HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN KEMANDIRIAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN Hubungan Antara Konformitas Dengan Kemandirian Dalam Pengambilan Keputusan.

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN KEMANDIRIAN
DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Gelar Derajat Sarjana S-1 Psikologi

Diajukan oleh:
NORMA DIAN KUMALASARI
F 100 110 072

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN KEMANDIRIAN
DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Gelar Derajat Sarjana S-1 Psikologi

Diajukan oleh:
NORMA DIAN KUMALASARI
F 100 110 072

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

ii

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN KEMANDIRIAN
DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Yang diajukan oleh:
NORMA DIAN KUMALASARI
F 100 110 072


Telah disetujui untuk dipertahankan
di depan dewan penguji

telah disetujui oleh :

Pembimbing

Surakarta, 17 Juni

(Drs. Soleh Amini, M.Si)

iii

2015

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN KEMANDIRIAN
DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Yang diajukan oleh:
NORMA DIAN KUMALASARI

F 100 110 072
Telah Disetujui untuk Dipertahankan di depan Dewan Penguji
pada tanggal, 2 Juli 2015
dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat.
Penguji Utama
Dra. Soleh Amini, M.Si

Penguji Pendamping I
Achmad Dwityanto O., S.Psi., M.Si

Penguji Pendamping II
____________________

Drs. Mohammad Amir, M.Si

Surakarta, 14 Juli 2015
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Fakultas Psikologi
Dekan,


(Taufik, M.Si, Ph.D)

iv

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN KEMANDIRIAN
DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Norma Dian Kumalasari
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
normadian3@gmail.com
Pembimbing:
Drs. Soleh Amini, M.Si
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konformitas
dengan kemandirian dalam pengambilan keputusan, tingkat konformitas, tingkat
kemandirian dalam pengambilan keputusan dan sumbangan efektif konformitas
terhadap kemandirian dalam pengambilan keputusan. Hipotesis yang diajukan
adalah ada hubungan negatif antara konformitas dengan kemandirian dalam
pengambilan keputusan. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiwa
Universitas Muhammadiyah Surakarta yang berjumlah 150 orang. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah incidental
nonrandom sampling. Metode analisis menggunakan teknik korelasi product
moment pearson. Penelitian ini menggunakan skala konformitas dan skala
kemandirian dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan hasil analisis data
diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar -0,628 dengan p value = 0,000 <
0,01 yang berarti ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara
konformitas dengan kemandirian dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan
hasil analisis diketahui variabel konformitas mempunyai rerata empirik (RE)
sebesar 68,98 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 75 yang berarti konformitas
subjek penelitian tergolong sedang. Variabel kemandirian dalam pengambilan
keputusan mempunyai rerata empirik (RE) sebesar 82,82 dan rerata hipotetik
(RH) sebesar 72,5 yang berarti kemandirian dalam pengambilan keputusan
subjek penelitian tergolong tinggi. Sumbangan efektif konformitas terhadap
kemandirian dalam pengambilan keputusan sebesar 39,4.

Kata kunci : konformitas, kemandirian dalam pengambilan keputusan
jumlah mahasiswa Indonesia pada

PENDAHULUAN
Setiap


tahun

jumlah

tahun 2011 adalah

mahasiswa di Indonesia cenderung

Bila

meningkat. Latief (dalam Kompas,

penduduk berusia 19-24 tahun, maka

2011) menyatakan bahwa didapatkan

angka partisipasi kasarnya baru 18,4
1


dihitung

4,8 juta orang.

terhadap

populasi

persen.

Diasumsikan

mahasiswa

pada

jumlah

tahun


kehidupan

2014

dengan

persen. Para mahasiswa sejumlah itu

perubahan

kelak

sosial,

menjadi

paling

menonjol


terjadi ketika masa remaja. Seiring

mengalami peningkatan sebesar 30

akan

dan

pengganti

memuncaknya
fisik,

proses

kognisi,

afeksi,

dan


mulai

moral

pimpinan, pekerja terhadap angkatan

matangnya pribadi dalam memasuki

sebelumnya. Sedemikian pentingnya

dewasa

peran mahasiswa terhadap kemajuan

separasi (separation) dari orang tua

negara,

atau


maka

selama

mahasiswa

awal.

