BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Perbedaan Kekasaran Permukaan Enamel Gigi Pada Penggunaan Karbamid Peroksida 16% Dan Jus Buah Stroberi (Fragaria x ananassa) sebagai Bahan Pemutih Gigi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

  11 Jaringan keras gigi terdiri dari enamel, dentin, dan sementum. Jaringan keras

  tersebut pada dasarnya sama dengan jaringan tulang yang sebagian besar terdiri atas

  11,17 zat anorganik.

2.1 Struktur Enamel

  Enamel gigi merupakan jaringan terluar gigi berwarna kuning muda sampai putih keabuan yang menutupi anatomis mahkota gigi manusia dan memiliki ketebalan

  12,19

  yang berbeda pada setiap area gigi. Enamel merupakan jaringan tubuh dengan susunan kimia kompleks yang mengandung 96% bahan anorganik (mineral), 1%

  12,19

  bahan organik dan 3% air. Enamel mengandung zat anorganik yang terbesar

  19

  sehingga merupakan bagian terkeras pada tubuh manusia. Komponen mineral dari

  19

  enamel digambarkan dalam bentuk hidroksiapatit (Ca

  10 (PO 4 ) 6 (OH) 2 ).

  12,20

  Enamel tersusun dalam bentuk prismata-prismata hexagonal. Dasar prismata di bagian luar yakni di bagian permukaan makin kecil ke arah lapisan

  12

  dentin. Prismata ini bidang-bidangnya banyak sehingga hampir melingkar seperti

  12

  silinder dan mirip kerucut. Antara prismata satu dengan yang lainnya dilekatkan

  12,20

  satu sama lain dengan substansia interprismatik. Sedangkan tiap-tiap prismata itu

  12 sendiri diselubungi oleh satu selubung.

  A Substansia interprismatik

  C B Dilihat dari sifat fisiknya, enamel memiliki sifat yang sangat keras karena

  12

  bahan mineralnya. Meskipun demikian, enamel bersifat permeabel terhadap ion-ion dan molekul yang dapat mengalami penetrasi sebagian atau kompleks. Enamel dapat larut ketika berkontak dengan asam, sehingga larutnya sebagian atau keseluruhan

  12

  mineral enamel akan mempengaruhi permukaan enamel. Enamel memiliki kelenturan yang rendah dan rapuh yang dipengaruhi oleh faktor positif dan negatif dalam rongga mulut. Faktor positif yang mempengaruhi enamel yaitu dengan tersedianya kalsium dan fosfat yang cukup pada saliva serta adanya fluor dari pasta

  19

  gigi. Faktor negatif yang berpengaruh pada kerusakan enamel salah satunya adalah keasaman minuman dan makanan yang akan menyebabkan perubahan dari

  14 permukaan enamel.

2.2 Demineralisasi dan remineralisasi

2.2.1 Demineralisasi

  Demineralisasi adalah hilangnya sebagian atau seluruh mineral enamel karena larut dalam asam, semakin rendah pH maka akan meningkatkan ion hidrogen yang

  14,19

  akan merusak hidroksiapatit enamel. Demineralisasi dapat disebabkan karies dan

  14 14 non karies. Demineralisasi non karies terdiri dari Atrisi, Abrasi dan Erosi.

  Perbedaannya yaitu karies gigi disebabkan oleh asam hasil fermentasi karbohidrat dan makanan lainnya yang diakibatkan bakteri di dalam rongga mulut, sedangkan erosi gigi disebabkan oleh asam dari makanan dan minuman bukan berasal dari hasil

  14

  fermentasi. Makanan dan minuman yang memiliki pH < 7 dapat menyebabkan

  14 demineralisasi enamel.

  Pada saat asam berkontak dengan enamel maka komponen ion hidrogen yang

  14

  terdapat pada larutan asam tersebut mulai melarutkan kristal enamel. Mula-mula, daerah selubung prisma (prisma sheath) akan melarut dan berlanjut ke inti prisma,

  14,19

  membentuk permukaan yang dikenal dengan sarang lebah. Kemudian asam yang tidak berionisasi (anion) akan berdifusi ke dalam daerah interprismatik pada enamel enamel. Struktur prisma enamel menjadi irreguler diikuti dengan derajat hilangnya

  14,19 enamel yang bervariasi dari satu tempat ketempat lain.

