MAKALAH EKONOMI MAKRO KRISIS EKONOMI

MAKALAH EKONOMI MAKRO
KRISIS EKONOMI

Dosen Pembimbing:
Bapak Bernardus Wishman Simbora Siregar SE, ME.
Disusun oleh :
Nama

: Clara Yuliana Pangse

NIM

: 2013100361

Jurusan

: Akuntansi

Kelas

: 02PAAK

KALBIS INSTITUTE
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
Tahun Ajaran 2013/2014

Jl. Pulomas Selatan Kav. 22 Jakarta Timur 13210
Tel : (021) 4788-3900 / 4786-9876
Fax : (021) 4788-3651

1

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat, karunia,
dan bimbingan-Nyalah saya dapat melalui proses pembuatan makalah ini dari awal hingga
selesai dengan sangat baik.
Melalui makalah ini, saya akan membahas mengenai “Krisis Ekonomi” dikaitkan
dengan teori yang ada. Saya juga akan menguraikan penyebab dan dampak krisis ekonomi
serta solusi yang dapat dilakukan. Saya sangat mengharapkan makalah ini dapat berguna bagi
penulis dan pembaca.


Semoga makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu dan

pengetahuan kita semua mengenai krisis ekonomi yang sangat dekat dengan kehidupan.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan. Hal tersebut dikarenakan saya masih dalam proses belajar dan karena
kemampuan saya yang terbatas. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang membangun
akan saya terima dengan sangat senang hati untuk bahan pembelajaran di masa depan.
Sekian kata pengantar dari kami, saya mohon maaf jika ada kesalahan kata, penulisan,
maupun pemikiran saya yang kurang berkenan dihati para pembaca. Semoga Tuhan yang
maha Esa memberkati kita semua. Amin. Akhir kata penulis sampaikan terimakasih. Selamat
membaca! Penyebab solusi teori dampak
Jakarta, 4 Juni 2014

Clara Yuliana

2

Daftar Isi


Kata Pengantar

2

Daftar Isi

3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
B. Perumusan Masalah
C. Manfaat Penulisan Masalah

4
5
5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Krisis Ekonomi

B. Teori Pertumbuhan Ekonomi

6
8

BAB III PEMBAHASAN
A. Kronologi Krisis Ekonomi 1997-1998
B. Penyebab Krisis Ekonomi
C. Dampak Krisis Ekonomi
D. Solusi Krisis Ekonomi
E. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

15
18
20
22
23

BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan

B. Saran

26
26

Daftar Pustaka

28

Bab I
Pendahuluan

3

A. Latar Belakang Masalah
Sebuah negara akan dinilai sukses apabila negara tersebut mampu
menyediakan lapangan kerja, menurunkan kemiskinan serta meningkatkan taraf hidup
manusia seperti di negara belahan Eropa dan Amerika Serikat. Namun, untuk
menciptakan itu semua sebuah negara harus menciptakan iklim investasi yang baik dan
mampu mempercepat laju pertumbuhan ekonomi. Sebuah negara dapat dikatakan

semakin berkembang apabila pertumbuhan ekonomi dalam negara tersebut terus
meningkat. Kebutuhan pokok rakyat dapat terpenuhi dengan lancar dan kehidupan
masyarakat sejahtera. Kalau laju pertumbuhan ekonomi sebuah negara sudah mampu
memberikan gambaran hidup ideal seperti yang diharapkan, maka kemakmuran yang
diharapkan akan terwujud.
Kegiatan ekonomi berperan begitu penting dalam sebuah negara. Namun,
ternyata untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang sehat sangatlah tidak mudah.
Kegiatan ekonomi tidak selamanya terus menerus berkembang dengan baik. Indonesia
pernah mengalami ketidakseimbangan laju pertumbuhan ekonomi yang dinamakan
“Krisis Ekonomi” pada tahun 1997-1998. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia tahun
1997 berawal dari kebijakan pemerintah Thailand di mulai pada juli 1997 untuk
mengembangkan mata uang Thailand Bath terhadap Dollar US, dan mempengaruhi mata
uang, bursa saham, dan harga aset lainnya di beberapa negara Asia. Krisis moneter yang
terjadi berkembang menjadi krisis multi dimensi, dan hampir semua orang Indonesia
terkena imbasnya.
Krisis moneter yang melanda Indonesia sejak awal Juli 1997 melumpuhkan
kegiatan ekonomi karena puluhan bahkan ratusan perusahaan mulai dari skala kecil
sampai milik konglomerat bertumbangan. Lebih dari 70% perusahaan yang tercatat di
pasar modal mengalami kebangkrutan. Keadaan ini diperberat dengan berbagai musibah
nasional seperti kegagalan panen padi di banyak tempat karena musim kering

berkepanjangan dan hama, kebakaran hutan besar-besaran di Kalimantan dan peristiwa
kerusuhan di banyak kota pada pertengahan Mei 1998 lalu.
Keadaan ekonomi Indonesia pada tahun 2014 sudah jauh lebih baik dengan
mengalami pemulihan dan stabilisasi dibandingkan dengan tahun 1998. Namun,
Indonesia belum mencapai taraf maksimal karena masih banyak pengangguran,
kemiskinan, inflasi, laju pertumbuhan ekonomi yang lambat, kesenjangan penghasilan,
hutang negara dan keterbatasan bahan pangan belum dapat jalan keluarnya.

4

Maka itu, penting kita ulas mengenai ‘Krisis Ekonomi” dalam makalah ini,
agar kita dapat mengerti dan menemukan solusi yang terbaik bagi bangsa Indonesia.
Supaya kita sebagai mahasiswa dapat lebih kritis terhadap situasi krisis ekonomi yang
mana sekarang menjadi topik hangat dan dilema luar biasa bagi seluruh dunia. Paling
tidak mahasiswa dapat memecahkan masalah kecil yang berhubungan dengan krisis
ekonomi tersebut. Diharapkan pula makalah ini dapat menjadi acuan belajar dalam
mempelajari permasalahan ekonomi di Perguruan Tinggi.

B. Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah makalah ini
adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.

Apa pengertian dari krisis ekonomi?
Apa yang menjadi penyebab terjadinya krisis ekonomi?
Apa dampak akibat dari krisis ekonomi?
Bagaimana solusinya untuk mengatasi krisis ekonomi?
Bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia?

C. Manfaat Penulisan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah makalah di atas, maka, manfaat dari penulisan makalah
ini adalah :
1. Memenuhi nilai tugas mata kuliah Ekonomi Makro.
2. Mengetahui pengertian dari krisis ekonomi.