keluarga

masih di bangku sekolah diberbagai

tingginya

perguruan

kemandirian

tinggi

harus

dibekali,

Tuntutan

terhadap

sejalan

dengan

kebutuhan

akan

(autonomy)

dan

dibiasakan, dilatih, diperankan untuk

pengaturan diri (self directed). Sikap

berinteraksi sosial, kemandirian yang

otonomi

tinggi terutama dalam pengambilan

diwujudkan

keputusan.

kemandirian

Menurut

Santrock

(2005)

atau

kebebasan
melalui

itu

tingkat

masing-masing

mahasiswa.

mahasiswa merupakan transisi dari

Santrock (2002) berpendapat

masa remaja menuju ke dewasa yaitu

bahwa masa dewasa ialah adanya

secara

perjuangan

berangsur-angsur

akan

antara

membangun

memperoleh

kemampuan

secara

pribadi yang mandiri dan menjadi

mandiri.

Hurlock

(2009)

terlibat secara sosial, berlawanan

menambahkan bahwa perkembangan

dengan

menuju kedewasaan ialah mampu

mendefinisikan dirinya. Permulaan

mengadakan penyesuaian diri secara

masa dewasa adalah kemandirian

mandiri sehingga ketika ada persoalan

dalam membuat keputusan sehingga

yang

mampu menemukan tujuan hidup dan

sulit

mampu

mengatasi

persoalan tersebut dengan sendiri.
Erikson

hidup.

remaja

Seseorang

untuk

yang

2002)

berhasil mencapai suatu tujuan hidup

perkembangan

yang stabil, akan memperoleh suatu

kemandirian merupakan suatu isu

pandangan yang jelas tentang dirinya,

psikososial penting sepanjang rentang

memahami perbedaan dan persamaan

mengatakan

(Steinberg,

makna

perjuangan

bahwa

2

orang lain, menyadari kelebihan dan

dewasa dan mempunyai keyakinan

kekurangan dirinya, penuh percaya

diri sendiri. Hal ini dilakukan karena

diri, mampu mengambil keputusan

adanya dorongan dari dalam diri

dan

dalam

individu untuk dapat berdiri sendiri

dalam

dan

mengenal

masyarakat.
Anggawati,
bahwa

peran
(Frankl

2008)

seseorang

menambahkan
yang

membuat

Kemandirian

mampu

keputusan

keputusan
dalam

begitu

sendiri.

mengambil
penting

bagi

pada

setiap

menyerap makna hidup antara lain

mahasiswa,

bebas memilih langkah atau tindakan

permasalahan yang sedang dihadapi

sendiri

menunutut untuk memilih mana yang

dan

secara

pribadi

karena

bertanggung jawab terhadap sikap

benar

dan tingkah laku yang mereka anut

keyakinan

terhadap nasib.

pengaruh dari orang lain. Setelah

Salah satu bentuk kemandirian
ialah

kemandirian

keputusan
Menurut

atau

dengan

sendiri

bukan

mahasiswa, maka pilihan tersebut

making.

harus dapat dipertanggungjawabkan.
Khsusunya

mana

kemandirian merupakan kemampuan

pengambilan keputusan meningkat

psikologis yang harus sudah dimiliki

secara matang tentang masa depan

secara sempurna, karena memperoleh

sehingga

kebebasan

ialah

(2002)

diri

sesuai

masa

dewasa

Santrock

salah

memilih sesuai dengan keinginan

pengambilan

decision

dan

masa

di

mampu

mencapai

kepada

untuk

mahasiswa

mengambil

kemandirian sebagai suatu proses

keputusan secara mandiri merupakan

berkurangnya ketergantungan kepada

tugas bagi mahasiswa agar dapat

orang tua. Penelitian yang dilakukan

belajar

Arnett dalam buku Santrock (2005)

merencanakan sesuatu.

bahwa

lebih

dari

70

dan

berlatih

dalam

persen

Pengambilan keputusan pada

mahasiswa mengatakan jika menjadi

masa dewasa ternyata lebih kompeten

dewasa berarti tugasnya bertanggung

daripada

jawab atas akibat dari tindakan diri

kompeten dibandingkan anak-anak.

sendiri, membentuk hubungan dengan

Dewasa

orang tua sebagai sesama orang

pilihan-pilihan, menguji situasi dari
3

remaja,

sekaligus

cenderung

lebih

menghasilkan

berbagai perspektif, mengantisipasi

sendiri tanpa bantuan orang lain,

akibat dari keputusan-keputusan dan

sehingga mahasiswa dapat bebas dan

mempertimbangkan

percaya diri dalam mengutarakan

kredibilitas

sumber (Santrock 2005).
Menginjak
seseorang

pendapat.

