MANFAAT MERIAM BAGI MASYARAKAT SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH KERAJAAN-KERAJAAN YANG ADA DI KABUPATEN BATUBARA.

(1)

37

MANFAAT MERIAM BAGI MASYARAKAT

SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH

KERAJAAN – KERAJAAN YANG

ADA DI KABUPATEN

BATUBARA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

OLEH :

Ronggur Raja Doli Simorangkir 308321065

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Ronggur Raja Doli Simorangkir. Manfaat Meriam Bagi Masyarakat Sebagai Peninggalan Sejarah Kerajaan-Kerajaan Yang Ada di Kabupaten Batubara, Provinsi Sumatera Utara. Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan 2012.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara mendalam mengenai manfaat bagi masyarakat dari meriam bersejarah yang terdapat di Kabupaten Batubara serta melihat bagaimana keadaan dan kondisi dari meriam-meriam tersebut. Dalam penelitian ini penulis mengadakan penelitian sejarah dengan menggunakan teknik heuristik dimana penulis membuat rekontruksi masa lalu secara sistematis dan objektif dengan cara observasi dan wawancara untuk menegakkan fakta dan menarik kesimpulan yang kuat. Data yang digunakan penulis diperoleh dari data primer dan sekunder.

Dalam menganalisa data penulis melakukan langkah-langkah dengan cara mengumpulkan data, menganalisa data, interpretasi data, dan membuat kesimpulan serta membandingkannya dengan buku-buku yang lain yang diperoleh dari hasil observasi dilapangan dan wawancara. Kemudian mengklasifikasikan atau mengelompokkan data berdasarkan analisa yang terkandung dalam masalah itu sendiri, terakhir menarik kesimpulan dari berbagai data yang dibuat berdasarkan hipotesisi yang dirumuskan.

Hasil penelitian yang diperoleh penulis adalah dimana meriam-meriam bersejarah di Kabupaten Batubara ini cukup banyak dan keadaannya sekarang ini sebagian masih belum terawat dengan baik, seperti meriam Kuala Indah, meriam Indra Pura dan meriam Simpang dolok. Dari sini bisa kita lihat bagaimana peranan masyarakat dan pemerintah dalam melestarikan situs-situs bersejarah yang ada di Kabupaten Batu Bara.

Dari hasil penelitian tersebut maka dapat kita simpulkan bahwa situs-situs bersejarah yang ada di Kabupaten Batubara ini sangatlah penting untuk dilestarikan dengan baik supaya generasi yang akan datang bisa mengingat serta merasakan bagaimana kehidupan masa lampau jika dilihat dari peninggalan situs-situs sejarah tersebut.


(6)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb Puji dan syukur penulis sampaikan atas kehadiran Allah SWT atas segala berkat dan rahmat-Nya yang tak terhingga berupa kesehatan serta kemampuan berfikir sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Manfaat Meriam bagi masyarakat sebagai peninggalan sejarah kerajaan-kerajaan yang ada di Kabupaten Batubara”

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Penulis menyadari bahwa didalam skripsi ini masih terdapat banyak sekali kekurangan, baik dari segi isi maupun dalam hal penyajian, mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis sendiri. Oleh sebab itu dengan kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan sumbangan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Dalam penyelesaian skripsi ini penulis tentu tidak sendiri. Penulis mendapat banyak bantuan dan bimbingan yang menghasilkan berbagai pengalaman berharga dari berbagai pihak baik berupa moril maupun materil. Maka dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Dra. Lukita Ningsih, M. Hum selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah 2. Ibu Dra. Hafnita Lubis, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Sejarah

3. Ibu Dra. Flores Tanjung M.Si selaku dosen pembimbing Skripsi yang telah

membantu, membimbing dan mengarahkan penulis serta begitu sabar dalam menasehati saya guna menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Drs, Ponirin M. Si selaku dosen penguji yang telah meberikan masukan dan

saran bagi penulis.

