PRIMARY STUDENTS’ WRITING STRATEGIES IN CONSTRUCTING EXPERIENCES THROUGH DIALOGUE JOURNALS: A CASE STUDY IN A SCHOOL IN BANDUNG APPLYING CAMBRIDGE CURRICULUM.

(1)

PENERAPAN PENDEKATAN STS PADA

PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN

KREATIVITAS SISWA

SKRIPSI

Sebagai bagian dari persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana (S-1)

IKHSAN KHAIRU R 1006792

Pendidikan Fisika

Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Pendidikan Indonesia


(2)

Penerapan Pendekatan STS Pada

Pembelajaran Fisika untuk

Meningkatkan Kreativitas Siswa

Oleh

Ikhsan Khairu Rachman

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Ikhsan Khairu Rachman 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

Ikhsan Khairu Rachman, 2014

Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Kreativitas merupakan salah satu bentuk keberbakatan yang dimiliki oleh setiap orang, sehingga pendidikan berperan untuk meningkatkan kreativitas siswa. Pendekatan STS merupakan pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan kreativitas siswa karena dalam tahap-tahapnya terdapat proses-proses kreatif. Tujuan utama dari penelitian ini adalah mengetahui peningkatan kreativitas siswa setelah diterapkan pendekatan STS pada pembelajaran fisika. Penelitian ini dilakukan karena pembelajaran saat ini belum menekankan pada keberbakatan kreativitas tetapi masih menekankan pada keberbakatan tingkat kecerdasan (IQ). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre-Experimental Design (nondesign) yang dipilih salah satu rancangan kuasi eksperimen, yaitu one-group pre-test post-test design. Data penelitian ini dikumpulkan melalui tes essai kreativitas untuk melihat rata-rata gain kreativitas siswa sebelum dan sesudah diberikan treatment dengan pendekatan STS. Penelitian ini menghipotesiskan bahwa tidak terdapat peningkatan kreativitas siswa setelah belajar materi fisika dengan pendekatan STS sebagai hipotesis nol (H0) dan terdapat peningkatan kreativitas siswa setelah belajar materi fisika dengan pendekatan STS sebagai hipotesis alternatif (Ha). Pengujian hipotesisnya dilakukan menggunakan uji-t pada α 0.01. Pada

penelitian ini didapat data bahwa nilai rata-rata kreativitas siswa dalam tes awal sebesar 93.28 dengan besar IPKnya 31.62% berkategori kurang kreatif dan posttest sebesar 221.28 dengan besar IPKnya 75.01% berkategori kreatif, sehingga rata-rata gainnya sebesar 128 dengan besar N-gain 0.61 berkategori sedang. Setelah dilakukan uji-T dengan nilai Thitung > Ttabel disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Thitung > Ttabel juga mempunyai arti bahwa peningkatan kreativitas siswa meningkat signifikan.


(5)

Ikhsan Khairu Rachman, 2014

Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Creativity is a form of giftedness that is owned by everyone, than education serves to enhance students' creativity. STS approach is learning to enhance students' creativity because the stages are in the creative processes. The main objective of this study was to determine the students' creativity enhancement after application of the STS approach to teaching physics. The study was conducted because the learning has not yet been emphasizing on giftedness creativity, but still insists on the level of giftedness intelligence (IQ). The method used in this study is the Pre-Experimental Design (nondesign) selected one of a quasi-experimental design, the one-group pre-test post-test design. The research data was collected through an essay test of creativity to see the average gain of the creativity of students before and after treatment with STS approach. This study hypothesized that there is an increase in the creativity of students after studying physics material with STS approach as the null hypothesis (H0) and there is an increase in the

creativity of students after studying physics material with STS approach as an alternative hypothesis (Ha). Hypothesis testing was performed using t-test at α 0.01. In this study, the data obtained that the average value of the students creativity in the tes awal of 93.28

with a GPA group of 31.62% and it’s less creative category and posttest for 221.28 with

a GPA group of 75.01% and it’s creative category, so that the average gain significantly at 128 with a N-gain of 0.61 on high category. After the T-test with a value tcount>ttable

concluded that the null hypothesis (H0) is rejected and the alternative hypothesis (Ha) is

accepted. tcount>ttable also means that the development of the creativity of students

increased significantly.


(6)

Ikhsan Khairu Rachman, 2014

Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... iError! Bookmark not defined.

LEMBAR PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.v UCAPAN TERIMAKASIH ... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.i DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iv

TABEL GAMBAR DAN DIAGRAM ... vi DAFTAR LAMPIRAN ... vii BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1.Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.2.Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3.Batasan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.4.Tujuan Penelitian... Error! Bookmark not defined. 1.5.Manfaat Penelitian... Error! Bookmark not defined. 1.6.Struktur Organisasi Skripsi ... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN TEORITIS ... Error! Bookmark not defined.

2.1 Pembelajaran dengan Pendekatan STS (Science, Technology, dan

Society) ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1 Konstruktivisme ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2 Pendekatan STS... Error! Bookmark not defined. 2.1.3 Fitur-Fitur STS ... Error! Bookmark not defined. 2.2 Kreativitas ... Error! Bookmark not defined. 2.2.1 Definisi Kreativitas ... Error! Bookmark not defined. 2.2.2 Faktor-Faktor Kreativitas ... Error! Bookmark not defined.


(7)

Ikhsan Khairu Rachman, 2014

Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.3 Keterkaitan Antara Pendekatan STS (Science, Technology, and

Society) dengan Kreativitas ... Error! Bookmark not defined.

BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. 3.1 Metode dan Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2 Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.3 Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.4 Definisi Operasional ... Error! Bookmark not defined. 3.5 Hipotesis Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.6 Prosedur Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.7 Teknik Pengambilan Data ... Error! Bookmark not defined.

3.8 Teknik Analisis Uji Coba Instrumen ... Error! Bookmark not defined.

3.9 Hasil Uji Coba Instrumen Tes ... Error! Bookmark not defined. 3.10Teknik Pengolahan Data ... Error! Bookmark not defined. 3.11Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .... Error! Bookmark not defined.

4.1 Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.1.1 Keterlaksanaan Pendekatan STS . Error! Bookmark not defined.

4.1.2 Tes Awal dan Tes Akhir Kreativitas ... Error! Bookmark not

defined.

4.1.3 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. 4.2 Pembahasan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.2.1 Keterlaksanaan Tahap-Tahap Pendekatan STSError! Bookmark

not defined.

4.2.2 Tes awal dan Tes Akhir Kreativitas ... Error! Bookmark not

defined.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined. 5.1 Kesimpulan... Error! Bookmark not defined. 5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined.


(8)

Ikhsan Khairu Rachman, 2014

Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Daftar Pustaka ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN-LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Strategi Konstruktivisme dalam Pembelajaran ... 9

Tabel 2.2. Perbandingan Pengajaran Secara Tradisional dan Pendekatan STS .... 15

Tabel 2.3. Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif ... 21

Tabel 3.1. Desain Penelitian One Group Tes awal-Postest Design ... 27

Tabel 3.2. Kategori validitas Butir Soal ... 31

Tabel 3.3. Kategori Reliabilitas Butir Soal ... 32

Tabel 3.4. Interpretasi Daya Pembeda ... 32

Tabel 3.5. Interpretasi Tingkat Kesukaran ... 33

Tabel 3.6. Rekapitulasi Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran, dan Daya Pembeda ... 34

Tabel 3.7 Interpretasi Keterlaksanaan Model ... 35

Tabel 3.8. Pemberian Skor Kreativitas ... 36

Tabel 3.9. Kategori IPK Kreativitas ... 38

Tabel 3.10. Interpretasi Nilai Gain yang Dinormalisasi (N-Gain) ... 40

Tabel 4.1. Persentase Keterlaksanaan Pendekatan STS ... 42

Tabel 4.2. Indeks Prestasi Kelompok (IPK) Kreativitas ... 46


(9)

Ikhsan Khairu Rachman, 2014

Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.4. Gain Skor Tes Kreativitas ... 47

Tabel 4.5. Gain Skor Faktor-Faktor Kreativitas... 48

Tabel 4.6. Hasil Uji Normalitas, Uji Homogenitas, dan Uji-t... 49

TABEL GAMBAR DAN DIAGRAM Gambar 4.1. Diagram Indeks Prestasi Kelompok Kreativitas ... 52

