PENERAPAN METODE INKUIRI DENGAN MENGGUNAKAN LAS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN DI KELAS VII SMP NEGERI 3 RANTAU UTARA LABUHAN BATU T.A. 2013/2014.
PENERAPAN METODE INKUIRI DENGAN MENGGUNAKAN LAS
UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASILBELAJAR
SISWA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN DI KELAS VII
SMP NEGERI 3 RANTAU UTARA LABUHAN BATU
TAHUN AJARAN 2013/2014
Oleh:
Khairina Rambe
NIM 408311026
Program StudiPendidikanMatematika
SKRIPSI
DiajukanUntukMemenuhiSyaratMemperolehGelar
Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
i
ii
iii
v
viii
ix
x
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Batasan Masalah
1.4. Rumusan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian
1
1
6
6
6
7
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis
2.1.1. Pengertian Belajar
2.1.2. Pengertian Aktivitas Belajar
2.1.3. Pengertian Hasil Belajar
2.1.4. Lembar Aktivitas Siswa
2.1.5. Metode
2.1.6. Metode Inkuiri
2.1.6.1 Proses Pembelajaran dengan Metode Inkuiri
2.1.6.2 Keunggulan dan Kelemahan Metode Inkuiri
2.1.7. Uraian Materi
2.1.7.1 Pengertian Bilangan Pecahan
2.1.7.2 Jenis – jenis pecahan
8
8
8
9
10
13
14
15
18
20
20
20
21
2.3 Hipotesis Tindakan
27
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
3.2.2 Waktu Penelitian
3.3. Subjek dan Objek Penelitian
3.3.1. Subjek Penelitian
28
28
28
28
28
28
28
2.1.7.3 Operasi Hitung pada Pecahan
2.1.7.4 Sifat – sifat Operasi Hitung
2.1.8 Pembelajaran Pecahan dengan Metode Inkuiri
2.2. Kerangka Konseptual
22
24
25
26
vii
3.3.2. Objek Penelitian
3.4 Prosedur Penelitian
3.5. Instrumen Pengumpulan Data
3.6. Analisis Data
3.7 Penarikan Kesimpulan
28
29
32
34
38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Siklus I
4.1.1.1 Tahap Permasalahan
4.1.1.2 Tahap Perencanaan Tindakan I
4.1.1.3 Pelaksanaan Tindakan
4.1.1.4 Observasi I
4.1.1.5 Analisis Data I
4.1.1.6 Refleksi I
4.1.2. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Siklus II
4.1.2.1 Permasalahan II
4.1.2.2 Tahap Perencanaan Tindakan II
4.1.2.3 Pelaksanaan Tindakan II
4.1.2.4 Observasi II
4.1.2.5 Analisis Data II
4.1.2.6 Refleksi II
4.2 Pembahasan dan Hasil Penelitian
39
39
39
39
45
45
48
49
56
57
57
57
58
60
61
68
69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2 Saran
71
71
72
DAFTAR PUSTAKA
73
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Klasifikasi Tingkat Kemampuan Siswa
35
Tabel 3.2. Kriteria Tingkat Penguasaan Siswa
36
Tabel 4.1.
Data Kesalahan Siswa Pada Soal nomor 1
40
Tabel 4.2.
Data Kesalahan Siswa Pada Soal Nomor 3
41
Tabel 4.3.
Data Kesalahan Siswa Pada Soal nomor 4
41
Tabel 4.4. Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Tes Awal
44
Tabel 4.5
49
Deskripsi Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus I
Tabel 4.6. Deskripsi Hasil Aktivitas Siswa Siklus I
50
Tabel 4.7. Rekaptulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
52
Tabel 4.8. Nilai Minimum, Maksimum, Rata – rata Siswa Siklus I
53
Tabel 4.9. Tingkat Penguasaan Siswa Pada Siklus I
53
Tabel 4.10. Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I
60
Tabel 4.11. Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I
62
Tabel 4.12. Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I
63
Tabel 4.13. Deskripsi Hasil Observasi Pembelajaran Siklus II
63
Tabel 4.14. Deskripsi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
64
Tabel 4.15 Rekaptulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
65
Tabel 4.16. Nilai Maksimum, Minimum Rata – rata Siklus II
66
Tabel 4.17. Tingkat Penguasaan Siswa Pada Siklus II
66
Tabel 4.18. Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II
67
viiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Proses Inkuiri
18
Gambar 2.2 Pecahan Senilai
21
Gambar 2.3 Penjumlahan Pecahan
22
Gambar 2.4 Pengurangan Pecahan
23
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Tindakan kelas
29
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
75
Lampiran 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
90
Lampiran 3
Lembar Aktivitas Siswa I
104
Lampiran 4
Lembar Aktivitas Siswa II
108
Lampiran 5
Lembar Aktivitas Siswa III
114
Lampiran 6
Lembar Aktivitas Siswa IV
119
Lampiran 7
Alternatif Penyelesaian LAS I
117
Lampiran 8
Alternatif Penyelesaian LAS II
120
Lampiran 9
Alternatif Penyelesaian LAS III
125
Lampiran 10 Alternatif Penyelesaian LAS IV
129
Lampiran 11 Kisi – Kisi Tes Awal
132
Lampiran 12 Lembar Validitas Tes Awal
133
Lampiran 13 Tes Awal
136
Lampiran 14 Alternatif Penyelesaian Tes Awal
137
Lampiran 15 Pedoman Penskoran Tes Awal
138
Lampiran 16 Kisi – Kisi Tes Hasil Belajar I
140
Lampiran 17 Lembar Validitas Tes Hasil Belajar I
141
Lampiran 18 Tes Hasil Belajar I
144
Lampiran 19 Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar I
146
Lampiran 20 Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar I
149
Lampiran 21 Kisi – Kisi Tes Hasil Belajar II
153
Lampiran 22 Lembar Validitas Tes Hasil Belajar II
154
Lampiran 23 Tes Hasil Belajar II
157
Lampiran 24 Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar II
159
xi
Lampiran 25 Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar II
162
Lampiran 26 Lembar Observasi Kegiatan Guru
167
Lampiran 27 Penjelasan Skala Penilaian Lembaran Observasi