5. Bapak Drs. Yushar Tanjung. M.Si selaku dosen penguji dan dosen PA yang telah

memberi banyak masukan dan saran bagi penulis.

6. Ibu Dra. Samsidar Tanjung, M Pd selaku dosen penguji yang telah banyak

memberikan masukan dan saran untuk penulis.

7. Seluruh bapak dan ibu dosen Jurusan Pendidikan Sejarah yang telah membagi ilmu

pengetahuan dan memperlancar penyelesaian skripsi ini.

8. Kawan-kawan di (PUSSIS) Pusat Studi Ilmu Sejarah dan Ilmu Sosial Lainnya seperti

Bang Ramadhan Julianto S.Pd, Bang Ater Budiman Sinaga yang segera mendapat gelar M.Si, Saudara Hendri Dalimunthe S.Pd yang selalu setia menemani di saat suka


(7)

dan duka serta adinda-adinda Tari, Pidia, Iki, Nuri, Nur yang menjadi penghibur di kala fikiran sedang tak mampu untuk berfikir dan tak lupa pula atas secangkir kopi yang dengan ikhlas adinda buat untuk santai sejenak, sehingga dengan aktivitas yang tanpa kita sadari mampu menghantarkan penulis menyelesaikan skripsi ini.

9. Teristimewa terhadap kedua orang tua saya Bapak T. Simorangkir dan Ibunda tercinta Hj. Nautir Siregar, yang tiada hentinya menasehati saya dan tiada lelah mencurahkan kasih sayangnya kepada penulis serta telah bersedia bekerja keras memberikan yang terbaik berupa moril dan materil sehingga penulis dapat meyelesaikan studi ini.

10.Kakak dan abang tersayang Evi Yoshika Wani S.Pd, Lisda Helga Mariksa SH, Astri

Damayanti Amd dan Abdul Kadir Simorangkir M,Si serta Titien Syarifah SH, yang telah memberi motivasi dan semangat dalam keadaaan apapun kepada penulis.

11.Terkhusus kepada bapak Bupati Kabupaten Batubara, O.K Arya Zulkarnaen

12.Rekan Juang di HMI Komisariat FIS, kakanda Husni Mubarok yang juga mau berbagi

waktu bagi penulis untuk meneliti, kakanda Quadi azzam, kakanda Syukri Mujahid S.Pd yang telah banyak mendewasakan fikiran penulis tentang Dinamika kampus.

13.Adinda-adinda di kepengurusan HMI Komisariat FIS

14.Terimakasih atas pertemanan buak Sejarah 2008

15.Sejenak tersenyum ketika menuliskan nama engkau di helaian lembaran kata

pengantar. “Friska Erlida Harahap SE” yang selalu Progresif dan sabar menasehatiku untuk menyelesaikan perkuliahan, tanpamu mungkin sekarang ini aku masih terjebak dalam ruang kesombongan emosional yang sangat berlebihan. Terima kasih karena telah menjadi cahaya di tengah-tengah pupusnya impian yang sempat terkubur. insya Allah dengan selesainya tugas akhir ini kedewasaan untuk berfikir bertambah guna mendapatkan keberhasilan yang layak untuk di kita semai.

16.Terima kasih kepada kakanda chaisal andrio, Qhinoy dan the profesor kakanda Ir.

Ucok Chaidir pimpinan CV. Chandika, CV. Pinang Buntar, yang telah melibatkan saya atas pengerjaan proyek dana Bansos anggaran tahun 2012 yang membuat saya melanglang buana serta penuh dinamika mulai dari Langkat, Deli Serdang, Medan, dan Asaha sulit untuk melupakan pengalaman tersebut.

17.Terimakasih kepada adinda Felira Annisa yang telah membantu menemani saya di

tengah-tengah kepenatan saat berfikir dalam proses pengerjaan skripsi yang sangat sederhana ini.