Gambar 4.2. Diagram Gain Skor Rata-Rata Tes Kreativitas ... 52

Gambar 4.3. Diagram Gain Skor Faktor-Faktor Kreativitas ... 53


(10)

Ikhsan Khairu Rachman, 2014

Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A. 1. Silabus... 52

Lampiran A. 2. RPP 1 ... 52

Lampiran A. 3. RPP 2 ... 52

Lampiran A. 4. LKS Energi Potensial ... 52

Lampiran A. 5. LKS Energi Terbarukan ... 52

Lampiran B. 1. Soal Kreativitas Studi Pendahuluan ... 52

Lampiran B. 2. Kisi-Kisi Soal Kreativitas Penelitian ... 52

Lampiran B. 3. Soal Kreativitas Penelitian ... 52

Lampiran B. 4. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pendekatan STS ... 52

Lampiran B. 5. a. Lembar Judgment Soal Kreativitas Essai ... 52

Lampiran B. 5. b. Lembar Judgment Soal Kreativitas Verbal ... 52


(11)

Ikhsan Khairu Rachman, 2014

Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lampiran C. 1. a. Validitas ... 52

Lampiran C. 1. b. Reliabilitas ... 52

Lampiran C. 1. c. Tingkat Kesukaran ... 52

Lampiran C. 1. d Daya Pembeda. ... 52

Lampiran C. 2. a. Hasil Observasi Keterlaksanaan Pendekatan STS Guru ... 52

Lampiran C. 2. b.Hasil Observasi Keterlaksanaan Pendekatan STS Siswa... 52

Lampiran C. 3. a. Hasil Tes Kreativitas Awal ... 52

Lampiran C. 3. b.Hasil Tes Kreativitas Akhir ... 52

Lampiran C. 4. a. Hasil Uji Normalitas ... 52

Lampiran C. 4. b. Hasil Uji Homogenitas ... 52

Lampiran C. 4. c. Hasil Uji-t ... 52

Lampiran C. 5. Hasil Analisis Data ... 52

Lampiran D. 1. Foto Kegiatan Penelitian... 52

Lampiran D. 2. Lembar Kesediaan Penilai Instrumen Penelitian ... 52

Lampiran D. 3. Lembar Perbaikan dari Penilai Instrumen ... 52

Lampiran D. 4. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari Sekolah ... 52

Lampiran D. 5. Lembar Hasil Observer ... 52


(12)

Ikhsan Khairu Rachman, 2014

Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(13)

Ikhsan Khairu Rachman, 2014

Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Ilmu pengetahuan kurang efektif jika disampaikan secara langsung dari pendidik kepada peserta didik. Sebagaimana yang diungkapkan Trianto (2007) bahwa IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur dan sebagainya. Ilmu pengetahuan alam (IPA) khususnya fisika harus menjadi penyelesai masalah pada kehidupan sehari-hari bukan sebagai penambah masalah yang dianggap sebagai mata pelajaran dengan banyaknya rumus dan teori sehingga fisika menjadi ilmu hafalan. Collete & Chiapetta (1994) menyatakan pendapatnya tentang sains, yaitu:

Science should viewed as a way thinking in the pursuit of understanding

nature, as the way investigation claim about phenomena, and as a body of

knowledge that has resulted from inquiry”.

Bahwa sains harus dipandang sebagai suatu cara berpikir dalam upaya memahami alam, sebagai suatu cara penyelidikan tentang gejala, dan sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang didapatkan dari proses penyelidikan. Oleh karena itu, peserta didik harus mempunyai kemampuan berpikir dan menyelidiki langsung terhadap gejala-gejala alam.

Kemampuan berpikir merupakan suatu karakteristik yang dianggap penting untuk dimasukan ke dalam kurikulum sekolah. Mengajarkan kemampuan berpikir secara eksplisit dan memadukannya dengan materi pembelajaran (kurikulum) dapat membantu para siswa untuk menjadi pemikir yang kritis dan kreatif secara efektif (Sutrisno: 2008). Kuswana (2011, hal. 23) juga berpendapat bahwa kemampuan berpikir sejalan dengan wacana meningkatkan mutu pendidikan melalui proses pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan tujuan atau hasil belajar.


(14)

2

Ikhsan Khairu Rachman, 2014

Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Munandar (2002, hal. 4) berpendapat bahwa tujuan pendidikan pada umumnya adalah menyediakan lingkungan yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya secara optimal. Keberbakatan tidak hanya diartikan sebagai orang yang memiliki tingkat kecerdasan (IQ) yang tinggi melainkan juga kreativitas atau berpikir kreatif, sehingga ia dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya, sesuai dengan kebutuhan pribadinya atau kebutuhan masyarakat. Sebagaimana penyelenggaraan pendidikan yang tertuang dalam Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB II Pasal 3 bertujuan untuk membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang: (1) beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan berkepribadian luhur; (2) berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif; (3) sehat, mandiri, dan percaya diri; dan (4) toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggung jawab.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan ke salah satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Bandung menggunakan instrumen tes essai kreativitas yang menekankan pada dimensi kognitif (berpikir kreatif) dan dikategorikan berdasarkan berpikir divergen menghasilkan rata-rata nilai 5.97 dari nilai maksimum 13. Rata-rata nilai tersebut dimasukan dalam persamaan 3.6 sebagai nilai indeks prestasi kelompok kreativitas sebesar 45.92% dengan kategori kurang kreatif sesuai tabel 3.8. Nilai tersebut diperoleh dari empat aspek berpikir

divergen, diantaranya kelancaran (fluency) dengan rata-rata nilainya 0.8 dari nilai

maksimum 2, keluwesan (flexibility) rata-rata nilainya 3.26 dari nilai maksimum 6, keaslian (originality) rata-rata nilainya 0.89 dari nilai maksimum 2, dan

penguraian (elaboration) rata-rata nilainya 1.03 dari nilai maksimum 3. Rata-rata

nilai keempat aspek berfikir divergen tersebut dimasukan dalam persamaan 3.6 sebagai nilai indeks prestasi kelompok kelancaran sebesar 40% dengan kategori kurang lancar sesuai tabel 3.8, nilai indeks prestasi kelompok keluwesan sebesar 54.33% dengan kategori kurang luwes sesuai tabel 3.8, nilai indeks prestasi kelompok keaslian sebesar 44.5% dengan kategori kurang asli sesuai tabel 3.8,


(15)

3

Ikhsan Khairu Rachman, 2014

Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan nilai indeks prestasi kelompok penguraian sebesar 34.33% dengan kategori kurang menguraikan sesuai tabel 3.8.

Supriadi (2001, hal. 16) mengasumsikan tentang kreativitas menjadi beberapa asumsi yang diangkat dari teori dan berbagai studi tentang kreativitas, salah satunya adalah setiap orang memiliki kemampuan kreatif dengan tingkat yang berbeda-beda. Tidak ada orang yang sama sekali tidak memiliki kreativitas dan yang diperlukan adalah bagaimanakah mengembangkan atau meningkatkan kreativitas tersebut. Devito 1971 halaman 213-216 (Supriadi, 2001, hal. 16) mengemukakan bahwa kreativitas merupakan suatu kemampuan yang dimiliki oleh setiap orang dengan tingkat yang berbeda-beda. Setiap orang lahir dengan potensi kreatif, dan potensi ini dapat dikembangkan dan dipupuk. Dalam nada

yang sama, Piers 1976 halaman 268 (Supriadi, 2001, hal. 16) mengemukakan “All

individuals are creative in diverse ways and different degrees”.

Kreativitas atau berpikir kreatif tentunya tidak dengan sendirinya meningkat atau berkembang, tetapi melewati beberapa langkah proses kreatif. Wallas 1926 (Munandar, 2002, hal. 27) menyampaikan langkah-langkah proses kreatif yang sampai sekarang masih banyak diterapkan dalam peningkatan kreativitas meliputi tahap persiapan, inkubasi, iluminasi, dan verifikasi.

