Perancangan Sepeda Motor Jenis Bebek Yang Ergonomis Dengan Menggunakan Data Antropometri Orang Indonesia.

Abstrak
Alat transportasi sekarang ini sudah merupakan kebutuhan yang sangat
penting sehingga tanpa alat transportasi banyak kegiatan yang tidak dapat berjalan
dengan semestinya bahkan berhenti total. Salah satu alat transportasi yang banyak
digunakan oleh masyarakat adalah sepeda motor. Seiring dengan berkembangnya
alat transportasi maka banyak perusahaan otomotif yang berusaha
menyempurnakan produk – produk yang sudah ada menjadi lebih baik dari yang
sebelumnya, yaitu perbaikan dari segi harga, akselerasi, penyediaan suku cadang,
model, warna dan yang paling penting lagi yaitu dari segi ergonomis
(kenyamanan).
Perkembangan alat transportasi yang pesat itu diiringi dengan penambahan
jumlah kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan-kecelakaan yang terjadi ini dapat
digolongkan ke dalam 4 faktor yaitu perilaku manusia (human behavior),
lingkungan (environment), kendaraan (vehicle) dan gabungan ketiganya. Forbes
(1958) melaporkan 35 persen sampai 50 persen kecelakaan lalu lintas disebabkan
oleh kelelahan. Salah satu faktor penyebab kelelahan adalah kurang cocoknya
ukuran-ukuran kendaraan yang digunakan, sehingga tubuh memerlukan energi
yang lebih besar dalam mengoperasikannya.
Dalam penelitian ini penulis memiliki dua tujuan utama. Pertama yaitu
untuk merancang ukuran-ukuran sepeda motor jenis bebek yang ergonomis
dengan menggunakan data antropometri orang Indonesia. Kedua yaitu untuk

mengetahui apakah beberapa ukuran sepeda motor yang ada di pasaran saat ini
sudah memenuhi syarat ditinjau dari aspek ergonomis. Sepeda motor yang
digunakan sebagai pembanding yaitu tipe Yamaha Jupiter-Z, Suzuki Shogun
125R dan Honda Supra-X. Kedua tujuan ini dicapai dengan menerapkan teori dari
ilmu ergonomi.
Perancangan sepeda motor ini dilakukan pada bagian jok, stang kemudi,
step depan, step belakang, rem depan, rem belakang, dan transmisi gigi. Dari hasil
perancangan maka dapat diketahui bagaimana ukuran sepeda motor yang
ergonomis. Disamping itu dari sepeda motor bebek pembanding akan dianalisa
kesesuaiannya dengan hasil rancangan sehingga dari masing-masing sepeda motor
bebek pembanding dapat diketahui apa saja yang menjadi kekurangannya.
Dari hasil perancangan dan analisis dapat disimpulkan bahwa sepeda
motor Yamaha Jupiter-Z adalah merupakan sepeda motor yang paling mendekati
hasil perancangan, dengan kata lain sepeda motor tipe ini lebih mendekati sisi
ergonomis jika ditinjau dari aspek antropometri tubuh orang Indonesia.

DAFTAR ISI
COVER……………………………………………………………………….......i
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………...…ii
LEMBAR PERNYATAAN……………………………………………….......…iii

PENGANTAR…………………………………………………………...………iv
ABSTRAK………………………………………………………………...….….vi
DAFTAR ISI………………………………………………………………..…....vii
DAFTAR TABEL………………………………………………………...……...x
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………...……..xi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Masalah……………………………….…….….…….. .1-1

1.2

Identifikasi Masalah……………………………………………....……..1-2

1.3

Pembatasan Masalah dan Asumsi……….……………………..….……1-2

1.4


Perumusan Masalah…………………………………………..….…….. 1-8

1.5

Tujuan dan Manfaat Penelitian………………………………..…….…. 1-8

1.6

Sistematika Penulisan………………………………………..……….... 1-9

BAB 2 TINJAUAN PUSATAKA
2.1

2.2

Ergonomi……………………………….…………………..….……..…2-1
2.1.1

Definisi dan Tujuan Ergonomi…...…………………….....…….2-1


2.1.2

Sejarah Ergonomi…………………………………..….………..2-2

2.1.3

Dasar Keilmuan Ergonomi…………………………...…………2-5

Sistem Kerangka dan Otot Manusia..………………………..…………2-6
2.2.1

Kerangka dan Sambungan Kerangka……...…….…..………….2-6

2.2.2

Sistem Sambungan Kerangka……………….………..…………2-9

2.2.3

Otot…………………………………………..……...…………..2-9


2.2.4

Aktivitas Otot……………………………………….…….……2-11

2.2.5

Pembebanan Otot Secara Statis Pada Saat Melakukan Kerja….2-12

2.2.6

Rasa Nyeri Kerangka-Otot yang Disebabkan oleh Pekerjaan…2-12

2.2.7
2.3

Aspek Fisiologis Duduk………………………………...…...…2-13

Indera Penglihatan………………………………...………….…..……2-14
2.3.1


Mata dan Bagian–Bagian dari Mata………...…….....……...…2-14

2.3.2 Beberapa Istilah Dalam Penglihatan…....…………………...…2-17
2.4

Ruang Pandang………………………..…….……..…………..………2-18

2.5

Warna……………………………………...….……….……….………2-23
2.5.1

Efek Psikologis dari Warna…………………...….…….…...…2-23

2.5.2

Kekontrasan Warna………………………..…..….……....……2-23

2.6


Antropometri ( Kalibrasi Dimensi Tubuh Manusia )…..…….…...……2-25

2.7

Perhitungan Persentil……………..……………………….…..….……2-27

2.8

Alat Peraga ( Display ) : Lingkungan Kerja Berkomunikasi Terhadap
Manusia……………………..……………………………...….………2-29
2.8.1

Alat Peraga Visual Kuantitatif………………...….…..………..2-29

2.8.2 Alat Peraga Visual Kualitatif………………...…….…..………2-30
2.8.3

Penunjuk Posisi ( Status Indicator )...........................................2-30


BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 4 PENGUMPULAN DATA
4.1

Bagian–Bagian yang Dilakukan Perancangan…………..……..………..4-1

4.2

Pengumpulan Data Sepeda Motor Bebek Pembanding…………..……..4-6

4.3

Pengumpulan Data Antropometri Orang Indonesia……………..………4-7

BAB 5 PERANCANGAN DAN ANALISA
5.1

5.2

5.3


Perancangan Jok Sepeda Motor Jenis Bebek……………………..….….5-1
5.1.1

Penentuan Tinggi Jok…………………………………..……......5-1

5.1.2

Penentuan Panjang Jok…………………………..…..…....…….5-4

5.1.3

Penentuan Lebar Jok……………………………...…..…...….…5-5

Perancangan Stang Kemudi Sepeda Motor Jenis Bebek..….….…..…....5-8
5.2.1

Penentuan Jarak Stang Kemudi ke Pengendara……...….………5-8

5.2.2


Penentuan Tinggi Stang Kemudi…………..…………..………..5-9

5.2.3

Penentuan Lebar Stang Kemudi…………………….....………5-11

Perancangan Step, Rem Depan, Rem Belakang dan Transmisi

Gigi Sepeda Motor Jenis Bebek…………………………………..……5-13
5.3.1

Perancangan Step Depan dan Belakang………………..………5-13

5.3.2

Penentuan Jarak Antar Step…………………………..………..5-21

5.3.3


Penentuan Jarak Step Depan dengan Pedal Transmisi Gigi.......5-22

5.3.4

Penentuan Jarak Step Depan dengan Pedal Rem Belakang........5-23

5.3.5

Penentuan Jarak Tuas Rem Depan ke Pegangan Setang
Kemudi…………………...……………………….……..……..5-24

