SE 88 Bantah KOTAKU dirjen CK_160517

Mekanisme Pencairan dan
Pemanfaatan Bantuan Pemerintah
Program KOTAKU
(NSUP, NUSP-2 & PISEW)
Berdasarkan SE Dirjen Cipta Karya No. 88/DC/2016
tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Pemerintah
di Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman

OUTLINE PAPARAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

13.

Tujuan Bantuan Pemerintah
Pemberi & Persyaratan Penerima Bantuan Pemerintah
Bentuk & Rincian Jumlah Bantuan Pemerintah
Penyaluran dana & Pertanggungjawaban Bantuan Pemerintah
Bantuan Pemerintah di KOTAKU
Tata Kelola Pencairan Dana Bantuan Pemerintah
Gambaran Umum Mekanisme Bantuan Pemerintah
Syarat Pencairan dan Pemanfaatan
Mekanisme Pertanggungjawaban
Ketentuan Perpajakan
Sanksi
Tata Cara Pengembalian Sisa BDI & BPM ke Kas Negara
Serahterima Aset

TUJUAN BANTUAN PEMERINTAH

Tujuan Bantuan Pemerintah ini adalah dalam rangka:
1. Mendukung pelaksanaan penanganan permukiman kumuh,

yang mencakup kegiatan pencegahan tumbuh dan
berkembangnya permukiman kumuh dan peningkatan kualitas
permukiman kumuh; dan

2. Meningkatkan sosial ekonomi wilayah melalui penyediaan atau
peningkatan infrastruktur perdesaan dengan pendekatan
partisipasi masyarakat dalam skala kawasan

PEMBERI BANTUAN PEMERINTAH
Bantuan Pemerintah ini diberikan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya

PERSYARATAN PENERIMA BANTUAN PEMERINTAH
Penerima bantuan pemerintah ini yaitu:

1. Badan/Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM/BKM) yang merupakan
kelompok masyarakat di tingkat kelurahan/desa untuk NSUP atau NUSP-2;
2. Kelembagaan Komite/Pengelola Business Development Center (Komite BDC)
yang dibentuk masyarakat bersama Pemerintah Daerah untuk NSUP; dan/atau


3. Kelembagaan Badan Koordinasi Antar Desa (BKAD) yang telah dicatatkan di
Notaris dan/atau sudah tercatat di salah satu dinas/SKPD sebagai lembaga
masyarakat yang diakui oleh pemerintah daerah untuk program PISEW.

BENTUK BANTUAN PEMERINTAH
Bantuan Pemerintah diberikan dalam bentuk uang sesuai dengan
mekanisme dan prosedur yang ditetapkan

RINCIAN JUMLAH BANTUAN PEMERINTAH
1. Rincian jumlah bantuan ditetapkan setiap tahun oleh pengelola
program sesuai dengan jenis kegiatan.
2. Rincian jumlah bantuan untuk setiap penerima bantuan program
NSUP dan NUSP-2 setinggi-tingginya sebesar Rp. 2.000.000.000,00
(dua milyar rupiah).
3. Rincian jumlah bantuan untuk setiap penerima bantuan program
PISEW setiap kawasan/kecamatan pada tahun 2017 adalah
sebesar Rp. 600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah)

PENYALURAN DANA BANTUAN PEMERINTAH
Penyaluran dana Bantuan Pemerintah disalurkan langsung kepada

penerima sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam
lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat
Edaran ini

PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN PEMERINTAH
Laporan pertanggungjawaban disusun oleh masing-masing
pelaksana/pelaku yang berwenang secara bertahap dan/atau
berjenjang sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam
lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat
Edaran ini

BANTUAN PEMERINTAH DI KOTAKU
 NSUP : Bantuan Dana Investasi (BDI)
 NUSP-2 : Bantuan Pemerintah untuk Masyarakat (BPM)
 PISEW : Bantuan Pemerintah untuk Masyarakat (BPM)

Penerima : Badan/Lembaga Keswadayaan Masyarakat
(BKM/LKM) dan atau Kelembagaan yang dibentuk bersama
oleh Pemerintah Daerah dan Masyarakat (BKAD/BDC)


Dalam bentuk uang – alokasi anggaran dan rincian
jumlah bantuan ditetapkan setiap tahun oleh
Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman

TATA KELOLA PENCAIRAN DANA BANTUAN PEMERINTAH

Gambaran Umum Mekanisme Bantuan Pemerintah
Kegiatan

Tujuan

Pembangunan
Infrastruktur
Permukiman

Pengembangan
Penghidupan
Masyarakat Secara
Berkelanjutan
(Sustainable Livelihood)


1

Infrastruktur skala kelurahan (PLPBK)

2

Kolaborasi Pencegahan Kumuh tk Kota

3

Infrastruktur pasca bencana Kota Bima

4

Infrastruktur skala lingkungan (NUSP-2)

5

Infrastruktur skala kawasan (NUSP-2)


6

Pengembangan Infrastruktur Sosial
Ekonomi Wilayah (PISEW)

7

Penghidupan Berkelanjutan
(PPMK/P2B)

8

Business Development Centre (BDC)

Tahapan
Pencairan

1


SYARAT PENCAIRAN DAN PEMANFAATAN
Infrastruktur
skala
kelurahan
(PLPBK)

Tahap I
( 70% )

Syarat Pencairan
1. SK Penerima BDI dan tahapan
pencairan;
2. Dokumen Perencanaan
Penanganan permukiman kumuh
tingkat masyarakat
(RPLP/RTPLP/DED);
3. Rekening Bank BKM/LKM yang
ditandatangani minimal 3
specimen;
4. Rencana Penggunaan Dana (RPD);

5. Kwitansi bukti penerimaan uang
yang telah ditandatangani
anggota BKM/LKM;
6. SPK antara PPK dengan
BKM/LKM;
7. Telah terbentuk tim pelaksana
kegiatan (KSM/Panitia Pelaksana).

Syarat Pemanfaatan
1. Telah dilaksanakan
Musyawarah Persiapan
Pelaksanaan Kontruksi (MP2K);
2. KSM/Panitia Pelaksana telah
mendapatkan coaching tentang
mekanisme dan teknis
pelaksanaan kegiatan dari Tim
Fasilitator;
3. Proposal KSM yang telah
dilengkapi dengan rencana
teknis (DED) kegiatan dan

diverifikasi serta dinilai layak
oleh Fasilitator teknik/askot
infra dan UPL BKM/LKM;
4. Pakta integritas KSM/Panitia
Pelaksana untuk melaksanakan
sesuai ketentuan teknis dan
kesediaan untuk melakukan
pemeliharaan hasil kegiatan.

SYARAT PENCAIRAN DAN PEMANFAATAN
Infrastruktur
skala
kelurahan
(PLPBK)

Syarat Pencairan
1. Rekening Bank BKM/LKM
yang ditandatangani minimal
3 specimen;
2. Rencana Penggunaan Dana

(RPD);

Tahap II
( 30% )

3. Kwitansi bukti penerimaan
uang yang telah
ditandatangani Koodinator
BKM/LKM;
4. Laporan Kemajuan
pemanfaatan BDI Tahap I
telah mencapai minimal 50%.
5. Telah terbentuk tim pelaksana
kegiatan (KSM/Panitia
Pelaksana).

Syarat Pemanfaatan
1. Sudah dilakukan review
progres pelaksanaan
kegiatan melalui rembug
warga;
2. KSM/Panitia Pelaksana
telah mendapatkan
coaching tentang
mekanisme dan teknis
pelaksanaan kegiatan dari
Tim Fasilitator;
3. Hasil pelaksanaan kegiatan
dan dokumen administrasi
kegiatan tahap-1 telah
diverifikasi serta dinilai
layak oleh Fasilitator dan
UPL BKM/LKM.

