PENDAHULUAN Hubungan Cara Bayar, Jarak Tempat Tinggal dan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Berobat Rawat Jalan Pasien Skizofrenia di RSJD Surakarta.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Kehadiran

skizofrenia

di

t engah

keluarga

sering

menimbulkan

kebingungan pada penderit a dan anggot a keluarga lain. Sikap dan perilaku
penderit a yang selama ini baik dan bahkan membanggakan berubah menjadi

perilaku agresif, membahayakan, aneh dan menjadi penyendiri, sulit
dimengert i oleh keluarga. Sebanyak 80 persen penderit a gangguan ment al
skizofrenia t idak diobat i. Sebagian penderit a gangguan jiw a ini menjadi t idak
produkt if, bahkan dit elant arkan sebagai psikot ik yang berkeliaran di jalanjalan. Hasil survei Kement erian Sosial tahun 2008, ada 650 ribu penderit a
skizofrenia di Indonesia. Sekit ar 30.000 orang dipasung dengan alasan agar
tidak membahayakan orang lain at au menut upi aib keluarga (Kompas, 2011).
Sampai saat ini masih dit emukan adanya pemasungan pada orang
dengan masalah kejiw aan di beberapa daerah. Diperkirakan ada sekit ar
18.000 orang yang mengalami pemasungan di Indonesia. M asyarakat yang
sakit belum t ent u mau dat ang unt uk berobat . Hal ini membuat banyak pasien
t idak berobat at au kalau berobat t idak secara efekt if at au kont inu,
t erabaikan dan dipasung. Salah sat u langkah unt uk menghapus pasung di

1

2

Indonesia adalah dengan mengint egrasikan masalah pembiayaan dan
mendekat kan layanan kesehat an jiw a (Det ik, 2011).
Skizofrenia adalah salah sat u penyakit gangguan jiw a berat yang

bersifat

menahun

(kronis)

dan

memerlukan

pengobat an

yang

berkesinambungan. Gangguan ini dit andai dengan gejala-gejala posit if yait u
bert ambahnya kemunculan t ingkah laku dalam kadar yang berlebihan dan
menunjukkan penyimpangan dari fungsi psikologis sepert i pembicaraan yang
kacau, delusi, halusinasi, gangguan kognit if dan persepsi, dan gejala negat if
yait u penurunan t ingkah laku yang juga berart i penyimpangan dari fungsi
psikologis yang normal sepert i avolit ion (menurunnya minat dan dorongan),

berkurangnya keinginan bicara dan miskinnya isi pembicaraan, afek yang
dat ar sert a t erganggunya relasi personal (Set iadi, 2006).
Orang

dengan

skizofrenia

perlu

mendapat kan

penanganan

menyeluru h dan efekt if. Hal it u dapat memperbaiki kualit as hidup penderit a
dan mengembalikannya pada kehidupan yang normal. Sement ara it u,
penanganan yang t idak efekt if bisa mengakibat kan gangguan berlangsung
bertahun-t ahun sehingga dapat menghabiskan banyak biaya dan akibat nya
bisa t erjadi penurunan st at us ekonomi keluarga (Pikiran Rakyat , 2011).
Ket idak


pat uhan

berobat

dan

follow

up

pasien

menimbulkan

t ant angan besar pada efekt ivit as manajemen dan harapan kesembuhan
gangguan kesehat an. Kejadian ini lebih banyak pada pasien gangguan ment al,

3


di mana t ingkat ket idak hadiran di pelayanan kesehat an dua kali lipat
dibanding pasien gangguan kesehat an yang lain (Adeponle et al , 2009).
Obat menjadi pent ing dalam proses pemulihan. Pemberian obat akan
mengembalikan

keseimbangan

neurokimia

pada

ot ak

penderit a

dan

menghilangkan gejala ut ama. Tujuan pengobat an penderit a skizofrenia
adalah unt uk mencegah t erjadinya kekambuhan dan meningkat kan kualit as
hidup (Kolegium Psikiat ri Indonesia, 2008). Namun sering kali dit emukan