Pendekatan pembelajaran yang memiliki langkah-langkah proses kreatif

adalah pendekatan science, technology, and society (STS). Dass 1999 (Raja,

2009) mengemukakan empat langkah kegiatan kelas dalam pendekatan STS. Keempat langkah pembelajaran tersebut adalah fase invitasi, eksplorasi, mengusulkan penjelasan dan solusi, dan mengambil tindakan. Fase invitasi sama dengan tahap persiapan pada proses kreatif, yaitu fase mengidentifikasi situasi dari berbagai macam persepsi siswa atau mempersiapakan diri untuk memecahkan masalah dengan belajar berpikir. Fase eksplorasi sama dengan tahap inkubasi dan tahap iluminasi pada proses kreatif, yaitu kegiatan mencari dan menghimpun data/ informasi tidak dilanjutkan yang pada akhirnya timbul wawasan dan inspirasi atau gagasan baru. Fase pengajuan penjelasan dan solusi sama dengan fase verifikasi


(16)

4

Ikhsan Khairu Rachman, 2014

Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pada proses kreatif, yaitu tahap ide atau kreasi baru dikomunikasikan dan meminta solusi sebagai pengujian terhadap realitas. McCormack dan Yager 1989 (Yager, 2006, hal. 249) mengembangkan taksonomi pembelajaran IPA pada pembelajaran dengan pendekatan STS menjadi lima domain, yaitu domain pengetahuan, domain proses sain, domain kreativitas, domain sikap, dan domain penerapan.

Oleh karena itu, kreativitas yang perlu diterapkan dalam kurikulum sekolah, tetapi masih kurang dimiliki peserta didik sesuai studi pendahuluan dapat ditingkatkan dengan fase-fase pendekatan STS. Berdasarkan hal tersebut penulis

tertarik untuk melakukan penelitian skripsi yang berjudul “Peningkatan

Kreativitas Siswa Setelah Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan STS (Science,

Technology, and Society)”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana peningkatan kreativitas siswa setelah diterapkan pendekatan STS pada pembelajaran fisika?

1.3. Batasan Masalah

Masalah yang dikembangkan pada penulisan ini perlu dibatasi agar lebih terarah dan memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah-masalah yang dikaji. Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, batasan masalahnya adalah

kreativitas didefinisikan berdasarkan salah satu dimensinya “the Four P’s of

Creativity” (Rhodes 1961 dalam Munandar, 2002: 20) yaitu produk. Kreativitas

yang diukur menekankan pada dimensi kognitif (berpikir kreatif) dan dikategorikan berdasarkan berpikir divergen yang mencakup lima aspek (Guilford dalam Supriadi, 2001: 7) yaitu: (1) fluency (berpikir lancar); (2) flexibility

(berpikir luwes); (3) originality (orisinalitas berpikir); (4) elaboration


(17)

5

Ikhsan Khairu Rachman, 2014

Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menilai (evaluation) tidak diukur karena terlalu tinggi buat siswa untuk membuat patokan penilaian dan menentukan suatu pertanyaan benar, suatu rencana sehat, atau suatu tindakan bijaksana.

1.4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan informasi tentang peningkatan kreativitas siswa setelah diterapkan

pendekatan STS (Science, Technology, and Society) pada pembelajaran fisika.

1.5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang pengaruh

pendekatan STS (Science, Technology, and Society) terhadap kreativitas siswa.

Berdasarkan hal tersebut penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat terutama:

1. Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Hasil penelitian ini dapat memberi sumbangan yang sangat berharga pada perkembangan ilmu pendidikan, terutama pada penerapan pendekatan STS untuk meningkatkan kreativitas siswa.

2. Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan bagi sekolah untuk memperbaiki praktik-praktik pembelajaran guru agar tidak hanya meningkatkan kognitif siswa melainkan krativitas juga ditingkatkan.

3. Bagi Siswa

Meningkatkan kreativitas siswa dalam menemukan pengetahuan dan

mengembangkan wawasan melalui pembelajaran dengan pendekatan

pembelajaran yang inovatif. 4. Bagi Guru atau Calon Peneliti

Sebagai sumber informasi dan referensi dalam pengembangan penelitian dan menumbuhkan budaya meneliti agar terjadi inovasi pembelajaran.


(18)

6

Ikhsan Khairu Rachman, 2014

Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Bagi Peneliti

Sebagai sarana belajar untuk mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan dengan terjun langsung sehingga dapat melihat, merasakan, dan menghayati apakah praktik-praktik pembelajaran yang dilakukan selama ini sudah efektif dan efisien.

1.6. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi dari penulisan skripsi ini terdiri dari pendahuluan, kajian teoritis, metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, dan kesimpulan. Bab 1 yaitu pendahuluan tentang latar belakang penelitian yang memaparkan konteks penelitian yang dilakukan, identifikasi perumusan masalah yang memuat identifikasi spesifik mengenai permasalahan yang akan diteliti, batasan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian yang memberikan gambaran mengenai nilai lebih atau kontribusi yang dapat diberikan oleh hasil peneliti yang dilakukan, dan struktur organisasi.

Bab II adalah bagian kajian pustaka/landasan teoretis yang memberikan konteks yang jelas terhadap topik atau permasalahan yang diangkat dalam

penelitian. Melalui kajian pustaka ditunjukkan the state of the art dari teori yang

sedang dikaji dan kedudukan masalah penelitian dalam bidang ilmu yang diteliti. Teori yang dikaji dalam penelitian ini adalah teori belajar, pendekatan science,

technology, and society (STS) dan konsep kreativitas.

Bab III tentang metode penelitian yang dilakukan, bagian ini merupakan bagian yang bersifat prosedural, yakni bagian yang mengarahkan pembaca untuk mengetahui bagaimana peneliti merancang alur penelitiannya dari mulai terdiri dari desain penelitian, subjek penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, hipotesis penelitian, prosedur penelitian, instrument penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

Bab IV ini menyampaikan dua hal utama, yakni (1) temuan penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dengan berbagai kemungkinan


(19)

7

Ikhsan Khairu Rachman, 2014

Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bentuknya sesuai dengan urutan rumusan permasalahan penelitian, dan (2) pembahasan temuan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya

Bab V ini berisi simpulan, implikasi, dan rekomendasi, yang menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian sekaligus mengajukan hal-hal penting yang dapat dimanfaatkan dari hasil penelitian tersebut.


(20)

Ikhsan Khairu Rachman, 2014

Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif dengan metode

Pre-Experimental Design (nondesign). Pada penelitian ini dipilih salah satu

rancangan kuasi eksperimen, yaitu one-group pre-test post-test design. Dalam

design ini, kelompok tidak diambil secara acak atau pasangan, juga tidak ada kelompok pembanding, tetapi diberi tes awal sebelum perlakuan, kemudian

dilanjutkan perlakuan dengan menggunakan pendekatan STS dan terakhir

diberikan tes akhir dengan menggunakan instrumen yang sama seperti pada tes

awal. Desain penelitian digambarkan pada tebel 3.1.

Tabel 3.1. Desain Penelitian One Group Tes awal-Postest Design Tes awal Perlakuan Tes akhir

O1 X O2

(Sugiyono, 2013, hal. 111) Keterangan:

O1 = nilai tes awal (sebelum diberi perlakuan)

O2 = nilai posttest (sesudah diberi perlakuan)

3.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa VII.4 di sekolah penelitian yang dipilih

secara sampling purposive, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu (Sugiyono, 2013, hal. 120). Pertimbangan yang diambil karena sampel merupakan kelas yang keberbakatan intelegensinya (IQ) tinggi di sekolah tersebut sehingga cocok untuk diteliti keberbakatan kreativitasnya.


(21)

28

Ikhsan Khairu Rachman, 2014

Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.3 Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel

terikat. Variabel bebas pada penelitian ini merupakan perlakuan pembelajaran

yang dilakukan kepada siswa untuk mengubah variabel terikat. Sedangkan variabel terikat pada penelitian ini merupakan dampak yang diharapkan meningkat setelah pemberian perlakuan.

Variabel bebas : Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan STS (Science,

Technology, and Society).

Variabel terikat : Peningkatan Kreativitas Siswa.

3.4 Definisi Operasional

1. Pendekatan STS (Science, Technology, and Society)

STS (Science, Technology, and Society) adalah pendekatan pembelajaran

berbasis sains yang diimplementasikan pada teknologi yang sering digunakan oleh masyarakat. Taksonomi STS dikembangkan menjadi lima domain, salah satunya adalah domain kreativitas. Pendekatan STS memiliki empat fase pembelajaran, yaitu fase invitasi atau undangan atau inisiasi, eksplorasi, mengusulkan penjelasan dan solusi, dan mengambil tindakan. Keterlaksanaan langkah pembelajaran

dengan pendekatan STS ini ditentukan dengan cara melakukan

observasi/pengamatan yang dilakukan oleh observer pada saat pembelajaran berlangsung dengan mengisi lembar observasi yang telah disediakan.

