Bipartit Kunci Keharmonisan.

Pikiran Rakyat
o Sen;n o Selasa0 Rabu. Kam;s0 Jumato
4

123
17

18

.Jan

19
OPeb

5
20

6
21

o Mar OApr


7
22

8
23

9

10
24

11
25

12
26

Sabtu 0 M;nggu
27


o Me; OJun OJul 0 Ags OSep

13

28

@29

OOkt

15

ONov

30

~

IST1MEWA


DR. H. SOEGANDA Priyatna. *

dengan sikap yang jelas mengunjukkanrasa dan kekhawatiran komunitas industri, serta
mengingatkanpemerintah atas
kebijakannyayang akan menghancurkan industri domestik,"
kata Soegandamenuturkan.
Dalam pandangannya, sebagai negara yangmendambakan
menjadi negara industri maju,
kita harns mempersiapkan diri
untuk semakin mengembangkan hubungan industrial sebagai ilmu untuk.
"Hal ini penting untuk memahami dengan lebih baik komunikasi antara ketiga unsur
agar tercapai industrial peace
yang menunjang kemajuan industri," ucapnya.
Terkait dengan keberadaan
KementerianTenagaKeIjadan
Transmigrasi, Soeganda berpandangan kementerian tersebut hakikatnya mengurus masalah manusia dan kehidupannya. "Jadi, bukan hanya mengurus masalah yang bersifat
lokal,regionalsaja, tetapibersifat nasional, dan bahkan internasional."
Kementerian ini, kata dia,
membutuhkan tenaga karier


yang konsisten dalam bidangnya dan pengelolaan SDM-nya
memerlukan konsentrasi pengaturan dan peningkatan kemampuan secara terus-menerus.
Olehkarena itu, pantas kalau
urusan Departemen Tenaga
KeIja tidak menjadi urusan
yang didesentralisasikan.
Lebihjauh dikatakanpemerintah harus lebih waspada
dalam melindungi iIidustri domestik karena kehancuran industri domestik, sebagaimana
sudah teIjadi, hanya mengakibatkan kesengsaraan pekeIja
dan meningkatkanpengangguran serta angka kemiskinan.
"Sekali lagi, pengusaha dan
pekeIja harus menggalakkan
bipartit, bersatu padu menghilangkan perbedaan-perbedaan
menyatukanpersamaan kepentingan, yaknimempertahankan
eksistensi industri dalam negeri,"katanya.
Yang dimaksud dengan hubungan industrial,kata Soeganda, adalah hubungan antara
para pelaku proses produksi
barang atau jasa, yakni buruh,
pengusaha dan pemerintah

yang mewakili kepentingan
umum, berdasarkan ketentuanketentuan yang berlaku. Oleh
karena hubungan bersifat kontinu dan timbalbalik,seringkali
hubungan ketigaunsur disebut
sebagai"trianglesystem".
Hubungan industrial menitikberatkan (concerned) dengan interaksi antara pekeIja
dan pengusaha dan organisasi
mereka masing-masingdengan
payung pemerintah, yang akan
muncul dalam suasana keIja.
Bagaimana merekaberkomunikasi dalam interaksi itu akan
menentukan sejauh mana
mereka dapat menciptakan
harmoni dalam tempat keIja.
(A-64)***

Kliping Humas Unpad 2010
--

31


ODes

Bipartit Ku~ci Keharmonisan
BANDUNG, (PR).Hubungan industrial (HI)
antara pengusaha danpekeIja
hanya akan beIjalan dengan
baik dan harmonis kalaukedua
pihak mampu melakukan interaksi dan komunikasi secara
melembaga dan kontinu (bipartit). Hubungan industrial
adalah aktivitas komunikasi
yang tidak mungkin untuk tidak dilakukandalam mencapai
tujuan organisasi/perusahaan.
Demikian disampaikan Dr.
H. Soeganda Priyatna dalam
perbincangandengan"PR",Rabu (13/1).
Wacanahubungan industrial
kembalimencuat dan dikaitkan
dengan mulai diberlakukannya
area perdagangan bebas, terutama dalam konteks pemberlakuan Kawasan Perdagangan

BebasASEAN-Cina(ASEAN-China Free Trade Area, ACFTA),awal 2010 ini.
Pada Jurnat (15/1),menurut
rencana, Soeganda akan dikukuhkan sebagai guru besar ilmu hubungan industrial pada
Fakultasllmu KomunikasiUniversitas Padjadjaran. Menurut
rencana, Soeganda akan menyampaikan pid;;lto pengukuban bertajuk "Hubungan Industrial dalam Perspektif Komunikasi".
Jabatan ~ru besar pada bidang ini terbilang langka dan
karenanya menjadisangat penting dalam upaya mengembangkan hubungan dan komunikasi yang baik antara pengusaha dan pekeIja.
Menurut dia, pengusaha dan
pekeIja Indonesia harns menggalakkankonsepbipartit.
"Bersatu padu untuk menghadapi gempuran liberalisasi,
lupakan perbedaan kepentingan, beIjuang bersama untuk
mempertahankan eksistensiindustri domestik. Kala,! I?erlu

16