ujung sana”
3. Latar waktu : sama seperti pada paragraf 8

d. Alur : maju

“Pokoknya kamu utang Pemadam Kelaparan kalau sampai nanti cuma bawain
kaus barong, atau sarung pantai, atau miniatur papan surfing ....”

 Unsur ekstrinsik :
a. Adat istiadat atau nilai budaya :
 Memberikan atau meminta oleh-oleh setelah liburan dari suatu tempat
“Oleh-oleh buatku—nggak lupa, kan?”

 Paragraf 11 :
Tak lama kemudian, telepon itu disudahi. Kembali Kugy melirik jam. Dugaannya
benar. Telepon dua menit itu kembali terjadi. Dan kembali Sang Waktu membuang
sauhnya, berhenti di sana. Dan kembali Kugy mendapatkan dirinya tertambat dalam ruang
dan waktu yang membeku, tempat segala kenangan tentang mereka dikristalkan.
 Unsur intrinsik :
a. Tokoh
1. Kugy
“Tak lama kemudian, telepon itu disudahi. Kembali Kugy melirik jam”
b. Penokohan
1. Kugy :
 Mempunyai yang kuat atau prediksinya tepat
“Kembali Kugy melirik jam. Dugaannya benar”
c. Latar
1. Latar tempat :
 Rumah Kugy
“Tak lama kemudian, telepon itu disudahi. Kembali Kugy melirik jam”
2. Latar suasana :
 Menyedihkan
“Dan kembali Kugy mendapatkan dirinya tertambat dalam ruang dan waktu yang
membeku, tempat segala kenangan tentang mereka dikristalkan”
3. Latar waktu :
 Dua menit
“Telepon dua menit itu kembali terjadi”

d. Alur :

 Campuran (maju dan mundur)
1. Maju
“Tak lama kemudian, telepon itu disudahi”
2. Mundur
“Dan kembali Sang Waktu membuang sauhnya, berhenti di sana. Dan kembali
Kugy mendapatkan dirinya tertambat dalam ruang dan waktu yang membeku. . .”

 Paragraf 12 :
Bandung, Januari 2000 ...
Tiga orang itu menduduki meja kebangsaan mereka dengan membawa piring masingmasing. Ketiganya juga membawa kisah masing-masing seputar kegiatan mereka selama
liburan semester.
 Unsur intrinsik :
a. Tokoh
1. Tiga orang
“Tiga orang itu menduduki meja kebangsaan mereka dengan membawa piring
masing-masing”
b. Penokohan
1. Tiga orang :
 Disiplin
“Tiga orang itu menduduki meja kebangsaan mereka dengan membawa piring
masing-masing”
c. Latar
1. Latar tempat :
 Bandung
“Bandung, Januari 2000 ...”
 Ruang makan
“Tiga orang itu menduduki meja kebangsaan mereka dengan membawa piring
masing-masing”
2. Latar suasana :
 Gembira
“Ketiganya juga membawa kisah masing-masing seputar kegiatan mereka selama
liburan semester”

3. Latar waktu : bulan Januari 2000

“Bandung, Januari 2000 ...”
d. Alur : maju
“Ketiganya juga membawa kisah masing-masing seputar kegiatan mereka selama
liburan semester”

 Paragraf 13 :
Eko memulai dengan menceritakan program penyembuhan yang telah dijalani
Fuad. “Fuad udah ganti mesin, ibarat orang nyawanya diganti baru. Sekarang Fuad
bodinya doang 124, tapi isinya udah Mirafiori.”
“Yang dalam bahasa Indonesia artinya adalah ...?”
“Statistik mogok Fuad akan menurun dan hidup kalian lebih tenteram,” demikian
penutup dari Eko.
“Horeee!” Kugy dan Noni bersorak.
“Lu ngapain aja, Gy?” tanya Noni.
“Gua banyak di rumah. Merenungi nasib.”
“Nggak ada yang lebih menarik?” Eko melengos.
“Gua juga lagi bikin ....” Kugy terdiam sejenak, merasa tidak perlu melanjutkan.
“Gantung amat,” celetuk Noni.
“Lu ngapain aja, Non?” Kugy balas bertanya, cepat-cepat mengalihkan bola panas
itu.
 Unsur intrinsik :
a. Tokoh
1. Eko
“Eko memulai dengan menceritakan program penyembuhan yang telah dijalani
Fuad”
2. Kugy
“Horeee!” Kugy dan Noni bersorak”
3. Noni
“Horeee!” Kugy dan Noni bersorak”
b. Penokohan
1. Eko :
 Kreatif
“Eko memulai dengan menceritakan program penyembuhan yang telah dijalani
Fuad. “Fuad udah ganti mesin, ibarat orang nyawanya diganti baru. Sekarang
Fuad bodinya doang 124, tapi isinya udah Mirafiori”

