Perancangan Shopping Mall di Kota Medan

BAB II
DESKRIPSI PROYEK

2.1. Shopping Mall
2.1.1. Definisi Shopping Mall
Shopping mall adalah salah satu klasifikasi dari shopping center. Jadi untuk
mengetahui definisi shopping mall kita harus mengetahui definisi shopping center
terlebih dahulu.
Shopping center adalah sekelompok usaha retail dan usaha komersil lainnya
yang direncanakan, dikembangkan, didirikan, dimiliki dan dikelola sebagai salah
satu properti tunggal yang secara tipikal menyediakan area parkir sendiri. Besar
dan orientasi sebuah shopping center umumnya ditentukan oleh karakteristik
pasar dari area perdagangan yang mampu dilayaninya. (International Council of
Shopping Center (ICSC), 2010).
Posisi shopping mall dalam klasifikasi sebuah shopping center dapat dilihat
pada skema berikut ini:
a. Klasifikasi berdasarkan karakteristik fisik

Diagram 2.1.1 Klasifikasi Shopping Centre Berdasarkan Besaran Nilai Usaha

8


b. Klasifikasi berdasarkan karakteristik kepemilikan

Diagram 2.1.2 Klasifikasi Shopping Centre Berdasarkan Kepemilikan

Dari skema di atas maka dapat disimpulkan bahwa shopping mall adalah
shopping center berupa bangunan tunggal dengan retail-retail di dalamnya yang
ditempati oleh sejumlah penyewa (tenants), memiliki satu atau lebih anchors dan
seutuhnya dikelola serta dimiliki oleh satu perusahaan owner.

2.1.2. Fungsi Shopping Mall
Fungsi sebuah shopping mall, yaitu:
a) Tempat pertemuan antara penjual dan pembeli.
b) Tempat bertukar barang dan informasi.
c) Tempat peragaan untuk memasarkan suatu jenis barang kepada konsumen
akhir yang dimaksudkan utuk dapat mengetahui kemampuan produsen dalam
memproduksi suatu jenis barang.
d) Sebagai titik orientasi kehidupan sosial masyarakat untuk menghidupkan
suasana dengan aktifitas yang terjadi.
e) Sebagai fasilitas umum yang menyediakan kebutuhan hidup dan rekreasi

masyarakat.

Unsur-unsur dalam shopping mall merupakan penggambaran dari kota,
meliputi:
a) Anchor, merupakan transformasi dari “nodes” berupa magnet/landmark dari
suatu mall.

9

b) Secondary anchor, merupakan trasformasi dari “distrik” berupa magnet
sekunder yang mendukung fungsi magnet utama.
c) Street mall, merupakan transformasi dari “paths” berupa pedestrian yang
menghubungkan magnet-magnet dalam mall.
d) Landscaping, merupakan transformasi dari “edges” sebagai perwujudan dari
pertokoan.

2.1.3. Klasifikasi Shopping Centre
International Counciil of Shoppig Center (ICSC) mengklasifikasikan
shopping center kedalam 9 (sembilan) tipe seperti yang terlihat pada tabel di
bawah ini :


Tabel 2.1.1 Klasifikasi Shopping Centre

10

2.2. Lokasi Proyek
2.2.1. Gambaran Umum Kota Medan
Lokasi perancangan berada di kecamatan Medan Timur yang memiliki luas
7,78 km2 atau sekitar 2,9% dari total luas kota Medan.
Kecamatan Medan Timur sendiri terdiri dari 11 kelurahan dimana lokasi site
terletak di salah satu kelurahannya, yakni kelurahan Sidodadi yang memiliki luas
0,46 km2 atau sekitar 5,93% dari luas Kecamatan.
PETA KOTA MEDAN
MENURUT KELURAHAN
Kecamatan Medan Timur

SITE

Gambar 2.2.1 Peta Tanah Eksisting Kotamadya Medan - Kec.Medan Timur


11

2.2.2. Batasan Tapak

A

B

Gambar 2.2.2 Batasan Tapak Terhadap Lingkungan Sekitar

˗

Lokasi

:

Jl. Gb.Josua, Kelurahan Sidodadi - Kec. Medan
Timur, Medan - Sumatera Utara.

