'Snow Flower and The Secret Fan ': Analisis Kedudukan Tokoh Utama Wanita Dalam Keluarga.

ABSTRAK

Nama
Program Studi
Judul

: R.A. Gemala Chandrawati Budiningtyas
: S-1 Sastra China
: Snow Flower and The Secret Fan: Analisis Kedudukan
Tokoh Utama Wanita Dalam Keluarga

Skripsi ini menjelaskan tentang kedudukan tokoh utama wanita yang terdapat
dalam novel Snow Flower and The Secret Fan karya Lisa See. Dengan
menggunakan ajaran Konfusius serta kebiasaan masyarakat China pada masa
dinasti Qing, maka dapat diketahui bagaimana kedudukan tokoh utama wanita
dalam keluarga dan hal-hal yang mempengaruhinya. Penelitian ini adalah
penelitian kualitatif dengan teknik studi kepustakaan dalam menganalisis masalah
yang diteliti. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah kedudukan
wanita dalam keluarga pada masa dinasti Qing dapat berubah-ubah menjadi
penting dan tidak penting sesuai dengan kondisi dan situasi yang ada.
Kata kunci :

Kedudukan dalam keluarga, wanita tradisional China, dinasti Qing

vii
Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

Name
Study Program
Title

: R.A. Gemala Chandrawati Budiningtyas
: Bachelor Degree of Chinese Literature
: Snow Flower and The Secret Fan: Analysis of The Main
Character’s Woman Position In Family

This undergraduate thesis describes the position of the main character’s woman in
the novel Snow Flower and The Secret Fan, written by Lisa See. By using the
teachings of Confucius and the Chinese people's habits during the Qing dynasty, it
can be discovered how the position of the main character’s woman in the family

and the things which influence it. This study is a qualitative research technique by
using the study of literature analyzing problems examined in this undergraduate
thesis. The conclusion of this study is the position of women in the family during
the Qing dynasty can change into important and unimportant in accordance with
the conditions and situation.
Keywords:
Position in the family, a traditional Chinese woman, Qing dynasty

viii
Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL. ......................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ........................... v
ABSTRAK................. ......................................................................................... vi
DAFTAR ISI.............. ......................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... x
1. PENDAHULUAN......................................................................................... 1
1.1.Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1
1.2.Rumusan Masalah................................................................................... 2
1.3.Tujuan Penelitian.....................................................................................3
1.4.Manfaat Penelitian...................................................................................3
1.5.Metode Penelitian.................................................................................... 3
2. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................... 5
2.1.Penokohan............................................................................................... 5
2.2.Pemplotan................................................................................................ 6
2.3.Pelataran.................................................................................................. 8
2.4.Makna kata.............................................................................................. 9
2.5.Kondisi Sosial Masyarakat Tradisional China Dalam Novel..................9
3. UNSUR INTRINSIK NOVEL SFSF..........................................................13
3.1.Penokohan Tokoh Utama Wanita........................................................... 13
3.1.1. Penokohan Tokoh Lily Sebelum Menikah.....................................13
3.1.2. Penokohan Tokoh Lily Sesudah Menikah..................................... 17
3.2.Pemplotan................................................................................................ 19
3.2.1. Tahap Situation (Penyituasian)...................................................... 19
3.2.2. Tahap Generating Circumstances (Pemunculan Konflik)............. 20

3.2.3. Tahap Rising Action (Peningkatan Konflik).................................. 21
3.2.4. Tahap Climax (Klimaks)................................................................ 21
3.2.5. Tahap Denouement (Penyelesaian)................................................ 22
3.3.Setting......................................................................................................22
3.3.1. Latar Tempat.................................................................................. 22
3.3.2. Latar Waktu....................................................................................23
3.3.3. Latar Sosial.................................................................................... 24
4. KEDUDUKAN TOKOH UTAMA WANITA DALAM KELUARGA.... 26
5. KESIMPULAN............................................................................................. 45
6. DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 48