usia

akan

18

tahun

Dalam rangka memperoleh

melanjutkan

gambaran

atas

realita

mengenai

kejenjang yang lebih tinggi untuk

kemandirian pengambilan keputusan,

kuliah ke Perguruan Tinggi yang

peneliti melakukan survei awal pada

diinginkan, saat itulah individu benar-

mahasiswa semester 6 Universitas

benar harus dapat mandiri karena jauh

Muhammadiyah Surakarta Fakultas

dengan orang tua dan tidak lagi

Psikologi sebanyak 5 orang bahwa

bergantung dengan teman seperti

ketika dihadapkan pada pilihan untuk

layaknya SMA. Teman-teman yang

melanjutkan

berada dalam lingkungan perkuliahan

selanjutnya namun mahasiswa ini

kini berasal dari berbagai daerah,

merasa

berbeda suku dan adat. Individu

keputusan

tersebut

melanjutkan

setidaknya

harus

dapat

jenjang

bingung

pendidikan

dan

teman
jenjang

menunggu

lain

terkait

pendidikan

menyesuaikan dengan teman yang

selanjutnya. Hal ini juga dialami oleh

lain agar diterima oleh anggota

mahasiswa Fakultas Ekonomi bahwa

kelompok.

setelah selesai menempuh jenjang

Pengambilan
mahasiswa

keputusan

hendaknya

ini

pendidikan S1 dihadapkan pilihan

dapat

untuk

bekerja

atau

melanjutkan

pendidikan

selanjutnya,

membuat keputusan dengan sendiri

jenjang

tanpa bantuan orang lain, walaupun

namun mahasiswa ini mengaku untuk

mahasiswa

dengan

melihat teman-teman lain terlebih

kelompok yang merupakan bentuk

dahulu dan mengikuti saran teman

penyesuaian

karena

berinteraksi

diri,

namun

mampu

mahasiswa

menganggap

menempatkan diri ketika didalam

bahwa apa yang dianggap baik oleh

kelompok.

saat

temannya maka terbaik pula untuk

dihadapkan pada suatu masalah, maka

dirinya. Pada suatu Universitas tidak

diharapkan mampu menyelesaikan

lepas dengan adanya UKM untuk

Seperti

halnya

4

kegitan

mahasiswa

diluar

ini banyak mahasiswa yang bersikap

perkuliahan, hal ini dalam pemilihan

manja sehingga menjadi sulit dalam

UKM

mandiri berfikir, diberi masukan,

mahasiswa

lebih

memilih

UKM yang diikuti oleh teman-teman

berempati, melihat kebaikan

lain agar dapat berkumpul bersama.

orang lain, dan cenderung egois.

Ditambah

Mahasiswa

lagi

dengan

banyak

saat

ini

memiliki

mahasiswa yang mengalami kesulitan

pemikiran praktis dan mengalami

untuk mengatasi masalah berkaitan

kebingungan jika dihadapkan pada

perubahan peran dan tanggung jawab

pilihan hidup sehingga cenderung

dari siswa ke mahasiswa tersebut.

mengikuti

Perubahan

sistem

seperti guru, teman, dan orang tua..

pengambilan mata kuliah, interaksi

Menurut William Damon, pengarang

dengan

jadwal

buku “Jalan Munuju Tujuan” (The

perkuliahan yang fleksibel, proses

Path to Purpose) mahasiswa saat ini

belajar-mengajar yang mandiri dan

sangat takut membuat komitmen dan

aktif, perubahan komunukasi dengan

serba tidak pasti dalam menentukan

orang tua, tuntutan untuk ikut serta

karier.

tersebut

tenaga

yaitu

pengajar,

dalam organisasi, perubahan dengan

keputusan

Fakta-fakta

orang

lain

lain,

yang

tempat tinggal yang baru karena harus

ditemukan dalam penelitian yang

tinggal terpisah dengan orang tua

dilakukan oleh Setyaningrum (2007)

dapat menjadi sebuah stressor yang

pada mahasiswa Unika Soegijapranta

menimbulkan

perasaan

tidak

terutama

menyenangkan,

tekanan,

bahkan

adalah

semester
ketika

2

diantaranya

anggota

kelompok

gejala-gejala psikis lain yang dapat

menuntut

menghambat

tujuan

mengikuti kuliah dan mengajak pergi

akademis mahasiswa yang akhirnya

jalan-jalan. Mahasiswa akan selalu

lebih memilih seperti

mengikuti

pemenuhan

apa

yang

dilakukan oleh teman sebaya.