18.Terima kasih kepada kawan-kawan dari Lingkaran Survey Indonesia (LSI) Mas Lana,


(8)

Sumatera Utara, terima kasih atas kegiatan dan pembelajaran politiknya, walau kegiatan itu sempat menunda proses pengerjaan skripsiku namun tidak ada sedikitpun rasa penyelesan tertanam di hati. Semoga nantinya kita dapat berjumpa dan menjadi rekan kerja yang baik, amin.

Medan, 25 Maret 2013

Ronggur Raja Doli Simorangkir NIM.308321065


(9)

i DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2.Identifikasi Masalah ... 4

1.3.Perumusan Masalah ... 4

1.4.Tujuan Penelitian ... 5

1.5.Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kerangka Konsep 2.1.1. Konsep Senjata Meriam ... 7

2.1.2. Peninggalan Sejarah ... 8

2.1.3. Penyelamatan Benda Bersejarah ... 9

2.2.Sejarah Singkat Batubara ... 10

2.2.1. Kerangka Berfikir ... 12

2.2.2. Deskripsi Kerangka Berfikir ... 13

BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1.Jenis Penelitian ... 17

3.1.1. Lokasi Penelitian ... 17

3.1.2. Peta Lokasi meriam di Kab. Batubara ... 18

3.2.Sumber Data ... 18

3.2.1. Data Primer ... 19

3.2.2. Data Sekunder ... 19

3.3.Teknik Pengumpulan Data ... 19

3.3.1. Data Kepustakaan ... 19


(10)

ii

3.3.2.1. Pengamatan ... 20

3.3.2.2.Observasi ... 20

3.3.2.3.Wawancara ... 20

3.3.2.4. Studi Pustaka ... 21

4.4.TEKNIK ANALISA DATA 4.4.1. Mengumpulkan Data ... 20

4.4.2. Mengelompokkan Data ... 20

4.4.3. Menganalisi Data ... 20

4.4.4. Intepretasi Data ... 22

4.4.5. Menulis Laporan Hasil Penelitian ... 22

BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... . 23

4.1.1. Lokasi dan Keadaan Geografis ... 23

4.1.2. Keagamaan ... 24

4.2. Peristiwa-Peristiwa sejarah yang terjadi di Kabupaten Batubara ... 25

4.2.1. Masa Kedatukan Batubara ... 26

4.2.2. Tanjung Kasau, Pagurawan, Sipare-pare dan Tanjung ... 27

4.2.3. Masa Kolonial Belanda ... 29

4.2.4. Masa Kolonial Jepang ... 33

4.3. Penjabaran Meriam Bersejarah ... 38

4.3.1. Meriam Istana Indra Pura ... 40

4.3.2. Meriam Kuala Indah ... 45


(11)

iii

4.4. Pengelompokkan Meriam ... 50

4.4.1. Meriam Sebagai Simbol Kekuasaan dan Benteng Pertahanan ... 45

.4.4.2. Manfaat Meriam Bagi Masyarakat Kab. Batubara ... 51

4.4.3. Manfaat Meriam Bagi Pendidikan di Kab. Batubara ... 52

4.5. Penyelamatan dan Pelestarian yang dilakukan oleh Masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Batubara ... 53

4.5.1. Penyelamatan dan Pelestarian yang dilakukan Pemerintah ... 53

4.5.2. Penyelamatan dan Pelestarian yang dilakukan Masyarakat ... 55

BAB V Kesimpulan ... 59

Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 62 LAMPIRAN


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Seorang anak raja di Pagaruyung yang telah beranjak dewasa meminta izin kepada ayahandanya (Baginda raja) untuk berburu rusa, sebab pada masa itu mendapatkan rusa di hutan belantara merupakan kebanggaan pada usia muda. Di tengah perjalanannya rombongan putra raja pagaruyung tersesat kemudian di tengah keputus asaaan tersebut lewatlah kakek tua kesempatan bertemu dengan kakek tersebut tidak di sia-siakan sang raja untuk bertanya tentang di mana posisi raja tersebut tersesat, setelah bertanya ternyata posisi mereka tersesat berada di kawasan kerajaan simalungun.

