Hubungan struktur aktiva dan struktur finansial dengan kinerja keuangan pada pt. Adira Dinamika multi finance

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Struktur Aktiva
Standar Akuntansi Keuangan mendefinisikan bahwa aktiva adalah sumber
daya yang dikuasai perusahaan sebagai akibat dari peristiwa di masa lalu dan dari
mana manfaat ekonomi dimasa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan
(SAK, 2004).
Struktur aktiva adalah penentuan berapa besar alokasi untuk masingmasing komponen aktiva, baik dalam aktiva lancar maupun dalam aktiva tetap.
Menurut Riyanto (2001:22) struktur aktiva adalah perimbangan atau perbandingan
baik dalam artian absolut maupun dalam artian relatif antar aktiva lancar dan
aktiva tetap. Sebagai contoh: suatu perusahaan memiliki aktiva lancar sebesar
Rp. 40.000,- dan aktiva tetap sebesar Rp. 100.000,- maka perbandingan aktiva
lancar dengan aktiva tetap adalah 4 : 10 secara absolut, dan secara relatif
perbandingannya adalah 20% : 50%. Kekayaan perusahaan dapat disimpulkan
terdiri dari berbagai unsur dari aktiva tetap dan aktiva lancar yang dimiliki
perusahaan, maka dapat ditentukan struktur kekayaan yang dimiliki oleh
perusahaan itu sendiri.
Struktur aktiva dapat dipandang dari objek operasional yang pada dasarnya
menggolongkan aktiva dalam perbandingan tertentu untuk keperluan operasi
utama perusahaan. Untuk keperluan ini, struktur aktiva dapat dipandang dari dua

sisi yaitu aktiva yang harus tersedia untuk beroperasi perusahaan selama periode

Universitas Sumatera Utara

akuntansi berlangsung serta aktiva yang harus disediakan untuk operasional
perusahaan secara permanen. Berkaitan dengan uraian tersebut, yang dimaksud
dengan aktiva yang harus disediakan untuk operasi selama periode akuntansi
berlangsung adalah golongan aktiva lancar.
Aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan
untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumsi dalam
periode berikutnya, paling lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan
perusahaan yang normal (Munawir, 2004:14). Sedangkan menurut Fransisko
(2005:9) aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva lain yang diharapkan dapat
dicairkan menjadi uang tunai dalam periode berikutnya (paling lama satu tahun).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva
lainnya yang diharapkan dapat dicairkan menjadi uang tunai, dijual atau
dikonsumsi dalam periode kegiatan perusahaan periode berikutnya (paling lama
satu tahun). Yang termasuk dalam aktiva lancar adalah (Munawir, 2004:95):
1. Kas atau uang tunai yang digunakan untuk membiayai operasi perusahaan.
2. Investasi jangka pendek, investasi yang dengan cepat dapat ditukarkan dengan

uang.
3. Piutang wesel yang merupakan tagihan perusahaan pada pihak lain yang
dinyatakan dalam suatu wesel perjanjian.
4. Piutang dagang adalah tagihan kepada pihak lain sebagai akibat adanya
penjualan barang secara kredit.

Universitas Sumatera Utara

5. Persedian merupakan barang-barang yang diperjual belikan dan sampai
penutupan neraca masih berada di gudang, yang meliputi persediaan bahan
mentah, persedian barang setengah jadi dan persediaan barang jadi.
6. Piutang penghasilan atau penghasilan yang masih harus diterima.
7. Persekot biaya atau biaya yang dibayar dimuka.
Aktiva yang harus disediakan untuk beroperasinya perusahaan secara
permanen adalah golongan aktiva tetap. Menurut Munawir (2004:17) aktiva tetap
adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan yang fisiknya nampak (konkrit). Syarat
lain untuk dapat diklasifikasikan sebagai aktiva tetap selain aktiva itu dimiliki
perusahaan, juga harus digunakan dalam operasai yang bersifat permanen (aktiva
tersebut mempunyai umur kegunaan jangka panjang atau tidak akan habis dipakai
dalam satu periode kegiatan perusahaan). Sedangkan menurut Fransisko (2005:10)

aktiva tetap adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan yang secara fisik tampak
dan turut berperan dalam operasi perusahaan secara permanen, selain itu
mempunyai umur ekonomis lebih dari satu periode dalam kegiatan perusahaan
seperti tanah, gedung, mesin, peralatan kantor, kendaraan. Sehingga dapat
disimpulkan, aktiva tetap adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan yang secara
fisik nampak (berwujud) dan turut berperan dalam operasi perusahaan secara
permanen.
Struktur aktiva diketahui dengan membandingkan total aktiva tetap dan
total aktiva yang dimiliki perusahaan. Total aktiva tetap diketahui dengan
menjumlahkan rekening-rekening aktiva tetap berwujud perusahaan seperti tanah,
gedung, mesin dan peralatan, kendaraan dan aktiva tetap berwujud lainnya