  Enamel sebagian besar terdiri dari hidroksiapatit (Ca

  10 (PO 4 ) 6 (OH) 2 ) atau

  13

  fluoroapatit (Ca

  10 (PO 4 )

  6 F 2 ). Pada keadaan asam, kedua komponen tersebut akan 13 -9

    • 2+ -9

  larut menjadi Ca ; PO

  4 dan F , OH . Ion H akan bereaksi dengan gugus PO 4 , F ,

  OH membentuk HSO

  4 , H

  2 SO 4 , HF atau H

  2 O, sedangkan yang kompleks terbentuk

  13 CaHSO 4 ; CaPO 4 dan CaHPO 4 . Kecepatan melarutnya enamel dipengaruhi oleh

  derajat keasaman, konsentrasi asam, waktu melarut dan kehadiran ion sejenis kalsium

  13 dan fosfat.

  Apabila hidroksiapatit berkontak dengan asam, reaksi yang terjadi sebagai

  13

  berikut:

  • Berdasarkan reaksi di atas, pada proses acidification (berkontak dengan asam) OH
    • 3- 2-

  akan diubah oleh H menjadi H

  2 O dan PO 4 akan dirubah menjadi HPO4 , yang

  • apabila kontak dengan asam lebih lama maka akan berubah menjadi H PO4 . Ini akan

  2

  • 3-

  menyebabkan berkurangnya OH dan PO 4 pada persamaan di sebelah kanan. Apabila mencapai tahap akhir, bahan yang solid akan masuk ke dalam larutan.

  2+

  Namun tidak ada perubahan pada Ca . Demineralisasi yang terus menerus akan membentuk pori-pori kecil pada enamel yang disebut juga porositas, yang dapat

  13 menyebabkan perubahan dari permukaan enamel.

2.2.2 Remineralisasi

  Remineralisasi merupakan proses perbaikan alami pada permukaan gigi yang non-kavitas dan proses perbaikan mineral seperti ion kalsium, fosfat dan fluor untuk

  19 membuat enamel kuat dan stabil kembali.

  19 Remineralisasi membutuhkan ketersediaan kalsium dan fosfat, dan hal ini sebanding dengan kemampuan fluor.

  Tetapi, remineralisasi tidak mungkin terjadi apabila kandungan mineral apatitnya telah hilang secara keseluruhan.

19 Aplikasi fluor pada permukaan enamel terbukti dapat meremineralisasi permukaan enamel yang mengalami demineralisasi.

  19

2.3 Perubahan warna gigi

  Warna gigi setiap orang sangat bervariasi. Secara fisiologis, dengan bertambahnya umur seseorang, email akan menjadi tipis karena abrasi atau erosi, dentin menjadi lebih tebal karena deposisi dentin sekunder dan reparatif, serta terjadi penumpukan noda-noda dari faktor ekstrinsik. Hal inilah yang mempengaruhi perubahan warna gigi menjadi semakin gelap.

  5,21

  Menurut Albert Henri Munsell, terdapat tiga dimensi warna yaitu:

  22

  • Hue (color tone) adalah kualitas warna yang dapat membedakan antara warna yang satu dengan warna yang lain. Dalam hal gigi, hue diwakili oleh A(reddish-

  

brownish ), B(reddish-yellowish), C(grayish shade) dan D(reddish-greyish) dalam

shade guide Vita Classic. Seiring bertambahnya usia, variasi hue sering terjadi

  disebabkan oleh faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.

  • Chroma (brightness) merupakan kualitas warna yang dapat membedakan antara warna yang kuat dengan yang lemah. Bayangkan ketika pewarna merah makanan diteteskan ke dalam segelas air. Setiap kali pewarna makanan itu ditambahkan, intensitas atau kekuatan akan meningkat.
  • Value (saturation) merupakan kualitas warna yang membedakan antara warna terang dengan warna gelap. Hal ini dapat dipengaruhi oleh jarak antara objek dan sumber cahaya. Objek akan terlihat terang bila objek tersebut dekat dengan sumber cahaya dan objek akan terlihat gelap bila jauh dari sumber cahaya. Skala

  value diukur dari anga 0-10 yang artinya angka 0 untuk hitam dan 10 untuk putih.

