Analisis Isu Perbatasan Penyebab Utama P

Analisis Isu Perbatasan Penyebab Utama Pecahnya Hubungan Negara
Bertetangga
Syamsiar Larasati
(Mahasiswi Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Brawijaya-Malang)

ABSTRACT

Lately, issue of borders between countries be concern International public
when issues of transnational crime is considered as a serious threat.
Conflict over the border issue will never end. Because each country do not
want the area which he considers areas of the country, is recognized by other
countries. Moreover, if the region has important both in terms of natural
resources, and historical.
But the problem borders can be anticipated and mitigated. By ways
(delimitation) international boundary line of the legal and marking (demarcation),
not only that the border issue can be avoided by maintaining borders, socioeconomic development, security and border management between countries. The
issue of maintenance of border regions of the country, for example, is an endless
process.
Keywords : isue of Border, Main Causes Rupture of Relations State, anticipated


PENDAHULUAN
Isu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi
atau tidak terjadi pada masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter,
sosial, politik, hukum, pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat,
kematian, ataupun tentang krisis. Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia

(KBBI),

Isu

adalah

1. 1 masalah

yg

dikedepankan

(untuk


ditanggapi

dsb); 2 cak kabar yg tidak jelas asal usulnya dan tidak terjamin kebenarannya;
kabar angin; desas-desus;
Isu merupakan awal dari sebuah Konflik yang pada akhirnya
menyebabkan kekacauan pada segala macam sistem yang ada. Namun,awal dari
adanya Konflik Internasioanal yang dapat menyebabkan pertumpahan darah
didunia ini adalah Isu Perbatasan antar Negara yang bertetangga. Adanya Klaim
wilayah yang tumpang tindih ini merupakan awal dari Pecahnya Hubungan
Negara bertetangga yang pada akhirnya menyebabkan serentetan konflik-konflik
baru muncul. Sehingga dapat merusak hubungan bilateraal antar negara tetangga
itu yang seharusnya dijalin dengan sangat baik karena dapat menciptakan
kerjasama yang saling menguntungkan. Beberapa Penelitian Empiris menunjukan
bahwa masalah perbatasan berpotensi dua kali lipat untuk terciptanya konflik
bersenjata, dibandingkan isu-isu lain.
Di seluruh belahan dunia, daerah teritori merupakan hal yang harus
dipertahankan tanpa ragu, meskipun akan berakhir dengan pertumpahan darah.
Hal

ini


telah

dibuktikan

mengimplementasikan

dengan

keyakinan

adanya

itu,

yaitu

contoh

negara


Kashmir,

yang

Dataran

telah
tinggi

Golan,kepulauan Falkland/Malvinas dan Balkan, merupakan saksi sejarah adanya
pertumpahan darah akibat perebutan wilayah perbatasan.Pecahnya Uni soviet dan
Yugoslavia pun merupakan ilustrasi nyata betapa mudahnya hubungan antar
kedua negara dapat hancur hanya karena perebutan wilayah teritori
. Adanya Isu perbatasan dapat mengancam Keamanan dan Perdamaian
Internasional yang dapat memberikan dampak tidak hanya pada negara yang
sedang berkonflik tetapi pada dunia Internasional juga. Karena menyangkut
kedaulatan yang seringkali sifatnya tidak dapat dinegosiasikan (non-negotiable),
konflik teritorial tergolong pertentangan yang paling sulit dipecahkan.