3. Mengetahui apa penyebab dari krisis ekonomi.

4. Mengetahui dampak dan akibat dari krisis ekonomi.
5. Mengetahui solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasi krisis ekonomi.
6. Mengetahui kondisi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Bab II
Tinjauan Pustaka

A. Teori Krisis Ekonomi

Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas
manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi
barang dan jasa. Istilah "ekonomi" sendiri berasal dari kata Yunani οἶκος (oikos) yang
5

berarti "keluarga, rumah tangga" dan νόμος (nomos), atau "peraturan, aturan, hukum,"
dan secara garis besar diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau "manajemen
rumah tangga."
Ekonomi makro atau makro-ekonomi adalah studi tentang ekonomi secara

keseluruhan. Makro-ekonomi menjelaskan perubahan ekonomi yang mempengaruhi
banyak masyakarakat, perusahaan, dan pasar. Ekonomi makro dapat digunakan untuk
menganalisis cara terbaik untuk memengaruhi target-target kebijaksanaan seperti
pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, tenaga kerja dan pencapaian keseimbangan
neraca yang berkesinambungan.
Meskipun ekonomi makro merupakan bidang pembelajaran yang luas, ada dua
area penelitian yang menjadi ciri khas disiplin ini: kegiatan untuk mempelajari sebab
dan akibat dari fluktuasi penerimaan negara jangka pendek (siklus bisnis), dan
kegiatan untuk mempelajari faktor penentu dari pertumbuhan ekonomi jangka
panjang (peningkatan pendapatan nasional). Model makro-ekonomi yang ada dan
prediksi-prediksi yang ada jamak digunakan oleh pemerintah dan korporasi besar
untuk membantu pengembangan dan evaluasi kebijakan ekonomi dan strategi bisnis.
Krisis ekonomi merupakan peristiwa di mana seluruh sektor ekonomi pasar
dunia mengalami keruntuhan atau penurunan dan mempengaruhi sektor lainnya di
seluruh dunia., bahkan dalam tahun ini perekonomian bukan tambah berkembang
akan tetapi perekonomian dunia tambah merosot. Hal ini disebabkan kebutuhan
pokok yang semakin mahal dan harga minyak dunia yang sempat memaksa berbagai
sektor produksi ekonomi menaikkan ongkos produksinya dan tidak terkoreksi.
Menurut ahli ekonomi, pengertian krisis ekonomi secara sederhana adalah
suatu keadaan dimana sebuah negara yang pemerintahnya tidak dipercaya lagi oleh

rakyatnya. Khususnya masalah finansial. Rakyatnya tidak mau lagi menyimpan
uangnya di bank-bank yang ada. Sehingga bank-bank mengalami kesulitan uang
tunai. Jika itu terjadi maka bank sentral akan mencairkan asetnya untuk menalangi
semua bank-bank itu. Setelah itu maka harga-harga akan naik seiring dengan
banyaknya uang tunai di masyarakat akibat bank kelebihan uang tunai.
Teori yang berkaitan dengan masalah Moneter sering dikaitkan dengan teori
kuantitas uang yang beranggapan bahwa factor uang yang banyak mempengaruhi nilai
6

uang adalah jumlah uang yang beredar (quantity of money atau supply of money ).
Teori kuantitas sederhana. Inti dari teori ini adalah perubahan harga komoditi akan
berbanding lurus dengan jumlah uang yang beredar.
Kuat dan lemahnya nilai uang sangat bergantung daripada jumlah uang yang
beredar. Jika jumlah uang yang beredar menjadi 2x lipat maka nilai uang akan
menurun setengah kali dari semula, sebaliknya jika jumlah uang kurang hingga
setengah, maka nilai uang akan menaik menjadi 2x lipat. Hal ini terjadi, karena bila
jumlah uang naik menjadi 2x lipat maka akan berpengaruh pada harga yang naik dan
otomatis nilai akan menurun menjadi setengahnya.
Suku bunga adalah pembayaran bunga tahunan dari suatu pinjaman yang
diperoleh dari jumlah bunga yang diterima tiap tahun dan dibagi dengan jumlah
pinjaman. Suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit waktu.
Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh debitur yang
harus dibayarkan kepada kreditur.
Maka, jika suku bunga naik, permintaan akan uang turun. Karena suku bunga
naik maka orang akan banyak yang membeli saham atau surat-surat berharga dan
sebaliknya. Jika suku bunga naik maka invetasi turun dan pendapatan nasional turun.

B. Teori Pertumbuhan Ekonomi
Dalam perkembangan ekonomi makro, terdapat beberapa permasalahan pokok
yang dihadapi dalam pemenuhan kebutuhan hidup manusia yang tidak terbatas dalam
memperoleh kepuasan maksimum, tetapi sumberdaya untuk pemenuhan tersebut
sangatlah terbatas.
Setiap negara pasti akan terus berusaha dalam meningkatkan kesejahteraan
penduduknya dimana kesejahteraan tersebut ditentukan oleh kinerja dan arah dari
variabel-variabel ekonomi makro. Untuk itu pemerintah harus mengusahakan agar
variabel-variabel ekonomi makro tersebut berada pada posisi yang akan membawa
perekonomian bergerak kearah peningkatan kesejahteraan rakyat.

7

Terdapat beberapa alternatif kebijakaan yang dapat dilakukan untuk
mengarahkan varibale-variabe makro tersebut sesuai dengan tujuan perekonomian
suatu negara, karena pada hakekatnya tidak ada suatu teori ekonomi yang cocok untuk
mengatasi semua permasalahan dan cocok sepanjang masa. Tetapi suatu teori
ekonomi tersebut cocok untuk mengatasi suatu permasalahan tertentu di waktu
tertentu. Misalnya pada saat terjadi krisis ekonomi yang berkepanjangan yang dimulai
pada tahun 1997 teori ekonomi makro Keynesian menawarkan beberapa alternatif
pemecahan untuk mengoreksi keadaan tersebut. Tetapi pada saat lain, misalnya dalam
keadan ekonomi yang stabil dan dalam jangka panjang, mungkin teori makro klasik
lebih cocok untuk diterapkan.
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu bidang penyelidikan yang telah
lama dibahas oleh ahli-ahli ekonomi. Berikut ini diuraikan teori-teori pertumbuhan
ekonomi dari berbagai aliran, yaitu:
a. Aliran Merkantilisme
Pertumbuhan ekonomi atau perkembangan ekonomi suatu negara menurut kaum
Merkantilis ditentukan oleh peningkatan perdagangan internasional dan penambahan
pemasaran hasil industri serta surplus neraca perdagangan.

b. Aliran Klasik
Teori ini didasarkan pada sistem bebas berusaha, artinya mempunyai kemampuan
untuk kembali ke posisi keseimbangan secara otomatis. Terjadi tangan bebas atau
pasar bebas dalam mencapai keseimbangan sehingga terjadi "full employment" atau
kesempatan kerja penuh atau tidak ada pengangguran. Suatu perekonomian dengan
pasar bebas memiliki kekuatan sebagai mekanisme yang mampu membawa
perekonomian sesuai dengan kondisi yang diinginkan.
Ciri-ciri dari teori ini adalah:
a) Pemerintah tidak ikut campur tangan, peran pemerintah hanya pada masalah
penegakan hukum, menjaga keamanan dan pembangunan infrastruktur.
b) Harga output suatu barang ditentukan oleh produsen dan konsumen.

