Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Man
Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur (Studi kasus
pada PT. Antam Tbk)
Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan
Keuangan
Disusun oleh :
Dede Nurmalasari (2014120615)
Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi
Universitas Pamulang
Tangerang Selatan
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan kita
berbagai macam nikmat, sehingga aktivitas hidup ini banyak diberikan
keberkahan. Dengan kemurahan yang telah diberikan oleh Allah Yang Maha Esa
sehingga saya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Analisis Laporan
Keuangan Perusahaan Manufaktur (Analisis pada PT. Antam Tbk)” ini dengan
baik.
Ucapan terima kasih tidak lupa saya haturkan kepada dosen Analisis Laporan
Keuangan Bpk. Ibram Pinondang dan teman-teman yang banyak membantu dalam
penyusunan makalah ini. Saya menyadari di dalam penyusunan makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki, baik
dari segi tata bahasa maupun dalam hal pengkonsolidasian.
Oleh karena itu saya mohon maaf atas ketidaksempurnaanya dan juga
memohon kritik dan saran untuk saya agar bisa lebih baik lagi dalam membuat
makalah ini. Harapan saya mudah-mudahan apa yang saya susun ini bisa
memberikan manfaat untuk diri saya sendiri,teman-teman, serta orang lain.
Tangerang Selatan, Juni 2017
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
BAB I...................................................................................................... 1
PENDAHULUAN....................................................................................... 1
1.1
Latar Belakang...............................................................................1
1.2
Perumusan Masalah.........................................................................2
1.3
Tujuan Penelitian............................................................................3
1.4
Manfaat Penelitian...........................................................................3
1.5
Ruang Lingkup Penelitian..................................................................3
1.6
Sistematika Penulisan.......................................................................4
BAB II..................................................................................................... 5
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................5
2.1
Pengertian Laporan Keuangan............................................................5
2.2
Pengelompokkan Rasio Keuangan.......................................................6
2.3
Macam-Macam Analisis Laporan Keuangan...........................................9
BAB III.................................................................................................. 11
PEMBAHASAN....................................................................................... 11
3.1
Profil & Perkembangan Perusahaan....................................................11
3.2
Kegiatan Usaha............................................................................. 12
3.3
Analisis dan Evaluasi.....................................................................13
BAB IV.................................................................................................. 21
KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................21
4.1
Kesimpulan................................................................................. 21
4.2
Saran......................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. iv
LAMPIRAN LAPORAN KEUANGAN PT. ANTAM TBK....................................v
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu tugas penting manajemen atau investor setelah akhir tahun
adalah menganalisa laporan keuangan perusahaan. Analisis ini didasarkan
pada laporan keuangan yang sudah disusun. Sebaiknya laporan keuangan
itu adalah laporan yang diyakini kewajarannya. Kewajaran laporan
keuangan diketahui dari hasil pemeriksaan akuntan publik terhadap
laporan keuangan perusahaan. Hasil laporan akuntan biasanya menyajikan
pendapat tentang kewajaran laporan keuangan tersebut.
Kata analisis adalah memecahkan atau menguraikan sesuatu unit
menjadi berbagai unit terkecil sedangkan laporan keuangan adalah neraca,
laba rugi, arus kas (dana). Jika analisis laporan keuangan merupakan
upaya mencari hubungan antara berbagai kas yang ada dalam laporan
keuangan perusahaan, maka dalam kegiatan ini kita perlu mengetahui
teknik atau metodenya. Teknik dan metode ini sebenarnya secara
tradisional sudah implicit dalam proses akuntansi. Maka sebenarnya
dengan menguasai benar proses akuntansi secara otomatis, kita sudah
mengetahui teknik tradisional dalam menganalisis laporan keuangan.
Namun dalam analisis laporan keuangan kita dapat mempelajari teknik
yang lebih canggih dari teknik tradisional.
1
2
Menurut Sofyan (2007) laporan keuangan adalah menggambarkan
kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau
jangka waktu tertentu sedangkan menurut Martono (2007) laporan
keuangan adalah ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan
pada saat tertetu, umumnya laporan keuangan merupakan sebuah media
informasi yang mencatat dan merangkum segala aktivitas perusahaan serta
digunakan untuk melaporkan keadaan dan posisi perusahaan kepada pihak
yang berkepentingan, terutama pada pihak kreditur, investor, dan
manajemen perusahaan itu sendiri, untuk menggali lebih banyak lagi
informasi yang terkandung dalam suatu laporan keuangan maka
diperlukan suatu analisis laporan keuangan apabila suatu informasi
disajikan dengan benar, informasi itu sangat berguna bagi perusahaan
dalam pengambilan keputusan dan untuk mengetahui kinerja keuangan.
Evaluasi kinerja keuangan dapat dilakukan dengan menggunakan
analisis laporan keuangan yaitu dengan menggunakan analisis rasio
keuangan. Rasio-rasio yang biasanya digunakan untuk menilai kinerja
keuangan perusahaan antara lain rasio likuiditas, solvabilitas, aktifitas dan
profitabilitas (Martono, 2007). Dari latar belakang diatas penulis
mengambil penelitian rasio keuangan pada laporan keuangan PT. Antam
Tbk
1.2 Perumusan Masalah
Rumusan masalah dari analisis laopran keuangan PT. Antam Tbk adalah :
1.2.1 Bagaimana analisis laporan keuangan PT. Antam Tbk?
1.2.2 Bagaimana analisis rasio keuangan PT. Antam Tbk?
3
1.2.3 Bagaimana pengaruh analisis laporan keuangan PT. Antam Tbk
terhadap kinerja perusahaan?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dari analisis laporan keuangan PT. Antam Tbk ialah :
1.3.1
Untuk mengetahui dan memahami apa yang dimaksud analisis rasio
keuangan
1.3.2
Memahami analisis perbandingan rasio dari laporan keuangan PT.
Antam Tbk
1.3.3
Mengetahui pengaruh analisis laporan keuangan terhadap kinerja
perusahaan PT. Antam Tbk
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang penulis harapkan dari analisis laporan keuangan PT. Antam
Tbk adalah :
1.4.1
Dapat memberikan pengetahuan untuk pembaca tentang analisis
rasio keuangan pada PT. Antam Tbk
1.4.2
Dapat memberikan wawasan bagi pembaca dan memberikan
gambaran umum tentang kinerja dari laporan keuangan PT. Antam
Tbk
1.4.3
Dapat menjadi acuan dan referensi untuk penelitian selanjutnya
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini ialah pengumpulan data laporan
keuangan PT. Antam Tbk yang sudah IPO (Initial Pumbilc Offering) yang
ada di Bursa Efek Indonesia tahun 2015 dan 2016 yang selanjutnya ke tahap
4
menganalisis laporan keuangan tersebut sehingga dapat dijadikan hasil
sebagai perbandingan.
1.6 Sistematika Penulisan
Penulisan makalah penelitian ini dibagi menjadi beberapa bab dengan pokok
pembahasan. Sistematika secara umum adalah sebagai berikut:
BAB I. PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, maksud dan tujuan,
rumusan masalah, ruang lingkup penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjelasakan landasan teori berisi teori-teori pendukung dalam
laporan keuangan PT. Antam Tbk
BAB III. PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan tentang profil perusahaan dan hasil pembahasan
analisis rasio keuangan PT. Antam Tbk
BAB IV. PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dari penelitian dan saran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Laporan Keuangan
Munawir (1988) menyatakan bahwa laporan keuangan adalah hasil dari
proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara
data keuanganatau aktivitas perusahaan tersebut. Baridwan (1992) menyatakan
laporan keuanganmerupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan dan
merupakan suatu ringkasan daritransaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama
satu tahun buku yang bersangkutan.Menurut Sofyan (2007) laporan keuangan
adalah menggambarkan kondisi keuangan danhasil usaha suatu perusahaan pada
saat tertentu atau jangka waktu tertentu, sedangkanmenurut Martono dan Agus
(2008) menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan ikhtisar mengenai
keadaan keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertetu, laporankeuangan
merupakan
media
kesehatanperusahanan
yang
dapat
sehingga
dipakai
menjadi
untuk
perhatian
meneliti
berbagai
pihak
kondisi
yang
berkepentingan (Sawir,2003).
Kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan yang terdapat dalam
laporankeuangan perusahaan pada dasarnya merupakan hasil dari proses kegiatan
aktivitasperusahaan yang bersangkutan. Informasi tentang kondisi keuangan dan
hasil perusahaan sangat berguna bagi berbagai pihak, baik pihak-pihak didalam
perusahaan maupun di luar perusahaan, informasi yang berguna tersebut misalnya
tentang kemampuan perusahaan untuk melunasi utang-utang jangka pendek,
5
6
kemampuan perusahaan dalam membayar bunga pinjaman, dan keberhasilan
perusahaan dalam meningkatkan besarnya modal sendiri (Sawir, 2003).