174
Lampiran 28 Lembar Observasi Kegiatan Siswa
181
Lampiran 29 Lembar Observasi Aktivitas Siswa I, II
190
Lampiran 30 Deskripsi Hasil Observasi Guru
207
Lampiran 31 Deskripsi Ketuntasan dan Tingkat Penguasaan Siswa
Pada Tes Awal
211
Lampiran 32 Deskripsi Ketuntasan dan Tingkat Penguasaan Siswa
Pada Tes Hasil Belajar I
213
Lampiran 33 Deskripsi Ketuntasan dan Tingkat Penguasaan Siswa
Pada Tes Hasil Belajar II
215
Lampiran 34 Lembar Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
Pertemuan Ke I
217
Lampiran 35 Lembar Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
Pertemuan Ke II
214
Lampiran 36 Lembar Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
Pertemuan Ke I
223
Lampiran 37 Lembar Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
Pertemuan Ke II
Lampiran 38 Dokumentasi Penelitian
226
230
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakangMasalah
Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang sangat penting
diajarkan kepada siswa. Matematika merupakan sarana berpikir ilmiah yang
sangat diperlukan oleh siswa untuk mengembangkan kemampuan logisnya.
Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), matematika
memegang peranan penting karena dalam pembelajaran matematika dituntut
untuk berpikir kritis dan teliti untuk mengelola informasi, memecahkan suatu
persoalan/permasalahan sehingga berguna baik dalam kehidupan sehari-hari serta
sebagai bahasa atau sebagai pengembangan sains dan teknologi.
Seperti yang dikemukakanoleh Cornelius (dalamAbdurrahman,2009:253)
bahwa:
“Matematika merupakan sarana berfikir yang jelas dan logis, sarana
untuk memecahkan masalah sehari-hari, sarana mengenal pola hubungan
dan generalisasi pengalaman, sarana untuk mengembangkan kreativitas,
serta sarana untuk menghasilkan kesadaran terhadap perkembangan
budaya.”
Sejalan dengan hal itu, tujuan pembelajaran matematika pada kurikulum
2013 adalah untuk mempersiapkan peserta didik siswa yang produktif, kreatif,
inovatif, afektif melalui penguatan sikap, pengetahuan dan keterampilan.
(http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/peserta-didik-sekolah-menengah-pertama).
Matematika memiliki struktur keterkaitan yang kuat dan jelas satu sama
lain serta pola pikir yang bersifat deduktif dan konsisten. Selain itu, matematika
merupakan alat bantu yang dapat memperjelas dan menyederhanakan suatu
keadaan atau situasi yang sifatnya abstrak menjadi konkrit melalui bahasa dan ide
matematika serta generalisasi, untuk memudahkan pemecahan masalah.
Matematika disadari sangat penting peranannya. Karena matematika merupakan
salah satu pelajaran dasar dan sarana berfikir ilmiah yang sangat diperlukan oleh
siswa untuk mengembangkan kemampuan logisnya.
1
2
Sejalan dengan hal itu, Concroft (dalam Abdurrahman, 2009:253)
mengemukakan alasannya perlu belajar matematika, yaitu:
Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena: (1) selalu digunakan
dalam segala kehidupan (2) semua bidang studi memerlukan
keterampilan matematika yang sesuai, (3) memerlukan sasaran
komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas, (4) dapat digunakan untuk
menyajikan informasi dalam berbagai cara, (5) meningkatkan
kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran ruangan, dan (6)
memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah.
Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar matematika ini adalah karena
banyak siswa yang menganggap matematika sebagai mata pelajaran yang sulit
dipelajari. Seperti yang dikemukakan oleh Abdurrahman (2009:252) bahwa: “Dari
berbagai bidang studi yang dipelajari disekolah, matematika merupakan bidang
studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang tidak berkesulitan
belajar dan lebih-lebih lagi bagi siswa yang berkesulitan belajar”.
Hal ini dapat terjadi akibat pemahaman para siswa terhadap konsep
matematika rendah. Siswa tidak dapat menggunakannya untuk menyelesaikan
masalah khususnya kalau masalah itu sedikit kompleks. Sehingga matematika
dianggap sebagai beban, padahal konsep – konsep dalam matematika pada
umumnya disusun dari konsep – konsep terdahulu. Akibatnya, banyak materi
matematika semakin sulit dikuasai atau dipahami siswa yang menyebabkan hasil
belajar siswa pada pelajaran matematika belum sesuai dengan harapan . Untuk itu
diperlukan suatu metode dalam mengatasi kesulitan belajar siswa dalam
memahami suatu konsep dari pokok bahasan matematika dan mampu
menigkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
Terkadang siswa menganggap bahwa materi pecahan merupakan materi
pelajaran yang sulit dipelajari. Menurut salah satu guru bidang study matematika
Ummi Kalsum, guru matematika SMP Negeri 3 Rantau Utara dari hasil
wawancara ( 15 maret 2013 ) mengatakan bahwa :” pada umumnya kesulitan
dalam mempelajari matematika ketika soal yang diberikan tidak sama dengan
contoh , ini kurangnya pemahaman siswa dalam pemahaman konsep masih
rendah”. Dalam mempelajari bilangan pecahan soal yang disajikan dapat
bervariasi, misalnya dalam bentuk soal cerita. Siswa juga masih kesulitan dalam
mengoperasikan bilangan pecahan baik dalam pecahan biasa maupun dalam
pecahan campuran , menyamakan penyebut, dan mengurangi pecahan.