PEMBAHASAN
Isu perbatasan jika terus dibiarkan akan menjadi masalah yang sangat
kompleks. Dapat dibayangkan apa yang akan terjadi jika setiap negara memiliki
masalah mengenai perbatasan dengan negara tetangganya. Maing-masing negara
saling caplok, tumpang-tindih tak akan pernah habisnya dan tak akan pernah ada
akhirnya.
Misalnya, Palestina dan Israel yang telah menjadi konflik berpuluh-puluh
tahun yang lalu yang terlahir dari sengketa yang berbasis agama. Dalam edisi
online dari National Geographic Indonesia pada 08 September 2012, Agung Dwi
Cahyadi mencatat bahwa, Konflik ini dimulai pada pasca PD 2 dan genosida yang
dilakukan Nazi terhadap bangsa Yahudi. Ketika kamp-kamp konsentrasi Yahudi
dibebaskan, ribuan Yahudi yang memerlukan tempat tinggal berbondong-bondong
secara massal ke Palestina yang ketika itu populasinya didominasi bangsa Arab.
Konflik pun mulai pecah dan PBB mencoba menengahi dengan mengajukan
Rencana Pembagian Palestina menjadi dua negara terpisah, masing-masing satu
untuk bangsa Arab dan Yahudi dengan Yerusalem sebagai kawasan netral yang
berada di bawah pengawasan PBB. Pada 14 Mei 1948 bangsa Yahudi
mendeklarasikan kemerdekaan sekaligus mendirikan negara Israel. Keesokan
harinya, Mesir, Syria, Lebanon, dan Iran menggempur Israel yang menandakan
dimulainya Perang Arab-Israel. Setahun kemudian diberlakukan gencatan senjata

dan perbatasan sementara ditetapkan. Yordania mengambil alih wilayah Tepi
Barat dan Yerusalem Timur sedangkan Mesir menguasai Jalur Gaza.
Masalah berikutnya muncul pada tahun 1956 saat Krisis Terusan Suez
ketika Israel yang dibantu Spanyol dan Inggris menginvasi Semenanjung Sinai.
Pada tahun 1966, hubungan Dunia Arab dengan Israel semakin memburuk yang
berujung pada pecahnya Perang Enam Hari pada tahun 1967. Setelah perang usai,
Israel berhasil mengambil alih Jalur Gaza dan Semenanjung Sinai dari Mesir, Tepi
Barat dan Yerusalem Timur dari Yordania serta Dataran Tinggi Golan dari Syria.
Enam tahun kemudian, Perang Yom Kippur pecah dan hubungan Israel dengan

negara-negara Arab semakin memburuk. Tahun 1988, Palestine Liberation
Organization (PLO) mendeklarasikan berdirinya negara Palestina namun mereka
tidak memegang kontrol wilayah Palestina. Sejak saat itu, PLO terus
memperjuangkan kemerdekaan Palestina berdasarkan perbatasan yang pernah
ditetapkan di tahun 1967. Saat ini, Liga Arab, dan sebagian besar negara-negara di
Amerika Selatan, Afrika dan Asia mengakui negara Palestina. Sedangkan negaranegara Eropa dan Amerika Utara bersikap sebaliknya. Tahun ini PBB berencana
menyelenggarakan pemungutan suara mengenai status negara Palestina. (Sumber:
Listverse)1
Kutipan Masalah tersebut jelas membuktikan bahwa konflik mengenai isu
perbatasan tak akan pernah habisnya. Karena masing-masing negara tidak ingin

wilayah yang dianggapnya wilayah negara itu, diakui oleh negara lain. Terlebih
lagi jika wilayah tersebut memiliki hal penting baik dari segi SDA, maupun
historis.
Negara kita ini, Indonesia memiliki kemungkinan besar akan terjadiya
konflik isu perbatasan. Seperti yang kita ketahui bersama, Indonesia memiliki
banyak negara tetangga yang semuanya memiliki perbatasan darat secara
langsung dengan Indonesia. Hal ini memicu beberapa negara itu mencoba
mengklaim wilayah yang ada di Indonesia sebagai wilayahnya. Negara-negara
tersebut antara lain Palau, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Timor Leste. Namun
dari ke lima Negara tetangga itu, yang paling banyak memiliki konflik dengan
Indonesia ialah Malaysia. Konflik ini telah berlangsung sejak lama, Indonesia dan
Malaysia memang telah tidak akur semenjak Era Pemerintahan Demokrasi
Terpimpin Orde Lama (Soekarno), hingga kini kita sering melihat dan mendengar
bahwa Indonesia dan Malaysia sering mengalami Konflik. Meskipun konflik yang
selama ini terjadi tidak sampai membuat Indonesia-Malaysia melakukan gencatan
senjata seperti Israel-Palestina.
Isu Perbatasan Indonesia-Malaysia pun kerap kali terdengar oleh kita.
Setelah klaim atas Pulau Sipadan dan Ligitan (2002) dimenangkan oleh Malaysia.
Mulai muncul isu perbatasan lain, yaitu isu perbatasan atas Pulau Ambalat.
1


http://nationalgeographic.co.id/berita/2011/09/10-sengketa-wilayah-paling-kontroversial