5.4

Syarat-Syarat Tampilan Display Speedometer yang Baik...…….....…..5-25

5.5

Kesesuaian Hasil Rancangan dengan Ukuran – Ukuran Sepeda
Motor Bebek Pembanding...……………………..…..……………….5-28
5.5.1

Kesesuaian Hasil Rancangan dengan Ukuran Sepeda Motor
Yamaha Jupiter-Z…………………..……………..……...……5-28

5.5.2

Kesesuaian Hasil Rancangan dengan Ukuran Sepeda Motor
Suzuki Shogun125R…...…………………………..….……….5-30

5.5.3

Kesesuaian Hasil Rancangan dengan Ukuran Sepeda Motor
Honda Supra-X……………………………………..….……....5-32

5.6

Analisis Display Speedometer…………………..……………………..5-34
5.6.1

Analisis Display Speedometer Untuk Sepeda Motor
Yamaha Jupiter-Z………………………………………...……5-34

5.6.2

Analisis Display Speedometer Untuk Sepeda Motor
Suzuki Shogun125R…...……………..……………...…..….…5-37

5.6.3

Analisis Display Speedometer Untuk Sepeda Motor
Honda Supra-X…………………………………….........……..5-39

5.7

Analisa Umum……………………………………..………..…………5-42

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1

Kesimpulan……………………………………..……...……….……….6-1

6.2

Saran………………………………………………...……..……………6-4

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………...……xiv
KOMENTAR DOSEN PENGUJI………………………………………………xv
DATA PENULIS………………………………………………………………..xvi

DAFTAR TABEL
Tabel

Judul

Halaman

2.1

Efek warna terhadap psikologi

2-23

2.2

Derajat kekontrasan beberapa warna

2-24

4.1

Ukuran-ukuran sepeda motor bebek pembanding

4-6

4.2

Antropometri tubuh masyarakat Indonesia

4-11

4.3

Antropometri telapak tangan orang Indonesia

4-13

4.4

Antropometri kaki orang Indonesia

4-15

5.1

Kesesuaian hasil rancangan dengan ukuran sepeda 5-28
motor Yamaha Jupiter-Z

5.2

Kesesuaian hasil rancangan dengan ukuran sepeda 5-30
motor Suzuki Shogun125R

5.3

Kesesuaian hasil rancangan dengan ukuran sepeda 5-32
motor Honda Supra-X

5.4

Ukuran-ukuran sepeda motor hasil rancangan

5-42

5.5

Ukuran hasil rancangan dan ukuran sepeda motor

5-44

bebek pembanding
5.6

Dimensi sepeda motor yang paling mendekati hasil 5-45
rancangan

6.1

Ukuran-ukuran sepeda motor hasil rancangan

6-1

DAFTAR GAMBAR
Gambar

Judul

Halaman

2.1

Struktur tulang belakang manusia

2-7

2.2

Struktur otot manusia

2-11

2.3

Gambar anatomi tubuh manusia pada

2-14

posisi duduk
2.4

Mekanisme pada saat mata berakomodasi dan

2-16

gambaran mata secara keseluruhan
2.5

Pergerakan kepala dalam bidang vertikal

2-19

2.6

Pergerakan kepala dalam bidang horisontal

2-20

2.7

Daerah visual dalam bidang vertikal

2-21

2.8

Daerah visual dalam bidang horisontal

2-22

2.9

Gambaran antropometri dinamis dari seorang

2-27

operator pria
3.1

Metodologi penelitian

3-1

4.1

Bagian-bagian yang akan dilakukan perancangan

4-2

pada sepeda motor jenis bebek tampak samping
kanan
4.2

Bagian-bagian yang akan dilakukan perancangan

4-2

pada sepeda motor jenis bebek tampak samping
kiri
4.3

Tampak atas stang kemudi sepeda motor jenis

4-3

bebek
4.4

Tampak atas jok sepeda motor

4-4

4.5

Tampak atas jarak antar step untuk step depan dan 4-5
belakang

4.6

Antropometri manusia yang diukur dimensinya

4.7

Antropometri telapak tangan manusia yang diukur 4-14
dimensinya

4-12

4.8

Antropometri telapak kaki manusia yang diukur

4-16

dimensinya
5.1

Tampak depan posisi kaki pengendara dan tinggi

5-3

jok sepeda motor
5.2

Tampak samping perbedaan tinggi jok depan dan

5-4

belakang
5.3

Tampak atas ukuran jok sepeda motor

5-7

5.4

Tampak samping posisi pengendara dan tinggi

5-10

stang kemudi
5.5

Tampak atas p osisi tangan pengendara dan lebar

5-13

stang kemudi
5.6

Tampak atas posisi kaki pengendara dan jarak step 5-16
depan

5.7

Tampak samping kanan posisi kaki pengendara

5-17

5.8

Tampak atas posisi kaki penumpang dan jarak step 5-19
belakang

5.9

Tampak samping kanan posisi kaki penumpang

5-20

5.10

Tampak atas jarak antar step untuk step depan dan 5-22
belakang

5.11

Tampak samping kiri step depan

5-23

5.12

Tampak samping kanan step depan

5-24

5.13

Tampak atas grip bagian kanan

5-25

5.14

Display speedometer Yamaha Jupiter-Z

5-36

5.15

Display speedometer Suzuki Shogun125R

5-38

5.16

Display speedometer Honda Supra-X

5-41

5.17

Ukuran-ukuran sepeda motor jenis bebek hasil

5-48

rancangan tampak samping kanan
5.18

Ukuran-ukuran sepeda motor jenis bebek hasil

5-48

rancangan tampak samping kiri
5.19

Tampak atas ukuran stang kemudi sepeda motor
jenis bebek hasil rancangan

5-49

5.20

Tampak atas jok sepeda motor jenis bebek hasil

5-50

rancangan
5.21

Tampak atas jarak antar step untuk step depan

5-51

dan belakang hasil rancangan
5.22

Rancangan display speedometer sepeda motor
jenis bebek

5-52

1
PERANCANGAN SEPEDA MOTOR JENIS BEBEK YANG
ERGONOMIS DENGAN MENGGUNAKAN DATA
ANTROPOMETRI ORANG INDONESIA
1

2

Tekun Chandra , Wawan Yudiantyo , Jimmy Gozali

3

Abstrak
Alat transportasi sekarang ini sudah merupakan kebutuhan yang sangat penting
sehingga tanpa alat transportasi banyak kegiatan yang tidak dapat berjalan
dengan semestinya bahkan berhenti total. Salah satu alat transportasi yang banyak
digunakan oleh masyarakat adalah sepeda motor. Perkembangan alat transportasi
yang pesat itu diiringi dengan penambahan jumlah kecelakaan lalu lintas. Forbes
(1958) melaporkan 35 persen sampai 50 persen kecelakaan lalu lintas disebabkan
oleh kelelahan. Salah satu faktor penyebab kelelahan adalah kurang cocoknya
ukuran-ukuran kendaraan yang digunakan, sehingga tubuh memerlukan energi
yang lebih besar dalam mengoperasikannya. Dalam penelitian ini penulis memiliki
dua tujuan utama. Pertama yaitu untuk merancang ukuran-ukuran sepeda motor
jenis bebek yang ergonomis dengan menggunakan data antropometri orang
Indonesia. Kedua yaitu untuk mengetahui apakah beberapa ukuran sepeda motor
yang ada di pasaran saat ini sudah memenuhi syarat ditinjau dari aspek
ergonomis. Dari hasil perancangan dan analisa dapat disimpulkan bahwa sepeda
motor tipe Yamaha Jupiter-Z adalah merupakan sepeda motor yang paling
mendekati hasil perancangan, dengan kata lain sepeda motor tipe ini lebih
mendekati sisi ergonomis jika ditinjau dari aspek antropometri tubuh orang
Indonesia.
Kata Kunci : Ergonomi,antropometri, kelelahan, ergonomis ( kenyamanan ).