ix
Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Sinopsis Novel

x
Universitas Kristen Maranatha


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Di beberapa negara, kedudukan wanita sering dianggap tidak penting oleh
kaum pria, salah satu negara yang kesenjangan antara pria dan wanitanya terlihat
mencolok adalah China. Dalam bukunya, Levy (1966: 23) berkata, wanita
tradisional China harus menerima perannya sebagai seorang yang berpengetahuan
rendah dan tidak boleh mengetahui dunia luar, mereka hanya boleh mempelajari
tentang pekerjaan rumah tangga dan kegiatan yang diperuntukan hanya bagi
wanita sehingga kedudukannya dalam keluarga ada dibawah kaum pria. Tetapi,
terdapat fenomena bahwa wanita juga memiliki peranan dan kedudukan yang
cukup penting dalam keluarga. Hal ini membuat para sastrawan tertarik untuk
membuat karya sastra yang menggali tentang sosok wanita tradisional China.
Salah satu penulis yang aktif dalam membuat karya sastra yang
bertemakan wanita China adalah seorang berketurunan Chinese-American yang
bernama Lisa See. Lisa See lahir di Paris, 18 Februari 1955, tetapi ia tumbuh
besar di sebuah daerah pecinan di Los Angeles. Bakat menulis Lisa See
diturunkan dari ibunya yang bernama Carolyn See yang merupakan seorang

penulis juga. Latar belakang keluarganya yang merupakan keturunan ChineseAmerican membawa pengaruh yang besar terhadap karya-karya Lisa See. Selain
merupakan seorang penulis, Lisa See juga merupakan seorang koresponden untuk
Publisher Weekly selama tiga belas tahun (1983-1996). Lisa See juga mendapat
penghargaan sebagai National Woman of The Year oleh Organization of ChineseAmerican Women pada tahun 2001 dan pada tahun 2003 menerima penghargaan
sebagai History Maker oleh Chinese American Museum.
Buku pertama Lisa See yang berjudul On Gold Mountain: The One
Hundred Year Odyssey Of My Chinese-American Family (1955) merupakan
bestseller di negaranya. Buku ini menceritakan tentang perjalanan kakek buyutnya
yang bernama Fong See. Karya-karya Lisa See lainnya yaitu, Flower Net (1997),
The Interior (1999), Dragon Bones (2003), Snow Flower and The Secret Fan

1
Universitas Kristen Maranatha

(2005), Peony In Love (2007), dan Shanghai Girls (2009). Hampir seluruh
karyanya merupakan best seller di dalam maupun luar negeri.
Novel yang bertajuk Snow Flower and The Secret Fan (yang selanjutnya
akan disingkat menjadi SFSF) merupakan karya masterpiece Lisa See. Untuk
menulis novel ini, Lisa See pergi ke sebuah desa terpencil di China, ia diberitahu
bahwa Lisa See adalah orang asing kedua yang pernah mengunjungi desa tersebut.

Novel ini telah diterjemahkan dan dijual di 39 negara. Novel ini juga merupakan
New York Times bestseller dan telah memenangkan banyak penghargaan baik di
dalam, maupun luar negeri, salah satunya memenangkan penghargaan sebagai
Honorable Mention oleh Asian/Pacific American Awards for Literature. Snow
Flower and The Secret Fan di garap ke layar lebar pada tahun 2011 oleh Fox
Searchlight Pictures dan disutradarai oleh Wang Wayne.
Novel Snow Flower and The Secret Fan berlatar belakang di China pada
awal abad ke-19, yaitu pada masa kekaisaran dinasti Qing. Isi ceritanya
menceritakan tentang kehidupan anak perempuan seorang petani bernama Lily
yang di dalam keluarganya masih menjalankan tradisi tradisonal China dimana
wanita harus tunduk kepada pria dan merupakan penganut paham konfusianisme.
Setelah membaca novel ini kita dapat melihat bahwa kedudukan wanita di dalam
keluarga ternyata bukan sama sekali tidak penting, tetapi ada faktor-faktor yang
membuat kedudukan wanita dalam keluarga menjadi penting. Karena hal inilah,
penulis merasa tertarik untuk meneliti tentang tema ini. Penulis hanya akan
meneliti tokoh utama wanita dalam novel, karena dalam novel ini, tokoh utama
wanita merupakan tokoh yang banyak mengalami peristiwa dalam novel dan
kedudukannya dalam keluarga berubah-ubah seiring dengan situasi dan kondisi
yang dialami oleh tokoh utama wanita.


