REALISASI TINDAK KESANTUNAN KOMISIF DI KALANGAN MASYARAKAT PEDAGANG PASAR TRADISIONAL Realisasi Tindak Kesantunan Komisif Di Kalangan Masyarakat Pedagang Pasar Tradisional.
REALISASI TINDAK KESANTUNAN KOMISIF DI KALANGAN MASYARAKAT PEDAGANG PASAR TRADISIONAL
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Oleh :
Aditya Mahendra Ariputra A310100225
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA MARET 2015
(2)
UNTYERSITAS
}ILE{TTMADIYAII
SURAKARTAFAKULTAS KEGTRT'AN DAN
ILMU
PENDII}IKAN
A. YaniTromolPos I Pabelan Kanas.rra- Telp. (0271) 7l74l7Fax:715448 Surakarta57102
Website: htto: *rrrr
Yang bertanda tangan di bau'ah ini pembimbing skripsi/tugas akhir:
Nama
: Prof. Dr. Harun Joko prayitno, M.Hum.MP,t{IK
. 732 049 998n965A4281993031 001Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan skripsi atau tugas akhir dari mahasiswa.
Nama
NIM
:
Aditya Mahendra A:
A310100225Program Studi
:
Pendidikan Bahasa Sastra IndonesiaJudul
Skipsi
:
REALTSAST TTNDAK KESANTUNANKoMrsIF
Dr KALANGAN MASYARAKAT PEI}AGANG PASARTRADISIONAL
Naskah artikel tersebut, layak dan dapatdisetujui untuk dipublikasikan.
Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat digunakan seperlunya.
Surakarta, Februari 2015
Pembimbing
(
Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M.Ifum,
(3)
1 ABSTRAK
Aditya Mahendra, A. 310100225, REALISASI TINDAK KESANTUNAN KOMISIF DI KALANGAN MASYARAKAT PEDAGANG PASAR TRADISIONAL. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Maret, 2015.
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan realisasi tindak kesantunan komisif di kalangan masyarakat pedagang pasar tradisional Pengging, mendeskripsikan pemenuhan bentuk kesantunan komisif yang diucapkan oleh para pedagang terhadap pembeli di lingkungan pasar tradisional Pengging, mengetahui persepsi pembeli terhadap tindak kesantunan komisif di lingkungan pasar tradisional Pengging. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Sumber data dari penelitian ini diperoleh dari kegiatan transaksi jual beli di lingkungan Pasar Pengging saat pedagang melayani pembeli. Data penelitian ini berupa tuturan para pedagang yang mengandung unsur tindak kesantunan komisif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode catat, simak, dan wawancara. Teknik analisis data yang dipakai adalah metode padan ekstralingual. Hasil penelitian ini dibagi menjadi tiga rumusan yaitu yang pertama, wujud ragam bahasa yang digunakan oleh pedagang termasuk dalam tuturan santun, karena mereka memperhatikan unggah-ungguh dalam segi berbicara, tetapi tingkah lakunya terkadang masih kurang santun. Kedua, pemenuhan bentuk kesantunan komisif meliputi kesantunan yang diungkapkan oleh Chaer meliputi tindak tutur komisif berjanji (16 data), tindak tutur komisif bersumpah (3 data), tindak tutur komisif mengancam (4 data). Ketiga persepsi dari pembeli terhadap pedagang (5 data).
(4)
2 PENDAHULUAN
Perdagangan atau perniagaan adalah kegiatan tukar menukar barang atau jasa atau keduanya yang berdasarkan kesepakatan bersama bukan pemaksaan. Perdagangan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kegiatan perekonomian suatu negara. Giatnya aktivitas perdagangan suatu negara menjadi indikasi tingkat kemakmuran masyarakatnya serta menjadi tolak ukur tingkat perekonomian negara itu sendiri. Bisa dibilang perdagangan merupakan urat nadi perekonomian suatu negara.