Dari observasi yang telah dilakukan maka observasi memberikan beberapa tes
yang
berhubungandenganmateri
bilangan
pecahandalam
bentuksoaluraian.
Siswakesulitanmemecahkansoaluraiansepertiberikutini :
1.
Berilah nilai dari
2.
Berapakahnilaidari
3.
Ayah
+ + ?
+
+
?
mempunyaisebidangtanah
berbentukpersegipanjangdenganluas
yang
. Jika lebarnya
berapakah panjangnya ?
, maka
8
Berikutiniadalahhasilpengerjaanbeberapakesalahanmenyelesaikansoaluraiandiatas
.
No
1
Hasilpekerjaansiswa
Analisiskesalahan
Menyamakan
pecahan
penyebut
dalam
biasa dalam operasi
hitung bilangan pecahan masih
salah
2
menyamakan
penyebut
pecahan
pada
campuran
operasihitungpenjumlahan
yang
dilakukanmasihsalah
3
Siswa tidak mampu menyelesaikan
masalah dengan operasi pembagian
bilangan pecahan dalam bentuk
cerita
Hasil yang diperolehdaritestersebutsangatlahdiluarharapan.Dari 39 siswa
yang mengikuti tes, di peroleh data bahwa ada 10% siswa yang sangat menguasai
materi (memperoleh nilai di atas 65), 1 ,5% siswa yangg menguasai materi
(memperoleh nilai 65) dan 2,5% siswa belum menguasai materi (memperoleh
nilai di bawah 65).
Hal ini menunjukkan bahwa ada suatu kendala pada siswa kelas VII SMP
Negeri 3 Rantau Utara LabuhanBatuyaitu rendahnya hasil belajar matematika.
Hasil belajar yang diperoleh siswa tidak terlepas dari aktivitas yang dilaksanakan.
Bahwa aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam
proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar.
Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa,
sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
terciptalah
situasi
belajar
aktif.
http://id.shvoong.com/socialsciences/1961162-aktifitas-belajar/#ixzz21M z5Idi
Adapun jika permasalahan tersebut masih terus berlangsung, maka akan
mengakibatkan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar menjadi terhambat. Siswa
akan beranggapan bahwa belajar matematika bukanlah kebutuhan, melainkan
hanya sebagai tuntutan kurikulum saja, karena siswa merasa tidak mendapatkan
makna dari pelajaran matematika yang dipelajari sehingga akan berdampak pada
hasil belajar yang diperoleh siswa.
Mengenai metode pembelajaran yang digunakan selama ini dalam proses
belajar mengajar, IbuUmmiKalsummengungkapkan: “Metode mengajar yang
digunakan selama ini adalah metode mengajar ceramah, berdiskusi ”.
Namun untuk mencapai tujuan pembelajaran itu, seorang guru harus
menguasai beberapa metode. Djamarah (2006:
)mengatakan: “Guru akan lebih
mudah menetapkan metode yang paling serasi untuk situasi dan kondisi yang
khusus dihadapinya, jika memahami sifat-sifat masing-masing metode tersebut”.
Dengan memiliki pengetahuan mengenai sifat berbagai metode, maka seorang
guru akan lebih mudah menetapkan metode yang paling sesuai dengan kondisi
pembelajaran. Merupakan kiat guru matematika untuk memilih strategi,
pendekatan, metode, dan teknik yang cocok digunakan bagi topik matematika
tertentu dan sekelompok siswa tertentu.
Ada faktor yang mempengaruhi hasil belajar seperti yang Abbas
(hhtp://www.depdiknas.go.id ) kemukakan bahwa: “Banyak faktor yang menjadi
penyebab rendahnya hasil belajar matematika peserta didik, salah satunya adalah
ketidaktepatan penggunaan metode atau model pembelajaran yang digunakan
guru kelas”.
Kenyataannya menunjukkan bahwa selama ini kebanyakan guru
menggunakan metode atau model pembelajaran yang bersifat konvensional dan
banyak didominasi oleh guru. Siswa dapat mencapai hasil belajar yang maksimal
bila seorang guru tepat dalam menerapkan metode mengajar. Untuk itu diperlukan
suatu metode pembelajaran yang inovatif dan mampu meningkatkan keaktifan
serta prestasi belajar siswa
Oleh karena itu, pembelajaran harus sebanyak mungkin melibatkan peran
aktif siswa agar mereka mampu berekspresi untuk membentuk kompetisi dengan
menggali berbagai potensi dan kebenaran secara ilmiah sehingga menimbulkan
motivasi belajar. Salah satunya adalah dengan menerapakan pembelajaran metode
inkuiri. Sanjaya (200 : 196) mengemukakan bahwa model inkuiri adalah : ” Suatu
rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara
kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu
masalah yang dipertanyakan”.