1.2.Rumusan Masalah
1. Bagaimana kedudukan tokoh utama wanita dalam novel SFSF sebelum
dan sesudah menikah?
2. Hal-hal apakah yang menyebabkan kedudukan tokoh utama wanita
menjadi penting dalam keluarga?

2
Universitas Kristen Maranatha

1.3.Tujuan Penelitian
1. Untuk mengidentifikasi kedudukan tokoh utama wanita sebelum dan
sesudah menikah dalam novel SFSF
2. Untuk menganalisa apa saja penyebab pentingnya kedudukan tokoh utama
wanita dalam novel SFSF

1.4.Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat membuat pembaca dapat lebih
memahami lebih mendalam mengenai kedudukan wanita dalam keluarga pada
masa dinasti Qing. Selain itu, diharapkan penelitian ini dapat menjadi sumber
referensi bagi penelitian berikutnya.


1.5.Metode Penelitian
Dalam skripsi ini, penulis menggunakan metode kualitatif, yaitu dengan
memberikan perhatian kepada aspek subjektif dari perilaku tokoh dan penulis
berusaha untuk masuk ke dalam dunia konseptual subjek-subjeknya guna
memahami bagaimana dan makna apa yang pengarang konstruksikan ke dalam
peristiwa-peristiwa kehidupan tokoh (Atar Semi 1990: 32).
Adapun teknik penulisan yang digunakan oleh penulis adalah dengan
menggunakan teknik studi literatur, yaitu dengan mengumpulkan data dan
informasi melalui sumber bacaan seperti buku, dokumen, artikel, dan sebagainya
yang menunjang untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini.
Dalam penelitian ini, penulis pertama-tama menggunakan teori unsur
intrinsik Burhan Nurgiyantoro yang meliputi, unsur penokohan, unsur pemplotan,
dan unsur pelataran. Dalam unsur penokohan, dapat diketahui siapa tokoh utama
dan bagaimana watak tokoh tersebut. Lalu dengan unsur plot, kita dapat
mengetahui rangkaian peristiwa dalam novel tersebut. Kemudian dengan unsur
pelataran dapat diketahui tempat, waktu dan situasi yang disajikan dalam novel ini.
Setelah mengetahui unsur-unsur intrinsik, penulis akan menganalisis datadata di dalam novel yang berbentuk dialog maupun monolog dan berhubungan
dengan kedudukan tokoh utama wanita dalam kelurga. Dari data-data tersebut
dibandingkan dengan tradisi masyarakat pada masa dinasti Qing, dimana dalam


3
Universitas Kristen Maranatha

keluarga, wanita harus tunduk kepada pria. Selain itu, wanita juga dianggap
sebagai makhluk inferior di dalam masyarakat yang keberadaannya sama sekali
tidak penting bagi kaum pria. Pada masa itu, wanita harus melakukan tradisi
tradisional seperti pembalutan kaki, perjodohan, dan lain sebagainya. Masyarakat
pada masa itu juga menjalankan paham Konfusius, dimana wanita harus patuh
kepada pria.
Dalam novel ini, pengarang menceritakan tokoh utama wanita dari sejak
kanak-kanak sampai lanjut usia, sehingga dapat dilihat perubahan status
kedudukan yang dimiliki oleh Lily sepanjang hidupnya. Perbedaan yang paling
terlihat mencolok adalah saat sebelum dan setelah Lily menikah, terutama
bagaimana berbedanya perlakuan keluarga Lily terhadap Lily, sehingga penulis
akan menganalisis kedua poin tersebut untuk mengetahui perbedaan status
kedudukan Lily dengan menggunakan kondisi keluarga dalam masyarakat pada
masa dinasti Qing dan teori konfusianisme yang menyangkut wanita. Setelah
diketahui kedudukan tokoh utama wanita sebelum dan sesudah menikah, maka
bisa dilihat sebab-sebab kedudukan tokoh utama wanita bisa menjadi penting

dalam keluarga.