2. Kreativitas

Definisi kreativitas yang diambil dalam penelitian ini penekanan pada salah satu dimensi yaitu produk. Kreativitas diukur menggunakan tes essai kreativitas

yang mencakup empat aspek diantaranya kelancaran (fluency), keluwesan

(flexibility), keaslian (originality), dan penguraian (elaboration). Indikator

kreativitas atau kemampuan berpikir kreatif yang diukur dalam penelitian yaitu, mengajukan banyak pertanyaan, menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada pertanyaan, dan mempunyai banyak gagasan mengenai suatu masalah untuk aspek


(22)

29

Ikhsan Khairu Rachman, 2014

Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelancaran; memberikan aneka penggunaan yang tidak lazim terhadap suatu objek dan memberikan bermacam-macam penafsiran terhadap suatu gambar, cerita, atau masalah untuk aspek keluwesan; memikirkan masalah-masalah atau hal yang tidak terpikirkan orang lain dan lebih senang mensintesis dari pada menganalisis situasi untuk aspek keaslian; dan Mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain untuk aspek penguraian. Analisis data yang dicari dari skor tes kreativitas atau kemampuan berpikir kreatif adalah peningkatannya yang diperoleh dari analisis gain ternormalisasi.

3.5 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori yang telah dipaparkan, penulis membuat hipotesis

penelitian yang selanjutnya diuji menggunakan uji-t. Hipotesis pada penelitian ini

terdiri dari dua hipotesis, yaitu:

Hipotesis kerja (H0) : Tidak terdapat peningkatan kreativitas siswa

setelah belajar materi fisika dengan pendekatan

STS (Science, Technology, and Society).

Hipotesis alternatif (Ha) : Terdapat peningkatan kreativitas siswa setelah

belajar materi fisika dengan pendekatan STS

(Science, Technology, and Society).

3.6 Prosedur Penelitian

Langkah-langkah dalam penelitian digambarkan dalam diagram berikut ini. Penyusunan proposal penelitian Perumusan masalah Studi pendahuluan dengan tes uraian kreativitas Melakukan studi literatur tentang variabel-variabel penelitian Judgment instrumen Penyusunan instrumen penelitian Penyusunan perangkat pembelajaran Seminar proposal Revisi instrumen Uji coba instrumen Analisis uji coba instrumen Tes Awal


(23)

30

Ikhsan Khairu Rachman, 2014

Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Diagram 3.1. Alur Penelitian

3.7 Teknik Pengambilan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang dilakukan untuk memperoleh data-data yang mendukung pencapaian tujuan penelitian. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data dilakukan terhadap data sekunder dan data primer.

1. Data Primer

Data primer adalah data kreativitas siswa menggunakan tes uraian kreativitas yang mengukur aspek fluency (berpikir lancar), flexibility (berpikir luwes), originality (orisinalitas berpikir), dan elaboration (penguraian). Instrumen

Analisis data Tes Akhir Perlakuan

dengan pendekatan

STS Pengukuran

peningkatan kreativitas

siswa

Kesimpulan Penyusunan laporan


(24)

31

Ikhsan Khairu Rachman, 2014

Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk mengumpulkan data primer dapat dilihat pada lampiran B.3 dan data hasil penelitian dapat dilihat pada lampiran C. 4 dan lampiran C. 5.

2. Data Sekunder

Data sekunder berupa keterlaksaan pembelajaran pendekatan STS (Science,

Technology, and Society). Data keterlaksanaan pembelajaran pendekatan STS

berupa daftar isian yang diisi oleh observer untuk mengamati secara langsung keterlaksanaan pemebelajaran di kelas. Instrumen observasi keterlaksanaan

pembelajaran berbentuk checklist (√), artinya observer hanya memberikan tanda

checklist jika kategori yang dimaksudkan dalam format observasi terlaksana.

Selain itu, pada format observasi juga memuat keterangan supaya observer dapat memberi penjelasan tentang keadaan yang teramati. Instrumen untuk mengumpulkan data sekunder dapat dilihat pada lampiran B.4 dan data hasil penelitiannya dapat dilihat pada lampiran C. 3.

3.8 Teknik Analisis Uji Coba Instrumen

Untuk mendapatkan data yang benar dan dapat menggambarkan kemampuan subjek penelitian dengan tepat maka diperlukan alat (instrumen tes) yang baik pula. Dalam penelitian ini, sebelum instrumen tes dipakai dalam penelitian, instrumen tes terlebih dulu diujicobakan ke kelas yang berada di sekolah tempat penelitian dilaksanakan. Data hasil uji coba tes kemudian dianalisis untuk mendapatkan keterangan mengenai layak atau tidaknya instrumen tes dipakai dalam penelitian.

Analisis uji coba instrumen meliputi uji validitas, uji reliabilitas, uji kesukaran, dan uji daya pembeda sebagai berikut:

3.8.1 Validitas

Nilai validitas tes butir soal ini didapat dengan mengorelasikan skor hasil uji coba tiap butir soal dengan skor totalnya. Nilai validitas dihitung dengan

menggunakan rumus korelasi produk momen memakai angka kasar (row score).


(25)

32

Ikhsan Khairu Rachman, 2014

Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

  

 

2 2

2

 

2

Y Y N X X N Y X XY N rxy       

… (1)

Keterangan:

: Koefisien korelasi antara variabel X dan Y

N : Banyaknya siswa uji coba

: Skor tiap butir soal : Skor total tiap butir soal

Interpretasi nilai dapat dikategorikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.2. Kategori Validitas Butir Soal Koefisien validitas (rxy) Interpretasi

0.81 – 1.00 sangat tinggi

0.61 – 0.80 Tinggi

0.41 – 0.60 Sedang

0.21 – 0.40 Rendah

0.00 – 0.20 sangat rendah

(Arikunto, 2009, hal. 75) 3.8.2 Reliabilitas

Untuk menghitung koefisien reliabilitas bentuk uraian dikenal dengan rumus Alpha, seperti dibawah ini:

1

11

n

n

r

     

2 2 1 t i S S …(2) keterangan:

: Koefisien reliabilitas : Banyak butir soal (item)

: Jumlah varians skor setiap item : Varians skor total


(26)

33

Ikhsan Khairu Rachman, 2014

Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah didapat harga koefisien reliabilitas maka harga tersebut diinterpretasikan terhadap kategori tertentu yang terdapat pada tabel 3.3 berikut.

Tabel 3.3. Kategori Reliabilitas Butir Soal Koefisien Reliabilitas Interpretasi

≤ 0,20 Derajat reliabilitas sangat rendah

0,20 < ≤ 0,40 Derajat reliabilitas rendah

0,40 < ≤ 0,60 Derajat reliabilitas sedang

≤ 0,80 Derajat reliabilitas tinggi ≤ 1,00 Derajat reliabilitas sangat tinggi

(Arikunto, 2009, hal. 75)

3.8.3 Daya Pembeda

Untuk menghitung daya pembeda tiap item soal essai, terlebih dahulu ditentukan skor total siswa dari siswa yang memperoleh skor tinggi ke rendah. Kemudian ambil 27% dari kelompok atas dan 27% dari kelompok bawah.