 Memiliki rasa ingin tahu yang besar

“Nggak ada yang lebih menarik?” Eko melengos”
2. Kugy :
 Periang
“Horeee!” Kugy dan Noni bersorak”
 Pemurung
“Gua banyak di rumah. Merenungi nasib”
 Suka merahasiakan sesuatu
“Gua juga lagi bikin ....” Kugy terdiam sejenak, merasa tidak perlu melanjutkan”
 Memiliki rasa ingin tahu yang besar
“Lu ngapain aja, Non?” Kugy balas bertanya, cepat-cepat mengalihkan bola panas
itu”
3. Noni
 Memiliki rasa ingin tahu yang besar
“Lu ngapain aja, Gy?” tanya Noni”
c. Latar
1. Latar tempat : sama seperti pada paragraf 12
2. Latar suasana :
 Menyenangkan
“Horeee!” Kugy dan Noni bersorak”
 Menyedihkan
“Gua banyak di rumah. Merenungi nasib”
 Mengecewakan
“Nggak ada yang lebih menarik?” Eko melengos”
3. Latar waktu : sama seperti pada paragraf 12
d. Alur : maju
“Fuad udah ganti mesin, ibarat orang nyawanya diganti baru. Sekarang Fuad
bodinya doang 124, tapi isinya udah Mirafiori”

 Paragraf 14 :

Wajah Noni seketika cerah seperti disorot lampu, seperti hendak menyampaikan
berita spektakuler yang disimpannya sejak tadi. “Gua udah cerita dikit ke Eko soal ini, dan
dia juga setuju kalo rencana ini sangat brilian.”
Mata Kugy ikut berbinar. Duduknya menegak. “Kayaknya seru, nih ...,” desisnya
penasaran.
“Dimulai dengan Latar Belakang Masalah,” celetuk Eko.
 Unsur intrinsik :
a. Tokoh
1. Noni
“Wajah Noni seketika cerah seperti disorot lampu, seperti hendak menyampaikan
berita spektakuler yang disimpannya sejak tadi”
2. Eko
“Gua udah cerita dikit ke Eko soal ini, dan dia juga setuju kalo rencana ini sangat
brilian”
3. Kugy
“Mata Kugy ikut berbinar. Duduknya menegak. “Kayaknya seru, nih ...,” desisnya
penasaran”
b. Penokohan
1. Noni :
 Kreatif atau mempunyai ide yang cemerlang
“Wajah Noni seketika cerah seperti disorot lampu, seperti hendak menyampaikan
berita spektakuler yang disimpannya sejak tadi. “Gua udah cerita dikit ke Eko
soal ini, dan dia juga setuju kalo rencana ini sangat brilian”
2. Eko :
 Humoris
“Dimulai dengan Latar Belakang Masalah,” celetuk Eko”
3. Kugy :
 Mempunyai sifat ingin tahu yang besar
“Mata Kugy ikut berbinar. Duduknya menegak. “Kayaknya seru, nih ...,” desisnya
penasaran”
c. Latar
1. Latar tempat : sama seperti pada paragraf 12
2. Latar suasana :
 Mengasyikkan atau menyenangkan
“Mata Kugy ikut berbinar. Duduknya menegak. “Kayaknya seru, nih ...,” desisnya
penasaran”