Diharapkan dengan metode ini,
siswa secara aktif terlibat di dalam
menemukan suatu prinsip dasar matematika, sehingga siswa akan memahami
konsep dengan baik, ingat lebih lama dan membuat siswa dapat berfikir secara
abstrak. Disamping itu metode inkuiri juga dapat melatih keberanian siswa untuk
mengemukakan pendapatnya tentang konsep yang telah ia temukan.
Berdasarkan uraian diatas, dalam hal ini penulis tertarik untuk
dengan judul“ Penera an Met
mengadakan penelitian
e Inku r
Menggunakan LA untuk men ngkatkan Akt f tas an Has l Bela ar
Pa a P k k Bahasan Pe ahan
La uhan Batu .A
1
Kelas VII
MP Neger
engan
swa
antau Utara
1 ”.
1. . I ent f kas Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, yang menjadi identifikasi
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Rendahnya minat siswa dalam belajar matematika
2. Rendahnya hasil belajar siswa kelas VII SMP N 3 Rantau Utara Labuhan
Batu
3. Aktivitas belajar matematika siswa dalam proses belajar mengajar di
dalam kelas masih pasif.
4. Penggunaan metode pembelajaran yang kurang bervariasi pada proses
belajar mengajar.
1. . Batasan Masalah
Agar permasalahan dalam penelitian ini lebih terarah dan jelas, maka
masalah dalam penelitian ini dibatasi hanya pada penerapan metode inkuiri
dengan menggunakan LAS untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa
pada pokok bahasan pecahan di kelas VII SMP Negeri 3 Rantau Utara Labuhan
Batu T.A 2013 / 2014.
1. . umusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas maka penulis merumuskan masalah
yang akan diteliti yaitu:
1. Apakah penerapan metode inkuiri dengan menggunakan LAS dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pokok bahasan pecahan di kelas
VII SMP Negeri 3 Rantau Utara Labuhan Batu T.A 2013/2014?
2. Apakah penerapan metode inkuiri dengan menggunakan LAS dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan pecahan di kelas
VII SMP Negeri 3 Rantau Utara Labuhan Batu T.A 2013/2014?
1. . u uan Penel t an
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui penerapan metode inkuiri dengan menggunakan LAS
dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pokok bahasan pecahan di
kelas VII SMP Negeri 3 Rantau Utara Labuhan Batu T.A 2013/2014.
2. Untuk mengetahui penerapan metode inkuiri dengan menggunakan LAS
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan pecahan di
kelas VII SMP Negeri 3 Rantau Utara LabuhanBatu T.A 2013/2014.
1. . ManfaatPenel t an
Dengan diadakan penelitian diharapkan akan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut :
1. Bagi guru: Sebagai masukan dalam sistem pembelajaran inkuiri yang
diterapkan pada Materi pecahan.
2. Bagi siswa: Sebagai usaha untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam
matematika melalui penerapan metode inkuiri.
3. Pihak Sekolah: Sebagai masukan dan sumbangan pemikiran dalam rangka
perbaikan kualitas pembelajaran dan membantu pihak sekolah menjalin
komunikasi yang positif dengan siswa.
4. Bagi peneliti: Sebagai bahan informasi sekaligus sebagai bahan pegangan
bagi peneliti dalam menjalankan tugas pengajaran sebagai calon tenaga
pengajar di masa akan datang.
5. Bagi penelitian sejenisnya: Sebagai bahan acuan bagi peneliti lain yang
berkaitan.
71
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Aktivitas siswa mengalami peningkatan selama melakukan pembelajaran
melalui penerapan metode inkuiri dengan menggunakan LAS. Hal ini
dapat dilihat dari analisis data. Setelah pemberian tindakan dengan
penerapan metode inkuiri berbantuan LAS, aktivitas siswa mengalami
peningkatan dengan rata-rata presentase siswa 67,03% pada siklus I.
Kemudian setelah diberikan tindakan II pada siklus II, rata – rata
presentase aktivitas siswa menjadi mencapai 74,86%, ini berarti presentase
aktivitas siswa mengalami peningkatan sebesar 7,83%.
2. Terjadi peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II. Dimana pada
siklus I banyak siswa yang belum tuntas belajar ada 15 siswa (38,46%)
dan siswa yang telah tuntas ada 24 siswa (61,54%). Sedangkan pada siklus
II, Banyaknya siswa yang tuntas belajar adalah 34 siswa dari 39 siswa
dengan persentase 87,18 %. Oleh karena itu berdasarkan kriteria
ketuntasan belajar klasikal dapat disimpulkan kelas tersebut telah tuntas.
3. Berdasarkan hasil penelitian maka metode inkuiri efektif digunakan pada
pembelajaran pokok bahasan pecahan dan dapat meningkatkan aktivitas
belajar siswa.
71
72
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti memberikan beberapa saran yaitu:
1. Kepada guru matematika untuk dapat mempertimbangkan metode inkuiri
dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan pecahan karena
metode inkuiri dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.
2. Kepada guru matematika disarankan agar membuat Lembar Aktivitas
Siswa (LAS) yang bertujuan untuk melatih dan membantu siswa dalam
menyelesaikan soal – soal matematika.
3. Agar siswa tertarik dan termotivasi dalam belajar, hendaknya guru selalu
melibatkan siswa secara aktif dan membuat suasana yang menyenangkan
dalam proses belajar mengajar sehingga siswa tidak beranggapan bahwa
matematika merupakan pelajaran sulit.