individu

keinginan

untuk

tidak

kelompok,

karena jika menolak takut dikucilkan

Informasi yang didapat dari

serta dianggap tidak setia kawan.

artikel Majalah Psikologi Plus (edisi

Setyaningrum (2007) menambahkan

VII NO 4 Oktober 2012) bahwa saat

bahwa pada Universitas lain juga
5

terdapat beberapa mahasiswa yang

sosial. Mampu menyesuaikan diri

membentuk

berjenis

dengan lawan jenis dalam hubungan

kelamin sama. Kedekatan mereka

yang sebelumnya belum pernah ada

terjalin sejak semester awal kuliah

dan

dan menjadi kuat pada semester 2.

orang yang lebih dewasa di luar

Kedekatan antar mahasiswa tersebut

lingkungan keluarga. Untuk mencapai

akan

tujuan dari pola sosialisasi yang ada,

kelompok

menimbulkan

kekompakan,

harus

menyesuaikan

dengan

seperti halnya pergi ke diskotik untuk

maka

dugem dan pesta minuman keras.

berupaya

Mereka cenderung ikut-ikutan karena

teman sebaya, perubahan perilaku

ingin

untuk

coba-coba

dan

tidak

bisa

menolak ajakan teman.

harus

berinteraksi

meningkatkan

menjadi

dengan
pengaruh

sama

dan

pengelompokan sosial yang baru.

Pengambilan keputusan yang

Atas

ditemukannya

realita

seharusnya dari kehendak sendiri

kemandirian pengambilan keputusan

menjadi bergantung pada orang lain

yang ada dikalangan mahasiswa maka

mengakibatkan

ketidakmandirian

keterikatan dengan kelompok melalui

yang akan terjadi dampak negatif bagi

interaksi sosial dapat mengakibatkan

mahasiswa

misalnya

konformitas.

Salah

satu

menjadi kurang percaya diri, kurang

kemandirian

dalam

pengambilan

dapat membuat keputusan sendiri,

keputusan

ialah

konformitas.

akan kehilangan kebebasan, serta

Konformitas sebagai bentuk interaksi

kurang dapat berkreasi dikarenakan

yang

adanya tekanan didalam kelompok

berperilaku sesuai dengan harapan

untuk menjadi sama. Tuntutan yang

kelompok atau masyarakat dimana ia

dilakukan mahasiswa membuatnya

tinggal, yang berarti konformitas

untuk selalu mengikuti apa yang

adalah suatu proses penyesuaian diri

dilakukan dan demi memenuhi aturan

dengan

sosial yang berada dilingkungannya.

menaati

tersebut,

Hurlock (2009) menambahkan
bahwa

seseorang

berhubungan

harus

dengan

didalamnya

masyarakat
norma

faktor

seseorang

dengan
dan

cara

nilai-nilai

masyarakat. Konformitas biasanya

mampu

menyebabkan timbulnya kepatuhan

penyesuaian

dan ketaatan (Maryati dan Suryawati,
6

2008).

Konformitas

bentuk

penyesuian

merupakan
untuk

mengemukakan

mengikuti dan mengubah perilaku

berkembangnya

sesuai

Peran

yang dialami oleh seseorang, yaitu

pengaruh

kecenderungan untuk menyerah dan

dengan

konformitas
besar

diri

Yusuf dalam Andriani (2013)

kelompok.

mempunyai

dalam

proses

pengambilan

mengikuti

bahwa
conformity

sikap

opini,

pendapat,

nilai,

keputusan pada mahasiswa tersebut,

kebiasaan, kegemaran atau keinginan

karena ketika mahasiswa dihadapkan

teman

pada

mahasiswa

memberikan dampak yang negatif dan

memilih untuk mengikuti apa yang

positif. Dampak negatif tersebut dapat

dilakukan oleh kelompok.

mempengaruhi

suatu

pilihan,

Penelitian

yang

dilakukan

sebaya.

Konformitas

kemandirian

seseorang.

