Analisis Faktor-Faktor Yang Berasosiasi Dengan Perencanaan Karier Mahasiswa

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1

Sejarah Analisis Jalur (Path Analysis)

Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahun 1920-an oleh
seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright. Teknik analisis jalur sebenarnya merupakan
perkembangan korelasi yang diuraikan menjadi beberapa interpretasi akibat yang ditimbulkannya.
Lebih lanjut analisis jalur memiliki kedekatan dengan regresi berganda. Dengan kata lain, regresi
berganda merupakan bentuk khusus dari analisis jalur. Teknik ini juga dikenal sebagai model
sebab akibat (causing modeling). Penamaan ini didasarkan pada alasan bahwa analisis jalur
memungkinkan pengguna dapat menguji proposisi teoritis mengenai hubungan sebab akibat tanpa
memanipulasi variabel-variabel (Sarwono, 2007).

2.2

Pengertian Analisis Jalur


Dalam telaah statistika dinyatakan bahwa tujuan peramalan atau pendugaan nilai Y atas dasar
nilai-nilai X1, X2,….. Xi, pola hubungan yang sesuai adalah pola hubungan yang mengikuti model
regresi sedangkan untuk menganalisis pola hubungan kausal antar variabel dengan tujuan untuk
mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung, secara serempak atau mandiri beberapa
variabel penyebab terhadap sebuah variabel akibat, maka pola yang tepat adalah analisis jalur.

Analisis jalur merupakan kepanjangan dari analisis regresi berganda. Jadi model path
analysis yang dbicarakan adalah pola hubungan sebab akibat untuk menganalisis pola hubungan

Universitas Sumatera Utara

antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung
seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen).

2.2.1 Manfaat Analisis Jalur (Path Analysis)

Manfaat path analysis atau analisis jalur adalah untuk:
1. Penjelasan terhadap fenomena yang dipelajari atau permasalahan yang diteliti.
2. Prediksi nilai variabel terikat (Y) berdasarkan nilai variabel bebas (X), dan prediksi
dengan path analysis ini bersifat kualitatif.

3. Faktor determinan yaitu penentuan variabel bebas (X) mana yang berpengaruh dominan
terhadap variabel terikat (Y), juga dapat digunakan untuk menelusuri mekanisme (jalurjalur) pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
4. Pengujian model, menggunakan theory trimming baik untuk uji reliabilitas konsep yang
sudah ada ataupun uji pengembangan konsep baru.

2.2.2 Asumsi-asumsi Analisis Jalur

Asumsi-asumsi yang mendasari analisis jalur adalah sebagai berikut:
5. Hubungan antar variabel bersifat linier, aditif, dan kausal

X 1 ฀ ฀ X 2 ฀ X 3 ฀ ฀
6. Variabel-variabel residual dalam model tidak berkolerasi dengan variabel-variabel bebas.
7. Variabel terikat (endogen) minimal dalam skala ukur interval dan rasio.
8. Menggunakan sampel probability sampling.

2.2.3 Diagram Jalur dan Persamaan Struktural

Universitas Sumatera Utara

Pada saat akan melakukan analisis jalur, disarankan terlebih dahulu menggambarkan secara

dragmatik struktur hubungan kausal antara variabel penyebab dan variabel akibat. Diagram ini
disebut dengan “Diagram Jalur” bentuknya ditentukan oleh teoritik yang berasal dari kerangka
pikir tertentu.

Diagram jalur merupakan gambar yang meragakan struktur hubungan kausal antar
variabel bebas dengan variabel terikat. Sebuah diagram jalur, tanda panah berujung ganda
menunjukkan hubungan korelasional dan tanda panah satu arah menunjukkan hubungan kausal
atau pengaruh langsung dari variabel bebas (eksogen) X terhadap variabel terikat (endogen) Y.
Lebih jelasnya perhatikan gambar ilustrasi berikut:
Ganbar 2.1
Diagram Jalur Yang Menyatakan Hubungan Kausal Dari X Sebagai Penyebab Ke Y
Sebagai Akibat

X

Y


Gambar tersebut menyatakan bahwa Y dipengaruhi langsung oleh X, tetapi diluar itu
masih banyak penyebab lain yang tidak diukur. Penyebab-penyebab lain itu dinyatakan oleh ฀.