DESIGN OF ERGONOMIC MOTORCYCLE BEBEK TYPE
USING THE ANTROPOMETRIC DATA OF INDONESIAN
PEOPLE
Abstract
In recent years, transportation has been an important necessity for most of the
people especially in the big cities. If there weren’t transportation in one area all
the activities would not operate optimally, even it would be stopped. Motorcycle is
one of the vehicle that a lot of people use it. In 1958, Forbes estimated that 35
percent to 50 percent of traffic accidents is caused by fatique. One of the cause of
fatique is the appropriate measure of the vehicle so that human body needs a lot of
___________________________________________________________________
1
Tekun Chandra adalah mahasiswa jurusan Teknik Industri Universitas Kristen
Maranatha Bandung. E-mail : Tek_Chan@Yahoo.Com
2
Wawan Yudiantyo adalah dosen jurusan Teknik Industri Universitas Kristen
Maranatha Bandung. E-mail : Wawany@Bdg.Centrin.Id
3
Jimmy Gozali adalah dosen jurusan Teknik Industri Universitas Kristen
Maranatha Bandung. E-mail : Jimgoz@Hotmail.Com

2
energy to operate the vehicle. In this research the writer has two objectives. First,
to design and analyze the dimension of ergonomic motorcycle with the Indonesian
antropometric data. Second, to find out whether the dimension of the motorcycle in
the market has qualified ergonomically. These two objectives can be achieved
through the application of ergonomics. From the data processing and the analysis
of the Indonesian antropometric data, it can be summarized that the motorcycle
type Yamaha Jupiter-Z is the most suitable motorcycle for the Indonesian people.
Key Word : Ergonomic, anthropometric, fatique, comfortable.

1. Pendahuluan
Alat transportasi sekarang ini merupakan kebutuhan yang sangat
penting sehingga tanpa alat transportasi banyak kegiatan yang tidak dapat
berjalan dengan semestinya bahkan berhenti total. Salah satu alat
transportasi yang banyak digunakan oleh masyarakat adalah sepeda motor.
Seiring dengan berkembangnya alat transportasi maka banyak perusahaan
otomotif yang berusaha menyempurnakan produk–produk yang sudah ada
menjadi lebih baik dari yang sebelumnya, yaitu perbaikan dari segi harga,
akselerasi, penyediaan suku cadang, model, warna dan yang paling penting
lagi yaitu dari segi ergonomis (kenyamanan).
Perkembangan alat transportasi ini selain banyak gunanya
(berdampak positif) juga dapat menimbulkan dampak negatif. Misalnya
adalah tingkat polusi udara yang semakin meninggi yang diakibatkan dari
gas buangan kendaraan, masalah kemacetan lalu lintas dan sebagainya.
Dampak negatif yang paling mencolok dari alat transportasi adalah
kecelakaan lalu lintas yang banyak memakan korban.
Kecelakaan dapat terjadi disebabkan oleh 4 faktor yaitu : perilaku
manusia (human behavior), lingkungan (environment), kendaraan (vehicle)
& gabungan ketiga faktor diatas. Contoh dari faktor perilaku manusia yaitu
kelelahan yang merupakan salah satu penyebab kecelakaan. Kelelahan ini
terjadi dapat disebabkan karena perancangan alat transportasi yang kurang
ergonomis, hal ini merupakan penyebab kecelakaan dari faktor kendaraan
yaitu sepeda motor yang digunakan. Untuk mengoperasikan kendaraan
yang kurang cocok ini membutuhkan energi yang lebih besar dan
menyebabkan kelelahan serta kurangnya konsentrasi yang pada akhirnya
menyebabkan kecelakaan.
Ukuran–ukuran sepeda motor di Indonesia sepertinya kurang cocok
dengan struktur tubuh orang Indonesia. Hal ini merupakan salah satu
penyebab kurang ergonomisnya motor yang ada sekarang ini.
2. Kajian Literatur
2.1 Ergonomi
2.1.1 Definisi dan Tujuan Ergonomi
Istilah “ ergonomi ” berasal dari bahasa Latin yaitu ERGON
(KERJA) dan NOMOS (HUKUM ALAM) dan dapat didefinisikan sebagai
studi mengenai aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang

3
ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan
desain/perancangan. Ergonomi berkenaan pula dengan optimasi, efisiensi,
kesehatan, keselamatan dan kenyamanan manusia di tempat kerja, dirumah
dan tempat rekreasi. Didalam ergonomi dibutuhkan studi tentang sistem
dimana manusia, fasilitas kerja, dan lingkungannya saling berinteraksi
dengan tujuan utama yaitu menyesuaikan suasana kerja dengan
manusianya.
Penerapan ergonomi pada umumnya merupakan aktivitas rancang
bangun (desain) ataupun rancang ulang (re-desain). Hal ini dapat meliputi
perangkat keras seperti misalnya : perkakas kerja (tools), bangku kerja
(benches), platform, kursi, pegangan alat kerja (workholders), sistem
pengendali (controls), alat peraga (displays), jalan/lorong (acces ways),
pintu (doors), jendela (windows), dan lain-lain. Masih dalam kaitan dengan
hal tersebut diatas adalah bahasan mengenai rancang bangun lingkungan
kerja (working environment), karena jika sistem perangkat keras berubah
maka akan berubah pula lingkungan kerjanya.
Ergonomi dapat berperan pula sebagai desain pekerjaan pada suatu
organisasi, misalnya : penentuan jumlah jam istirahat, pemilihan jadwal
pergantian waktu kerja (shift kerja), meningkatkan variasi pekerjaan, dan
lain-lain. Ergonomi dapat pula berfungsi sebagai desain perangkat lunak
karena dengan semakin banyaknya pekerjaan yang berkaitan erat dengan
komputer. Penyampaian informasi dalam suatu sistem komputer harus pula
diusahakan sekompatibel mungkin sesuai dengan kemampuan pemrosesan
informasi oleh manusia.
2.1.2 Dasar Keilmuan dari Ergonomi
Banyak penerapan ergonomi yang hanya berdasarkan sekedar
“common sense” (dianggap sebagai suatu hal yang sudah biasa terjadi), dan
hal itu benar, jika sekiranya suatu keuntungan yang besar bisa didapat
hanya sekedar dengan penerapan suatu prinsip yang sederhana. Hal ini
biasanya merupakan kasus dimana ergonomi belum dapat diterima
sepenuhnya sebagai alat untuk proses desain, akan tetapi masih banyak
aspek ergonomi yang jauh dari kesadaran manusia. Karakteristik fungsional
dari manusia seperti kemampuan penginderaan, waktu respon / tanggapan,
daya ingat, posisi optimum tangan dan kaki untuk efisensi kerja otot, dan
lain-lain adalah merupakan suatu hal yang belum sepenuhnya dipahami
oleh masyarakat awam. Agar didapatkan suatu perancangan pekerjaan
maupun produk yang optimum daripada tergantung dan harus dengan “trial
and error” maka pendekatan ilmiah harus segera diadakan.
Ilmu-ilmu terapan yang banyak berhubungan dengan fungsi tubuh
manusia adalah anatomi dan fisiologi. Untuk menjadi ergonom diperlukan
pengetahuan dasar tentang fungsi dari sistem kerangka otot. Yang
berhubungan dengan hal tersebut adalah KINESIOLOGI (mekanika
pergerakan
manusia/mechanics
of
human
movement)
dan
BIOMEKANIKA (aplikasi ilmu mekanika teknik untuk analisis sistem
kerangka otot manusia). Ilmu-ilmu ini akan memberikan modal dasar untuk