Tindak kesantunan yaitu suatu bentuk dari cara bertutur ataupun berujar disertai dengan tingkah atau perilaku yang mencerminkan suatu kesopanan. Dalam berkomunikasi suatu kesantunan sangat dibutuhkan karena dengan kesantunan akan menciptakan sebuah budaya yang santun pula. Kesantunan dalam sebuah interasksi dapat dijadikan sebuah gambaran atas sifat seseorang, dengan mengetahui bagaimana ia bertutur maka akan terlihat pula watak dari orang tersebut. Tindak kesantunan berlaku bagi semua kalangan, termasuk juga di dunia perdagangan.
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah: mendeskripsikan realisasi tindak kesantunan komisif di kalangan masyarakat pedagang pasar tradisional, mendeskripsikan pemenuhan bentuk kesantunan komisif yang diucapkan oleh pedagang terhadap pembeli di kalangan masyarakat pedagang pasar tradisional, mengetahui persepsi pembeli terhadap kesantunan komisif yang diucapkan oleh pedagang di pasar tradisional.
Pada penelitian yang relevan ini ditunjukkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Penelitian yang dilakukan oleh Setiawan (2011) berjudul “Realiasai Ketidaksantunan Berbahasa Di Lingkungan Terminal
Kartasura”. Hasil penelitian ini adalah realisasi ketidaksantunan berbahasa di
lingkungan terminal menunjukkan bahwa tuturan para calo, pedagang asongan, sopir, dan kondektur yang ada di lingkungan terminal banyak yang melanggar Prinsip Kesantunan Leech. Pelanggaran yang paling dominan terjadi pada maksim kebijaksanaan. Wujud ragam bahasa di lingkungan terminal sangat tidak enak didengar, menyakitkan hati.
(5)
3
Penelitian Wahyuni (2012) berjudul “Realisasi Tindak Kesantunan
Berbahasa pada Percakapan Siswa Kelas IX SMP Negeri 3 Geyer”. Hasil
penelitian ini berupa realisasi kesantunan dan penyimpangan maksim kesantunan tuturan yang dipakai oleh siswa kelas IX SMP N 3 Geyer. Realisasi kesantunan berbahasa pada percakapan siswa kelas IX SMP Negeri 3 Geyer. Penyimpangan kesantunan berbahasa yaitu penyimpangan maksim kebijaksanaan, penyimpangan maksim pujian, penyimpangan maksim kerendahatian, penyimpangan maksim kesetujuan, penyimpangan maksim kesimpatisan, dan penyimpangan maksim kedermawanan
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Menurut Mc Millan & Schumacher (dalam Syamsuddin dan Damaianti, 2006:73) penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan yang juga disebut pendekatan investigasi karena biasanya peneliti mengumpulkan data dengan cara bertatap muka langsung dan berinteraksi dengan orang-orang ditempat penelitian.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode simak catat dan wawancara. Menurut Mahsun (2012:92) metode simak yaitu untuk memperoleh data dilalukan dengan menyimak penggunaan bahasa. Dalam arti, penelitian dalam upaya mendapatkan data dilakukan dengan mencatat penggunaan bahasa oleh para pedagang pada saat melayani pembeli. Selain metode simak, penelitian juga menggunakan metode wawancara. Dalam hal ini, penelitian mewawancarai para pembeli mengenai persepsi mereka terhadap pedagang di lingkungan pasar tradisional Pengging.
Dalam analisis data ini penulis menggunakan metode padan ekstralingual Menurut Mahsun (2012:120) metode padan ekstralingual ini digunakan untuk menganalisis unsur yang bersifat ekstralingual, seperti menghubungkan masalah bahasa dengan hal yang diluar bahasa.
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian
Pasar Tradisional menjadi kebutuhan utama bagi masyarakat, karena dengan adanya pasar tradisional sangat memudahkan bagi masyarakat dalam
(6)
4
memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. Berbelanja di pasar tradisional dianggap lebih menguntungkan jika di bandingkan dengan berbelanja di toko sembako atau toko kelontong, karena semua kebutuhan pokok sudah tersedia di dalam lingkungan pasar tersebut. Harga yang di patok di pasar tradisional lebih murah dan barang yang di jual juga selalu baru.