8

c) Terdapat pandangan yang diungkapkan oleh Say, "Supply creates its demand".
ungkapan ini pada dasarnya perpendapat semua barang dan jasa yang akan dijual.
Pandangan ini didasarkan kepada keyakinan ahli-ahli ekonomi klasik mengenai
faktor-faktor yang menentukan suku bunga.
d) Tingkat upah ditentukan oleh permintaan dan penawaran tenaga kerja.
e) Kelebihan tenaga kerja akan menurunkan upah dan kekurangan tenaga kerja akan
meningkatkan upah.
Tokoh-tokoh aliran Klasik antara lain Adam Smith dan David Ricardo. Teori
perkonomian ini masih memiliki dua sektor sederhana:

Y=C+I
Y: Pendapatan nasional suatu negata
C: Konsumsi secara agregat
I: Investasi
- Adam Smith
Adam Smith mengemukakan teori pertumbuhan ekonomi dalam sebuah buku yang
berjudul An Inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth of Nations tahun 1776.
Menurut Adam Smith, ada empat fackor yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi,
yaitu:
a) jumlah penduduk,
b) jumlah stok barang-barang modal,
c) luas tanah dan kekayaan alam, dan
d) tingkat teknologi yang digunakan.
- David Ricardo
David Ricardo mengemukakan teori pertumbuhan ekonomi dalam sebuah buku yang
berjudul The Principles of Political Economy and Taxation. Menurut David Ricardo,
pertumbuhan ekonomi suatu Negara ditentukan oleh pertumbuhan penduduk, di mana
bertambahnya penduduk akan menambah tenaga kerja dan membutuhkan tanah atau
alam.
c. Aliran Neo Klasik
Teori pertumbuhan neo-klasik dikembangkan oleh Prof. Robert Solow, yang
memperoleh hadiah nobel pada tahun 1987 untuk teorinya tersebut. Teorinya
9

dikemukakan dalam "Quarterly Journals of Economics" terbitan bulan Februari 1956,
dalam tulisan yang berjudul "A Contribution of The Theory od Economics Growth."
Ciri-ciri dari teori ini adalah:
a) Perkembangan faktor-faktor produksi dan kemajuan teknologi merupakan faktor
utama yang menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi pada suatu masa tertentu dan
perkembangannya dari waktu ke waktu lainnya.
b) Teori ini melihat bagaimana setiap faktor produksi dan perkembangan teknologi
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
c) Teori ini menganalisis pula sumbangan dari perkembangan stok modal dan
perkembangan teknologi dalam pembangunan ekonomi.
d) Pemerintah sudahikut campur tangan dalam perekonomian negara.
e) Kemungkinan terjadinya inflasi dan sudah diberlakukan pajak.
Tokoh-tokoh aliran Neo Klasik di antaranya Schumpeter, Harrod – Domar, dan
Sollow – Swan. Teori perkonomian ini memiliki tiga sektor:

Y=C+I+G
Y: Pendapatan nasional suatu negata
C: Konsumsi secara agregat
I: Investasi
G: Pemerintah

- Schumpeter
Teori Schumpeter menekankan tentang pentingnya peranan pengusaha dalam
menciptakan pertumbuhan ekonomi dan para pengusaha merupakan golongan yang
akan terus-menerus membuat pembaruan atau inovasi dalam ekonomi. Hal ini
bertujuan untuk peningkatan pertumbuhan perekonomian jika para pengusaha terusmenerus mengadakan inovasi dan mampu pengadakan kombinasi baru atas

10

investasinya atau proses produksinya. Adapun jenis-jenis inovasi, di antaranya dalam
hal berikut.
a) Penggunaan teknik produksi.
b) Penemuan bahan dasar.
c) Pembukaan daerah pemasaran.
d) Penggunaan manajemen.
e) Penggunaan teknik pemasaran.
- Harrod – Domar
Dalam analisis teori pertumbuhan ekonomi menurut Teori Harrod – Domar,
menjelaskan tentang syarat yang harus dipenuhi supaya perekonomian dapat
mencapai pertumbuhan yang teguh (steady growth) dalam jangka panjang. Asumsi
yang digunakan oleh Harrod–Domar dalam teori pertumbuhan ekonomi ditentukan
oleh beberapa hal-hal berikut:
a) Tahap awal perekonomian telah mencapai tingkat full employment.
b) Perekonomian terdiri atas sektor rumah tangga (konsumen) dan sektor perusahaan
(produsen).
c) Fungsi tabungan dimulai dari titik nol, sehingga besarnya tabungan proporsional
dengan pendapatan.
d) Hasrat menabung batas (Marginal Propencity to Save) besarnya tetap.
Sehingga menurut Harrod – Domar pertumbuhan ekonomi yang teguh akan mencapai
kapasitas penuh (full capacity) dalam jangka panjang.
- Sollow–Swan
Menurut teori Sollow–Swan, terdapat empat anggapan dasar dalam menjelaskan
pertumbuhan ekonomi.
a) Tenaga kerja (penduduk) tumbuh dengan laju tertentu.
b) Fungsi produksi Q = f (K,L) berlaku bagi setiap periode (K : Kapital, L : Labour).
c) Adanya kecenderungan menabung dari masyarakat.
d) Semua tabungan masyarakat diinvestasikan.
d. Aliran Historis
Tokoh-tokoh yang menganut aliran historis antara lain Friederich List, Bruno
Hildebrand, Karl Bucher, Werner Sombart, dan Walt Whitman Rostow.
- Friederich List (1789–18456)
Menurut Friederich List, perkembangan ekonomi ditinjau dari teknik berproduksi
sebagai sumber penghidupan.Tahapan pertumbuhan ekonominya antara lain: masa
berburu atau mengembara, masa beternak atau bertani, masa bertani dan kerajinan,
masa kerajinan industri dan perdagangan. Buku hasil karyanya berjudul Das
Nationale System der Politischen Oekonomie (1840).

