Analisis Hubungan Faktor faktor Antecede

=la na5 0k

Lo'

Pengembangsn E-Government
di lndonesia

lSBN

1?8-tge-15?9E-D-8
ilfl il

ililil ilIil

t]llllllll

9 11785029115792O81t

ANALISIS

NGAN FAKTOR.FAKTO R AN T EC E DEIVT PE MAN FAATAN

SISTEM INFORMASI TERHADAP KINERJA ORGANISASI
HU

BU

R. Kristoforus Jawa Bendil
kristojb@gmait.com

ABSTRACT

lnformation sysfem (tS) can be used to improve organization,s pefiormance.
tt is
determined by the users of ls- Previous researches found that the
used or is oy tne users are
influenced by its antecedent factors: sociat factor, affect, facititating
condition, ioipiextty, tongterm consequences, and habit. The objective of inis research is to
find the corretation between
the antecedent factors of ts and the organization's performance. The
result shours that affect
and facilitating condition have the positiie corelation with orginization,s performance,

while the
cgmpl exity ha s negative correlati an with organization,s perfoim
ance.
Keywords: information system, antecedenl factors, organization,s pertormance

Pemanfaatan sistem infomasi

llll?^[:ningkatkan kinerja

organisasi.

Namun
pencapaian kinefla sangat ditentukan oleh pengguna *sistem
inforynasi teiseoui- Beberapa
penelitian sebelumnya menemukan bahwa pemanfaatan
sistem informasi oleh pengguna
dipengaruhi oleh faktor-faktor antecedentnya, yakni faktor sosial,
affect, kondisi pendukung,
kompleksitas sistem,.konsekuensijangka panjang, dan kebiasaan.
Tujuan penelitian ini adalah

untuk melihat bagaimana hubungan antari fJktor-faktor antecedent pemanraatan
sistem
informasi dengan kinerja organisasi. Hasil penelitian menunjrtrrn
bahwa, affect dan kondisi

pendukung berkorelasi positif dengan kinerja organisasi,
sedangkan komptetsitas sistem

berkorelasi negatif dengan kinerja organisasi.
Kata kunci: sistem informasi, faktor-faktor antecedent, kinerja organisasi.

PENDAHULUAN

Teknologi informasi merupakan salah satu hal yang penting dalam
menunjang
keberhasilan operasional suatu organisasi, mulai dari membantu pengembangan
produk
baru

sampai penyediaan market intettigence sebagai alat analisis dalam pembuatan

keputusan. Hat
ini khususnya untuk organisasi dengan pasar global yang semakin menuntut
organisasi untuk
selalu tampilwell informed (setianingsih, 1997). oleh karena itu keputusan
untuk berinvestasi
dalam bidang teknologi informasi menjadi suatu hal yang penting.
lnvestasi ini secara agregat
diharapkan dapat meningkatkan kinerja organisasisecara keseluruhan
(Reich dan lzak, 1996).

Penelitian mengenai kontribusi sistem informasi terhadap kinerja
organisasi dan
kontribusinya dalam meraih keunggulan kompetitif telah banyak
dilakukan (premkumar dan
King, 1992; Delone dan Mclean,1992; Raghunathan dan Raghunathan,
19go). pemanfaatan
sistem informasi dalam oganisasi merupakan salai satu kunci untuk
meningkatkan kinerja
organisasi.
I


Program Studi reknik Informatika sekolah Tinggi reknik Musi, palembang

237

Pencapaian kinerja organisasisangat ditentukan oleh pengguna sistem informasidalam

qrcasitersebut

(Davis, 1989; Venkatesh ef aL.,2003). Penggunaan sistem informasidalam

lpsaian tugas operasional perusahaan dapat dijelaskan dari elemen kemanusiaan yang
E;a di belakang pemanfaatan sistem informasitersebut (lgbaria dan Guimares, 1999 dalam
2006). Hal ini dikarenakan operasionalisasi sistem informasi sebagian besar
}ntenaga manusia, dan dengan demikian penting untuk memperhatikan
faktor manusia dalam penerimaan teknologi.