Tidak

oleh Asch (dalam Moesono, 2001)

berperilaku

konformitas

menunjukkan adanya kecenderungan

teman-temannya, hal ini menandakan

konformitas pada orang, sehingga

bahwa seseorang yang tidak mandiri

keputusan

yang

dibuat

secara

dalam perilakunya yaitu seseorang

individual

dapat

berubah

ketika

tidak menunjukkan bahwa dirinya

dipengaruhi kelompok. Pada hasil

memiliki kekuatan terhadap pengaruh

penelitian

oleh

pihak lain yang ditandai dengan tidak

Setyaningrum (2007) menunjukkan

mudah terpengaruh dalam situasi

bahwa

memegang

yang menuntut konformitas, tidak

peranan penting dalam kemandirian

mudah terpengaruh tekanan teman

pengambilan

keputusan,

karena

sebaya

konformitas

mempengaruhi

aspek

dalam

yang

dilakukan

konformitas

kehidupan

seperti

dan

pilihan

terhadap

tua

dalam

kelompok sosial tanpa tekanan.
Penelitian ini bertujuan untuk

diikuti, penampilan, bahasa yang

mengetahui

digunakan, sikap dan nilai-nilai yang

konformitas

dianut, sehingga membuat individu

dalam

menjadi

tingkat

mandiri

orang

yang

mengambil keputusan dan memasuki

terhadap aktivitas sosial yang akan

tidak

sedikit

dalam

mengambil keputusan.

antara

dengan

kemandirian

pengambilan

keputusan,

kemandirian
7

hubungan

konformitas,
dalam

tingkat

pengambilan

keputusan dan sumbangan efektif

dari Sears (2009) yaitu :kepercayaan

konformitas
dalam

terhadap

kemandirian

terhadap

pengambilan

keputusan.

menjadi

Hipotesis yang diajukan adalah ada

kelompok,
orang

rasa

takut

menyimpang

dan

ketaatan.

hubungan negatif antara konformitas
dengan

kemandirian

HASIL DAN PEMBAHASAN

dalam

Berdasarkan hasil uji asumsi

pengambilan keputusan

variabel
kemandirian

METODE PENELITIAN

keputusan)

dalam
dan

(konformitas).

pengambilan

Tergantung

dan linier, sehingga analisis yang

pengambilan

telah dilakukan dengan menggunakan

Variabel

(kemandirian

dalam

dengan

keputusan memenuhi asumsi normal

Variabel dalam penelitian ini
adalah

konformitas

Variabel
Subjek

Bebas

teknik

dalam

Pearson

product

korelasi

diperoleh

moment

hasil

nilai

mahasiswa

koefisien korelasi (r) sebesar -0,628

Muhammadiyah

dengan p value = 0,000 < 0,01 yang

Surakarta yang berjumlah 150 orang.

berarti ada hubungan negatif yang

Teknik pengambilan sampel yang

sangat signifikan antara konformitas

digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan

incidental nonrandom sampling.

pengambilan

penelitian

ini

adalah

Universitas

Skala

kemandirian

sesuai

dalam

kemandirian
keputusan.

dengan

dalam
Hal

Penelitian

ini
yang

pengambilan keputusan ini disusun

dilakukan oleh Asch (dalam Sarwono,

oleh peneliti berdasarkan apek-aspek

2011) menunjukkan bahwa orang

dari Masrun dkk dalam Yessica

cenderung melakukan konformitas,

(2008) yaitu :bebas dalam mengambil

mengikuti penilaian orang lain, di

keputusan,

dalam

tengah

mengatasi masalah, percaya diri dan

mereka

mampu mengendalikan diri dalam

menemukan

permasalahan.

tindakan, dan kesimpulannya berbeda

inisiatif,

gigih

tekanan
rasakan.

kelompok
Saat

bahwa

yang

individu
penilaian,

Skala konformitas ini disusun

dengan banyak orang, ia cenderung

oleh peneliti berdasarkan apek-aspek

akan mengubah keputusannya dan
8

mengikuti norma yang dikemukakan

dapat membuat keputusan sendiri

oleh kebanyakan orang.

tanpa adanya tekanan dari kelompok

Yusuf dalam Andriani (2013)
mengemukakan
berkembangnya

sikap

tersebut.

bahwa

Kemandirian merupakan suatu

conformity

sikap individu yang diperoleh secara

yang dialami oleh seseorang, yaitu

kumulatif

kecenderungan untuk menyerah dan

dimana individu akan terus belajar

mengikuti

untuk

opini,

pendapat,

nilai,

selama

bersikap

perkembangan

mandiri

dalam

kebiasaan, kegemaran atau keinginan

menghadapi

teman

Konformitas

lingkungan, sehingga pada akhirnya

memberikan dampak yang negatif dan

akan mampu berpikir dan bertindak

positif. Dampak negatif tersebut dapat

sendiri.

mempengaruhi

mandiri membutuhkan kesempatan,

sebaya.

kemandirian

seseorang.