3. Latar waktu : sama seperti pada paragraf 12
d. Alur : maju
“Wajah Noni seketika cerah seperti disorot lampu, seperti hendak menyampaikan
berita spektakuler yang disimpannya sejak tadi”
 Paragraf 15 :
“Oke. Latar Belakang Masalah. Ehm. Jadi begini,” Noni mulai memaparkan,
“selama ini ada ketimpangan di geng kita. Lu punya pacar, gua punya pacar, cuma Keenan
doang yang jomblo. Dan anak itu kayaknya terlalu antisosial untuk cari pacar sendiri. Jadi
....”
Napas Kugy mendadak tertahan.
“Jadi ... Neng satu ini mau mencoba peruntungannya jadi Mak Comblang,” timpal
Eko seraya menyentuh sekilas ujung hidung Noni.
 Unsur intrinsik :
a. Tokoh
1. Noni
“Oke. Latar Belakang Masalah. Ehm. Jadi begini,” Noni mulai memaparkan,
“selama ini ada ketimpangan di geng kita”
2. Keenan
“Lu punya pacar, gua punya pacar, cuma Keenan doang yang jomblo”
3. Kugy
“Napas Kugy mendadak tertahan”
4. Eko
“Jadi ... Neng satu ini mau mencoba peruntungannya jadi Mak Comblang,” timpal
Eko seraya menyentuh sekilas ujung hidung Noni”
b. Penokohan
1. Noni :
 Pemerhati atau mempunyai rasa peduli yang tinggi
“Noni mulai memaparkan, “selama ini ada ketimpangan di geng kita. Lu punya
pacar, gua punya pacar, cuma Keenan doang yang jomblo. Dan anak itu kayaknya
terlalu antisosial untuk cari pacar sendiri. Jadi ....”
2. Keenan :
 Antisosial
“Lu punya pacar, gua punya pacar, cuma Keenan doang yang jomblo. Dan anak
itu kayaknya terlalu antisosial untuk cari pacar sendiri. Jadi ....”

3. Kugy :
 Sensitif
“Dan anak itu kayaknya terlalu antisosial untuk cari pacar sendiri. Jadi ....”
“Napas Kugy mendadak tertahan”
4. Eko :
 Humoris
“Jadi ... Neng satu ini mau mencoba peruntungannya jadi Mak Comblang,” timpal
Eko seraya menyentuh sekilas ujung hidung Noni‟
c. Latar
1. Latar tempat : sama seperti pada paragraf 12
2. Latar suasana :
 Mengejutkan
“Dan anak itu kayaknya terlalu antisosial untuk cari pacar sendiri. Jadi ....”
“Napas Kugy mendadak tertahan”
3. Latar waktu : sama seperti pada paragraf 12
d. Alur : maju
“Oke. Latar Belakang Masalah. Ehm. Jadi begini,” Noni mulai memaparkan,
“selama ini ada ketimpangan di geng kita”

 Paragraf 16 :
“Gua punya saudara, sepupu nggak langsung sih, tapi hubungan kita lumayan deket.
Dia lama tinggal di Melbourne. Sekarang ini dia lagi cuti kuliah, pulang ke Indonesia buat
magang di perusahaan bokapnya. Dia mau main ke Bandung minggu depan. Pas banget
momennya dengan Keenan pulang dari Bali,” Noni melanjutkan.
Badan Kugy rasanya semakin tidak rileks. “Terus?” tanyanya.
“Terus ... ya, mereka berdua mau dipertemukan, gitu lho, Jeng Kugy,” Eko
menyambar.
 Unsur intrinsik :
a. Tokoh : sama seperti pada paragraf 15
b. Penokohan
1. Noni :
 Serba tahu
“Sekarang ini dia lagi cuti kuliah, pulang ke Indonesia buat magang di perusahaan
bokapnya. Dia mau main ke Bandung minggu depan. Pas banget momennya
dengan Keenan pulang dari Bali,” Noni melanjutkan”

2. Keenan : sama seperti pada paragraf 15
3. Kugy :
 Pemalas atau gundah
“Badan Kugy rasanya semakin tidak rileks. “Terus?” tanyanya”
4. Eko : sama seperti pada paragraf 15
c. Latar
1. Latar tempat : sama seperti pada paragraf 12
2. Latar suasana :
 Menyenangkan
“Dia mau main ke Bandung minggu depan. Pas banget momennya dengan
Keenan pulang dari Bali,” Noni melanjutkan”
 Membosankan
“Badan Kugy rasanya semakin tidak rileks. “Terus?” tanyanya”
3. Latar waktu : sama seperti pada paragraf 12
d. Alur : maju
“Sekarang ini dia lagi cuti kuliah, pulang ke Indonesia buat magang di
perusahaan bokapnya. Dia mau main ke Bandung minggu depan”
 Unsur ekstrinsik :
a. Nilai budaya :
 Rasa kekeluargaan yang tinggi
“Gua punya saudara, sepupu nggak langsung sih, tapi hubungan kita lumayan
deket”