Analisis rasio dalam banyak hal mampu memberikan indikator dan gejalagejala yang muncul dari kondisi disekitarnya, melalui analisis rasio terhadap
laporan keuangan, akan dapat diketahui posisi keuangan dan hasil usaha
perusahaan yang bersangkutan, dimana dari hasil analisis laporan keuangan
tersebut dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengambil
suatu keputusan. Analisis laporan keuangan adalah menguraikan pos-pos
keuangan menjadi informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang
bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik
antara data yang kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk
mengetahui kondisi keuangan yang sangat penting dalam proses menghasilkan
keputusan yang tepat (Harahap, 1999).
2.2 Pengelompokkan Rasio Keuangan
Berikut ini adalah pengelompokkan rasio keuangan menurut Riyanto
(2001):
1) Rasio-rasio Neraca (Balance Sheet Ratios)
Yang tergolong dalam rasio ini adalah semua data yang diambil atau
bersumber dari neraca, misalnya: current ratio, acid test ratio, current assets
to total asset ratio, current liabilities to total asset ratio
2) Rasio-rasio Laporan Laba/Rugi (Income Statement Ratios)
7
Yaitu angka-angka rasio yang dalam penyusunannya semua data diambil
dari laporan laba/rugi, misalnya: gross prifit margin, net operating ratio.
3) Rasio-rasio Antar Laporan (Interstatement Ratios)
Semua angka berasal dari neraca dan data lainnya, misalnya: tingkat
perputaran persediaan (inventory turnover), sales to fixed asset.
Menurut Martono (2007) ada 4 jenis rasio yang digunakan untuk menilai
kinerja keuangan perusahaan, yaitu sebagai berikut:
1. Rasio likuiditas, yaitu rasio yang menunjukkan hubungan antara kas
perusahaan dan aktiva lancar lainnya dengan hutang lancar
2. Rasio aktivitas, yaitu rasio yang mengukur efisiensi dalammenggunakan
asset-assetnya
3. Rasio profitabilitas, yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari penggunaan modalnya
4. Rasio solvabilitas, yaitu rasio untuk mengukur sejauh mana aktiva
perusahaan dibiayai oleh hutang.
1) Rasio Likuiditasyaitu rasio yang menunjukkan hubungan antara kas
perusahaan dan aktiva lancar lainnya dengan hutang lancar (Martono,
2007), variabel-variabel yang digunakan adalah :
Current Ratioadalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban yang harus segera dipenuhi atau dengan kata lain untuk
memenuhi kewajiban jangka pendeknya (Machfoedz, 1999).
Current ratio = aktiva lancar/hutang lancar x 100 %
8
Aktiva lancar adalah uang kas yang dapat diharapkan untuk dicairkan
atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumsi dalam
periode berikutnya (paling lama satu tahun atau dalam perputaran
kegiatan perusahaan normal) (S. Munawir, 2004).
Quick ratio adalah perbandingan aktiva lancar dikurangi persediaan
dengan hutang lancar (Munawir, 2001).
Quick ratio =
aset lancar− persediaan
x 100%
utang lancar
Cash Ratio adalah perbandingan antara kas dengan
total hutang lancar (Munawir, 2001).
kas
Cash ratio = hutang lancar x 100%
2) Rasio Solvabilitas yaitu rasio untuk mengukur sejauh mana aktiva
perusahaan dibiayai oleh hutang (Martono, 2007), variabel-variabel yang
digunakan adalah Total Debt to Total Equity Ratio Total Debt to Total
Equity Ratio adalah Rasio ini membandingkan total utang dengan total
modal pemilik (ekuitas) (Sawir, 2000).
3) Rasio profitabilitasyaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk memperoleh keuntungan dari penggunaan modalnya (Martono,
2007), variabel-variabel yang digunakan adalah :
Gross Profit Margin adalah rasio ini mengukur efisiensi
pengendalian harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan
kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efesien (Sawir,
2001).
9
Operating income ratio adalah rasio ini digunakan untuk mengukur
laba yang dihasilkan dengan menghubungkan kegiatan pokok
perusahaan dengan asset yang dimilki perusahaan (Sawir, 2001).
Net profit margin adalah merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan
bersih atau laba (Ang, 1997).
2.3 Macam-Macam Analisis Laporan Keuangan
Analisis Time Series dan Cross Sectional :
1)
Analisis Trend atau time series adalah analisis rasio perusahaan untuk
beberapa periode. Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan
rasio-rasio dari waktu yang lalu (rasio historis) atau dengan rasio-rasio yang
diperkirakan untuk waktu-waktu yang akan datang pada perusahaan yang
sama. Analisis trend dapat melihat apakah prestasi perusahaan itu meningkat
atau menurun selama periode tertentu, mengestimasi kemungkinan terjadi
peningkatan atau penurunan pada kondisi keuangan tertentu
2)
Analisis Cross Sectional, dengan analisis ini analis membandingkan rasiorasio perusahaan (company ratio) dengan rata-rata rasio perusahaan sejenis
atau industri (rasio rata-rata/rasio standard) untuk waktu yang sama.
Analisis Commond Size dan Analisis Index :
1)
Analisis Commond Size, untuk membuat perbandingan elemen-elemen
laporan keuangan dengan command base-nya. Laporan keuangan neraca pada
sisi aktiva didasarkan pada total aktiva sehingga total aktiva sama dengan
100%. Elemen-elemen lain dari aktiva dibandingkan dengan total aktiva.
Elemen-elemen kewajiban dan modal sendiri didasarkan pada total kewajiban
10
dan modal sendiri. Laporan laba rugi commond base-nya penjualan, elemenelemen laporan laba rugi dibandingkan dengan penjualan
2)
Analisis Index, memilih tahun dasar sebagai commond base-nya elemenelemen laporan keuangan pada periode lain dibandingkan dengan elemenelemen laporan keuangan yang sama dengan tahun dasar tersebut.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Profil & Perkembangan Perusahaan
PT. Aneka Tambang Tbk, didirikan sejak 5 Juli 1968, yang bergerak
dibidang pertambangan. Antam telah mengalami berbagai pasang-surut
sebagai sebuah perusahaan, namun sebuah tantangan telah menimbulkan
berbagai dinamika perkembangan yang pada akhirnya mengantarkan Antam
menjadi perusahaan pertambangan yang terkemuka di Indonesia.
Hadianto Martosubroto, M.Sc. ditunjuk sebagai direktur utama antam
yang pertama. Jajaran direksi pertama antam didukung oleh Ir. Ngakan Ketut
Suta sebagai direktur produksi ekplorasi, Ir. Ahmad Prayono sebagai direktur
teknik, Jani Arsadjadja, SH. sebagai direktur keuangan dan Drs. SGB
Tampubulon sebagai direktur pemasaran.
Kantor pusat antam yang pertama kali berdiri berada di Jalan Bungur
Besar 24-26, Jakarta yang fasilitasnya jauh dari mewah dan serba terbatas.
Antam baru pindah kekantor baru di Jalan TB. Simatupang pada bulan
November 1992, sebuah kantor megah berlantai 8 yang lebih representative
dan memiliki fasilitas yang jauh lebih memadai. PT. Antam memiliki 5 unit
bisnis pertambangan (UBP) yaitu, UBP emas di Pongkor (Bogor), UBP nikel
di Pomala (Sulawesi Tenggara), UBP logam mulia di Pulogadung (Jakarta),
UBP Bauksit Kijang (Kepulauan Riau), UBP Geomin di Pulogadung
(Jakarta).
11
12
Visi Antam adalah menjadi perusahaan pertambangan berstandar
Internasional yang memiliki keunggulan kompetitif di pasar global.
Misi antam adalah :
1. Menghasilkan produk-produk berkualitas tinggi, yaitu nikel, emas,
dan mineral dengan mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja
serta memperhatikan kelestarian lingkungan.
2. Memaksimalkan shareholders dan stakeholders value.
3. Meningkatkan kesejahteraan karyawan dan berpartisipasi di dalam
upaya menyejahterahkan masyarakat disekitar daerah operasi
pertambangan.
4. Beroperasi secara efisien (berbiaya rendah).
3.2 Kegiatan Usaha
Antam adalah perusahaan pertambangan dan pengolahan mineral menjadi
logam Indonesia yang terinteraksi secara vertikal. Komoditas usaha
pertambangan Antam adalah nikel, emas dan bauksit. Tujuan utama Antam
adalah untuk menciptakan nilai bagi pemegang saham dengan menjadi
perusahaan yang lebih besar dan lebih baik serta melaksanakan hal tersebut
dengan cara yang berkesinambungan. Strategi utama Antam adalah untuk
mendapatkan nilai sebanyak mungkin dari cadangan perusahaan dengan
bergerak ke bidang hilir dan melakukan kegiatan-kegiatan pengolahan yang
mempunyai nilai tambah lebih besar daripada hanya sekedar mengekpor bijih.
Antam juga mempertimbangkan untuk mendiversifikasikan usaha Antam ke
komoditas tambanglainnya selama hal tersebut mendatangkan imbal hasil
yang baik dan sesuai dengan bisnis antam.