4
mengatasi masalah postur dan pergerakan manusia ditempat dan ruang
kerjanya.
Disamping itu, suatu hal vital pada penerapan ilmiah untuk
ergonomi adalah ANTROPOMETRI (kalibrasi tubuh manusia). Dalam hal
ini terjadi penggabungan dan pemakaian data antropometri dengan ilmuilmu statistik yang menjadi prasyarat utamanya.
2.1.3 Antropometri ( Kalibrasi Dimensi Tubuh Manusia )
Antropometri adalah sekumpulan data numerik yang berhubungan
dengan fisik manuia yang nantinya digunakan dalam proses
desain/perancangan.
Hal-hal yang mempengaruhi ukuran dan dimensi tubuh dari
manusia :
1. Jenis kelamin
2. Suku bangsa
3. Usia
4. Jenis pekerjaan
Pembagian antropometri :
1. Antropometri statis yaitu pengukuran bagian tubuh manusia pada
saat objek tersebut berada dalam keadaan diam. Contoh :
pengukuran tinggi badan atau jangkauan tangan yang dilakukan
pada saat objek tersebut dalam keadaan diam.
2. Antropometri dinamis yaitu pengukuran bagian tubuh manusia
dimana saat pengukuran berlangsung objek berada dalam keadaan
yang bergerak, sehingga pengukuran menjadi lebih sulit dan
kompleks untuk diukur. Contoh : pengukuran luas jangkauan
tangan dari manusia pada saat melakukan pekerjaan.
2.1.4 Persentil
Tujuan untuk diadakannya perhitungan persentil ini adalah untuk
mengetahui sampai sejauh mana orang dapat memakai produk tersebut.
Konsep ini adalah konsep probabilitas dalam statistika dimana data yang
ada dibagi 100 bagian. Sebagai contoh, persentil 5% berarti ukuran tersebut
mencakup 5% ukuran tubuh manusia untuk bagian tubuh tertentu. Desain
untuk individu ekstrim diperlukan agar suatu rancangan dapat dipergunakan
oleh individu yang memiliki ukuran ekstrim untuk karakteristik untuk
karakteristik antropometri tertentu. Perancangan untuk individu ekstrim ini
biasanya menggunakan persentil 5%, 10%, 95%, dan 99%, misalkan untuk
menentukan tinggi tombol lampu, digunakan persentil 5% yang berarti 5%
persen dari populasi tidak dapat menggunakannya. Sedangkan untuk
menentukan lebar kursi dipakai persentil 95% yang berarti 95% orang yang
dapat memakai kursi tersebut, sedangkan 5% harus menggunakan desain
khusus. Desain untuk range yang dapat diatur menggunakan ukuran dalam
bentuk range.

5

2.1.5 Alat Peraga ( display ) : Lingkungan Kerja Berkomunikasi
Terhadap Manusia
Alat peraga menyampaikan informasi kepada organ tubuh manusia
dengan berbagai macam cara. Penyampaian informasi tersebut didalam
sistem ”manusia-mesin” adalah merupakan suatu proses yang dinamis dari
suatu presentasi visual indera penglihatan. disamping itu keterandalan
proses tersebut akan sangat banyak dipengaruhi desain dari alat peraganya.
Banyak desain instrumen / alat peraga / display yang tidak didasari
oleh suatu pengetahuan yang memadai tentang nilai fungsionalnya. Oleh
karenanya pada saat ini sudah waktunya untuk mengadakan suatu
pemikiran kritis yang beranjak dari prinsip-prinsip dasar ergonomi.
Kebanyakan desain tersebut lebih mengutamakan faktor kesan
(impression) dari pada faktor fungsionalnya, sehingga tidak sedikit jumlah
kecelakaan kerja (operator industri) yang tidak kita kehendaki terjadi.
Display berfungsi sebagai suatu “sistem komunikasi“ yang
menghubungkan antara fasilitas kerja maupun mesin kepada manusia. Yang
bertindak sebagai mesin dalam hal ini adalah stasiun kerja dengan
perantaraan alat peraga. Sedangkan manusia disini berfungsi sebagai
operator yang dapat diharapkan untuk melakukan suatu respon yang
diinginkan.
2.1.5.1 Alat Peraga Visual Kuantitatif
Tujuan dari alat peraga kuantitatif adalah untuk memberikan informasi
tentang nilai kuantitatif dari suatu variabel. Pada kebanyakan kasus,
variabel tersebut selalu berubah. Seperti misalnya kecepatan dan
temperatur. dalam penggunaan alat peraga kuantitatif ada suatu tingkat
kepresisian yang disebut dengan : satuan skala.
Alat peraga kuantitatif yang konvensional adalah merupakan salah
satu bentuk peralatan mekanis yang ada dibawah ini:
o Skala tetap dengan jarum penunjuk berputar (Fixed scale
with moving pointer)
o Skala berputar dengan jarum penunjuk tetap (Moving scale
with fixed pointer)
o Alat peraga numerik (Digital display)
2.1.5.2 Alat Peraga Visual Kualitatif
Pada penggunaan alat peraga untuk mendapatkan informasi kualitatif,
operator biasanya lebih tertarik pada nilai approksimasi dari variabel yang
kontinyu seperti misalnya temperatur, tekanan, atau kecepatan, atau pada
kecenderungan pertambahan variabel nilainya, atau pada perubahan
variabel lainnya. Namun bagaimanapun juga dasar pemikiran untuk desain
alat peraga visual kualitatif adalah pada desain yang kuantitatif juga.

6
3. Metodologi
Mulai

Latar Belakang Masalah

1.

Identifikasi Masalah :
Belum ergonomisnya sepeda motor yang ada di pasaran sekarang ini
2. Perlu adanaya perancangan yang memperhatikan sisi ergonomis

Batasan dan Asumsi
Batasan :
1. Perancangan sepeda motor yang ergonomis hanya dirancang dari segi
ukurannya saja, untuk faktor-faktor lain yang berpengaruh kepada kenyamanan
pengendara tidak dianalisa. Hal ini yaitu untuk menghindari pembahasan yang
terlalu luas.
2. Untuk perbandingan digunakan tiga tipe sepeda motor terkemuka produk dari
negara Jepang yaitu Yamaha Jupiter-Z, Suzuki Shogun 125R dan Honda
Supra-X.
Asumsi :
1. Data antropometri yang digunakan didapat dari buku dengan judul “Ergonomi”
Konsep Dasar dan Aplikasinya karangan Eko Nurmianto. Data antropometri
yang digunakan kesemuanya merupakan data antropometri pria. Sepeda motor
yang dirancang khusus digunakan oleh pria.
2. Persentil yang digunakan yaitu P5, P50, P95.
3. Untuk penentuan sepeda motor yang paling ergonomis nantinya yaitu dilihat
dari banyaknya ukuran yang mendekati hasil perhitungan berdasarkan ketiga
motor yang dianalisa. Semakin banyak ukuran yang mendekati hasil rancangan
berarti sepeda motor tersebut merupakan yang paling mendekati aspek
kenyamanan berdasarkan kriteria-kriteria yang diperhitungkan.