 Paragraf 17 :
“Memangnya Keenan mau dicomblangin gitu? Kok gua nggak yakin,” kata Kugy.
Ia sungguh tidak bisa memaksakan diri untuk tampak antusias dengan proyek Noni.
“Jangan ketahuan, dong. Semuanya harus na-tu-ral,” Noni mengeja, “yang tahu
percomblangan ini cukup kita bertiga doang.”
 Unsur intrinsik :
a. Tokoh
1. Kugy
“Memangnya Keenan mau dicomblangin gitu? Kok gua nggak yakin,” kata Kugy”

2. Keenan
“Memangnya Keenan mau dicomblangin gitu?. . .”
3. Noni
“Jangan ketahuan, dong. Semuanya harus na-tu-ral,” Noni mengeja. . .”
b. Penokohan
1. Kugy :
 Pesimis
“Memangnya Keenan mau dicomblangin gitu? Kok gua nggak yakin,” kata
Kugy”
2. Keenan : sama seperti pada paragraf 12
3. Noni :
 Optimis
“Jangan ketahuan, dong. Semuanya harus na-tu-ral,” Noni mengeja. . .”
c. Latar
1. Latar tempat : sama seperti pada paragraf 12
2. Latar suasana :
 Membosankan
“Memangnya Keenan mau dicomblangin gitu? Kok gua nggak yakin,” kata
Kugy”
3. Latar waktu : sama seperti pada paragraf 12
d. Alur : maju
“Memangnya Keenan mau dicomblangin gitu?. . .”

 Paragraf 18 :
“Kalian berdua aja, deh. Gua nggak bakat nyomblangin orang. Statistik kegagalan
gua seratus persen,” sahut Kugy malas. Tubuhnya yang tadi tegak kini kembali bersandar
ke kursi.
“Lu kok pesimis gitu, Gy,” tukas Eko. “Bayangkan, nanti kita bisa triple-date. Gua
dan Noni, lu dan Ojos, Keenan dan—siapa namanya?”
“Wanda.”
“… dan Wanda. Seru, kan?”

 Unsur intrinsik :
a. Tokoh
1. Kugy
“Statistik kegagalan gua seratus persen,” sahut Kugy malas”
2. Eko
“Lu kok pesimis gitu, Gy,” tukas Eko”
b. Penokohan
1. Kugy :
 Pesimis
“Statistik kegagalan gua seratus persen,” sahut Kugy malas”
“Lu kok pesimis gitu, Gy,” tukas Eko”
2. Eko :
 Optimis
“Bayangkan, nanti kita bisa triple-date. Gua dan Noni, lu dan Ojos, Keenan dan—
siapa namanya?”
c. Latar
1. Latar tempat : sama seperti pada paragraf 12
2. Latar suasana :
 Membosankan
“Statistik kegagalan gua seratus persen,” sahut Kugy malas. Tubuhnya yang tadi
tegak kini kembali bersandar ke kursi”
 Mengecewakan
“Lu kok pesimis gitu, Gy,” tukas Eko”
3. Latar waktu : sama seperti pada paragraf 12
d. Alur : maju
“Tubuhnya yang tadi tegak kini kembali bersandar ke kursi”
“Bayangkan, nanti kita bisa triple-date. Gua dan Noni, lu dan Ojos, Keenan dan—
siapa namanya?”
 Unsur ekstrinsik :
a. Nilai moral :
 Kita harus selalu optimis
“Lu kok pesimis gitu, Gy,” tukas Eko”

 Paragraf 19 :
“Yah, gua hargai optimisme lu. Tapi udahlah, mereka berdua ketemu aja belum.
Belum tentu nyantol. Nggak usah mengkhayal triple-date dulu,” kata Kugy, hampir tak
bisa menutupi nada suaranya yang berubah ketus.
“Bukannya lu yang selama ini seorang pengkhayal profesional? Aneh,” komentar
Eko.
Noni terkekeh, “Kalo cuma soal nyantol, gua yakin mereka bakal nyantol.”
“Oh, ya?” Kugy menyahut sangsi.
“Lihat aja nanti,” Noni tersenyum simpul.
 Unsur intrinsik :
a. Tokoh
1. Kugy
“Nggak usah mengkhayal triple-date dulu,” kata Kugy”
2. Eko
“Bukannya lu yang selama ini seorang pengkhayal profesional? Aneh,” komentar
Eko”
3. Noni
“Lihat aja nanti,” Noni tersenyum simpul”
b. Penokohan
1. Kugy
 Menghargai pendapat orang lain
“Yah, gua hargai optimisme lu”
 Pesimis
“Tapi udahlah, mereka berdua ketemu aja belum. Belum tentu nyantol”
 Penghayal
“Bukannya lu yang selama ini seorang pengkhayal profesional? Aneh,” komentar
Eko”
2. Eko :
 Kritikus
“Bukannya lu yang selama ini seorang pengkhayal profesional? Aneh,” komentar
Eko”
3. Noni :
 Optimis
“Noni terkekeh, “Kalo cuma soal nyantol, gua yakin mereka bakal nyantol”