13
3.3 Analisis dan Evaluasi
Laporan keuangan PT. Antam Tbk, yaitu laporan posisi keuangan dan
laporan laba rugi periode 2015 dan 2016. Kondisi keuangan suatu perusahaan
dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Dengan
mengadakan suatu analisis terhadap laporan keuangan akan dapat diketahui
gambaran tentang posisi keuangan perusahaan. Berdasarkan hal itu, untuk
menganalisis laporan keuangan PT. Antam Tbkmenggunakan rasio perbandingan,
14
likuiditas,solvabilitas.
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)
PT ANEKA TAMBANG Tbk
DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2016 DAN 2015
2016
2015
7,623,385,438
8,086,634,372
-463,248,934
-6.08%
Pihak ketiga
640,813,916
340,924,318
Pihak berelasi
193,356,963
107,087,903
299,889,598
86,269,060
26,181,538
-364,169,027
46.80%
44.62%
16.75%
-26.23%
-49.73%
10.92%
Kenaikan/Penurunan
Rp
%
ASET LANCAR
Kas dan setara kas
Piutang usaha, bersih
Piutang lain-lain, bersih
Persediaan, bersih
156,313,947
130,132,409
1,388,415,530
1,752,584,557
463,678,667
694,244,827
85,572,258
78,684,849
76,226,751
64,991,423
10,630,221,568
11,252,826,560
-230,566,160
9,345,507
-64,991,423
-622,604,992
3,503,968
3,480,950
23,018
0.66%
514,361,416
481,963,825
32,397,591
6.30%
2,080,115,940
1,992,516,049
87,599,891
4.21%
Pajak dibayar di muka
Pajak lain-lain
Biaya dibayar di muka
Aset lancar lain-lain
Jumlah aset lancar
-5.86%
ASET TIDAK LANCAR
Kas yang dibatasi penggunaannya
Piutang non-usaha pihak berelasi
Investasi pada entitas asosiasi, bersih
15
16
2016
2015
Pihak ketiga
419,910,100
547,034,314
-127,124,214
Pihak berelasi
165,815,841
177,060,544
-11,244,703
214,649,427
251,599,629
-36,950,202
-30.27%
-6.78%
-17.21%
17,682,321
8,516,109
9,166,212
51.84%
309,587
3,295,482
-2,985,895
61,172,044
59,483,551
1,688,493
Kenaikan/Penurunan
Rp
%
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang usaha
Beban akrual
Liabilitas imbalan karyawan
jangka pendek
Utang pajak
Pajak penghasilan badan
Pajak lain-lain
Uang muka pelanggan
Pinjaman bank jangka pendek
135,082,955
42,126,927
92,956,028
2,687,200,000
2,808,100,000
-120,900,000
-964.48%
2.76%
68.81%
-4.50%
568,006,900
379,707,375
188,299,525
33.15%
20,018,911
62,465,512
20,018,911
42,387,538
0
-42,387,538
4,352,313,598
4,339,330,380
12,983,218
0.00%
32.14%
0.30%
2,995,896,341
2,995,030,772
865,569
0.03%
3,653,536,133
3,927,468,734
-273,932,601
-7.50%
200,973,848
232,701,864
-31,728,016
-15.79%
366,320,904
3,699,415
347,239,277
198,360,901
19,081,627
-198,360,901
5.21%
-5261.95%
-6.65%
-4.04%
Pinjaman investasi yang jatuh tempo
dalam satu tahun
Penyisihan untuk pengelolaan dan
reklamasi lingkungan hidup yang
jatuh tempo dalam satu tahun
Utang lain-lain
Jumlah liabilitas jangka pendek
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Utang obligasi
Pinjaman investasi, setelah dikurangi
bagian yang jatuh tempo dalam
satu tahun
Penyisihan untuk pengelolaan dan
reklamasi lingkungan hidup,
setelah dikurangi bagian yang
jatuh tempo dalam satu tahun
Kewajiban pensiun dan
imbalan pascakerja lainnya
Liabilitas jangka panjang lainnya
Jumlah liabilitas jangka panjang
JUMLAH LIABILITAS
7,220,426,641
7,700,801,548
-7,700,801,548
11,572,740,239
12,040,131,928
-12,040,131,928
17
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN
KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
31 DESEMBER 2016 DAN 2015
Kenaikan/Penurunan
Rp
%
-1,425,244,048
-15.65%
-2,081,897,970
-25.22%
656,653,922
77.09%
2016
2015
PENJUALAN
9,106,260,754
10,531,504,802
BEBAN POKOK PENJUALAN
8,254,466,187
10,336,364,157
851,794,567
195,140,645
Umum dan administrasi
707,278,248
776,280,373
-69,002,125
Penjualan dan pemasaran
136,360,260
120,298,794
16,061,466
Jumlah beban usaha
843,638,508
896,579,167
-52,940,659
8,156,059
-701,438,522
709,594,581
-281,813,472
-496,574,736
214,761,264
343,190,135
73,214,891
269,975,244
-319,273,938
-246,021,355
-73,252,583
487,032,811
229,135,536
-297,954,202
-967,335,402
784,987,013
1,196,470,938
LABA KOTOR
BEBAN USAHA
LABA/(RUGI) USAHA
-9.76%
11.78%
-6.28%
8700.21%
PENGHASILAN/(BEBAN) LAIN-LAIN
Bagian kerugian entitas asosiasi
dan ventura bersama
Penghasilan keuangan
Beban keuangan
Penghasilan/(kerugian) lain-lain, bersih
Penghasilan/(beban) lain-lain, bersih
-76.21%
78.67%
22.94%
161.18%
522.17%
LABA/(RUGI) SEBELUM
PAJAK PENGHASILAN
(Beban)/manfaat pajak penghasilan
LABA/(RUGI) TAHUN BERJALAN
237,291,595
-1,668,773,924
1,906,065,519
-172,485,407
64,806,188
227,921,028
-1,440,852,896
-400,406,435
1,505,659,084
803.26%
232.14%
2323.33%
-
2,330,655,281
-
-
3,890,829
25,271,004
-21,380,175
-549.50%
PENGHASILAN/(RUGI)
KOMPREHENSIF LAIN
Pos yang tidak akan
direklasifikasi ke laba rugi:
- Kenaikan nilai tanah dari
revaluasi
Pengukuran kembali kewajiban
pensiun dan pascakerja lainnya
Dampak pajak
pengukuran kembali kewajiban
-972,707
-6,317,751
5,345,044
2,918,122
2,349,608,534
-2,346,690,412
-549.50%
-80417.83%
-120,131
-20,833
-99,298
82.66%
24,472,432
3,821,246
20,651,186
24,352,301
3,800,413
20,551,888
84.39%
84.39%
PENGHASILAN KOMPREHENSIF
LAIN, SETELAH PAJAK
27,270,423
2,353,408,947
-2,326,138,524
-8529.90%
JUMLAH PENGHASILAN KOMPREHENSIF
TAHUN BERJALAN
92,076,611
912,556,051
912,556,051
-820,479,440
-891.08%
64,810,325
-1,440,851,795
1,505,662,120
-4,137
-1,101
-3,036
64,806,188
-1,440,852,896
1,505,659,084
2323.18%
73.39%
2323.33%
Pemilik entitas induk
92,080,748
912,557,152
-820,476,404
Kepentingan nonpengendali
-4,137
92,076,611
-1,101
912,556,051
-3,036
-820,479,440
-891.04%
73.39%
-891.08%
3
-120
123
4100.00%
pensiun dan pascakerja lainnya
Pos yang akan direklasifikasi
ke laba rugi:
Selisih kurs karena
penjabaran laporan keuangan
Bagian penghasilan komprehensif
lain dari entitas asosiasi dan
ventura bersama
LABA/(RUGI) TAHUN BERJALAN YANG
DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA:
Pemilik entitas induk
Kepentingan nonpengendali
JUMLAH PENGHASILAN KOMPREHENSIF
TAHUN BERJALAN YANG
DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA:
LABA/(RUGI) BERSIH PER SAHAM
DASAR DAN DILUSIAN YANG
DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK
ENTITAS INDUK (NILAI PENUH)
18
2016
2015
2,403,076,473
2,403,076,473
3,934,833,124
3,934,833,124
EKUITAS
Kenaikan/Penurunan
Rp
%
EKUITAS YANG DAPAT
DIATRIBUSIKAN KEPADA
PEMILIK ENTITAS INDUK
Modal saham
Modal dasar - 1 saham preferen
seri A Dwiwarna dan
37.999.999.999 saham biasa
seri B; Modal ditempatkan dan
disetor penuh - 1 saham preferen
seri A Dwiwarna dan 24.030.764.725
saham biasa seri B
dengan nilai nominal
Rp100 (nilai penuh) per
saham biasa seri B
Tambahan modal disetor, bersih
0
0
0%
0%
Komponen ekuitas lainnya:
Selisih kurs karena penjabaran
laporan keuangan
54,961,059
55,081,190
Surplus revaluasi aset
2,330,655,281
2,330,655,281
-120,131
0
-0.22%
0%
11,613,209,777
-1,927,961,061
11,613,209,777
-2,020,161,940
0
92,200,879
0%
-4.78%
18,408,774,653
20,920
18,316,693,905
25,057
JUMLAH EKUITAS
18,408,795,573
18,316,718,962
92,080,748
-4,137
92,076,611
0.50%
-19.78%
0.50%
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
29,981,535,812
30,356,850,890
-375,315,078
-1.25%
Saldo laba:
Yang telah ditentukan penggunaannya
Yang belum ditentukan penggunaannya
Jumlah ekuitas yang dapat diatribusikan
kepada pemilik entitas induk
Kepentingan nonpengendali
2) Rasio Likuiditas
aktivalancar
a. Current Ratio hutang lancar x 100%
Tahun
Aktiva lancar
Hutang lancar
2015
11,252,826,560
4,339,330,380
2016
10,630,221,568
4,352,313,598
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa :
Rasio
2.