terjadi nya penderit a yang t idak t erat ur berobat .
Kepat uhan berobat

pasien skizofrenia sangat

diperlukan dalam

penat alaksanaan pasien. Fakt or yang mempengaruhi ket ekunan pasien
dalam berobat ant ara lain t ingkat penghasilan, t ingkat pendidikan pasien,
kemudahan menuju fasilit as kesehat an, usia pasien, t ersedianya asuransi
kesehat an yang meringankan pasien dalam membayar biaya pengobat an
(Wibaw a, 2008). Berbagai st udi mengungkapkan bahw a fakt or-fakt or yang
berhubungan dengan kepat uhan minum obat adalah jender, umur dan efek
samping obat . Sebagian lainnya disebabkan oleh fakt or ekonomi berupa
ket idakmampuan membeli obat (Pujiyant o, 2008).
Dalam penelit ian ini fakt or ekonomi yang dimaksud adalah t ent ang
cara bayar. Cara bayar adalah cara pembiayaan dalam membayar biaya
berobat. Biaya ini dapat dibayar langsung oleh pasien at aupun dibayar secara
t idak langsung oleh penyelenggara jaminan pembiayaan kesehat an sepert i
Jamkesmas. Jamkesmas adalah program bant uan sosial unt uk pelayanan


4

kesehat an

bagi

masyarakat

miskin

dan

t idak

mampu.

Program

ini


diselenggarakan secara nasional agar t erjadi subsidi silang dalam rangka
mew ujudkan pelayanan kesehat an yang menyeluruh bagi masyarakat miskin.
Pasien dengan jaminan pembiayaan kesehat an seharusnya dapat pat uh
berobat karena t idak p erlu memikirkan biaya berobat, sedangkan unt uk
pasien dengan cara bayar out of pocket t ent u harus memikirkan penyediaan
dana unt uk pembiayaannya.
Jarak t empat t inggal dengan rumah sakit juga menjadi penyebab
ket idakpat uhan dalam berobat . Jarak t empat t inggal merupakan jauh
dekat nya perjalanan yang harus dit empuh oleh pasien dalam pengobat an.
Semakin jauh jarak t empat t inggal dari fasilit as kesehat an, semakin besar
risiko t erjadinya ket idak pat uhan berobat . Penelit ian Adeponle et al (2009),
mendapat kan 49,4% pasien put us berobat , sement ara 51,5% t idak pat uh
berobat . Penyebab t erjadinya put us berobat dan ket idak pat uhan berobat
ant ara lain kesulit an finansial dan jauhnya jarak dari rumah sakit .
Peran keluarga t idak dapat dipisahkan dalam peraw at an pada pasien
skizofrenia. Hal t ersebut mengingat bahw a pasien skizofrenia mengalami
penurunan fungsi kognit if. M enurut Sullinger dalam Kelliat (2006), beberapa
penelit i menunjukkan bahwa salah sat u fakt or penyebab kambuhnya pasien
dengan gangguan jiw a adalah perilaku keluarga yang t idak t ahu cara

menangani pasien skizofrenia di rumah.

5

Dukungan keluarga dalam penelit ian ini adalah upaya keluarga unt uk
mendampingi dan mendorong penderita agar pat uh meminum obat nya sert a
kont rol pada w akt u yang dit ent ukan. Bila keluarga tidak mendukung dengan
cara mengingat kan penderit a unt uk selalu meminum obat nya, maka
penderit a penyakit kronis sering gagal dalam pengobat annya. Hal ini
didukung oleh hasil penelit ian Cahyadi (2006), t ent ang hubungan ant ara
support syst em keluarga dengan kepat uhan pengobat an pada pasien yang

mendapat kemot erapi di ruang Cendana I RSUD. Dr. M oewardi Surakart a.
Selain variabel bebas t ersebut , maka penelit ian ini juga menambah
variabel perancu (Confounding Variable) yait u umur dan jenis kelamin.
Variabel perancu merupakan jenis variabel yang berhubungan dengan
variabel bebas dan berhubungan dengan variabel t ergant ung t et api bukan
merupakan variabel ant ara (Riw idikdo, 2007). Dalam set iap penelit ian
epidemiologi variabel umur dan jenis kelamin selalu diperhat ikan karena
semua penyakit selalu berhubungan dengan perilaku dan hal t ersebut

berhubungan dengan umur dan jenis kelamin (Not oat mojo, 2010)

B. Rumusan masalah

1. Adakah hubungan cara bayar dengan kepat uhan berobat raw at jalan
pasien skizofrenia?
2. Adakah hubungan jarak t em pat t inggal dengan kepat uhan berobat raw at
jalan pasien skizofrenia?