Beberapa penelitian terdahulu menemukan bahwa pemanfaatan sistem informasi
i oleh beberapa faktor antecedentnya, antara lain faktor sosial, affecf (sikap)


sistem bersangkutan, kondisi pendukung, kompleksitas sistem bersangkutan,
i jangka panjang, kebiasaan serta kecocokan antara tugas dan teknologi (Baroudi

19E6; Davis, 1989; Thompson et.al., 1991; Moore dan Benbasal, 1992; Hartwick dan

1994; Compeau dan Higgins, 1995; Taylor dan Todd, 1995; lgbaria et. al., 1996;
et.a1.,1999; Venkatesh et.a\.,2003). Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti

hhwa terdapat hubungan yang signifikan antara faktor-faktor antecedent pemanfaatan
nturnasi dan kinerja organisasi, khususnya institusi pendidikan tinggi. Objek penelitian
Sekolah Tinggi Teknik Musi, sebuah institusi pendidikan tinggi yang berada di kota

PUSTAKA

Triandis (1980) dalam Thompson

et. al. (1991)

berpendapat bahwa perilaku


oleh norma sosial, yang merupakan pesan yang dirasakan dari sesuatu yang lain
inkan pemikiran individu mengenai apa yang harus mereka perbuat. Selanjutnya
rnemperluas istilahnya dan disebut dengan faktor sosial (socral factors), yang
sebagai 'The individual's internalization of the reference group's subjective culture,
interpersonal agreements that the individual has made with others,

in

specifrc

"(-l-hompson et. a\.,1991) Budaya subyektif berisinorma, peran, dan nilai.

Drtungan empiris terhadap hubungan faktor sosial dan perilaku ditemukan dalam
studi (Pavri, 1988) melaporkan hubungan positif antara faktor sosial dan penggunaan

oleh pimpinan dalam lingkungan penggunaan yang bersifat voluntary. Lim, et. al.
bahwa faktor sosial mempengaruhi para CEO dalam memanfaatkan NSS

-remukan
Support Sysfem)


Penggunaan MS-Exchange oleh pegawai rumah sakit (Malhotra

.1999), dan penggunaan spreadsheet (Yang dan Choi,2001) juga dipengaruhi
sosial. Woon dan Pee (2004) bahkan menemukan hubungan yang signifikan antara
dan penyalahgunaan internet (internet abuse) oleh karyawan. Sebaliknya, Davis ef

rnelaporkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara faktor sosial dan

teknologi informasi. Mereka berpendapat bahwa pemanfaatan sistem secara

238

mandatory alau voluntary mempengaruhi hubungan antara faktor sosial dan pemanfaatm
teknologi informasi.

Affect merupakan "feelings of ioy, elation, ar pleasure, or depression, dtsgust
displeasure, or hate associaled by an individual with a particular acf" (Iriandis, 1980 dalam
Thompson et. at.,1991). Aspek-aspek teknologi (seperti; sistem yang berkualitas tinggi) sangd
mempengaruhi sikap pemakai sistem (attec't) terfiadap sistem yang bersangkutan. Sik4

pemakai bersama-sama dengan faktor sosial dan faktor situasional lainnya akan
mempengaruhi intensitas pemanfaatan teknologi dan akhirnya akan meningkatkan
pemanfaatan teknologi. Davis (1989) menemukan bahwa affect memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap pemanfaatan komputer. Woon dan Pee (2004) dalam penelitiannya
mengenai penyalahgunaan internet oleh para pekerja menemukan bahwa faktor atreci
berpengaruh secara signifikan pada perilaku dan intensitas penyalahgunaan internet.
Triandis (1980) dalam Thompson et. al. (199'i) menyatakan bahwa perilaku tidak dapd

terjadi apabila tidak ada kondisi obyektif yang mendukungnya. Kondisi pendukung (facilitating
.objective factors, 'out there' in the environment, that severd
condition) didefinisikan sebagai
judges

or

observers can agree make

an act easy to do"

(Thompson et. al., 1991). Dalam


konteks pemanfaatan komputer, komputer merupakan salah satu tipe dari kondisi pendukurB
yang dapat mempengaruhi pemanfaatan komputer. Pelatihan yang diberikan untuk membantu
user dalam mengurangi dan mengeliminasi hambatan potensial merupakan bentuk lain dari

kondisi pendukung. Schultz dan Stevin (1975) dalam Thompson et. al. (1991)
mempertimbangkan bahwa dukungan atau penolakan sebagai salah satu faktor yarp
mempengaruhi pemanfaatan. Woon (2004) melaporkan adanya korelasi negatif antara kondisi
pendukung dan penyalahgunaan internet.