4. Kepada peneliti selanjutnya yang berminat agar dapat meneliti disekolahsekolah lain pada materi yang berbeda agar dapat dijadikan sebagai studi
perbandingan guna untuk meninngkatkan kualitas pendidikan khususnya
pada mata pelajaran matematika.
UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASILBELAJAR
SISWA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN DI KELAS VII
SMP NEGERI 3 RANTAU UTARA LABUHAN BATU
TAHUN AJARAN 2013/2014
Oleh:
Khairina Rambe
NIM 408311026
Program StudiPendidikanMatematika
SKRIPSI
DiajukanUntukMemenuhiSyaratMemperolehGelar
Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
i
ii
iii
v
viii
ix
x
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Batasan Masalah
1.4. Rumusan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian
1
1
6
6
6
7
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis
2.1.1. Pengertian Belajar
2.1.2. Pengertian Aktivitas Belajar
2.1.3. Pengertian Hasil Belajar
2.1.4. Lembar Aktivitas Siswa
2.1.5. Metode
2.1.6. Metode Inkuiri
2.1.6.1 Proses Pembelajaran dengan Metode Inkuiri
2.1.6.2 Keunggulan dan Kelemahan Metode Inkuiri
2.1.7. Uraian Materi
2.1.7.1 Pengertian Bilangan Pecahan
2.1.7.2 Jenis – jenis pecahan
8
8
8
9
10
13
14
15
18
20
20
20
21
2.3 Hipotesis Tindakan
27
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
3.2.2 Waktu Penelitian
3.3. Subjek dan Objek Penelitian
3.3.1. Subjek Penelitian
28
28
28
28
28
28
28
2.1.7.3 Operasi Hitung pada Pecahan
2.1.7.4 Sifat – sifat Operasi Hitung
2.1.8 Pembelajaran Pecahan dengan Metode Inkuiri
2.2. Kerangka Konseptual
22
24
25
26
vii
3.3.2. Objek Penelitian
3.4 Prosedur Penelitian
3.5. Instrumen Pengumpulan Data
3.6. Analisis Data
3.7 Penarikan Kesimpulan
28
29
32
34
38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Siklus I
4.1.1.1 Tahap Permasalahan
4.1.1.2 Tahap Perencanaan Tindakan I
4.1.1.3 Pelaksanaan Tindakan
4.1.1.4 Observasi I
4.1.1.5 Analisis Data I
4.1.1.6 Refleksi I
4.1.2. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Siklus II
4.1.2.1 Permasalahan II
4.1.2.2 Tahap Perencanaan Tindakan II
4.1.2.3 Pelaksanaan Tindakan II
4.1.2.4 Observasi II
4.1.2.5 Analisis Data II
4.1.2.6 Refleksi II
4.2 Pembahasan dan Hasil Penelitian
39
39
39
39
45
45
48
49
56
57
57
57
58
60
61
68
69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2 Saran
71
71
72
DAFTAR PUSTAKA
73
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Klasifikasi Tingkat Kemampuan Siswa
35
Tabel 3.2. Kriteria Tingkat Penguasaan Siswa
36
Tabel 4.1.
Data Kesalahan Siswa Pada Soal nomor 1
40
Tabel 4.2.
Data Kesalahan Siswa Pada Soal Nomor 3
41
Tabel 4.3.
Data Kesalahan Siswa Pada Soal nomor 4
41
Tabel 4.4. Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Tes Awal
44
Tabel 4.5
49
Deskripsi Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus I
Tabel 4.6. Deskripsi Hasil Aktivitas Siswa Siklus I
50
Tabel 4.7. Rekaptulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
52
Tabel 4.8. Nilai Minimum, Maksimum, Rata – rata Siswa Siklus I
53
Tabel 4.9. Tingkat Penguasaan Siswa Pada Siklus I
53
Tabel 4.10. Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I
60
Tabel 4.11. Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I
62
Tabel 4.12. Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I
63
Tabel 4.13. Deskripsi Hasil Observasi Pembelajaran Siklus II
63
Tabel 4.14. Deskripsi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
64
Tabel 4.15 Rekaptulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
65
Tabel 4.16. Nilai Maksimum, Minimum Rata – rata Siklus II
66
Tabel 4.17. Tingkat Penguasaan Siswa Pada Siklus II
66
Tabel 4.18. Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II
67
viiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Proses Inkuiri
18
Gambar 2.2 Pecahan Senilai
21
Gambar 2.3 Penjumlahan Pecahan
22
Gambar 2.4 Pengurangan Pecahan
23
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Tindakan kelas
29
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
75
Lampiran 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
90
Lampiran 3
Lembar Aktivitas Siswa I
104
Lampiran 4
Lembar Aktivitas Siswa II
108
Lampiran 5
Lembar Aktivitas Siswa III
114
Lampiran 6
Lembar Aktivitas Siswa IV
119
Lampiran 7
Alternatif Penyelesaian LAS I
117
Lampiran 8
Alternatif Penyelesaian LAS II
120
Lampiran 9
Alternatif Penyelesaian LAS III
125
Lampiran 10 Alternatif Penyelesaian LAS IV
129
Lampiran 11 Kisi – Kisi Tes Awal
132
Lampiran 12 Lembar Validitas Tes Awal
133
Lampiran 13 Tes Awal
136
Lampiran 14 Alternatif Penyelesaian Tes Awal
137
Lampiran 15 Pedoman Penskoran Tes Awal
138
Lampiran 16 Kisi – Kisi Tes Hasil Belajar I
140
Lampiran 17 Lembar Validitas Tes Hasil Belajar I
141
Lampiran 18 Tes Hasil Belajar I
144
Lampiran 19 Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar I
146
Lampiran 20 Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar I
149
Lampiran 21 Kisi – Kisi Tes Hasil Belajar II
153
Lampiran 22 Lembar Validitas Tes Hasil Belajar II
154
Lampiran 23 Tes Hasil Belajar II
157
Lampiran 24 Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar II
159
xi
Lampiran 25 Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar II
162
Lampiran 26 Lembar Observasi Kegiatan Guru
167