6
259.32%
2.
4
244.24%
19
Tahun 2015 : jumlah aktiva lancar sebanyak 2.6 kali hutang lancar atau setiap
1 rupiah hutang lancar dijamin oleh 2.6 aktiva lancar atau 2.6 : 1 antara aktiva
lancar dengan hutang lancar.
Tahun 2016 : jumlah aktiva lancar sebanyak 2.4 kali hutang lancar atau setiap
1 rupiah hutang lancar dijamin dengan 2.4 aktiva lancar atau 2.4:1 antara
aktiva lancer dengan hutang lancar.
Dari hasil diatas menunjukkan pada tahun 2015 lebih baik dibanding 2016,
sedangkan 2016 menunjukkan pengelolaan dana yang kurang optimal karena
mengalami penurunan pada asset lancar sedangkan hutang lancar tetap naik
dari tahun 2015.
b. Quick Ratio =
Tahun
2015
2016
aset lancar− persediaan
x 100%
utang lancar
Aset lancar
11,252,826,560
10,630,221,568
Persediaan
1,752,584,557
1,388,415,530
Hutang lancar
4,339,330,380
4,352,313,598
Rasio
2.2 218.93%
2.1 212.34%
Rasio quick rasio >100 % menunjukkan bahwa perusahaan sudah mampu
membayar hutang lancar dengan aktiva yang lebih likuid (tanpa persediaan).
c. Cash Ratio =
Kas dan setara kas
hutang lancar x 100%
Tahun
Kas dan setara
kas
Hutang lancar
2015
2016
8,086,634,372
7,623,385,438
4,339,330,380
4,352,313,598
Rasio
1.9
1.8
186.36%
175.16%
Pada tahun 2015 dan 2016 perusahaan mampu dalam membayar hutang
lancar, karena keudanya berada di atas rata-rata industri untuk cash ratio ialah
70% meskipun 2015 lebih baik dari tahun 2016 .
20
penjualan bersih
d. Rasio Perputaran Kas = Aset lancar−Hutang lancar
Tahun
penjualan
bersih
Aset lancar
Hutang lancar
2015
2016
10,531,504,802
9,106,260,754
11,252,826,560
10,630,221,568
4,339,330,380
4,352,313,598
Rasio
kali
1.5
1.45
%
152.33%
145.05%
Jika rata-rata industri adalah 5 kali keadaan perusahaan pada tahun 2015 dan 2016
menunjukkan kondisi yang lebih buruk pada perusahaan lain sejenis karena
berada jauh dibawah rata-rata industri.
persediaan
e. Inventory to Net Working Capital = Aset lancar−Hutang lancar
Tahun
Persediaan
Aset lancar
Hutang lancar
2015
2016
1,752,584,557
1,388,415,530
11,252,826,560
10,630,221,568
4,339,330,380
4,352,313,598
Rasio
kali
0.3
0.2
%
25.35%
22.12%
Jika rata-rata indsutri untuk inventory to net working capitaladalah 30%,
keadaan perusahaan pada tahun 2015 dan 2016 semakin menurun dan ini
menunjukkan keadaan perusahaan kurang baik karena berada dibawah
rata-rata industri.
3) Rasio Solvabilitas
Total Debt
a. Debt tp Asset Ratio (Debt Ratio) = Total Assets
Tahun
2015
2016
Total Asset
30,356,850,89
0
29,981,535,81
2
Total Debt
Rasio
Rp
%
12,040,131,928
0.4
39.66%
11,572,740,239
0.4
38.60%
21
Rasio ini menunjukkan bahwa 39.66% pendanaan perusahaan dibiayai dengan
hutang untuk tahun 2015 dan 38.60% untuk tahun 2016 dan setiap Rp. 100
pendanaan perusahaa, 39.66% dibiayai dengan utang dan Rp. 60.34 disediakan
pemegang saham. Begitupun untuk tahun 2016.
TotalDebt
b. Debt to Equity Ratio = TotalEquity
Tahun
Total Debt
Total Equity
2015
2016
12,040,131,928
11,572,740,239
18,316,718,962
18,408,795,573
Total debt
Rasio
Rp
%
0.7
65.73%
0.6
62.87%
to equity
ratio pada
PT. Antam Tbk tahun 2015 dan 2016 menunjukkan tingkat rasio yang tergolong
baik karena berada dibawah 100%.
c. Long term debt to equity ratio =
Total Long Term Debt
TotalEquity
Total Long
Rasio
Tahun
2015
2016
Total Equity
term debt
7,700,801,548
7,220,426,641
18,316,718,962
18,408,795,573
Rp
%
0.4
0.4
42.04%
39.22%
Pada tahun 2016 terjadi penurunan sehingga hutang jangka panjang yang
dipenuhi oleh modal juga menurun, Namun perusahaan masih dianggap baik
karena di atas rata-rata yaitu 30%.
EBIT
d. Times interest Earned = Biaya bunga
Tahun
EBIT
Biaya Bunga
2015
2016
-1,141,312,523
-743,002,182
527,461,401
505,710,587
Rasio
Rp
%
-2.2
-1.5
-216.38%
-146.92%
22
Caption : Rugi sebelum pajak penghasilan di neraca sudah termasuk biaya bunga, jadi untuk EBIT
tahun 2015 (1.668.773.924) + (527.461.401) = (1.141.312.523) dan untuk tahun 2016
(237.291.595) + (505.710.587) = (743.002.182). Sumber biaya bunga adalah dari laporan arus kas.
e. Fixed Charge Coverage (FCC)
Dalam laporan keuangan PT. Antam Tbk tidak terdapat kewajiban lease
yang masih menjadi tanggungan ditahun 2014 atau tahun berjalan. Karena
sewa dimasukkan ke dalam harga perolehan aktiva tetap (properti
pertambangan) dan diamortisasi setiap tahun secara proporsional dan juga
tidak ada rincian sewa yang dimasukkan ke aktiva tetap (properti
pertambangan) dalam catatan atas laporan keuangan.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa
rasio likuiditas PT. Antam Tbk menunjukkan bahwa perusahaan sudah bisa
membayar jangka pendek maupun panjang dengan menggunakan aktiva
lancarnya. Peningkatan saldo kas yang terlalu tinggi tidak tidak terlalu baik karena
menunjukkan terdapat dana yang tidak bisa di optimalkan oleh manajemen.
Hampir 50% pendanaan perusahaan dibiayai oleh hutang pada taun 2015, dan
mengalami penurunan di tahun 2016. Walaupun perusahaan masih tergolong
likuid dengan total asset yang dimiliki tetapi hal ini akan menjadi sulit apabila
perusahaan ingin menambah pinjamin.
4.2 Saran
Manajemen PT. Antam Tbk harus lebih meningkatkan kinerjanya dalam
mengelola dana yang tertampung baik dalam bentuk aktiva lancar, aktiva lancar
lainnya dan aktiva tetap sehingga aktiva lebih produktif. Perusahaan sebaiknya
juga mengurangi jumlah hutang jangka pendek dan meningkatkan aktiva lancar
perusahaan agar dapat berkembang dengan baik dan lebih efektif.
21
DAFTAR PUSTAKA
Ang, Robert. 1997. “Buku Pintar Pasar Modal Indonesia (The Intelligent
Guide to Indonesian Capital Market)”, Media Soft Indonesia,
Jakarta.
Baridwan, Zaki, Intermediate Accounting, Edisi Ketujuh, BPFE, UGM,
Yogyakarta, 1992. Harahap, Sofyan, Syafri, Analisa Kritis Atas
Laporan Keuangan, Edisi Kesatu Cetakan 2, Jakarta, 1999.
Harahap, Sofyan, Syafri. 2007. “Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan”,
Jakarta: PT. Raja Grafndo Persada.
Halim, Abdul, 2007 Manajemen Keuangan Bisnis, Bogor: Ghalia
Indonesia. Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan,
Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta, Oktober 1994.