Persamaan struktural yang dimiliki oleh gambar tersebut adalah Y ฀  yxX ฀ ฀

Selanjutnya tanda panah satu arah menggambarkan pengaruh langsung dari variabel
eksogenus terhadap variabel endogenus.

Gambar 2.2

Universitas Sumatera Utara

Diagram Jalur Yang Menyatakan Hubungan Kausal dari X1, X2, X3 ke Y

ρyx1

X1
rx1x2

฀1
ρy฀

ρyx2

rx1x3

X2

Y
ρyx3

rx2x3
X3

Gambar 2.2 menunjukkan terdapat tiga buah variabel eksogen yaitu X1, X2, X3, sebuah
variabel endogen Y, dan sebuah variabel residu ฀. Pada diagram tersebut juga ditunjukkkan
bahwa hubungan antara X1 dengan Y, X2 dengan Y, dan X3 dengan Y adalah hubungan kausal.
Sedangkan hubungan antara X1 dengan X2, X2 dengan X3, dan X3 dengan X1 masing-masing
adalah hubungan korelasional. Dengan bentuk persamaan strukturalnya adalah:

Y ฀  yx1 X 1 ฀  yx2 X 2 ฀  yx3 X 3 ฀ ฀

2.2.4 Koefisien Jalur


Besarnya pengaruh langsung dari suatu variabel eksogenus terhadap variabel endogenus tertentu,
dinyatakan oleh besarnya koefisien jalur.
Langkah-langkah kerja yang dilakukan untuk menghitung koefisien jalur adalah:
1. Gambarkan dengan jelas diagram jalur yang mencerminkan asosiasi yang diajukan, lengkap
dengan persamaan strukturalnya.
2. Menghitung matriks korelasi antar variabel.

Universitas Sumatera Utara

X

X

฀X

r
r
1
x1 x 2
x1 xn ฀



1  rx 2 xn ฀
R฀฀

1  ฀

฀฀
1 ฀฀

Formula untuk menghitung koefisien korelasi yang dicari adalah menggunakan Product Moment
Coefficient dari Karl Pearson. Alasan penggunaan teknik koefisien Karl Pearson adalah karena
variabel-variabel yang hendak dicari korelasinya memiliki skala interval. Formulanya:

rxy ฀

N ฀ XY ฀ ฀ X ฀ Y 
N ฀ X  ฀ ฀ X   N ฀ Y ฀ ฀ Y  
2


2

2

2

3. Identifikasi sub-struktur dan persamaan yang akan dihitung koefisien jalurnya. Misalkan saja
dalam sub struktur yang telah kita identifikasi terdapat k buah variabel eksogenus dan sebuah
variabel endogenus Xu yang dinyatakan oleh persamaan:
X u ฀  xu x1 X 1 ฀  xu x2 X 2 ฀  ฀  xu x k Xk ฀ ฀

Kemudian hitung matriks korelasi antar variabel eksogenus yang menyususn sub struktur
tersebut.
X

X
฀X

1
r


r
x1 x 2
x1 xn ฀


1  rx 2 xn ฀
R฀฀

1  ฀

฀฀
1 ฀฀

4.

Menghitung matriks invers korelasi eksogenus, dengan rumus:

R1฀1


5.

฀ X1
฀C11

฀฀

฀฀

X2

C12
C 22


Xk

 C1k ฀
 C2k ฀


 ฀
C kk ฀฀

Menghitung semua koefisien jalur pxuxi, dimana i= 1,2,…k; melalui rumus:

Universitas Sumatera Utara

฀ xu x1 ฀
฀ x x ฀
฀ u 2฀฀
฀  ฀


฀ xu x k ฀

฀C11






C12  C1k ฀฀rxu x1 ฀
C 22  C 2 k ฀฀฀฀  ฀฀
  ฀฀  ฀
฀฀

C kk ฀฀rxu x k ฀

2.2.5 Besarnya Pengaruh Variabel Eksogen terhadap Variabel Endogen

Pengaruh yang diterima oleh sebuah variabel endogenus dari dua atau lebih variabel eksogenus
dapat secara sendiri-seniri ataupun secara bersama-sama. Pengaruh secara sendiri-sendiri (parsial)
bisa berupa pengaruh langsung, bisa juga pengaruh tidak langsung, yaitu melalui variabel eksogen
lainnya.

Menghitung besarnya pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung, serta pengaruh total
variabel eksogenus terhadap variabel endogenus secara parsial, dapat dilakukan dengan rumus:
1. Besarnya pengaruh langsung variabel eksogenus terhadap variabel endogenus = ρxuxi x
ρxuxi
2. Besarnya pengaruh tidak langsung variabel eksogenus terhadap variabel endogenus =
pxuxi x rx1x2 x pxuxi
3. Besarnya pengaruh total variabel eksogenus terhadap variabel endogenus adalah
penjumlahan besarnya pengaruh langsung dengan tidak langsung = (ρxuxi x ρxuxi)+ (pxuxi
x rx1x2 x pxuxi)
Selanjutnya pengaruh bersama-sama (simultan) variabel eksogenus terhadap variabel
endogenus dapat dihitung dengan rumus:

R 2 xu x1 , x 2 ,...x k  ฀  xu xi

 xu x 2

฀rxu x1 ฀
฀rx x ฀
  xu x k ฀ u 2 ฀
฀  ฀


฀rxu x k ฀

Universitas Sumatera Utara

Keterangan:
R 2 xu x1 , x2 ,...x k  : koefisien determinasi total X1, X2,….Xk terhadap Xu atau

besarnya

pengaruh variabel eksogenus secara bersama-sama terhadap variabel endogenus.

 xu xi

 xu x2   xu xk

: koefisien jalur

(rxux1 rxux2….rxuxk)

: koefisien variabel eksogenus X1, X2, …Xk

dengan

variabel endogenus X = u

2.2.6 Pengujian Koefisien Jalur

Menguji kebermaknaan setiap koefisien jalur yang telah dihitung, baik secara sendiri-sendiri
(parsial) maupun secara bersama-sama (simultan), serta menguji besarnya perbedan pengaruh
masing-masing variabel eksogenus terhadap variabel endogenus dapat dilakukan dengan langkah
kerja berikut:
1. Nyatakan hipotesis statistik yang akan diuji
Ho: pxuxi = 0 artinya tidak terdapat pengaruh variabel eksogenus (Xu) terhadap variabel
endogenus (Xi).
H1: pxuxi ≠ 0

artinya terdapat pengaruh variabel eksogenus (Xu) terhadap variabel
endogenus (Xi).

2. Gunakan statistik uji yang tepat, yaitu:
-

Untuk menguji setiap koefisien jalur:
t฀

Px u xi

1 ฀ R x x
2

u

1,

x 2 ,..x k C ii



atau t hitung ฀ r

N ฀ 1฀ m
1฀ r2

n ฀ k ฀1

Keterangan:
i = 1,2,…k
k = banyaknya variabel eksogenus dalam sub struktur yang diuji

Universitas Sumatera Utara

t = mengikuti tabel distribusi t, dengan derajat bebas = n-k-1
Kriteria pengujian, tolah H0 bila thitung > ttabel
-

Untuk menguji koefisien jalur secara keseluruhan atau bersama-sama:

F฀

n ฀ k ฀ 1R 2 xu 1, x 2,... xk  



k 1 ฀ R 2 xu  x1, x 2,...xk 



atau

Fhitung ฀

R2
1 ฀ R 2 / n ฀ k ฀ 1





Keterangan:
i = 1,2,,…k
k = banyaknya variabel eksogenus dalam sub struktur yang diuji

2.3 Perencanaan Karier

Satu masalah yang sering dialami mahasiswa setelah lulus adalah sulitnya mencari kerja. Ketika
itu tiba, mereka menyesali kenapa sejak awal tidak serius dalam belajar dan tidak mempersiapkan
diri dengan baik. Maka dari itu diperlukan perencanaan karier sejak duduk di bangku kuliah.

Menurut Zulkarnain Djamin (1993) perencanaan adalah suatu alat atau cara untuk
mencapai tujuan dengan lebih baik mendapatkan alasan lebih kuat. Menurut Simamora (2001)
karier adalah “ Urutan aktifitas-aktifitas yang berkaitan dengan pekerjaan dan perilaku-perilaku,
nilai-nilai, dan aspirasi seseorang selama rentang hidup orang tersebut”. Perencanaan karier
merupakan proses yang disengaja di mana dengan melaluinya seseorang menjadi sadar akan
atribut-atribut yang berhubungan dengan karier personal dan serangkaian langkah sepanjang
hidup memberikan sumbangan pemenuhan karier.

Universitas Sumatera Utara

Pendapat

Ekaningrum (2002)

karier

adalah

tidak lagi diartikan sebagai

adanya

penghargaan institusional dengan meningkatkan kedudukan dalam hirarki formal yang sudah
ditetapkan dalam organisasi.

Menurut Dalil S (2002) “ karier merupakan suatu proses yang sengaja diciptakan
perusahaan untuk membantu karyawan agar membantu partisipasi ditempat kerja. Sementara itu
Glueck (1997) menyatakan karir individual adalah urutan pengalaman yang berkaitan dengan
pekerjaan yang dialami seseorang selama masa kerjanya. Sehingga karier individu melibatkan
rangkaian pilihan dari berbagai kesempatan tetapi dari sudut pandang organisasi karier
merupakan proses regenerasi tugas yang baru.

Sedangkan pendapat Ekaningrum (2002) karier digunakan untuk orang-orang pada
masing-masing peran atau status. Karir adalah semua jabatan (pekerjaan) yang memiliki tanggung
jawab individu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa karier adalah suatu rangkaian atau pekerjaan
yang dicapai seseorang dalam kurung waktu tertentu yang berkaitan dengan sikap, nilai,
perilaku dan motivasi dalam individu.

Perencanaan karier dapat diartikan sebagai suatu cara atau alat untuk mencapai suatu
tujuan yang lebih baik kedepan dan dianggap sebagai syarat mutlak bagi realisasi usaha yang
ingin dicapai atau dalam arti yang lebih ringkas perencanaan karier merupakan proses di mana
sesorang menyeleksi tujuan karier dan arus karier untuk mencapai tujuan tersebut.

2.3.1 Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Merecanakan Karier

Berikut ini adalah beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan dalam merencanakan karier,
yaitu :

Universitas Sumatera Utara

1. Motivasi sangat terkait dengan tujuan yang ingin dicapai. Tujuan yang realistis namun
sekaligus menantang akan menimbulkan motivasi untuk meraihnya. Tujuan yang sangat
muluk-muluk tanpa memperhatikan kewajarannya dapat melemahkan motivasi bahkan
menimbulkan putus asa mengingat kesulitan untuk mencapainya. Jadi untuk membangun
motivasi dalam perencanaan karir buatlah tujuan karir yang menantang sekaligus realistis.

2. Kompetensi meliputi seluruh aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dimiliki.
Jika ingin meneliti karier dalam bidang tertentu, katakanlah dalam bidang pemasaran, anda
harus meningkatkan pengetahuan anda tentang pemasaran, meningkatkan keterampilan
pemasaran dan bersikap bagaikan seorang marketer.

3. Keberhasilan pencapaian perencanaan karier ditentukan pula oleh jejaring yang kita miliki.
Sejauh mana orang lain mengenal diri kita, sejauh mana orang lain mengenal kemampuan kita.
Jejaring juga akan membuka akses, memberikan peluang bagi kita untuk lebih meningkatkan
pencapaian karier. Tentu hal ini tetap harus berlandaskan motivasi dan kompetensi.

4. Peluang adalah faktor yang relatif ”uncontrollabel,” diluar kendali kita. Namun, kita dituntut
jeli melihatnya, sering disebut peluang jarang berulang dua kali begitu diperoleh kita harus jeli
melihatnya dan segera menangkap apabila hal tersebut selaras dengan perencanaan karier yang
telah dibuat.

5. Berikutnya adalah konsistensi dan feksibilitas. Sengaja kedua hal ini penulis satukan,
mengingat disatu sisi hal ini sesungguhnya tidak saling terpisahkan namun disisi lain kita pun
harus jeli kapan harus tetap konsisten dan kapan bisa fleksibel. Menurut penulis kita harus
tetap konsisten jika menyangkut nilai dasar kita dalam merencanakan karier. Nilai adalah

Universitas Sumatera Utara

prinsip dan harus ditegakkan secara konsisten. Selain itu untuk tujuan yang bersifat jangka
panjang kita pun harus konsisten.

2.3.2 Alasan Yang Mendasari Perencanaan Karier

Merencanakan sebuah karier sejak di bangku kuliah sangat penting, berikut beberapa hal yang
mendasarinya :

1. Mencari pekerjaan tidak mudah
Mencari suatu pekerjaan itu tidak mudah. Itulah sebabnya mengapa seseorang harus
merencanakan karier jauh-jauh hari sebelum terjun di dunia kerja. Apakah dengan membuat
perencanaan pasti menjamin seseorang dapat pekerjaan? Memang tidak ada jaminan, tapi
minimal sudah siap, dan memiliki tindakan jika seandainya memang sulit mencari kerja.
2. Persaingan kerja yang banyak
Hampir setiap tahun ribuan sarjana baru bermunculan dan hampir sebagian besar dari mereka
mencari kerja. Dengan perencanaan yang baik, seseorang akan lebih mampu bersaing dalam
persaingan yang ketat. Dengan adanya mahasiswa yang memiliki perencanaan karier sejak dini,
akan mempersiapkan segala hal yang mendukung tercapainya karier yang diinginkan.

3. Kepuasan kerja
Kepuasan kerja adalah dampak psikologis yang muncul dikarenakan seseorang

berhasil

melakukan sebuah pekerjaan. Dengan sebuah perencanaan yang baik pasti karier yang dipilih
adalah karier yang memang benar-benar diinginkan. Dengan kata lain pekerjaan tersebut sudah
menjadi gairah. Jika seperti itu maka besar kecil penghasilan yang diperoleh tidak akan
membuat tidak bahagia.

Universitas Sumatera Utara

4. Semua orang ingin sukses
Tidak ada orang sukses tanpa sebuah perencanaan. Meskipun awalnya hanya mencoba tetapi
ketika sudah melangkah tetap akan merencanakan berbagai hal untuk mengembangkan
kariernya. Itulah beberapa alasan yang mendasari pentingnya sebuah perencanaan karier. Jadi
tidak perlu ragu untuk merencanakan karier dari sekarang.
2.3.3 Manfaat Perencanaan Karier

Berikut ini adalah beberapa manfaat dari perencanaan karier, yaitu :
1. Mendorong pertumbuhan, dimana perencanaan karier yang baik akan dapat mendorong
semangat kerja untuk tumbuh dan berkembang. Dengan demikian motivasi dapat terpelihara.

2. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan organisasi akan sumber daya manusia di masa yang akan
datang.

3. Memberikan informasi kepada organisasi dan individu yang lebih baik mengenai jalur potensial
karier di dalam suatu organisasi.

4. Perencanaan karier membantu membangun penawaran internal atas talenta yang dapat
dipromosikan untuk dipertemukan dengan lowongan yang disebabkan oleh masa pensiun,
berhenti bekerja dan pengembangan.

5. Menyediakan fasilitas bagi penempatan internasional, organisasi global menggunakan
perencanaan karier untuk membantu mengidentifikasikan dan mempersiapkan penempatan di
luar negeri.

Universitas Sumatera Utara

6. Membantu menciptakan keanekaragaman angkatan kerja, ketika mereka diberikan bantuan
perencanaan karier, pekerja dengan latar belakang berbeda dapat belajar tentang harapanharapan organisasi untuk pertumbuhan sendiri dan pengembangan.

8. Membuka jalan bagi karyawan yang potensial, perencanaan karier memberikan keberanian
kepada karyawan untuk melangkah maju kemampuan potensial mereka karena mereka
mempunyai tujuan karier yang spesifik, tidak hanya mempersiapkan pekerja untuk lowongan
di masa depan.

9. Mengurangi kelebihan, perencanaan karier menyebabkan karyawan, manajer dan departemen
sumber daya manusia menjadi berhati-hati atas kualifikasi karyawan, mencegah manajer yang
ingin menang sendiri dari pembatasan sub-ordinat kunci.

10.Membantu pelaksanaan rencana-rencana kegiatan yang telah disetujui, perencanaan karier
dapat membantu anggota kelompok agar siap untuk jabatan-jabatan penting, persiapan ini
akan membantu pencapaian rencana-rencana kegiatan yang telah disetujui.

2.3.4 Tujuan Perencanaan Karier

1. Dengan adanya perencanaan diharapkan terdapatnya suatu pengarahan kegiatan, adanya
pedoman bagi pelaksanaan kegiatan–kegiatan yang ditujukan.
2. Dengan perencanaan maka dilakukan suatu perkiraan (forecasting) terhadap hal-hal masa
pelaksanaan yang akan dilalui.
3. Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternatif tentang kesempatan
untuk memilih kombinasi cara yang terbaik.
4. Dengan perencanaan dilakukan penyusunan skala prioritas.

Universitas Sumatera Utara

5. Dengan adanya rencana maka akan ada suatu alat pengukur atau standar untuk mengadakan
evaluasi.

2.4

Motivasi

Motivasi berprestasi adalah suatu keinginan untuk berhasil, berusaha keras dan mengungguli
orang lain berdasarkan suatu standar mutu tertentu. Selain itu, motivasi berprestasi merupakan
suatu dorongan atau keinginan dalam diri untuk mencapai kesuksesan yang setinggi mungkin
sehingga tercapai kecakapan pribadi yang tinggi. Semakin baik persepsi seseorang terhadap apa
yang sedang ia kerjakan, maka kemungkinan akan semakin baik hasil pekerjaan yang ia lakukan.
Belajar atau melakukan sesuatu yang didasarkan pada keterpaksaan akan mempengaruhi psikis
seseorang sehingga hasil yang dicapai tidak maksimal karena adanya perasaan ketergantungan
dan ketidaknyamanan. Dorongan untuk beprestasi harus ditumbuhkan baik dari dalam diri
maupun dari luar. Dorongan dari dalam diri antara lain adalah berupa kesadaran untuk meraih
hasil yang tinggi.

Dorongan dari luar misalnya antara lain adalah kondisi suasana kampus, peran senior, dan
organisasi mahasiswa, serta dosen. Kesadaran dari dalam diri (faktor internal) merupakan faktor
yang menentukan seseorang dalam mencapai sesuatu. Faktor eksternal juga mempengaruhi
seseorang

dalam

hal

mencapai

sesuatu

yang

diinginkan

tapi

hanya mempengaruhi bukan menentukan. Motivasi berprestasi sangat tergantung oleh usaha dan
upaya seseorang itu sendiri.

Universitas Sumatera Utara

Motivasi berasal dari kata “motif” yang diartikan sebagai daya upaya yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu. Menurut Sardiman (2006) motif merupakan daya penggerak
dari dalam untuk melakukan kegaiatan untuk mencapai tujuan.

Definisi motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai
dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan (Hamalik, 1992). Dalam Sardiman
(2006) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya
“felling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

Dimyati dan Mudjiono (2002) mengatakan bahwa siswa belajar karena didorong kekuatan
mental, kekuatan mental itu berupa keinginan dan perhatian, kemauan, cita-cita di dalam diri
seorang terkadang adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan
mengarahkan sikap dan perilaku individu dalam belajar.

Jadi dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah keseluruhan daya penggerak didalam diri
seseorang yang menimbulkan kegiatan belajar menjamin kelangsungan dan memberikan arah
pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai. Dalam motivasi belajar
dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka pemenuhan
harapan dan dorongan dalam hal ini adalah pencapaian tujuan.

2.4.1 Fungsi Motivasi

Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan. Sebab seseorang yang tidak mempunyai
motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melaksanakan aktivitas belajar. Motivasi diperlukan
dalam menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. Menurut Djamarah (2002) ada tiga
fungsi motivasi:

Universitas Sumatera Utara



Motivasi sebagai pendorong perbuatan. Motivasi berfungsi sebagai pendorong untuk
mempengaruhi sikap apa yang seharusnya diambil.



Motivasi sebagai penggerak perbuatan.



Motivasi sebagai pengarah perbuatan

Menurut Hamalik (2003) fungsi motivasi adalah :


Mendorong timbulnya suatu kelakuan atau perbuatan. Tanpa adanya motivasi maka tidak
akan timbul perbuatan seperti belajar.



Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan ke pencapaian
tujuan yang diinginkan.



Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Motivasi berfungsi sebagai mesin dalam mobil.
Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat lambatnya suatu pekerjaan.

Menurut Sardiman (2006) ada 3 fungsi motivasi :


Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan
energi.



Menentukan arah perbuatan, yaitu kearah tujuan yang hendak dicapai



Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan
yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan tujuan-tujuan yang tidak
bermanfaat bagi tujuan tersebut.

2.4.2 Jenis-jenis Motivasi

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002) motivasi sebagai kekuatan mental individu memiliki 2
jenis tingkat kekuatan, yaitu:

Universitas Sumatera Utara

a.

Motivasi Primer
Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar, motif dasar tersebut
berasal dari segi biologis atau jasmani manusia. Tingkah laku terdiri dari pemikiran tentang
tujuan dan perasaan subjektif dan dorongan mencapai kepuasan contoh mencari makan, rasa
ingin tahu dan sebagainya.

b. Motivasi Sekunder
Motivasi sekunder adalah motivasi yang dipelajari. Motif ini dikaitkan dengan motif sosial,
sikap dan emosi dalam belajar terkait komponen penting seperti afektif, kognitif dan kurasif,
sehingga motivasi sekunder dan primer sangat penting dikaitkan oleh siswa dalam usaha
pencapaian prestasi belajar.
2.4.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi

Menurut Max Darsono, dkk (2000) ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar
adalah:
a. Cita-cita atau inspirasi
Cita-cita atau inspirasi adalah suatu target yang ingin dicapai. Cita-cita akan memperkuat
motivasi belajar.

b. Kemampuan belajar
Dalam belajar dibutuhkan berbagai kemampuan. Kemampuan ini meliputi beberapa aspek
psikis yang terdapat dalam diri seseorang, misalnya penghematan, perhatian, ingatan,
daya pikir, fantasi.

Universitas Sumatera Utara

c. Kondisi mahasiswa
Kondisi mahasiswa yang mempengaruhi motivasi belajar di sini berkaitan dengan kondisi
fisik, dan kondisi psikologis. Seorang yang kondisi jasmani dan rohani yang terganggu,
akan menganggu perhatian belajar, begitu juga sebaliknya.

d. Kondisi lingkungan
Kondisi lingkungan merupakan unsur-unsur yang datang dari luar diri seseorang. Kondisi
lingkungan yang sehat, kerukunan hidup, ketertiban pergaulan perlu dipertinggi mutunya
dengan lingkungan yang aman, tentram, tertib dan indah, maka semangat dan motivasi
belajar mudah diperkuat.
e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar. Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsurunsur yang keberadaannya dalam proses belajar mengajar tidak stabil, kadang-kadang
kuat, kadang-kadang lemah dan bahkan hilang sama sekali. Misalnya keadaan emosi,
gairah belajar, situasi dalam keluarga dan lain-lain.

2.5

Keaktifan Berorganisasi

Mahasiswa adalah pemuda yang mempunyai peran besar dalam menentukan arah perbaikan
bangsa ini. Sebagai manusia yang lebih tercerahkan (enlightenment people) dibandingkan
kelompok masyarakat lainnya, mahasiswa seharusnya mempunyai kepekaan dan kepedulian
terhadap kondisi di sekelilingnya. Kepekaan dan kepedulian terhadap kondisi sekelilingnya ini
harus berdasarkan suatu pemahaman atau pengetahuan yang nantinya dapat mendasari mahasiswa
dalam bergerak. Mahasiswa sebagai elemen masyarakat yang mempunyai kekuatan untuk
memperbaiki dan memperbarui kondisi masyarakat, bangsa, dan negara, haruslah mempunyai
kapasitas diatas rata-rata mayoritas masyarakat kita.

Universitas Sumatera Utara

Mahasiswa harus mempunyai pemahaman keilmuaan yang holistik, artinya berpengatahuan
luas. Namun tidak cukup sebatas berpengetahuan luas saja, melainkan harus mempunyai
kemampuan (skill), visi, karakter, jauh lebih maju dibandingkan kebanyakan masyarakat pada saat
ini. Karena itu, mahasiswa harus sadar akan tanggung jawab dan konsekuensi moralnya ini,
sehingga kaum intelektual ini harus berlomba-lomba untuk berprestasi: mempunyai pencapaian
diatas rata-rata kebanyakan manusia dengan kelebihan masing-masing. Tumbuhnya semangat
maju dan berprestasi berdasarkan fakta dan banyak pengalaman, bermula dari organisasi
mahasiswa. Organisasi mahasiswa menjadi bagian vital dalam dunia akademik kampus yang
membantu perguruan tinggi mencetak intelektual muda unggul.

Mahasiswa yang aktif di organisasi mahasiswa umumnya akan lebih cepat memahami
dirinya sendiri, menemukan jati diri dan prinsip hidupnya, sehingga mereka dapat mengatur diri
dan waktu dengan baik untuk mencapai target-target mereka. Fakta telah membuktikan hal
tersebut. Berorganisasi cenderung akan melahirkan pemahaman diri, jati diri, prinsip hidup,
karakter, kepercayaan diri dan skill. Ada potongan kalimat dari seorang aktivis mahasiswa yang
mengatakan bahwa: “Berorganisasi memunculkan teman. Berteman melahirkan pergaulan.
Pergaulan membawa pada dinamika. Dan dinamika membawa kepada kematangan hidup
sebagai seorang pembelajar”.

2.6 Indeks Prestasi Kumulatif

IPK ( Indeks Prestasi Kumulatif ) adalah tingkat keberhasilan studi yang dicapai oleh mahasiswa
dari semua kegiatan akademik yang telah diikuti mahasiswa selama mengikuti pendidikan
perkuliahan. Tujuan digunakannya Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) adalah sebagai evaluasi studi.

Universitas Sumatera Utara

Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang baik atau yang selalu ditargetkan mahasiswa ialah Indeks
Prestasi Kumulatif (IPK) antara 3,5-4,0 atau yang biasa disebut IPK kumlaut.
2.7 Pengembangan Model

2.7.1 Kerangka Berfikir

Mampu menyelesaikan kuliah tepat waktu dengan nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang
baik merupakan proses belajar individu dalam mencapai aktualisasi diri yang sesuai dengan citacita luhur setiap mahasiswa. Dengan nilai yang bagus maka mahasiswa tidak hanya mendapatkan
gelar kelulusan tetapi harapan untuk karier yang telah direncanakan menjadi lebih cepat.

Perencanaan karier dianggap sebagai indikator yang mempengaruhi keberhasilan studi
mahasiswa, karena dengan perencanaan karier mahasiswa akan berupaya mendapatkan nilai yang
baik dan mampu menyelesaikan kuliahnya tepat waktu serta bisa mempersiapkan diri lebih
matang untuk pekerjaan yang bagus. Dalam penelitian ini, perencanaan karier dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu Motivasi, Keaktifan Berorganisasi, dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK).
Untuk selengkapnya pengaruh hubungan antar variabel dapat dilihat dalam gambar 2.3.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.3
Kerangka Pemikiran Teoritis

Motivasi
(cita-cita)

Keaktifan
Berorganisasi

H1

H2

Perencanaan
Karir

H3
Indeks Prestasi
Kumulatif
(IPK)

Sumber: dikembangkan dalam penelitian ini

2.7.2 Hipotesis

Hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan
penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Adapun hipotesis penelitian yang akan
diukur dalam penelitian ini adalah:

H1:

Ada hubungan yang signifikan antara variabel Motivasi dengan Perencanaan
Karier Mahasiswa D3 FMIPA USU.

H2:

Ada hubungan yang signifikan antara variabel Keaktifan Berorganisasi
dengan Perencanaan Karier Mahasiswa D3 FMIPA USU.

Universitas Sumatera Utara

H3:

Ada hubungan yang signifikan antara variabel Indeks Prestasi Kumulatif
(IPK) dengan Perencanaan Karier Mahasiswa D3 FMIPA USU.

Universitas Sumatera Utara