  Warna gelap dapat diistilahkan value yang rendah dan sebaliknya.

  Perubahan warna gigi (diskolorisasi gigi) disebabkan bermacam-macam yang

  5,21

  umumnya dapat digolongkan:

  • Perubahan warna ekstrinsik umumnya terjadi karena rokok (tembakau), minuman dan makanan yang berwarna seperti teh, kopi, minuman berkarbonasi dan kecap sehingga membentuk stain (noda) pada bagian luar gigi, yaitu email. Kebersihan mulut (oral hygiene) yang jelek juga bisa mempengaruhi warna gigi. Perubahan warna ekstrinsik relatif lebih mudah ditanggulangi dengan membersihkan noda pada emailnya dibandingkan dengan perubahan warna intrinsik. Noda- noda terutama yang berasal dari stain rokok lebih banyak ditemukan pada bidang lingual pada rahang bawah dan bidang palatal pada rahang atas.
  • Perubahan warna intrinsik terjadi akibat faktor dari dalam gigi. Umumnya noda terdapat pada email dan dentin. Penyebabnya diantaranya adalah : 1) Obat-obatan selama pertumbuhan gigi contohnya tetrasiklin dan fluoride 2) Obat- obatan setelah pertumbuhan gigi, misalnya Minocycline 3) Penyakit atau kondisi selama pertumbuhan gigi, seperti kondisi kelainan darah dan trauma

  4) Perubahan pada pulpa, contohnya obturasi saluran akar, nekrosis pulpa dengan dan tanpa perdarahan 5) Penyebab lain pada gigi nonvital, misalnya trauma selama ekstirpasi pulpa, material restorasi gigi, dan material perawatan saluran akar.

2.4 Pemutihan gigi (bleaching)

  Pemutihan gigi adalah suatu upaya untuk mengembalikan (merestorasi) warna normal pada gigi akibat adanya diskolorisasi (perubahan warna) baik oleh karena faktor ekstrinsik dan intrinsik pada gigi dengan cara mengubah warna noda menjadi lebih sedikit berpigmen menggunakan bahan oksidasi atau reduksi berkekuatan

  2,3,5

  tinggi. Dalam reaksi redoks, bahan oksidator (seperti hidrogen peroksida) memiliki radikal bebas dengan electron yang tidak berpasangan yang akan tereduksi,

  2,3,6,23

  Terdapat 2 macam teknik pemutihan gigi: 1. Teknik eksternal

  Teknik eksternal ini terdapat dua macam yaitu office bleaching dan home

  bleachingOffice bleaching dilakukan langsung dipraktek oleh dokter gigi.

  Digunakan untuk menghilangkan stein pada gigi (contoh : stein tetrasiklin atau karena penuaan) atau pemutihan satu gigi ( gigi setelah perawatan endodonti).

  • Home bleaching merupakan teknik yang sangat mudah, setelah konsultasi awal dengan dokter gigi, tray yang dibuat untuk pasien untuk memutihkan gigi dirumah. Pasien mengaplikasikan bahan pemutih gigi pada tray. Tray dipakai selama beberapa jam selama 1 hari.

2. Teknik internal

  Teknik internal terdapat dua macam yaitu teknik termokatalik (peletakan bahan oksidator di dalam kamar pulpa dan penggunaan panas) dan teknik walking

  

bleach (dipakai dalam semua keadaan yang memerlukan teknik pemutihan secara

internal dan teknik ini dapat dilakukan pada kunjungan yang sama pada obturasi).

2.5 Mekanisme pemutihan gigi

  Pada awal proses pemutihan, cincin karbon yang terpigmentasi akan terbuka menjadi ikatan tidak jenuh. Kemudian cincin karbon yang terbuka akan berikatan dengan radikal bebas dari bahan pemutih. Radikal bebas merupakan elektron yang tidak berpasangan dan akan terus bereaksi sampai staining terurai menjadi molekul- molekul sederhana yang bersifat sedikit merefleksikan cahaya spesifik dari stain, yaitu terjadi pengurangan atau elimination discoloration. Sampai suatu saat akan dicapai suatu titik dimana molekul-molekul sederhana yang terbentuk maksimum, keadaan ini disebut dengan saturation point (titik jenuh). Pada titik ini kerusakan struktur gigi dimulai, kehilangan email menjadi lebih cepat. Oleh karena itu bahan-bahan organik yang diakhir reaksinya akan menghasilkan CO2 dan air (gambar

  24 2).