Universitas Sumatera Utara

kemudian dikurangi akumulasi penyusutan aktiva tetap. Total aktiva adalah total
atau jumlah keseluruhan dari kekayaan perusahaan yang terdiri dari aktiva tetap,
aktiva lancar dan aktiva lain-lain, yang nilainya seimbang dengan total kewajiban
dan ekuitas (Margaretha, 2005:108).
Manajemen yang baik terhadap seluruh komponen struktur aktiva dapat
menciptakan efisiensi dan efektivitas operasional perusahaan yang kemudian

secara keseluruhan dapat meningkatkan rentabilitas perusahaan (Febriyani dan
Srimindarti, 2010:141). Pada suatu tingkat penjualan tertentu, semakin besar
proporsi aktiva lancar perusahaan, semakin rendah profitabilitas. Hal ini
disebabkan karena perusahaan mempunyai uang yang terikat menganggur, sebagai
akibatnya profitabilitas perusahaan mengalami penurunan daripada dana tersebut
tidak menganggur (Husnan, 2005:125).

2.2 Pengertian Struktur Finansial
Dalam laporan keuangan perusahaan terdapat suatu laporan yang disebut
dengan neraca perusahaan (Balance Sheet) yang terdiri dari sisi aktiva yang
mencerminkan struktur kekayaan perusahaan dan sisi pasiva sebagai struktur
pendanaan perusahaan. Setiap perusahaan dalam operasinya selalu menghadapi
masalah pengalokasian dana (allocation of fund) dan pemenuhan kebutuhan dana
(raising of fund). Pengalokasian kebutuhan dana pada suatu perusahaan dapat
dilihat pada neraca sebelah aktiva. Sedangkan pemenuhan kebutuhan dana akan
tampak pada neraca sebelah pasiva dari perusahaan yang bersangkutan.
Riyanto (2001:13) mendefinisikan struktur finansial mencerminkan cara
bagaimana aktiva-aktiva perusahaan dibelanjai, dengan demikian struktur

Universitas Sumatera Utara


finansial tercermin pada keseluruhan pasiva dalam neraca. Struktur finansial
mencerminkan pula perimbangan baik dalam artian absol ut maupun relatif antara
keseluruhan modal asing (baik jangka pendek maupun jangka panjang) dengan
jumlah modal sendiri. Misalkan suatu perusahaan memiliki modal asing sebesar
Rp. 50.000,- dan modal sendiri Rp. 150.000,- maka perimbangan dalam artian
absolut adalah 5 : 15 dan perimbangan dalam artian relatif adalah 25% : 75%.
Keputusan pendanaan yang dilakukan secara tidak cermat akan
menimbulkan biaya tetap dalam bentuk biaya modal yang tinggi, yang selanjutnya
dapat berakibat pada rendahnya rentabilitas perusahaan (Febriyani dan
Srimindarti, 2010:145). Perusahaan menginginkan laba yang optimal, sedangkan
investor juga akan menginvestasikan modalnya pada perusahaan yang
memperoleh laba yang optimal. Dengan laba yang optimal, perusahaan
memperoleh banyak keuntungan, seperti dapat mengembangkan usahanya dan
beroperasi secara terus menerus.

2.2.1

Pengertian Struktur Modal
Struktur modal adalah pembelanjaan permanen di mana mencerminkan


perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Dengan
demikian maka sturktur modal hanya merupakan sebagian saja dari struktur
finansial. Menurut Sawir (2005:10) sruktur modal adalah pendanaan permanen
yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang
saham. Nilai buku dari modal pemegang saham terdiri dari saham biasa, modal
disetor atau surplus, modal dan akumulasi ditahan.

Universitas Sumatera Utara

Menurut Brigham dan Houston (2001:39),

faktor-faktor yang

menentukan struktur modal antara lain:
1. Stabilitas penjualan. Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat
lebih aman memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap
lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil.
2. Struktur aktiva. Perusahaan yang struktur aktivanya cocok untuk dijadikan
jaminan kredit cenderung menggunakan lebih banyak hutang.