1.
2.

3.
4.

Perumusan Masalah :
Bagaimanakah ukuran sepeda motor jenis bebek yang ergonomis jika
ditinjau dari aspek antropometri tubuh orang Indonesia ?
Dari ketiga sepeda motor bebek pembanding yaitu tipe Yamaha Jupiter-Z,
Suzuki Shogun 125R dan Honda Supra-X sepeda motor tipe apakah yang
paling mendekati hasil rancangan ?
Dari segi ukuran bagian mana sajakah yang menjadi kekurangan dari
masing-masing sepeda motor bebek pembanding ?
Dari segi interaksi warna dan kelengkapan indikator pada display
speedometer bagian apa sajakah yang menjadi kekurangan dari masingmasing sepeda motor bebek pembanding ?

x
Gambar 1. Metodologi Penelitian

7
x

Tujuan dan Manfaat Penelitian :
Tujuan Penelitian :
1.
Perancangan sepeda motor jenis bebek yang ergonomis dengan
menggunakan data antropometri orang Indonesia.
2.
Mengetahui apakah beberapa ukuran sepeda motor yang ada di pasaran
sekarang ini telah memenuhi sisi ergonomis jika ditinjau dari aspek
antropometri tubuh orang Indonesia.
Manfaat Penelitian :
1.
Bagi penulis dan rekan–rekan mahasiswa diharapkan dapat menjadi suatu
contoh penerapan dari ilmu ergonomi dan antropometri.
2.
Bagi perusahaan sepeda motor, diharapkan dari hasil rancangan yang
dilakukan dapat menjadi masukan untuk perancangan produk sepeda
motor berikutnya di Indonesia.
3.
Bagi konsumen diharapkan dapat memilih sepeda motor yang dianggap
paling ergonomis dan mendekati ukuran antropometri tubuh orang
Indonesia.

Pengumpulan data sepeda motor
bebek pembanding :
1. Yamaha Jupiter-Z
2. Suzuki Shogun 125R
3. Honda Supra-X

Pengumpulan data antropometri
orang Indonesia :
1. Antropometri tubuh masyarakat
Indonesia
2. Antropometri telapak tangan
orang Indonesia
3. Antropometri kaki orang
Indonesia

Perancangan ukuran sepeda motor jenis
bebek berdasarkan antropometri orang
Indonesia dengan konsep persentil dan
syarat-syarat tampilan display speedometer
yang baik

Kesesuaian hasil rancangan dengan ukuran
sepeda motor bebek pembanding

y

Gambar 1. Metodologi Penelitian ( lanjutan )

8

y

Dimensi sepeda motor yang
paling mendekati hasil rancangan

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 1. Metodologi Penelitian ( lanjutan )

5. Perancangan dan Analisa
5.1 Perancangan Jok Sepeda Motor Jenis Bebek
1. Penentuan tinggi jok
2. Penentuan panjang jok
3. Penentuan lebar jok
5.2 Perancangan Stang Kemudi Sepeda Motor Jenis Bebek
1. Penentuan jarak stang kemudi ke pengendara
2. Penentuan tinggi stang kemudi
3. Penentuan lebar stang kemudi
5.3 Perancangan Step, Rem Depan, Rem belakang dan Transmisi Gigi
Sepeda Motor Jenis Bebek
1. Perancangan step depan dan belakang
2. Penentuan jarak antar step
3. Penentuan jarak step depan dengan pedal transmisi gigi
4. Penentuan jarak step depan dengan pedal rem belakang
5. Penentuan jarak tuas rem depan ke pegangan stang kemudi

9

10

11

12

Lebar jok bagian depan = 12 cm

Lebar jok pengendara = 24.5 cm

Lebar jok keseluruhan = 31 cm

Panjang jok = 73 cm

Lebar jok penumpang = 24.5 cm

Lebar jok bagian belakang = 18 cm

Gambar 5
Tampak atas jok sepeda motor jenis bebek hasil rancangan

13

Jarak antar step untuk step depan = 45 cm

Step depan

Step belakang

Jarak sntar step untuk step belakang = 45 cm

Gambar 6
Tampak atas jarak antar step untuk step depan dan belakang hasil rancangan

14
5.4 Syarat-Syarat Tampilan Display Speedometer yang Baik
1. Penggunaan alat pengukur fixed scale moving pointer
2. Perpaduan warna background dan image harus sesuai
3. Tidak menggunakan skala minor line
4. Kelengkapan instrumen dan indikator

80

60

100
120

40

f
140

20
2

0

1

3

fUEL

4

160

km/h

E

0000

N

1

2

0

3

4

Ge a r Posit ion

Gambar 7
Contoh rancangan display speedometer

5.5 Kesesuaian Hasil Rancangan dengan Sepeda Motor Pembanding
5.5.1 Kesesuaian Hasil Rancangan dengan Sepeda Motor Yamaha
Jupiter-Z
5.5.2 Kesesuaian Hasil Rancangan dengan Sepeda Motor Suzuki
Shogun 125R
5.5.3 Kesesuaian Hasil Rancangan dengan Sepeda Motor Honda
Supra-X
5.6 Analisis Dislpay speedometer
5.6.1 Analisis Dislpay speedometer Untuk Sepeda Motor Yamaha
Jupiter-Z
5.6.2 Analisis Dislpay speedometer Untuk Sepeda Motor Suzuki
Shogun 125R
5.6.3 Analisis Dislpay speedometer Untuk Sepeda Motor Honda
Supra-X

15
5.7 Dimesi Sepeda Motor yang Paling Mendekati Hasil Rancangan
Tabel 1. Dimensi sepeda motor yang paling mendekati hasil rancangan
Bagian yg diukur
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Tinggi jok pengendara*
Tinggi jok penumpang
Panjang jok
Lebar jok keseluruhan
Lebar jok pengendara
Lebar jok penumpang
Lebar jok bagian depan
Lebar jok bagian belakang
Tinggi stang kemudi*
Lebar stang kemudi*
Jarak step depan dengan jok arah vertikal
Jarak step depan dengan batas jok depan
dengan belakang arah horisontal
Jarak step belakang dengan jok arah
vertikal
Jarak step belakang dengan ujung jok
belakang arah horisontal
Jarak antar step untuk depan
Jarak antar step untuk step belakang
Jarak step depan dengan pedal transmisi
gigi depan
Jarak step depan dengan pedal transmisi
gigi belakang
Jarak step depan dengan pedal rem
belakang
Jarak stang dengan tuas rem depan
Jumlah

Keterangan :
v = Ukuran yang paling mendekati dari hasil
rancangan
* = Dimensi yang paling berpengaruh terhadap
kenyamanan pengendara