˗


Luas Tapak

: 16.430 m2

˗

KDB

: Maksimal 80%

˗

GSB

: Jalan Mabar - 6 meter
Jalan Berastagi - 12 meter
Jalan Gb. Josua - 12 meter
Jalan Madong Lubis - 10 meter


˗

Tinggi Bangunan

: A maksimal 4 lantai
B maksimal 6 lantai

Penanggulangan Lahan Eksisting : Perumahan tunggal
˗

Kelurahan

: Sidodadi

˗

Kecamatan

: Medan Timur


12

2.2.3. Penggunaan Tanah Eksisting Radius 2 km
A

Komersial
Reside
RTH

Fasilitas Kesehatan
Kantor Pemerintah
Pendidikan

Gambar 2.2.3 Penggunaan Tanah Eksististing Radius 2 Km

Batasan Site :
a. Batasan Jalan
 Utara
: Jl. Mabar (Lokal Primer)
 Selatan

: Jl. Berastagi (Lokal Primer)
 Barat
: Jl. Gb. Josua (Kolektor Primer)
 Timur
: Jl. Madong Lubis (Kolektor sekunder)
b. Batasan Fisik
 Utara
: Gas station, sekolah dan perumahan tunggal
 Selatan
: Komersil deret dan perumahan tunggal
 Barat
: Komersil deret
 Timur
: Perumahan tunggal
c. Batasan Kelurahan
 Utara
: Kel. Persiapan perintis
 Selatan
: Kel. Pandau Hulu (Kec. Medan Perjuangan)
 Barat

: Kel. Gang Buntu
 Timur
: Kel. Sei Kerah Hulu (Kec. Medan perjuangan)
d. Batasan Kecamatan
 Utara
: Kec. Medan Perjuangan
 Selatan
: Kec. Medan Perjuangan dan Medan Kota.
 Barat
: Kec. Medan Barat
 Timur
: Kec. Medan Perjuangan

13

Lokasi site dilihat
dari Jl.Perintis
Kemerdekaan berada
langsung di belakang
SPBU


Beberapa ruko maksimal 3
lantai dan deretan bengkel
dalam bentuk kios –kios
kecil yang tidak permanen
Perumahan permanen
maksimal berlantai dua

EXISTING
SITE

Site dilihat dari jalan
Mabar berupa
perumahan tunggal
permanen dengan
ketinggian maksimal
2 lantai.

Persimpangan Jl.Madong
Lubis dan Jl.Brastagi


Gang kecil yang
dalam kondisi existing
telah dipagari oleh
masyarakat.
14

PANORAMA VIEW
4

1

5

2

2
6

3
1

Kondisi existing site didominasi oleh perumahan
tunggal, beberapa ruko dengan ketinggian rumah
maksimal 3 lantai.
Selain itu di pinggiran Jl. GB Joshua terdapat
kios-kios yang tidak permanen (dari papan) yang
membuka usaha bengkel kendaraan bermotor.
Kondisi bangunan cenderung merapat ke arah
jalan hingga berbatasan langsung dengan badan jalan.

3
4
5
6
15

2.2.4. Peruntukan Lahan
Penentuan perencanaan pembangunan di suatu lahan harus seiring dan
berdasar pada
Peraturan pengembangan wilayah yang berlaku di daerah tersebut.
Peraturan-peraturan tersebut telah diatur oleh pemerintah untuk dapat digunakan
sebagai penunjang program suatu daerah dalam memanfaatkan ruang wilayah
secara serasi, selaras, seimbang, berdaya guna, berhasil guna, berbudaya dan
berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang
berkeadilan dan memelihara ketahanan nasional.
Dalam menentukan dan melakukan proses perancangan ini antara lain
digunakan dasar dalam penentuan keputusan peruntukan perancangan, yakni :
a) Perda Kota Medan Nomor 13 Tahun 2011.
b) RTRW Kota Medan Tahun 2008 - 2028.
c) RDTR Kecamatan Medan timur 2010

a.