3. Leverage keuangan. Jika hal-hal lain tetap sama perusahaan dengan leverage
operasi yang lebih kecil cenderung lebih mampu untuk memperbesar leverage
keuangan karena akan mempunyai resiko bisnis yang lebih kecil.
4. Tingkat pertumbuhan. Perusahaan yang tumbuh dengan pesat akan
membutuhkan sumber dana dari modal eksternal lebih besar.
5. Profitabilitas. Perusahaan yang mempunyai tingkat pengembalian tinggi atas
investasi, menggunakan hutang yang relatif kecil. Tingkat pengembalian yang
tinggi memungkinkan perusahaan membiayai sebagian besar kebutuhan
pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal.
6. Pajak. Bunga merupakan biaya yang dapat mengurangi pajak perusahaan. Oleh
karena itu semakin tinggi tingkat pajak perusahaan, maka semakin besar daya
tarik penggunaan hutang.
7. Pengendalian. Pengaruh hutang lawan saham terhadap posisi pengendalian
manajemen bisa mempengaruhi struktur modal perusahaan.
8. Sikap manajemen. Sikap manajemen akan mempengaruhi dalam pengambilan
keputusan mengenai cara pemenuhan kebutuhan dana.

Universitas Sumatera Utara

9. Sikap pemberi pinjaman dan lembaga pemberi peringkat. Sikap pemberi

pinjaman dan pemberi peringkat seringkali mempengaruhi keputusan struktur
keuangan. Misalkan suatu perusahaan akan terkena penurunan peringkat
obligasinya jika perusahaan tersebut menerbitkan lebih banyak obligasi. Hal ini
mempengaruhi keputusan perusahaan untuk membiayai perluasan usaha
dengan saham biasa.
10. Kondisi pasar. Kondisi pasar modal sering mengalami perubahan dalam
menjual sekuritas harus menyesuaikan dengan pasar modal tersebut.
11. Kondisi internal perusahaan. Apabila perusahaan memperoleh keuntungan
yang rendah sehingga tidak menarik bagi investor, maka perusahaan lebih
menyukai pembelanjaan dengan hutang daripada mengeluarkan saham.
12. Fleksibilitas keuangan. Seorang manajer pendanaan yang pintar adalah selalu
dapat menyediakan modal yang diperlukan untuk mendukung operasi.

Modal yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan berasal
dari dua sumber yaitu sumber intern dan sumber extern. Sumber intern atau
sumber dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri di dalam perusahaan berasal
dari keuntungan yang ditahan dan akumulasi penyusutan. Sumber extern adalah
sumber dana yang berasal dari luar perushaan yang akan digunakan untuk
pembelanjaan. Dana yang bersumber dari extern adalah dana yang berasal dari
para kreditur dan pemilik, peserta atau pengambil bagian dalam perusahaan.

Modal yang berasal dari kreditur merupakan utang bagi perusahaan dan modal
yang dinamakan modal asing. Dana yang berasal dari pemilik, peserta atau
pengambil bagian dalam perusahaan disebut dengan modal sendiri. Ada

Universitas Sumatera Utara

perbedaan modal asing dan modal sendiri (Riyanto, 2001:175) yaitu sebagai
berikut:
Tabel 2.1
Perbedaan Modal Asing dan Modal Sendiri
Modal Asing
Modal Sendiri
1. Modal yang terutama
memperhatikan kepada
kepentingan sendiri, yaitu
kepentingan kreditur.
2. Modal yang tidak mempunyai
pengaruh terhadap
penyelenggaraan perusahaan.
3. Modal dengan beban bunga yang

tetap, tanpa melihat adanya
keuntungan atau kerugian.
4. Modal yang sifatnya sementara
turut bekerja dalam perusahaan.
5. Modal yang dijamin dan memiliki
hak didahulukan

1. Modal yang bertanggung jawab
terhadap kelancaran dan
keselamatan perusahaan.
2. Modal dengan kekuasaannya
dapat mempengaruhi kebijakan
perusahaan.
3. Modal yang memiliki hak atas
laba.
4. Modal yang digunakan dalam
perusahaan dalam waktu yang
tidak terbatas.
5. Modal yang menjadi jaminan, dan
haknya sesudah modal asing di

dalam likuidasi.

Sumber: Riyanto (2001:175)

2.2.2

Komponen Struktur Finansial

1.