Tidak

sedikit

berperilaku

konformitas

berbagai

Seseorang

situasi

untuk

di

dapat

yang

dukungan dan dorongan dari keluarga

terhadap

serta lingkungan di sekitarnya agar

teman-temannya, hal ini menandakan

dapat mencapai otonomi atas diri

bahwa seseorang yang tidak mandiri

sendiri (Fatimah, 2008).

dalam perilakunya yaitu seseorang

Salah satu faktor kemandirian

tidak menunjukkan bahwa dirinya

ialah konformitas. Menurut Maryati

memiliki kekuatan terhadap pengaruh

dan Suryawati (2008) konformitas

pihak lain yang ditandai dengan tidak

sebagai

mudah terpengaruh dalam situasi

didalamnya

yang menuntut konformitas, tidak

sesuai dengan harapan kelompok atau

mudah terpengaruh tekanan teman

masyarakat dimana ia tinggal, yang

sebaya

dalam

berarti

konformitas

mengambil keputusan dan memasuki

proses

penyesuaian

kelompok

masyarakat

dan

orang

sosial

tua

tanpa

tekanan,

bentuk

interaksi

seseorang

dengan

yang

berperilaku

adalah

suatu

diri

dengan

cara

menaati

sedangkan dampak positif tersebut

norma dan nilai-nilai masyarakat.

ditandai

menunjukkan

Konformitas biasanya menyebabkan

kekuatan terhadap pengaruh-pengaruh

timbulnya kepatuhan dan ketaatan.

yang ada di sekelilingnya, sehingga

Mahasiswa

dengan

9

merupakan

periode

penyesuaian diri terhadap pola-pola

individu

kehidupan baru dan harapan-harapan

keputusan.

sosial

baru.

Diharapkan

cenderung

mengubah

mampu

Berdasarkan kategorisasi skala

memainkan peran baru, sikap baru

konformitas terdapat 0,02 % (3 orang)

dengan

dalam kategori sangat rendah, subjek

tugas-tugas

Penyesuain

diri

yang

ini

baru.

menjadikan

yang

termasuk

kategori

rendah

periode ini suatu periode khusus yang

sebesar 0,27 % (41 orang), subjek

sulit dari rentang hidup seseorang.

dalam kategori sedang sebesar 0,68%

Periode ini sangat sulit sebab sejauh

(103

ini sebagian besar orang mempunyai

tinggi sebesar 0,02 % (3 orang), dan

orang tua, teman atau orang lain yang

tidak ada subjek yang konformitasnya

bersedia

mereka

berada dalam kategori sangat tinggi

mengadakan penyesuain diri. Padahal

sebesar 0%. Hal ini berarti bahwa

diharapkan mengadakan penyesuain

tekanan yang ada dalam norma sosial

diri yang mandiri, ketika seseorang

cukup

menemui kesulitan maka cenderung

perilaku individu untuk melakukan

akan mengikuti aturan di dalam

konformitas. Menurut Baron & Byrne

kelompok (Hurlock, 2009).

(2004) berpendapat bahwa seseorang

menolong

Hasil penelitian ini mendukung
penelitian

sebelumnya

orang),

sedangkan

memiliki

pengaruh

kategori

dalam

konform terhadap kelompok terjadi

yang

jika perilaku individu didasarkan pada

dilakukan oleh Setyaningrum (2007)

harapan kelompok atau masyarakat.

yang

Keinginan dari remaja untuk selalu

memperoleh

konformitas

hasil

memegang

bahwa
peranan

berada

dan

diterima

oleh

penting dalam kemandirian dalam

kelompoknya akan mengakibatkan

pengambilan

remaja bersikap konformitas terhadap

mahasiswa,

keputusan
karena

pada

konformitas

kelompoknya.

mempengaruhi berbagai aspek dalam

Berdasarkan kategorisasi skala

kehidupan seseorang seperti pilihan

kemandirian

aktivitas sosial yang akan diikuti,

keputusan terdapat 0% dalam kategori

penampilan, bahasa, sikap dan nilai-

sangat rendah, subjek yang termasuk

nilai yang dianut sehingga membuat

kategori rendah sebesar 0%, subjek
10

dalam

pengambilan

dalam kategori sedang sebesar 0,48%

memberikan

(73 orang), sedangkan kategori tinggi

sebesar

sebesar 0,48% (73 orang), dan berada

kemandirian

dalam kategori sangat tinggi sebesar

keputusan.