Http://www.antam.co.id
http://www.idx.co.id/idid/beranda/perusahaantercatat/
laporankeuangandantahuna.aspx
iv
LAMPIRAN LAPORAN KEUANGAN PT. ANTAM TBK
v
pada PT. Antam Tbk)
Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan
Keuangan
Disusun oleh :
Dede Nurmalasari (2014120615)
Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi
Universitas Pamulang
Tangerang Selatan
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan kita
berbagai macam nikmat, sehingga aktivitas hidup ini banyak diberikan
keberkahan. Dengan kemurahan yang telah diberikan oleh Allah Yang Maha Esa
sehingga saya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Analisis Laporan
Keuangan Perusahaan Manufaktur (Analisis pada PT. Antam Tbk)” ini dengan
baik.
Ucapan terima kasih tidak lupa saya haturkan kepada dosen Analisis Laporan
Keuangan Bpk. Ibram Pinondang dan teman-teman yang banyak membantu dalam
penyusunan makalah ini. Saya menyadari di dalam penyusunan makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki, baik
dari segi tata bahasa maupun dalam hal pengkonsolidasian.
Oleh karena itu saya mohon maaf atas ketidaksempurnaanya dan juga
memohon kritik dan saran untuk saya agar bisa lebih baik lagi dalam membuat
makalah ini. Harapan saya mudah-mudahan apa yang saya susun ini bisa
memberikan manfaat untuk diri saya sendiri,teman-teman, serta orang lain.
Tangerang Selatan, Juni 2017
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
BAB I...................................................................................................... 1
PENDAHULUAN....................................................................................... 1
1.1
Latar Belakang...............................................................................1
1.2
Perumusan Masalah.........................................................................2
1.3
Tujuan Penelitian............................................................................3
1.4
Manfaat Penelitian...........................................................................3
1.5
Ruang Lingkup Penelitian..................................................................3
1.6
Sistematika Penulisan.......................................................................4
BAB II..................................................................................................... 5
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................5
2.1
Pengertian Laporan Keuangan............................................................5
2.2
Pengelompokkan Rasio Keuangan.......................................................6
2.3
Macam-Macam Analisis Laporan Keuangan...........................................9
BAB III.................................................................................................. 11
PEMBAHASAN....................................................................................... 11
3.1
Profil & Perkembangan Perusahaan....................................................11
3.2
Kegiatan Usaha............................................................................. 12
3.3
Analisis dan Evaluasi.....................................................................13
BAB IV.................................................................................................. 21
KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................21
4.1
Kesimpulan................................................................................. 21
4.2
Saran......................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. iv
LAMPIRAN LAPORAN KEUANGAN PT. ANTAM TBK....................................v
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu tugas penting manajemen atau investor setelah akhir tahun
adalah menganalisa laporan keuangan perusahaan. Analisis ini didasarkan
pada laporan keuangan yang sudah disusun. Sebaiknya laporan keuangan
itu adalah laporan yang diyakini kewajarannya. Kewajaran laporan
keuangan diketahui dari hasil pemeriksaan akuntan publik terhadap
laporan keuangan perusahaan. Hasil laporan akuntan biasanya menyajikan
pendapat tentang kewajaran laporan keuangan tersebut.
Kata analisis adalah memecahkan atau menguraikan sesuatu unit
menjadi berbagai unit terkecil sedangkan laporan keuangan adalah neraca,
laba rugi, arus kas (dana). Jika analisis laporan keuangan merupakan
upaya mencari hubungan antara berbagai kas yang ada dalam laporan
keuangan perusahaan, maka dalam kegiatan ini kita perlu mengetahui
teknik atau metodenya. Teknik dan metode ini sebenarnya secara
tradisional sudah implicit dalam proses akuntansi. Maka sebenarnya
dengan menguasai benar proses akuntansi secara otomatis, kita sudah
mengetahui teknik tradisional dalam menganalisis laporan keuangan.
Namun dalam analisis laporan keuangan kita dapat mempelajari teknik
yang lebih canggih dari teknik tradisional.
1
2
Menurut Sofyan (2007) laporan keuangan adalah menggambarkan
kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau
jangka waktu tertentu sedangkan menurut Martono (2007) laporan
keuangan adalah ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan
pada saat tertetu, umumnya laporan keuangan merupakan sebuah media
informasi yang mencatat dan merangkum segala aktivitas perusahaan serta
digunakan untuk melaporkan keadaan dan posisi perusahaan kepada pihak
yang berkepentingan, terutama pada pihak kreditur, investor, dan
manajemen perusahaan itu sendiri, untuk menggali lebih banyak lagi
informasi yang terkandung dalam suatu laporan keuangan maka
diperlukan suatu analisis laporan keuangan apabila suatu informasi
disajikan dengan benar, informasi itu sangat berguna bagi perusahaan
dalam pengambilan keputusan dan untuk mengetahui kinerja keuangan.
Evaluasi kinerja keuangan dapat dilakukan dengan menggunakan
analisis laporan keuangan yaitu dengan menggunakan analisis rasio
keuangan. Rasio-rasio yang biasanya digunakan untuk menilai kinerja
keuangan perusahaan antara lain rasio likuiditas, solvabilitas, aktifitas dan
profitabilitas (Martono, 2007). Dari latar belakang diatas penulis
mengambil penelitian rasio keuangan pada laporan keuangan PT. Antam
Tbk
1.2 Perumusan Masalah
Rumusan masalah dari analisis laopran keuangan PT. Antam Tbk adalah :
1.2.1 Bagaimana analisis laporan keuangan PT. Antam Tbk?
1.2.2 Bagaimana analisis rasio keuangan PT. Antam Tbk?
3
1.2.3 Bagaimana pengaruh analisis laporan keuangan PT. Antam Tbk
terhadap kinerja perusahaan?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dari analisis laporan keuangan PT. Antam Tbk ialah :
1.3.1
Untuk mengetahui dan memahami apa yang dimaksud analisis rasio
keuangan
1.3.2
Memahami analisis perbandingan rasio dari laporan keuangan PT.
Antam Tbk
1.3.3
Mengetahui pengaruh analisis laporan keuangan terhadap kinerja
perusahaan PT. Antam Tbk
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang penulis harapkan dari analisis laporan keuangan PT. Antam
Tbk adalah :
1.4.1
Dapat memberikan pengetahuan untuk pembaca tentang analisis
rasio keuangan pada PT. Antam Tbk
1.4.2
Dapat memberikan wawasan bagi pembaca dan memberikan
gambaran umum tentang kinerja dari laporan keuangan PT. Antam
Tbk
1.4.3
Dapat menjadi acuan dan referensi untuk penelitian selanjutnya
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini ialah pengumpulan data laporan
keuangan PT. Antam Tbk yang sudah IPO (Initial Pumbilc Offering) yang
ada di Bursa Efek Indonesia tahun 2015 dan 2016 yang selanjutnya ke tahap
4
menganalisis laporan keuangan tersebut sehingga dapat dijadikan hasil
sebagai perbandingan.
1.6 Sistematika Penulisan
Penulisan makalah penelitian ini dibagi menjadi beberapa bab dengan pokok
pembahasan. Sistematika secara umum adalah sebagai berikut:
BAB I. PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, maksud dan tujuan,
rumusan masalah, ruang lingkup penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjelasakan landasan teori berisi teori-teori pendukung dalam
laporan keuangan PT. Antam Tbk
BAB III. PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan tentang profil perusahaan dan hasil pembahasan
analisis rasio keuangan PT. Antam Tbk
BAB IV. PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dari penelitian dan saran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Laporan Keuangan
Munawir (1988) menyatakan bahwa laporan keuangan adalah hasil dari
proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara
data keuanganatau aktivitas perusahaan tersebut. Baridwan (1992) menyatakan
laporan keuanganmerupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan dan
merupakan suatu ringkasan daritransaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama
satu tahun buku yang bersangkutan.Menurut Sofyan (2007) laporan keuangan
adalah menggambarkan kondisi keuangan danhasil usaha suatu perusahaan pada
saat tertentu atau jangka waktu tertentu, sedangkanmenurut Martono dan Agus
(2008) menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan ikhtisar mengenai
keadaan keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertetu, laporankeuangan
merupakan
media
kesehatanperusahanan
yang
dapat
sehingga
dipakai
menjadi
untuk
perhatian
meneliti
berbagai
pihak
kondisi
yang
berkepentingan (Sawir,2003).
Kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan yang terdapat dalam
laporankeuangan perusahaan pada dasarnya merupakan hasil dari proses kegiatan
aktivitasperusahaan yang bersangkutan. Informasi tentang kondisi keuangan dan
hasil perusahaan sangat berguna bagi berbagai pihak, baik pihak-pihak didalam
perusahaan maupun di luar perusahaan, informasi yang berguna tersebut misalnya
tentang kemampuan perusahaan untuk melunasi utang-utang jangka pendek,
5
6
kemampuan perusahaan dalam membayar bunga pinjaman, dan keberhasilan
perusahaan dalam meningkatkan besarnya modal sendiri (Sawir, 2003).