Objek dari penelitian ini mengenai tindak kesantunan komisif yang diterapkan oleh pedagang di lingkungan pasar tradisional Pengging. Lokasi dari penelitian ini berada di pasar tradisional Pengging yang berada di kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali. Objek penelitian tersebut akan dikaitkan dengan tindak kesantunan yang dikemukakan oleh Chaer.
B. Realisasi Tindak Kesantunan Komisif dalam Pasar Tradisional Pengging Menawarkan merupakan suatu kegiatan seorang pedagang atau produsen yang menjajakan sebuah jasa akan barang dagangan di dalam situasi berdagang baik di pasar tradisional maupun di suatu lembaga tertentu yang menyediakan layanan jasa. Kesantunan bahasa terjadi di dalam suatu komunikasi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam kegiatan menawarkan biasanya seorang pedagang yang menggunakan bahasa lebih santun dan cenderung akan lebih banyak pembeli dan akan semakin meningkat pula keuntungan yang akan didapat dibandingkan dengan pedagang yang menggunakan bahasa kurang santun maka semakin menurun pula keuntungan yang didapat bahkan cenderung kearah kerugian.
Dalam penggunaannya tindak kesantunan komisif dalam pasar tradisional dibedakan menjadi beberapa kategori. Kategori realisasi tindak kesantunan, yaitu:
1. Menolak 2. Meminta 3. Menyuruh.
Realisasi tindak kesantunan bahasa yang telah disimak dan dicatat terhadap pedagang tersebut dapat disimpulkan bahwa realisasi kesantunan berbahasa di lingkungan pasar tradisional sudah memenuhi kriteria prinsip kesantunan bahasa. Karena wujud pemenuhan bahasa santun telah digunakan
(7)
5
dalam bahasa yang digunakan saat melakukan pelayanan pada pembeli di lingkungan pasar meskipun tindakan atau perbuatan yang dilakukan kadang cenderung kurang ramah.
C. Pemenuhan Bentuk Tindak Kesantunan Komisif
Pemenuhan tindak kesantunan komisif berikut menggunakan skala kesantunan yang dikemukakan oleh Chaer, menurut Chaer (2010:30) bentuk-bentuk tersebut adalah sebagai berikut :
1. Tindak Tutur Komisif Berjanji
Tindak tutur komisif berjanji adalah suatu tindakan bertutur yang dilakukan oleh penutur dengan menyatakan janji akan melakukan suatu pekerjaan yang diminta orang lain. Janji itu dilakukan dalam kondisi tulus (sungguh-sungguh). Orang yang akan melakukan tindakan itu ialah orang yang mempunyai kesanggupan atas pekerjaan atau tindakan. Berikut data tuturan mengenai pemenuhan tindak tutur komisif berjanji di lingkungan pasar tradisional Pengging.
No Data : 01
Hari/Tanggal : 18 Januari 2015
Tempat : Pasar Tradisional Pengging Data
Pembeli : Kran plastik niki pinten pak
Penjual : Yen siji nem ewu mas, yen loro sepuluh ewu
Konteks
Penjual berjanji jika pembeli dua buah kran air maka akan diberi harga yang lebih murah.
Analisis
a. Tuturan tersebut dimaksudkan dari tanggapan penjual terhadap pembeli tentang harga kran air berbahan plastik
b. Tuturan tersebut masuk kedalam pemenuhan tindak tutur berjanji, karena tindakan bertutur yang dilakukan oleh penutur dengan menyatakan janji akan melakukan suatu pekerjaan yang diminta orang lain. Tuturan di atas merupakan tuturan seorang pembeli dan penjual dalam bentuk tuturan berjanji. Penjual terlihat menjanjikan kepada pembeli apabila membeli kran air plastik dengan jumlah lebih dari satu, maka penjual akan memberikan harga yang lebih murah.