Akhirnya raja tersebut menghadap pada raja simalungun untuk menceritakan kronologi mereka sampai tersesat, melihat kemampuan raja muda tersebut raja simalungunpun menikahkan putrinya kepada raja muda yang berasal dari pagaruyung, 3 bulan kemudian tuan putri mengandung dan memiliki keinginan untuk berjalan-jalan ke pantai dan melihat laut, berat hati untuk menolak merekapun pergi dan sampailah mereka di pantai kuala indah. Melihat kondisi pantai yang sangat indah dan sang istripun sangat gembira maka di sang raja pagaruyung memutuskan untuk menetap dan mendirikan kerajaan di pantai tersebut. Pada musim kemarau yang panjang kondisi geografis di sekitar pantaipun berubah mulai dari air mengalir dari hulu berkurang dan menyempitnya gang-gang sungai di sertai hujan yang kunjung datang, melihat kondisi tersebut sang raja memutuskan untuk menyuruh pengawalnya menggali sumur sebab terjadi krisis air pada saat itu, di tengah-tengah penggaliannya ternyata hasil galian tersebut bukan menghasilkan air tapi justru yang terlihat bongkahan-bongkahan batubara melihat batubara tersebut sang raja sangatlah gembira dengan temuan tersebut. dari peristiwa itulah nama kerajaan Batubara di ambil dan


(13)

sampai sekarang nama batubara tersebut menjadi nama salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Utara

Dari beberapa daerah yang berada di Kabupaten Batubara, tersebar benda-benda bersejarah seperti meriam. Hal ini dibuktikan dari banyaknya benda-benda cagar budaya yang berasal dari kerajaan-kerajaaan yang pernah ada di Kabupaten Batubara, seperti kerajaan Lima puluh, Lima Laras, Bogak, Pagurawan dan masih banyak lagi kerajaan-kerajaan kecil lainnya. Sebagai contoh mariam, seperti mariam yang ada di Pagurawan, Lima Laras, Indrapura. Keadaan situs-situs sejarah yang ada di wilayah Batu Bara ini kurang mendapat perhatian dari masyarakat sekitar maupun dari pemerintah daerah, hal ini diperparah lagi bahwa banyak generasi dari pendudduk Batubara yang tidak mau tahu terhadap eksistensi dari situs-situs yang ada di lingkungannya, padahal situs-situs sejarah itu sangat berharga mengingat situs merupakan bagian dari suatu peristiwa sejarah yang pernah ada di wilayah Batubara.

Berdasarkan Undang-Undang No. 11 tahun 2010 bahwa: “Cagar budaya merupakan kekayaan budaya, bangsa sebagai wujud pemikiran dan perilaku kehidupan manusia yang penting artinya bagi pemahaman dan perkembangan sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sehingga perlu dilestarikan dan dikelola secara tepat melalui upaya perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan dalam rangka memajukan kebudayaan nasional untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.

Perubahan tersebutlah yang menyebabkan mengikisnya kecintaan masyarakat terhadap benda-benda peninggalan sejarah, padahal benda-benda sejarah tersebut hingga sampai kini ada yang masih utuh dan ada yang sudah tidak utuh, hal ini dikarenakan proses pelapukan dari alam seperti hujan, panas matahari dan ada juga sengaja dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dikarenakan ada sebagian masyarakat percaya bahwa


(14)

situs-situs sejarah itu memiliki hal-hal yang unik seperti situs mariam peninggalan kedatukan Pagurawan yang menurut penuturan warga setempat mariam itu telah hilang sebanyak 2 buah mariam yang dikarenakan diduga oleh orang-orang tertentu menyimpan emas.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “ Manfaat Meriam Bagi Masyarakat Sebagai Peninggalan Sejarah

Kerajaan-Kerajaan Yang Ada Di Kabupaten Batubara”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah antara lain sebagai berikut:

1. Daerah-daerah yang menjadi tempat meriam di Kabupaten Batubara.

2. Mengklasifikasikan (mengelompokkan) meriam yang ada di Kabupaten Batubara.

3. Manfaat peninggalan meriam di Kabupaten Batubara bagi masyarakat di Kabupaten

Batubara

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Simbol meriam bagi kerajaan-kerajaan di Kabupaten Batubara