Analisis rasio dalam banyak hal mampu memberikan indikator dan gejalagejala yang muncul dari kondisi disekitarnya, melalui analisis rasio terhadap
laporan keuangan, akan dapat diketahui posisi keuangan dan hasil usaha
perusahaan yang bersangkutan, dimana dari hasil analisis laporan keuangan
tersebut dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengambil
suatu keputusan. Analisis laporan keuangan adalah menguraikan pos-pos
keuangan menjadi informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang
bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik
antara data yang kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk
mengetahui kondisi keuangan yang sangat penting dalam proses menghasilkan
keputusan yang tepat (Harahap, 1999).
2.2 Pengelompokkan Rasio Keuangan
Berikut ini adalah pengelompokkan rasio keuangan menurut Riyanto
(2001):
1) Rasio-rasio Neraca (Balance Sheet Ratios)
Yang tergolong dalam rasio ini adalah semua data yang diambil atau
bersumber dari neraca, misalnya: current ratio, acid test ratio, current assets
to total asset ratio, current liabilities to total asset ratio
2) Rasio-rasio Laporan Laba/Rugi (Income Statement Ratios)
7
Yaitu angka-angka rasio yang dalam penyusunannya semua data diambil
dari laporan laba/rugi, misalnya: gross prifit margin, net operating ratio.
3) Rasio-rasio Antar Laporan (Interstatement Ratios)
Semua angka berasal dari neraca dan data lainnya, misalnya: tingkat
perputaran persediaan (inventory turnover), sales to fixed asset.
Menurut Martono (2007) ada 4 jenis rasio yang digunakan untuk menilai
kinerja keuangan perusahaan, yaitu sebagai berikut:
1. Rasio likuiditas, yaitu rasio yang menunjukkan hubungan antara kas
perusahaan dan aktiva lancar lainnya dengan hutang lancar
2. Rasio aktivitas, yaitu rasio yang mengukur efisiensi dalammenggunakan
asset-assetnya
3. Rasio profitabilitas, yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari penggunaan modalnya
4. Rasio solvabilitas, yaitu rasio untuk mengukur sejauh mana aktiva
perusahaan dibiayai oleh hutang.
1) Rasio Likuiditasyaitu rasio yang menunjukkan hubungan antara kas
perusahaan dan aktiva lancar lainnya dengan hutang lancar (Martono,
2007), variabel-variabel yang digunakan adalah :
Current Ratioadalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban yang harus segera dipenuhi atau dengan kata lain untuk
memenuhi kewajiban jangka pendeknya (Machfoedz, 1999).
Current ratio = aktiva lancar/hutang lancar x 100 %
8
Aktiva lancar adalah uang kas yang dapat diharapkan untuk dicairkan
atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumsi dalam
periode berikutnya (paling lama satu tahun atau dalam perputaran
kegiatan perusahaan normal) (S. Munawir, 2004).
Quick ratio adalah perbandingan aktiva lancar dikurangi persediaan
dengan hutang lancar (Munawir, 2001).
Quick ratio =
aset lancar− persediaan
x 100%
utang lancar
Cash Ratio adalah perbandingan antara kas dengan
total hutang lancar (Munawir, 2001).
kas
Cash ratio = hutang lancar x 100%
2) Rasio Solvabilitas yaitu rasio untuk mengukur sejauh mana aktiva
perusahaan dibiayai oleh hutang (Martono, 2007), variabel-variabel yang
digunakan adalah Total Debt to Total Equity Ratio Total Debt to Total
Equity Ratio adalah Rasio ini membandingkan total utang dengan total
modal pemilik (ekuitas) (Sawir, 2000).
3) Rasio profitabilitasyaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk memperoleh keuntungan dari penggunaan modalnya (Martono,
2007), variabel-variabel yang digunakan adalah :
Gross Profit Margin adalah rasio ini mengukur efisiensi
pengendalian harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan
kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efesien (Sawir,
2001).
9
Operating income ratio adalah rasio ini digunakan untuk mengukur
laba yang dihasilkan dengan menghubungkan kegiatan pokok
perusahaan dengan asset yang dimilki perusahaan (Sawir, 2001).
Net profit margin adalah merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan
bersih atau laba (Ang, 1997).
2.3 Macam-Macam Analisis Laporan Keuangan
Analisis Time Series dan Cross Sectional :
1)
Analisis Trend atau time series adalah analisis rasio perusahaan untuk
beberapa periode. Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan
rasio-rasio dari waktu yang lalu (rasio historis) atau dengan rasio-rasio yang
diperkirakan untuk waktu-waktu yang akan datang pada perusahaan yang
sama. Analisis trend dapat melihat apakah prestasi perusahaan itu meningkat
atau menurun selama periode tertentu, mengestimasi kemungkinan terjadi
peningkatan atau penurunan pada kondisi keuangan tertentu
2)
Analisis Cross Sectional, dengan analisis ini analis membandingkan rasiorasio perusahaan (company ratio) dengan rata-rata rasio perusahaan sejenis
atau industri (rasio rata-rata/rasio standard) untuk waktu yang sama.
Analisis Commond Size dan Analisis Index :
1)
Analisis Commond Size, untuk membuat perbandingan elemen-elemen
laporan keuangan dengan command base-nya. Laporan keuangan neraca pada
sisi aktiva didasarkan pada total aktiva sehingga total aktiva sama dengan
100%. Elemen-elemen lain dari aktiva dibandingkan dengan total aktiva.
Elemen-elemen kewajiban dan modal sendiri didasarkan pada total kewajiban
10
dan modal sendiri. Laporan laba rugi commond base-nya penjualan, elemenelemen laporan laba rugi dibandingkan dengan penjualan
2)
Analisis Index, memilih tahun dasar sebagai commond base-nya elemenelemen laporan keuangan pada periode lain dibandingkan dengan elemenelemen laporan keuangan yang sama dengan tahun dasar tersebut.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Profil & Perkembangan Perusahaan
PT. Aneka Tambang Tbk, didirikan sejak 5 Juli 1968, yang bergerak
dibidang pertambangan. Antam telah mengalami berbagai pasang-surut
sebagai sebuah perusahaan, namun sebuah tantangan telah menimbulkan
berbagai dinamika perkembangan yang pada akhirnya mengantarkan Antam
menjadi perusahaan pertambangan yang terkemuka di Indonesia.
Hadianto Martosubroto, M.Sc. ditunjuk sebagai direktur utama antam
yang pertama. Jajaran direksi pertama antam didukung oleh Ir. Ngakan Ketut
Suta sebagai direktur produksi ekplorasi, Ir. Ahmad Prayono sebagai direktur
teknik, Jani Arsadjadja, SH. sebagai direktur keuangan dan Drs. SGB
Tampubulon sebagai direktur pemasaran.
Kantor pusat antam yang pertama kali berdiri berada di Jalan Bungur
Besar 24-26, Jakarta yang fasilitasnya jauh dari mewah dan serba terbatas.
Antam baru pindah kekantor baru di Jalan TB. Simatupang pada bulan
November 1992, sebuah kantor megah berlantai 8 yang lebih representative
dan memiliki fasilitas yang jauh lebih memadai. PT. Antam memiliki 5 unit
bisnis pertambangan (UBP) yaitu, UBP emas di Pongkor (Bogor), UBP nikel
di Pomala (Sulawesi Tenggara), UBP logam mulia di Pulogadung (Jakarta),
UBP Bauksit Kijang (Kepulauan Riau), UBP Geomin di Pulogadung
(Jakarta).
11
12
Visi Antam adalah menjadi perusahaan pertambangan berstandar
Internasional yang memiliki keunggulan kompetitif di pasar global.
Misi antam adalah :
1. Menghasilkan produk-produk berkualitas tinggi, yaitu nikel, emas,
dan mineral dengan mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja
serta memperhatikan kelestarian lingkungan.
2. Memaksimalkan shareholders dan stakeholders value.
3. Meningkatkan kesejahteraan karyawan dan berpartisipasi di dalam
upaya menyejahterahkan masyarakat disekitar daerah operasi
pertambangan.
4. Beroperasi secara efisien (berbiaya rendah).
3.2 Kegiatan Usaha
Antam adalah perusahaan pertambangan dan pengolahan mineral menjadi
logam Indonesia yang terinteraksi secara vertikal. Komoditas usaha
pertambangan Antam adalah nikel, emas dan bauksit. Tujuan utama Antam
adalah untuk menciptakan nilai bagi pemegang saham dengan menjadi
perusahaan yang lebih besar dan lebih baik serta melaksanakan hal tersebut
dengan cara yang berkesinambungan. Strategi utama Antam adalah untuk
mendapatkan nilai sebanyak mungkin dari cadangan perusahaan dengan
bergerak ke bidang hilir dan melakukan kegiatan-kegiatan pengolahan yang
mempunyai nilai tambah lebih besar daripada hanya sekedar mengekpor bijih.
Antam juga mempertimbangkan untuk mendiversifikasikan usaha Antam ke
komoditas tambanglainnya selama hal tersebut mendatangkan imbal hasil
yang baik dan sesuai dengan bisnis antam.