...(3)

keterangan:

Xu = skor rata-rata (mean) kelompok tinggi XL = skor rata-rata (mean) kelompok rendah

X = Skor maksimal

Nilai daya pembeda (DP) yang diperoleh, kemudian diinterpretasikan pada

kategori berikut ini :

Tabel 3.4. Interpretasi Daya Pembeda


(27)

34

Ikhsan Khairu Rachman, 2014

Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DP ≤ 0.20 Buruk

0.20 < DP ≤ 0.40 Cukup 0.40 < DP ≤ 0.70 Baik

DP > 0.70 Baik Sekali

Arikunto (2012, hal. 232)

3.8.4 Tingkat Kesukaran (TK)

Untuk menginterpretasikan TK tiap item soal essai tiap tahap dilakukan dengan interpretasi terhadap standar TK yaitu:

TK =

S X

...(4) dengan :

TK = Indeks tingkat kesukaran tes bentuk essai

X = Rata-rata nilai siswa perbutir soal S = Skor maksimum

Tabel 3.5. Interpretasi Tingkat Kesukaran

Nilai TK Interpretasi

TK ≤ 0.3 Sukar

0.3 < TK ≤ 0.7 Sedang

TK > 0.7 Mudah

Arikunto (2012, hal. 225)

3.9 Hasil Uji Coba Instrumen Tes

Untuk memperoleh instrument tes yang baik maka tes tersebut harus diuji cobakan terlebih dahulu. Uji coba ini dilakukan kepada siswa SMP kelas IX di sekolah penelitian yang telah terlebih dahulu mempelajari materi yang dijadikan pokok bahasan dalam penelitian. Instrumen yang diuji coba berupa tes berbentuk essai kreativitas sebanyak 27 soal.

Data primer hasil uji coba kemudian dianalisis validitasnya pada persamaan 1, reliabilitasnya pada persamaan 2, tingkat kesukaran pada persamaan 3, dan


(28)

35

Ikhsan Khairu Rachman, 2014

Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

daya pembeda pada persamaan 4. Selanjutnya hasil validitasnya diinterpretasikan sesuai tabel 3.2, hasil reliabilitasnya diinterpretasikan sesuai tabel 3.3, hasil tingkat kesukarannya diinterpretasikan sesuai tabel 3.4, dan hasil daya pembedanya diinterpretasikan sesuai tabel 3.5. Analisis validitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda dilakukan pada setiap butir soal, tetapi reliabitas

dilakukan pada seluruh butir soal dengan menggunakan software Microsoft Excel.

Hasil rekapitulasi validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda terdapat pada tabel 3.6 berikut.

Tabel 3.6. Rekapitulasi Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran, dan Daya Pembeda

Jenis Tes

No Soal

Validitas Reliabilitas Tingkat

Kesukaran Daya Pembeda Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori

Essai

1 0.55 Sedang

0.74 Tinggi

0.31 Sedang 0.26 Cukup

2 0.18 Sangat

Rendah 0.23 Susah 0.13 Buruk

3 0.40 Sedang 0.32 Sedang 0.20 Cukup

Menyebutkan nama

1 0.45 Sedang 0.53 Sedang 0.17 Buruk

2 0.30 Rendah 0.36 Sedang 0.22 Cukup

3 0.24 Rendah 0.57 Sedang 0.13 Buruk

4 0.16 Sangat

rendah 0.43 Sedang 0.05 Buruk

Ekspresional

1 0.00 Sangat

rendah 0.26 Sudah 0.04 Buruk

2 0.20 Rendah 0.33 Sedang 0.15 Buruk

3 0.50 Sedang 0.61 Sedang 0.29 Cukup

4 0.43 Sedang 0.54 Sedang 0.30 Cukup

Ideasional

1 0.57 Sedang 0.17 Susah 0.33 Cukup

2 0.36 Rendah 0.13 Susah 0.28 Cukup

3 0.11 Sangat

rendah 0.03 Susah 0.00 Buruk

4 0.11 Sangat

rendah 0.03 Susah 0.00 Buruk

Jenis Tes

No

Soal Validitas Reliabilitas

Tingkat


(29)

36

Ikhsan Khairu Rachman, 2014

Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori

Sifat-sifat yang sama

1 0.64 Tinggi

0.74 Tinggi

0.51 Sedang 0.40 Cukup

2 0.53 Sedang 0.40 Sedang 0.25 Cukup

3 0.48 Sedang 0.39 Sedang 0.19 Buruk

4 0.59 Sedang 0.37 Sedang 0.25 Cukup

Penggunaan luar biasa

1 0.60 Tinggi 0.34 Sedang 0.49 Baik

2 0.34 Rendah 0.35 Sedang 0.24 Cukup

3 0.39 Sedang 0.38 Sedang 0.25 Cukup

4 0.42 Sedang 0.34 Sedang 0.22 Cukup

Apa akibatnya

1 0.37 Rendah 0.43 Sedang 0.24 Cukup

2 0.47 Sedang 0.53 Sedang 0.27 Cukup

3 0.00 Sangat

rendah 0.64 Sedang 0.02 Buruk

4 0.14 Sangat

rendah 0.50 Sedang 0.14 Buruk

Dari hasil rekapitulasi pada tabel 3.6, dapat diketahui bahwa instrumen ini mempunyai validitas sebanyak 7.41% kategori tinggi, 44.44% kategori sedang, 22.22% kategori rendah, dan 25.93% kategori sangat rendah. Berdasarkan data reliabilitas memiliki nilai reliabilitas sebesar 0.74 dengan kategori tinggi. Berdasarkan tingkat kesukaran sebanyak 77.8% kategori sedang dan 22.22% kategori susah. Berdasarkan daya pembeda sebanyak 3.70% kategori baik, 55.56% kategori cukup, dan 40.74% kategori jelek. Rekapitulasi tersebut menjadi acuan untuk memperbaiki soal yang memiliki validitas kategori rendah dan sangat rendah. Setelah dilakukan analisis perbaikan, semua soal instrumen digunakan kembali untuk menilai kreativitas siswa.

3.10 Teknik Pengolahan Data 3.10.1 Data Hasil Observasi

Untuk mendeskripsikan hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran, langkah-langkah yang ditempuh adalah memberikan skor 1 untuk tahapan pembelajaran yang terlaksana dan skor 0 untuk tahapan yang tidak terlaksana, setelah itu jumlahkan skor keterlaksanaan tahapan pembelajaran kemudian tentukan persentase keterlaksanaannya dengan persamaan:


(30)

37

Ikhsan Khairu Rachman, 2014

Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

… (5) Untuk mengetahui kategori keterlaksanaan pendekatan pembelajaran pada setiap pertemuan maka data hasil observasi diolah menjadi dalam bentuk persentase dengan interpretasi yang tercantum dalam tabel 3.7.

Tabel 3.7. Interpretasi Keterlaksanaan Pembelajaran % Kategori Keterlaksanaan

Pembelajaran Interpretasi

0 % - 20 % Sangat kurang

21 % - 40 % Kurang

41 % - 60 % Cukup

61 % - 80 % Baik

81 % - 100 % Sangat baik

(Mulyadi dalam Raningsih, 2011)

3.10.2 Data Hasil Tes Uraian

Instrumen tes digunakan untuk memperoleh data kuantitatif berupa hasil tes untuk mengukur kreativitas siswa. Data dalam penelitian ini diperoleh dengan

membandingkan hasil tes awal dan tes akhir. Adapun langkah-langkah analisis

data tes ini adalah sebagai berikut:

1. Pemberian Skor Kreativitas

Tabel 3.8. Pemberian Skor Kreativitas

NO Aspek

KBK Jenis Tes

No

Soal Skor

1 Kelancaran

Essai 1,2,3 1. Setiap jawaban atau pertanyaan diberi

skor 1 jika berhubungan dengan energi, baik secara langsung atau tidak

langsung Menyebutkan

nama 1,2,3,4


(31)

38

Ikhsan Khairu Rachman, 2014

Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ideasional 1,2,3,4 2. Setiap jawaban atau pertanyaan diberi

skor 0 jika berhubungan dengan energi Sifat-sifat yang

sama 1,2,3,4

Penggunaan luar 1,2,3,4

NO Aspek

KBK Jenis Tes

No

Soal Kategori

1 Kelancaran Apa akibatnya 1.2.3.4

1. Setiap jawaban atau pertanyaan diberi

skor 1 jika berhubungan dengan energi, baik secara langsung atau tidak

langsung

2. Setiap jawaban atau pertanyaan diberi

skor 0 jika berhubungan dengan energi

2 Keluwesan

Essai 1,2,3 1. Jawaban atau pertanyaan diberi skor

berdasarkan jumlah kategori yang berbeda yang berhubungan dengan energi, baik secara langsung atau tidak langsung

2. Jawaban atau pertanyaan tidak diberi

skor jika kategorinya tidak berhubungan dengan energi

Sifat-sifat yang

sama 1,2,3,4

Penggunaan luar

biasa 1,2,3,4

Apa akibatnya 1,2,3,4

3 Keaslian

Essai 1,2,3 1. Setiap jawaban atau pertanyaan diberi

skor 1 jika jawaban atau pertanyaan diberikan oleh 10% atau lebih

responden

2. Setiap jawaban atau pertanyaan diberi

skor 2 jika jawaban atau pertanyaan Sifat-sifat yang

sama 1,2,3,4

Penggunaan luar


(32)

39

Ikhsan Khairu Rachman, 2014

Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Munro, 2004, hal. 3)

2. Menghitung Skor Rata-Rata Setiap Aspek Kreativitas

Skor yang telah diperoleh kemudian dirata-ratakan berdasarkan aspek kreativitas.