2. Manfaat meriam bagi masyarakat di kabupaten Batubara

3. Sumbangsih meriam bagi dunia pendidikan di kabupaten Batubara

1.4. Tujuan Penelitian

Untuk menjawab apa sebenarnya manfaat meriam bagi masyarakat sebagai benda bersejarah, maka peneliti tujuan penelitian ini ialah;


(15)

1. Untuk mengetahui lokasi dan kondisi yang menjadi tempat peninggalan benda-benda (meriam) bersejarah di Kabupaten Batubara.

2. Untuk mengetahui latar belakang sejarah dari benda-benda (meriam) yang ada di

Kabupaten Batu Bara.

3. Untuk mengetahui seberapa besar kepedulian masyarakat serta pemerintah dalam

melestarikan dan meyelamatkan meriam bersejarah tersebut.

1.5. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan diatas, maka manfaat yang ingin diperoleh sesudah melakukan penelitian ini adalah:

1. Untuk menambah wawasan maupun pengetahuan peneliti dalam benda-benda (meriam)

bersejarah yang ada di Kabupaten Batu Bara.

2. Agar masyarakat luas khususnya masyarakat Batu Bara mengetahui bahwa di

Kabupaten Batu Bara menyimpan beberapa benda-benda (meriam) bersejarah.

3. Peneliti berharapkan supaya masyarakat maupun pemerintah Kabupaten Batu Bara

menjaga dan melestarikan benda-benda (meriam) bersejarah tersebut.

4. Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti lainnya yang akan meneliti masalah yang

sama.

5. Untuk menambah bahan pembelajaran bagi kawan-kawan mahasiswa di Jurusan

Sejarah UNIMED.

6. Peneliti mengharapkan agar dapat menambah wawasan kepada pembaca mengenai


(16)

7. Supaya pemerintah setempat menetapkan Undang-Undang khususnya di Batu Bara agar benda-benda bersejarah (meriam) tersebut dapat lebih di perhatikan dan dirawat dengan baik.


(17)

1

BAB V

1. KESIMPULAN

Daerah Batubara merupakan salah satu Kabupaten di Sumatera Utara yang menyimpan berbagai kisah-kisah sejarah yang memiliki peninggalan-peninggalan benda bersejarah, namun keadaan dari peninggalan-peninggalan benda-benda bersejarah tersebut sangatlah memprihatinkan, hal ni terlihat dari kondisi benda-benda peninggalan sejarah yang tidak terawat dan terbengkalai. Kurangnya kesadaran dari masyarakat menjadi juga menjadi salah satu faktor penyebab terbengkalainya benda-benda peninggalan sejarah tersebut, tidak hanya itu kurangnya perhatian pemerintah juga menjadi faktor terbesar penyebab terbengkalainya benda-benda peninggalan sejarah tersebut. Seharusnya pemerintahlah yang menjadi garda utama dalam melestarikan benda-benda peninggalan sejarah, di Kalimantan Barat tepatnya Pontianak, Pemerintah Kota Pontianak membuat program-program pemerintah yang kemudian di sinergikan dengan kegiatan-kegiatan budaya yang berbasis sejarah. mengemas tradisi meriam karbit di tepi Sungai Kapuas menjadi agenda wisata tahunan yang bertepatan dengan perayaan Idul Fitri. Festival Meriam Karbit 2009 diselenggarakan mulai H-1 hingga H+3 Idul Fitri dan diikuti 312 meriam karbit. Oleh karena itu warga di sepanjang tepian sungai Kapuas dibuat sibuk dengan aktivitas pembuatan meriam karbit dan memaerkan berbagai jenis meriam sebagai peninggalan-peninggalan bersejarahnya dan membuat meriam karbit yang akan digunakan untuk menyambut malam takbiran menyambut Idul Fitri 1430 Hijriah, yang menjadi tradisi sejak sejak tahun 1771.