13
3.3 Analisis dan Evaluasi
Laporan keuangan PT. Antam Tbk, yaitu laporan posisi keuangan dan
laporan laba rugi periode 2015 dan 2016. Kondisi keuangan suatu perusahaan
dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Dengan
mengadakan suatu analisis terhadap laporan keuangan akan dapat diketahui
gambaran tentang posisi keuangan perusahaan. Berdasarkan hal itu, untuk
menganalisis laporan keuangan PT. Antam Tbkmenggunakan rasio perbandingan,
14
likuiditas,solvabilitas.
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)
PT ANEKA TAMBANG Tbk
DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2016 DAN 2015
2016
2015
7,623,385,438
8,086,634,372
-463,248,934
-6.08%
Pihak ketiga
640,813,916
340,924,318
Pihak berelasi
193,356,963
107,087,903
299,889,598
86,269,060
26,181,538
-364,169,027
46.80%
44.62%
16.75%
-26.23%
-49.73%
10.92%
Kenaikan/Penurunan
Rp
%
ASET LANCAR
Kas dan setara kas
Piutang usaha, bersih
Piutang lain-lain, bersih
Persediaan, bersih
156,313,947
130,132,409
1,388,415,530
1,752,584,557
463,678,667
694,244,827
85,572,258
78,684,849
76,226,751
64,991,423
10,630,221,568
11,252,826,560
-230,566,160
9,345,507
-64,991,423
-622,604,992
3,503,968
3,480,950
23,018
0.66%
514,361,416
481,963,825
32,397,591
6.30%
2,080,115,940
1,992,516,049
87,599,891
4.21%
Pajak dibayar di muka
Pajak lain-lain
Biaya dibayar di muka
Aset lancar lain-lain
Jumlah aset lancar
-5.86%
ASET TIDAK LANCAR
Kas yang dibatasi penggunaannya
Piutang non-usaha pihak berelasi
Investasi pada entitas asosiasi, bersih
15
16
2016
2015
Pihak ketiga
419,910,100
547,034,314
-127,124,214
Pihak berelasi
165,815,841
177,060,544
-11,244,703
214,649,427
251,599,629
-36,950,202
-30.27%
-6.78%
-17.21%
17,682,321
8,516,109
9,166,212
51.84%
309,587
3,295,482
-2,985,895
61,172,044
59,483,551
1,688,493
Kenaikan/Penurunan
Rp
%
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang usaha
Beban akrual
Liabilitas imbalan karyawan
jangka pendek
Utang pajak
Pajak penghasilan badan
Pajak lain-lain
Uang muka pelanggan
Pinjaman bank jangka pendek
135,082,955
42,126,927
92,956,028
2,687,200,000
2,808,100,000
-120,900,000
-964.48%
2.76%
68.81%
-4.50%
568,006,900
379,707,375
188,299,525
33.15%
20,018,911
62,465,512
20,018,911
42,387,538
0
-42,387,538
4,352,313,598
4,339,330,380
12,983,218
0.00%
32.14%
0.30%
2,995,896,341
2,995,030,772
865,569
0.03%
3,653,536,133
3,927,468,734
-273,932,601
-7.50%
200,973,848
232,701,864
-31,728,016
-15.79%
366,320,904
3,699,415
347,239,277
198,360,901
19,081,627
-198,360,901
5.21%
-5261.95%
-6.65%
-4.04%
Pinjaman investasi yang jatuh tempo
dalam satu tahun
Penyisihan untuk pengelolaan dan
reklamasi lingkungan hidup yang
jatuh tempo dalam satu tahun
Utang lain-lain
Jumlah liabilitas jangka pendek
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Utang obligasi
Pinjaman investasi, setelah dikurangi
bagian yang jatuh tempo dalam
satu tahun
Penyisihan untuk pengelolaan dan
reklamasi lingkungan hidup,
setelah dikurangi bagian yang
jatuh tempo dalam satu tahun
Kewajiban pensiun dan
imbalan pascakerja lainnya
Liabilitas jangka panjang lainnya
Jumlah liabilitas jangka panjang
JUMLAH LIABILITAS
7,220,426,641
7,700,801,548
-7,700,801,548
11,572,740,239
12,040,131,928
-12,040,131,928
17
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN
KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
31 DESEMBER 2016 DAN 2015
Kenaikan/Penurunan
Rp
%
-1,425,244,048
-15.65%
-2,081,897,970
-25.22%
656,653,922
77.09%
2016
2015
PENJUALAN
9,106,260,754
10,531,504,802
BEBAN POKOK PENJUALAN
8,254,466,187
10,336,364,157
851,794,567
195,140,645
Umum dan administrasi
707,278,248
776,280,373
-69,002,125
Penjualan dan pemasaran
136,360,260
120,298,794
16,061,466
Jumlah beban usaha
843,638,508
896,579,167
-52,940,659
8,156,059
-701,438,522
709,594,581
-281,813,472
-496,574,736
214,761,264
343,190,135
73,214,891
269,975,244
-319,273,938
-246,021,355
-73,252,583
487,032,811
229,135,536
-297,954,202
-967,335,402
784,987,013
1,196,470,938
LABA KOTOR
BEBAN USAHA
LABA/(RUGI) USAHA
-9.76%
11.78%
-6.28%
8700.21%
PENGHASILAN/(BEBAN) LAIN-LAIN
Bagian kerugian entitas asosiasi
dan ventura bersama
Penghasilan keuangan
Beban keuangan
Penghasilan/(kerugian) lain-lain, bersih
Penghasilan/(beban) lain-lain, bersih
-76.21%
78.67%
22.94%
161.18%
522.17%
LABA/(RUGI) SEBELUM
PAJAK PENGHASILAN
(Beban)/manfaat pajak penghasilan
LABA/(RUGI) TAHUN BERJALAN
237,291,595
-1,668,773,924
1,906,065,519
-172,485,407
64,806,188
227,921,028
-1,440,852,896
-400,406,435
1,505,659,084
803.26%
232.14%
2323.33%
-
2,330,655,281
-
-
3,890,829
25,271,004
-21,380,175
-549.50%
PENGHASILAN/(RUGI)
KOMPREHENSIF LAIN
Pos yang tidak akan
direklasifikasi ke laba rugi:
- Kenaikan nilai tanah dari
revaluasi
Pengukuran kembali kewajiban
pensiun dan pascakerja lainnya
Dampak pajak
pengukuran kembali kewajiban
-972,707
-6,317,751
5,345,044
2,918,122
2,349,608,534
-2,346,690,412
-549.50%
-80417.83%
-120,131
-20,833
-99,298
82.66%
24,472,432
3,821,246
20,651,186
24,352,301
3,800,413
20,551,888
84.39%
84.39%
PENGHASILAN KOMPREHENSIF
LAIN, SETELAH PAJAK
27,270,423
2,353,408,947
-2,326,138,524
-8529.90%
JUMLAH PENGHASILAN KOMPREHENSIF
TAHUN BERJALAN
92,076,611
912,556,051
912,556,051
-820,479,440
-891.08%
64,810,325
-1,440,851,795
1,505,662,120
-4,137
-1,101
-3,036
64,806,188
-1,440,852,896
1,505,659,084
2323.18%
73.39%
2323.33%
Pemilik entitas induk
92,080,748
912,557,152
-820,476,404
Kepentingan nonpengendali
-4,137
92,076,611
-1,101
912,556,051
-3,036
-820,479,440
-891.04%
73.39%
-891.08%
3
-120
123
4100.00%
pensiun dan pascakerja lainnya
Pos yang akan direklasifikasi
ke laba rugi:
Selisih kurs karena
penjabaran laporan keuangan
Bagian penghasilan komprehensif
lain dari entitas asosiasi dan
ventura bersama
LABA/(RUGI) TAHUN BERJALAN YANG
DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA:
Pemilik entitas induk
Kepentingan nonpengendali
JUMLAH PENGHASILAN KOMPREHENSIF
TAHUN BERJALAN YANG
DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA:
LABA/(RUGI) BERSIH PER SAHAM
DASAR DAN DILUSIAN YANG
DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK
ENTITAS INDUK (NILAI PENUH)
18
2016
2015
2,403,076,473
2,403,076,473
3,934,833,124
3,934,833,124
EKUITAS
Kenaikan/Penurunan
Rp
%
EKUITAS YANG DAPAT
DIATRIBUSIKAN KEPADA
PEMILIK ENTITAS INDUK
Modal saham
Modal dasar - 1 saham preferen
seri A Dwiwarna dan
37.999.999.999 saham biasa
seri B; Modal ditempatkan dan
disetor penuh - 1 saham preferen
seri A Dwiwarna dan 24.030.764.725
saham biasa seri B
dengan nilai nominal
Rp100 (nilai penuh) per
saham biasa seri B
Tambahan modal disetor, bersih
0
0
0%
0%
Komponen ekuitas lainnya:
Selisih kurs karena penjabaran
laporan keuangan
54,961,059
55,081,190
Surplus revaluasi aset
2,330,655,281
2,330,655,281
-120,131
0
-0.22%
0%
11,613,209,777
-1,927,961,061
11,613,209,777
-2,020,161,940
0
92,200,879
0%
-4.78%
18,408,774,653
20,920
18,316,693,905
25,057
JUMLAH EKUITAS
18,408,795,573
18,316,718,962
92,080,748
-4,137
92,076,611
0.50%
-19.78%
0.50%
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
29,981,535,812
30,356,850,890
-375,315,078
-1.25%
Saldo laba:
Yang telah ditentukan penggunaannya
Yang belum ditentukan penggunaannya
Jumlah ekuitas yang dapat diatribusikan
kepada pemilik entitas induk
Kepentingan nonpengendali
2) Rasio Likuiditas
aktivalancar
a. Current Ratio hutang lancar x 100%
Tahun
Aktiva lancar
Hutang lancar
2015
11,252,826,560
4,339,330,380
2016
10,630,221,568
4,352,313,598
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa :
Rasio
2.