3. Menghitung besarnya IPK

Rata-rata skor kemudian dihitung persentasenya sehingga persentase ini dinyatakan dalam IPK (Indeks Prestasi Kelompok)

IPK =

SMI x

x 100% …(6)

dengan:

IPK = Indeks Prestasi Kelompok

X = rata-rata skor setiap aspek afektif

Apa akibatnya 1,2,3,4

diberikan oleh 5% sampai 9% responden

3. Setiap jawaban atau pertanyaan diberi

skor 3 jika jawaban atau pertanyaan diberikan oleh 2% sampai 4%

responden

4. Setiap jawaban atau pertanyaan diberi

skor 4 jika jawaban atau pertanyaan diberikan kurang dari 2% responden

NO Aspek

KBK Jenis Tes

No

Soal Skor

4 Penguraian

Essai 1,2,3.3 1. Jawaban atau pertanyaan diberi skor 1

untuk setiap gagasan tambahan yang tidak diberikan pada instruksi.

2. Gagasan tambahan bisa berupa solusi

atau kemungkinan keadaan lain yang dipikirkan responden


(33)

40

Ikhsan Khairu Rachman, 2014

Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

SMI = skor ideal

4. Mengategorikan Indeks Prestasi Kelompok (IPK)

Setelah didapat nilai dari persamaan 6, selanjutnya dikategorikan seperti yang disajikan pada Tabel 3.8.

Tabel 3.9. Kategori IPK

Kategori IPK Interpretasi

90,00 % – 100,00 % Sangat kreatif

75,00 % – 89, 99 % Kreatif

55,00 % - 74,99 % Cukup kreatif

31,00 % - 54,99 % Kurang kreatif

0,00 % - 30,99 % Sangat kurang kreatif

(Panggabean, 1996) 3.10.3 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan pada rata-rata skor tes akhir karena pada penelitian ini yang dilihat adalah peningkatan kreativitas siswa sebelum dan sesudah perlakuan. Pengujian ini dilakukan untuk menentukan uji statistik yang akan digunakan selanjutnya. Pengujian dilakukan dengan menggunakan tes kecocokan

chi kuadrat dengan langkah-langkah sebagai berikut (Panggabean, 2001, hal. 36),

yaitu:

a. Menentukan banyak kelas (k) dengan rumus:

k = 1 + 3.3 logn

b. Menentukan panjang kelas (p) dengan rumus:

c. Menghitung z skor untuk batas kelas interval dengan menggunakan rumus:


(34)

41

Ikhsan Khairu Rachman, 2014

Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Menentukan frekuensi ekspektasi (Ei) = Ei = n x l

f. Menghitung X2dengan rumus:

…(7)

g. Mengonsultasikan harga X2 dari hasil perhitungan dengan tabel chi-kuadrat:

X2hitung <X2tabel, berarti data terdistribusi normal

X2hitung >X2tabel, berarti data tidak terdistribusi normal

dengan:

n = Banyaknya sampel

= Rata-rata nilai

SD = Standar deviasi

l = Luas kelas interval

l1 = Luas daerah batas bawah

kelas interval

l2 = Luas daerah batas atas kelas

interval

Oi = Frekuensi observasi

Ei = Frekuensi ekspektasi


(35)

42

Ikhsan Khairu Rachman, 2014

Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.10.4 Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas dilakukan dengan menggunakan distribusi F. langkah-langkah yang ditempuh dalam uji homogenitas adalah sebagai berikut (Panggabean, 2001, hal. 137), yaitu:

a. Menguji homogenitas variansi dengan rumus:

…(8)

b. Menentukan nilai F dari tabel distribusi frekuensi dengan drajat kebebasan:

c. Menentukan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F dari tabel, jika:

Fhitung <Fabel, berarti varians homogen

Fhitung >Fabel, berarti varians tidak homogen

dengan:

= variansi yang lebih besar = variansi yang lebih kecil 3.10.5 Uji Hipotesis

Uji perbedaan tes kreativitas siswa sebelum dan sesudah penerapan

pendekatan STS dilakukan dengan menggunakan uji-t. Uji-t digunakan apabila

data skor tes kreativitas sebelum dan sesudah pendekatan STS berdistribusi

normal dan memiliki variansi yang homogen. Uji-t ini dilakukan untuk

mengetahui apakah data tes kreativitas yang diperoleh sebelum dan sesudah pendekatan STS mempunyai perbedaan yang signifikan atau tidak.

Uji-t dicari dengan mencari harga thitung dari skor tes kreativitas sebelum dan sesudah pendekatan STS dengan menggunakan rumus (Arikunto, 2006, hal. 306):

…(9) dengan:

Md = Mean skor tes awal dan akhir

N = Jumlah siswa


(36)

43

Ikhsan Khairu Rachman, 2014

Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil yang diperoleh dikonsultasikan pada tabel distribusi t untuk tes dua ekor. Jika thitung < ttabel maka disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara skot tes kreativitas sebelum dan sesudah penerapan pendekatan STS. Adapun cara untuk mengonsultasikan thitung dengan ttabel adalah:

a. Menentukan drajat kebebasan dk= N – 1

b. Melihat tabel distribusi t untuk tes dua ekor pada taraf signifikansi tertentu, misalnya pada taraf 0.01 atau interval kepercayaan 99%. Bila pada t yang diinginkan tidak ada maka digunakan interpolasi.

c. Bila thitung < ttabel maka disimpulkan H0 diterima, bila kesimpulan yang

diperoleh menghasilkan H0 ditolak maka terdapat perbedaan yang signifikan

antara skor tes kreativitas sebelum dan sesudah penerepan pendekatan STS.

3.11 Teknik Analisis Data

Peningkatan dalam penelitian ini hanya dibatasi pada pengertian perubahan kreativitas siswa saat sebelum dan sesudah pembelajaran yang ditentukan berdasarkan rata-rata gain skor yang dinormalisasi (<g>), yaitu perbandingan dari skor gain aktual dengan skor gain maksimum. Skor gain aktual yaitu skor gain

yang diperoleh siswa dari selisih skor tes awal dan tes akhir sedangkan skor gain

maksimum yaitu skor gain tertinggi yang mungkin diperoleh siswa.

Rata-rata gain yang dinormalisasi (<g>) (Hake, 1998, hal. 3) dinyatakan oleh persamaan sebagai berikut :

…(10) keterangan:

<g>: Rata-rata gain yang dinormalisasi <Sf> : Rata-rata skor tes akhir

<Si> : Rata-rata skor tes awal

Nilai ini kemudian diinterpretasikan ke dalam klasifikasi berikut: Tabel 3.10. Interpretasi Nilai Gain yang Dinormalisasi


(37)

44

Ikhsan Khairu Rachman, 2014

Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(g) ≥ 0.7 Tinggi

0.7> (g) ≥ 0.3 Sedang

(g) < 0.3 Rendah


(38)

Ikhsan Khairu Rachman, 2014

Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan data hasil penelitian, pengolahan, dan analisis data, peneliti dapat menyimpulkan bahwa peningkatan kreativitas siswa setelah diterapkan pendekatan STS pada pembelajaran fisika berkategori sedang.

5.2 Saran

Beberapa saran yang diajukan terkait dengan penelitian yang telah dilakukan diantaranya sebagai berikut:

1. Perlu adanya referansi tambahan yang memperkuat hubungan proses kreatif

dengan tahap-tahap pembelajaran dengan pendekatan STS.

2. Sebelum melakukan penelitian terkait pendekatan STS maka peneliti harus

mempunyai pengalaman melakukan tahap-tahap pembelajaran dengan pendekatan STS.