Dimana meriam sudah menjadi tradisi di setiap malam takbiran, tradisi membunyikan meriam berawal dari Sultan Keraton Kadriah pertama yang membuka Kota


(18)

2

Pontianak pertama kali dengan cara membunyikan meriam. Menurut sejarahnya meriam karbit pada awalnya adalah untuk menandai letak kota Pontianak yang ditembakkan oleh rombongan Sultan Syarif Abdurrahman dari Batulayang sampai simpang tiga, sebagai sejarah berdirinya Kota Pontianak, dimana lokasi jatuhnya peluru dari meriam dijadikan

tempat berdirinya keratin. Penulis berharap besar pemerintah dapat menjadi

pemeran utama dalam menjaga dan juga memperhatikan benda-benda peninggalan bersejarah tersebut.

Penulis meyakini bahwa dengan adanya kerja sama antara masyarakat dan pemerintah untuk merumuskan program-program kerja untuk pelestarian, pastilah keberadaan benda-benda peninggalan tersebut dapat lebih terjaga dan terawat, tidak hanya itu, dengan berhasilnya program kerja tersebut maka dampak yang di hasilkan juga cukup besar, misalnya Citra pemerintah kabupaten akan lebih bagus dengan adanya kepedulian tersebut, dengan demikian akan banyak pengunjung yang akan datang untuk melihat dan meneliti tentang keadaan benda-benda peninggalan tersebut dan pada akhirnya dapat pula meningkatkan kesejahteraan masyarakat di dalam bidang ekonomi.


(19)

3

2. SARAN

1. Penulis berharap kesadaran akan cinta sejarah dari masyarakat sekitar terhadap sejarah lokal atau sejarah daerahnya lebih di tingkatkan agar tidak terjadi hal yang absurd didalam memaknai identitas suatu daerahnya agar kelak kecintaan sejarah tersebut dapat terwariskan kepada generasi-generasi yang akan datang agar pengetahuan tentang sejarah daerah tidak hilang dan tetap dapat untuk di kenang.

2. Kedepannya pemerintah Kabupaten Batubara melalui dinas budaya

dan pariwisata serta dinas tata ruang di harapkan membuat sebuah program kerja guna memberi perhatian lebih terhadap hal-hal yang berkaitan dengan sejarah, sebab wilayah kabupaten Batubara banyak menyimpan cerita sejarahyang di karenakan banyaknya kedatukan-kedatukan serta peristiwa-peristiwa sejarah pada masa lampau dan sejarah merupakan cerminan dari masa kelam maupun kejayaan menuju masa yang terang yang akan datang.

3. Peran organisasi-organisasi kepemudaan seharusnya juga ikut secara

aktif melestarikan kebudayaan serta menjaga dan merawat benda-benda peninggalan sejarah yang ada di kabupaten batubara melalui program-program kerja yang ada di dalam organisasi tersebut. Sebab pemuda merupakan tokoh produktif yang mampu memberi sentuhan ataupun perubahan yang berbeda dan progresif bagi setiap kegiatan guna mencapai tujuan bersama yang baik.


(20)

4

4. Ahli waris dari peninggalan benda-benda bersejarah seharusnya

memberi kepercayaan terhadap pemerintah untuk mempugar kembali peninggalan-peninggalan sejarah tersebut, agar lebih menarik untuk dilihat serta menghilangkan kesan kumuh atas peninggalan benda bersejarah tersebut.

5. Melalui pendidikan juga dapat menumbuhkan kecintaan atas sejarah

lokal bagi siswa/i yang bermukim di daerah kabupaten batubara, karena konyol terdengar kalau siswa/i belajar sejarah di sekolahnya namun sejarah daerahnya sendiripun mereka tidak tahu, diharapkan hal ini menjadi perhatian yang lebih bagi dinas pendidikan kabupaten Batubara agar lebih memperbaiki kualitas pendidikannya terkhusus pada pelajaran sejarah.