Hutang Jangka Panjang
Modal asing atau hutang jangka panjang adalah hutang yang jangka

waktunya adalah panjang, umumnya lebih dari sepuluh tahun (Riyanto,
2001:238). Hutang jangka panjang juga dapat didefinisikan sebagai kewajiban
keuangan yang jangka waktu pembayarannya (jatuh temponya) masih panjang
(lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca) (Munawir, 2004:19). Sedangkan
menurut Fransisko (2005:15) hutang jangka panjang adalah kewajiban keuangan
yang jangka waktu pembayarannya masih panjang atau lebih dari satu tahun. Jenis
atau bentuk-bentuk utama dari hutang jangka panjang antara lain:

Universitas Sumatera Utara

a. Obligasi merupakan surat tanda hutang dan umumnya tidak dijamin dengan
aktiva tertentu (Husnan, 2005:282). Jenis-jenis obligasi antara lain adalah
(Riyanto, 2001:239):
1) Obligasi biasa, adalah obligasi yang bunganya tetap dibayar oleh debitur
dalam waktu-waktu tetentu, dengan tidak memandang apakah debitur
memperoleh keuntungan atau tidak. Biasanya bunga kupon dibayar dua kali
setiap tahunnya.
2) Obligasi pendapatan, adalah jenis obligasi dimana pembayaran bunga hanya
dilakukan pada waktu debitur atau perusahaan mengeluarkan surat obligasi
tersebut mengeluarkan keuntungan.
3) Obligasi yang dapat ditukarkan, adalah obligasi yang memberikan
kesempatan kepada pemegang surat obligasi untuk menukarkannya dengan
saham dari perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian, maka jenis
obligasi ini memungkinkan pemegangnya untuk mengubah statusnya, yaitu
dari kreditur menjadi pemilik.
b. Hutang Hipotik, adalah hutang perusahaan kepada pihak lain yang disertai
dengan jaminan berupa aktiva tetap berwujud. Dalam perjanjian kreditnya
disebutkan secara jelas aktiva apa yang digunakan sebagai agunan (Husnan,
2005:287).

2.

Hutang Jangka Pendek
Hutang jangka pendek adalah hutang atau kewajiban yang segera harus

dibayar, kewajiban tersebut harus dibayar dalam waktu kurang dari satu tahun.
Dipandang dari segi pembelanjaan maka hutang lancar merupakan pembelanjaan

Universitas Sumatera Utara

jangka pendek karena hutang lancar ini sebelum dibayar melekat pada aktiva
lancar. Jenis-jenis hutang jangka pendek terdiri dari:
a. Hutang dagang, merupakan kewajiban yang timbul karena aktivitas
perusahaan.
b. Hutang wesel, merupakan surat hutang dari perusahaan. Pada surat tersebut
tidak tercantum kepada siapa perusahaan berhutang. Apabila jatuh tempo
pembayaran siapa saja yang membawa serta menagih hutang tersebut pada
perusahaan akan di bayar perusahaan.
c. Hutang pajak, merupakan kewajiban perusahaan kepada pemerintah.
Perusahaan akan membayar pajak apabila laba sebelum pajak positif.
Sebaliknya, apabila mengalami kerugian perusahaan tidak perlu membayar
pajak.
d. Hutang deviden, merupakan hutang atau kewajiban perusahaan kepada pemilik
perusahaan yaitu para pemegang saham. Jadi deviden merupakan balas jasa
terhadap pemilik investasi.

3. Modal Sendiri
Modal sendiri pada dasarnya adala modal yang berasal dari pemilik dan
tertanam di dalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya (Riyanto,
2001:240). Sumber modal sendiri dapat berasal dari dalam perusahaan maupun
dari luar perusahaan. Sumber dari dalam (internal financing) berasal dari hasil
operasi perusahaan yang berbentuk laba ditahan dan penyusutan. Sedangkan
sumber dari luar (external financing) dapat dalam bentuk saham biasa atau saham

Universitas Sumatera Utara

preferan (Husnan 2005:276). Komponen dari modal sendiri di dalam suatu
perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) terdiri dari:
a. Modal Saham
Saham menunjukkan bukti kepemilikan yang diterbitkan oleh perushaan
(Husnan 2005:276).
1) Saham Biasa (Common Stock)
Pemegang saham biasa akan mendapat deviden pada akhir tahun pembukuan,
hanya kalau perusahaan tersebut mendapat keuntungan.
2) Saham Preferen (Prefered Stock)
Pemegang saham preferen mempunyai keistimewaan tertentu diatas
pemegang saham biasa. Pertama, deviden dari saham preferen diambil
terlebih dahulu barulah disediakan untuk pemegang saham biasa. Kedua,
apabila perusahaan dilikuiditas maka dalam pembagian kekayaan saham
preferen didahulukan daripada saham biasa.

