PENGUJIAN KUALITAS AIR TANAH DI KECAMATAN DENPASAR TIMUR KOTA DENPASAR.

LAPORAN PENELITIAN MANDIRI
PENGUJIAN KUALITAS AIR TANAH
DI KECAMATAN DENPASAR TIMUR KOTA DENPASAR

IDA BAGUS PUTRA MANUABA

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS UDAYANA
2015

KATA PENGANTAR
Penelitian yang dilakukan oleh teknisi Program Penyelamatan Air Bali atau Bali Water
Protection (BWP) yang terdiri dari Politeknik Negeri Bali (PNB) dan Yayasan IDEP Selaras
Alam melansir data mengejutkan tentang cadangan air tanah di Pulau Bali tercatat hanya tersisa
di bawah 20 persen. Dari investigasi yang dilakukannya di tiga wilayah di Denpasar, yakni
wilayah utara, tengah dan selatan, kondisi terparah berada di wilayah selatan, wilayah utara
dalam kondisi aman. Sedangkan di wilayah tengah kondisinya mendekati rawan.
Krisis sumber daya air sudah di depan mata, maka diperlukan upaya-upaya terpadu dalam
mengatasi maslah tersebut. Air tanah yang merupakan salah satu sumber daya air yang
keberadaannya terbatas bahkan dapat dikatakan sumber daya yang tidak terbarukan, karena

pengisian akuifer khususnya konfenien akuifer mencapai ratusan tahun. Keterbatasan sumber air
permukaan telah mengalihkan perhatian masyarakat untuk memanfaatkan air tanah, sehingga air
tanah memiliki peran penting dalam penyediaan air baku untuk berbagai keperluan pasokan air
bersih. Seiring pula dengan kemajuan pembangunan yang terus meningkat pesat dan
bertambahnya jumlah penduduk, menjadikan air tanah menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis
dan bahkan tergolong strategis.
Dalam upaya menjaga kualitas dan kuantitas air, Badan Lingkungan Hidup Kodya
Denpasar bekerjasama dengan UPT. Laboratorium Analitik Universitas Udayana melakukan
pemantauan terhadap kualitas air tanah di Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar Tahun
2015. Pemantauan di sini ditujukan untuk mengetahui perubahan kuantitas, kualitas, dan
lingkungan air tanah. Hasil pemantauan ini disusun dalam bentuk Buku Laporan sebagai bahan
informasi kepada pemerintah atau masyarakat dalam pengambilan keputusan.
Buku laporan ini memuat hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan pemantauan kualitas air
tanah dalam rangka optimalisasi peran bidang lingkungan hidup untuk kepentingan masyarakat.
Kami menyadari Buku Laporan Pengujian Kualitas Air Tanah di Kecamatan Denpasar Timur,
Kota Denpasar Tahun 2015 masih belum sempurna, oleh karena itu saran dan pendapat dari
berbagai stakeholders sangat kami harapkan untuk perbaikan ke depan. Semoga Buku Laporan
Pengujian Kualitas Air Tanah di Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar Tahun 2015 dapat
bermanfaat bagi semua pihak.
Denpasar, Mei 2015

Kepala Badan Lingkungan Hidup
Kota Denpasar,

Ir. A.A. Bagus Sudharsana, Dipl.PLG
Pembina Utama Muda
NIP. 19580614 198511 1 002

BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Simpulan
Dari hasil pemantauan dapat disimpulkan bahwa secara menyeluruh kualitas air tanah di
Kecamatan Denpasar Timur baik. Ada satu parameter yang melebihi baku mutu air minum yaitu
TDS sebesar 693,18±76,27 mg/L dibandingkan dengan baku mutu air minum 500 mg/L. Namun,
nilai ini masih di bawah baku mutu air bersih sebesar 1000 mg/L.

5.2 Rekomendasi
Dari hasil pemantauan yang didapat, selanjutnya dapat direkomendasikan beberapa hal
untuk pelestarian air tanah yang ada di wilayah pemantauan, yaitu:
1.


Mengaplikasikan konsep penghematan berupa penggunaan air tanah yang diatur sesuai
kebutuhan. Misalnya untuk kebutuhan penyiraman tanaman sebaiknya jangan menggunakan
air tanah atau gunakanlah air permukaan.

2.

Mengaplikasikan konsep peruntukan yang tepat yaitu menggunakan air tanah sesuai
kebutuhan dan tidak berlebihan serta penggunaan lahan dalam daerah aliran sungai harus
memperhitungkan dampak dan pemanfaatannya.

3.

Menerapkan sistem pemulihan yaitu memfungsikan kembali tampungan-tampungan air
dengan cara melestarikan keberadaan waduk dan danau serta menjaga fungsi hutan agar
tidak menimbulkan ketimpangan tata air.

4.

Menerapkan sistem daur ulang yaitu mengolah air limbah menjadi air bersih dengan

menggunakan metode pengendapan sederhana, kimia, dan biologi, sehingga air yang

dihasilkan layak digunakan kembali paling tidak untuk penyiraman tanaman ataupun
mencuci.
5.

Mengaplikasikan konsep mengisi kembali (recharge) yaitu memasukkan air hujan ke dalam
tanah yang dapat dilakukan dengan sistem biopori.

6.

Mengingat pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk
hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan
manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan. Ini berarti
masyarakat maupun pengusaha yang dalam aktivitasnya menghasilkan sesuatu yang
menyebabkan terjadinya pencemaran, wajib untuk mengolah ataupun memperlakukan
limbahnya sesuai dengan aturan yang berlaku.

7.


Bagi masyarakat umum diwajibkan membuat safety tank yang sesuai untuk peruntukkannya
sehingga tidak terjadi rembesan bakteri pathogen ke badan-badan perairan termasuk air
tanah.

8.

Memperhatikan bahwa alasan pemanfaatan air tanah, yaitu; 1) belum terlayani oleh PDAM; 2)
harga perolehan air tanah yang jauh lebih murah dibandingkan tarif pemakaian air PDAM; 3)
pemompaan air tanah sifatnya in-situ sehingga ketersediaannya tidak tergantung pihak lain dan
membuat ketersediaan air lebih terjamin; maka implementasi dan penegakan peraturan
perundangan menyangkut pajak penggunaan air tanah harus segera dioptimalkan melalui
koordinasi aparat yang terkait.