11

- Bruno Hildebrand (1812–1878)
Menurut Bruno Hildebrand, perkembangan ekonomi ditinjau dari cara pertukaran
(tukar-menukar) yang digunakan dalam masyarakat. Tahap pertumbuhan ekonominya:
masa pertukaran dengan natura (barter), masa pertukaran dengan uang, dan masa
pertukaran dengan kredit/giral. Pendapatnya ditulis dalam sebuah buku yang berjudul
Die National Ekonomie der gegenwart und Zukunfit (1848).
- Karl Bucher (1847–1930)
Menurut Karl Bucher, perkembangan ekonomi ditinjau dari jarak antara produsen
dengan konsumen. Tahap pertumbuhan ekonominya antara lain: rumah tangga
tertutup, rumah tangga kota, rumah tangga bangsa, dan rumah tangga dunia.
- Werner Sombart (1863–1941)
Menurut Werner Sombart, perkembangan ekonomi ditinjau dari susunan organisasi
dan idiologi masyarakat. Tahapan pertumbuhan ekonomi menurut Werner Sombart
adalah Zaman perekonomian tertutup, Zaman perekonomian kerajinan dan
pertukangan, Zaman perekonomian kapitalis (Kapitalis Purba, Madya, Raya, dan
Akhir). Karyanya ditulis dalam sebuah buku yang berjudul Der Moderne
Kapitalismus (1927).
- Walt Whitman Rostow
Dalam bukunya yang berjudul The Stage of Economic Growth, W.W. Rostow
membagi pertumbuhan ekonomi menjadi lima tahap atas dasar kemajuan tingkat
teknologi. Kelima tahap itu adalah masyarakat tradisional, prasyarat lepas landas,
lepas landas, gerakan ke arah kedewasaan, dan tahap konsumsi tinggi.
d. Aliran Makro Keynes (Keynesian)
Keynes mengkritik pendapat ahli-ahli ekonomi klasik, dia menyatakan bahwa:
- Tingkat kegiatan dalam perekonomian ditentukan oleh pembelanjaan agregat.
- Perekonomian tidak selalu mencapai tingkat kesempatan kerja penuh.
- Suku bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang.
Ciri-ciri dari teori ini adalah:

12

a) Sistem pasar bebas tidak akan dapat membuat penyesuaian-penyusuaian yang akan
menciptakan kesempatan kerja penuh. Untuk mencapai keadaan itu diperlukan
kebijakan-kebijakan pemerintah.
b) Fleksibilitas suku bunga tidak akan mewujudkan keadaan-keadaan dimana
investasi adalah sama dengan tabungan yang akan diwujudkan pada kesempatan kerja
penuh.
c) Tingkat upah adalah "Rigid", yaitu tidak mudah berubah dan terutama ia sukar
untuk diturunkan ke bawah.
d) Perdagangan tidak harus didalam negeri, tetapi juga di luar negeri. (ekspor-impor).
e) Terdapat tiga kebijakan pemerintah yaitu:
* Kebijakan fiskal
* Kebijakan moneter, dan
* Pengawasan langsung
Teori perkonomian ini sudah memiliki empat sektor:

Y=C+I+G+(x-m)
Y: Pendapatan nasional suatu negata
C: Konsumsi secara agregat
I: Investasi
G: Pemerintah
x: Ekspor
m: Impor

13

Bab III
Pembahasan
A. Kronologi Krisis Ekonomi 1997-1998
Tahun 1997 - 1998 adalah sebuah tragedi yang bersejarah dan tak terlupakan
bagi Indonesia. Karena perekonomian Indonesia tercatat sebagai keadaan yang paling
suram. Begitu Soeharto menyatakan diri mundur sebagai presiden ke-2 RI pada
Tanggal 21 Mei 1998. banyak sekali tragedy-tragedi yang terjadi di Indonesia.
Kecenderungan pelemahan rupiah pasar, terus menjadi-jadi Sejak aksi penembakan
mahasiswa Trisakti tangal 12 Mei dan aksi penjarahan 14 Mei di Jakarta. Hal itu
diikuti gelombang kerusuhan dan aksi politik yang tidak habis-habisnya pasca
mundurnya Soeharto.
Pada bulan Juli 1997, kurs Rupiah terhadap dollar mulai merosot mencapai
Rp. 17.000, pada saat inilah awal sejarah perekonomian sangat buruk bagi masyarakat
Indonesia. Merasa tidak mampu dan tidak percaya diri menyelesaikan krisis yang ada,
sejumlah pejabat pemerintah akhirnya memunculkan wacana untuk meminta
pertolongan IMF. Bahkan banyak media massa dalam dan luar negeri yang saat itu
memuat saran-saran agar Indonesia segera meminta pinjaman pada International
Monetary Fund (IMF).
Akhirnya, pada tanggal 8 Oktober 1997 pemerintah meminta bantuan kepada
IMF untuk memulihkan keadaan krisis ekonomi saat itu. sebenarnya ECONIT secara
tegas memperingatkan bahwa mengundang IMF hanya akan menjerumuskan
Indonesia ke jurang krisis yang lebih parah. ECONIT mengibaratkan Indonesia
sebagai orang sakit. Memang Indonesia menghadapi sejumlah penyakit dan harus
diberikan perawatan diriumah sakit, tetapi Indonesia tidak harus masuk kedalam
perawatan Unit Gawat Darurat (UGD) yang diibaratkan IMF. Berdasarkan
pengalaman dari negara-negara yang pernah bekerjasama dengan IMF, hanya
14

sementara saja IMF memberikan perekonomian yang stabil dan tidak lama kemudian
krisis itu kembali lagi. Tetapi Indonesia mengabaikan peringatan

dari ECONIT.

Direktur Pelaksana IMF, Michel Camdessus, mengumumkan paket bantuan IMF
untuk Indonesia senilai 23 miliar dollar AS untuk menstabilkan keuangan dan
melakukan reformasi ekonomi. Bantuan tersebut terdiri atas 18 miliar dollar AS
pinjaman badan multilateral dan lima miliar dollar AS sisanya berasal dari pemerintah
Indonesia. Toh, meskipun IMF telah mengumumkan bantuannya kepada Indonesia,
kurs rupiah tetap saja melemah hingga mencapai Rp 3.670.
Kebijakan yang disarankan IMF juga menjerumuskan Indonesia ke krisis
yang lebih parah, seperti kasus likuidasi 16 bank pada bulan November 1997, yang
memicu rush terhadap puluhan bank besar Indonesia seperti Bank BCA dan Bank
Danamon, membuat kolaps sistem perbankan nasional, dan kian menenggelamkan
nilai tukar rupiah.
IMF juga memicu kerusuhan sosial melalui saran yang diberikan. Atas saran
IMF, untuk memangkas subsidi BBM dan listrik, pemerintah menaikkan harga BBM
antara 25 persen (minyak tanah) sampai 71 persen (premium) pada tanggal 4 Mei
1998. Selang sehari kemudian, ribuan mahasiswa di Makasar turun ke jalan dan
terjadi bakar-bakaran untuk memprotes kenaikan harga BBM. Pada hari-hari
berikutnya, aksi tersebut meluas ke Medan, Surabaya, Solo, Yogyakarta, dan
puncaknya berakhir di Jakarta 12 Mei 1998. Akibat saran IMF tersebut, ratusan orang
meninggal di seluruh Indonesia, ribuan luka-luka, ratusan gedung dan ribuan
kendaraan hancur dan terbakar. Inilah contoh kesekian kalinya di negara berkembang:
terjadi kerusuhan sosial akibat saran IMF
Dengan kata lain sangatlah sulit bagi negara-negara yang memiliki
perekonomian yang berkembang diatas sistem keuangan dunia yang labil dan
cenderung menjerumuskannya kedalam perangkapnya. Rekayasa dan spekulasi yang
disengaja untuk menyerang mata uang suatu negara bisa berakibat fatal bagi sistem
ekonomi suatu negara secara keseluruhan. Bentuk aksinya adalah

dengan

memperlemah sistem keuangan yang berlaku dengan negara yang bersangkutan. Hal
ini bisa terjadi oleh karena kekuatan berupa potensi dan yang dimilikinya dan
diperkuat dengan praktik dan institusi pasar valuta. Pada gilirannya, praktik-praktik
15

semacam ini menyebabkan negara dan rakyat yang aktif di sector riil menanggung pil
pahit dari akibat yang ditimbulkannya.