2

SYARAT PENCAIRAN DAN PEMANFAATAN
Kolaborasi
Pencegahan
Kumuh tk
Kota

Syarat Pencairan
1. BA penetapan kelurahan/desa;
alokasi bantuan Pemerintah per
kelurahan/desa oleh Tim Seleksi
Tingkat Kota;
2. SK Penerima BDI dan tahapan
Pencairan;

Tahap I
( 70% )

3. Dokumen Perencanaan
Permukiman tingkat masyarakat
(RPLP/DED);
4. Rekening Bank BKM/LKM yang
ditandatangani minimal 3
specimen;
5. Rencana Penggunaan Dana (RPD);
6. Kwitansi bukti penerimaan uang
yang telah ditandatangani anggota
BKM/LKM;
7. SPK antara PPK dengan BKM/LKM;

8. Telah terbentuk tim pelaksana
kegiatan (KSM/Panitia Pelaksana).

Syarat Pemanfaatan
1. Telah dilaksanakan Musyawarah
Persiapan Pelaksanaan Kontruksi
(MP2K);
2. KSM/Panitia Pelaksana telah
mendapatkan coaching tentang
mekanisme dan teknis
pelaksanaan kegiatan dari Tim
Fasilitator;
3. Proposal KSM yang telah
dilengkapi dengan rencana
teknis (DED) kegiatan dan
diverifikasi serta dinilai layak
oleh Tim Fasilitator dan UPL
BKM/LKM;
4. Pakta integritas KSM/Panitia
Pelaksana untuk melaksanakan
sesuai ketentuan teknis dan
kesediaan untuk melakukan
pemeliharaan hasil kegiatan.

SYARAT PENCAIRAN DAN PEMANFAATAN
Kolaborasi
Pencegahan
Kumuh tk
Kota

Syarat Pencairan
1. Rekening Bank BKM/LKM
yang ditandatangani minimal
3 specimen;
2. Rencana Penggunaan Dana
(RPD);

Tahap II
( 30% )

3. Kwitansi bukti penerimaan
uang yang telah
ditandatangani Koodinator
BKM/LKM;
4. Laporan Kemajuan
pemanfaatan BDI Tahap I
telah mencapai minimal 50%.
5. Telah terbentuk tim pelaksana
kegiatan (KSM/Panitia
Pelaksana).

Syarat Pemanfaatan
1. Sudah dilakukan review
progres pelaksanaan
kegiatan melalui rembug
warga;
2. KSM/Panitia Pelaksana
telah mendapatkan
coaching tentang
mekanisme dan teknis
pelaksanaan kegiatan dari
Tim Fasilitator;
3. Hasil pelaksanaan kegiatan
dan dokumen administrasi
kegiatan tahap-1 telah
diverifikasi serta dinilai
layak oleh Fasilitator dan
UPL BKM/LKM.

3

SYARAT PENCAIRAN DAN PEMANFAATAN

Infrastruktur
pasca bencana
Kota Bima

Tahap I
( 70% )

Syarat Pencairan
1.

BA penetapan kelurahan/desa;
alokasi BDI untuk per
kelurahan/desa oleh Tim Seleksi
Tingkat Kota;

2.

SK Penerima BDI dan tahapan
Pencairan;

3.

Berita Acara rembug warga untuk
kesiapan penyusunan perencanaan

4.

Rekening Bank BKM/LKM yang
ditandatangani minimal 3
specimen;

5.

Rencana Penggunaan Dana (RPD);

6.

Kwitansi bukti penerimaan uang
yang telah ditandatangani anggota
BKM/LKM;

7.

SPK antara PPK dengan BKM/LKM;

8.

Berita Acara Pembentukan TIPP.

Syarat Pemanfaatan
1.

2.

Pemanfaatan BDI untuk perencanaan dan penyusunan
DED, BOP BKM/LKM, termasuk operasional TIPP dan
kegiatan sosialisasi :
• Pakta integritas BKM/LKM dan Panitia Pelaksana
untuk melaksanakan kegiatan perencanaan dan
penyusunan DED.
• Telah terbentuk Panitia Pelaksana perencanaan
teknis/DED
Pemanfaatan BDI untuk pembangunan infrastruktur
terdampak bencana :
• TIPP sudah membuat perencanaan teknis/DED;
• Telah terbentuk Panitia Pelaksana/KSM ;
• Panitia Pelaksana/KSM telah mendapatkan
coaching tentang mekanisme dan teknis
pelaksanaan kegiatan dari Tim Fasilitator;
• Panitia Pelaksana/KSM menyusun proposal Tahap
I dilengkapi dengan perencanaan teknis/DED
kegiatan dan diverifikasi serta dinilai layak oleh
Tim Fasilitator dan UPL BKM/LKM;
• Telah dilaksanakan Musyawarah Persiapan
Pelaksanaan Kontruksi (MP2K) Tahap I;
• Pakta integritas Panitia Pelaksana/KSM untuk
melaksanakan Tahap I sesuai ketentuan teknis
dan kesediaan untuk melakukan pemeliharaan
hasil kegiatan.
• Telah membentuk KPP dan tersusun rencana
kerja pemanfaatan dan pemeliharaan
infrastruktur.