Perda Kota Medan Nomor 13 Tahun 2011
Dalam Perda kota Medan Nomor 13 tahun 2011 tentang Rencata Tata
Ruang Wilayah
Kota Medan Tahun 2011 – 2031 terdapat beberapa ketentuan yang berkaitan
dengan lahan perancangan, baik secara langsung maupun tidak. Ketentuanketentuan tersebut yaitu :
˗ Pasal 14 (3) & (4) : Kecamatan Medan Timur (Kelurahan Perintis
Kemerdekaan dan Gang Buntu) ditetapkan sebagai pusat pelayanan kota di
pusat kota yang berfungsi sebagai pusat kegiatan perdagangan/bisnis,
pusat kegiatan jasa dan kegiatan pemerintahan provinsi dan kota, dan pusat
pelayanan ekonomi.
˗ Pasal 14 (6) : Subpusat pelayanan kota Medan Timur berfungsi sebagai
pusat kegiatan perdagangan/bisnis, pusat pelayanan transportasi (TOD),
dan pusat kegiatan sosial budaya serta pusat pelayanan pertahanan

16

keamanan tepatnya di sekitar jembatan layang Pulo Brayan, meliputi
kecamatan Medan Deli, seluruh kelurahan di Medan Timur (kecuali
Kelurahan Persiapan Perintis dan Gang Buntu), serta seluruh kelurahan di
Medan Barat (kecuali Kelurahan Kesawan dan Silalas).
b. RTRW Kota Medan Tahun 2010 – 2030
Dalam RTRW Kota Medan Tahun 2010-2030 ditetapkan bahwa :

Tabel 2.2.1 RTRW Kota Medan Tahun 2010 - 2030

17

c.

RDTR Kecamatan Medan Timur 2010
Dalam RDTR Kecamatan Medan Timur terdapat beberapa poin penting yang
berpengaruh dalam penentuan peruntukan site perancangan. Poin-poin
tersebut, yakni :
˗

Peran dan fungsi kawasan Medan Timur yang berpengaruh
terhadap site.
 Peran
 Medan Timur merupakan lokasi dari pusat pelayanan primer
dan sekunder yang berperan penting dalam pengembangan
kegiatan perekonomian di Medan.
 Pemerintah mengarahkan pengembangan kawasan Medan timur
untuk berperan sebagai pusat kegiatan jasa, komersil dan pusat
pemerintahan yang memungkinkan kawasan Medan Timur akan
menjadi kawasan yang sangat potensial untuk aktivitas komersil.
 Fungsi
Berdasarkan arahan rencana tata ruang, fungsi kawasan Medan
Timur adalah :
 Pusat pemerintahan kecamatan.
 Pusat perdagangan dan jasa skala pelayanan lokal (kecamatan)
 Pusat pelayanan sosial (pendidikan umum dan kejuruan,
kesehatan, peribadatan, sosial budaya dan sebagainya)
 Pusat pelayanan transportasi massal (mass trapid trans) skala
pelayanan kecamatan.
 Pusat pemukiman (residential subcenter).

˗

Konsep pengembangan kawasan Medan Timur yang berpengaruh
langsung terhadap site dan sekitarnya
 Konsep pengembangan aspek pemukiman
 Pengembangan perumahan pada masa mendatang dilakukan
dengan

intensifikasi

pengembangan

secara

penggunaan
vertikal.

lahan,
Hal

ini

yaitu

dengan

memungkinkan

terciptanya satu lingkungan dan gaya hidup baru yang

18

berpotensi membutuhkan

fasilitas-fasilitas yang mendukung

kegiatan harian penduduk.
 Pengaturan distribusi jumlah dan kepadatan rumah tinggal
sehingga tercapai kesesuaian dan keseimbangan distribusi pusatpusat pelayanan. Hal ini memungkinkan pemenuhan fasilitas
bagi penduduk sesuai skala masing-masing pusat pelayanan.
 Konsep pengembangan dan pengelolaan transportasi
 Perencanaan sistem jaringan jalan hirarkis yang sangat
berpotensi mendukung pengembangan kawasan.
 Perencanaan penataan parkir terutama di kawasan komersial.
Hal ini akan sangat mendukung aktifitas komersil.
 Perencanaan jalur pedestrian bagi kenyamanan pejalan kaki
terutama di jalur pendidikan, perdagangan dan rekreasi.
 Konsep pengembangan aspek perekonomian
 Berdasarkan data PDRB kota Medan dapat dilihat bahwa sektorsektor yang berkontribusi cukup besar terhadap perekonomian
kota Medan adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran,
sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor industri dan
keuangan. Hal ini merupakan indikasi potensi apa yang paling
kuat untuk dikembangkan di kawasan perancangan.
 Dalam peran perekonomian di kota Medan, Medan Timur
memiliki

kontribusi

yang

signifikan

dalam

kegiatan

perdagangan (niaga) dan jasa yang merupakan sektor utama
ekonomi

kota

pengembangan

Medan.
lahan

Ini

merupakan

perancangan

potensi

sebagai

besar

kawasan

komersil/perdagangan.
 Konsep pengembangan Ruang Terbuka Hijau
 Konsep pengembangan Ruang Terbuka Hijau di kecamatan
Medan Timur disesuaikan dengan standard UU tahun 2007 yaitu
30% dari luas kecamatan. Pada kondisi saat ini, target 30%
masih cukup jauh dari harapan. Hal ini berpotensi untuk