(21)

96

DAFTAR PUSTAKA

Sinar, T. Lukman, 1989, Bangun dan Runtuhnya Kerajaan Melayu Di Sumatera Timur, Depdikbud. Medan.

Anwardi Dkk, 2011, Sejarah Batu Bara Dari Masa ke Masa, Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Batu Bara: Batu Bara.

Koestoro, Lucas Pertanda, dkk, 2006, Kota Di Pesisir Timur Sumatera Utara dan Peninggalan Tuannya, Medan: Balai Arkeologi Medan.

Ali, R. Moh., 1963,Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia,Bhatara: Djakarta.

Balai Pustaka Indonesia, 2005, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: PT Mutiara Widya.

Balai Pustaka, 2007, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: PT Penerbitan dan Percetakan.

Colin Coulson-Thomas (1989), Petunjuk praktis Ilmu hubungan masyarakat. Jakarta:KOMPAS

Syamsuddin, H., 2007,Metodologi Sejarah, Yogyakarta: Ombak.

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, 2010, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2010,Tentang Benda Cagar Budaya, Jakarta: Depdikbud.

Depdiknas, 1999,Metode Penelitian Arkeologi, Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.

Depdikbud, 1988, Metode Penelitian Arkeologi, Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.

Disbudparpora Batu Bara, 2010, Data Situs dan Benda Cgar Budaya Kabupaten Batu Bara.


(1)

(2)

BAB V

1. KESIMPULAN

Daerah Batubara merupakan salah satu Kabupaten di Sumatera Utara yang menyimpan berbagai kisah-kisah sejarah yang memiliki peninggalan-peninggalan benda bersejarah, namun keadaan dari peninggalan-peninggalan benda-benda bersejarah tersebut sangatlah memprihatinkan, hal ni terlihat dari kondisi benda-benda peninggalan sejarah yang tidak terawat dan terbengkalai. Kurangnya kesadaran dari masyarakat menjadi juga menjadi salah satu faktor penyebab terbengkalainya benda-benda peninggalan sejarah tersebut, tidak hanya itu kurangnya perhatian pemerintah juga menjadi faktor terbesar penyebab terbengkalainya benda-benda peninggalan sejarah tersebut. Seharusnya pemerintahlah yang menjadi garda utama dalam melestarikan benda-benda peninggalan sejarah, di Kalimantan Barat tepatnya Pontianak, Pemerintah Kota Pontianak membuat program-program pemerintah yang kemudian di sinergikan dengan kegiatan-kegiatan budaya yang berbasis sejarah. mengemas tradisi meriam karbit di tepi Sungai Kapuas menjadi agenda wisata tahunan yang bertepatan dengan perayaan Idul Fitri. Festival Meriam Karbit 2009 diselenggarakan mulai H-1 hingga H+3 Idul Fitri dan diikuti 312 meriam karbit. Oleh karena itu warga di sepanjang tepian sungai Kapuas dibuat sibuk dengan aktivitas pembuatan meriam karbit dan memaerkan berbagai jenis meriam sebagai peninggalan-peninggalan bersejarahnya dan membuat meriam


(3)

Pontianak pertama kali dengan cara membunyikan meriam. Menurut sejarahnya meriam karbit pada awalnya adalah untuk menandai letak kota Pontianak yang ditembakkan oleh rombongan Sultan Syarif Abdurrahman dari Batulayang sampai simpang tiga, sebagai sejarah berdirinya Kota Pontianak, dimana lokasi jatuhnya peluru dari meriam dijadikan tempat berdirinya keratin. Penulis berharap besar pemerintah dapat menjadi pemeran utama dalam menjaga dan juga memperhatikan benda-benda peninggalan bersejarah tersebut.