SYARAT PENCAIRAN DAN PEMANFAATAN
Infrastruktur
pasca bencana
Kota Bima

Syarat Pencairan
1. Rekening Bank BKM/LKM yang
ditandatangani minimal 3
specimen;

Syarat Pemanfaatan
1.

Panitia Pelaksana/KSM menyusun
proposal Tahap II dilengkapi dengan
perencanaan teknis/DED kegiatan dan
diverifikasi serta dinilai layak oleh Tim
Fasilitator dan UPL BKM/LKM;

2.

Hasil pelaksanaan kegiatan dan
dokumen administrasi kegiatan Tahap I
telah diverifikasi serta dinilai layak oleh
Fasilitator dan BKM/LKM.

3.

Telah dilaksanakan Musyawarah
Persiapan Pelaksanaan Kontruksi
(MP2K) Tahap II;

4.

Pakta integritas Panitia Pelaksana/KSM
untuk melaksanakan Tahap II sesuai
ketentuan teknis dan kesediaan untuk
melakukan pemeliharaan hasil
kegiatan.

5.

Telah membentuk KPP dan tersusun
rencana kerja pemanfaatan dan
pemeliharaan infrastruktur.

2. Rencana Penggunaan Dana (RPD);
3. Kwitansi bukti penerimaan uang
yang telah ditandatangani
Koodinator BKM/LKM;

Tahap II
( 30% )

4. Laporan Kemajuan pemanfaatan
BDI Tahap I telah mencapai
minimal 50%.

4

SYARAT PENCAIRAN DAN PEMANFAATAN

Penghidupan
Berkelanjutan
(PPMK/P2B)

Tahap I
( 70% )

Syarat Pencairan
1.

SK Penerima BDI dan tahapan Pencairan;

2.

Daftar Calon KSM telah mendapatkan
penguatan kelompok oleh Tim Fasilitator
terkait dengan 5 aturan dasar kelompok :
Pertemuan rutin kelompok; pembukuan
kelompok; Tabungan Kelompok;
Pinjaman Kelompok dan Pengembalian
pinjaman kelompok;

3.

Rencana Penggunaan Dana (RPD
pinjaman bergulir, pengembangan
kapasitas, serta BOP BKM/LKM) yang
telah diverifikasi Fasilitator;

4.

Rekening Bank BKM/LKM yang
ditandatangani minimal 3 specimen;

5.

Kwitansi bukti penerimaan uang yang
telah ditandatangani Koodinator
BKM/LKM;

6.

SPK antara PPK dengan BKM/LKM;

7.

Dokumen Perencanaan Usaha (Bussines
Plan).

Syarat Pemanfaatan
1. Proposal/usulan KSM peserta
kegiatan PPMK untuk penggunaan
dana BDI tahap I telah dinyatakan
layak oleh UPK dan disetujui dalam
Rapat BKM/LKM;
2. KSM telah menandatangani akad
pinjaman dengan UPK dan
diketahui oleh BKM/LKM.

SYARAT PENCAIRAN DAN PEMANFAATAN
Penghidupan
Berkelanjutan
(PPMK/P2B)

Syarat Pencairan
1. Kwitansi bukti penerimaan uang
yang telah ditandatangani
Koodinator BKM/LKM;
2. Rencana Penggunaan Dana (RPD)
Tahap 2 yang telah diverifikasi
oleh Fasilitator;

Tahap II
( 30% )

3. Dana tahap I di KSM telah
dimanfaatkan dan dipertanggungjawabkan secara teknis dan
administrasi minimal 50%;

Syarat Pemanfaatan
1. Proposal/usulan KSM peserta
kegiatan PPMK untuk penggunaan
BDI tahap 2 telah dinyatakan layak
oleh UPK dan disetujui dalam
Rapat BKM/LKM;.
2. KSM telah menandatangani akad
pinjaman (pola konvensional atau
Syariah) dengan UPK dan diketahui
oleh BKM/LKM;
3. Hasil pelaksanaan kegiatan dan
dokumen administrasi kegiatan
tahap-1 telah diverifikasi serta
dinilai layak oleh Fasilitator dan
BKM/LKM.