19

perancangan ruang terbuka hijau pada proses perancangan
dalam site.
˗

Prospek peningkatan nilai lahan di kawasan Medan Timur yang
berpengaruh terhadap site.
 Rencana pengembangan superblock di pusat kota Medan yang
sebagiannya terdiri atas pengembangan stasiun KA, perumahan
vertikal, pusat komersial serta airport city check in yang akan
meningkatkan nilai kawasan Medan Timur berkali-kali lipat
dibandingkan saat ini serta akan memiliki potensi dalam sektor
ekonomi yang sangat besar.
 Pengembangan pusat pelayanan baru yaitu pusat sekunder Pulo
Brayan akan memicu perkembangan pada kawasan sekitarnya,
serta

memberi

dampak

positif

yang

sama

sebagaimana

pengembangan kawasan superblock.
 Pengembangan stasiun KA baru di Pulo Brayan dengan pendekatan
Transit Oriented Development akan meningkatkan nilai lahan pada
kawasan Medan Timur karena merupakan kawasan yang memiliki
kedekatan dengan pusat simpul transportasi regional.
 Pengembangan akses-akses baru yang menghubungkan pusat-pusat
kegiatan di kecamatan Medan Timur dan wilayah regionalnya akan
semakin meningkatkan aksesibilitas kawasan sehingga secara
langsung berpengaruh terhadap peningkatan nilai kawasan.
˗

Konsep pengembangan struktur ruang Medan Timur yang
berpengaruh terhadap site
 Pusat Primer
Di kecamatan Medan Timur terdapat dua kelurahan yang masuk
dalam CBD kota Medan, yakni kelurahan Gang Buntu dan
kelurahan Persiapan Perintis. Dua kelurahan ini adalah pusat
kawasan Medan Timur sekaligus pusat primer kota Medan. Kedua
kelurahan tersebut berbatasan langsung dengan lokasi site yang
terletak di kelurahan Sidodadi. Fungsi yang akan dikembangkan
dalam pusat primer ini yaitu: mixed use dalam bentuk superblock,

20

jasa komersial vertikal, pusat perdagangan skala besar dan RTH
perkotaan dan pusat pelayanan transportasi.
 Pusat Sekunder II
Kawasan Pulo Brayan di bagian utara Medan Timur merupakan
pusat sekunder II. Kawasan ini memiliki fungsi pelayanan skala
regional sebagai pusat sekunder II dan secara mikro juga melayani
kawasan Medan Timur. Hal ini merupakan potensi dalam
pengembangan kawasan site. Fungsi yang dikembangkan di
kawasan ini masih sama dengan fungsi yang dikembangkan di
pusat primer.
 Pusat Sekunder III
Pusat sekunder III adalah pusat pelayanan skala lingkungan yang
tersebar di setiap unit lingkungan/blok kawasan serta kelurahan.
Fungsi yang diarahkan pada pusat sekunder III ini adalah
pendidikan, kesehatan, RTH dalam bentuk taman dan fasilitas
olahraga, fasilitas peribadatan dan fasilitas perdagangan skala
lingkungan.
˗

Konsep pengembangan pola ruang kawasan budidaya di Medan
Timur yang berpengaruh terhadap site
 Kawasan perumahan
Dikembangkan di seluruh kawasan Medan Timur. Pada pusat-pusat
pelayanan dikembangkan kawasan perumahan dengan fungsi
campuran (mixed use).
 Kawasan komersial
 Dalam skala makro meliputi TOD dan airport city check in.
 Dalam skala mikro meliputi pengembangan koridor komersial
pada jalur-jalur utama yang melintasi kawasan Medan Timur
serta pengembangan pelayanan komersial skala lingkungan pada
pusat-pusat lingkungan permukiman.

