TREND FOTO MODEL - FISIP Untirta Repository

TREND FOTO MODEL

  

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Pada Konsentrasi

Humas Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa

  

SKRIPSI

Oleh :

TB. ALFEN RINALDI

  

NIM : 666073059

KONSENTRASI ILMU HUMAS

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG

  • –BANTEN

  

2013

  

Harta itu kurang apabila dibelanjakan tapi ilmu

bertambah bila dibelanjakan”

  

“ilmu itu lebih baik dari pada harta. Ilmu

menjaga engkau dan engkau menjaga harta. Ilmu

itu penghukum (hakim) dan harta terhukum.

  • -Ali bin Abi Thalib r.a.-

  

Persembahan :

  

ABSTRAK

Tubagus Alfen Rinaldi. NIM. 6662073059. Skripsi. Trend Foto Model.

Konsentrasi Humas. Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial

Dan Politik. Sultan Ageng Tirtayasa. Banten. 2013

  Komunitas Fotografi Banten Exposure adalah salah satu komunitas fotografi terbesar di provinsi Banten, tujuannya adalah sebagai wadah bagi fotografer, foto model merupakan jenis fotografi yang sangat diminati oleh penghobi fotografi saat ini. kurangnya minat komunitas fotografi Banten Exposure terhadap kategori foto lain, Tujuan penelitian ini untuk menganalisis Trend Foto Model Dikomunitas Fotografi Banten Exposure, Penelitian ini bertitik tolak pada Teori dan paradigma. Post-pospostivistik yaitu berbicara bukan hanya yang terlihat, terasa dan teraba saja tetapi mencoba memahami makna dibalik yang ada. Realitas sosial menurut paradigma ini adalah suatu yang utuh yang terikat dengan konteks, bersifat kompleks, dinamis dan penuh makna oleh karena itu, mengetahui keberadaannya tidak dalam bentuk ukuran akan tetapi dalam bentuk ekspolarasi untuk dapat mendeskripsikannya secara utuh. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Deskriptif dengan pendekatan Kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Fotografi model lebih banyak diminati di komunitas Banten Exposure adalah karena fotografi model tidak membuang banyak waktu dan menyenangkan. Karakter fotografi model yang diminati di Banten Exposure adalah menampilakan kecantikan/ketampanan dan fashion foto model dengan menampilkan pakaian yang dikenakan model, dan mood foto model yang menampilkan sisi emosional model. Saran meningkatkan kegiatan edukasi terhadap anggota Banten Exposure.

  Kata Kunci : Trend Foto model, Komunitas Fotografi Banten Exposure.

  

ABSTRACT

Tubagus Alfen Rinaldi. Nim. 6662073059. Thesis. Trend Photo Models.

Public Relation Concentrate. Communication Program. The faculty of Social

and politic. University Of Sultan Ageng Tirtayasa. Banten 2013

Banten Community Exposure Photography is one of the largest photography community

in Banten province , purpose is as a place for photographers , photo model is a type of

photography that is in demand by the current photography hobbyist . lack of community

interest in photography Banten Exposure to other categories of photos , this research

aimed to analyze Trend Model Pictures Dikomunitas Photography Exposure Banten , this

research starting point on the and Post - pospostivistik that speaks not only looks , feels

and felt fine but trying to understand the meaning behind there . Social reality according

to this paradigm is a whole are bound by context , are complex , dynamic and full of

meaning , therefore , not aware of its existence in terms of size but in the form of

ekspolarasi to be able to describe it fully . The method used is descriptive method with

qualitative approach . The results showed that the more desirable models Photography

in Banten community photography Exposure is because the model does not waste a lot

of time and fun . Photographic character models are in demand in Banten Exposure

menampilakan beauty / handsomeness and fashion photo model displays clothes worn

by the model , and the mood of the photo model displays the emotional side of the

model . Suggestions to improve the educational activities Banten members Exposure

Keywords: Trend models photos, Banten Exposure Photography Community

  

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

  Segala puji bagi Allah SWT penulis panjatkan atas limpahan rahmat dan nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul. Trend Foto Model Dikomunitas Fotografi Banten Eksposure Shalawat beserta salam semoga Allah SWT limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kerabat, para sahabat dan para pengikutnya.

  Maksud dari penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian sarjana program S1 (Strata Satu) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, hal ini tidak lepas dari keterbatasan kemampuan dan ilmu pengetahuan yang di miliki.

  Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dorongan, bimbingan, saran, dan motivasi baik moril maupun materil dari semua pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada :

  1. Bapak Prof. Dr. H. Soleh Hidayat, M.pd., selaku Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten.

  2. Bapak Dr Agus Sjafari, S. Sos, M. Si., Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  3. Ibu Neka Fitriah, S.Sos, M. Si, Selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

  4. Ibu Naniek Afrilla F,S.Sos., M.Si Selaku Dosen Pembimbing I yang senantiasa membimbing penulis selama penyusunan skripsi dan memberikan dorongan dan motivasi.

  5. Ibu Andin Nesia S.Ik., M.Ikom Selaku Dosen Pembimbing II yang senatiasa membantu dan membimbing penulis sehingga sampai akhir penyusunan Skripsi.

  6. Ibu Isti Nursih, S.Ip., selaku Dosen Pembimbing Akademik, terima kasih telah membimbing penulis selama ini.

  7. Kepada Bapak Burhanudin M, SE, M.Si, selaku dosen fotografi jurusan ilmu komunikasi dan penulis berterima kasih karena telah membimbing mengajarkan tentang Fotografi. Sehingga penulis berkesempatan memperoleh penghargaan Di Tingkat Provinsi dan Nasional. Dan Menyelsaikan Skripsi ini.

  8. Seluruh Staf Dosen dan Tata Usaha Jurusan Ilmu Komunikasi, terima kasih atas pengetahuan yang di berikan kepada penulis.

  9. Kepada Abah dan Mama tersayang yang selalu memberikan dukungan moril dan materil. Serta doa yang tidak pernah putus agar penulis dapat menyelesaikan skripsi.

  10. Rurien Turisina tersayang yang senantiasa memberikan perhatian, kasih sayang dan dukungan yang tidak pernah putus bagi penulis.

  11. Para sahabat Babi Genk, Jevri Suharyadi, Azan sumarwan, Andi Saputra, Dhika Pratama, Ikhsan, David Simanjuntak, Gilar Pratama, yang senatiasa menemani hari-hari penulis dengan segala dukungan, semangat dan keceriaan yang mereka berikan.

  12. Kepada teman-teman seperjuangan angkatan 2007 yang senantiasa saling memotivasi.

  13. Kepada Feri Ferdianto selaku dewan penasehat Komunitas Banten Exposure.

  14. Seluruh Anggota banten Exposure yang telah memberikan bantuan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi.

  15. Pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

  Penulis menyadari penyusunan skripsi ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis terbuka terhadap kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca, dan dapat memberikan sumbangan bagi alama,ater tercinta.

  Wassalamualaikum Wr. Wb.

  Serang, Oktober 2013 Penulis

  

iv

DAFTAR ISI

  1.1 Latar belakang Masalah………………………………………..

  1.5 Manfaat Penelitian…………………………………………….

  10

  1.4 Tujuan Penelitian………………………………………………

  10

  1.3 Identifikasi Masalah…………………………………………...

  9

  1.2 R umusan Masalah……………………………………………...

  1

  1

  Halaman LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS…………………………….

  ix BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….

  DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………

  viii

  DAFTAR TABEL…………………………………………………………

  vii

  DAFTAR GAMBAR

………………………………………………………

  i DAFTAR ISI……………………………………………………………….. iv

  LEMBAR PERSETUJUAN……………………………………………….. MOTO DAN PERSEMBAHAN…………………………………………... ABSTRAK………………………………………………………………….. ABSTRACT………………………………………………………………... KATA PENGANTAR……………………………………………………...

  10

BAB II KERANGKA TEORI

  12 …………………………………………….

  2.1

  12 Komunikasi……………………………………………………

  2.2

  15 Fotografi………………………………………………………

  2.3

  17 Foto Model……………………………………………………

  2.4

  21 Komunitas…………………………………………………….

  2.5

  24 Komunitas Banten Exposure………………………………….

  2.6

  26 Kerangka Pemikiran……………………………………………

  2.8 Beberapa Contoh Penelitian Sebelumn

  27 ya……………………..

  35 BAB III METODE PENELITIAN………………………………………..

  3.1

  35 Paradigma Penelitian…………………………………………..

  3.2 Metode

  36 Penelitian……………………………………………..

  3.3 Instrumen

  43 Penelitian…………………………………………..

  3.4 Teknik Pengolahan

  43 Dan Analisis Data………………………..

  3.4.1 O 45 bservasi……………………………………………...

  3.4.2

  48 Wawancara……………………………………………

  3.4.3

  49 Dokumentasi…………………………………………..

  3.4.4

  49 Trigulasi……………………………………………….

  v

  3.5 Lokasi Dan J 53 adwal Penelitian…………………………………

  59 BAB IV HASIL PENELITIAN…………………………………………..

  4.7 Objek

  54 Penelitian……………………………………………….

  4.2 Analisis

  56 Penelitian…………………………………………….

  4.2.1 Mengapa Komunitas Fotografi Banten Exposure Lebih Banyak M

  56 enyukai Foto Model………………………..