5

Syarat Pencairan Kegiatan Infrastruktur
skala lingkungan/Kawasan (NUSP-2)

Syarat Administrasi Pencairan
1. BPM untuk kegiatan pembangunan infrastruktur dasar permukiman skala lingkungan disalurkan kepada
masyarakat melalui rekening BKM/LKM;
2. BKM/LKM diwajibkan membuka rekening di bank umum terdekat dengan lokasi kelurahan, atas nama
BKM/LKM kelurahan tersebut;

3. Rekening BKM/LKM harus ditandatangani oleh 3 (tiga) orang terdiri dari dua orang pimpinan kolektif
BKM/LKM dan satu orang sekretaris;
4. BKM/LKM menyampaikan fotokopi buku rekening kepada PPK PKPBM Satker PIP kab./kota;
5. Masing-masing pejabat satker yaitu KPA, PPK, penguji SPM, pejabat penandatangan SPM, dan bendahara,
menyampaikan nama, specimen tanda tangan, dan cap dinas instansi penerbit SPM kepada KPPN
setempat;
6. Koordinator BKM/LKM bersama PPK PKPBM menandatangani SP3, diketahui oleh Kasatker PIP Kab./Kota
dan Local Coordinator Officer (LCO); dan
7. SP3 sedikitnya harus memuat yaitu: (a) Hak dan kewajiban para pihak; (b) Jumlah bantuan yang diberikan;
(c) Tata cara dan persyaratan penyaluran; (d) Pernyataan kesanggupan penerima bantuan untuk
menggunakan bantuan sesuai rencana yang telah disepakati; (e) Pernyataan kesanggupan penerima
bantuan untuk menyetorkan sisa dana yang tidak digunakan ke kas negara; (f) Sanksi; (g) Penyampaian
laporan penggunaan dana secara berkala kepada PPK; dan (f) Penyampaian laporan pertanggungjawaban
kepada PPK setelah pekerjaan selesai atau akhir tahun anggaran.

SYARAT PENCAIRAN BPM NUSP-2

Infrastruktur skala
lingkungan/
Kawasan (NUSP-2)

Syarat Pencairan tahap I
(70%)
1. Surat SP3 dan fotokopi buku
rekening bank milik
BKM/LKM;

Syarat Pencairan tahap II
(30%)

2. Rencana Penggunaan Dana
(RPD) tahap I;

1. Laporan kemajuan fisik dan
berita acara prestasi
pekerjaan minimal mencapai
63% dan hasil monitoring
safeguard (sesuai kebutuhan);

3. Kwitansi tagihan tahap I; dan

2. RPD tahap II;

4. Berita acara pembayaran
tahap I.

3. Laporan pertanggungjawaban
penggunaan dana tahap I;

5. Dokumen safeguard (sesuai
kebutuhan).

4. Kwitansi tagihan tahap II; dan
5. Berita acara pembayaran
tahap II.

6

SYARAT PENCAIRAN BPM PISEW

Syarat Administrasi Pencairan
1. BPM untuk kegiatan PISEW disalurkan kepada masyarakat melalui rekening Kelembagaan BKAD yang
dibuka khusus untuk kegiatan PISEW TA. 2017;
2. Kelembagaan BKAD diwajibkan membuka rekening di bank umum terdekat dengan lokasi kecamatan atas
nama BKAD tersebut;