21

 Kawasan fungsi campuran (mixed use)
Pengembangan kawasan ini terkait dengan pengembangan kawasan
superblock CBD. Pengembangan mixed use yang direncanakan
adalah antara perumahan dan komersial.
 Kawasan fasilitas pelayanan umum dan sosial
Dikembangkan pada pusat-pusat pelayanan skala kota, kecamatan
dan lingkungan. Pengembangan berupa fasilitas pendidikan,
kesehatan dan peribadatan.
 Kawasan ruang terbuka hijau
Dikembangkan dalam bentuk taman-taman lingkungan di setiap
unit lingkungan dan privat.
Secara sederhana, kesimpulan dari pemilihan perutukan lahan yang
didasarkan pada kondisi existing dan sinkronisasi dengan peraturan dan rencana
tata ruang pemerintah digambarkan dalam skema-skema berikut ini:

22

RDTR Kota
Medan

Peran dan Fungsi Kawasan Medan
Timur




Direncanakan sebagai lokasi
pusat primer dan sekunder.
Arahan pengembangan oleh
pemerintah untuk pusat
kegiatan jasa, komersil, sosial,
TOD, pemukiman dan pusat





Prospek Peningkatan Nilai Lahan







Pengembangan stasiun KA,
perumahan vertikal, pusat
komersial serta airport city check
in di Medan Timur sebagai bagian
dari rencana pengembangan
superblock kota Medan.
Pengembangan pusat sekunder
Pulo Brayan.
Pengembangan stasiun KA baru
di Pulo Brayan dengan
pendekatan Transit Oriented
Development (TOD).
Pengembangan akses-akses baru
yang menghubungkan pusat-pusat
kegiatan di Kecamatan Medan
Timur dan sekitarnya.

Konsep Pengembangan Pola Ruang
Kawasan Budi Daya

Konsep Pengembangan Kawasan Medan
Timur





Konsep pengembangan aspek pemukiman,
dilakukan dengan intensifikasi penggunaan
lahan dan pengaturan jumlah distribusi
kepadatan menurut pusat-pusat pelayanan.
Konsep pengembangan dan pengolahan
transportasi, dilakukan dengan perencanaan
sistem jaringan jalan yang hirarki, perencanaan
penataan parkir dan perencanaan jalur
pedestrian.
Konsep pengembangan aspek perekonomian,
dilakukan dengan peningkatan pengembangan
kegiatan ekonomi di kawasan Medan Timur,
sebab dari data PDRB diketahui bahwa sektor
yang berkontribusi cukup besar terhadap aspek
perekonomian kota Medan di Medan Timur
adalah perdagangan, hotel dan restoran, sektor
pengangkutan dan komunikasi, sektor industri
dan keuangan.
Konsep pengembangan RTH, dilakukan
dengan penerapan konsep 30% RTH dari luas
seluruh wilayah berdasarkan UU tahun 2007.








Konsep Pengembangan Struktur Ruang




Pusat primer, yakni kelurahan Gang Buntu dan kelurahan
Persiapan Perintis yang masuk dalam CBD kota Medan.
Pusat sekunder II, kawasan Pulo Brayan.
Pusat sekunder III, tersebar di setiap unit
lingkungan/blok kawasan serta kelurahan.



Kawasan perumahan, dikembangkan
di seluruh kawasan Medan Timur.
Kawasan komersial, dalam skala
makro berupa pengembangan stasiun
KA dan airport city check in. Dalam
skala mikro berupa pegembangan
koridor komersial pada jalur-jalur
utama yang melintasi kawasan Medan
Timur serta pengembangan pelayanan
komersial skala lingkungan pada pusatpusat lingkungan.
Kawasan mixed use, pengembangan
kawasan superblock CBD dengan
campuran fungsi perumahan dan
komersial.
Kawasan fasilitas pelayanan umum
dan sosial, fasilitas pendidikan,
kesehatan dan peribadatan
dikembangkan pada setiap pusat
pelayanan skala kota, kecamatan dan
lingkungan.
Kawasan RTH, dalam bentuk tamantaman lingkungan di setiap unit
lingkungan dan privat.

Diagram 2.2.1 RDTR Kota Medan

23

2.2.5. Rencana Detail Tata Ruang Kec. Medan Timur
a.

Zoning Existing Site 2010

SITE

Gambar 2.2.4 Lokasi Rencana Tapak

24

b.