Lampiran 27 Penjelasan Skala Penilaian Lembaran Observasi
174
Lampiran 28 Lembar Observasi Kegiatan Siswa
181
Lampiran 29 Lembar Observasi Aktivitas Siswa I, II
190
Lampiran 30 Deskripsi Hasil Observasi Guru
207
Lampiran 31 Deskripsi Ketuntasan dan Tingkat Penguasaan Siswa
Pada Tes Awal
211
Lampiran 32 Deskripsi Ketuntasan dan Tingkat Penguasaan Siswa
Pada Tes Hasil Belajar I
213
Lampiran 33 Deskripsi Ketuntasan dan Tingkat Penguasaan Siswa
Pada Tes Hasil Belajar II
215
Lampiran 34 Lembar Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
Pertemuan Ke I
217
Lampiran 35 Lembar Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
Pertemuan Ke II
214
Lampiran 36 Lembar Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
Pertemuan Ke I
223
Lampiran 37 Lembar Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
Pertemuan Ke II
Lampiran 38 Dokumentasi Penelitian
226
230
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakangMasalah
Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang sangat penting
diajarkan kepada siswa. Matematika merupakan sarana berpikir ilmiah yang
sangat diperlukan oleh siswa untuk mengembangkan kemampuan logisnya.
Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), matematika
memegang peranan penting karena dalam pembelajaran matematika dituntut
untuk berpikir kritis dan teliti untuk mengelola informasi, memecahkan suatu
persoalan/permasalahan sehingga berguna baik dalam kehidupan sehari-hari serta
sebagai bahasa atau sebagai pengembangan sains dan teknologi.
Seperti yang dikemukakanoleh Cornelius (dalamAbdurrahman,2009:253)
bahwa:
“Matematika merupakan sarana berfikir yang jelas dan logis, sarana
untuk memecahkan masalah sehari-hari, sarana mengenal pola hubungan
dan generalisasi pengalaman, sarana untuk mengembangkan kreativitas,
serta sarana untuk menghasilkan kesadaran terhadap perkembangan
budaya.”
Sejalan dengan hal itu, tujuan pembelajaran matematika pada kurikulum
2013 adalah untuk mempersiapkan peserta didik siswa yang produktif, kreatif,
inovatif, afektif melalui penguatan sikap, pengetahuan dan keterampilan.
(http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/peserta-didik-sekolah-menengah-pertama).
Matematika memiliki struktur keterkaitan yang kuat dan jelas satu sama
lain serta pola pikir yang bersifat deduktif dan konsisten. Selain itu, matematika
merupakan alat bantu yang dapat memperjelas dan menyederhanakan suatu
keadaan atau situasi yang sifatnya abstrak menjadi konkrit melalui bahasa dan ide
matematika serta generalisasi, untuk memudahkan pemecahan masalah.
Matematika disadari sangat penting peranannya. Karena matematika merupakan
salah satu pelajaran dasar dan sarana berfikir ilmiah yang sangat diperlukan oleh
siswa untuk mengembangkan kemampuan logisnya.
1
2
Sejalan dengan hal itu, Concroft (dalam Abdurrahman, 2009:253)
mengemukakan alasannya perlu belajar matematika, yaitu:
Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena: (1) selalu digunakan
dalam segala kehidupan (2) semua bidang studi memerlukan
keterampilan matematika yang sesuai, (3) memerlukan sasaran
komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas, (4) dapat digunakan untuk
menyajikan informasi dalam berbagai cara, (5) meningkatkan
kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran ruangan, dan (6)
memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah.
Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar matematika ini adalah karena
banyak siswa yang menganggap matematika sebagai mata pelajaran yang sulit
dipelajari. Seperti yang dikemukakan oleh Abdurrahman (2009:252) bahwa: “Dari
berbagai bidang studi yang dipelajari disekolah, matematika merupakan bidang
studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang tidak berkesulitan
belajar dan lebih-lebih lagi bagi siswa yang berkesulitan belajar”.
Hal ini dapat terjadi akibat pemahaman para siswa terhadap konsep
matematika rendah. Siswa tidak dapat menggunakannya untuk menyelesaikan
masalah khususnya kalau masalah itu sedikit kompleks. Sehingga matematika
dianggap sebagai beban, padahal konsep – konsep dalam matematika pada
umumnya disusun dari konsep – konsep terdahulu. Akibatnya, banyak materi
matematika semakin sulit dikuasai atau dipahami siswa yang menyebabkan hasil
belajar siswa pada pelajaran matematika belum sesuai dengan harapan . Untuk itu
diperlukan suatu metode dalam mengatasi kesulitan belajar siswa dalam
memahami suatu konsep dari pokok bahasan matematika dan mampu
menigkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
Terkadang siswa menganggap bahwa materi pecahan merupakan materi
pelajaran yang sulit dipelajari. Menurut salah satu guru bidang study matematika
Ummi Kalsum, guru matematika SMP Negeri 3 Rantau Utara dari hasil
wawancara ( 15 maret 2013 ) mengatakan bahwa :” pada umumnya kesulitan
dalam mempelajari matematika ketika soal yang diberikan tidak sama dengan
contoh , ini kurangnya pemahaman siswa dalam pemahaman konsep masih
rendah”. Dalam mempelajari bilangan pecahan soal yang disajikan dapat
bervariasi, misalnya dalam bentuk soal cerita. Siswa juga masih kesulitan dalam
mengoperasikan bilangan pecahan baik dalam pecahan biasa maupun dalam
pecahan campuran , menyamakan penyebut, dan mengurangi pecahan.