Menurut Rogers dan Shoemaker (1971) dalam Thompson et. al. (1991), kompleksitas
didefinisikan sebagai tingkat inovasi yang relatif untuk memahami dan menggunakan sesuatu

hal. Jika pemanfaatan komputer dipandang dalam konteks adopsi inovasi, maka hasil ini
menunjukkan suatu hubungan negatif antara kompleksitas dan pemanfaatan sistem. Merujuk
pada definisi kompleksitas tersebut, istilah kompleksitas (complexity) yang dimaksud sama
dengan istilah perceived ease of use (PEU) dalam TAM, ease of use (EU) dalam lDT, dan
effoft expectancy (EE) dalam UTAUT (Venkatesh,2003). Thompson et. al. (1991), juga
menemukan bahwa ada korelasi negatif antara kompleksitas dan pemanfaatan komputer. Davb
(19S9) menemukan bahwa PEU memiliki korelasi positif dengan pemanfataan sistem dan


manfaat yang dirasakan pengguna (perceived usefulness-PU). Liao dan Landry (2000)
melaporkan bahwa PEU memiliki pengaruh yang signifikan dalam penerimaan sistem informasi
yang baru pada lingkungan perbankan. Dalam penelitian mengenai penggunaan komputer oleh

para guru, yuen dan Will (2002) menemukan pengaruh yang signifikan antara PEU dan
penggunaan komputer. Hasil yang sama juga dilemukan oleh Jantan dan Ramayah (2001)
pada Perusahaan Kecildan Menengah di Malaysia.

239

Faktor penting yang mempengaruhi perilaku adalah konsekuensi yang diharapkan dari

(triandis, 1980 dalam Thompson et. al, 1991). Menurutnya setiap tindakan dirasakan
Fr
konsekuensi potensial yang memiliki nilai, bersama dengan suatu kemungkinan bahwa
ry
tsrtgensi lain yang akan terjadi. Hal ini berarti setiap individu akan mengevaluasi
perilakunya dan menentukan pilihan perilakunya atas kemungkinan adanya

-truensi
t-Et dariperilaku

yang dia lakukan.

Benbasat et. al. (1986), dalam penelitiannya yang menyelidiki penggunaan computer-

G design/computer-aided machine (CAD/CAM) dalam sistem manufaktur, menemukan
ItrEan yang kuat antara pengharapan dan penggunaan aktual. la menunjukkan, jika
:Eetuensi

F6lan

yang diharapkan dari penggunaan suatu komputer aftractive, dan kemungkinan

konsekuensi tinggi, maka pemanfaatan suatu komputer akan lebih besar.

Kebiasaan merupakan determinan yang penting dari perilaku. Menurut Triandis (1980)

lEfn

Thompson et. al. (1991), kebiasaan adalah situasi rangkaian perilaku yang terjadi tanpa

Gmrksi pribadi. lndividu biasanya tidak sadar terhadap rangkaian ini. Dalam penelitian
r:Oetumnya telah ditunjukkan bahwa kebiasaan adalah prediktor perilaku yang kuat (Sugar,
r$7 dalam Thompson et. a\.,1991). Pada konteks pemanfaatan komputer, kebiasaan dapat

lp1nainkan peran dalam penggunaan komputer, komputer mungkin digunakan untuk
rrnngerjakan tugas-tugas sederhana dan pasti karena komputer telah biasa digunakan
Kebiasaan dapat diukur dengan frekuensi terjadinya perilaku. Hal ini identik
=Oelumnya.
f,ngan ukuran pemanfaatan. Woon dan Pee (2004) menemukan bahwa perilaku dan intensitas
enyalahgunaan internet oleh para karyawan sangat dipengaruhi oleh faktor kebiasaan.