4. Laba Ditahan
Laba ditahan adalah keuntungan yang diperoleh oleh suatu perusahaan
yang tidak dibayarkan sebagai deviden (Riyanto, 2001:243). Laba ditahan adalah
akumulasi laba sesudah pajak yang dikumpulkan sejak perusahaan didirikan dan
tidak dibagikan kepada pemiliknya.

2.3 Pengertian Kinerja Keuangan
Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan
suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga

Universitas Sumatera Utara

dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan
yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting
agar sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan
lingkungan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Sucipto (2003:1) kinerja
merupakan kata banda yang artinya: 1) Sesuatu yang dicapai, 2) Prestasi yang
diperlihatkan, 3) Kemampuan kerja (peralatan). Penilaian prestasi atau kinerja
suatu perusahaan diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan
keputusan baik pihak internal maupun eksternal.
Istilah kinerja dapat diartikan sebagai kondisi suatu perusahaan. Kinerja
merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber
dayanya. Tujuan utama dalam penilaian kinerja adalah untuk memotivasi seluruh
karyawannya dalam mencapai sasaran organisasi dan memenuhi standar perilaku
yang telah ditetapkan sebelumnya. Standar perilaku dapat berupa kebijakan
manajemen atau strategi yang dituangkan dalam anggaran. Dari pendapat tersebut
dapat diketahui bahwa kinerja merupakan indikator dari baik buruknya keputusan
manajemen dalam pengambilan keputusan. Manajemen dapat berinteraksi dengan
lingkungan interen maupun eksteren melalui informasi. Informasi tersebut lebih
lanjut dituangkan atau dirangkum dalam laporan keuangan perusahaan.
Sedangkan pengertian kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran
tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan
laba. Kinerja keuangan perusahaan merupakan hasil dari banyak keputusan

Universitas Sumatera Utara

individual yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen. Oleh karena itu
untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan, perlu dilibatkan analisa dampak
keuangan kumulatif dan ekonomi dari keputusan dan mempertimbangkannya
dengan menggunakan ukuran komparatif. Menurut Sawir (2005:1) Kinerja
keuangan adalah ukuran mengenai seberapa jauh perusahaan berada dari batas
normal agar perusahaan dapat dikatakan sehat dan berjalan dengan baik sehingga
dapat memenuhi kewajibannya dan menghasilkan keuntungan di masa yang akan
datang.
Menurut Husnan (2005:54) sebelum pemodal melakukan investasi pada
sekuritas, perlu dirumuskan terlebih dahulu kebijakan investasi, menganalisis
laporan keuangan, dan mengevaluasi laporan keuangan. Hal ini perlu dilakukan
agar investor memiliki pertimbangan mengenai perusahaan yang akan ditanam
investasi. Dengan mengetahui kinerja keuangan perusahaan, investor dapat
menilai potensi perusahaan di masa yang akan datang.
Kinerja keuangan dapat dikatakan sebagai hasil yang dicapai oleh
perusahaan atas berbagai aktivitas yang dilakukan dalam memberdayagunakan
sumber keuangan yang tersedia. Kinerja keuangan dapat dilihat dari analisis
laporan keuangan atau analisis rasio keuangan. Tujuan penilaian kinerja
perusahaan menurut Munawir (2000:31) adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan untuk
memperoleh kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau
kemampuan perusahaan untuk memenuhi keuangannya pada saat ditagih.

Universitas Sumatera Utara

2. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas usaha, yaitu kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban keuangnnya apabila perusahaan tersebut
dilikuidasi baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.
3. Untuk mengetahui tingkat rentabilitas atau profitabilitas, yaitu menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
4. Untuk mengetahui tingkat stabilitas usaha, yaitu kemampuan perusahaan untuk
melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan
kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga atas hutang-hutang nya
termasuk membayar kembali pokok hutangnya tepat waktu serta kemampuan
membayar deviden secara teratur kepada pemegang saham tanpa mengalami
hambatan atau krisis keuangan.

2.3.1 Pengukuran Kinerja Keuangan
Pengertian pengukuran kinerja menurut Munawir (2004:31) adalah
menganalisis data dan pengendalian atas kegiatan operasional perusahaan.
Informasi mengenai kinerja perusahaan dapat digunakan bagi para investor untuk
melihat apakah investasi di perusahaan tersebuta akan dipertahankan atau mencari
alternatif lain. Selain itu pengukuran kinerja juga dilakukan oleh perusahaan untuk
memperlihatkan keadaan pemegang saham, pelanggan maupun masyarakat bahwa
perusahaan memiliki kredibilitas yang baik.
Pengukuran kinerja dapat didifinisikan sebagai suatu usaha yang
dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas dari
aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakan selama periode akuntansi.
Pengukuran kinerja juga dapat diartikan sebagai suatu penilaian yang dilakukan