  Gambar 2. Mekanisme pemutihan gigi. Diskolorosasi yang disebabkan kromofor makanan atau minuman, peroksida mengoksidasi kromofor,

  24 pemecahan kromofor sehingga menjadi molekul sederhana.

2.6 Bahan pemutih gigi

  Bahan pemutih dapat berperan sebagai oksidator atau reduktor dan kebanyakan adalah oksidator. Oksidator yang makin kuat akan meningkatkan daya pemutihan gigi. Bahan – bahan yang dapat dipakai diantaranya hidrogen peroksida,

  6 karbamid peroksida (urea peroksida), dan natrium floride.

2.6.1 Hidrogen peroksida

  Hidrogen peroksida merupakan bahan oksidator kuat yang paling sering

  6,25,26

  digunakan dan tersedia dalam berbagai konsentrasi. Karateristik dari hidrogen

  6,26

  peroksida adalah sangat cepat dipecah menjadi air dan oksigen. Oksigen murni dipengaruhi oleh kondisi reaksi, diantaranya suhu, pH, cahaya, dan adanya transisi mineral. Perubahan yang terjadi pada lapisan gigi yang disebabkan oleh reaksi dari H

  2 O 2 30% dengan molekul apatit, dengan proses pemanasan akan terjadi reaksi

  5

  sebagai berikut : H O H O + O

  2

  2 2 n

  Ca

  10 (PO 4 ) 6 (OH) 2 + O n

  10CaO + 3P

  2 O 5 + H

  2 O

  Hidroksiapatit putih Berdasarkan reaksi diatas, hidroksiapatit bereaksi dengan superoxol dan menyebabkan pengendapan CaO. CaO inilah yang menimbulkan warna putih pada

  5 gigi.

2.6.2 Karbamid peroksida

  Karbamid peroksida disebut juga urea peroksida karena kombinasi urea dan

  3,25,27

  hidrogen peroksida. Karbamid peroksida tidak berwarna, tidak berbau, tidak

  22,26 toksik, dan berbentuk kristal putih yang dapat larut dalam alkohol, eter dan air.

  Karbamid peroksida dapat digunakan dalam dua konsentrasi, yaitu konsentrasi tinggi (30-50%) yang dipakai untuk metode in office bleaching dan konsentrasi rendah (10- 16%) yang digunakan untuk metode home bleaching. Karbamid peroksida 10% mengandung 3,3% hidrogen peroksida, Karbamid peroksida 16% mengandung 5,3% hidrogen peroksida, Karbamid peroksida 22% mengandung 7,3% hidrogen peroksida,

  23,27

  Karbamid peroksida 35% mengandung 11,7% hidrogen peroksida Karbamid peroksida telah digunakan sebagai bahan pemutih gigi sejak tahun 1989 dan merupakan bahan yang sering dipakai dalam perawatan pemutihan gigi vital

  3 peroksida 10% telah disetujui American Dental Association (ADA) karena lebih

  25 aman, murah dan efektif untuk pemutihan gigi vital.

  25,27

  Reaksi dari karbamid peroksida dalam proses pemutihan sebagai berikut: Karbamid peroksida Hidrogen peroksida + Urea CH N OH O H O CH N O

  2

  2

  2

  2

  2

  2

  2

  2 Hidrogen peroksida Air + Oksigen

  H

  2 O

  2 H

  2 O O

  2

  • Urea Amonia Karbondioksida CH

  2 N

  2 O NH

  

3 CO

  2 Urea dalam karbamid peroksida berperan sebagai penstabil agar efek bahan

  tersebut lebih panjang dan berperan memperlambat proses pelepasan hidrogen peroksida. Agar efek karbamid peroksida maksimal, dibutuhkan waktu yang lama untuk berkontak dengan gigi. Urea dalam karbamid peroksida dengan berat molekul yang rendah dapat bergerak bebas ke dalam email dan dentin pada saat proses degradasi ammonia, dan karbondioksida akan dilepas sehingga akan meningkatkan pH. Proses buffer dapat meningkatkan efek pemutihan karena produksi ion perhidrol meningkat sehingga proses oksidasi juga akan bertambah. Selain itu, urea juga mempunyai efek pembersih untuk menetralkan asam dan menghilangkan noda-noda

  23,25,27 pada gigi.