irnayem et. at. (2001) menemukan bahwa pengaruh pada intensitas dan penggunaan (aplikasi

*b

board) akan bervariasi tergantung tingkat kebiasaan seseorang'

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan pada Sekolalr Tinggi Teknik Musi, dengan sampelnya adalah
dosen dan karyawan yang secara langsung menggunakan sistem informasi berbasis komputer.
pengambilan sampel dilakukan dengan metoda sampeljenuh. Hal ini dilakukan karena jumlah

populasi yang sedikit, sehingga memungkinkan seluruh populasi menjadi sampel dalam
penelitian ini. Data diperoleh dengan mengirimkan kuesioner kepada responden. Kuesioner
terdiri atas tujuh bagian pertanyaan dimana setiap bagian mewakili variabel penelitian. Bagian
pertama memuat daftar pertanyaan yang berkaitan dengan variabel faktor sosial, bagian kedua
berkaitan dengan variabel affect, bagian ketiga berkaitan dengan variabel kondisi pendukung,

bagian keempat berkaitan dengan variabel kompleksitas sistem, bagian kelima berkaitan
dengan variabel konsekuensi jangka panjang, bagian keenam berkaitan dengan variabel
kebiasaan dan bagian terakhir berkaitan dengan variabel kinerja organisasi.

Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Untuk menentukan hubungan
antara faktor-faktor antecedent dengan kinerja organisasi, digunakan lima point skala Likert.

240

,,lrynrnrtpr:yysayattidaksep)uotwarlgg)w)@.2@2-2.?_
5

(tima). Setetah semua data terkumput, tertebrh dahutru akr
d\\akukan u\r va\rsr\as dan re\rabr\r\as un\uk me\r\afi. va\rdr\as dan konsrs\ensr \n\ema\ arE

setu[u diwakiti oteh point

variabel dalam alat ukur. Terdapat enam hipotesis yang diajukkan dalam penelitian ini,

anta

lain:

fiiafu*? 4: lefuar slsh( m€mpufiya(' 1ubungan posft( (an sQnffkan

dengan khery

organlsasr.

Hipotesis 1s: Affecf mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan kineria organisasi.
Hipotesis 1": Kondisi pendukung yang ada dalam organisasi mempunyai hubungan positif dan
signifikan dengan kinerja organisasi.
tfta.otaq.i.e. 't*'- KornoLakdltas m,am,qlr-o-v=al huktttnctq-o nqa.el(-cl.ao- eierrtltLka-o- dqrs+:_tci=gQ+

organisasi.

Hipotesis 1.: Konsekuensijangka panjang mempunyai hubungan
positif dan signifikan dengan
kine{a organisasi.
Hipotesis

11: Kebiasaan

mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan kinerja
organisasi.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis
pearson.
korelasi
Hasil pengujian
analisis korelasi ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel

2
3
4
5
6

{

: Hasil Analisis Korelasi

FS

o,220

AF

0,648*

KP
KS
KJ

-0,537*

0,599*"

-0,033
KB
0,257
*signifikan pada 0,05
**signifikan pada 0,01

0,155
0,000
0,000
0,000
0,836
0,104

Berdasarkan tabel tersebut di atas dapat diketahui bahwa:

1'

Hasil pengujian koretasi menunjukkan bahwa hanya variabel
affect, kondisi pendukung

dan variabel kompleksitas sl'stem yang memiliki hubungan yang
signifikan dengan
kinerja organrisasi.

2'

3'

Faktor affect memiliki hubungan yang positif dan signifikan
dengan kinerja organisasi.
Hubungan tersebut ditunjukkan dengan nilai korelasi (r)
= 0,6+A, p = 0,000, signifikan pacta
p < 0,0'1. Berdasarkan hasir tersebut, maka hrpofesris
16 diterima.
Faktor kondisi pendukung memiliki hubungan yang positif
dan signifikan dengan kinerja
organisasi. Hubungan tersebut ditunjukkan dengan nirai korerasi
(r) = 9,599, p = 0,000,
signifikan pada p < 0,01. Berdasarkan hasiltersebut, maka
hipatesis 1" diterima.