Planning Zoning Menurut Peruntkan Pemerintah 2008 - 2028

SITE

Gambar 2.2.5 Zoning Kec. Medan Timur

25

2.2.6. Aksesibilitas
Site perancangan memiliki lokasi yang sangat strategis. Dapat dilihat dari
kelurahan dimana site berada yakni kelurahan Sidodadi yang berbatasan langsung
dengan dua kelurahan yang menjadi bagian dari pengembangan CBD kota Medan
yakni kelurahan Perintis Kemerdekaan dan kelurahan Gang Buntu. Kedua
kelurahan tersebut adalah pusat primer dengan skala pelayanan seluruh kota
Medan. Lokasi site memiliki akses langsung menuju pusat primer tersebut.
Ditinjau berdasarkan akses dari pusat sekunder, site juga merupakan daerah
yang sangat mudah diakses terutama dari pusat sekunder III yang berada di
bagian utara lokasi site. Lokasi site yang strategis ini tentu sangat mendukung
untuk kegiatan sosial budaya dan jasa komersial.
Gambar dibawah menunjukkan lokasi site dan gambaran aksesibilitasnya dari
berbagai pusat yang potensial di kecamatan Medan Timur.





Pusat primer, yakni
kelurahan Gang Buntu dan
kelurahan Persiapan
Perintis yang masuk dalam
CBD kota Medan.
Pusat sekunder II,
kawasan Pulo Brayan.
Pusat sekunder III,
tersebar di setiap unit
lingkungan/blok kawasan
serta kelurahan.

26

SITE

Gambar 2.2.6 Aksesibilitas Menuju Ke Lokasi Tapak

27

2.3. Studi Banding
a.

Thamrin Plaza, Medan

Gambar 2.3.1 Tampak Depan Thamrin Plaza

Thamrin Plaza adalah salah satu pusat perbelanjaan yang terletak di kota
Medan, Sumatera Utara. Thamrin Plaza terletak di Jalan Thamrin dan bisa dicapai
dari gerbang lain selain gerbang depan, yaitu dari jalan Asia dan jalan Bakaran
Batu.
Thamrin Plaza terletak berdekatan dengan Pasar Ramai, yang merupakan
salah satu pasar terbesar di Medan. Pasar yang lumayan lengkap ini pantas
dikunjungi setelah selesai berbelanja di Thamrin Plaza. Mempunyai bermacammacam toko pakaian, alat rumah tangga, warung makanan, toko kosmetik, toko
sepatu, toko perhiasan, dan lain-lain.
Thamrin Plaza memiliki tujuh lantai dengan ukuran
sedang. Thamrin Plaza sangat populer akan Matahari
Department Store yang terdapat di hampir setiap lantai.
Selain itu, di lantai 7 juga terdapat Thamrin 21 dan arena
bermain TimeZone.
Department store, supermarket dan ratusan tokotoko yang beraneka ragam memenuhi kebutuhan
pelanggan dengan lengkap, sehingga Thamrin Plaza
dapat disebut sebagai one stop shopping.

28

Pengunjung Thamrin Plaza dalam sehari rata-rata mencapai 20.000
pengunjung dan meningkat hingga 40.000 pengunjung pada hari libur dan hari
besar keagamaan.

Gambar 2.3.2 Akses Menuju Ke Thamrin Plaza

Dengan tingkat occupancy yang mencapai 100% serta tenancy mix yang
lengkap dan baik Thamrin Plaza menjadi salah satu shopping center yang diminati
para tenant untuk membuka usaha.

Analisa Studi Banding Proyek Sejenis
Luas tanah
Luas bangunan sewa
Lahan parkir
Jumlah anchor tenant

Jumlah retail berdasarkan
lantai

±30.000 m2
24.000 m2
6.120 m2
˗ Matahari department store: 5.818 m2
˗ Maximart swalayan: 1410 m2
˗ D’Loft food court:1915 m2
LANTAI 1
˗ Coty
˗ Davido Bakery
˗ Guardian
˗ Post Media
˗ Texas Fried Chicken
˗ The Medic Store
˗ Vacant
LANTAI 2