4
Universitas Kristen Maranatha

BAB V
KESIMPULAN

Dari hasil analisa yang penulis lakukan, maka dapat ditarik kesimpulan
berdasarkan kebiasaan masyarakat tradisional China dan paham konfusianisme
yang dianutnya pada saat pemerintahan dinasti Qing, kedudukan tokoh utama
wanita yang bernama Lily dari sebelum sampai sesudah menikah mengalami
banyak perubahan dari segi kepentingannya. Berikut uraiannya,
Kedudukan Lily dalam keluarga sebelum menikah:
1. Sebelum Lily melakukan pembalutan kaki, ia sama sekali tidak dianggap
penting oleh ibunya, karena Lily adalah seorang wanita dan masih dibawah
umur sehingga tidak dapat membantu banyak dalam urusan rumah tangga.
Selain itu, ibu Lily lebih memandang anak laki-laki dibanding anak
perempuannya.
2. Setelah Lily akan dijodohkan dengan pria dari keluarga terpandang, kedudukan
Lily menjadi penting di dalam keluarga, karena dapat menaikkan status sosial
keluarga.
Kedudukan Lily dalam keluarga setelah menikah:
1. Setelah Lily menikah, kedudukan ia tidak dianggap penting oleh keluarga
suaminya, karena belum memiliki pencapaian apa-apa.
2. Dalam keluarga Lily, Lily memiliki kedudukan yang penting, karena sudah
menikah dengan pria dari keluarga yang terpandang dan dapat mengubah nasib
keluarganya.
3. Setelah Lily melahirkan anak pertama laki-laki, kedudukan Lily di rumah
keluarga suaminya menjadi lebih penting daripada sebelumnya, karena Lily
menikahi anak laki-laki pertama dalam keluarga tersebut, sehingga dengan
memiliki anak pertama laki-laki, maka sudah pasti anak tersebut menjadi
penerus keluarga.
4. Setelah kedua mertuanya meninggal, Lily dan suaminya menggantikan posisi
sebagai orang yang paling penting dalam keluarga suaminya, sekaligus menjadi
kepala desa yang baru.