  4.2.2 Untuk Mengetahui Karakter Foto Model yang diminati Di Komuni

  59 tas Banten Exposure………………………

  4.2.3 Untuk Mengetahui Peran Web fotografi terhadap minat

  61 Foto Model dikomunitas Banten Exposure……………

  69 BAB V PENUTUP…………………………………………………………

  5.1 Ke 64 simpulan…………………………………………………….

  5.2

  65 Saran…………………………………………………………..

  66 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………...

  LAMPIRAN……………………………………………………………….. RIWAYAT HIDUP……………………………………………………….. vi

  

vii

DAFTAR GAMBAR

  Halaman Gambar 2.7

  Kerangka Pemikiran……………………………………………

  28 Gambar 3.4.4 Trigulasi………………………………………………………..

  53 Gambar 3.4.4 Trigulasi Teknik Pengumpulan Data………………………….

  54

  

viii

Daftar Tabel

  Halaman Tabel 2.8 Beberapa Contoh Penelitian Sejenis Sebelumnya 1……….

  32 Tabel 2.8 Beberapa Contoh Penelitian Sejenis Sebelumnya 2………...

  34 Tabel 2.8 Beberapa Contoh Penelitian Sejenis Sebelumnya 3………...

  35 Tabel 3.5 Lokasi Dan Jadwal Penelitian………………………………

  57

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 surat tugas Lampiran 2 kartu bimbingan Lampiran 3 Permohonan ijin pra riset Lampiran 4 Pedoman Wawancara Lampiran 5 Biodata narasumber Lampiran 5 Hasil Wawancara Lampiran 6 Prosedur Registrasi BEx Lampiran 7 Personal Data Form Lampiran 8 Prosedur upload foto Lampiran 9 Kegiatan Bex Lampiran10 Struktur Organisasi BEx Lampiran11 Portofolio BEx ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Di Indonesia perkembangan fotografi tampak dengan banyaknya jumlah penggemar fotografi, tumbuhnya komunitas - komunitas fotografi, serta semakin banyaknya digunakan media fotografi sebagai alat atau sarana penunjang berbagai kegiatan seperti pada media massa, bidang perdagangan, ilmu pengetahuan,

  • – hukum, pendidikan, kedokteran, dokumentasi hiburan atau seni budaya dan lain lain. Seiring perkembangan teknologi fotografi di Indonesia maka fotografi tidak sekedar sebagai sarana untuk mendokumentasikan kegiatan atau peristiwa saja, tetapi fotografi telah berkembang menjadi sarana dalam bidang seni sebagai alat

  1 komunikasi.

  Melihat perkembangan yang meningkat di bidang fotografi serta keterkaitan fotografi dengan bidang-bidang teknologi dan ilmu pengetahuan yang lain, maka ada banyak kebutuhan dan keinginan untuk mengikuti perkembangan tersebut, kebutuhan-kebutuhan seperti tersedianya suatu wadah yang membuat 1 masyarakat untuk mempelajari fotografi.

  http/ Petra chiristian university library -/junk/s1/ars4/2003/junk-ns-s1-2003-22499070- fotografi-chapter pdf (akses 12 september 2012) perkembangan fotografi di Indonesia, kini ada gejala menarik yang diperlihatkan oleh anak-anak muda di negeri ini. Semakin banyak dari mereka yang tertarik pada bidang fotografi dan berusaha mendalaminya. Kemudian semakin banyak pula sekolah atau pelatihan fotografi yang mengajarkan para muridnya teknik-teknik dasar fotografi, seperti penguasaan kamera, penataan cahaya, dan proses cuci cetak foto. Lantas, sebenarnya apa yang menjadi daya tarik utama fotografi? Alasannya bermacam-macam, mulai yang menganggap fotografi memiliki suatu keajaiban. Fotografi dianggap bisa menghadirkan kenyataan yang sudah lama. Realitas kita begitu luas dan ketika dibingkai dengan foto, kita mencuri secuil realitas dan menghadirkannya dalam bentuk gambar dua

  2 dimensi.