241

Kornpleksitas ssfem memiliki hubungan yang negatif
dan signifikan dengan kinerja
tganisasi. Hubungan tersebut ditunjukkan dengan nirai korerasi (r)
= -g,537, p = 0,000,
s{nffikan pada p < 0,01 . Berdasarkan hasil tersebut, maka hrpotes
is 16 diterima.
fuktor soslal, konsekuensi iangka panjang dan faktor kebiasaan
tidak memiliki
lrubungan yang signifikan dengan kinerja organisasi.
Berdasarkan hasil tersebut maka
firfesrs 1", hipotesis 1" dan hipotesis 1r ditotak.

Tabel2 : Hasil pengujian Hipotesis Model

t

Hipotesis

1u

2
!

Ffirctesis

16

Hirctesis

1"

I

Faktor sosial telah menjadi konstruk yang kontroversial dalam penelitian
sebelumnya.
hmpe peneliti menemukan bahwa faktor sosial memiliki hubungan yang signifikan

terhadap

F pemanfaatan (Fishbein dan Ajzen, 1975; Triandis, 1980 dalam Thompson et. at.,1991;
rE ' '1991; Thompson e/- al., 1991; Todd dan Taylor, 1995). sebatiknya hasil penetitian
ini
bahwa faktor sosial tidak memiliki hubungan terhadap kinerja
organisasi.

-pkkan

(1991) dan Davis et- ar- (1gg9) tidak menemukan hubungan
yang signifikan antara

rtan tujuan pemanfaatan. Kemungkinan perbedaan hasil penelitian
ini dengan beberapa
sebelumnya disebabkan oleh perbedaan variabel dependennya. peneliti-peneliti

melihat signifikansi hubungan antara faktor sosiar dengan
tujuan pemanfaatan
fo use), sedangkan penelitian ini melihat signifikansi hubungan dan pengaruh
faktor

trhadap kinerja organisasi.
Fbrtwick dan Barki (1994) dan Venkatesh dan Davis (2000)
menunjukkan bahwa jika

sistem bersifat mandatory, faktor sosial secara signifikan memiliki
hubungan
pemanfaatan sistem, sebaliknya faktor sosial tidak
memiliki hubungan signifikan
penggunaan sistem yang bersifat voluntary. Penemuan
inisekaligus dapat menjelaskan
rnehian ini. Konteks sistem informasi dalam penelitian ini adalah sistem informasi yang
secara voluntary.

|bil

pengamatan menunjukkan bahwa seluruh responden yang
dilibatkan dapat
telah memiliki pengalaman dalam pemanfaatan sistem informasi (dalam
konteks

ai).

Hartwick dan Barki (1994) menemukan bahwa pengaruh faktor
sosiar akan

242

berkurang seiring bertambahnya pengalaman menggunakan sistem. Mereka berpenda@
bahwa bahwa sebelum sistem digunakan pengetahuan dan keyakinan pemakai akan sistem
bersifat vaque and ill-formed, namun setelah kekuatan dan kelemahan sistem diketahui melahi

pengalaman langsung menggunakan sistem, pengaruh sosial akan berkurang. Pendape
tersebut, setidaknya dapat mendukung hasil yang diperoleh dalam penelitian ini.

Hasil analisis menunjukkan bahwa affect memiliki korelasi positif terhadap kineri
organisasi. Hasil ini sejalan dengan penemuan Triandis (1980) dalam Thompson ef. a/ ('1991)Fishbein dan Ajzen (1975), dan Davis et. al. (1989). Sebaliknya Thompson ef. a/. (1991) yarp

aH

dijadikan acuan penelitian ini, justru tidak menemukan hubungan yang signifikan antara
dan tingkat utilisasi PC.