Kronologis krisis moneter yang ada di indonesia dari 1997 :


Tertekannya nilai tukar rupiah setelah terjadi hal yang serupa terhadap baht
Thailand yang diikuti dengan pengambangan baht tanggal 2 Juli 1997 dan peso
Pilipina 11 Juli 1997.



Dilakukan pelebaran kurs intervensi rupiah dari 8% menjadi 12% pada 11 Juli
1997, setelah dilakukan pelebaran sebanyak enam kali sejak 1994.



Dilakukan penghapusan rentang kurs intervensi atau pengambangbebasan rupiah
pada tanggal 14 Agustus 1998.



Dilakukan intervensi dalam pasar valas menghadapi tekanan yang timbul baik
setelah pelebaran kurs intervensi maupun setelah 14 Agustus 1997. Hal ini diikuti
dengan langkah-langkah yang biasa dilakukan untuk mempertahankan kurs
dengan intervensi, yaitu pengetatan likuiditas melalui kebijakan moneter dan
fiskal dengan berbagai bentuknya (penundaan pengeluaran anggaran, peningkatan
suku bunga SBI dan pengubahan deposito milik BUMN ke dalam SBI).



Langkah -langkah kebijakan makro dan sektoral 3 September 1997, suatu "self
imposed IMF program ": Keputusan untuk meminta bantuan IMF awal Oktober
1997, Perundingan dengan IMF yang menghasilkan 'letter of intent' pertama, 31
Oktober 1997, dari precautionary menjadi standby arrangement. Program yang
akan diimplementasikan meliputi kebijakan pengendalian moneter dan nilai tukar,
langkah-langkah fiskal, restrukturisasi sektor keuangan dan restrukturisasi sektor
riil.



Kebijakan pencabutan ijin usaha 16 bank dan implikasinya.



Pencairan pinjaman tahap pertama $3 milyar dari pinjaman IMF $10 milyar
sebagai bagian dari paket $43 milyar. Intervensi pasar valas bersama Jepang dan
Singapore yang berhasil, kemudian implementasi program dengan dukungan IMF
yang kurang lancar (masalah tuntutan terhadap Gubernur BI dan Menkeu di
PTUN, ketidakjelasan pelaksanaan penghapusan monopoli dan penundaan

16

proyek-proyek serta pelaksanaan kebijakan moneter yang seret) dan reaksi pasar
yang negatif.


Proses terjadinya 'letter of intent' kedua, 15 Januari 1998, didahului dengan
desakan G7.



Reaksi pasar terhadap kemungkinan pencalonan Habibie sebagai Wapres.



Pelaksanaan restrukturisasi perbankan dengan pemberian garansi terhadap semua
deposito, giro, tabungan dan pinjaman perbankan serta pendirian BPPN.



Keputusan BPPN membekukan 7 bank serta melaksanakan pengawasan intensif
terhadap 7 bank lain.



Perundingan Pemerintah dengan IMF yang menghasilkan "Memorandum
Tambahan tentang Kebijaksanaan Ekonomi dan Keuangan", yang ditanda tangani
Menko Ekuin pada tanggal 9 April 1998.



Pencairan pinjaman tahap ke dua sebesar $1 milyar.



Penyelesaian pinjaman swasta dengan berbagai perundingan di Tokyo, New York
dan Frankfurt.



Pengumuman Kabinet Reformasi dan pemberian status independen ke pada Bank
Indonesia setelah pergantian Presiden dari Soeharto ke Habibie.

B. Penyebab Krisis Ekonomi
Berbagai kajian yang menelaah krisis keuangan Asia telah banyak dilakukan,
tentunya dari berbagai sudut pandang pula. Secara umum terlihat suatu pola dan
karakteristik yang berlaku sama di seluruh negara yang dilanda krisis. Namun, dalam
hal kedalamannya dan jangka waktunya, Indonesia dapat dikatakan sangat unik. Sulit
mencari pembandingnya, barangkali negara yang paling layak untuk dibandingkan
waktu itu adalah Rusia, dan sekarang mungkin Argentina. Sebagai introspeksi, harus
diakui bahwa krisis di Indonesia benar-benar tidak terduga datangnya, sama sekali
tidak terprediksi sebelumnya.
Seperti dikatakan oleh Furman dan Stiglitz (1998), bahwa di antara 34 negara
bermasalah yang diambil sebagai sampel penelitiannya, Indonesia adalah negara yang
paling tidak diperkirakan akan terkena krisis bila dibandingkan dengan negara-negara
lainnya. Ketika Thailand mulai menunjukkan gejala krisis, orang umumnya percaya
bahwa Indonesia tidak akan bernasib sama. Fundamental ekonomi Indonesia
dipercaya cukup kuat untuk menahan eksternal shock akibat kejatuhan ekonomi
17