  Perbedaan penting dari hidrogen peroksida dan karbamid peroksida adalah

  25,26,27

  tingkat kecenderungan melepas peroksida. Urea menstabilkan karbamid peroksida sehingga lebih lambat terurai menjadi peroksida daripada hidrogen

  23,27 peroksida.

2.7 Indikasi dan kontraindikasi bleaching

  Indikasi perawatannya untuk penderita dengan perubahan warna yang disebabkan proses penuaan, konsumsi makanan, minuman, obat antara lain tetrasiklin, serta fluorosis.

25 Kontra indikasi penggunaan bahan pemutih gigi adalah penderita yang alergi

  terhadap komponen bahan pemutih gigi atau bahan sendok cetak, penderita dengan gigi sangat sensitif, penderita dengan gangguan temporomandibular joints (TMJ), wanita hamil, penderita dengan restorasi geligi anterior yang berubah warna. Penderita yang terlalu berharap akan hasil pemutihan gigi juga tidak dianjurkan melakukan hal ini, karena kemungkinan hasilnya akan mengecewakan secara psikis.

  25

2.8 Efek samping bleaching

  Efek samping yang ditimbulkan dari bleaching:

  24,25

  • Gigi yang sensitif
  • Iritasi pada mukosa
  • Rasa sakit pada TMJ.
  • Merusak tambalan
  • Perubahan morfologi enamel

  Gigi sensitif yang timbul akibat proses pemutihan gigi, umumnya dalam waktu singkat, ditanggulangi dengan memendekkan waktu proses pemutihan setiap harinya, pengulasan fluor, potasium nitrat atau bahan desentizing lain.

  Iritasi pada mukosa gingival dan tenggorokan biasanya disebabkan bahan pemutih yang berlebihan, keluar dari sendok cetak sehingga mengiritasi mukosa atau kemungkinan tertelan.

  Sakit pada otot pengunyahan dan TMJ untuk penderita yang menggunakan sendok cetak sepanjang malam, disebabkan karena adanya perubahan pada kondili.

  Bleaching dengan hidrogen peroksida dapat menyebabkan efek pada ikatan antara

  resin komposit dan jaringan keras gigi yang berakibat terjadinya inhibisi

  Perendaman sampel gigi dalam karbamid peroksida dan hidrogen peroksida menunjukkan adanya perubahan gambaran enamel menjadi lebih kasar, berpori- pori dan adanya bercak putih akibat penggunaan bahan tersebut dilihat secara mikroskopis.

2.9 Stroberi

  Tanaman stroberi berasal dari benua Amerika. Nikolai Ivanovisch Vavilov, seorang ahli botani yang berasal dari Uni Soviet, pada tahun 1887-1942 telah melakukan ekspedisi ke Asia, Afrika, Eropa dan Amerika, beliau berkesimpulan

  27

  bahwa tanaman stroberi berasal dari daerah Chili. Jenis atau spesies stroberi yang pertama kali ditemukan di Chili adalah Fragraria Chilonensis (L.) Duchesne atau

  28,29 disebut stroberi Chili.

  28 Klasifikasi botani tanaman stroberi adalah sebagai berikut:

  : Spermatophyta

  • Divisi : Angiospermae • Sub divisi

  : Dicotyledonae

  • Kelas : Rosaceae • Keluarga : Fragaria • Genus : Fragaria spp
  • Spesies

  Stroberi yang dapat kita temukan di pasar swalayan adalah hibrida yang dihasilkan dari persilangan F. virgiana L. var Duchesne asal Amerika Utara dengan

  

F. chiloensis L. var Duchesne asal Chili. Persilangan itu menghasilkan hibrid yang

  28 merupakan stroberi modern (komersil) Fragaria x annanassa var Duchesne.