(8)
6
Tuturan dari penjual tersebut memenuhi pemenuhan tindak tutur berjanji, karena suatu tindakan bertutur yang dilakukan oleh penutur dengan menyatakan janji akan melakukan suatu pekerjaan yang diminta orang lain.
2. Tindak Tutur Komisif Bersumpah
Tindak tutur komisif bersumpah adalah tindak tutur untuk meyakinkan mitratutur tentang apa yang dilakukan atau dituturkan oleh penutur ialah benar seperti yang dikatakan. Tuturan bersumpah ini menggunakan penanda tuturan yang dapat meyakinkan lawan tutur. Sering kali dengan menyebut saksi yang derajatnya lebih tinggi. Pemenuhan tindak kesantunan komisif berikut menggunakan skala kesantunan yang dikemukakan oleh Chaer, menurut Chaer (2010:30) bentuk-bentuk tersebut adalah sebagai berikut :
No Data : 02
Hari/Tanggal : 25 Januari 2015
Tempat : Pasar Tradisional Pengging Data
Pembeli : Pak, jam e niki nggeh asli
Penjual : Niku asli mas, sak estu kulo mboten ngapusi
Konteks
Penjual bersumpah bahwa jam yang di jual asli, bukan barang tiruan
Analisis
a. Tuturan tersebut dimaksudkan dari tanggapan penjual terhadap pembeli tentang keaslian jam yang di jual
b. Tuturan tersebut masuk kedalam pemenuhan tindak tutur bersumpah, karena tindak tutur tersebut untuk meyakinkan mitratutur tentang apa yang dilakukan atau dituturkan oleh penutur adalah benar seperti yang dikatakan. Tuturan di atas merupakan tuturan seorang pembeli dan penjual dalam bentuk tuturan bersumpah. Penjual terlihat memberikan sebuah keyakinan kepada pembeli bahwa kualitas jam yang di jualnya asli dan bukan merupakan barang tiruan. Tuturan dari penjual tersebut memenuhi pemenuhan tindak tutur bersumpah,
(9)
7
karena tindak tutur tersebut untuk meyakinkan mitratutur tentang apa yang dilakukan atau dituturkan oleh penutur adalah benar seperti yang dikatakan.
3. Tindak Tutur Komisif Mengancam
Tindak tutur komisif mengancam merupakan tuturan yang mempunyai maksud menyusahkan atau merugikan orang lain. Pada konteks tertentu, tindak tutur komisif mengancam hanya digunakan untuk memberikan pertanda atau peringatan kepada mitra tutur. Pemenuhan tindak kesantunan komisif berikut menggunakan skala kesantunan yang dikemukakan oleh Chaer, menurut Chaer (2010:30) bentuk-bentuk tersebut adalah sebagai berikut :
No Data : 03
Hari/Tanggal : 18 Januari 2015
Tempat : Pasar Tradisional Pengging Data
Pembeli : Welute kok awis men buk?
Penjual : Niki ageng-ageng mas, njenengan keliling dereng mesti wonten welut sing ageng-ageng ngeten niki
Konteks
Penjual mengancam kalau belum tentu ada penjual yang lain yang menjual belut berukuran besar
Analisis
a. Tuturan tersebut dimaksudkan dari tanggapan penjual terhadap pembeli tentang belut yang di jual
b. Tuturan tersebut masuk kedalam pemenuhan tindak tutur mengancam, karena tuturan tersebut merupakan tuturan yang mempunyai maksud menyusahkan atau merugikan orang lain. Tuturan di atas merupakan tuturan seorang pembeli dan penjual dalam bentuk tuturan mengancam. Penjual terlihat memberikan sebuah ancaman kepada pembeli bahwa hanya pedagang tersebut yang mempunyai belut yang berukuran besar dan pedagang yang lain belum tentu menjual belut yang berukuran besar. Tuturan dari penjual tersebut memenuhi
(10)
8
pemenuhan tindak tutur mengancam, karena tuturan tersebut merupakan tuturan yang mempunyai maksud menyusahkan atau merugikan orang lain.