6
259.32%
2.
4
244.24%
19
Tahun 2015 : jumlah aktiva lancar sebanyak 2.6 kali hutang lancar atau setiap
1 rupiah hutang lancar dijamin oleh 2.6 aktiva lancar atau 2.6 : 1 antara aktiva
lancar dengan hutang lancar.
Tahun 2016 : jumlah aktiva lancar sebanyak 2.4 kali hutang lancar atau setiap
1 rupiah hutang lancar dijamin dengan 2.4 aktiva lancar atau 2.4:1 antara
aktiva lancer dengan hutang lancar.
Dari hasil diatas menunjukkan pada tahun 2015 lebih baik dibanding 2016,
sedangkan 2016 menunjukkan pengelolaan dana yang kurang optimal karena
mengalami penurunan pada asset lancar sedangkan hutang lancar tetap naik
dari tahun 2015.
b. Quick Ratio =
Tahun
2015
2016
aset lancar− persediaan
x 100%
utang lancar
Aset lancar
11,252,826,560
10,630,221,568
Persediaan
1,752,584,557
1,388,415,530
Hutang lancar
4,339,330,380
4,352,313,598
Rasio
2.2 218.93%
2.1 212.34%
Rasio quick rasio >100 % menunjukkan bahwa perusahaan sudah mampu
membayar hutang lancar dengan aktiva yang lebih likuid (tanpa persediaan).
c. Cash Ratio =
Kas dan setara kas
hutang lancar x 100%
Tahun
Kas dan setara
kas
Hutang lancar
2015
2016
8,086,634,372
7,623,385,438
4,339,330,380
4,352,313,598
Rasio
1.9
1.8
186.36%
175.16%
Pada tahun 2015 dan 2016 perusahaan mampu dalam membayar hutang
lancar, karena keudanya berada di atas rata-rata industri untuk cash ratio ialah
70% meskipun 2015 lebih baik dari tahun 2016 .
20
penjualan bersih
d. Rasio Perputaran Kas = Aset lancar−Hutang lancar
Tahun
penjualan
bersih
Aset lancar
Hutang lancar
2015
2016
10,531,504,802
9,106,260,754
11,252,826,560
10,630,221,568
4,339,330,380
4,352,313,598
Rasio
kali
1.5
1.45
%
152.33%
145.05%
Jika rata-rata industri adalah 5 kali keadaan perusahaan pada tahun 2015 dan 2016
menunjukkan kondisi yang lebih buruk pada perusahaan lain sejenis karena
berada jauh dibawah rata-rata industri.
persediaan
e. Inventory to Net Working Capital = Aset lancar−Hutang lancar
Tahun
Persediaan
Aset lancar
Hutang lancar
2015
2016
1,752,584,557
1,388,415,530
11,252,826,560
10,630,221,568
4,339,330,380
4,352,313,598
Rasio
kali
0.3
0.2
%
25.35%
22.12%
Jika rata-rata indsutri untuk inventory to net working capitaladalah 30%,
keadaan perusahaan pada tahun 2015 dan 2016 semakin menurun dan ini
menunjukkan keadaan perusahaan kurang baik karena berada dibawah
rata-rata industri.
3) Rasio Solvabilitas
Total Debt
a. Debt tp Asset Ratio (Debt Ratio) = Total Assets
Tahun
2015
2016
Total Asset
30,356,850,89
0
29,981,535,81
2
Total Debt
Rasio
Rp
%
12,040,131,928
0.4
39.66%
11,572,740,239
0.4
38.60%
21
Rasio ini menunjukkan bahwa 39.66% pendanaan perusahaan dibiayai dengan
hutang untuk tahun 2015 dan 38.60% untuk tahun 2016 dan setiap Rp. 100
pendanaan perusahaa, 39.66% dibiayai dengan utang dan Rp. 60.34 disediakan
pemegang saham. Begitupun untuk tahun 2016.
TotalDebt
b. Debt to Equity Ratio = TotalEquity
Tahun
Total Debt
Total Equity
2015
2016
12,040,131,928
11,572,740,239
18,316,718,962
18,408,795,573
Total debt
Rasio
Rp
%
0.7
65.73%
0.6
62.87%
to equity
ratio pada
PT. Antam Tbk tahun 2015 dan 2016 menunjukkan tingkat rasio yang tergolong
baik karena berada dibawah 100%.
c. Long term debt to equity ratio =
Total Long Term Debt
TotalEquity
Total Long
Rasio
Tahun
2015
2016
Total Equity
term debt
7,700,801,548
7,220,426,641
18,316,718,962
18,408,795,573
Rp
%
0.4
0.4
42.04%
39.22%
Pada tahun 2016 terjadi penurunan sehingga hutang jangka panjang yang
dipenuhi oleh modal juga menurun, Namun perusahaan masih dianggap baik
karena di atas rata-rata yaitu 30%.
EBIT
d. Times interest Earned = Biaya bunga
Tahun
EBIT
Biaya Bunga
2015
2016
-1,141,312,523
-743,002,182
527,461,401
505,710,587
Rasio
Rp
%
-2.2
-1.5
-216.38%
-146.92%
22
Caption : Rugi sebelum pajak penghasilan di neraca sudah termasuk biaya bunga, jadi untuk EBIT
tahun 2015 (1.668.773.924) + (527.461.401) = (1.141.312.523) dan untuk tahun 2016
(237.291.595) + (505.710.587) = (743.002.182). Sumber biaya bunga adalah dari laporan arus kas.
e. Fixed Charge Coverage (FCC)
Dalam laporan keuangan PT. Antam Tbk tidak terdapat kewajiban lease
yang masih menjadi tanggungan ditahun 2014 atau tahun berjalan. Karena
sewa dimasukkan ke dalam harga perolehan aktiva tetap (properti
pertambangan) dan diamortisasi setiap tahun secara proporsional dan juga
tidak ada rincian sewa yang dimasukkan ke aktiva tetap (properti
pertambangan) dalam catatan atas laporan keuangan.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa
rasio likuiditas PT. Antam Tbk menunjukkan bahwa perusahaan sudah bisa
membayar jangka pendek maupun panjang dengan menggunakan aktiva
lancarnya. Peningkatan saldo kas yang terlalu tinggi tidak tidak terlalu baik karena
menunjukkan terdapat dana yang tidak bisa di optimalkan oleh manajemen.
Hampir 50% pendanaan perusahaan dibiayai oleh hutang pada taun 2015, dan
mengalami penurunan di tahun 2016. Walaupun perusahaan masih tergolong
likuid dengan total asset yang dimiliki tetapi hal ini akan menjadi sulit apabila
perusahaan ingin menambah pinjamin.
4.2 Saran
Manajemen PT. Antam Tbk harus lebih meningkatkan kinerjanya dalam
mengelola dana yang tertampung baik dalam bentuk aktiva lancar, aktiva lancar
lainnya dan aktiva tetap sehingga aktiva lebih produktif. Perusahaan sebaiknya
juga mengurangi jumlah hutang jangka pendek dan meningkatkan aktiva lancar
perusahaan agar dapat berkembang dengan baik dan lebih efektif.
21
DAFTAR PUSTAKA
Ang, Robert. 1997. “Buku Pintar Pasar Modal Indonesia (The Intelligent
Guide to Indonesian Capital Market)”, Media Soft Indonesia,
Jakarta.
Baridwan, Zaki, Intermediate Accounting, Edisi Ketujuh, BPFE, UGM,
Yogyakarta, 1992. Harahap, Sofyan, Syafri, Analisa Kritis Atas
Laporan Keuangan, Edisi Kesatu Cetakan 2, Jakarta, 1999.
Harahap, Sofyan, Syafri. 2007. “Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan”,
Jakarta: PT. Raja Grafndo Persada.
Halim, Abdul, 2007 Manajemen Keuangan Bisnis, Bogor: Ghalia
Indonesia. Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan,
Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta, Oktober 1994.
Http://www.antam.co.id
http://www.idx.co.id/idid/beranda/perusahaantercatat/
laporankeuangandantahuna.aspx
iv
LAMPIRAN LAPORAN KEUANGAN PT. ANTAM TBK
v