6

3. Adakah hubungan dukungan keluarga dengan kepat uhan berobat raw at
jalan pasien skizofrenia?

C. Orisinilitas

Penelit ian mengenai cara bayar, jarak t empat t inggal dan dukungan
keluarga pernah dilakukan oleh Pujiyant o (2008) dan Adeponle et al (2009),
sert a Cahyadi (2006). Namun demikian penelit ian ini berbeda dengan
penelit ian sebelumnya dalam beberapa hal di mana dalam penelit ian ini

mencoba melihat hubungan cara bayar, jarak t empat t inggal dan dukungan
keluarga dengan kepat uhan berobat raw at jalan pasien skizofrenia di RSJD
Surakart a.

D. Tujuan dan manfaat penelitian

1. Tujuan penelit ian
a. Untuk menganalisis hubungan cara bayar dan kepat uhan berobat
raw at jalan pasien skizofrenia.
b. Untuk menganalisis hubungan jarak t empat t inggal dan kepat uhan
berobat raw at jalan pasien skizofrenia.
c. Untuk m enganalisis hubungan dukungan keluarga dan kepat uhan
berobat raw at jalan pasien skizofrenia.

7

d. Unt uk menganalisis hubungan cara bayar, jarak t empat t inggal sert a
dukungan keluarga dan kepat uhan berobat raw at jalan secara
bersama-sama, dengan mengont rol variabel jenis kelamin dan umur.

2. M anfaat penelit ian
a. M anfaat teorit is
Hasil penelit ian ini diharapkan dapat menambah penget ahuan,
pengalaman dan w aw asan khususnya mengenai fakt or-fakt or yang
dapat menyebabkan kepat uhan berobat .
b. M anfaat prakt is
Hasil penelit ian ini dapat memberikan kont ribusi bagi peningkat an
kepat uhan berobat raw at jalan pasien skizofrenia.
c. M anfaat kebijakan
Hasil penelit ian ini dapat memberikan kontribusi dalam penyusunan
program pelayanan rumah sakit.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN KEBERFUNGSIAN SOSIAL PADA PASIEN SKIZOFRENIA RAWAT JALAN

7 32 58

HUBUNGAN DUKUNGAN PSIKOSOSIAL KELUARGA DENGAN LAMA RAWAT INAP PASIEN SKIZOFRENIA Hubungan Dukungan Psikososial Keluarga Dengan Lama Rawat Inap Pasien Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.

0 3 11

HUBUNGAN DUKUNGAN PSIKOSOSIAL KELUARGA DENGAN LAMA RAWAT INAP PASIEN SKIZOFRENIA Hubungan Dukungan Psikososial Keluarga Dengan Lama Rawat Inap Pasien Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.

0 4 13

PENDAHULUAN Hubungan Antara Faktor Kepatuhan Mengkonsumsi Obat, Dukungan Keluarga Dan Lingkungan Masyarakat Dengan Tingkat Kekambuhan Pasien Skizofrenia Di RSJD Surakarta.

0 1 8

HUBUNGAN CARA BAYAR, JARAK TEMPAT TINGGAL DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN BEROBAT RAWAT JALAN PASIEN SKIZOFRENIA Hubungan Cara Bayar, Jarak Tempat Tinggal dan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Berobat Rawat Jalan Pasien Skizofrenia di RSJD Suraka

0 0 14

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Cara Bayar, Jarak Tempat Tinggal dan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Berobat Rawat Jalan Pasien Skizofrenia di RSJD Surakarta.

0 2 4

HUBUNGAN CARA BAYAR, JARAK TEMPAT TINGGAL DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN BEROBAT RAWAT JALAN PASIEN SKIZOFRENIA Hubungan Cara Bayar, Jarak Tempat Tinggal dan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Berobat Rawat Jalan Pasien Skizofrenia di RSJD Surak

0 0 16

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI OBAT ANTIPSIKOTIK PADA PASIEN YANG Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Obat Antipsikotik Pada Pasien Yang Mengalami Gangguan Jiwa Di Poli Rawat Jalan RSJD Surakarta.

0 2 15

PENDAHULUAN Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Obat Antipsikotik Pada Pasien Yang Mengalami Gangguan Jiwa Di Poli Rawat Jalan RSJD Surakarta.

0 2 6

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI OBAT ANTIPSIKOTIK PADA PASIEN YANG Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Obat Antipsikotik Pada Pasien Yang Mengalami Gangguan Jiwa Di Poli Rawat Jalan RSJD Surakarta.

0 0 14