Sebuah penjelasan yang mungkin untuk hasil ini adalah karena konteks

pemanfa*r

sistem informasi dalam penelitian ini bersifat voluntary. Kondisi ini memungkinkan responh
mempersepsikan sistem informasi berdasarkan software atau hardware yang

seri

digunakannya. Seseorang yang sering menggunakan komputer untuk mengakses intemet

dr

menjalankan game komputer, akan melihat komputer sebagai sesuatu yang menyenangfir.

menggun&
aplikasi ini lebih

Faktor affect berperan pada kondisi tersebut. Pada sisi lain ketika seseorang

aplikasi perkantoran seperti Microsoft Office, maka pemanfaatan

sebagai sebuah kebutuhan akan tugas (performing faks). Pada kondisi seperti ini, faktor
tidak banyak berpengaruh.

di atas diperkuat oleh Yang dan Choi (2001) yang dalam
mengenai pengaruh sosial (social influence) terhadap teknologi menemukan
Penjelasan

pemanfaatan spreadsheef dipandang untuk tujuan performing fasks, sedang

lnternet dipandang sebagai sesuatu yang sifatnya fun and sympafhy. Sehingga
berargumen bahwa perbedaan sifat alami teknologi akan menentukan pengaruh
d

itimbu lkan pada pemanfaatan teknolog i tersebut.

Penelitian ini menemukan hubungan yang signifikan faktor kondisi pendukung

kinerja organisasi. Hasil ini konsisten dengan Teori Triandis dan TPB (TBP
istilah perceived behavioral control), namun bertolak belakang dengan penemuan

Thomg

a/. (1991) yang justru menjadi acuan penelitian ini. Mereka belum menyimpulkan
mereka. Tetapi mereka memberikan argumen bahwa hasil tersebut mungkin diakibatlran
pengukuran yang dilakukan terhadap kondisi pendukung hanya pada satu aspek saja
serupa juga dilaporkan oleh Davis et. al. (1989), bahwa accessibiltiy (konstruk ini mirip

facilitating condition) tidak berpengaruh pada perilaku pemanfaatan. Namun
berargumen bahwa accessibility bukan merupakan masalah bagi responden
penelitiannya.

Berdasarkan hasil pengamatan, terlihat bahwa sebagian besar karyawan atau

hampir tidak melakukan aktivitas apa pun yang berkaitan dengan tugas dan
ketika terjadi gangguan atau masalah pada komputer yang digunakannya. Bahkan
beberapa kasus dosen membatalkan kuliahnya karena ketiadaan fasilitas pendukurp

243

"

Jt

bptop)' Fenomena ini mungkin dapat menjadi sebuah penjelalasan
atas hasil
dalam penelitian ini.

piGe

venkatesh ef. a/. (2003) menemukan bahwa kondisi pendukung
berpengaruh
n hanya ketika faktor tersebut dipengaruhi oleh faktor umur
dan pengalaman
moderat' Namun penelitian ini belum melihat mekanisme pengaruh
tersebut

penelitian menunjukkan bahwa kompleksitas sistem
memiliki korelasi negatif dan

cngan kinerja organsiasi. penemuan ini konsisten dengan Davis ef. a/. (19gg)

dan

ct d (1991). Venkatesh et. at. (2003) iuga menemukan hubungan anrara effort
(nip dengan comprexity) dengan periraku pemanfaatan. simpuran yang dapat
bahwa semakin kompreks sebuah sistem informasi, maka
ada kecenderungan

kineIa organisasi.
pengujian menunjukkan bahwa baik konsekuensi jangka
panjang maupun
reduanya tidak memiriki hubungan yang signifikan
dengan kinerja organisasi.
kompleksitas sistem, belum ada penjelasan yang cukup kuat
untuk hasil yang
- Konsekuensi jangka panjang diduga memiliki korerasi karena
responden

lomputer sebagai sebuah alat bantu sederhana yang digunakan
untuk
sebuah pekerjaan tertentu. sehingga keinginan untuk meningkatkan
rcnggunakan komputer tidak menjadi perhatian utama bagi
responden.