c. Latar
1. Latar tempat : sama seperti pada paragraf 12
2. Latar suasana :
 Mengecewakan
“Bukannya lu yang selama ini seorang pengkhayal profesional? Aneh,” komentar
Eko”
 Menyenangkan
“Lihat aja nanti,” Noni tersenyum simpul”
3. Latar waktu : sama seperti pada paragraf 12
d. Alur : maju
“Lihat aja nanti,” Noni tersenyum simpul”
 Unsur ektrinsik :
a. Nilai moral :
 Menghargai pendapat atau jasa orang lain
“Yah, gua hargai optimisme lu”

 Paragraf 20 :
Bukan hanya karena pembicaraan di Pemadam Kelaparan tadi siang, sudah beberapa
minggu belakangan ini Kugy merasa ada yang tidak beres dengan dirinya. Meski rasanya
sudah di ujung lidah, Kugy belum bisa menguraikan apa yang sesungguhnya terjadi. Tidak
juga pada dirinya sendiri. Ia merasa sudah saatnya bicara dengan seseorang. Kugy
berharap bisa memperoleh kejelasan dengan setidaknya memberanikan diri untuk
bercerita.
Diketuknya pintu Noni yang setengah terbuka, “Non ... lagi sibuk?”
Noni tengah berbicara dengan seseorang di ponselnya. Namun, isyarat tangannya
menyuruh Kugy untuk masuk. Kugy pun duduk menunggu di sudut tempat tidur.
 Unsur intrinsik :
a. Tokoh
1. Kugy
“Bukan hanya karena pembicaraan di Pemadam Kelaparan tadi siang, sudah
beberapa minggu belakangan ini Kugy merasa ada yang tidak beres dengan
dirinya”
2. Noni
“Diketuknya pintu Noni yang setengah terbuka, “Non ... lagi sibuk?”

b. Penokohan
1. Kugy :
 Susah menjelaskan tentang sesuatu
“Meski rasanya sudah di ujung lidah, Kugy belum bisa menguraikan apa yang
sesungguhnya terjadi”
 Pemberani
“Kugy berharap bisa memperoleh kejelasan dengan setidaknya memberanikan
diri untuk bercerita”
2. Noni :
 Baik
"Diketuknya pintu Noni yang setengah terbuka, “Non ... lagi sibuk?”
Noni tengah berbicara dengan seseorang di ponselnya. Namun, isyarat
tangannya menyuruh Kugy untuk masuk”
c. Latar
1. Latar tempat :
 Kamar tidur Noni
“Namun, isyarat tangannya menyuruh Kugy untuk masuk. Kugy pun duduk
menunggu di sudut tempat tidur”
2. Latar suasana :
 Gundah
“. . .sudah beberapa minggu belakangan ini Kugy merasa ada yang tidak beres
dengan dirinya. Meski rasanya sudah di ujung lidah, Kugy belum bisa
menguraikan apa yang sesungguhnya terjadi”
3. Latar waktu
 Sore atau tadi siang
“Bukan hanya karena pembicaraan di Pemadam Kelaparan tadi siang”
 Beberapa minggu
“sudah beberapa minggu belakangan ini Kugy merasa ada yang tidak beres
dengan dirinya”
d. Alur : maju
“Bukan hanya karena pembicaraan di Pemadam Kelaparan tadi siang, sudah
beberapa minggu belakangan ini Kugy merasa ada yang tidak beres dengan
dirinya

 Paragraf 21 :
“Oke ... weekend depan udah pasti, ya? Perlu dijemput? Ya. Nanti aku sama Eko
jemput kamu ke hotelmu aja, baru kita jalan bareng. Iya ... nanti ada teman-temanku juga.