D. Persepsi Pembeli Terhadap Kesantunan Komisif di Pasar Tradisional Pengging
Berikut ini adalah data hasil wawancara terhadap narasumber mengenai realisasi tindak kesantunan komisif di kalangan masyarakat pedagang pasar tradisional Pengging, data ini diperoleh dari pembeli, namun pertanyaan yang ditanyakan tetap sama.
1. Analisis Hasil Persepsi Pembeli Terhadap Tindak Kesantunan Komisif Pedagang di Pasar Tradisional Pengging.
1. Narasumber : Pembeli
Tanggal : 25 Januari 2015 No
Pertanyaan Pendapat
1 Bagaimana pendapat anda terhadap pelayanan yang diberikan pedagang dilihat dari penggunaan bahasanya sopan atau kurang sopan?
sopan
2 Pernahkah anda mendengar tuturan yang kurang santun yang diucapkan oleh pedagang pada saat melayani pembeli?
Belum pernah
3 Menurut anda hal apa yang perlu dibenahi yang
berkaitan dengan pelayanan pedagang saat melayani pembeli?
Mungkin dengan suara atau nada yang halus
4 Pernahkah anda
mendapatkan respon yang kurang baik dari penjual pada saat anda menawar?
(11)
9
E. Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Kajian Teori
Dilihat dari fenomena temuan-temuan yang penulis temukan pada pedagang masih tergolong dalam tuturan santun, para pedagang masih memegang kesantunan dalam bertutur meskipun sikap yang mereka tunjukkan terkadang kurang ramah. Tanggapan yang paling banyak dari pedagang ialah mengenai kurangnya ramah (kurang senyum) kepada pembeli yang sedang berbelanja, namun tidak berlaku kepada seluruh pedagang karena penulis juga masih melihat pedagang yang sangat ramah dan murah senyum dalam melayani pembeli.
SIMPULAN
Setelah melakukan analisis terhadap tindak kesantunan komisif di kalangan masyarakat pedagang pasar tradisional Pengging, penulis menarik kesimpulan.
1. Tuturan yang ada di kalangan pedagang di lingkungan pasar tradisional Pengging telah memenuhi bentuk kesantunan komisif menurut Abdul Chaer.
2. Wujud ragam bahasa yang digunakan oleh pedagang termasuk dalam tuturan santun, karena mereka memperhatikan unggah-ungguh dalam segi berbicara, tetapi tingkah lakunya terkadang masih kurang santun.
3. Dalam melayani pembeli, pedagang kerap kali menolak, meminta, dan menyuruh dalam konteks tuturan yang digunakan.
4. Pemenuhan bentuk tindak kesantunan komisif yang diucap oleh pedagang memenuhi tindak tutur komisif berjanji, tindak tutur komisif bersumpah, tindak tutur komisif mengancam.
5. Persepsi dari pembeli terhadap tindak kesantunan komisif di kalangan masyarakat pedagang pasar tradisional Pengging sebagian besar adalah tuturan santun. Menurut mereka yang melatar belakangi pedagang bertutur santun adalah sebagai daya tarik kepada pembeli agar mereka merasa nyaman dalam berbelanja. Tuturan santun yang digunakan pedagang saat melayani pembeli telah memenuhi bentuk tindak kesantunan Chaer.
(12)
10
Tuturan tersebut selalu mereka gunakan sehari-hari dalam melayani pembeli
(13)
11
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2010. Kesantunan Berbahasa. Jakarta: Rineka Cipta.
Mahsun. 2012. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Nadar, F. X. 2009. Pragmatik & Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Setiawan, Budi. 2011. “Realisasi Ketidaksantunan Berbahasa di Lingkungan
Terminal Kartasura”. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Syamsuddin, dan Damaianti, Vismaia S. 2006. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Wahyuni, Sri. 2012. “Realisasi Tindak Kesantunan Berbahasa pada Percakapan
Siswa Kelas IX SMP Negeri 3 Geyer”. Skripsi. Universitas
Muhammadyah surakarta. .