  Fotografi seperti telah menjadi bagian tak terelakkan dalam kehidupan manusia di seluruh dunia. Bahkan, orang awam dapat berhadapan dengan seribu hasil fotografi tiap harinya, baik dalam bentuk foto, iklan, famplet, dan sebagainya, di berbagai media massa sampai di pinggir jalan

  Manusia melihat segala sesuatu dengan mata sehingga semua benda memiliki ruang atau kedalaman, yaitu kesan yang menjelaskan batas antara benda yang dekat dengan benda yang jauh, bumbu

  • – bumbu yang di tangkap indra lain turut menambahakan keindahaan misalnya saja suara burung, gemericik air,
  • 2 embusan angin, keharuman bunga-bunga, dll semua membuat objek yang manusia

      Antok Sugiarto, paparazzi memahami fotografi wartawan ( Jakarta : PT. Gramedia pustaka Utaama, 2005) hal 42 liat tampak begitu sempurna dan indah dengan mata telanjang belum tentu bisa menjadi suatu rekaman gambar (foto) yang indah dan sempurna pula pada saat dilihat.

      Tidak ada foto yang indah baik dan berhasil tanpa selera seni, selera dan jiwa seni merupakan aspek keberhasilan yang selayaknya dimliki oleh seorang pemotret, selera seni sangat mempengaruhi pengambilan pencahayaan, serta komposisi yang baik. Semua unsur ini mengacu pada aspek ke indahan, jadi bisa dikatakan tanpa selera dan jiwa seni, pemotret yang terampil mengoprasikan peralatan kamera dan alat pendukungnya mustahil dapat menghasilkan foto yang

      3 baik dan berhasil.

      Dunia fotografi sangat erat dengan media massa, maka saat ini dunia fotografi sangat terbantu dengan adanya media massa. Dengan adanya media massa berfungsi untuk menyampaikan pesan dalam hal ini adalah menyampaikan foto terhadap khalayak banyak. Menurut pemikiran McLuhan yang paling terkenal sekaligus yang paling banyak menimbulkan perdebatan mengenai maknanya adalah ungkapan yang menyebutkan bahwa media adalah pesan (the

      4 medium is the message ).

      Melalui ungkapan ini, McLuhan ingin menyatakan bahwa pesan yang 3 disampaikan media tidaklah lebih penting dari media atau saluran komunikasi 4 Ibid., hal. 59.

      Morissan, M.A., Dr. Andy Corry Wardhani, M.Si., Dr. Farid Hamid U., M.Si. Teori Komunikasi yang digunakan pesan untuk sampai kepada penerimanya. Dengan kata lain, ia ingin menjelaskan bahwa media atau saluran komunikasi memiliki kekuatan dan memberikan pengaruhnya kepada masyarakat, dan bukan isi pesannya.

      Dalam hal ini penghobi fotografi menggunakan internet sebagai sarana mempublikasikan karyanya kepada khalaak banyak, Internet adalah singkatan dari

      

    interconnected-network . Internet merupakan sebuah sistem komunikasi yang

      5 mampu menghubungkan jaringan-jaringan komputer diseluruh dunia.

      Internet menjadikan Perkembangan fotografi menjadi begitu cepat, dan menghadirkan banyaknya orang

    • –orang menggemari hobi fotografi mulai dari anak
    • –anak, ibu–ibu, hingga bapak–bapak, tdaklah menjadi aneh ketika setiap orang dijalan atau tempat rekreasi banyak yang menenteng kamera dan internet menjadikan tingginya minat seseorang untuk belajar fotografi lebih dalam lagi, sehingga dampaknya banyak komun
    • –komunitas fotografi bermunculan di kota
    • –kota besar maupun kota kecil

      Komunitas adalah sebuah kelompokyang berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama.

      Dalam komunitasindividu - individu di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko dan sejumlah kondisi lain yang serupa. Komunitas berasal daricommunitasyang

      5 berarti "kesamaan", kemudian dapat diturunkan dari communis yang berarti

      6 "sama, publik, dibagi oleh semua atau banyak".

      Komunitas fotografi Banten Exposure adalah salah satu komunitas fotografi terbesar di provinsi banten, tujuannya adalah sebagai wadah bagi fotografer professional, fotografer pemula ataupun sekedar hobi, Di dalam komunitas ini, setiap anggotanya bisa bertanya dan berdiskusi mengenai hal apapun tentang dunia fotografi, tidak membeda-bedakan kamera, serta genre fotografi, semua bisa berkumpul di dalam komunitas ini. Mulai dari yang muda hingga yang tua saling membagi ilmunya dalam hal fotografi, komunitas Banten Exposure mempunyai anggota yang tersebar tidak hanya di wilyah banten saja, komunitas fotografi Banten Exposure sering sekali mengadakan acara sharing dan hunting bareng mengenai fotografi dan sering mendatangkan fotografer

    • –fotografer ternama yang ada di Indonesia alah satunya adalah Darwis Triadi seorang fotografer professional fashion model, Chairul umum fotografer professional moody model, Golkariadi Nk fotogarefer professional HDR ( hight dynamic range), Tunggul Setiawan fotografer professional (dosen fotografi institut seni indonesia jogja), dan masih banyak lagi fotografer
    • –fotografer ternama yang di datangkan komunitas banten eksposure.