3. Rekening Kelembagaan BKAD harus ditandatangani oleh 3 (tiga) orang terdiri dari ketua, sekretaris dan
bendahara;
4. Kelembagaan BKAD menyampaikan fotokopi buku rekening kepada PPK di Provinsi;
5. Masing-masing pejabat satker Satker PKP Provinsi yaitu KPA, PPK Provinsi, penguji SPM, pejabat PP-SPM,
dan bendahara menyampaikan nama, specimen tanda tangan, dan cap dinas instansi penerbit SPM
kepada KPPN setempat;
6. Koordinator Kelembagaan BKAD bersama PPK Provinsi menandatangani SP3, diketahui oleh Kepala Satker
PKP Provinsi ;
7. SP3 sedikitnya harus memuat yaitu: (a) Hak dan kewajiban para pihak; (b) Jumlah dan nilai barang yang
akan dihasilkan; (c) Jenis dan spesifikasi barang yang akan dihasilkan; (d) Jangka waktu penyelesaian
pekerjaan; (e) Tata cara dan syarat penyaluran; (f) Pernyataan kesanggupan BKAD untuk menghasilkan
barang sesuai dengan jenis dan spesifikasi; (g) Pengadaan akan dilakukan secara transparan dan
akuntabel; (h) Pernyataan kesanggupan BKAD untuk menyetorkan sisa dana yang tidak digunakan ke kas
negara; (i) Sanksi; dan (j) Penyampaian laporan pertanggung jawaban kepada PPK Provinsi setelah
pekerjaan selesai atau akhir tahun anggaran.

SYARAT PENCAIRAN BPM PISEW
Pengembangan
Infrastruktur
Sosial Ekonomi
Wilayah (PISEW)

Syarat Pencairan
1. SP3 dan fotokopi buku rekening
bank milik BKAD;
2. Pakta Integritas tingkat kecamatan;
3. Rencana Penggunaan Dana (RPD)
tahap kesatu terdiri dari:
• Termin ke satu sebesar 40%;
• Termin ke dua sebesar 30%
dilampiri dengan laporan
penggunaan dana Termin satu
dan laporan kemajuan fisik telah
mencapai 25%, dan foto capaian
pelaksanaan

4. Kuitansi yang sudah ditandatangani;

Syarat Pemanfaatan
1. Kuitansi bukti penerimaan uang
yang telah ditandatangani oleh
BKAD;
2. Laporan kemajuan penyelesaian
pekerjaan yang ditandatangani
oleh ketua BKAD;
3. Surat Pernyataan Tanggung Jawab
Mutlak (SPTJM) dari BKAD
4. Rencana Penggunaan Dana (RPD)
Tahap II;
5. Laporan pertanggungjawaban
Tahap I.

Mekanisme Pertanggungjawaban
LPJ pemanfaatan BDI dalam 2 tahap :
1) LPJ dari KSM/Panitia/Pengelola BDC kepada BKM/LKM/Komite BDC/BKAD;
2) LPJ dari BKM/LKM/Komite BDC/BKAD kepada PPK Satker.

PPK
Satker

Isi LPJ:
1. Realisasi Fisik;

Konsolidasi
LPJ Kegiatan

2

2. BA penyelesaian pekerjaan;
3. BA Serah terima hasil pekerjaan;
4. Foto kegiatan;

KSM/
Panitia

1

BKM/LKM/
BKAD

LPJ Kegiatan

Pengelola
BDC

Komite BDC

5. RAB, realisasi dana dan sisa;
6. Surat pernyataan menyimpan
bukti-bukti penggunaan dana;
7. Bukti setor ke rekening kas
negara , apabila terdapat alokasi
yang tidak termanfaatkan.

KETENTUAN PERPAJAKAN

Dana Bantuan Pemerintah yang bersumber dari rupiah murni akan
dikenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPn) sebesar 10 % dari nilai pagu
Bantuan Pemerintah, sedangkan yang bersumber dari pinjaman atau
hibah luar negeri tidak dipungut PPn. Penggunaan dana Bantuan
Pemerintah oleh kelompok masyarakat kepada pihak ketiga akan

dikenakan pajak sesuai ketentuan perpajakan yang berlaku.

SANKSI
 Sanksi Terhadap Penyimpangan atau Penyalahgunaan BDI/BPM:

Sanksi dikenakan terhadap setiap orang dan/atau kelompok masyarakat yang
melakukan penyimpangan dan/atau penyalahgunaan Bantuan Pemerintah sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.

 Termasuk penyimpangan atau penyalahgunaan BDI /BPM:

1. BDI /BPM digunakan atau dimanfaatkan untuk kegiatan fiktif; dan/atau
2. Dilakukan potongan BDI /BPM yang disalurkan kepada KSM/Panitia atau
masyarakat yang tidak sesuai dengan ketentuan KOTAKU; dan/atau
3. Menggelapkan atau Melarikan BDI /BPM; dan/atau
4. Penggunaan dana yang tidak dapat dipertanggungjawabkan; dan/atau
5. Bentuk-bentuk penyalahgunaan BDI /BPM lainnya.