Yamaha
Jupiter-Z
V
V
V

Suzuki
Shogun 125R

Honda
Supra-X

V
V

V
V
V
V

V
V

V
V

V
V
V
V

V
V

V
V
V
V
11

3

9

16

6. Kesimpulan dan Saran :
6.1 Kesimpulan
1. Hasil perhitungan ukuran-ukuran sepeda motor jenis bebek yang
ergonomis berdasarkan antropometri tubuh orang Indonesia
terdapat pada tabel berikut :
Tabel 2. Ukuran sepeda motor hasil rancangan
Bagian yg diukur
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Tinggi jok pengendara
Tinggi jok penumpang
Panjang jok
Lebar jok keseluruhan
Lebar jok pengendara
Lebar jok penumpang
Lebar jok bagian depan
Lebar jok bagian belakang
Tinggi stang kemudi
Lebar stang kemudi
Jarak step depan dengan jok arah vertikal
Jarak step depan dengan batas jok depan
dengan belakang arah horisontal
Jarak step belakang dengan jok arah vertikal
Jarak step belakang dengan ujung jok
belakang arah horisontal
Jarak antar step untuk depan
Jarak antar step untuk step belakang
Jarak step depan dengan pedal transmisi gigi depan
Jarak step depan dengan pedal transmisi gigi belakang
Jarak step depan dengan pedal rem belakang
Jarak stang dengan tuas rem depan

Ukuran
Rancangan
satuan (cm)
72
77
73
31
24.5
24.5
12
18
97.5
65.5
39.6
47.25
39.6
41
45
45
15
10
15
9.6

17
2. Ditemukan kesulitan dalam mengevaluasi sepeda motor bebek yang
ergonomis secara keseluruhan, karena banyaknya dimensi yang ada
dan faktor-faktor lain yang berpengaruh. Sepeda motor yang ada
masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Jadi
untuk penentuan sepeda motor bebek yang paling ergonomis
ditentukan oleh banyaknya ukuran yang mendekati hasil
perhitungaan berdasarkan ketiga motor yang dianalisa. Semakin
banyak ukuran yang mendekati hasil rancangan berarti sepeda
motor tersebut merupakan yang paling mendekati kenyamanan
berdasarkan kriteria-kriteria yang diperhitungkan.
Dari ketiga sepeda motor yang dianalisa yaitu Yamaha Jupiter-Z,
Suzuki Shogun 125R dan Honda Supra-X, sepeda motor yang
paling mendekati hasil perhitungan dengan data antropometri orang
Indonesia adalah Yamaha Jupiter-Z.
3. Dari segi ukuran bagian yang menjadi kekurangan dari masingmasing sepeda motor bebek pembanding yaitu :
• Beberapa kekurangan sepeda motor Yamaha Jupiter-Z
berdasarkan hasil perhitungan :
a. Tinggi jok pengendara terlalu besar
b. Tinggi jok penumpang terlalu besar
c. Lebar jok bagian depan terlalu besar
d. Lebar jok bagian belakang terlalu besar
e. Tinggi stang kemudi terlalu besar
f. Jarak step depan dengan jok arah vertikal terlalu
besar
g. Jarak step belakang dengan jok arah vertikal terlalu
besar
• Beberapa kekurangan sepeda motor Suzuki Shogun-R
berdasarkan hasil perhitungan :
a. Tinggi jok pengendara terlalu besar
b. Tinggi jok penumpang terlalu besar
c. Panjang jok terlalu kecil
d. Lebar jok bagian belakang terlalu besar
e. Tinggi stang kemudi terlalu besar
f. Lebar stang kemudi terlalu besar
g. Jarak step depan dengan jok arah vertikal terlalu
besar
• Beberapa kekurangan sepeda motor Honda Supra-X
berdasarkan hasil perhitungan :
a. Tinggi jok pengendara terlalu besar
b. Tinggi jok penumpang terlalu besar
c. Panjang jok terlalu kecil
d. Lebar jok pengendara terlalu besar
e. Tinggi stang kemudi terlalu besar

18
f.

Jarak step depan dengan jok arah vertikal terlalu
besar
g. Jarak step belakang dengan jok arah vertikal terlalu
besar

3. Dari segi interaksi warna dan kelengkapan indikator pada display
speedometer bagian yang menjadi kekurangan dari masing-masing
sepeda motor bebek pembanding adalah :
• Kekurangan dari display speedometer untuk sepeda motor
Yamaha Jupiter-Z adalah :
a. Untuk warna skala pada kecepatan tinggi
mempunyai tingkat kekonstrasan yang sedang
(medium edge sharpness) interaksi ini sebaiknya
digunakan warna yang mempunyai tingkat
kekontrasan tinggi (high edge sharpness) yaitu
untuk meningkatkan kewaspadaan dari si
pengendara
b. Indikator lampu sein kiri dan kanan letaknya tidak
terpisah
c. Tidak terdapat daerah kecepatan gigi
• Kekurangan dari display speedometer untuk sepeda motor
Suzuki Shogun 125R adalah :
a. Daerah kecepatan tinggi tidak mempunyai
perbedaan warna skala dengan daerah kecepatan
normal
b. Indikator lampu sein kiri dan kanan letaknya tidak
terpisah
• Kekurangan dari display speedometer untuk sepeda motor
Honda Supra-X adalah :
a. Daerah kecepatan tinggi tidak mempunyai
perbedaan warna skala dengan daerah kecepatan
normal
b. Terdapat minor line yang dapat mempersulit
pembacaan speedometer
6.2 Saran
1. Diadakan angket untuk mengetahui lebih detail keinginan dari
konsumen yang nantinya dipergunakan sebagai perbandingan
dalam perancangan.
2. Perluasan penganalisaan ke aspek faal dan biomekanika
3. Sebaiknya setelah didapat hasil perancangan lalu dibuat model dari
hasil rancangan tersebut agar dapat disimulasikan lebih mudah.

19
7. Daftar Pustaka
[1] Forbes, T. W. 1972. Human Factors in Highway Traffic Safety
Research. New York : Wiley – Inter Science.
[2] Lab APK. 2004. Modul Praktikum APK & E. Bandung : UKM.
[3] Nurmianto, Eko. 1996. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya.
Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh November.
[4] Panero, Julius ; dan Martin Zelnik. 2003. Dimensi Manusia dan
Ruang Interior . Jakarta : Erlangga.
[5] Sutalaksana, Iftikhar Z ; Ruhana Anggawisastra ; dan John
H.Tjakraatmadja. 1979. Teknik Tata Cara Kerja. Bandung :
Departemen TI, ITB.
[6] Weimer, Jon. 1993. Handbook of Ergonomic and Human Factors
Tables. New Jersey : Englewood Cliffs.