Hlan

ini bertujuan untuk menemukan hubungan dan pengaruh antara
faktor-faktor

prnanfaatan sistem informasi terhadap kinerja organisasi.
Hasil yang didapat
bahwa faktor affecf, kondisi pendukung dan kompleksitas sistem memiliki
yang signifikan dengan kinefia organisasi. Namun hanya affect dan kondisi
saja yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi. Sedangkan faktor sosial,
i jangka panjang dan kebiasaan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan

PUSTAKA

n

a

I

Aizen,

l. (1991). "The Theory of Planned Behavior". organizationat

Htmtan Decision Processes. 50:2. pp. 179-211.

Behavior and

Baroudi, J.J., olson, M.H., dan lves, B. (19s6). "An Empiricat study in The lmpact of
User lnvolvement on System lJsage and lnformation Satisfaction". Communication af
Ttre AC M. 29:3. pp.232-238.
knbasat, 1., Derter, A.s., dan Todd, p. (19s6). "An Experimentat program
hvestigating Color-Exhanced and Graphicat Information Presentaiion: An lntegratin ot
Ttre Finding". Communication

of The ACM. pp. 1094-1105.

244

i
i

4)
5)
6)
7)
8)

Compeau, D., dan Hinggins, C. A. (1995). "Computer Self-Efficacy: Development A
Measure and lnitial Test". MIS Quarterly. 19:2. pp. 189-211.
Compeau, D., dan Hinggins, C. A. (1995b). 'Application Social Cognitive Theory to
Training Computer Sk//s". lnformation Sysfems Research. 6:2. pp. 1'18-143.
Compeau, D., Hinggins, C. A., dan Huff, S. (1999). "Social Cognitive Theory and
lndividual Reactions To Computing Technology: A Longitudinal Study". MIS Quarterly.
23:2. pp.145-158.
Davis, F. D. (1989). "Perceives Usefu/ness, Perceives Ease of Use, and User
Acceptance of lnformation Technology". MIS Quaftely. 13:3. pp. 319-339.

Davis, F. D., Bagozzi, R. P., dan Warchaw, P. R. (1989). "User Acceptance of
Computer Technology: A Comparison of Two Theoretical Models". Management
Science. 35:8. pp. 982-1442.
9) Delone W.H., dan Mclean, E.R. (1992). "lnformation System Succes.' The Quest for
The Dependent Variable". lnformation Sysfem Research. 3:1. pp.60-95.
10) Fishbein, M., dan Ajzen, l. (1975). Belief, Attitude, lntention, and Behavior: An
lntroduction to Theory and Research. Addison-Wesley. Reading, MA.
11) Hartwick, J. dan Barki, H. (1994). "Explaining The Role of User Partisipation in
lnformation Sysfem Usage". Management Science.40:4. pp. 440-465.
12) lgbaria, M., Prasuraman, S., dan Baroudi, J. J. (1996). "A Motivational Model of
Microcomputer Usage". Jurnalof Management lnformation Sysfems. 13:1. pp. 127-143.
13) Jantan, M., dan Ramayah, T. (2001). "Personal Computer Acceptance by Small and
Medium Sized Company Evidence from Malaysia". Jurnal Manajemen & Bisnr's.
Program Magister Manajemen Universitas Syah Kuala. 3:1. pp. 1-14.
14) Liao, Z.dan Landry, R. Jr. (2000). "4n Empirical Study on Organization Acceptance of
New lnformation Systems in a Commercial Bank Environment". Proceedings of the 3t
Hawaii lnternational Conference on System Sciences.
15) Lim, J., Gan, B., dan Ting-Ting Chang. (2002). "A Survey on /VSS Adoption lntention".
Proceedings of the 35tn Hawaii tnternational Conference on System Sciences.
16) Limayem M., Hirt, S. G., dan Chin, W. W. (2001). "lntention Does IVof Always Matter.
The Contingent Role Of Habit on tT usage Behavior", The 9'' European Conference on
I nform ati o n Sysfems. pp. 27 4-286
17) Malhotra, Y., dan Galletta, D. F. (1999). "Extending Acceptance Model to Accountfor
Sociat lnfluence: TheoreticatBases and Empirical Validation". Proceeding of the 3f
Annual Hawaii lnternational Conference on System Scr'ence.
18) Mathieson, R. (1991). 'Predicting User lntentions: Computing the Technology
Acceptance model with the Theory of Planned Behavior". lnformation Sysfems
Research. 2:3. pp. 173-191.
19) Moore, G. C., dan Benbasat, l. (1991). "Development of A lnstrument to Measure The
Perceptions of Adopting An lnformation Technology lnnovation". lnformation Sysfems
Research. 2:3. pp. 192-222.
20) Moore, G.C., dan Benbasat, l. (1992). "An Empirical Examination of A Model of The
Factors Affecting Utilization of lnformation Technology by End Users". Working Paper of
The Bristish Colombia, Vocounver, B.C.
21) Pavri, F. (1988). "An Empirical lnvestigation of The Factors Contributing to MicroComputer Usage". Dissertation. University of Western Ontario.
22) Premkumar, G., dan King, W. R. (1992). 'An Empirical Assessment of lnformation
Systems Planning and The Role of lnformation Sysfems in Organizations". Journal of
MlS.9:2. pp.92-126.
23) Raghunathan, B., dan Raghunathan T.S. (1990). "Planning lmplications of The
lnformation Sysfems Strategic Grid: An Empiricallnvestigation". Decision Sciences.2:2pp.287-300.
24) Reich, B. H., dan Benbasat, l. (1996). "Measuting The Linkage Between Eusrness and
lnformation Technology Objectives". MIS Quaftely.20:1. pp. 55-81 .
25) Setianingsih, S. (1997). "Pemanfaatan Teknologi lnformasi dan Hubungannya Dengan
Pe ningkatan Kinerja I ndivid u al", Telaah. 1 :3.
26) Susanti, V. A., (2006). "Teknologi Tugas yang Fit dan Kinerja lndividual", Jumal
Akuntansi dan Keuangan, Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra. 8:1 . pp.24-34.