Thailand. Berikut ini akan diuraikan mengenai penyebab Krisis Ekonomi Indonesia
tahun 1997-1998 :
Faktor utama yang menyebabkan krisis moneter tahun 1998 yaitu faktor politik. Pada
tahun 1998 krisis ekonomi bercampur kepanikan politik luar biasa saat rezim
Soeharto hendak tumbang. Begitu sulitnya merobohkan bangunan rezim Soeharto
sehingga harus disertai pengorbanan besar berupa kekacauan yang mengakibatkan
pemilik modal dan investor kabur dari Indonesia. Pelarian modal besar-besaran karena
kepanikan politik ini praktis lebih dahsyat daripada pelarian modal yang dipicu oleh
pertimbangan ekonomi semata. Karena itu, rupiah merosot amat drastis dari level
semula Rp 2.300 per dollar AS (pertengahan 1997) menjadi level terburuk Rp17.000
per dollar AS (Januari 1998). Penyebab lainnya adalah:
1. Stok hutang luar negeri swasta yang sangat besar dan umumnya berjangka pendek,
telah menciptakan kondisi bagi “ketidakstabilan” ekonomi Indonesia. Hal ini
diperburuk oleh rasa percaya diri yang berlebihan, bahkan cenderung mengabaikan,
dari para menteri di bidang ekonomi maupun masyarakat perbankan sendiri
menghadapi besarnya serta persyaratan hutang swasta tersebut. Pemerintah selama ini
selalu ekstra hati-hati dalam mengelola hutang pemerintah (atau hutang publik
lainnya), dan senantiasa menjaganya dalam batas-batas yang dapat tertangani
(manageable). Akan tetapi untuk hutang yang dibuat oleh sektor swasta Indonesia,
pemerintah sama sekali tidak memiliki mekanisme pengawasan.
2. Banyaknya kelemahan dalam sistem perbankan di Indonesia. Dengan kelemahan
sistemik perbankan tersebut, masalah hutang swasta eksternal langsung beralih
menjadi masalah perbankan dalam negeri. Ketika liberalisasi sistem perbankan
diberlakukan pada pertengahan tahun 1980-an, mekanisme pengendalian dan
pengawasan dari pemerintah tidak efektif dan tidak mampu mengikuti cepatnya
pertumbuhan sektor perbankan. Hampir tidak ada penegakan hukum terhadap bankbank yang melanggar ketentuan, khususnya dalam kasus peminjaman ke kelompok
bisnisnya sendiri, konsentrasi pinjaman pada pihak tertentu, dan pelanggaran kriteria
layak kredit. Pada waktu yang bersamaan banyak sekali bank yang sesunguhnya tidak
bermodal cukup (undercapitalized) atau kekurangan modal, tetapi tetap dibiarkan
beroperasi. Semua ini berarti, ketika nilai rupiah mulai terdepresiasi, sistem

18

perbankan tidak mampu menempatkan dirinya sebagai “peredam kerusakan”, tetapi
justru menjadi korban langsung akibat neracanya yang tidak sehat.
3. Sejalan dengan makin tidak jelasnya arah perubahan politik, maka isu tentang
pemerintahan otomatis berkembang menjadi persoalan ekonomi pula. Hill (1999)
menulis bahwa banyaknya pihak yang memiliki vested interest dengan intrik-intrik
politiknya yang menyebar ke mana-mana telah menghambat atau menghalangi gerak
pemerintah, untuk mengambil tindakan tegas di tengah krisis. Jauh sebelum krisis
terjadi, investor asing dan pelaku bisnis yang bergerak di Indonesia selalu
mengeluhkan kurangnya transparansi, dan lemahnya perlindungan maupun kepastian
hukum. Persoalan ini sering dikaitkan dengan tingginya “biaya siluman” yang harus
dikeluarkan bila orang melakukan kegiatan bisnis di sini. Selama Indonesia
menikmati economic boom persepsi negatif tersebut tidak terlalu menghambat
ekonomi Indonesia. Akan tetapi begitu krisis menghantam, maka segala kelemahan itu
muncul menjadi penghalang bagi pemerintah untuk mampu mengendalikan krisis.
Masalah ini pulalah yang mengurangi kemampuan kelembagaan pemerintah untuk
bertindak cepat, adil, dan efektif. Akhirnya semua itu berkembang menjadi “krisis
kepercayaan” yang ternyata menjadi penyebab paling utama dari segala masalah
ekonomi yang dihadapi pada waktu itu. Akibat krisis kepercayaan itu, modal yang
dibawa lari ke luar tidak kunjung kembali, apalagi modal baru.
4. Perkembangan situasi politik telah makin menghangat akibat krisis ekonomi, dan
pada akhirnya memperbesar dampak krisis ekonomi itu sendiri. Faktor ini merupakan
hal yang paling sulit diatasi. Kegagalan dalam mengembalikan stabilitas sosial-politik
telah mempersulit kinerja ekonomi dalam mencapai pemulihan secara mantap dan
berkesinambungan. Meskipun persoalan perbankan dan hutang swasta menjadi
penyebab dari krisis ekonomi, namun, kedua faktor yang disebut terakhir di atas
adalah penyebab lambatnya pemulihan krisis di Indonesia. Pemulihan ekonomi sangat
sulit dan bahkan tidak mungkin dicapai, tanpa pulihnya kepercayaan pasar, dan
kepercayaan pasar tidak mungkin pulih tanpa stabilitas politik dan adanya
permerintahan yang terpercaya.

C. Dampak Krisis Ekonomi
19

Berbagai dampak krisis ekonomi timbul di Indonesia. Krisis ekonomi membawa
dampak yang kurang baik bagi Indonesia, ini disebabkan karena kurs nilai tukar valas,
khususnya dollar AS, yang melambung tinggi jika dihadapkan dengan pendapatan
masyarakat dalam rupiah tetap. Dampak yang terlihat seperti:
-

Banyak perusahaan yang terpaksa mem-PHK pekerjanya dengan alasan
tidak dapat membayar upah para pekerjanya. Sehingga menambah angka
pengangguran di Indonesia.

-

Pemerintah kesulitan menutup APBN. Harga barang yang naik cukup
tinggi, yang mengakibatkan masyrakat kesulitan mendapat barang-barang
kebutuhan pokoknya.

-

Hutang luar negeri jangka pendek dan menengah sehingga nilai tukar
rupiah mendapat tekanan yang berat karena tidak tersedia cukup devisa
untuk membayar utang yang jatuh tempo beserta bunganya, ditambah
sistem perbankan nasional yang melemah.

-

Harga BBM naik.

-

Kemiskinan juga termasuk dampak krisis moneter.

-

Merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang sangat tajam.

-

Banyaknya kelemahan dalam sistem perbankan di Indonesia. Dengan
kelemahan sistemik perbankan tersebut, masalah hutang swasta eksternal
langsung beralih menjadi masalah perbankan dalam negeri.

Pada Oktober 1998 jumlah keluarga miskin di perkirakan sekitar 7.5 juta.
Meningkatnya jumlah penduduk yang miskin tidak terlepas dari jatuhnya nilai mata
uang rupiah yang tajam, yang menyebabkan terjadinya kesenjangan antara
penghasilan yang berkurang akibat PHK atau naik sedikit dengan pengeluaran yang
meningkat tajam karena tingkat inflasi yang tinggi.
Disaat krisis itu terjadi banyak pejabat yang melakukan korupsi. Sehingga
mengurangi pendapatan para pekerja yang lain. Banyak perusahaan yang meminjam
uang pada perusahaan Negara asing dengan tingkat bunga yang lumayan tinggi, hal
itu menambah beban utang Negara.
Pada sisi lain merosotnya nilai tukar rupiah juga membawa hikmah. Secara
umum impor barang menurun tajam. Sebaliknya arus masuk turis asing akan lebih
besar, daya saing produk dalam negeri dengan tingkat kandungan impor rendah
20

meningkat sehingga bisa menahan impor dan merangsang ekspor khususnya yang
berbasis pertanian. Krisis ini sangat mengganggu kesejahteraan masyarakat.