(1)
6
Tuturan dari penjual tersebut memenuhi pemenuhan tindak tutur berjanji, karena suatu tindakan bertutur yang dilakukan oleh penutur dengan menyatakan janji akan melakukan suatu pekerjaan yang diminta orang lain.
2. Tindak Tutur Komisif Bersumpah
Tindak tutur komisif bersumpah adalah tindak tutur untuk meyakinkan mitratutur tentang apa yang dilakukan atau dituturkan oleh penutur ialah benar seperti yang dikatakan. Tuturan bersumpah ini menggunakan penanda tuturan yang dapat meyakinkan lawan tutur. Sering kali dengan menyebut saksi yang derajatnya lebih tinggi. Pemenuhan tindak kesantunan komisif berikut menggunakan skala kesantunan yang dikemukakan oleh Chaer, menurut Chaer (2010:30) bentuk-bentuk tersebut adalah sebagai berikut :
No Data : 02
Hari/Tanggal : 25 Januari 2015
Tempat : Pasar Tradisional Pengging Data
Pembeli : Pak, jam e niki nggeh asli
Penjual : Niku asli mas, sak estu kulo mboten ngapusi
Konteks
Penjual bersumpah bahwa jam yang di jual asli, bukan barang tiruan
Analisis
a. Tuturan tersebut dimaksudkan dari tanggapan penjual terhadap pembeli tentang keaslian jam yang di jual
b. Tuturan tersebut masuk kedalam pemenuhan tindak tutur bersumpah, karena tindak tutur tersebut untuk meyakinkan mitratutur tentang apa yang dilakukan atau dituturkan oleh penutur adalah benar seperti yang dikatakan. Tuturan di atas merupakan tuturan seorang pembeli dan penjual dalam bentuk tuturan bersumpah. Penjual terlihat memberikan sebuah keyakinan kepada pembeli bahwa kualitas jam yang di jualnya asli dan bukan merupakan barang tiruan. Tuturan dari penjual tersebut memenuhi pemenuhan tindak tutur bersumpah,
(2)
7
karena tindak tutur tersebut untuk meyakinkan mitratutur tentang apa yang dilakukan atau dituturkan oleh penutur adalah benar seperti yang dikatakan.
3. Tindak Tutur Komisif Mengancam
Tindak tutur komisif mengancam merupakan tuturan yang mempunyai maksud menyusahkan atau merugikan orang lain. Pada konteks tertentu, tindak tutur komisif mengancam hanya digunakan untuk memberikan pertanda atau peringatan kepada mitra tutur. Pemenuhan tindak kesantunan komisif berikut menggunakan skala kesantunan yang dikemukakan oleh Chaer, menurut Chaer (2010:30) bentuk-bentuk tersebut adalah sebagai berikut :
No Data : 03
Hari/Tanggal : 18 Januari 2015
Tempat : Pasar Tradisional Pengging Data
Pembeli : Welute kok awis men buk?
Penjual : Niki ageng-ageng mas, njenengan keliling dereng mesti wonten welut sing ageng-ageng ngeten niki
Konteks
Penjual mengancam kalau belum tentu ada penjual yang lain yang menjual belut berukuran besar
Analisis
a. Tuturan tersebut dimaksudkan dari tanggapan penjual terhadap pembeli tentang belut yang di jual
b. Tuturan tersebut masuk kedalam pemenuhan tindak tutur mengancam, karena tuturan tersebut merupakan tuturan yang mempunyai maksud menyusahkan atau merugikan orang lain. Tuturan di atas merupakan tuturan seorang pembeli dan penjual dalam bentuk tuturan mengancam. Penjual terlihat memberikan sebuah ancaman kepada pembeli bahwa hanya pedagang tersebut yang mempunyai belut yang berukuran besar dan pedagang yang lain belum tentu menjual belut yang berukuran besar. Tuturan dari penjual tersebut memenuhi
(3)
8
pemenuhan tindak tutur mengancam, karena tuturan tersebut merupakan tuturan yang mempunyai maksud menyusahkan atau merugikan orang lain.