Universitas Sumatera Utara

secara sistematis, mandiri, objektif dan berorientasi masa depan. Denga demikian
dapat dikatakan bahwa pengukuran kinerja merupakan suatu bentuk evaluasi atas
aktivitas perusahaan yang telah dilakukan selama periode tertentu.
Tujuan dari pengukuran kinerja keuangan adalah untuk mengukur sejauh
mana proses pencapaian bisnis dan manajemen jika dibandingkan dengan tujuan
perusahaan. Dari pencapaian yang diperoleh, ukuran kinerja perusahaan akan
digunkan untuk mengevaluasi dan menentukan strategi yang harus dijalankan
untuk mencapai tujuan perusahaan dan untuk meningkatkan profitabilitas
perusahaan. Selain itu, pengukuran kinerja perusahaan akan digunakan sebagai
dasar untuk menyusun sistem imbalan dalam perusahaan yang dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan dalam perusahaan.
Pengukuran terhadap kinerja keuangan merupakan suatu kegiatan yang
sangat penting karena berdasarkan pengukuran tersebut dapat dijadikan sebagai
ukuran keberhasilan suatu perusahaan selama satu periode tertentu. Disamping itu
pengukuran kinerja keuangan juga dapat dijadikan sebagai pedoman bagi usaha
perbaikan atau peningkatan kinerja keuangan perusahaan tersebut. Kinerja
keuangan dapat diketahui dari laporan keuangan dengan cara melakukan analisis
laporan keuangan melalui perhitungan rasio keuangan. Laporan keuangan dalam
bentuk dasar seperti neraca, laporan laba rugi, dan lopran aliran kas masih belum
bisa memberi manfaat maksimal terhadap user-nya sebelum pengguna mengelola
lebih lanjut dalam bentuk analisis laporan keuangan seperti rasio-rasio keuangan.

Universitas Sumatera Utara

2.3.2 Rentabilitas
Rentabilitas

adalah

kemampuan

perusahaan

untuk

memperoleh

keuntungan. Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan
modal dalam perusahaan. Rentabilitas suatu perusahaan merupakan pencerminan
kemampuan

modal

perusahaan

yang

bersangkutan

untuk

mendapatkan

keuntungan.. Menurut Munawir (2004:33) rentabilitas atau profitabilitas adalah
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode
tertentu. Harahap (2008:304) mengemukakan bahwa rasio rentabilitas atau disebut
juga profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba
melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas,
modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya.
Riyanto (2001:35) mengemukakan bahwa rentabilitas suatu perusahaan
menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang
menghasilkan laba tersebut. Terdapat dua macam rentabilitas untuk mengukur
efisien atau tidaknya suatu perusahaan dalam menggunakan modal, yaitu
rentabilitas ekonomi dan rentabilitas modal sendiri.

1.

Rentabilitas Ekonomi
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan total

modal yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam
persentase (Riyanto, 2001:36). Oleh karena pengertian rentabilitas sering
dipergunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal di dalam suatu
perusahaan, maka rentabilitas ekonomi sering dimaksudkan sebagai kemampuan

Universitas Sumatera Utara

suatu perusahaan dengan seluruh modal yang bekerja di dalamnya untuk
menghasilkan laba.
Menurut Riyanto (2001:37), tinggi rendahnya rentabilitas ekonomi
ditentukan oleh dua faktor, yaitu:
a. Profit margin yaitu perbandingan antara net operating income dan net sales
yang dinyatakan dalam persentase. profit margin dimaksudkan untuk
mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat kepada besar kecilnya laba
usaha dalam hubungannya dengan sales.
b. Turnover of operating assets (tingkat perputaran aktiva usaha) yaitu tingkat
perputaran aktiva usaha dalam satu periode. Turnover of operating assets
mengukur sampai seberapa jauh aktiva usaha dipakai dalam perusahaan.
Turnover of operating assets dimaksudkan untuk mengetahui efesiensi
perusahaan dengan melihat kepada kecepatan perputaran operating assets
dalam suatu periode tertentu.
Hasil kali profit margin dan operating assets turnover menentukan tunggi
rendahnya rentabilitas ekonomi. Makin tinggi nya tingkat profit margin atau
operating assets turnover masing-masing atau keduanya akan mengakibatkan
naiknya rentabilitas ekonomi.
Apabila ingin memperbesar rentabilitas ekonomi dengan memperbesar
profit margin, berarti berhubungan dengan usaha untuk mempertinggi efesiensi di
bidang produksi, penjualan dan pembenahan administrasi. Sedangkan untuk
memperbesar rentabilitas ekonomi dengan memperbesar turnover of operating

Universitas Sumatera Utara

assets berhubungan dengan kebijaksanaan investasi dana dalam berbagai aktiva
baik aktiva lancar maupun aktiva tetap.
Rasio rentabilitas ekonomi dapat dihitung dengan rumus (Riyanto,
2001:36):

2.