2.10 Manfaat stroberi

  Selain mengandung berbagai vitamin dan mineral, buah stroberi terutama biji dan daunnya diketahui mengandung asam elegat. Senyawa ini ternyata berperan sebagai antikarsinogen dan antimutagen yang berarti penting untuk kesehatan manusia. Asam elegat adalah suatu persenyawaan fenol yang berpotensi sebagai

  8 penghambat kanker akibat dari persenyawaan-persenyawaan kimia berbahaya.

  Tanaman stroberi, selain buahnya dapat dimakan, ternyata daun dan akarnya juga dapat dimanfaatkan. Berikut ini manfaat dari masing-masing bagian

  28,30 tanaman.

  a.

  Buah Buah stroberi dapat dimanfaatkan sebagai makanan dalam keadaan segar atau olahannya serta untuk memutihkan gigi. Stroberi memiliki aktivitas antioksidan tinggi karena mengandung quercetin, ellagic acid, antosianin dan

  28,30 kaemprefol .

  b.

  Daun Daun stroberi juga bisa dimanfaatkan. Daunnya berperan sebagai diuretic dan antirematik. Selain mengandung asam elegat, daun stroberi juga memiliki zat

  28,30 antringent.

  c.

  Akar Akar stroberi mengandung zat antiradang. Dengan meminum air rebusan akar tersebut bisa memulihkan pembengkakan akibat nyeri sendi dan asam

  28,30 urat.

2.11 Kandungan stroberi

  1,8,28

  Kandungan senyawa buah stroberi antara lain: 1. Asam elegat (ellagic) Buah stroberi terdapat asam elegat yang dapat memutihkan gigi.

  Reaksi yang terdapat pada senyawa ini adalah reaksi oksidasi dimana asam elegat melepaskan elektron yang dapat berikatan dengan zat yang menyebabkan perubahan warna pada enamel. Adanya perbedaan

  keelektronegatifan diantara O dan H pada gugus OH yang lebih besar

  dibandingkan CO dan OH pada gugus COOH menyebabkan gugus OH akan

  lebih mudah putus dan menghasilkan radikal H . Radikal H yang terbentuk akan berikatan dengan tiga molekul C tersier yang terdapat pada enamel gigi yang mengalami diskolorisasi. Ikatan ini menyebabkan terjadinya gangguan konjugasi electron dan perubahan penyerapan energi pada molekul organik enamel sehingga terbentuk molekul organik enamel dengan struktur tidak

  • jenuh. Setelah radikal H dilepaskan, asam elegat melepaskan empat radikal
    • OH yang dapat mengganggu struktur tidak jenuh dari enamel tersebut

  1,8,28 menjadi struktur jenuh dengan warna yang lebih terang.

  2. Asam malat (malate) Asam malat merupakan golongan asam karboksilat yang mempunyai kemampuan memutihkan gigi dengan mengoksidasi permukaan enamel gigi

  1,8,28 sehingga menjadi netral dan menimbulkan efek pemutihan.

  3. Anthocyanin

  Anthocyanin tergolong dalam komponen flavonoid. Senyawa ini

  merupakan pigmen pemberi warna merah pada stroberi dan juga berperan sebagai antioksidan untuk melindungi struktur sel dalam tubuh serta

  1,8,28 mencegah kerusakan oksigen pada organ tubuh manusia.

  4. Cathechin,Quercetin dan Kaempferol

  1,8,28 Memiliki aktivitas sebagai antioksidan.

  2.12 Kekasaran permukaan gigi

  Kekasaran permukaan adalah ukuran ketidakteraturan dari permukaan dan diukur dengan satuan mikrometer (μm). Nilai ini merupakan ukuran deviasi vertikal suatu permukaan dari bentuk idealnya. Apabila deviasi ini besar, maka permukaan tersebut kasar apabila deviasi ini kecil, maka permukaan tersebut halus. Kekasaran dianggap sebagai komponen dari permukaan yang telah diukur dengan frekuensi yang

  18,31 tinggi dan panjang gelombang yang pendek.