D. Persepsi Pembeli Terhadap Kesantunan Komisif di Pasar Tradisional Pengging
Berikut ini adalah data hasil wawancara terhadap narasumber mengenai realisasi tindak kesantunan komisif di kalangan masyarakat pedagang pasar tradisional Pengging, data ini diperoleh dari pembeli, namun pertanyaan yang ditanyakan tetap sama.
1. Analisis Hasil Persepsi Pembeli Terhadap Tindak Kesantunan Komisif Pedagang di Pasar Tradisional Pengging.
1. Narasumber : Pembeli
Tanggal : 25 Januari 2015 No
Pertanyaan Pendapat
1 Bagaimana pendapat anda terhadap pelayanan yang diberikan pedagang dilihat dari penggunaan bahasanya sopan atau kurang sopan?
sopan
2 Pernahkah anda mendengar tuturan yang kurang santun yang diucapkan oleh pedagang pada saat melayani pembeli?
Belum pernah
3 Menurut anda hal apa yang perlu dibenahi yang
berkaitan dengan pelayanan pedagang saat melayani pembeli?
Mungkin dengan suara atau nada yang halus
4 Pernahkah anda
mendapatkan respon yang kurang baik dari penjual pada saat anda menawar?
(4)
9
E. Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Kajian Teori
Dilihat dari fenomena temuan-temuan yang penulis temukan pada pedagang masih tergolong dalam tuturan santun, para pedagang masih memegang kesantunan dalam bertutur meskipun sikap yang mereka tunjukkan terkadang kurang ramah. Tanggapan yang paling banyak dari pedagang ialah mengenai kurangnya ramah (kurang senyum) kepada pembeli yang sedang berbelanja, namun tidak berlaku kepada seluruh pedagang karena penulis juga masih melihat pedagang yang sangat ramah dan murah senyum dalam melayani pembeli.
SIMPULAN
Setelah melakukan analisis terhadap tindak kesantunan komisif di kalangan masyarakat pedagang pasar tradisional Pengging, penulis menarik kesimpulan.
1. Tuturan yang ada di kalangan pedagang di lingkungan pasar tradisional Pengging telah memenuhi bentuk kesantunan komisif menurut Abdul Chaer.
2. Wujud ragam bahasa yang digunakan oleh pedagang termasuk dalam tuturan santun, karena mereka memperhatikan unggah-ungguh dalam segi berbicara, tetapi tingkah lakunya terkadang masih kurang santun.
3. Dalam melayani pembeli, pedagang kerap kali menolak, meminta, dan menyuruh dalam konteks tuturan yang digunakan.
4. Pemenuhan bentuk tindak kesantunan komisif yang diucap oleh pedagang memenuhi tindak tutur komisif berjanji, tindak tutur komisif bersumpah, tindak tutur komisif mengancam.
5. Persepsi dari pembeli terhadap tindak kesantunan komisif di kalangan masyarakat pedagang pasar tradisional Pengging sebagian besar adalah tuturan santun. Menurut mereka yang melatar belakangi pedagang bertutur santun adalah sebagai daya tarik kepada pembeli agar mereka merasa nyaman dalam berbelanja. Tuturan santun yang digunakan pedagang saat melayani pembeli telah memenuhi bentuk tindak kesantunan Chaer.
(5)
10
Tuturan tersebut selalu mereka gunakan sehari-hari dalam melayani pembeli
(6)
11
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2010. Kesantunan Berbahasa. Jakarta: Rineka Cipta.
Mahsun. 2012. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Nadar, F. X. 2009. Pragmatik & Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Setiawan, Budi. 2011. “Realisasi Ketidaksantunan Berbahasa di Lingkungan
Terminal Kartasura”. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Syamsuddin, dan Damaianti, Vismaia S. 2006. Metode Penelitian Pendidikan
Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Wahyuni, Sri. 2012. “Realisasi Tindak Kesantunan Berbahasa pada Percakapan
Siswa Kelas IX SMP Negeri 3 Geyer”. Skripsi. Universitas
Muhammadyah surakarta. .