      Berbagai ivent besar bertema hunting barengpun sering di adakan komunitas fotografi Banten Exposure, diantaranya adalah hunting Foto model 6 with kvb pada tanggal 24 april 2011 hunting bareng ini berkonsep foto model dengan background mobil VW yang berkerjasama dengan komunitas VW banten yang di adakan di Cilegon City squre banten peserta dari hunting foto saat itu di ikuti sekitar 50 fotografer baik dari komunitas fotografi banten eksposure dan dari luar komunitas fotografi Banten Exposure, hunting batik banten yang di adakan 7 november 2011. yang mengambil konsep foto model dengan menggunakan batik asli banten yang mendangkan model ternama yaitu kennova.

      Tujuan di adakan ivent hunting batik banten adalah mempromosikan batik banten dengan memperkenalkan melalui fotografer sebagai pesertanya hunting batik banten yang di adakan di kaibon banten ini di ikuti oleh 60 peserta dari dalam komunitas fotografi Banten Exposure ataupun dari luar komunitas, selain

      7 mengadakan acara hunting bareng foto model.

      Komunitas fotografi Banten Exposure mempublikasikan karya fotonya yakni dengan pameran foto, dan dengan mengunggah foto di grup facebook Banten Exposure, foto dengan berbagai kategori setiap harinya di unggah, foto akan saling dikomentari atau dikritik membangun oleh sesama member Banten Exposure, namum ada fenomena menarik di komunitas fotografi Banten Exposure kurangnya minat member komunitas fotografi Banten Exposure terhadap kategori foto lain, ini bisa dilihat dari folder uploadnya foto yang paling banyak diminati adalah foto dengan kategori model yaitu 320 foto dan yang ke 2 adalah foto dengan kategori landscape dengan jumlah pengunggah foto 131 dan foto

      7 panggung 36, sport and action 29 foto, street 28 foto, people 85 foto, wedding

      

    8

    and prewedding 42 foto, wild life 35 foto.

      foto model merupakan jenis fotografi yang sangat diminati oleh penghobi fotografi saat ini pengertian foto model adalah orang yang menjadi objek dalam sebuah foto menampilkan ekspresi, pakaian, gestur atau gerakan tubuh. hampir sama teknik dasarnya dengan memotret obyek lainnya, hanya memiliki perbedaan khusus. Perbedaannya adalah pada oby ek yang kita foto, yaitu ‘manusia’ baik itu

      9 lelaki ataupun wanita, kecil dewasa maupun tua.

      Foto model mengacu pada keindahan, keanggunan, dan beberapa atribut kemenarikan pada manusia, Ada banyak banyak harus dikuasi dalam memotret model. Disamping urusan teknis Fotografis, seperti pencahayaan seperti pencahayaan dan pemilihan titik api dan diagframa yang tepat, seorang fotografer model juga harus menguasi sedikit tentang muke-up koreksi tata busana, paling tidak keserasian warna, serta keluwesan dalam berhubungan dan seni berkomunikasi dengan model, penting untuk seorang fotografer membangun hubungan komunikasi dengan model sehingga dapat menyampaikan ide-ide dan instruksi yang langsung bisa dimengerti oleh si model, dengan demikian akan mampu menghasilkan foto yang paling sesuai dengan keiinginan fotografer dan

      10 8 sekaligus memuaskan si model, seorang fotografer model. Trend foto model 9

    ( akses4 november 2012 ) Deniek G. Sukarya, Kiat Sukses Deniek G. Sukarya (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2009) 10 hal 96 memang sedang di gemari terlebih memotret wanita cantik dan sexy yang berpose saat ini mendominasi perkembangan fotografi di indonesia.

      Bisa dilihat kurangnya minat komunitas fotografi banten eksposure terhadap kategori foto lain, komunitas fotografi banten eksposure lebih banyak membuat acara workshop yang lebih banyak bertemakan foto model, dan ivent hunting bareng bertemakan foto Model barulah banyak yang mendukung dan membanjiri ivent tersebut.