D. Solusi Krisis Ekonomi
Setiap bangsa mempunyai cita-cita luhur yang ingin dicapai dan cita-cita
tersebut mempunyai fungsi sebagai penentu dari tujuan nasional. Dalam rangka
mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia yang tak luput dari tantangan, ancaman,
hambatan serta gangguan yang senantiasa perlu dihadapi ataupun ditanggulangi
mencakup seluruh komponen bangsa terutama para penerus-penerus bangsa yang ada
di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini.
Oleh karena itu,suatu bangsa harus mempunyai kemampuan, kekuatan,
ketangguhan dan keuletan dalam menghadapinya dan semua itu dilakukan tak lain
semata-mata untuk dapat mempertahankan kelangsungan kehidupan suatu bangsa.
Dimana semua dari komponen ini disusun dan dikembangkan berdasarkan wawasan
nusantara dan untuk mewujudkan semua itu bagi bangsa Indonesia sebagai bangsa
yang merdeka dan berdaulat harus mempunyai kekuatan dari aspek-aspek, unsurunsur ekonomi ketahanan nasional guna mengantisipasi kemungkinan besar dampak
dari krisis ekonomi.
Pemerintah sudah berusaha untuk segera mengatasi dampak krisis. Namun
pemerintah tidak bisa bekerja sendiri dan membutuhkan dukungan semua pihak,
terutama rakyat Indonesia demi nasib bangsa. Langkah- langkah di antaranya:
1. Presiden mengajak semua pihak dalam menghadapi krisis global harus terus
memupuk rasa optimisme dan saling bekerjasama sehingga bisa tetap
menjagar kepercayaan masyarakat.
2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan mencari peluang ekspor dan
investasi serta mengembangkan perekonomian domestik.
3. Mengoptimalkan APBN secara efisien untuk terus memacu pertumbuhan
dengan tetap memperhatikan `social safety net` dengan sejumlah hal yang
21

harus diperhatikan yaitu infrastruktur, alokasi penanganan kemiskinan,
ketersediaan listrik serta pangan dan BBM.
4. Ajakan pada kalangan dunia usaha untuk tetap mendorong sektor riil dapat
bergerak. Bila itu dapat dilakukan maka pajak dan penerimaan negara bisa
terjaga dan juga tenaga kerja dapat terjaga. Sementara Bank Indonesia dan
perbankan nasional harus membangun sistem agar kredit bisa mendorong
sektor riil. Di samping itu, masih menurut Kepala Negara, pemerintah akan
menjalankan kewajibannya untuk memberikan insentif dan kemudahan secara
proporsional.
5. Mengembangkan pasar dinegara-negara tetangga dikawasan asia yang secara
tidak lamgsung terkena pengaruh krisis keuangan AS.
6. Meningkatkan penggunaan produksi dalam negeri dan menggalakkan kembali
penggunaan produk dalam negeri sehingga pasar domestik akan bertambah
kuat.
7.

Memanfaatkan peluang perdagangan internasional.

8. Menyatukan langkah strategis Pemerintah dengan Bank Indonesia (BI).
9. Menghindari politik non partisan untuk menghadapi krisis.
10. Semua kalangan diharapkan untuk menghindari sikap ego-sentris dan
memandang remeh masalah yang dihadapi.
11. Presiden meminta semua pihak melakukan komunikasi yang tepat dan baik
pada masyarakat. Tak hanya pemerintah dan kalangan pengusaha, serta
perbankan, Kepala Negara juga memandang peran pers dalam hal ini sangat
penting karena memiliki akses informasi pada masyarakat.

E. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

22

Kondisi Perekonomian Indonesia Tahun 2008 – 2012 dimulai dari tahun 2008.
Perekonomian dunia diguncangkan dengan adanya krisis global, namun adanya krisis
global ini ternyata tidak terlalu berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak mengalami penurunan yang cukup berarti
seperti saat periode krisis ekonomi, pada tahun 2008 pertumbuhan ekonomi tercatat
sebesar 6,01%, turun 0,33% dibandingkan pertumbuhan pada tahun 2007.
Dampak adanya krisis global ini justru baru dirasakan pada tahun 2009.
Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2009 ternyata mengalami penurunan yang lebih
besar jika dibandingkan dengan penurunan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008.
Pada tahun 2009 pertumbuhan ekonomi tercatat sebesar 4,58 persen, jika
dibandingkan tahun 2008 pertumbuhan ekonomi tahun 2009 mengalami penurunan
sebesar 1,44 persen. Pada tahun 2010 kondisi perekonomian Indonesia kembali
menunjukkan kondisi yang cukup baik, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2010
tumbuh 6,1 persen, meningkat dibandingkan tahun 2009 dan mampu lebih tinggi dari
tahun 2008.
Melihat kinerja dan stabilitas perekonomian yang cukup bagus pada tahun
2010 memberikan suatu harapan bahwa di tahun selanjutnya pertumbuhan ekonomi
Indonesia mampu bertahan dan mengalami peningkatan. Kondisi perekonomian
global pada tahun 2011 menunjukkan kondisi yang penuh ketidakpastian. Hal tersebut
dapat berakibat negatif pada kondisi perbankan di berbagai negara, selain juga
memiliki dampak terhadap meningkatnya resiko kondisi perekonomian di masa yang
akan datang. Walaupun demikian, kondisi buruk tidak terjadi di Indonesia. Kondisi
perekonomian Indonesia pada tahun 2011 mengalami pertumbuhan yang cukup
tinggi, yaitu mencapai 6,5 persen. Hal ini juga seiring dengan kondisi perbankan di
Indonesia yang cukup baik.
Namun demikian, senada dengan Irwan, Abdul Rachman juga mengatakan
bahwa di tengah ancaman krisis global, perekonomian Indonesia memiliki kondisi
yang baik. Kondisi Perekonomian Indonesia pada tahun 2012 bahkan diproyeksikan
solid, dan memiliki peningkatan hingga 6,7 persen.

Menurutnya, hal ini besar

dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi domestik. “Ekonomi domestik tumbuh
karena porsi ekonomi kita yang bergantung pada ekspor relatif kecil,” ungkapnya.
Pertumbuhan Ekonomi Negara Indonesia dan Beberapa Negara Lain tahun
2011 (%)

23

Negara

2011
Kw1
2,3
-1,0
5,4
9,7
4,2
8,3
6,5

AS
Jepang
Jerman
China
Korea Selatan
Singapura
Indonesia

Kw2
1,5
-1,0
2,8
9,5
3,4
0,9
6,5

Sumber: BI (dikutip dari Kompas, Sabtu, 10 September 2011, Ekonomi, halaman 19).
Bank Pembangunan Asia (ADB, 2011), yang didalam laporan tahunannya
mengenai perekonomian global, termasuk negara-negara di kawasan Asia,
menurunkan perkiraan target pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut pada tahun
2011 dari sebelumnya 7,8 persen menjadi 7,5 persen. Namun, di sisi lain, di dalam
laporannya itu, ADB justru memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada
tahun 2011 akan lebih baik daripada perkiraan sebelumnya yakni dari 6,4 persen
menjadi 6,6 persen. Bahkan ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia
pada tahun 2012 adalah 6,8 persen, meningkat dari perkiraan semula yakni 6,7persen.
Alasan utama yang diberikan oleh ADB untuk merevisi kebawah laju pertumbuhan
ekonomi Asia adalah melemahnya permintaan ekspor dari dua pasar penting yakni
Eropa dan AS yang sudah mulai kelihatan sejak semester pertama tahun 2011.
Negara-negara Asia yang mengalami penurunan permintaan ekspor dari kedua
wilayah tersebut adalah termasuk China yang selama ini memiliki pertumbuhan
ekonomi tertinggi di Asia (yang oleh sebab itu selama ini sebagai motor utama
pertumbuhan ekonom Asia). Tetapi, menurut laporan itu, perdagangan antar negara di
Asia tidak menurun, paling tidak hingga semester pertama 2011. Bahkan dalam 5
tahun terakhir volumenya mengalami peningkatan.