0,29 % (44 orang). Hal ini berarti

bahwa konformitas mempengaruhi

bahwa kemandirian mahasiwa dalam

kemandirian

mengambil

beradadi

keputusan sebesar 39,4 %, sehingga

kategori tinggi. Hal ini menandakan

masih ada 60,56 % faktor lain yang

mahasiwa mempunyai pengendalian

mempengaruhi kemandirian dalam

diri yang besar sehingga mampu

pengambilan

menciptakan

konformitas. Hal ini sesuai dengan

keputusan

kemandirian

mengambil

keputusan.

Santrock

(2002)

dalam
Menurut

39,44

terdapat

efektif

%

dalam
Hal

pendapat

menambahkan

sumbangan

terhadap
pengambilan

ini

menunjukkan

dalam

pengambilan

keputusan

selain

Setyaningrum
faktor-faktor

(2007)

lain

yang

bahwa seseorang yang mandiri ialah

mempengaruhi kemandirian seperti a)

adanya

antara

pola asuh orang tua tidak lepas dari

membangun pribadi yang mandiri dan

peran orang tua dan pengasuhan yang

menjadi terlibat secara sosial, lebih

diberikan orangtua sehingga dapat

banyak mengeksplorasi berbagai gaya

membentuk nilai kemandirian pada

hidup

seseorang, b) usia yang memasuki

perjuangan

dan

nilai-nilai,

menikmati
luas.

primary age year sudah mampu

Permulaan untuk mencapai suatu

memenuhi kebutuhan dasar lepas

kemandirian

kemandirian

bantuan orang lain, c) pendidikan

keputusan.

yang semakin tingg dapat membentuk

kemandirian

dalam

yang

adalah

lebih

membuat

Pembuatan keputusan secara luas

tingkat

tentang karir, nilai-nilai, keluarga dan

semakin tinggi, d) urutan kelahiran, e)

hubungan serta mempu memilih dari

jenis kelamin, f) interaksi sosial, dan

berbagai

g)

alternatif

dan

kemandirian

inteligensi

seseorang

sebagai

suatu

mempertimbangkan dampak positif

kemampuan

dan negatif.

individu dalam memecahkan masalah

Berdasarkan hasil analisis yang
menunjukkan

bahwa

sendiri.

konformitas
11

yang

memungkinkan

Berdasarkan

hasil

penelitian

1.

Ada

hubungan

negatif

yang

dapat disimpulkan bahwa konformitas

sangat

cukup memberikan peranan penting

konformitas dengan kemandirian

terhadap

dalam pengambilan keputusan

pengambilan

kemandirian

dalam

keputusan

sehingga

signifikan

yang

dilihat

antara

dari

hasil

dapat dijadikan tolak ukur. Seseorang

perhitungan

yang

korelasi sebesar -0,628 dengan p

melakukan

konformitas

nilai

koefisien

value = 0,000< 0,01.

termasuk bentuk penyesuaian diri dan
interaksi sosial terhadap pola-pola

2.

Tingkat konformitas termasuk

kehidupan baru dan harapan-harapan

kategori sedang dilihat dari rerata

sosial

empirik (RE) sebesar 68,98 dan

baru,

sehingga

diharapkan

mampu memainkan peran baru, sikap

rerata hipotetik (RH) sebesar 75.

baru dengan tugas-tugas yang baru.

3.

Tingkat

kemandirian

dalam

Adanya pengaruh sosial di dalam

pengambilan keputusan kategori

kelompok

dapat

tinggi dilihat dari rerata empirik

mempengaruhi keputusan-keputusan

(RE) sebesar 82,82 dan rerata

yang telah dibuat oleh individu,

hipotetik (RH) sebesar 72,5 .

tersebut

maka

sehingga cenderung akan tergantung

4.