245

Zl Taylor, s., dan Toqg, i A. (1995/. "rJnderstanding rnfarmation Technorogy
I9"r of competing Moders". tnforiation sysfems R-esearch.6:4. pp. 144-176.
^- Thompson,
23r
;e"r"o
R.L., Higgins, c.A., dan Howett,

usage: A

J M (1sst;
nat computing: Toward
of conceptuar Modet of LJtilization". Mrs Quaftery.i5,i.
izs-t+s.
^_
;p.
29r Venkatesh, v., dan javis, F. D. (2ooo). ,A rneoreiai
Extension of rechnorogy
Modet: Four Lonsitudinat Fietd study". ianagement science.
46:2. pp.
i3E:!1T",
3cr venkatesh, v., Morris, M. G., Davis, G. B., dan Davis,
F. D. (2003) . ,,rJser Acceptance
of lnformation Technotogy". MtS euarterly.2T:3. pp.
iiS-+la"
311woon, l' M. Y., dan Pee, L. G. (2004). ;Behavioirat Factors
nrfecting lnternet Abuse in
the workplace - An Empiricat tnvestigation". Proceedingsirtn"
tniio annual*ii*"nop
on HCI Research in MtS.
,,Revisiting
Pr Yang, Hee-Dong dan ctroi, rn-young.

Model

Technotogy Acceptance
{209J)
with sociat lnfluence Factors;.
http://ranvw.rcacis-net.orqffile/2001/050.pdf.

diakses 22106/2006.
33r Yuen, A. H. K., dan wiil_w. K. MA.
eaaz). ',Gender Differences
Ac'ceptance". Journar of rechnorogy and reacher Eduiitioi,'

in Teacher computer
rc,3. pp.365_3g2.

246

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Hubungan Antara Kepercayaan Diri DenganMotivasi Berprestasi Remaja Panti Asuhan

17 116 2

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

Hubungan Antara Kompetensi Pendidik Dengan Kecerdasan Jamak Anak Usia Dini di PAUD As Shobier Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember

4 116 4

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5