KOMENTAR DOSEN PENGUJI
Nama Mahasiswa

:

Tekun Chandra

NRP

:

0023100

Judul Tugas Akhir

:

Perancangan Sepeda Motor Jenis Bebek yang
Ergonomis dengan Menggunkan Data Antropometri
Orang Indonesia

Komentar – Komentar Dosen Penguji :
-

Font terlalu kecil dalam slide

DATA PENULIS
Nama

:

Tekun Chandra

Alamat di Bandung

:

Babakan Jeruk I no. 86, Bandung

Alamat Asal

:

Jl. Kapten Bangsi Sembiring no.92, Kabanjahe

No. Telp Bandung

:

022 2003620

No. Telp Asal

:

0628 20236

No. Handphone

:

0815 6132316

Pendidikan

:

SMU Sutomo I, Medan
Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen
Maranatha

Nilai Tugas Akhir

:

A

Tanggal

:

04 Agustus 2005

1-1

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Masalah
Alat transportasi sekarang ini merupakan kebutuhan yang sangat penting

sehingga tanpa alat transportasi banyak kegiatan yang tidak dapat berjalan dengan
semestinya bahkan berhenti total. Salah satu alat transportasi yang banyak
digunakan oleh masyarakat adalah sepeda motor. Seiring dengan berkembangnya
alat

transportasi

maka

banyak

perusahaan

otomotif

yang

berusaha

menyempurnakan produk–produk yang sudah ada menjadi lebih baik dari yang
sebelumnya, yaitu perbaikan dari segi harga, akselerasi, penyediaan suku cadang,
model, warna dan yang paling penting lagi yaitu dari segi ergonomis
(kenyamanan).
Perkembangan alat transportasi ini selain banyak gunanya (berdampak
positif) juga dapat menimbulkan dampak negatif. Misalnya adalah tingkat polusi
udara yang semakin meninggi yang diakibatkan dari gas buangan kendaraan,
masalah kemacetan lalu lintas dan sebagainya. Dampak negatif yang paling
mencolok dari alat transportasi adalah kecelakaan lalu lintas yang banyak
memakan korban.
Kecelakaan dapat terjadi disebabkan oleh 4 faktor yaitu : perilaku manusia
(human behavior), lingkungan (environment), kendaraan (vehicle) & gabungan
ketiga faktor diatas. Contoh dari faktor perilaku manusia yaitu kelelahan yang
merupakan salah satu penyebab kecelakaan. Kelelahan ini terjadi dapat
disebabkan karena perancangan alat transportasi yang kurang ergonomis, hal ini
merupakan penyebab kecelakaan dari faktor kendaraan yaitu sepeda motor yang
digunakan.

Untuk

mengoperasikan

kendaraan

yang

kurang

cocok

ini

membutuhkan energi yang lebih besar dan menyebabkan kelelahan serta
kurangnya konsentrasi yang pada akhirnya menyebabkan kecelakaan.

1-2

Ukuran–ukuran sepeda motor di Indonesia sepertinya kurang cocok
dengan struktur tubuh orang Indonesia. Hal ini merupakan salah satu penyebab
kurang ergonomisnya motor yang ada sekarang ini.

1.2

Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang ada diatas, maka dapat diidentifikasikan

keseluruhan permasalahan yang ada yaitu :
1. Belum ergonomisnya sepeda motor yang ada di pasaran saat ini.
Penyebabnya adalah karena tidak dirancangnya secara khusus sepeda
motor jenis bebek dengan menggunakan data antropometri orang
Indonesia. Negara Jepang yang menjadi salah satu pemasok sepeda motor
terbesar di Indonesia merancang sepeda motor bebek menggunakan data
antropometri orang Asia secara keseluruhan.
2. Perlu adanya perancangan yang memperhatikan segi ergonomis dalam
merancang sepeda motor sehingga dapat memberikan kenyamanan dan
juga keselamatan selama pengendara mengoperasikan kendaraan.

1.3

Pembatasan Masalah dan Asumsi
Adapun pembatasan masalah dari Tugas Akhir ini adalah sbb :
1. Perancangan dilakukan pada bagian :
a. Tinggi jok pengendara
b. Tinggi jok penumpang
c. Panjang jok
d. Lebar jok keseluruhan
e. Lebar jok pengendara
f. Lebar jok penumpang
g. Lebar jok bagian depan
h. Lebar jok bagian belakang
i. Tinggi stang kemudi
j. Lebar stang kemudi
k. Jarak step depan dengan jok arah vertikal

1-3

l. Jarak step belakang dengan jok arah vertikal
m. Jarak step depan dengan batas jok depan dan belakang arah
horisontal
n. Jarak step belakang dengan ujung jok belakang arah horisontal
o. Jarak antar step untuk step depan
p. Jarak antar step untuk step belakang
q. Jarak step depan dengan pedal transmisi gigi depan
r. Jarak step depan dengan pedal transimisi gigi belakang
s. Jarak step depan dengan pedal rem belakang
t. Jarak stang dengan tuas rem depan.
Perancangan sepeda motor yang ergonomis hanya dirancang dari
segi ukurannya saja, untuk faktor-faktor lain yang berpengaruh kepada
kenyamanan pengendara tidak dianalisa. Hal ini yaitu untuk
menghindari pembahasan yang terlalu luas.

2. Untuk perbandingan digunakan tiga merk sepeda motor terkemuka
produk dari negara Jepang yaitu merk Yamaha, Suzuki dan Honda.
Dari masing-masing merk sepeda motor diatas dipilih salah satu tipe
yang paling banyak digunakan oleh konsumen sekarang ini dan
tentunya yang mempunyai jumlah penjualan yang paling tinggi.
Pemilihan tipe sepeda motor yaitu dengan kategori sepeda motor jenis
bebek 4-tak dengan menggunakan transmisi gigi manual. Dengan
kategori diatas maka sepeda motor yang akan digunakan sebagai
pembanding nantinya yaitu tipe Yamaha Jupiter-Z, Suzuki Shogun
125R dan Honda Supra-X.

Pemilihan tipe sepeda motor diatas berdasarkan hal-hal sebagai berikut
dan juga sebelumnya telah dilakukan wawancara dengan pihak dealer
dan juga bengkel.

1-4

Merk Yamaha
Tipe sepeda motor untuk merk Yamaha yang ada di pasaran sekarang ini :
1. Yamaha Vega
2. Yamaha Vega-R
3. Yamaha Crypton
4. Yamaha Jupiter
5. Yamaha Jupiter-Z

Perbedaan sepeda motor Yamaha Jupiter dengan Jupiter-Z yaitu :
a. Pelek
b. Lampu rem dan reflektor yang ada pada dudukan lampu rem.
c. Lengan ayun (swing arm) terutama pada bagian penyetel rantai
d. Warna dan tampilan dari stripping body
e. Kapasitas mesin Jupiter 105cc sedangkan kapasitas mesin Jupiter-Z
110cc

Menurut pihak dealer sepeda motor tipe Yamaha Jupiter-Z merupakan
tipe yang paling tinggi penjualannya karena didukung dengan kecepatan
yang tinggi, juga konsumen terpengaruh iklan yang sering dimunculkan di
televisi. Sepeda motor tipe Jupiter-Z merupakan penyempurnaan dari
produk Yamaha sebelumnya yaitu tipe Jupiter dengan peningkatan
kapasitas mesin sehingga sepeda motor Jupiter-Z mempunyai akselerasi
dan performa mesin yang lebih tinggi.

Merk Suzuki
Tipe sepeda motor untuk merk Suzuki yang ada di pasaran sekarang ini :
1. Suzuki Shogun
2. Suzuki Shogun-R
3. Suzuki Shogun 125R
4. Suzuki Satria 150R
5. Suzuki Smash

1-5

6. Suzuki Smash SR

Perbedaan sepeda motor Suzuki Smash dengan Smash SR yaitu :
a. Warna dan tampilan dari stripping body
b. Bentuk knalpot
c. Pelek
d. Warna suspensi shock belakang

Menurut pihak dealer sepeda motor tipe Suzuki Shogun-R, Suzuki
Shogun125R dan Suzuki Smash merupakan sepeda motor yang tingkat
penjualannya cukup tinggi. Tetapi diantara ketiga tipe tersebut Suzuki
Shogun125R menempati posisi pertama karena konsumen terpengaruh
iklan yang sering dimunculkan di Televisi dan juga dengan performa dan
kapasitas mesin yang cukup tinggi yaitu 125 cc sehingga lebih menarik
minat konsumen jika dibandingkan dengan tipe Suzuki Shogun-R dan
Suzuki Smash karena kapasitas mesinnya lebih rendah yaitu 110cc.