 Sanksi Penghentian Sementara BDI /BPM dan Audit Khusus;
 Sanksi Penghentian BDI /BPM dan Tindakan Hukum.

Tata Cara Pengembalian Sisa BDI ke Kas Negara
Setiap Transaksi Penerimaan Negara baik berupa penerimaan perpajakan maupun Penerimaan Negara Bukan
pajak harus mendapat Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN) sebagai tanda bahwa penerimaan
tersebut telah masuk ke rekening Kas Negara atau sah sebagai Penerimaan Negara.
1. Untuk mendapatkan NTPN Wajib Pajak penyetor agar mencantumkan data-data dengan benar seperti
kode Satker, Bagian Anggaran, NPWP. Kekeliruan data dapat mengakibatkan penerimaan tersebut tidak
mendapatkan NTPN atau sah sebagai Penerimaan Negara;
2. Penerimaan negara dengan Mata Anggaran Penerimaan bukan Pajak yang disetor menggunakan formulir
SSBP tidak memerlukan NPWP, kecuali setoran yang dilakukan oleh Bendahara Satuan Kerja;
3. Penerimaan Negara dapat disetorkan melalui Bank/Pos yang ditunjuk atau terhubung dengan MPN
(Modul Penerimaan Negara) atau melalui potongan SPM, SP2D;
4. Pengembalian atas belanja TA yang berjalan disetor menggunakan SSPB dengan mata Anggaran Kontra
Pos belanja bersangkutan, sedangkan untuk belanja TA yang lalu menggunakan formulir SSBP dengan
kelompok Mata Anggaran Pendapatan Lain-Lain. Penyetoran tersebut harus mencantumkan NPWP;
5. Sisa UP yang disetor sebelum berakhirnya TA berjalan menggunakan MA 815111 untuk Rupiah Murni,
815112 untuk Bantuan Luar Negeri, 815113 untuk PNBP, sedangkan yang disetor setelah berakhirnya
tahun anggaran berjalan menggunakan MA 815114 dengan menggunakan formulir SSBP;
6. Penyetoran dilakukan melalui elektronic banking (e-banking).

Pembayaran melalui Elektronic Banking (e-banking)
MPN Generasi Kedua (MPN-G2)
1. Melakukan pendaftaran pada system registrasi pembayaran via internet
di sse.pajak.go.id (untuk setoran perpajakan) dan simponi.kemenkeu.go.id (untuk
PNBP dan Pengembalian Belanja);
2. Mengisi data setoran dengan lengkap dan benar untuk mendapatkan Nomor
Register Pembayaran atau ID-Billing. Masa berlaku ID-Billing sampai dengan jangka
waktu yang ditetapkan;
3. Untuk tagihan yang ditetapkan instansi pemerintah pendaftaran dilakukan oleh
instansi terkait dan NRP tercantum pada surat tagihan dimaksud;
4. Melakukan pembayaran dengan menggunakan ID-Billing;
5. Menerima NTPN sebagai bukti pengesahan setelah pembayaran dilakukan;

6. Mencetak BPN melalui system registrasi pembayaran atau di Bank dengan
menunjukan NTPN/NTB;
7. Menyampaikan BPN kepada unit terkait.

SERAH TERIMA ASET
Serah terima aset dari hasil kegiatan
BDI dilakukan dalam 2 tahap :
2

PPK
Satker

1) Serahterima pekerjaan dari
BKM/LKM/Komite BDC/BKAD
kepada PPK Satker;

Pemanfaatan dan
Pemeliharaan

KPP/KSM
1 BAST
Komite BDC

2) Serahterima pengelolaan Aset
dari PPK kepada Kelompok
Pemanfaat dan Pemeihara
(KPP/KSM)/Pengelola BDC.

BKM/LKM/
BKAD
KOMITE
BDC

Isi BAST:
1. Jenis Pekerjaan;
2. Volume pekerjaan;
3. Harga/Nilai;
4. Keterangan lain yang diperlukan.

Terima kasih