Sumbangan efektif konformitas

oleh orang lain dan menyebabkan

terhadap

ketidakmandirian,

pengambilan keputusan adalah

namun

jika

seseorang dapat mengendalikan diri

kemandirian

dalam

39,44 %.

dari pengaruh sosial cukup mudah
untuk mencapai kemandirian dalam

SARAN

pengambilan keputusan sesuai dengan

Berdasarkan hasil kesimpulan

yang diharapkan.

penelitian,

penulis

menyampaikan

rekomendasi sebagai berikut :
KESIMPULAN

Terkait

Berdasarkan hasil analisis data

penelitian,

dan pembahasan dapat disimpulkan

dengan
maka

uraian

dapat

hasil

dijadikan

kajian teoritis dalam bidang psikologi

bahwa :

sosial

12

dan

perkembangan

untuk

menambah ilmu pengetahuan dari

Terkait

hasil penelitian yang telah dilakukan.

selanjutnya

Terkait dengan hasil penelitian,

bagi
yang

penelitian

terarah

dengan

masalah yang sama, diharapkan untuk

maka pihak Universitas menghimbau

mengkaji

bagi

memiliki

mempengaruhi kemandirian dalam

tingkat

pengambilan keputusan dan dapat

pengambilan

melakukan proses pengambilan data

mahasiswa

yang

konformitas

tinggi

kemandirian

dalam

keputusan

yang

dan

rendah

dapat

faktor

lain

yang

dengan situasi yang kondusif .

mengikuti berbagai kegiatan yang
meningkatkan

kemandirian

dalam

DAFTAR PUSTAKA

pengambilan

keputusan,

seperti

mengadakan

pelatihan

tentang

Andriani, Tita. (2013). Progam
Bimbingan dan Konseling
Pribadi
Sosial
untuk
Meningkatkan
Kemandirian
Perilaku
Siswa.
Skripsi.
Universitas
Pendidikan
Indonesia

kemandirian

dalam

pengambilan

keputusan, mengikuti UKM yang
diminati, mengikuti perlombaan karya
ilmiah,

perlombaan

kegiatan

lain

debat

sesuai

kemampuan

dan
Anggawati. (2008). Hubungan Antara
Perlaku Propsosial Dengan
Kebermaknan Hidup Pada
Siswa SMA Muhammadiyah 1
Magelang.
Skripsi.
(Tidak
diterbitkan).
Yogyakarta:
Fakultas Psikolgi Universitas
Ahmad Dahlan.

dengan

yang

dimiliki

mahasiswa, maka dari hal tersebut
dapat memperkuat kepercayaan diri
mahasiswa yang dapat meningkatkan
kemandirian

dalam

keputusan.

Sehingga

pengambilan
Baron, R.A., & Byrne, D. (2004).
Psikologi Sosial (Jilid 1).
Jakarta: Erlangga.

terbentuk

perilaku mandiri dalam mengambil
keputusan

pada

mahasiswa

yang
Fatimah, Enung. (2008). Psikologi
Perkembangan Peserta Didik.
Bandung: CV Pustaka Ceria.

dapat menurunkan konformitas serta
meningkatkan

kemandirian

dalam

pengambilan

keputusan

pada

Hurlock, Elizabeth B. (2009).
Psikologi Perkembangan (Suatu
Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan). Jakarta : Erlangga.

mahasiswa tanpa tergantung oleh
orang lain.

13

Latief, (2011). Mahasiswa di
Indonesia Cuma 4,8 juta.
Kompas. 26 Maret 2011.

Fakultas Psikologi Universitas
Katolik Soegijapranata.

Majalah Psikologi Plus. Edisi VII.
Oktober 2012. Anak Manja. Hal
25.
Maryati, K. & Suryawati, J. (2008).
Sosiologi. Jakarta: Erlangga.
Santrock, J. W. (2005). Adolescence:
perkembangan remaja (edisi ke6).
(Terjemahan
Shinto
B.Adelar & Saragih). Time
Mirror
Higher
Education.
(Buku Asli di Terbitkan Tahun
1996).
_______________. (2002). Live Span
Development (Perkembangan
Masa Hidup : Edisi 5). Jakarta :
Erlangga.
Sarwono, Sarlito Wirawan. (2011).
Psikologi Sosial. Jakarta :
Salemba Humanika.
Setyaningrum,
Anita.
(2007).
Hubungan Konformitas dengan
Kemandirian
Pengambilan
Keputusan pada Mahasiswa.
Skripsi. Semarang : Fakultas
Psikologi Universitas Katolik
Soegijapranata.
Steinberg, L. (2002). Adolescence
(Sixth edition). New York :
McGraw-Hill.
Yessica, Intan Lorreta. (2008).
Fenomena Kemandirian Anak
tunggal. Skripsi. Semarang :

14