3. Peneliti perlu memantau kerjasama dan komunikasi antar peserta didik


(39)

59

Ikhsan Khairu Rachman, 2014

Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Daftar Pustaka

Amarin, Nidal Zaki & Ghishan Rima Issa. 2013. Learning With Technology From a Constructivist Point of View. Jordan. International Journal of Bussines, Humanities, and Technology. Vol. 3 No. 1.

Ameh, Catherine. Science Technology and Society. Nigeria. School of education.

Ayan, Jordan E. 2002. Bengkel Kreativitas: 10 Cara Menemukan Ide-Ide

Pamungkas/Jordan E. Ayan: Penerjemah, Ibnu Setiawan. Bandung.

Kaifa.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta.

PT. Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta.

Bumi Aksara.

Arikunto, S. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta. Bumi

Aksara.

Collette, Alfred T. & Chiappetta Eugene L. 1994. Science Instruction in the Middle and Secondary Schools. New York: MacMillan Publishing. Christensen, Bo T. 2002. The Creativity Process and Reality. Institut for

Statskundskab.

Dass, Pradeep M. 2005. Using a Science/Technology/ Society Approach To Prepare Reform-Oriented Science Teacher: The Case of a Secondary Science Methode Course. Issu In The Science Teacher. Appalachian State University.

Diki, diki. 2013. Creativity for Learning Biology in Higher Education. Lux: A Journal of Transdisciplinary Writing and Research from Claremont Graduate University: Vol. 3: Iss. 1, Article 3.

Fajar, A. 2009. Portofolio dalam Pembelajaran IPS. Bandung. PT Remaja


(40)

60

Ikhsan Khairu Rachman, 2014

Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Fakso, Daniel. 2001. Education and Creativity. Bowling Green State University. Creativity Research Journal: Vol. 13, Nos. 3&4, 317-327. Hake, Richard R. 1998. Analizyng Change/Gain Score. USA: Dept. Of

Physics. Indiana University.

Hadzigeorgiou, Y. at al. 2012. Thinking About Creativity in Science Education. Creativity Education, vol. 3, No. 5, 603-611.

Montuori A. 2011. Social Psychology. In: Runco MA, and Pritzker SR (eds.) Encyclopedia of Creativity, Second Edition, vol. 2, pp. 345-351 San Diego: Academic Press.

Raningsih, I. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

sebagai Upaya Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan

Prestasi Belajar Fisika SMS. Skripsi Sarjana Pada FPMIPA UPI:

Tidak diterbitkan.

Joyce, B. 2009. Model of Teaching. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Kuswana, Wowo Sunaryo. 2011. Taksonomi Berpikir. Bandung. PT Remaja

Rosdakarya.

Lunenburg, Fred C. 2011. Critical Thinking and Contstructivism Techniques for Improving Student Achievement. Sam Houston State University. National Forum Of Teacher Educational Journal. Vol. 21, No. 3. Mai, M. Yousef. 2011. Science, technology and society (STS) issues

priorities of secondary school students and physics teachers in Yemen. IETEC11. Turki.

Mansour, N. 2009. Science-Technology- Society (STS): A new paradigm in

Science Education. Bulletin of science, technology and society. 29(4),

287-297. DOI: 10.1177/0270467609336307

Menkel. Carrie. 2001. Aha? Is Creativity Possible in Legal Problem Solving and Teachable in Legal Education? 6 Harv. Negot. L. Rev. 97-144.

Munandar, U. 1987. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah.

Jakarta: Gramedia.


(41)

61

Ikhsan Khairu Rachman, 2014

Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Munandar, U. 2009. Pengembangan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah.

Jakarta: Gramedia.

Munro, J. 2004. Insights Into The Creativity Process Thinking Skills Models Of Creativity. Accessed in PDF Files. [online]. Tersedia: https://students.education.unimelb.edu.au/selage/pub/readings/creativi ty/UTC_Assessing__creativity_.pdf [8 Desember 2014].

Othman, Norasmah. Harinder. Poo. Noorasiah. 2012. Globalization and The Trend in Demand for Higher Education in Malaysia. International Journal Of Eduvation and Information Technology. Issue 1, Vol. 6.

Panggabean, L.P. 1996. Penelitian Pendidikan. Bandung: Jurusan Pendidikan

Fisika FPMIPA UPI Bandung.

Panggabean, L.P. 2001. Statistika Dasar. Bandung: Jurusan Pendidikan

Fisika FPMIPA UPI Bandung.

Raja, Kenneth P. 2009. Examintion of the science-technology-society with

curriculum approach. [online]. Tersedia:

http://www.cedu.niu.edu/scied/courses/ciee344/course files_king/sts_reading.htm [12 Mei 2013].

Sternberg, R. J. 2006. The Nature of Creativity. Creativity Research Journal 2006, Vol. 18, No. 1, 87–98.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Alfabeta. Bandung.

Supriadi, D. 1994. Kreativitas, Kebudayaan & Perkembangan Iptek.

Alfabeta. Bandung.

Supriadi, D. 2001. Kreativitas, Kebudayaan & Perkembangan Iptek.

Bandung. CV Alfabeta.

Sutrisno, J. 2008. Menggunakan Keterampilan Berpikir Untuk Meningkatkan

Mutu Pembelajaran. [online]. Tersedia:


(42)

62

Ikhsan Khairu Rachman, 2014

Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi

Konstruktivistik. Jakarta. Prestasi Pustaka.

Ultanir, Emel. 2012. An Epistemological Glance At The Constructivist Approach: Constructivist Learning In Dewey, Piaget, and Mentessori. Turkey. International Journal of Instruction. Vol. 5, No.2.

Widyatiningtyas, Reviandari. 2009. Pembentukan Pengetahuan Sains,

Teknologi dan Masyarakat dalam Pandangan Pendidikan IPA.

Educare: Jurnal Pendidikan dan Budaya. [online]. Tersedia:

http://educare.e-fkipunla.net [12 Mei 2013].

Yager, R. E. 1991. The constructivist learning model: Towards real reform in

science education. Science Teacher. 58 (6), 52-57. [Online]. Tersedia:

http://books.google.co.id/books?id=LInZfhospj4C&pg=PA15&lpg=P A15&dq=yager,+R.+E.+1991.+The+constructivist+learning+model:+ Towards+real+reform+in+science+education.+Science+Teacher.+58+ %286%29,+52-57.&source=bl&ots=PwoTKy15Oe&sig=bwoBF-B zd

TC2P-L2yeoD0eixERo&hl=id&sa=X&ei=XndyVIDLBMWPuASR6

4KICw&ved=0CDAQ6AEwAg#v=onepage&q=yager%2C%20R.%2 0E.%201991.%20The%20constructivist%20learning%20model%3A %20Towards%20real%20reform%20in%20science%20education.%2 0Science%20Teacher.%2058%20(6)%2C%2052-57.&f=false [9 September 2013].

Yager, Robert E. 1992. The Status of Science - Technology - Society Reform. Educare: International Council of Assoclations for Science Education. Yager, Stuart O. dkk. 2006. The Advantages of an STS Approach Over a

Typical Textbook Dominated Approach in Middle School Science.

Educare: School science and mathematics Education.

Yager, Robert E. dkk. 2007. What Result Indicate Concerning The Successes with STS Instruction. ProQuest Agriculture Journal. Vol. 16, No. 1. Yager, Robert E. 2008. Comparison of Student Learning Outcomes in Middle

School Science Classes with an STS Approach and a Typical Textbook Dominated Approach. Educare: RMLE Online—Volume 31, No. 7.


(43)

63

Ikhsan Khairu Rachman, 2014

Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Yager, Robert E. dkk. 2009. A Comparison of Student Learning in STS vs

Those in Directed Inquiry Classes. Educare: Electronic Journal of

Science Education. Vol. 13, No. 2.

Yager, Robert E. dkk. 2009. Comparing Science Learning Among 4th-, 5th-,

and 6th- Grade Student: STS Versus Textbook-Based Instruction.

Western Illinois University. Journal of Elementary Science Education, Vol. 21, No. 2 (Spring 2009), pp. 15-24.

_____,Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasiona


(1)

Ikhsan Khairu Rachman, 2014

Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan data hasil penelitian, pengolahan, dan analisis data, peneliti dapat menyimpulkan bahwa peningkatan kreativitas siswa setelah diterapkan pendekatan STS pada pembelajaran fisika berkategori sedang.

