Hak Restitusi Sebagai Bentuk Perlindungang Terhadap Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (Studi Kasus Nomor 1554 Pid.B 2012 PN.MDN)

ABSTRAK
- Junita *
- Ediwarman **
- Rafiqoh Lubis ***
Perdagangan orang dianggap sama dengan perbudakan yang artinya sebagai
suatu kondisi seseorang yang berada dibawah kepemilikan orang lain. Tindak pidana
perdagangan orang merupakan pelangggaran hak asasi manusia yang memperlakukan
korban semata-mata sebagai komoditi yang dibeli, dijual, dikirim dan dijual kembali.
Adapun dalam penulisan skripsi ini penulis akan membahas mengenai,
Pengaturan hak restitusi terhadap korban tindak pidana perdagangan orang di
Indonesia, Hak restitusi sebagai bentuk perlindungan terhadap korban kejahatan dan
Kebijakan hukum pidana dalam penerapan hak restitusi terhadap korban tindak
pidana perdagangan orang (studi kasus nomor 1554/Pid.B/2012/PN.MDN).
Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam penulisan skripsi ini adalah
dengan menggunakan metode penelitian normatif yakni dengan pengumpulan data
secara Studi Kepustakaan yaitu dengan meneliti bahan - bahan pustaka atau data data sekunder. Sumber data yang dipergunakan dalam penulisan skripsi ini adalah
data sekunder dan data primer pihak yang berwenang berupa peraturan perundang undangan, keputusan presiden, peraturan menteri, peraturan pemerintah, peraturan
daerah. Bahan hukum sekunder berupa buku – buku, kamus-kamus hukum, jurnal jurnal hukum, dan putusan pengadilan
Pengaturan restitusi diatur didalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007
Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang, Undang-Undang Nomor
31 Tahun 2014 Tentang Perubahan Terhadap Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006

Tentang Perlindungan Saksi dan Korban, Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2002
Tentang Kompensasi, Restitusi, dan Rehabilitasi Terhadap Korban Pelanggaran Hak
Asasi Manusia Yang Berat dan Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2008 Tentang
Pemberian Kompensasi, Restitusi dan Bantuan Hukum Kepada Saksi dan Korban.
Salah satu bentuk perlindungan terhadap korban kejahatan adalah dengan
memberikan hak restitusi terhadap korban kejahatan. Restitusi dapat dilakukan
melalui ganti rugi atau pemulihan nama baik. Hal ini dapat dilihat dari status sosial
pelaku. Penerapan hak restitusi dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007
Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang terhadap kasus
Perdagangan Orang pada Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor
1554/Pid.B/2012/PN.MDN merupakan bahan penegakan hukum terhadap kasus
tindak pidana perdagangan orang yang dilakukan oleh terdakwa Andreas Ginting
alias Ucok
* Mahasiswa
* Dosen Pembimbing I
* Dosen Pembimbing
viii
Universitas Sumatera Utara