24

Bab IV
Penutup
A. Kesimpulan
Krisis Ekonomi yang terjadi di Indonesia tidak sepenuhnya karena sistem
ekonomi Indonesia melainkan juga karenam kiriman dari negara lain. Inflasi juga
merupakan salah satu faktor terjadinya krisis tersebut. Dampak yang di timbulkan
berbagai macam dan dampak tersebut kebanyakan membawa pengaruh negatif
terhadap perekonomian Indonesia bahkan berpengaruh langsung kepada rakyat
Indonesia.
Krisis ekonomi di Indonesia yang diawali dengan stok hutang luar negeri
swasta yang sangat besar dan umumnya berjangka pendek telah menciptakan kondisi
“ketidakstabilan” ekonomi dan kelemahan dalam sistem perbankan di Indonesia.
Dan yang menjadi tugas pemerintah saat ini dan ke depan adalah bagaimana
penegakkan peraturan-peraturan tersebut. Perekonomia Indonesia yang telah kebih
baik masih harus mengurangi beban ekonomi rakyat dan penganguran demi
kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat, khususnya ekonomi pada pemberdayaan
ekonomi rakyat dan daerah.

25

Dalam pemulihan ekonomi, pemerintah dan pelaku ekonomi mengelola
kebijakan makro dan mikro ekonomi secara terkoordinasi dan sinergis guna
menentukan tingkat suku bunga yang wajar, tingkat inflasi terkendali, tingkat kurs
rupiah yang stabil dan sesuai realita, dan berusaha menyediakan fasilitas publik yang
memadai dan harga terjangkau serta mempelancar perizinan yang transparan, mudah,
murah dan cepat.
Juga mengembangkan kebijakan fiskal dengan memperhatikan prinsip
transparansi, disiplin, efisiensi, efektivitas untuk menambah penerimaan negara dan
mengurangi ketergantungan dana dari luar negeri serta mengembangkan pasar modal
yang sehat, transparan, efisiensi dan meningkatkan penerapan peraturan perundangan
sesuai

standar

internasional

dan

diawasi

oleh

lembaga

indepeden.

Serta mengoptimalkan penggunaan pinjaman luar negeri pemerintah untuk kegiatan
produktif yang dilaksanakan secara transparan, efektif dan efisien. Mekanisme dan
prosedur pinjaman luar negeri harus ada persetujuan dari DPR dan di atur oleh
Undang-Undang.
Dengan

mempercepat

penyelamatan

dan

pemulihan

ekonomi

guna

membangkitkan sektor riil terutama bagi pengusaha kecil, menengah dan koperasi
melalui upaya pengendalian laju inflasi, stabilitas kurs rupiah pada tingkat yang
realitis dan tingkat suku bunga yang wajar serta di dukung oleh tersedianya likuiditas
sesuai kebutuhan, maka sistem ekonomi mengalami pemulihan dan stabilisasi yang
wajar dengan pertumbuhan ekonomi yang sehat.

B. Saran
Saran saya adalah masih diperlukan pembenahan manajemen pembangunan
dan pemerintahan. Jika ekonomi Indonesia mengalami satu kerapuhan struktur jangan
hanya difokuskan pada satu sisi permasalahan tersebut saja, pemerintah lebih baik
meninjau permasalahannya lebih dalam lagi. Pemerintah harus lebih mengawasi
sistem perekonomian agar sehat dan jauh dari krisis. Juga memperhatikan laju tingkat
pertumbuhan ekonomi. Sehingga, dengan lebih teraturnya sistem ekonomi Indonesia,
kondisi ekonomi yang sehat dapat lebih mensejahterakan dan memakmurkan
masyarakat Indonesia terutama kaum miskin.

26

Untuk mengantisipasi krisis ekonomi bukan hanya semata-mata tugas
pemerintah namun menjadi tugas bersama untuk

saling bahu membahu dalam

mengatasi krisis antara pemerintah. Dunia usaha dan pelaku-pelaku ekonomi lainnya
akan menciptakan iklim usaha yang kondusif, sehingga para investor tidak ragu dalam
menanamkan modal dan berinvestasi di Indonesia. Para eksportir harus jelih dalam
mengamati peluang pasar yang ada. Sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia yang
diimpikan bersama dapat tercapai.

Daftar Pustaka

http://gentagboy.wordpress.com/about/tugas-makalah/krisis-ekonomi/
http://watiqqleind.wordpress.com/2011/11/08/makalah-pengaruh-krisis-ekonomiglobal-terhadap-keadaan-ekonomi-di-indonesia/
http://forumkeuangan.blogspot.com/2007/12/pentingnya-pertumbuhan-ekonomiyang.html
http://gentagboy.wordpress.com/about/tugas-makalah/krisis-ekonomi/
http://ismyiissetiawati.blogspot.com/2013/07/makalah-ekonomi-makro-krisis.html
http://myasirarafat.wordpress.com/2012/05/31/apa-itu-krisis-ekonomi/
http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_makro
http://junaardas.blogspot.com/2010/03/ekonomi-adalah.html
http://ssbelajar.blogspot.com/2013/01/teori-teori-pertumbuhan-ekonomi.html
http://kertaskecil-farah.blogspot.com/
27

http://putracenter.net/2009/02/10/4-penyebab-krisis-ekonomi-indonesia-tahun-19971998-apakah-akan-terulang-pada-krisis-ekonomi-sekarang/
http://nizarakbar.blogspot.com/2012/05/terjadinya-krisis-moneter.html
http://hilmihusada.wordpress.com/2012/11/05/faktor-penyebab-krisis-ekonomi-2/
http://fideliavania25.blogspot.com/2013/04/cara-mengatassi-krisis-moneter.html
http://jmmigo.wordpress.com/2013/10/16/beberapa-cara-untuk-mengatasiperekonomian-indonesia-2/
http://goresaninspirasi.blogspot.com/2012/06/teori-finansial-dan-pertumbuhanekonomi.html

28