Dari observasi yang telah dilakukan maka observasi memberikan beberapa tes
yang
berhubungandenganmateri
bilangan
pecahandalam
bentuksoaluraian.
Siswakesulitanmemecahkansoaluraiansepertiberikutini :
1.
Berilah nilai dari
2.
Berapakahnilaidari
3.
Ayah
+ + ?
+
+
?
mempunyaisebidangtanah
berbentukpersegipanjangdenganluas
yang
. Jika lebarnya
berapakah panjangnya ?
, maka
8
Berikutiniadalahhasilpengerjaanbeberapakesalahanmenyelesaikansoaluraiandiatas
.
No
1
Hasilpekerjaansiswa
Analisiskesalahan
Menyamakan
pecahan
penyebut
dalam
biasa dalam operasi
hitung bilangan pecahan masih
salah
2
menyamakan
penyebut
pecahan
pada
campuran
operasihitungpenjumlahan
yang
dilakukanmasihsalah
3
Siswa tidak mampu menyelesaikan
masalah dengan operasi pembagian
bilangan pecahan dalam bentuk
cerita
Hasil yang diperolehdaritestersebutsangatlahdiluarharapan.Dari 39 siswa
yang mengikuti tes, di peroleh data bahwa ada 10% siswa yang sangat menguasai
materi (memperoleh nilai di atas 65), 1 ,5% siswa yangg menguasai materi
(memperoleh nilai 65) dan 2,5% siswa belum menguasai materi (memperoleh
nilai di bawah 65).
Hal ini menunjukkan bahwa ada suatu kendala pada siswa kelas VII SMP
Negeri 3 Rantau Utara LabuhanBatuyaitu rendahnya hasil belajar matematika.
Hasil belajar yang diperoleh siswa tidak terlepas dari aktivitas yang dilaksanakan.
Bahwa aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam
proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar.
Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa,
sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
terciptalah
situasi
belajar
aktif.
http://id.shvoong.com/socialsciences/1961162-aktifitas-belajar/#ixzz21M z5Idi
Adapun jika permasalahan tersebut masih terus berlangsung, maka akan
mengakibatkan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar menjadi terhambat. Siswa
akan beranggapan bahwa belajar matematika bukanlah kebutuhan, melainkan
hanya sebagai tuntutan kurikulum saja, karena siswa merasa tidak mendapatkan
makna dari pelajaran matematika yang dipelajari sehingga akan berdampak pada
hasil belajar yang diperoleh siswa.
Mengenai metode pembelajaran yang digunakan selama ini dalam proses
belajar mengajar, IbuUmmiKalsummengungkapkan: “Metode mengajar yang
digunakan selama ini adalah metode mengajar ceramah, berdiskusi ”.
Namun untuk mencapai tujuan pembelajaran itu, seorang guru harus
menguasai beberapa metode. Djamarah (2006:
)mengatakan: “Guru akan lebih
mudah menetapkan metode yang paling serasi untuk situasi dan kondisi yang
khusus dihadapinya, jika memahami sifat-sifat masing-masing metode tersebut”.
Dengan memiliki pengetahuan mengenai sifat berbagai metode, maka seorang
guru akan lebih mudah menetapkan metode yang paling sesuai dengan kondisi
pembelajaran. Merupakan kiat guru matematika untuk memilih strategi,
pendekatan, metode, dan teknik yang cocok digunakan bagi topik matematika
tertentu dan sekelompok siswa tertentu.
Ada faktor yang mempengaruhi hasil belajar seperti yang Abbas
(hhtp://www.depdiknas.go.id ) kemukakan bahwa: “Banyak faktor yang menjadi
penyebab rendahnya hasil belajar matematika peserta didik, salah satunya adalah
ketidaktepatan penggunaan metode atau model pembelajaran yang digunakan
guru kelas”.
Kenyataannya menunjukkan bahwa selama ini kebanyakan guru
menggunakan metode atau model pembelajaran yang bersifat konvensional dan
banyak didominasi oleh guru. Siswa dapat mencapai hasil belajar yang maksimal
bila seorang guru tepat dalam menerapkan metode mengajar. Untuk itu diperlukan
suatu metode pembelajaran yang inovatif dan mampu meningkatkan keaktifan
serta prestasi belajar siswa
Oleh karena itu, pembelajaran harus sebanyak mungkin melibatkan peran
aktif siswa agar mereka mampu berekspresi untuk membentuk kompetisi dengan
menggali berbagai potensi dan kebenaran secara ilmiah sehingga menimbulkan
motivasi belajar. Salah satunya adalah dengan menerapakan pembelajaran metode
inkuiri. Sanjaya (200 : 196) mengemukakan bahwa model inkuiri adalah : ” Suatu
rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara
kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu
masalah yang dipertanyakan”.
Diharapkan dengan metode ini,
siswa secara aktif terlibat di dalam
menemukan suatu prinsip dasar matematika, sehingga siswa akan memahami
konsep dengan baik, ingat lebih lama dan membuat siswa dapat berfikir secara
abstrak. Disamping itu metode inkuiri juga dapat melatih keberanian siswa untuk
mengemukakan pendapatnya tentang konsep yang telah ia temukan.