Merk Honda
Tipe sepeda motor untuk merk Honda yang ada di pasaran sekarang ini :
1. Honda Astrea Grand
2. Honda Legenda
3. Honda Kirana
4. Honda Supra
5. Honda Supra Fit Teromol
6. Honda Supra Fit Cakram
7. Honda Supra-V
8. Honda Supra-X
9. Honda Supra-XX
10. Honda Supra-125
11. Honda Karisma
12. Honda Karisma-X

1-6

Perbedaan sepeda motor Honda Karisma dengan Karisma-X yaitu :
a. Ketebalan jok Karisma-X lebih tipis 1 cm dibanding Karisma.
b. Di Karisma penyetel batok lampu hanya satu, tapi Karisma-X
menambah satu baut tepat di tengah bawah kedok lampu sebagai
dudukan tambahan supaya lebih kuat dan tidak gampang goyang.
c. Untuk Karisma-X ditambah lagi dua baut tambahan yang ada pada
rangka belakang, penambahan ini dengan tujuan menghindari bagian
belakang bergetar setelah benturan ataupun bongkar-pasang.
d. Untuk menambah kesan sporty maka cover body Karisma-X dibuat
lebih ramping dan juga tampilan stripping body yang lebih menarik.
e. Suspensi shock belakang.

Secara fisik sepeda motor merk Honda untuk tipe Supra adalah sama
(kecuali tipe Honda Supra-125), perbedaannya yaitu :
a. Honda Supra Fit teromol yaitu sistem rem depan menggunakan
teromol dengan mesin yang kualitasnya dibawah Supra-X dan juga
dengan harga yang lebih murah.
b. Honda Supra Fit cakram yaitu sistem rem depan menggunakan
piringan cakram dengan mesin yang kualitasnya dibawah Supra-X,
dengan harga diatas Supra Fit tetapi masih dibawah harga Supra-X.
c. Honda Supra-V yaitu sitem rem depan menggunakan piringan cakram,
kualitas mesin asli Jepang (orisinil), hanya saja tidak terdapat electric
starter seperti pada tipe Supra lainnya.
d. Honda Supra yaitu sistem rem depan dengan menggunkan teromol
dengan kualitas mesin asli Jepang (orisinil).
e. Honda Supra-X yaitu sistem rem depan dengan menggunakan piringan
cakram dengan kualitas mesin asli Jepang (orisinil).
f. Honda Supra-XX sama dengan tipe Supra-X hanya saja pada tipe ini
terdapat kopling manual untuk proses pemindahan gigi.

1-7

Karena terdapat kesamaan fisik diantara keenam tipe sepeda motor
diatas maka sudah dapat dipastikan bahwa sepeda motor tipe Supra
mempunyai tingkat penjualannya yang paling tinggi jika dibandingkan
dengan tipe lainnya.
Menurut pihak dealer diantara keenam tipe Supra yang ada tipe SupraX merupakan yang paling tinggi penjualannya dan paling banyak
peminatnya.

Asumsi yang digunakan dalam penelitian Tugas Akhir ini adalah ;
1. Data antropometri yang digunakan didapat dari buku dengan judul
“Ergonomi” Konsep Dasar dan Aplikasinya karangan Eko Nurmianto.
Data antropometri yang digunakan kesemuanya merupakan data
antropometri pria. Sepeda motor yang dirancang khusus digunakan oleh
pria.
2. Persentil yang digunakan ada tiga yaitu :
Persentil minimum digunakan P5,
Persentil rata-rata digunakan P50,
Persentil maksimum digunakan P95.
Untuk perancangan ukuran sepeda motor yang ergonomis hampir
semuanya menggunakan P5, hal ini disebabkan sepeda motor yang
dirancang yaitu jenis bebek yang bila ditinjau dari segi ukuran merupakan
sepeda motor yang paling kecil jika dibandingkan dengan sepeda motor
jenis lainnya (jenis motor sport atau biasanya disebut “motor gede”),
misalnya pada tipe Honda NSR, Yamaha RX-King, Suzuki Thunder,
Kawasaki Ninja dsb.
3. Untuk penentuan sepeda motor yang paling ergonomis nantinya yaitu
dilihat dari banyaknya ukuran yang mendekati hasil perhitungan
berdasarkan ketiga motor yang dianalisa. Semakin banyak ukuran yang
mendekati hasil rancangan berarti sepeda motor tersebut merupakan yang
paling mendekati aspek kenyamanan berdasarkan kriteria-kriteria yang
diperhitungkan.

1-8

1.4

Perumusan Masalah
Perumusan masalah dari Tugas Akhir ini adalah :
1.

Bagaimanakah ukuran sepeda motor jenis bebek yang ergonomis jika
ditinjau dari aspek antropometri tubuh orang Indonesia ?

2.

Dari ketiga sepeda motor bebek pembanding yaitu tipe Yamaha
Jupiter-Z, Suzuki Shogun 125R dan Honda Supra-X sepeda motor tipe
apakah yang paling mendekati hasil rancangan ?

3.

Dari segi ukuran bagian mana sajakah yang menjadi kekurangan dari
masing-masing sepeda motor bebek pembanding ?

4.

Dari segi interaksi warna dan kelengkapan indikator pada display
speedometer bagian apa sajakah yang menjadi kekurangan dari
masing-masing sepeda motor bebek pembanding ?

1.5

Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian dari Tugas Akhir ini adalah :
1.

Perancangan sepeda motor jenis bebek yang ergonomis dengan
menggunakan data antropometri orang Indonesia.

2.

Mengetahui apakah beberapa ukuran sepeda motor yang ada di pasaran
sekarang ini telah memenuhi sisi ergonomis jika ditinjau dari aspek
antropometri tubuh orang Indonesia.

Manfaat penelitian dari Tugas Akhir ini adalah :
1.

Bagi penulis dan rekan–rekan mahasiswa diharapkan dapat menjadi
suatu contoh penerapan dari ilmu ergonomi dan antropometri.

2.

Bagi perusahaan sepeda motor, diharapkan dari hasil rancangan yang
dilakukan dapat menjadi masukan untuk perancangan produk sepeda
motor berikutnya di Indonesia.

3.

Bagi konsumen diharapkan dapat memilih sepeda motor yang
dianggap paling ergonomis dan mendekati ukuran antropometri tubuh
orang Indonesia.

1-9

1.6

Sistematika Penulisan
Bab 1 : Pendahuluan
Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, identifikasi
masalah, pembatasan masalah dan asumsi, perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian dan yang terakhir yaitu sistematika penulisan.
Bab 2 : Tinjauan Pustaka
Bab ini berisi dasar-dasar teori yang mendukung tugas akhir ini.
Bab 3 : Metodologi Penelitian
Bab ini berisi mengenai langah-langkah penelitian secara sistematis, dari
awal penelitian sampai akhir, dan digambarkan