      Ini terjadi tidak hanya di komunitas Banten Exposure saja, Trend foto tidak ubahnya sebuah trend busana selalu berkembang dan berganti, ditunjukan dengan sering diadakan hunting bareng atau workshop yang biasanya membahas tentang materi fotografi yang sedang trend, seorang penghobi fotografi biasanya rela untuk merogoh kocek dalam

    • –dalam untuk sekedar hunting dluar kota ataupun sekedar mengikuti workshop.

      Trend terhadap foto model juga terlihat dari banyaknya komunitas yang mengkhususkan diri di bidang foto model, salah satunya adalah komunitas yang baru didirikan awal tahun 2012 di kota serang yaitu komunitas Banten Fashion, komunitas Banten Fashion adalah komunitas yang mengkhususkan diri anggotanya adalah penghobi foto model, tidak tanggung-tanggung komunitas yang terhitung baru ini sudah beranggotakan 234 fotografer di grup facebook komunitas banten fashion, salah satu kegiatan yang di adakan komunitas banten fashion adalah hunting bersama salah satunya adalah, hunting hijab dan buka bersama yang di adakan 5 agustus 2012 di ratu hotel bidakara, ivent ini di hadiri oleh 55 fotografer dari dalam dan luar kota serang, dalam hunting bersama ini kurang lebih panitia Komunitas Banten Fashion menghadirkan 16 model hijab

      11 dari dan luar kota sebagai daya tarik ivent.

      Kategori foto model adalah yang paling di gemari saat ini, bisa dilihat beberapa situs

    • – situs fotografi di Indonesia salah satunya situs terbesar di asia tenggara seperti fotografer.net kategori paling banyak di upload di situs itu adalah foto dengan kategori model dengan angka upload foto model 4176 foto, arsitektur 1102 foto, olahraga 2309 foto, fashion 897 foto, makro 2391, satwa, 1800 foto,

      12 dan fotojurnalistik adalah 579 foto.

      Telihat di situs fotografi terbesar di asia tenggara itu kategori foto model menempati posisi tertinggi yakni member yang mengupload 4176 foto, dari banyak kategori foto mengapa kebanyakaan fotografer lebih menggemari foto model ? dan foto model seperti apa yang di minati member komunitas Banten Exposure ?

    1.2 RUMUSAN MASALAH

      Bedasarkan identifikasi permasalahan di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut “Trend Foto Model Dikomunitas Fotografi Banten

      Exposure

      11 12 ses 2 oktober 2012)

      1.3 IDENTIFIKASI MASALAH

      Bedasarkan latar belakang yang dikemukakan sebelumnya, maka di idenfikasikan masalah sebagai berikut :

      1. Mengapa komunitas Fotografi Banten Exposure lebih banyak menyukai foto model ?

      2. Bagaimana karakter foto model yang diminati di komunitas Fotografi Banten Exposure ?

      3. Bagaimana peran web fotografi terhadap kepeminatan foto model di komunitas Fotografi Banten Exposure ?

      1.4 TUJUAN PENELITIAN

      Tujuan yang akan dicapai dari penulisan skripsi ini adalah ; 1) Untuk mengetahui mengapa komunitas Banten Exposure lebih banyak menyukai foto model 2) Untuk mengetahui karakter foto model yang diminati di komunitas Banten

      Exposure 3) Untuk mengetahui bagaimana peran web fotografi terhadap minat foto model di komunitas Banten Exposure

      1.5 MANFAAT PENELITIAN

      1) Manfaat teoritik

      Diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi ilmu komunikasi pada umumya dan mempelajari tentang konsep fotografi model dan pada khususnya 2) Manfaat Praktik

      Secara praktik, penelitian ini memperlihatkan pandangan mengenai trend foto model dan kurangnya minat foto dengan kategori foto lain Bagi pembaca, studi ini dapat memberikan pengetahuan dan menambah wawasan untuk lebih mengetahui sebuah fotografi model

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Komunikasi

      Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication sendiri berasal dari kata latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna.

      Jadi, kalau dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Kesamaan bahasa yang digunakan dalam percakapan tersebut belum tentu menimbulkan kesamaan makna. Maka yang dapat dikatakan sebagai komunikasi apabila dalam percakapan tersebut, selain mengerti bahasa yang digunakan, juga mengerti makna dari bahan yang

      13 dipercakapkan.