  Kontak antara permukaan yang kasar dengan gingiva dapat menimbulkan rasa tidak nyaman. Selain itu, permukaan yang kasar dapat memudahkan perlekatan bakteri dan menyulitkan pengangkatannya dengan cara alami atau bahkan dengan metode-metode pembersihan rongga mulut. Kekasaran permukaan juga

  18,31 mempengaruhi penampilan estetik, stabilitas warna, dan pembentukan biofilm.

  2.13 Metode pengukuran kekasaran permukaan gigi

  Kekasaran permukaan dapat diukur dengan dua metode, antara lain metode sentuhan (contact method) dan metode tanpa sentuhan (non-contact method). Metode sentuhan dilakukan dengan menarik suatu stylus pengukuran sepanjang permukaan.

  16,18,31 Alat untuk metode sentuhan ini disebut profilometer.

  Kekasaran permukaan gigi pada penelitian ini di ukur dengan menggunakan

  Stylus Profilometer . Stylus profilometer terdiri dari tracer head dan amplifier. Stylus

  merupakan peraba dari alat ukur kekasaran permukaan yang berbentuk konis rata ataupun radius. Tracer head dapat digerakkan sepanjang permukaan benda kerja

  31 secara manual maupun menggunakan motor penggeraknya (secara otomatis). Gambar 5. Pengukuran sampel Gambar 4. Stylus profilometer gigi dengan profilometer Mitutoyo Surftest SJ-201

  Permukaan yang tidak teratur akan menyebabkan stylus bergerak. Pergerakan

  

stylus ini akan digambarkan dalam bentuk fluktuasi gelombang elektronik oleh

treacer head yang kemudian akan diperbesar oleh amplifier sehingga bentuk

16,18,31 kekasaran permukaan dapat dilihat dengan menggunakan mata.

2.14 Kerangka Teori

  Enamel gigi Perubahan warna gigi (diskolorisasi)

  Pemutihan gigi (bleaching)

  Bahan pemutih gigi Karbamid peroksida Hidrogen peroksida

  Jus buah stroberi Konsentrasi 16%

  Manfaat Kandungan Konsentrasi 100% &50%

  Anthocyanin Cathechin, Quercetin, Asam malat Asam elegat

  • Pemberi Kaempferol • Efek pemutihan • Efek warna
  • Antioksidan pemutihan gigi gigi merah

  Demineralisasi Kekasaran permukaan gigi (?)

Dokumen yang terkait

Analisis Bauran Pemasaran Dalam Meningkatkan Penjualan Kain Tenun Tradisional Karo Pada Trias Tambun Kabanjahe

0 0 22

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Bauran Pemasaran Dalam Meningkatkan Penjualan Kain Tenun Tradisional Karo Pada Trias Tambun Kabanjahe

0 1 10

Analisis Bauran Pemasaran Dalam Meningkatkan Penjualan Kain Tenun Tradisional Karo Pada Trias Tambun Kabanjahe

0 0 13

Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan terhadap Produktivitas Kerja Agen Jasa Asuransi Pada PT. Prudential Life Assurance Medan

0 0 21

BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Tinjauan Teori 2.1.1 Manajemen Sumber Daya Manusia - Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan terhadap Produktivitas Kerja Agen Jasa Asuransi Pada PT. Prudential Life Assurance Medan

0 0 20

BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan terhadap Produktivitas Kerja Agen Jasa Asuransi Pada PT. Prudential Life Assurance Medan

0 0 8

Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan terhadap Produktivitas Kerja Agen Jasa Asuransi Pada PT. Prudential Life Assurance Medan

0 1 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pola Makan Seimbang - Pengaruh Pendidikan Gizi Tentang Pola Makan Seimbang Melalui Game Puzzle dan Gambar Animasi Terhadap Peningkatan Pengetahuan Anak SDN 067690 Kota Medan

0 1 22

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Pendidikan Gizi Tentang Pola Makan Seimbang Melalui Game Puzzle dan Gambar Animasi Terhadap Peningkatan Pengetahuan Anak SDN 067690 Kota Medan

0 0 8

1. Hasil sidik ragam tinggi semai S. alba - Respons Pertumbuhan Tanaman dan Konsentrasi Rantai Panjang Polyisoprenoid terhadap Variasi Naungan dan Salinitas pada Mangrove Sonneratia alba Smith

0 0 19