29

˗ Bata
˗ Bunga
˗ Elgini
˗ Kidz station
˗ Naughty
˗ Next
˗ Optik Melawai
˗ Optik Seis
LANTAI 3
˗ Abel
˗ ATT Fashion
˗ Batik Semar
˗ Bellagio
˗ Buccheri shoes
˗ Budi Jaya shoes
˗ Casserini boutique
˗ Dance Club
˗ Dash station
˗ First boutique
˗ Game spot
˗ Giordano
˗ Gosh
˗ Guess
˗ Guzzini collection
˗ Hardware
˗ K2
˗ Kiro boutique
˗ Kizzy boutique
˗ Leono Uomo
˗ Llwelyn
˗ Naughty
˗ OG Boutique
˗ Platinum
˗ Princess
˗ Purple
˗ Step one
˗ Today
˗ Today fashion
˗ Today shoes
˗ Update
˗ Update concept
˗ Young Man
LANTAI 4
LANTAI 5
˗ Bintang Photo

30

Persentase anchor tenant
Persentase retail
Harga sewa tenant
Fasilitas
RTH

˗ Golf House
˗ GSM
˗ Jaco.
LANTAI 6
˗ Fancy shop
˗ Fountain
˗ Inca
˗ M photo studio
˗ Pandawa Lima
˗ Timezone
˗ Unique
LANTAI 7
˗ Bioskop 21
˗ Chat’s
˗ City ice cream
˗ Killiney Kopi Tiam
˗ Mc Donald’s
˗ Texas Fried Chicken
38%
62%
Rp. 200.000 s/d 300.000 per m2 per bula
Parkir
ATM
Hampir tidak ada kecuali taman-taman kecil di
sela-sela pembatas jalan.

Tabel 2.3.1 Analisa Ruang Pada Gedung Thamrin Plaza

Dilihat dari segi pengunjung, yang mendominasi di Thamrin Plaza adalah
dari etnis Tiong Hoa dan kalangan pelajar/mahasiswa. Hal ini diakibatkan letak
Thamrin Plaza yang memang berada di seputaran daerah jalan Asia yang
didominasi oleh etnis Tiong Hoa dan sekolah serta kampus di sekitarnya.
Dari data-data di atas, jika ditinjau berdasarkan standard ICSC mengenai
shopping center maka Thamrin Plaza termasuk dalam kelas community center
dengan skala pelayanan 5 – 9 km. Namun berbeda dengan perhitungan dari
standard, Thamrin Plaza masih kekurangan 2% dari anchor tenant yang
seharusnya.
Lahan parkir di Thamrin Plaza dinilai mencukupi. Kekurangan terlihat dari
pengaturan sirkulasi perparkiran termasuk pada jalur masuk dan keluar. Jalan
Thamrin adalah jalan satu arah yang cukup padat dan keberadaan jalan masuk ke

31

Thamrin Plaza justru menambah kemacetan ketika beberapa mobil yang akan
masuk mengantri di jalan tersebut.
Kekurangan yang lain terlihat dari sangat minimnya RTH di kawasan ini.
Satu-satunya RTH yang ada adalah taman-taman di sela-sela pembatas jalan atau
tanaman seadanya yang diletakkan di pot di sepanjang pedestrian.
Dari segi penataan tenant, Thamrin Plaza sudah cukup baik. Bangunan ini
memiliki sistem sirkulasi terpusat dimana setiap tenant menghadap pusat
bangunan. Hal ini memungkinkan keuntungan posisi tenant yang lebih bisa dilihat
oleh setiap pengunjung menjadi lebih sama rata.
Dari fasilitas dan pengamatan pengunjung pada Thamrin Plaza dapat
dianalisa hubungan kegiatan pengunjung Thamrin Plaza, yakni:

Berjalan kaki

Menuju Thamrin Plaza

Kegiatan utama pengunjung di
dalam Thamrin Plaza

Menggunakan kendaraan

Memarkirkan kendaraan

Kegiatan sanitasi

Pulang

Diagram 2.3.1 Sirkulasi Manusia Pada Gedung Thamrin Plaza Medan

32

Sedangkan analisa hubungan kegiatan pedagang/karyawan Thamrin Plaza
dapat dilihat sebagai berikut:
Berjalan kaki

Menuju Thamrin Plaza

Kegiatan utama
pengunjung di dalam
Thamrin Plaza

Menggunakan kendaraan

Memarkirkan kendaraan

Loading/
unloading barang

Ibadah

Kegiatan sanitasi

Istirahat

Pulang

Diagram 2.3.2 Aktifitas Manusia Pada Gedung Thamrin Plaza Medan

Dari analisa kegiatan Thamrin Plaza tersebut, dapat dikembangkan sebuah
konsep kebutuhan ruang mall.

33