PENANAMAN MODAL ASING DI BIDANG PETERNAKAN DITINJAU DARI UU No.5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTIK MONOPOLI.

PENANAMAN MODAL ASING DI BIDANG PETERNAKAN DITINJAU DARI
UNDANG-UNDANG NO.5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK
MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT
ABSTRAK
Tugas Akhir ini membahas mengenai Impllikasi dalam Pasal 2, Pasal 3
huruf b dan Pasal 29 UU No.18 Tahun 2009 terhadap penanam modal asing
di bidang peternakan. Implikasi pasal-pasal tersebut telah memberikan
peluang bagi penanam modal asing untuk dapat melakukan praktik monopoli
dengan menyelenggarankan usaha peternakan secara terintegrasi sehingga
penanam modal asing melalui perusahaan terintegrasinya dapat menjadi
leader price dengan menaikan dan menurunkan harga Day Old Chick (DOC)
dan pakan ternak secara serempak disemua pabrikan yang dikelola oleh
penanam modal asing, selain itu dihilangkannya peran peternak rakyat yang
selama ini menjadi pesaing bagi perusahaan peternakan telah menjadikan
perusahaan peternakan menjadi pelaku utama usaha di bidang peternakan
tanpa memiliki pesaing usaha, Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
dan memahami bagaimana implikasi UU No.18 Tahun 2009 terhadap
penanam modal asing di bidang peternakan serta untuk mengetahui apakah
UU No.18 Tahun 2009 dapat dikatakan telah memberikan peluang untuk
melakukan praktik monopoli sesuai dengan UU No.5 tahun 1999.
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis normatif, yaitu

menekankan pada penggunaan data sekunder yang berupa bahan hukum
primer, sekunder, dan tersier baik berupa peraturan perundang-undangan
asas-asas hukum dan penelitian lapangan.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan, pertama bahwa UU No.18
Tahun 2009 telah memperkuat posisi penanam modal sebagai pelaku usaha
di bidang peternakan dengan menciptakan usaha peternakan yang
diselenggarakan secara terintegrasi, serta ketika produksi peternak dalam
negeri tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan protein nasional, hanya
penanam modal asing yang diberikan kesempatan untuk memenuhi
kebutuhan protein nasional, perusahaan peternakan terintegrasi juga dapat
melakukan usaha peternakan yang sama dengan skala usaha peternak
rakyat dan UU No.18 Tahun 2009 hanya terkonsentrasi kepada kepentingan
perusahaan dengan menciptakan usaha peternakan yang menjurus kepada
perusahaan sehingga sangat menguntungkan bagi penanam modal asing.
Kedua, UU No.18 Tahun 2009 telah memberikan peluang bagi penanam
modal asing untuk melakukan praktik monopoli sesuai yang dilarang dalam
Pasal 17 ayat (1) UU No.5 Tahun 1999 karena telah menciptakan pemusatan
kekuatan ekonomi yang dilakukan oleh perusahaan terintegrasi serta
penanam modal asing telah memiliki posisi dominan dengan menguasai
setiap peluang dan kesempatan yang ada dalam usaha peternakan.


IV