Ambalat diklaim malaysia merupakan pulau miliknya.Tentu saja Indonesia tetap
mempertahankannya karena Pulau Ambalat sendiri merupakan pulau penghasil
minyak.Namun Isu perbatasan antara Indonesia-Malaysia ini tidak sampai pecah
karena menurut Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia 1976 -yang
sudah diratifikasi, seluruh negara ASEAN- melarang saling menyerang dengan
kekuatan militer. Jadi, gun boat diplomacy di blok Ambalat akan menjadi counter
productive dalam rangka menarik simpati sesama anggota ASEAN dalam rangka
penyelesaian Ambalat dan konfik internal ASAN dengan cara-cara ASEAN.
Sebab, bagi negara ASEAN lainnya, pengerahan militer besar-besaran Indonesia
dan Malaysia di Ambalat adalah warning atau lampu kuning akan adanya sumber
ancaman baru bagi solidaritas ASEAN.
Sehingga Isu Perbatasan antar Negara tetangga dapat dihindari, dengan
adanya pencegahan sejak awal. Diplomasi merupakan cara yang baik untuk
mengantisipasi ketegangan yang terjadi antar negara bertetangga. Karena memang
seharusnya

Negara


bertetangga

tidak

saling

Tumpang

tindih

untuk

memperebutkan wilayah teritori, apalagi sampai melakukan penggerahan militer.
Selain itu, Isu Perbatasan Penyebab Utama Pecahnya Hubungan Negara
Bertetangga dapat diantisipasi dengan adanya penentuan titik batas sebuah negara,
agar terlihat jelas wilayah yang dimiliki negara tersebut. Permasalahan yang
sering muncul di perbatasan darat adalah pemindahan patok-patok batas yang
implikasinya


menyebabkan

kerugian

bagi

negara

secara

ekonomi

dan

lingkungan.Hal ini terjadi karena ketidak puasan warga di perbatasan yang merasa
diabaikan oleh pemerintah Negara pemilik wilayah. Sehingga, warga tersebut ada
yang terdorong untuk menggeser patok-patok di desa mereka agar wilayah mereka
masuk wilayah Negara lain sehingga mendapatkan kesejahteraan yang lebih
baik.Selain menentukan pembatasan di darat, Negara pemilik wilayah juga harus
menentukan pembatasan di laut dengan ZEE (Zona Ekonomi Eklusif)nya

penetapan batas terluar landas kontinen di luar 200 mil laut.
Pembangunan Sosial Ekonomi juga harus dijalankan pada semua wilayah
teritori suatu negara, karena dengan adanya pemerataan sosial ekonomi, setiap
warganegara akan selalu merasa nyaman untuk menjadi masyarakat negara itu.

SIMPULAN
Akhir-akhir ini, masalah perbatasan antarnegara menjadi perhatian publik
internasioanl saat masalah-masalah kejahatan transnasional dianggap sebagai
ancaman yang serius.
Konflik mengenai isu perbatasan tak akan pernah habisnya. Karena
masing-masing negara tidak ingin wilayah yang dianggapnya wilayah negara itu,
diakui oleh negara lain. Terlebih lagi jika wilayah tersebut memiliki hal penting
baik dari segi SDA, maupun historis.
Namun Masalah perbatasan dapat diantisipasi dan dikurangi. Dengan cara
(delimitasi) garis batas wilayah internasional dari sisi legal dan penandaannya
(demarkasi),Tidak hanya itu Isu perbtasan dapat dihindari dengan pemeliharaan
perbatasan, pembangunan sosial-ekonomi, pengamanan dan pengelolaan wilayah
perbatasan antarnegara. Persoalan pemeliharaan perbatasan wilayah negara,
misalnya, adalah suatu proses tanpa akhir.

DAFTAR RUJUKAN
Georg

Sorensen,

dan

Robert

Jackson.2009.Pengantar

Studi

Hubungan

Internasional.Denmark:Pustaka Pelajar
http://nationalgeographic.co.id/berita/2011/09/10-sengketa-wilayah-palingkontroversial
http://ditpolkom.bappenas.go.id/?page=news&id=39

Syamsiar Larasati
125120401111001

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63