Berdasarkan uraian diatas, dalam hal ini penulis tertarik untuk
dengan judul“ Penera an Met
mengadakan penelitian
e Inku r
Menggunakan LA untuk men ngkatkan Akt f tas an Has l Bela ar
Pa a P k k Bahasan Pe ahan
La uhan Batu .A
1
Kelas VII
MP Neger
engan
swa
antau Utara
1 ”.
1. . I ent f kas Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, yang menjadi identifikasi
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Rendahnya minat siswa dalam belajar matematika
2. Rendahnya hasil belajar siswa kelas VII SMP N 3 Rantau Utara Labuhan
Batu
3. Aktivitas belajar matematika siswa dalam proses belajar mengajar di
dalam kelas masih pasif.
4. Penggunaan metode pembelajaran yang kurang bervariasi pada proses
belajar mengajar.
1. . Batasan Masalah
Agar permasalahan dalam penelitian ini lebih terarah dan jelas, maka
masalah dalam penelitian ini dibatasi hanya pada penerapan metode inkuiri
dengan menggunakan LAS untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa
pada pokok bahasan pecahan di kelas VII SMP Negeri 3 Rantau Utara Labuhan
Batu T.A 2013 / 2014.
1. . umusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas maka penulis merumuskan masalah
yang akan diteliti yaitu:
1. Apakah penerapan metode inkuiri dengan menggunakan LAS dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pokok bahasan pecahan di kelas
VII SMP Negeri 3 Rantau Utara Labuhan Batu T.A 2013/2014?
2. Apakah penerapan metode inkuiri dengan menggunakan LAS dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan pecahan di kelas
VII SMP Negeri 3 Rantau Utara Labuhan Batu T.A 2013/2014?
1. . u uan Penel t an
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui penerapan metode inkuiri dengan menggunakan LAS
dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pokok bahasan pecahan di
kelas VII SMP Negeri 3 Rantau Utara Labuhan Batu T.A 2013/2014.
2. Untuk mengetahui penerapan metode inkuiri dengan menggunakan LAS
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan pecahan di
kelas VII SMP Negeri 3 Rantau Utara LabuhanBatu T.A 2013/2014.
1. . ManfaatPenel t an
Dengan diadakan penelitian diharapkan akan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut :
1. Bagi guru: Sebagai masukan dalam sistem pembelajaran inkuiri yang
diterapkan pada Materi pecahan.
2. Bagi siswa: Sebagai usaha untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam
matematika melalui penerapan metode inkuiri.
3. Pihak Sekolah: Sebagai masukan dan sumbangan pemikiran dalam rangka
perbaikan kualitas pembelajaran dan membantu pihak sekolah menjalin
komunikasi yang positif dengan siswa.
4. Bagi peneliti: Sebagai bahan informasi sekaligus sebagai bahan pegangan
bagi peneliti dalam menjalankan tugas pengajaran sebagai calon tenaga
pengajar di masa akan datang.
5. Bagi penelitian sejenisnya: Sebagai bahan acuan bagi peneliti lain yang
berkaitan.
71
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Aktivitas siswa mengalami peningkatan selama melakukan pembelajaran
melalui penerapan metode inkuiri dengan menggunakan LAS. Hal ini
dapat dilihat dari analisis data. Setelah pemberian tindakan dengan
penerapan metode inkuiri berbantuan LAS, aktivitas siswa mengalami
peningkatan dengan rata-rata presentase siswa 67,03% pada siklus I.
Kemudian setelah diberikan tindakan II pada siklus II, rata – rata
presentase aktivitas siswa menjadi mencapai 74,86%, ini berarti presentase
aktivitas siswa mengalami peningkatan sebesar 7,83%.
2. Terjadi peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II. Dimana pada
siklus I banyak siswa yang belum tuntas belajar ada 15 siswa (38,46%)
dan siswa yang telah tuntas ada 24 siswa (61,54%). Sedangkan pada siklus
II, Banyaknya siswa yang tuntas belajar adalah 34 siswa dari 39 siswa
dengan persentase 87,18 %. Oleh karena itu berdasarkan kriteria
ketuntasan belajar klasikal dapat disimpulkan kelas tersebut telah tuntas.
3. Berdasarkan hasil penelitian maka metode inkuiri efektif digunakan pada
pembelajaran pokok bahasan pecahan dan dapat meningkatkan aktivitas
belajar siswa.
71
72
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti memberikan beberapa saran yaitu:
1. Kepada guru matematika untuk dapat mempertimbangkan metode inkuiri
dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan pecahan karena
metode inkuiri dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.
2. Kepada guru matematika disarankan agar membuat Lembar Aktivitas
Siswa (LAS) yang bertujuan untuk melatih dan membantu siswa dalam
menyelesaikan soal – soal matematika.
3. Agar siswa tertarik dan termotivasi dalam belajar, hendaknya guru selalu
melibatkan siswa secara aktif dan membuat suasana yang menyenangkan
dalam proses belajar mengajar sehingga siswa tidak beranggapan bahwa
matematika merupakan pelajaran sulit.
4. Kepada peneliti selanjutnya yang berminat agar dapat meneliti disekolahsekolah lain pada materi yang berbeda agar dapat dijadikan sebagai studi
perbandingan guna untuk meninngkatkan kualitas pendidikan khususnya
pada mata pelajaran matematika.