Rentabilitas Modal Sendiri
Rentabilitas modal sendiri adalah perbandingan antara jumlah laba dengan

modal sendiri di pihak lain atau dengan kata lain bahwa rentabilitas modal sendiri
adalah kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja di
dalamnya untuk menghasilkan keuntungan. Laba yang diperhitungkan dalam
rentabilitas modal sendiri adalah laba usaha setelah dikurangi dengan bunga
modal asing atau bunga pinjaman dan pajak perseroan.
Penambahan modal pinjaman dari luar atau hutang hanya dibenarkan kalau
penambahan tersebut mempunyai efek finansial yang menguntungkan terhadap
modal sendiri. Penambahan hutang hanya akan memberikan efek yang
menguntungkan terhadap modal sendiri apabila rate of return dari hutang tersebut
lebih besar daripada biaya modalnya atau bunganya. Penambahan hutang akan
memberikan efek finansial yang merugikan terhadap modal sendiri apabila rate of
return dari hutang tersebut lebih kecil dari bunganya.
Perubahan rentabilitas ekonomi mempunyai pengaruh terhadap rentabilitas
modal sendiri pada berbagai tingkat penggunaan hutang. Secara teoritis dapat
dikatakan bahwa semakin tinggi rentabilitas ekonomi (dengan tingkat bunga tetap)

Universitas Sumatera Utara

maka penggunaan hutang yang lebih besar akan mengakibatkan kenaikan
rentabilitas modal sendiri. Dalam kondisi seperti ini, suatu perusahaan yang
menggunakan hutang yang lebih besar akan memperoleh kenaikan rentabilitas
modal sendiri yang lebih besar daripada perusahaan yang mempunyai jumlah
hutang yang kecil.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan, bahwa rentabilitas
mempunyai hubungan terhadap struktur modal dengan didasarkan bahwa
perusahaan yang mempunyai rentabilitas yang tinggi akan mengurangi
ketergantungan pada pihak luar, karena tingkat keuntungan yang tinggi
memungkinkan perusahaan untuk memperoleh sebagian besar pendanaannya dari
laba ditahan. Hal ini akan berpengaruh terhadap penentuan komposisi struktur
finansial.

2.4

Penelitian Terdahulu
Pinem (2007) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Hubungan

Struktur Kekayaan dan Struktur Finansial Terhadap Rentabilitas Ekonomi pada
PT. Ayu Bumi Sejati Medan”. Model analisis yang digunakan adalah analisis
korelasi. Hasil penelitian menunjukkan struktur kekayaan dan struktur finansial
perusahaan memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap rentabilitas
ekonomi, artinya setiap kenaikan variabel bebas akan selalu diikuti oleh kenaikan
variabel terikat. Hal ini ditunjukkan oleh tingginya koefisien korelasi yang
diperoleh. Struktur kekayaan memiliki pengaruh yang dominan terhadap
rentabilitas ekonomi dibandingkan dengan struktur finansial.

Universitas Sumatera Utara

Tarigan (2007) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Struktur
Kekayaan dan Finansial pada PT. Mitra Andalas Kencana Medan Tour dan
Travel.” Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan mampu meminimalkan
penggunaan modal asing guna menutupi aktiva tetap perusahaan dan perusahaan
mampu memperkecil resiko yang akan ditanggung perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka panjangnya apabila perusahaan dilikuidasi. Kemampuan
perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya lebih baik menggunakan
keseluruhan jumlah aktiva bila dibandingkan dengan menggunakan modal sendiri.
Mardi (2008) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Struktur
Aktiva, Profitabilitas dan Kebijakan Deviden terhadap Struktur Pendanaan (Studi
Empiris pada Industri Perbankan)”. Penelitian ini dilakukan terhadap 25
perusahaan perbankan yang telah tercatat di Bank Indonesia dan BEJ dari tahun
2000 sampai dengan 2006. Model analisis yang digunakan adalah regresi linear
berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel struktur aktiva dan
variabel profitabilitas berpengaruh signifikan dan memiliki koefisien regresi yang
bertanda negatif terhadap struktur pendanaan. Variabel kebijakan deviden
berpengaruh signifikan dan memiliki koefisien regresi bertanda positif. Struktur
aktiva, profitabilitas, dan kebijakan deviden secara simultan mempunyai pengaruh
terhadap struktur pendanaan industri perbankan. Struktur aktiva memiliki
pengaruh yang paling besar terhadap struktur pendanaan di industri perbankan
dibandingkan dengan profitabilitas dan kebijakan deviden.