Oke. Sampai ketemu, ya! Take care ... bye!” Noni meletakkan ponselnya, “Sori, Gy. Gua
baru teleponan sama Wanda. What‟s up?”
 Unsur intrinsik :
a. Tokoh
1. Eko
“Nanti aku sama Eko jemput kamu ke hotelmu aja, baru kita jalan bareng”
2. Noni
“Sampai ketemu, ya! Take care ... bye!” Noni meletakkan ponselnya”
3. Kugy
“Sori, Gy. Gua baru teleponan sama Wanda. What‟s up?”
b. Penokohan
1. Eko
 Baik
“Nanti aku sama Eko jemput kamu ke hotelmu aja, baru kita jalan bareng”
2. Noni
 Baik
“Nanti aku sama Eko jemput kamu ke hotelmu aja, baru kita jalan bareng”
3. Kugy : sama seperti pada paragraf 20
c. Latar
1. Latar tempat : sama seperti pada paragraf 20
2. Latar suasana :
 Menyenangkan
“Iya ... nanti ada teman-temanku juga. Oke. Sampai ketemu, ya! Take care ...
bye!” Noni meletakkan ponselnya”
3. Latar waktu : sama seperti pada paragraf 20
d. Alur : maju
“Oke ... weekend depan udah pasti, ya ?”
“Iya ... nanti ada teman-temanku juga. Oke. Sampai ketemu, ya! Take care...
bye!”

 Unsur ekstrinsik :
a. Nilai sosial :
 Kita harus membantu terhadap orang yang membutuhkan atau yang sedang dalam
kesulitan
“Oke ... weekend depan udah pasti, ya? Perlu dijemput? Ya. Nanti aku sama Eko
jemput kamu ke hotelmu aja. . .”

 Paragraf 22 :
Mendengar nama itu, kembali rasa tidak nyaman merambati tubuh Kugy. Ia merasa
makin tidak beres. Ditatapnya Noni yang juga menatapnya dengan tatapan menunggu.
Entah kenapa, tiba-tiba Kugy merasa Noni bukanlah orang yang tepat untuk diajak bicara
masalah ini, tidak dengan adanya proyek percomblangan yang sepertinya betul-betul
diseriusi sahabatnya itu.
“Kenapa, Gy?” Noni bertanya lagi.
“Nggak. Nggak jadi. Gua lupa mau ngomong apa. He-he. Sori,” Kugy pun bangkit
berdiri.
“Yakin?” Noni mengamati air muka sahabatnya. “Hari ini lu banyak gantung, deh.”
“Mungkin udah saatnya gua bertobat dan banyak berbuat baik,” cetus Kugy asal
sambil ngeloyor pergi.
“Dasar gila,” Noni nyengir, lalu menutup pintu kamarnya.
 Unsur intrinsik :
a. Tokoh
1. Kugy
“Mendengar nama itu, kembali rasa tidak nyaman merambati tubuh Kugy”
2. Noni
“Ditatapnya Noni yang juga menatapnya dengan tatapan menunggu”
b. Penokohan
1. Kugy
 Mempunyai pikiran negatif
“Entah kenapa, tiba-tiba Kugy merasa Noni bukanlah orang yang tepat untuk
diajak bicara masalah ini, tidak dengan adanya proyek percomblangan yang
sepertinya betul-betul diseriusi”
 Pembohong
“tiba-tiba Kugy merasa Noni bukanlah orang yang tepat untuk diajak bicara
masalah ini”
“Kenapa, Gy?” Noni bertanya lagi
Nggak. Nggak jadi. Gua lupa mau ngomong apa”

 Pemarah
“Mungkin udah saatnya gua bertobat dan banyak berbuat baik,” cetus Kugy asal
sambil ngeloyor pergi”
2. Noni
 Tidak cepat percaya
“Kenapa, Gy?” Noni bertanya lagi”
“Yakin?” Noni mengamati air muka sahabatnya”

c. Latar
1. Latar tempat : sama seperti pada paragraf 20
2. Latar suasana :
 Tidak menyenangkan
“Mendengar nama itu, kembali rasa tidak nyaman merambati tubuh Kugy”
3. Latar waktu : sama seperti pada paragraf 20
d. Alur : maju
“Kenapa, Gy?” Noni bertanya lagi”
“Nggak. Nggak jadi. Gua lupa mau ngomong apa. He-he. Sori,” Kugy pun
bangkit berdiri”