Penulis meyakini bahwa dengan adanya kerja sama antara masyarakat dan pemerintah untuk merumuskan program-program kerja untuk pelestarian, pastilah keberadaan benda-benda peninggalan tersebut dapat lebih terjaga dan terawat, tidak hanya itu, dengan berhasilnya program kerja tersebut maka dampak yang di hasilkan juga cukup besar, misalnya Citra pemerintah kabupaten akan lebih bagus dengan adanya kepedulian tersebut, dengan demikian akan banyak pengunjung yang akan datang untuk melihat dan meneliti tentang keadaan benda-benda peninggalan tersebut dan pada akhirnya dapat pula meningkatkan kesejahteraan masyarakat di dalam bidang ekonomi.


(4)

2. SARAN

1. Penulis berharap kesadaran akan cinta sejarah dari masyarakat sekitar terhadap sejarah lokal atau sejarah daerahnya lebih di tingkatkan agar tidak terjadi hal yang absurd didalam memaknai identitas suatu daerahnya agar kelak kecintaan sejarah tersebut dapat terwariskan kepada generasi-generasi yang akan datang agar pengetahuan tentang sejarah daerah tidak hilang dan tetap dapat untuk di kenang.

2. Kedepannya pemerintah Kabupaten Batubara melalui dinas budaya dan pariwisata serta dinas tata ruang di harapkan membuat sebuah program kerja guna memberi perhatian lebih terhadap hal-hal yang berkaitan dengan sejarah, sebab wilayah kabupaten Batubara banyak menyimpan cerita sejarahyang di karenakan banyaknya kedatukan-kedatukan serta peristiwa-peristiwa sejarah pada masa lampau dan sejarah merupakan cerminan dari masa kelam maupun kejayaan menuju masa yang terang yang akan datang.

3. Peran organisasi-organisasi kepemudaan seharusnya juga ikut secara aktif melestarikan kebudayaan serta menjaga dan merawat benda-benda peninggalan sejarah yang ada di kabupaten batubara melalui program-program kerja yang ada di dalam organisasi tersebut. Sebab pemuda merupakan tokoh produktif yang mampu memberi sentuhan


(5)

4. Ahli waris dari peninggalan benda-benda bersejarah seharusnya memberi kepercayaan terhadap pemerintah untuk mempugar kembali peninggalan-peninggalan sejarah tersebut, agar lebih menarik untuk dilihat serta menghilangkan kesan kumuh atas peninggalan benda bersejarah tersebut.

5. Melalui pendidikan juga dapat menumbuhkan kecintaan atas sejarah lokal bagi siswa/i yang bermukim di daerah kabupaten batubara, karena konyol terdengar kalau siswa/i belajar sejarah di sekolahnya namun sejarah daerahnya sendiripun mereka tidak tahu, diharapkan hal ini menjadi perhatian yang lebih bagi dinas pendidikan kabupaten Batubara agar lebih memperbaiki kualitas pendidikannya terkhusus pada pelajaran sejarah.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Sinar, T. Lukman, 1989, Bangun dan Runtuhnya Kerajaan Melayu Di Sumatera Timur, Depdikbud. Medan.

Anwardi Dkk, 2011, Sejarah Batu Bara Dari Masa ke Masa, Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Batu Bara: Batu Bara.

Koestoro, Lucas Pertanda, dkk, 2006, Kota Di Pesisir Timur Sumatera Utara dan Peninggalan Tuannya, Medan: Balai Arkeologi Medan.

Ali, R. Moh., 1963,Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia,Bhatara: Djakarta.

Balai Pustaka Indonesia, 2005, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: PT Mutiara Widya.

Balai Pustaka, 2007, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: PT Penerbitan dan Percetakan.

Colin Coulson-Thomas (1989), Petunjuk praktis Ilmu hubungan masyarakat. Jakarta:KOMPAS

Syamsuddin, H., 2007,Metodologi Sejarah, Yogyakarta: Ombak.

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, 2010, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2010,Tentang Benda Cagar Budaya, Jakarta: Depdikbud.

Depdiknas, 1999,Metode Penelitian Arkeologi, Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.

Depdikbud, 1988, Metode Penelitian Arkeologi, Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.

Disbudparpora Batu Bara, 2010, Data Situs dan Benda Cgar Budaya Kabupaten Batu Bara.