      Banyak para ahli yang mencoba mendefinisikan komunikasi, dengan pandangan yang berbeda-beda para ahli menarik unsur-unsur tertentu dari komunikasi. Contohnya, Berelson dan Steiner (1964) memberikan definisi komunikasi sebagai berikut: penyampaian informasi, ide, emosi, keterampilan, dan seterusnya, melalui penggunaan simbol/kata, gambar, angka, grafik, dan lain- lain. Sedangkan menurut Shannon dan Weaver (1949) komunikasi mencakup semua prosedur melalui mana pikiran seseorang dapat mempengaruhi orang 13 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosdakarya, lainnya. Seperti itu pulalah Shachter (1961) yang menulis bahwa komunikasi merupakan mekanisme untuk melaksanakan kekuasaan. Gode (1959) menekankan “kebersamaan arti” pada waktu ia mendefinisikan komunikasi, yaitu suatu proses yang membuat adanya kebersamaan bagi dua atau lebih orang yang semula dimonopoli oleh satu atau beberapa orang. lalu Collin Cherry (1964) menyebutkan komunikasi sebagai pembentukan satuan sosial yang terdiri dari individu-individu

      14

      mealalui bahasa dan tanda. Kemudian Carl I. Hovland yang mendefinisikan komunikasi sebagai upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-

      15

      asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap. Dan masih banyak lagi definisi-defisi dari komunikasi yang terlalu banyak untuk disebutkan.

      Dari beberapa definisi komunikasi yang diungkapkan para ahli, penulis lebih menyukai paradigma yang dimukakan oleh Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan berikut: Who Says What in Which Channel To Whom With What

      

    Effect? Paradigma Lasswell menunjukan bahwa komunikasi meliputi lima unsur

      sebagai jawaban dari pertanyaan tersebut, yaitu: Komunikator, Pesan, Media, Komunikan, dan Efek. Maka, berdasarkan paradigma Lasswell, komunikasi

      14 B. Aubrey Fisher, Perspectives on Human Communication, terj. Soejono Trimo (Bandung: 15 Remadja Karya, 1986), hal. 10-11. adalah proses penyampaian pesan oeh komunikator kepada komunikan melalui

      

    16

    media yang menimbulkan efek tertentu.

      Paradigma Lasswell diatas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni:

    • Komunikator (communicator, source, sender)
    • Pesan (message)
    • Komunikan (communicant, communicate, receiver, recipient)
    • Efek ( effect, impact, influence) Jadi, berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.

      Lasswell menghendaki agar komunikasi dijadikan objek studi ilmiah, bahkan setiap unsur diteliti secara khusus. Studi mengenai komunikator dinamakan control analysis; penelitian mengenai pers, radio, televisi, film, dan media lainnya disebut media analysis; penyelidikan mengenai pesan dinamai

      

    content analysis; audience analysis adalah studi khusus tentang komunikan;

      sedang kan effect analysis merupakan penelitian mengenai efek atau dampak yang ditimbulkan oleh komunikasi. Demikian kelengkapan unsure komunikasi menurut

      17 Harold Lasswell yang mutlak harus ada dalam setiap prosesnya.

      16 17 Ibid.

    2.2 Fotografi Prinsip dari fotografi adalah merekam suatu yang kita lihat dan alami.

      Sebagai satu cantoh ketika tamasya, ke satu tempat yang baru bagi kita. Dengan foto, kita dapat merekam pengalaman kita selama bertamasya dan apa saja yang dilihat: dengan siapa kita bertamasya, bagaimana pemandangannya, seperti apa penduduknya. Foto-foto juga dapat digunakan sebagai bukti keberadaan dan hubungan sesuatu atau seseorang, orang lain dengan kita sendiri.

      Kata “Photography” (fotografi) berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari 2 kata: “Photo” yg berarti sinar dan “Graphos” yang berarti menggambar.

      Jadi Photography dapat diartikan “menggambar dengan cahaya” Jika kita ibaratkan fotografi dengan melukis, dalam fotografi kita menggunakan kamera dan lensa sebagai alat lukisnya (brush/kuas), film sebagai kanvas/kertas dan cahaya sebagai catnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, disebutkan bahwa fotografi merupakan seni dan proses penghasilan gambar dengan cahaya pada film atau permukaan yang dipekakan. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya.

      Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghailkan bayangan lensa). Untuk menghasilkan ukuran cahaya yang tepat untuk menghasilkan bayangan, digunakan bantuan alat ukur Lightmeter . Setelah mendapat ukuran cahaya yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur cahaya tersebut dengan mengatur ASA (ISO Speed), diafragma (aperture), dan penggunaan filter.