44
Universitas Kristen Maranatha

Dalam masyarakat tradisional China dan dalam ajaran konfusianisme, wanita
dianggap tidak penting dalam keluarga, tetapi dalam novel SFSF, kedudukan
tokoh utama wanita, yaitu Lily, karena hal-hal berikut kedudukannya menjadi
penting dalam keluarga. Hal-hal tersebut dapat disimpulkan dalam poin-poin
berikut ini,
1. Bentuk kaki yang sempurna setelah dibalut. Lily memiliki bentuk kaki yang
sempurna, sehingga Lily dijodohkan dengan pria dari keluarga terpandang,
karena pria dari keluarga terpandang biasanya mencari wanita dengan kaki
yang kecil dan terbalut sempurna agar untuk menunjukkan bahwa keluarga
tersebut mampu untuk membiayai istrinya, tanpa harus istrinya bekerja.
Dengan menikah dengan pria dari keluarga terpandang maka status sosial
keluarga Lily akan terangkat, sehingga kedudukan Lily bagi keluarganya
sangatlah penting untuk meningkatkan derajat keluarganya.
2. Menikah dengan anak pertama laki-laki dari keluarga terpandang. Lily dapat
meningkatkan status sosial keluarga Lily yang mata pencahariannya hanya
menjadi petani di desanya dengan dijodohkan Lily dengan anak pertama lakilaki dari keluarga terpandang, karena dapat meneruskan keturunan keluarga
tersebut dan dapat menggantikan posisi sebagai kedudukan yang paling tinggi
di keluarga jika kedua mertuanya meninggal. Awalnya Lily tidak dianggap
oleh keluarganya, tetapi setelah adanya penjodohan ini, keluarganya pun
menjadi lebih menghargai Lily.
3. Memiliki laotong. Dengan memiliki laotong yang berasal dari desa yang sama
dengan calon suami Lily, perjodohan Lily dengan pria dari keluarga
terpandang akan semakin mantap karena membuktikan bahwa Lily dapat
dipercaya untuk menikah dengan pria yang dijodohkannya, sehingga keluarga
Lily memperlakukan Lily dan Bunga Salju yaitu laotong-nya menjadi lebih
eksklusif dibandingkan dengan anggota keluarga lainnya.
4. Melahirkan anak pertama laki-laki. Setelah melahirkan anak laki-laki, Lily
tidak diperlakukan semena-mena lagi oleh keluarga suaminya, terutama ibu
mertuanya. Hal ini karena anak laki-laki merupakan penerus keluarga,
sehingga Lily sebagai ibu dari penerus keluarga, memiliki kedudukan yang
penting dan aman dalam keluarga.

45
Universitas Kristen Maranatha

5. Kedua mertua meninggal. Dengan meninggalnya kedua mertua, maka Lily dan
suaminya menggantikan posisi sebagai pasangan yang paling penting dalam
keluarga. Lily dapat mengatur segala urusan rumah tangga, tanpa ada campur
tangan dari siapa pun.
6. Menjaga martabat keluarga. Lily menjaga martabat keluarga dengan menjadi
istri yang layak bagi suaminya yaitu dengan menjalankan San Cong Si De (三
从四德) dan menjalankan perannya sebagai menantu, istri, ibu, dan kepala
desa yang baik bagi keluarga suaminya. Sehingga, Lily dapat mempengaruhi
keputusan suami dalam rumah tangga.
Dengan poin-poin yang telah disebutkan diatas, dari hasil analisis novel
Snow Flower and The Secret Fan dapat ditarik kesimpulan, bahwa kedudukan
wanita pada masa dinasti Qing, bisa menjadi penting jika melalui poin-poin yang
telah disebutkan sebelumnya. Wanita tidak lagi dipandang serendah yang dikira
dan memiliki peranan dan kedudukan yang penting dalam kelangsungan hidup
keluarga.

46
Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA
Cheng Mo To, et al., Confucian Ethics. Singapura: Educational Publications Bureau,
1986.

Gondomono. Manusia dan Kebudayaan Han. Jakarta: Kompas, 2013.

Nurgiyantoro, Burhan. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press, 2002.

Ratna, Nyoman Kutha. Teori, Metode, dan, Teknik

Penelitian Sastra. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2009.

Ren Yin Hu. Zhongguo Gudai de Hunyin. Beijing: Shangwu Yin Shuguan Guoji Youxian
Gongsi, 1996.

See, Lisa. Snow Flower and The Secret Fan. London: Bloomsbury, 2006.

See, Lisa. Snow Flower and The Secret Fan. Trans. A. Rahartati Bambang Haryo.
London: Bloomsbury Publishing, 2006. Trans. Bandung: Qanita, 2011.

Semi, M. Atar. Metode Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa, 2012.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ke-3 cetakan
ke-1. Jakarta : Balai Pustaka, 2001.

Xu Jie Shun. Hanzu Minjian Fengsu. Beijing: Zhongyang Minzu Daxue Chubanshe, 2000.

Zhu Ying. Li Yi. Beijing: Zhongguo Shehui Chubanshe, 2005.

SUMBER INTERNET

http://www.lisasee.com/
http://www.npr.org/templates/story/story.php?storyId=8966942&sc=emaf

47
Universitas Kristen Maranatha