Universitas Sumatera Utara

2.5 Kerangka Konseptual
Laba sebagai hasil kinerja perusahaan tentunya menjadi pertimbangan
yang penting dalam membuat berbagai keputusan bisnis. Namun demikian, laba
yang tinggi tidak selalu dapat dijadikan ukuran bahwa pereusahaan telah bekerja
dengan efektif dan efesien. Efektivitas dan efisiensi kinerja perusahaan dapat lebih
tepat diproyeksikan dalam hasil perbandingan antara laba dengan aktiva atau
modal yang digunakan perusahaan untuk memperoleh laba tersebut (Saroh, 2009).
Dengan kata lain, tingkat rentabilitas perusahaan merupakan ukuran yang lebih
baik dalam menilai kinerja perusahaan sehingga dapat menjadi pertimbangan yang
lebih relevan dalam mengambil keputusan bisnis. Rentabilitas adalah kemampuan
perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva
maupun modal sendiri (Sartono, 2001:122).
Untuk menilai efesiensi penggunaan modal atau aktiva, rentabilitas
umumnya dapat diukur dengan dua cara yaitu rentabilitas ekonomi dan
rentabilitas usaha atau rentabilitas modal sendiri. Rentabilitas ekonomi adalah
perbandingan antara laba usaha dengan total modal yang dipergunakan untuk
menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam persentase (Riyanto, 2001:36).
Struktur aktiva adalah perimbangan atau perbandingan baik dalam artian
absolut maupun dalam artian relatif antara aktiva lancar dengan aktiva tetap
(Riyanto, 2001:13). Pengelolaan yang efisien terhadap aktiva lancar dan
pendanaan pendukungnya dapat memaksimalkan tingkat laba (Van Horne dan
Wachowicz, 2005:16). Menurut Husnan (2005:125) pada suatu tingkat penjualan
tertentu, semakin besar proporsi aktiva lancar perusahaan maka akan semakin

Universitas Sumatera Utara

rendah profitabilitasnya. Hal ini disebabkan karena perusahaan mempunyai uang
yang terikat menganggur, sebagai akibatnya profitabilitas perusahaan mengalami
penurunan daripada seandainya dana tersebut tidak menganggur.
Struktur finansial suatu badan usaha tercermin dalam semua pos pada sisi
pasiva neraca perusahaan. Seluruh pos ini bila dikurangi dengan kewajiban jangka
pendek adalah struktur permodalan perusahaan. Sisi kanan neraca perusahaan
identik dengan sumber dana yang diperoleh dari perusahaan yang menciptakan
adanya kewajiban termasuk ekuitas atau modal sendiri. Kewajiban yang tercipta
harus diperhitungkan sedemikian rupa sehingga tidak melebihi kekayaan
perusahaan. Struktur finansial mencerminkan pula perimbangan baik dalam artian
absolut maupun relatif antara keseluruhan modal asing (baik jangka pendek
maupun jangka panjang) dengan jumlah modal sendiri. (Riyanto, 2001:13).
Menurut Martono dan Harjito (2001:300) dengan adanya penggunaan hutang
maka akan memperbesar pendapatan perusahaan. Penggunaan hutang dalam
operasional perusahaan memberikan peluang untuk penambahan keuntungan yang
berasal dari tambahan volume dan jenis usaha atau investasi yang dibiayai oleh
hutang (Sartono 2001:123).
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang dikemukakan
sebelumnya, maka kerangka konseptual dalam ini dapat digambarkan sebagai
berikut:

Universitas Sumatera Utara

Struktur Aktiva
(X1)
Rentabilitas Ekonomi
(Y)
Struktur Finansial
(X2)
Sumber: Riyanto (2001), Sartono (2010), Van Horne dan Wachowicz (2005),
Husnan (2005) (diolah)
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual Penelitian

2.6 Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah
diuraikan sebelumnya maka hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:
1. Terdapat hubungan yang signifikan antara struktur aktiva dengan rentabilitas
ekonomi pada PT. Adira Dinamika Multi Finance.
2. Terdapat hubungan yang signifikan antara struktur finansial dengan rentabilitas
ekonomi pada PT. Adira Dinamika Multi Finance.

Universitas Sumatera Utara