5.2 Saran

Beberapa saran yang diajukan terkait dengan penelitian yang telah dilakukan diantaranya sebagai berikut:

1. Perlu adanya referansi tambahan yang memperkuat hubungan proses kreatif dengan tahap-tahap pembelajaran dengan pendekatan STS.

2. Sebelum melakukan penelitian terkait pendekatan STS maka peneliti harus mempunyai pengalaman melakukan tahap-tahap pembelajaran dengan pendekatan STS.

3. Peneliti perlu memantau kerjasama dan komunikasi antar peserta didik disetiap tahap-tahap pembelajaran dengan pendekatan STS.


(2)

Ikhsan Khairu Rachman, 2014

Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Daftar Pustaka

Amarin, Nidal Zaki & Ghishan Rima Issa. 2013. Learning With Technology From a Constructivist Point of View. Jordan. International Journal of Bussines, Humanities, and Technology. Vol. 3 No. 1.

Ameh, Catherine. Science Technology and Society. Nigeria. School of education.

Ayan, Jordan E. 2002. Bengkel Kreativitas: 10 Cara Menemukan Ide-Ide Pamungkas/Jordan E. Ayan: Penerjemah, Ibnu Setiawan. Bandung. Kaifa.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. PT. Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta. Bumi Aksara.

Arikunto, S. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta. Bumi Aksara.

Collette, Alfred T. & Chiappetta Eugene L. 1994. Science Instruction in the Middle and Secondary Schools. New York: MacMillan Publishing. Christensen, Bo T. 2002. The Creativity Process and Reality. Institut for

Statskundskab.

Dass, Pradeep M. 2005. Using a Science/Technology/ Society Approach To Prepare Reform-Oriented Science Teacher: The Case of a Secondary Science Methode Course. Issu In The Science Teacher. Appalachian State University.

Diki, diki. 2013. Creativity for Learning Biology in Higher Education. Lux: A Journal of Transdisciplinary Writing and Research from Claremont Graduate University: Vol. 3: Iss. 1, Article 3.

Fajar, A. 2009. Portofolio dalam Pembelajaran IPS. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.


(3)

Ikhsan Khairu Rachman, 2014

Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Fakso, Daniel. 2001. Education and Creativity. Bowling Green State University. Creativity Research Journal: Vol. 13, Nos. 3&4, 317-327. Hake, Richard R. 1998. Analizyng Change/Gain Score. USA: Dept. Of

Physics. Indiana University.

Hadzigeorgiou, Y. at al. 2012. Thinking About Creativity in Science Education. Creativity Education, vol. 3, No. 5, 603-611.

Montuori A. 2011. Social Psychology. In: Runco MA, and Pritzker SR (eds.) Encyclopedia of Creativity, Second Edition, vol. 2, pp. 345-351 San Diego: Academic Press.

Raningsih, I. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing sebagai Upaya Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan

Prestasi Belajar Fisika SMS. Skripsi Sarjana Pada FPMIPA UPI:

Tidak diterbitkan.

Joyce, B. 2009. Model of Teaching. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Kuswana, Wowo Sunaryo. 2011. Taksonomi Berpikir. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.

Lunenburg, Fred C. 2011. Critical Thinking and Contstructivism Techniques for Improving Student Achievement. Sam Houston State University. National Forum Of Teacher Educational Journal. Vol. 21, No. 3. Mai, M. Yousef. 2011. Science, technology and society (STS) issues

priorities of secondary school students and physics teachers in Yemen. IETEC11. Turki.

Mansour, N. 2009. Science-Technology- Society (STS): A new paradigm in Science Education. Bulletin of science, technology and society. 29(4), 287-297. DOI: 10.1177/0270467609336307

Menkel. Carrie. 2001. Aha? Is Creativity Possible in Legal Problem Solving and Teachable in Legal Education? 6 Harv. Negot. L. Rev. 97-144. Munandar, U. 1987. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah.

Jakarta: Gramedia.


(4)

Ikhsan Khairu Rachman, 2014

Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Munandar, U. 2009. Pengembangan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: Gramedia.

Munro, J. 2004. Insights Into The Creativity Process Thinking Skills Models Of Creativity. Accessed in PDF Files. [online]. Tersedia: https://students.education.unimelb.edu.au/selage/pub/readings/creativi ty/UTC_Assessing__creativity_.pdf [8 Desember 2014].

Othman, Norasmah. Harinder. Poo. Noorasiah. 2012. Globalization and The Trend in Demand for Higher Education in Malaysia. International Journal Of Eduvation and Information Technology. Issue 1, Vol. 6. Panggabean, L.P. 1996. Penelitian Pendidikan. Bandung: Jurusan Pendidikan

Fisika FPMIPA UPI Bandung.

Panggabean, L.P. 2001. Statistika Dasar. Bandung: Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Bandung.

Raja, Kenneth P. 2009. Examintion of the science-technology-society with

curriculum approach. [online]. Tersedia:

http://www.cedu.niu.edu/scied/courses/ciee344/course files_king/sts_reading.htm [12 Mei 2013].

Sternberg, R. J. 2006. The Nature of Creativity. Creativity Research Journal 2006, Vol. 18, No. 1, 87–98.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta. Bandung.

Supriadi, D. 1994. Kreativitas, Kebudayaan & Perkembangan Iptek. Alfabeta. Bandung.

Supriadi, D. 2001. Kreativitas, Kebudayaan & Perkembangan Iptek. Bandung. CV Alfabeta.

Sutrisno, J. 2008. Menggunakan Keterampilan Berpikir Untuk Meningkatkan

Mutu Pembelajaran. [online]. Tersedia:


(5)

Ikhsan Khairu Rachman, 2014

Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta. Prestasi Pustaka.

Ultanir, Emel. 2012. An Epistemological Glance At The Constructivist Approach: Constructivist Learning In Dewey, Piaget, and Mentessori. Turkey. International Journal of Instruction. Vol. 5, No.2.

Widyatiningtyas, Reviandari. 2009. Pembentukan Pengetahuan Sains, Teknologi dan Masyarakat dalam Pandangan Pendidikan IPA. Educare: Jurnal Pendidikan dan Budaya. [online]. Tersedia: http://educare.e-fkipunla.net [12 Mei 2013].

Yager, R. E. 1991. The constructivist learning model: Towards real reform in science education. Science Teacher. 58 (6), 52-57. [Online]. Tersedia: http://books.google.co.id/books?id=LInZfhospj4C&pg=PA15&lpg=P A15&dq=yager,+R.+E.+1991.+The+constructivist+learning+model:+ Towards+real+reform+in+science+education.+Science+Teacher.+58+ %286%29,+52-57.&source=bl&ots=PwoTKy15Oe&sig=bwoBF-B zd TC2P-L2yeoD0eixERo&hl=id&sa=X&ei=XndyVIDLBMWPuASR6 4KICw&ved=0CDAQ6AEwAg#v=onepage&q=yager%2C%20R.%2 0E.%201991.%20The%20constructivist%20learning%20model%3A %20Towards%20real%20reform%20in%20science%20education.%2 0Science%20Teacher.%2058%20(6)%2C%2052-57.&f=false [9 September 2013].

Yager, Robert E. 1992. The Status of Science - Technology - Society Reform. Educare: International Council of Assoclations for Science Education. Yager, Stuart O. dkk. 2006. The Advantages of an STS Approach Over a Typical Textbook Dominated Approach in Middle School Science. Educare: School science and mathematics Education.

Yager, Robert E. dkk. 2007. What Result Indicate Concerning The Successes with STS Instruction. ProQuest Agriculture Journal. Vol. 16, No. 1. Yager, Robert E. 2008. Comparison of Student Learning Outcomes in Middle

School Science Classes with an STS Approach and a Typical Textbook Dominated Approach. Educare: RMLE Online—Volume 31, No. 7.


(6)

Ikhsan Khairu Rachman, 2014

Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Yager, Robert E. dkk. 2009. A Comparison of Student Learning in STS vs Those in Directed Inquiry Classes. Educare: Electronic Journal of Science Education. Vol. 13, No. 2.

Yager, Robert E. dkk. 2009. Comparing Science Learning Among 4th-, 5th-, and 6th- Grade Student: STS Versus Textbook-Based Instruction. Western Illinois University. Journal of Elementary Science Education, Vol. 21, No. 2 (Spring 2009), pp. 15-24.

_____,Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasiona