TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Mesin
KARAKTERISTIK PENDINGIN TERMOAKUSTIK DENGAN BAHAN REGENERATOR KARDUS TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Mesin Disusun oleh :
Nama : Alexius Fendiardiant Panca Sakti NIM : 045214025
CHARACTERISTIC OF THERMOACOUSTIC REFRIGERATOR WITH CARTON MATERIAL REGENERATOR FINAL PROJECT Presented as partitial fulfilment of the requirement as to obtain the Sarjana Teknik degree in Mechanical Engineering by :
Name : Alexius Fendiardiant Panca Sakti Student Number : 045214025
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah Yang Maha Kuasa atas berkat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian untuk tugas akhir Program Studi
Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai derajat
Sarjana S-1 pada Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Sanata Dharma. Isi tugas ahkir merupakan studi tentang pendingin
termoakustik dengan menggunakan regenerator dari bahan kardus.Penulis menyadari bahwa dalam proses belajar di Program Studi Teknik
Mesin, sejak awal studi sampai berakhirnya studi melibatkan banyak hal. Atas
segala saran, bimbingan, dukungan dan bantuan, pada kesempatan ini dengan
penuh kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :1. Ir. Greg. Heliarko, SJ., S.S., B.S.T., M.A., M.Sc., selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
5. Bapak Ir. FX. Agus Unggul Santosa, selaku dosen pembimbing akademik.
6. Seluruh dosen dan staff serta laboran Jurusan Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah mengajarkan berbagai pengetahuan kepada penulis dan membantu selama proses belajar di Jurusan Teknik Mesin.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penelitian dan penulisan tugas akhir ini masih jauh dari sempurna. Meskipun demikian penulis berharap bahwa hasil
penelitian ini tetap dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu
khususnya mengenai pendingin termoakustik. Atas kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya karya tulis ini penulis mengucapkan terima kasih. PenulisAlexius Fendiardiant Panca Sakti
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...........................................................................................i
TITLE PAGE ...................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..............................................iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................iv
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................ v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI...........................vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................ix
DAFTAR LAMBANG ...................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .............................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv
INTISARI .......................................................................................................... xvii
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................. 3
BAB II Dasar Teori
2.3.3 Jumlah Gelombang ............................................................ 12
2.3.4 Jarak Celah atau Kedalaman Penetrasi Termal................... 12
2.3.5 Koefisien Ekspansi Termal ................................................. 13
2.3.6 Perimeter Tabung ................................................................ 14
2.3.7 Gradien Temperatur Kritis .................................................. 14
2.3.8 Gradien Ratio ...................................................................... 14
2.3.9 Koefisien Unjuk kerja ......................................................... 15
2.3.10 Kerja Pendinginan............................................................. 15
2.3.11 Tekanan Efektif Sistem ..................................................... 16
BAB III Metode Penelitian
3.1 Diagram Alir ......................................................................................17
3.2 Jenis Penelitian....................................................................................18
3.2 Peralatan Penelitian ............................................................................18
3.4 Jalannya Penelitian ............................................................................ 21
3.4.1 Variabel yang Divariasikan................................................. 21
3.4.2 Variabel yang Diukur...........................................................22
3.4.3 Langkah Penelitian ............................................................. 22
3.4.4 Langkah Pengolahan dan Analisa Data............................... 23
BAB IV Data Penelitian dan Perhitungan
BAB V Analisa Data dan Pembahasan
5.1 Analisa Data dan Pembahasan ........................................................... 51
5.1.1 Pengaruh Variasi Daya Masukkan Loudspeaker ................ 53
5.1.2 Pengaruh Variasi Frekuensi Gelombang............................. 57
5.1.3 Pengaruh Variasi Tekanan Awal......................................... 62
5.1.4 Pengaruh Variasi Jarak Stack dari Tutup ............................ 65
BAB VI Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 69
5.2 Saran .................................................................................................. 70 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMBANG
T H Temperatur sisi panas (K) T C Temperatur sisi dingin (K) f Frekuensi gelombang (Hz) ω
Frekuensi angular (rad/s) c Kecepatan suara di udara (m/s) K Konduktivitas termal fluida gas (W/m o
C) ρ Rapat massa fluida gas (kg/m
3 ) c p Kalor spesifik fluida gas (J/kg o
C) δ Κ
Kedalaman penetrasi termal (m) γ
Specific heat ratio (1,4) k Jumlah gelombang Δx Panjang regenerator (m) ∇ T
CRIT Gradien temperatur kritis (K) Γ Perimeter (1/m)
ΔΤ Βeda temperatur antara sisi panas dan sisi dingin (K)
Π Perimeter tabung (m) Β Koefisien ekspansi termal Pe Tekanan efektif (Pa)
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Kondisi penelitian pendinginTabel 4.2 Keterangan variasi daya masukkan loudspeakerTabel 4.3 Keterangan variasi frekuensi gelombang bunyi Tabel 4.4 Keterangan Variasi Tekanan Awal Sistem.Tabel 4.5 Keterangan variasi jarak regenarator dari atas tabung resonator.Tabel 4.6 Data pada variasi daya dengan f = 400 Hz, P = 0 psi, Xstack =50 mm, tanpa isolasiTabel 4.7 Data pada variasi frekuensi gelombang dengan Win = 12,5 watt, P= 0 psi, Xstack= 50 mm, tanpa isolasi.Tabel 4.8 Data pada variasi tekanan awal dengan Win = 28,125 watt, f = 100 Hz, Xstack= 50 mm, tanpa isolasiTabel 4.9 Data pada variasi jarak stack dengan Win = 28,125 watt, P= 0 psi, f = 100 Hz, tanpa isolasi.Tabel 4.10 Hasil perhitungan pada Win =50watt, dengan f = 100 Hz, P =0 psi, X = 50mm.stack
Tabel 4.11 Hasil perhitungan pada Win =28,125 watt dengan f = 100 Hz, P = 0 psi, X stack = 50 mm.Tabel 4.12 Hasil perhitungan pada Win =19.5 watt dengan f = 100 Hz, P = 0 psi,Tabel 4.17 Hasil perhitungan f =100 Hz dengan, Win =12,5 watt, P = 0 psi, X stack = 50 mm.Tabel 4.18 Hasil perhitungan pada P = 0 psi dengan Win = 28,125 watt , f = 100 Hz, X stack = 50mm.Tabel 4.19 Hasil perhitungan pada P = 10 psi dengan Win = 28,125watt, f = 100 Hz, Xstack = 50 mm
Tabel 4.20 Hasil perhitungan pada P =15 psi dengan Win = 28,125 watt, f = 100 Hz, X stack = 50 mm.Tabel 4.21 Hasil perhitungan pada P =20 psi dengan Win = 28,125 watt, f = 100 Hz, X stack = 50 mm.Tabel 4.22 Hasil perhitungan pada P =25 psi dengan Win = 28,125 watt, f = 100 Hz, X stack = 50mmTabel 4.23 Hasil perhitungan pada X stack = 50 mm dengan Win = 28,125 watt, P = 0 psi f = 100 Hz.Tabel 4.24 Hasil perhitungan pada X stack = 75 mm dengan Win = 28,125 watt, P = 0 psi f = 100 Hz.Tabel 4.25 Hasil perhitungan pada X stack = 100 mm dengan Win = 28,125 watt,
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Alur kerja dan perpindahan panasGambar 2.2 Grafik P-V siklus pendingin termoakustikGambar 2.3 Prinsip kerja pendingin termoakustikGambar 3.1 Diagram alir penelitianGambar 3.2 Skema alat penelitianGambar 3.3 Stack atau RegeneratorGambar 4.1 Grafik hubungan antara perubahan suhu dengan perubahan waktu pada variasi daya masukkan loudspeakerGambar 4.2 Grafik hubungan antara beda suhu dengan perubahan waktu pada variasi daya masukkan loudspeakerGambar 4.3 Grafik hubungan antara COP dengan waktu pada variasi daya masukkan loudspeakerGambar 4.4 Grafik hubungan antara kerja pendinginan dengan waktu pada variasi daya masukkan loudspeaker.Gambar 4.5 Grafik hubungan antara kerja pendinginan rata-rata dengan daya masukkan loudspeakerGambar 4.6 Grafik hubungan antara perubahan suhu dengan perubahan waktu pada variasi frekuensi gelombang bunyiGambar 4.7 Grafik hubungan antara beda suhu dengan perubahan waktu padaGambar 4.13 Grafik hubungan antara beda suhu dengan perubahan waktu pada variasi tekanan awalGambar 4.14 Grafik hubungan antara COP dengan waktu pada variasi tekanan awalGambar 4.15 Grafik hubungan antara kerja pendinginan dengan waktu pada variasi tekanan awalGambar
4.16 Grafik hubungan antara kerja pendinginan rata-rata dengan tekanan awal
Gambar 4.17 Grafik hubungan antara perubahan suhu dengan perubahan waktu pada variasi jarak stack dari tutupGambar 4.18 Grafik hubungan antara beda suhu dengan perubahan waktu pada variasi jarak stack dari tutupGambar 4.19 Grafik hubungan antara COP dengan waktu pada variasi jarak stack dari tutupGambar 4.20
Grafik hubungan antara kerja pendinginan dengan waktu pada variasi jarak stack dari tutup
INTISARI
Refrijeran sintesis CFC dan HFC yang digunakan dalam prosespendinginan kompresi uap merupakan salah satu kontributor terjadinya efek
rumah hijau. Kandungan clorin dan karbon dalam refrijeran sintesis merupakan
unsur yang merusak lingkungan yang menyebabkan penipisan lapisan ozon dan
pemanasan global. Salah satu sistem pendingin alternatif yang dapat
menggantikan sistem pendingin kompresi uap adalah sistem pendingin
termoakustik.Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui karakteristik
pendingin termoakustik yaitu koefisien unjuk kerja (COP) tertinggi, kerja
pendinginan tertinggi, temperatur sisi panas tertinggi dan temperatur sisi dingin
terendah, dan beda temperatur sisi panas dan sisi dingin tertinggi.Penelitian pendingin termoakustik ini menggunakan speaker dengan daya
100 W, regenerator kardus dengan panjang 70 mm, tabung resonator terbuat dari
stainless steel dengan panjang 618 mm dan diameter 23 mm, pembangkit
gelombang yang dilengkapi dengan pengatur frekuensi, amplifier, pompa
(kompresor), dan gas kerja udara.Pengaruh besar kecilnya efek pendinginan yang terjadi pada regenerator
sisi dingin dipengaruhi oleh berbagai faktor. Dalam penelitian ini faktor-faktor
yang diteliti adalah pengaruh daya masukkan loudspeker, frekuensi gelombang
bunyi, tekanan awal sistem, jarak regenerator dari tutup.COP dan kerja pendinginan tertinggi yang dihasilkan pada penelitian ini
adalah 2,007 dan -0,3901 W. Temperatur tertinggi sisi panas dan temperatur
o o terendah sisi dingin berturut-turut adalah 34 C dan 27,4C, dan beda temperatur o tertinggi yang dihasilkan adalah 5,9 C.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kebutuhan sistem pendingin dewasa ini semakin meningkat sejalan
dengan perkembangan teknologi dan pertumbuhan penduduk. Sistem pendingin diperlukan untuk mendinginkan produk elektronik, obat-obatan, bahan kimia, bahan makanan dan sebagainya. Sistem pendingin yang ada saat ini umumnya menggunakan sistem kompresi uap dengan refrijeran sintetis. Dampak negatif dari penggunaan refrijeran sintetis dalam proses pendinginan kompresi uap telah mendapat perhatian khusus beberapa tahun belakangan ini. Hal ini pertama kali diketahui pada pertengahan tahun 1970an, dengan ditemukannya fakta bahwa chlorofluorocarbon (CFC) meningkatkan radiasi ultraviolet surya ke bumi karena merusak lapisan ozon. CFC juga merupakan salah satu kontributor terjadinya efek rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global. Refrijeran seperti R11, R12, R 115 yang merupakan refrijeran CFC halogen, adalah refrijeran yang paling2
tetapi, refrijeran R134a tetap memiliki potensi pemanasan global yang sangat
tinggi. Disamping menimbulkan dampak negatif pada alam, sistem pendingin
yang ada saat ini umumnya masih menggunakan sumber energi listrik. Energi
listrik umumnya memerlukan bahan bakar fosil yang semakin lama semakin
berkurang jumlahnya dan tidak dapat diperbaharui. Penelitian untuk mencari
bahan pendingin alternatif yang tidak merusak lingkungan terutama yang dapat
menggunakan sumber energi alam sebagai penggeraknya semakin banyak
dilakukan. Beberapa sistem pendingin alternatif yang banyak diteliti untuk
mengantikan misalnya sistem absorbsi, stirling dan termoakustik.Pendingin Termoakustik adalah sistem pendingin yang memanfaatkan
gelombang bunyi untuk menghasilkan perbedaan temperatur. Cara kerja
pendingin termoakustik memanfaatkan sifat termodinamika gas, dimana bila gas
dikompresi maka temperaturnya akan meningkat dan bila gas diekspansi maka
temperaturnya akan turun. Komponen terpenting dalam pendingin termoakustik
adalah regenerator hal ini dikarenakan gradien temperatur terjadi disepanjang
regenerator, dimana satu sisi regenerator menjadi sisi panas dan yang lain menjadi
3
pengefisienan sistem. Hal ini bertujuan untuk memahami cara kerja alat tersebut
agar dapat dikembangkan selanjutnya.1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui karakteristik pendingin termoakustik yaitu untuk:
1. Mengetahui koefisien unjuk kerja (COP) tertinggi.
2. Mengetahui kerja pendinginan tertinggi.
3. Mengetahui temperatur sisi panas tertinggi dan temperatur sisi dingin terendah
4. Mengetahui beda temperatur terbesar antara sisi panas dan sisi dingin.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan pengetahuan tentang pendingin termoakustik.
2. Hasil penelitian ini dapat dikembangkan selanjutnya sebagai sistem
BAB II DASAR TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Penulis menggunakan beberapa jurnal tentang pendingin termoakustik
dijadikan acuan untuk penelitian ini, yaitu :Experimental Study and Analisis on Components of a Thermoacoustic
Refrigerator and a Thermoacoustic Prime Mover. Penelitian pendingin termoakustik dengan menggunakan daya 10 W, bahan regenarator stainless steel dan fluida kerja gas helium, menghasilkan perbedaan temperatur dan COP 0,334.(Nohtomi, M. & Katsuta,.M.,1999)
Table Top Thermoacoustic Refrigerator for Demonstrations. Alat
penelitian dengan menggunakan tabung acrylic berdiameter dalam 2,2 cm dan panjang 23 cm, daya speaker 40 W dan fluida kerja udara, dapat menghasilkan o temperatur terendah 15,5C. (Russel, A.D., & Weibull,.P.,2002)
Karakteristik Pendingin Termoakustik dengan Bahan Regenerator Film
5
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Sejarah Singkat Termoakustik
Termoakustik mempunyai sejarah yang panjang, dimulai lebih dari dua
abad yang lalu. Subjek yang menjadi pokok dari penelitian termoakustik adalah
suatu fenomena dimana gelombang bunyi dapat menghasilkan perbedaan suhu
dan sebaliknya perbedaan suhu dapat menghasilkan gelombang bunyi. Penjelasan
kualitatif pertama diberikan oleh Lord Rayleigh pada tahun 1887 dalam ”The
Theory of Sound” produksi dari osilasi termoakustik adalah Jika kalor diberikan
kepada udara maka akan terjadi kompresi dan jika dilepaskan dari udara akan
terjadi ekspansi dan getaran merupakan pendukung. Pemahaman kualitatif
Reyleigh adalah benar, akan tetapi keakuratan kuantitas teori dari fenomena diatas
tidak tercapai. Pada tahun 1969 Rott dan teman sekerja memulai menerbitkan satu
rangkaian dokumen di mana suatu teori termoakustik kuantitatif diberikan. Pada
tahun 1988 gambaran keseluruhan termoakustik diberikan oleh Swift, ia
menerapkan teori yang diberikan oleh Rott dengan menciptakan alat praktis
termoakustik. Ia menjelaskan singkat hasil penelitian, pembuatan alat dan
6
2.2.2 Kelebihan dan Kekurangan Pendingin Termoakustik
1 Kelebihan Pendingin Termoakustik
a) Ramah lingkungan karena menggunakan fluida kerja yang tidak beracun,
tidak merusak lapisan ozon karena fluida yang digunakan adalah udara, helium dan argon. Pada penelitian ini masih digunakan fluida kerja udara.b) Komponen sederhana karena komponennya lebih sedikit dan hanya membutuhkan satu komponen yang bergerak yaitu loudspeaker atau komponen penghasil gelombang bunyi.
c) Tidak memerlukan pelumasan karena hanya terdapat satu komponen yang
bergerak yang dapat bekerja pada frekuensi tinggi tanpa membutuhkan pelumasan.d) Dapat menggunakan sumber energi alternatif karena pendingin termoakustik dapat dikombinasikan dengan heat engine Sumber penggerak heat engine dapat berasal dari panas matahari.
2 Kekurangan Pendingin Termoakustik
a) Membutuhkan regenerator yang besar untuk pendingin dengan kapasitas
7
2.2.3 Pengertian Termoakustik
Termoakustika (thermoacoustics) adalah suatu bidang yang berhubungan
dengan fenomena fisis, di mana perbedaaan suhu dapat menghasilkan gelombang
bunyi, dan sebaliknya gelombang bunyi dapat menghasilkan perbedaan suhu.
Suatu gelombang bunyi (acoustics) dalam gas umumnya dipandang sebagai
osilasi-osilasi tekanan dan gerak, padahal osilasi suhu juga terjadi. Kombinasi
atau gabungan semua osilasi-osilasi tersebut akan menghasilkan fenomena atau
efek termoakustik.Alat yang dapat menghasilkan efek termoakustik dibedakan menjadi dua
(gambar 2.1), yaitu termoakustik prime mover ( heat engine ) dan pendingin
termoakustik ( pompa kalor termoakustik ). Dalam termoakustik prime mover
terjadi perpindahan panas dari tandon temperatur tinggi ke tandon temperatur
yang lebih rendah untuk menghasilkan kerja. Sedangkan pada pendingin
termoakustik atau pompa panas temoakustik membutuhkan kerja untuk
memindahkan panas dari tandon temperatur rendah ke tandon temperatur yang
lebih tinggi. Dalam kasus ini, kerja yang dihasilkan dan kerja yang dibutuhkan
8 Perbedaan pendingin termoakustik dan pompa panas termoakustik adalah
arah penggunaan, pada pendingin ditujukan untuk menyerap panas pada
temperatur rendah sedangkan pada pompa kalor ditujukan untuk melepaskan
panas pada temperatur tinggi.2.2.4 Siklus Kerja Pendingin Termoakustik
Komponen-komponen utama pendingin termoakustik meliputi tabung
resonator, sumber bunyi, fluida kerja dan regenerator (stack). Stack merupakan
komponen penting pendingin termoakustik yang terdiri atas sejumlah kanal-kanal
kecil atau permukaan-permukaan yang dipasang sejajar dengan sumbu tabung
resonator. Dalam tabung resonator, stack digunakan untuk tujuan menghasilkan
gradien temperatur di sepanjang stack akibat osilasi gelombang tegak (standing
wave) yang dihasilkan oleh loudspeaker.9 Berikut siklus kerja pendingin termoakustik (gambar 2.2)
1. Proses 1-2 proses kompresi Dalam proses ini gelombang bunyi (akustik) yang dihasilkan loudspeaker menyebabkan suatu paket gas bergerak kekiri (kearah tabung tertutup), sehingga volume paket gas tersebut mengecil, tekanannya meningkat dan temperaturnya naik sebagai akibat sifat gas adiabatik.
2. Proses 2-3 proses pelepasan panas Paket gas yang termampatkan menyebabkan peningkatan temperatur, sampai pada temperatur paket gas lebih tinggi dari pada temperatur stack didekatnya. Oleh karena temperatur paket gas lebih tinggi maka kalor dari paket gas dilepaskan ke dinding-dinding stack yang ada didekatnya dan volume paket gas tersebut menyusut.
3. Proses 3-4 proses ekspansi.
Pada saat gelombang tegak melanjutkan siklusnya, paket gas bergerak
kekanan (kearah tabung terbuka), sehingga volume paket gas berangsur-
angsur membesar, tekanannya menurun dan temperatur paket gas menjadi10
2.2.5 Prinsip Kerja Pendingin Termoakustik
Prinsip kerja pendingin termoakustik pada dasarnya bekerja dengan
memanfaatkan gelombang suara (akustik) pada suatu fluida gas dalam suatu
sistem tertutup untuk membuang panas dari dalam sistem. Panas dalam sistem
pendingin berasal dari bahan yang didinginkan. Panas dari bahan yang
didinginkan masuk dalam sistem melalui sisi dingin dan panas dalam sistem
dibuang keluar melalui sisi panas (gambar 2.3)Gambar 2.3 Prinsip kerja pendingin termoakusik11 sepanjang stack, sebagian stack terletak pada posisi tekanan tinggi dan sebagian yang lain terletak pada posisi tekanan rendah.
Sebagian stack terletak pada posisi tekanan tinggi, sehingga pada bagian ini panas dalam fluida gas dapat dipindahkan ke stack. Pada bagian ini stack berfungsi sebagai tempat pengambilan panas dari sistem. Panas yang telah diserap dibuang keluar melalui penukar kalor. Bagian stack yang terletak pada posisi
tekanan tinggi ini disebut sisi panas dan pada eksperimen ini terletak di
regenerator bagian atas.Bagian lain stack terletak pada posisi tekanan rendah sehingga di bagian ini panas dari stack dapat dipindahkan ke fluida gas dalam sistem. Panas stack di bagian ini berasal dari bahan yang didinginkan yang dipindahkan ke stack melalui penukar kalor. Di bagian ini stack berfungsi sebagai tempat pengambilan panas dari bahan yang didinginkan. Bagian stack yang terletak di posisi tekanan rendah ini disebut sisi dingin dan pada eksperimen ini terletak di stack bagian bawah.
Pemilihan bahan regenerator harus bersifat konduktifitas bahan yang rendah, tetapi memiliki kemampuan menyerap panas yang tinggi. Hal ini dimaksudkan
12 dengan : T H : temperatur sisi panas (K)
T : temperatur sisi dingin (K) C
2.3.2 Frekuensi Angular ( ω ) Frekuensi angular ( ω) dihitung dengan :
ω = π 2 . . f (rad/s) (Tom Penick, hal 2) .................................... 2 dengan : f : frekuensi gelombang (Hz)
2.3.3 Jumlah Gelombang (k) Jumlah gelombang (k) dihitung dengan :
ω k = (rad/m) (Tom Penick, hal 2) .......................................... 3 c dengan : ω : frekuensi angular (rad/s) c : kecepatan suara di udara = 343 (m/s)
13 partikel gas. Kedalaman Kedalaman penetrasi termal ( δ
K ) secara matematis dirumuskan dengan: (m)
. . . f c K p K
ρ π δ = (Daniel A Russell hal 1)....................... 4 atau
(m) . . .
2 p K c K
ρ ω δ = ................................................................. 5 dengan : K : konduktivitas termal fluida gas (W/m o
C) ρ : rapat massa fluida gas (kg/m
3 ) c p
: kalor spesifik fluida gas (J/kg o
C) f : frekuensi gelombang (Hz) ω : frekuensi angular (rad/s)
2.3.5 Koefisien Ekspansi Termal ( β)
Koefisien ekspansi termal ( β) dihitung dengan :
14
2.3.6 Perimeter Tabung ( Π) Perimeter tabung ( Π) dihitung dengan :
(m) K
Tabung Penampang Luas δ
= Π (symko, hal 171) ............ 7 dengan δ
Κ : kedalaman penetrasi termal (m)
2.3.7 Gradien Temperatur Kritis ( ∇ T CRIT ) Temperatur kritis merupakan temperatur di mana tidak terjadi perpindahan
panas pada stack. Jika temperatur yang diinduksikan oleh gelombang bunyi lebih
besar dengan temperatur kritis stack akan berfungsi sebagai refrigerator. Jika
temperatur kurang dari temperatur kritis maka stack akan berfungsi sebagai heat
engine.Gradien temperatur kritis ( ∇ T CRIT ) dihitung dengan : (K) . ).
1 ( M CRIT
T k T − = ∇ γ (Tom Penick, hal 32) ..................... 8 dengan :
γ : specific heat ratio = 1,4
15 dengan : ΔT : T H -T C (K)
Δx : panjang regenerator (m) T ∇ CRIT : gradien temperatur kritis (K)
2.3.9 Koefisien Unjuk Kerja (COP) Koefisien unjuk kerja (COP) dihitung dengan : Γ
Δ = .
T T COP
M
(symko, hal 172)..................................................... 10 dengan : T M : temperatur rata-rata (K) ΔT : T H -T C (K)
Γ : perimeter (1/m)
2.3.10 Kerja Pendinginan (W) Kerja pendinginan (W) dihitung dengan :
16 : koefisien ekspansi termal β
ω : frekuensi angular (rad/s)
3
) ρ : rapat massa fluida gas (kg/m o c p : kalor spesifik fluida gas (J/kgC) Pe : tekanan efektif (Pa)
2.3.11 Tekanan Efektif Sistem (Pe)
Tekanan efektif sistem dihitung dengan : P max Pe (Pa) (Tom Penick, hal 2)................................(12) =
2 dengan : Pmax : tekanan maksimum (Pa)
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Diagram Alir
Diagram alir penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :
Pembelian dan Pembuatan Komponen alat pengujian
Perakitan alat menjadi sistem pendingin termoakustik
Pemasangan dan persiapan alat pengujian Pengujian alat
Pengambilan data
18
3.2 Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan studi kasus dan bersifat deskriptif
kualitatif, yaitu suatu penelitian terhadap obyek tertentu dan kesimpulan yang
diambil hanya terbatas pada obyek yang diteliti berdasarkan hasil analisa data
yang dilakukan. Dalam hal ini penelitian dilakukan terhadap unjuk kerja sistem
pendingin termoakustik, perubahan temperatur sisi panas dan sisi dingin, beda
temperatur sisi panas dan sisi dingin dan temperatur terendah yang dapat dicapai
sistem.3.3 Peralatan Penelitian
19 Komponen-komponen penyusun peralatan penelitian pendingin termoakustik adalah sebagai berikut :
1. Tabung resonator, terbuat dari bahan stainless steel dengan panjang tabung 618 mm dan diameter dalam 23 mm.
2. Stack atau Regenerator terbuat dari lapisan kardus dengan panjang 70 mm dan diameter 23 mm. Dibuat dengan cara menumpuk dan merekatkan kertas –kertas kardus dan kemudian membentuknya sehingga berbentuk silinder dengan arah lubang kanal – kanal sepanjang sumbu silinder (gambar 3.3).
Kardus Lubang Kardus Kardus a b
Gambar 3.3 Stack atau regenerator terbuat dari kardus20
7. Pengukur daya, berfungsi untuk mengukur daya keluaran amplifier atau
daya masukkan loudspeaker.
8. Termokopel, dilengkapi dengan penampil termokopel berfungsi untuk
mengukur temperatur pada beberapa titik. Termokopel yang digunakan adalah tipe K9. Pengukur tekanan, berfungsi mengukur tekanan sistem
10. Rumah loudspeaker, berfungsi sebagai pemegang loudspeaker dan
penyama tekanan sistem dengan tekanan di bawah loudspeaker.
11. Katup, berfungsi untuk memutus dan menghubungkan sistem dengan
pompa vakum dan kompresor. Katup yang digunakan adalah katup khusus
tipe bola.
12. Pipa penghubung dan perlengkapannya, meliputi pipa tembaga
berdiameter 0,5 in dan sambungan L, sambungan T, sambungan lurus (shock). Digunakan untuk menyalurkan fluida gas dari luar ke dalamsistem dan untuk menyamakan tekanan dalam resonator dan dalam rumah
loudspeaker .21
3.4 Jalannya Penelitian
3.4.1 Variabel yang Divariasikan
1. Daya masukkan loudspeaker Variasi daya masukan speaker dilakukan dengan mengatur volume dan mengukur tegangan keluaran amplifier pada kondisi terpasang. Daya masukkan dihitung dengan persamaan V
2 /R dengan R adalah tahanan speaker.
2. Frekuensi gelombang bunyi Frekuensi speaker divariasikan dengan menggunakan pembangkit gelombang.
3. Tekanan awal sistem Tekanan awal sistem diatur dengan kompresor.
4. Jarak stack dari ujung atas tabung resonator Jarak stack dari ujung atas tabung resonator divariasikan dengan megukur dan memposisikan stack dari ujung atas tabung resonator
22
3.4.3 Langkah Penelitian
1. Penelitian diawali dengan penyiapan alat seperti pada gambar 3.2
2. Pengambilan data dilakukan dengan mevariasikan variabel daya masukan loudspeaker , frekuensi gelombang suara, tekanan awal sistem, jarak regenerator dari ujung atas tabung resonator dan kondisi permukaan resonator.
3. Tiap variabel divariasikan sebanyak 4 (empat) variasi kecuali variabel tekanan awal sistem divariasikan sebanyak 5 (lima) variasi dan jarak stack dari tutup hanya divariasikan sebanyak 3 (tiga) variasi.
4. Pada variasi salah satu variabel, variabel lainnya diatur pada salah satu harga variasi yang tetap.
5. Data dicatat tiap 2 menit selama 30 menit
6. Data yang dicatat adalah temperatur sisi panas, temperatur sisi dingin, temperatur sekitar, tekanan sistem, daya masukan loudspeaker, frekuensi gelombang bunyi dan waktu.
23
3.4.4 Langkah Pengolahan dan Analisa Data
Pengolahan dan analisa data diawali dengan melakukan perhitungan pada
parameter-parameter yang diperlukan dengan menggunakan persamaan (2) sampai
dengan persamaan (11). Analisa akan lebih mudah dilakukan dengan membuat
grafik hubungan :1. Temperatur sisi dingin, temperatur sisi panas, beda temperatur sisi panas- sisi dingin, koefisien unjuk kerja (COP) dan kerja pendinginan dengan waktu.
2. Beda temperatur sisi panas-sisi dingin, COP dan kerja pendinginan dengan daya masukkan speaker.
3. Beda temperatur sisi panas-sisi dingin, COP dan kerja pendinginan dengan frekuensi.
4. Beda temperatur sisi panas-sisi dingin, COP dan kerja pendinginan dengan jarak regenerator
BAB IV DATA PENELITIAN DAN PERHITUNGAN
4.1 Variasi Percobaan
Pada penelitian ini terdapat beberapa variabel yang divariasikan untuk mengetahui unjuk kerja pendingin termoakustik. Kondisi penelitian pendingin termoakustik dapat diringkas dalam tabel 4.1.
Tabel 4.1 Kondisi penelitian pendingin termoakustik Variabel Tetap Besaran SatuanPanjang resonator L tabung
618 mm Diameter resonator D in tabung 23 mm Bahan resonator Stainless steel
Fluida kerja Udara Bahan stack Kardus Panjang stack L stack 70 mm Diameter (celah) stack d gap
1,7 mm Gelombang operasi Sinus Variabel Variasi Besaran Satuan
Daya loudspeaker Win 12.5,19.5,28.125,50 watt
25
1 Variasi daya masukkan loudspeaker Variasi pertama merupakan pengaruh besar-kecilnya amplitudo terhadap
perubahan temperatur yang terjadi. Amplitudo yang divariasikan adalah mengatur
volume dan mengukur tegangan keluaran amplifier, yaitu 12,5W, 19,5W,
28,125W 50W.Tabel 4.2 Keterangan variasi daya masukkan loudspeaker Keterangan Besaran SatuanDaya loudspeaker Divariasikan Watt Frekuensi gelombang 100 Hertz Tekanan Psi Jarak stack dari tutup
50 mm
2 Variasi Frekuensi Gelombang Bunyi Variasi kedua merupakan pengaruh besar-kecilnya frekuensi gelombang
terhadap perubahan temperatur yang terjadi. Frekuensi gelombang yang
divariasikan adalah 100 Hz, 150 Hz, 200 Hz, 400 Hz.26
3 Variasi Tekanan Awal Sistem Variasi ketiga merupakan pengaruh besar-kecilnya tekanan awal dalam
sistem terhadap perubahan temperatur yang terjadi. Tekanan yang divariasikan
adalah 0 psi, 10 psi, 15psi, 20 psi, 25 psi.Tabel 4.4 Keterangan Variasi Tekanan Awal Sistem Keterangan Besaran SatuanDaya loudspeaker 28,5 watt Frekuensi gelombang 100 Hertz Tekanan Divariasikan psi Jarak stack dari tutup
50 mm
4 Variasi Jarak Regenerator dari Ujung Atas Tabung Resonator Variasi ketiga merupakan pengaruh besar-kecilnya jarak regenerator (stack)
dari tutup terhadap perubahan temperatur yang terjadi. Jarak yang divariasikan
adalah 50 mm, 75 mm, 100 mm.Tabel 4.5 Keterangan variasi jarak regenarator dari atas tabung resonator4.2.2 Data Hasil Penelitian
1 Hasil data variasi daya masukkan loudspeaker
27.4
31.3
30
20.6 18 27.9 30.9 29.9
10.88
27.6
31.0
29.8
12.6 27.5 31.5 29.8
15.40
30
31.3
15.40
20.6 20 27.9 30.8 29.9
10.88
27.6
31.0
29.8
12.6 27.5 31.5 29.8
15.42
27.4
31.3
27.6
29.8
12.6 27.6 31.5 29.8
27.6
27.6
30.8
29.8
12.6 27.5 31.4 29.8
15.39
27.5
31.3
30
20.5 14 28.1 30.8 29.9
10.88
31.0
20.6 22 27.8 30.7 29.9
29.8
12.6 27.5 31.5 29.8
15.39
27.6
31.3
30
20.6 16 28.0 30.7 29.9
10.88
27.6
31.0
30
27.6
10.88
30
30
20.6 28 27.8 30.7 29.9
10.88
27.6
31.1
29.8
12.6 27.5 31.5 29.8
15.44
27.4
31.4
20.6 30 27.8 30.7 29.9
27.4
10.88
27.5
31.1
29.8
12.6 27.5 31.5 29.8
15.44
27.4
31.3
30
20.6
31.4
15.44
20.5 12 28.2 30.7 29.9
31.1
31.1
29.8
12.6 27.5 31.5 29.8
15.42
27.4
31.3
30
20.6 24 27.7 30.7 29.9
10.88
27.6
29.8
12.6 27.6 31.5 29.8
12.6 27.5 31.5 29.8
15.42
27.4
31.3
30
20.6 26 27.8 30.7 29.9
10.88
27.5
31.1
29.8
10.88
Tabel 4.6 Data pada variasi daya dengan f = 100 Hz, P = 0 psi, X stack = 5 mm, tanpa isolasiDaya 12,5W Daya 19,125 W Daya 28,5W Daya 50 W Waktu T
o
o
C) (
o
C) (
o
C) volt (
o
C) (
o
C) (
C) volt (
o
o
C) (
o
C) (
o
C) volt 29.8 29.7 29.9
10.32
29.4
29.5
29.8
C) volt (
C) (
15.00
C
C
T
H
Ts
V T
C
T
H
Ts
V T
T
o
H
Ts
V T
C
T
H
Ts
V menit (
o
C) (
12.5 29.6 29.9 29.8
29.5
31.2
15.39
15.00
27.7
31.0
30
20.5 8 28.6 30.8 29.9
10.32
27.5
30.6
29.8
12.5 27.6 31.2 29.8
27.6
29.8
31.1
30
20.5 10 28.3 30.7 29.9
10.88
27.5
30.7
29.8
12.6 27.6 31.3 29.8
15.39
27.6
12.5 27.8 31.1 29.8
30.4
29.4
30
30
20.4 2 29.4 30.1 29.9
10.32
28.0
30.2
29.8
12.5 28.1 30.3 29.8
15.00
28.1
30.5
20.4 4 29.3 30.7 29.9
27.6
10.32
27.7
30.2
29.8
12.5 28.0 31.0 29.8
15.00
27.9
30.8
30
20.5 6 29.0 30.8 29.9
10.32
30
2 Hasil data variasi frekuensi gelombang bunyi
10.88
31.4 30.2 10 29.3 30.7 30 10 29.2 32.4 30 10.22
28.1
10.88
16 28.0 30.7 29.9
31.4 30.2 10 29.2 30.6 30 10 29.2 32.3 30 10.22
28.2
10.88
14 28.1 30.8 29.9
31.3 30.2 10 29.3 30.7 30 10 29.3 32.3 30 10.22
28.3
12 28.2 30.7 29.9
10.88
31.2 30.2 10 29.3 30.7 30 10 29.3 32.1 30 10.22
28.4
10.88
10 28.3 30.7 29.9
31.0 30.2 10 29.3 30.7 30 10 29.3 31.7 30 10.22
28.5
10.32
8 28.6 30.8 29.9
30.8 30.2 10 29.2 30.5 30 10 29.3 31.8 30 10.22
28.7
10.32
18 27.9 30.9 29.9
28.1
30.8 30.2 10 29.3 30.2 30 10 29.4 31.4 30 10.22
26 27.8 30.7 29.9
31.3 30.2 10 29.3 30.6 30 10 29.2 32.4 30 10.22
28.0
10.88
30 27.8 30.7 29.9
31.3 30.2 10 29.3 30.6 30 10 29.2 32.4 30 10.22
28.0
10.88
28 27.8 30.7 29.9
31.3 30.2 10 29.3 30.6 30 10 29.2 32.4 30 10.22
28.0
10.88
31.4 30.2 10 29.3 30.6 30 10 29.2 32.4 30 10.22
31.4 30.2 10 29.3 30.6 30 10 29.2 32.4 30 10.22
28.0
10.88
24 27.7 30.7 29.9
31.4 30.2 10 29.3 30.6 30 10 29.2 32.4 30 10.22
28.0
10.88
22 27.8 30.7 29.9
31.4 30.2 10 29.3 30.6 30 10 29.2 32.4 30 10.22
28.1
10.88
20 27.9 30.8 29.9
6 29.0 30.8 29.9
Tabel 4.7 Data pada variasi gelombang dengan W in = 12,5 watt , P= 0 psi, X stack = 50mm, tanpa isolasiFrekuensi 100Hz Frekuensi 150Hz Frekuensi 200Hz Frekuensi 400Hz Waktu T
H
C) (
o
C) (
o
V menit (
Ts
H
T
C
V T
Ts
T
C) volt (
C
V T
Ts
H
T
C
V T
Ts
H
T
C
o
o
10.32
o
4 29.3 30.7 29.9
30.6 30.2 10 29.4 30.2 30 10 29.5 31.0 30 10.22
29.0
10.32
2 29.4 30.1 29.9
30.2 30.2 10 29.9 30.1 30 10 29.9 30.1 30 10.22
29.8
10.32
C) volt 29.8 29.7 29.9
o
C) (
C) (
C) (
o
C) volt (
o
C) (
o
C) (
o
C) volt (
o
C) (
o