      Fotografi memiliki banyak cabang atau kekhususan, di antaranya: fotografi jurnalistik, fotografi potret, fotografi alam dan fotografi seni murni. Dalam seni rupa, fotografi adalah proses pembuatan lukisan dengan menggunakan media cahaya. Namun fotografi juga dapat menjadi semata-mata merupakan media ekspresi diri dan tidak terikat fungsi apapun. Fotografi menjadi aliran “seni” dalam pengertian yang lebih khusus seperti pada bidang seni lainnya. Aliran yang demikian dalam fotografi sering disebut fotografi fine art. Sayangnya, karya seni foto jarang ditampilkan pada media massa dan lebih banyak dipasang di galeri- galeri dan museum-museum. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya.

      Konsep seni foto yang ditampilkan di galeri dan museum pun tidak bisa meninggalkan suatu pemikiran bahwa foto menampilkan kenyataan (realitas) dan tidak ada unsur abstrak (dalam seni fotografi). Suatu kenyataan bahwa pembuatan seni foto dengan kamera berarti membatasi subjek dengan batas format pada jendela pengamat. Hal ini menjadikan seni fotografi lebih jujur daripada seni lainnya karena merekam seperti memfotokopi subjek yang ada di depannya.

      Subjek foto mencakup banyak hal dan tidak terbatas, mulai dari pemotretan manusia, alam semesta, arsitektur, sampai dengan mikro-organisme.

      Memang, banyak seniman foto yang berusaha membuat foto dengan film khusus, seperti film infra merah supaya subjeknya terlihat lebih abstrak. Namun, subjek dengan warna yang tidak seperti kenyataan tetap merupakan bukti dan bukanlah

      18 khayalan.

      Sedangkan menurut Denniek G Sukarya dalam bukunya “Fotografi adalah sebuah seni melihat, karena fotografi mengajarkan kepada kita cara yang unik dalam melihat dunia dan sekaligus memberikan penyandaran baru akan segala keindahan yang ada disekitar kita. Dalam kehidupan sehari-hari manusia, pada secercah senyum tulus dari anak desa pada wajah-wajah yang bersimbah keringatn di sawah atau ladang. Dalam keagungan alam semesta, pada sekuntum kembang rumput di tepi lubuk atau pada kerapuhan lingkungan hidup dibumi dimana kita semua menjadi bagian yang tidak terpisahkan .

    2.3 Foto model

      Foto model adalah orang yang menjadi objek dalam sebuah foto menampilkan ekspresi, pakaian, gestur atau gerakan tubuh. hampir sama teknik dasarnya dengan memotret obyek lainnya, hanya memiliki perbedaan khusus.

    18 Antok Sugiarto, paparazzi memahami fotografi wartawan ( Jakarta : PT. Gramedia pustaka

      Perbedaannya adalah pada obyek yang kita foto, yaitu ‘manusia’ baik itu lelaki

      19 ataupun wanita, kecil dewasa maupun tua.

      Foto model mengacu pada keindahan, keanggunan, dan beberapa atribut kemenarikan pada manusia, Ada banyak banyak harus dikuasi dalam memotret model. Disamping urusan teknis fotografis, seperti pencahayaan seperti pencahayaan dan pemilihan titik api dan diagframa yang tepat, seorang fotografer model juga harus menguasi sedikit tentang muke-up koreksi tata busana, paling tidak keserasian warna, serta keluwesan dalam berhubungan dan seni berkomunikasi dengan model, penting untuk seorang fotografer membangun hubungan komunikasi dengan model sehingga dapat menyampaikan ide-ide dan instruksi yang langsung bisa dimengerti oleh si model, dengan demikian akan mampu menghasilkan foto yang paling sesuai dengan keiinginan fotografer dan sekaligus memuaskan si model, seorang fotografer model.

      Setiap fotografer memiliki cara yang unik untuk memilih tata cahaya, muke up dan busana serta posing sehingga memiliki ciri atau style yang khas yang bisa dikenali dengan mudah, di dunia motret model, pada awalnya bisa saja meniru gaya fotografer tertentu sebelum menemukan style dan merek sendiri.

      Memotret model memkai softbox lampu studio berukuran raksasa dipandu dengan soft filter. Hasilnya tentu ok saja, tapi tidak tampak beda dari semua hasil 19 karya fotografer yang memilih teknik yang sama, sumber pencahayaan yang

      

    Deniek G. Sukarya, Kiat Sukses Deniek G. Sukarya (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2009) terarah, seperti rflektor standar payung atau bahkan belajar mengontrol dan memodifikasi arah alami untuk menghasilkan efek cahaya yang kuat sehingga mampu menonjolkan sisi terbaik, kecantikan atau karakter si model.