TREND PENDIDIKAN BERBASIS DIVERSIVIKASI BIOLOGI

ISBN: 978-602-72412-0-6

  

TREND PENDIDIKAN BERBASIS DIVERSIVIKASI BIOLOGI

Suharsimi Arikunto Universitas Ahmad Dahlan I.

   PENDAHULUAN

Biologi mengandung makna yang sangat luas cakupannya, termasuk manusia yang aktif

  sebagai objek maupun subjek pelaku. Sebagai objek, diversifikasi biologi bukan hanya yang tersaji di dunia seperti apa adanya yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa, tetapi juga hasil olahan yamg untuk saat ini sudah beraneka ragam. Dapat diprediksi bahwa diversifikasi hasil tersebut akan bertambah di masa yang akan datang. Cepat dan lambatnya penambahan diversifikasi tersebut tergantung dari bagaimana pendidik memotivasi dan memberi arahan pada peserta didiknya. Peran pendidik dalam bidang biologi, sangat besar dan menentukan perkembangan diversivikasi, baik yang terdapat di lingkungannya maupun yang dapat diraih melalui sumber fisik dan sumber dunia maya sekalipun.

   Mengagumi Ciptaan Allah

Ketika kita memandang sekeliling sejak pagi hari sampai malam hari, kita tidak akan

melihat apa-apa apabila jiwa kita kosong. Semuanya nampak tidak ada yang istimewa.

  Namun ketika kita lebih memusatkan perhatian barang sebentar sambil berpikir tentang keindahan, seketika akan terasa bahwa dunia ini indah. Coba kita memperhatikan daun-daun yang ada di tumbuhan di depan kita, segera terasa bahwa dalam satu pohon saja ada berbagai ukuran dan bentuk daun, ada yang lurus saja, ada yang sebagian helai daunnya melengkung atau terlipat sedikit. Jadi diversifikasi tentang daun saja sudah dapat diketemukan dalam satu batang tanaman. Kita masih terpaku pada satu tanaman di kebun kita. Mata kita segera kita alihkan ke bunga tanaman itu. Helai daun bunga itupun sudah terdapat perbedaan antara yang satu dengan yang lain. Ada yang lebar lurus, ada yang berkerut sedikit, berkerut banyak dengan berbagai jenis likunya. Kita sadari bahwa keanekaragaman atau diversivikasi tersebut menimbulkan hati kita yang berbunga-bunga karena menyaksikan keindahan hanya satu tanaman bunga. Apalagi kalau kita pergi ke dan menyaksikan taman bunga. Di situ akan kita saksikan beraneka warna bunga, bentuk dan corak daun dan batangnya. Melalui inovasi, daun bunga tersebut kini dapat berwarna sekehendak manusia yang menginginkannya. Ada bunga yang warnanya orange dan

  

Trend Pendidikan Berbasis Diversivikasi Biologi

  pink seperti kue yang lezat rasanya, bahkan ada yang sepucuk bunga berwarna-warni. Hal seperti itu dapat kita lihat di tempat resepsi... meskipun semua itu bukan termasuk diversivikasi biologi.

  Kita tidak dapat berhenti mengagumi bunga tanaman tersebut setelah mata kita merangkak ke bawah, tertuju pada dahan dan ranting-ranting pohon itu. Kita dapat mendeskripsikan dengan kata-kata dan kalimat yang indah ketika kita melihat bahwa ranting- ranting tersebut tidak sama arah tumbuhnya, meskipun kita tahu bahwa arah bergeraknya julur tanaman adalah fotosintesis, mencari sinar matahari, akan tetapi kita bertanya, mengapa tidak semua ranting itu menuju ke sinar, ada yang ke kanan, ke kiri, bahkan ada yang menuju ke arah lawan matahari. Belum lagi kita memperhatikan guratan kulit batang dari pohon itu, rasanya tidak ada kata-kata yang dapat digunakan untuk menceriterakan bagaimana variasi model, warna, dan bentuk guratan kulit batang dan rantingnya.

  Apa yang digambarkan di atas merupakan satu bentuk pendidikan yang dapat kita sampaikan kepada anak didik untuk mendidik kekaguman kepada Yang Maha Pencipta. Kebiasaan untuk mencermati lingkungan kita sendiri merupakan satu bentuk pendidikan akhlak yang paling sederhana. Kita sendiri mungkin tidak sempat memandang sekeliling kita secara lebih cermat. Mungkin ketika ada orang yang datang ke tempat kita dan mengatakan bahwa tanaman di depan rumah kita bagus, kita baru sadar bahwa kita mempunyai tanaman yang bagus. Kita tidak merasakan bahwa tanaman tersebut bagus karena kita tidak pernah memikirkan tanaman itu, karena kita tidak mempunyai perhatian terhadap tanaman itu, apalagi merawatnya.

   Mudah dan Indahnya Pendidikan Biologi

  Ketika saya kecil dan masih duduk di Sekolah Rakyat (sekarang SD), guru saya tidak jemu-jemunya meminta kami murid-muridnya mengajak dan menyuruh mengenali tanaman yang ada di sekitar sekolah dan di sekitar rumah kami. Setiap pagi ketika kami baru datang di kelas, langsung meletakkan daun atau bunga yang dapat kami dapati di sekolah atau di rumah. Kebiasaan tersebut itu kami peroleh dari guru ketika kami duduk di kelas III. Pekerjaan guru tersebut tidak sukar. Dia hanya menyuruh murid-murid untuk aktif melakukan agar murid-murid tersebut bertindak dengan cermat mencari bagian tumbuhan yang bermacam-macam. Jika seorang murid menemukan jenis yang aneh, yang tidak biasa, guru memberi pujian dan menyuruh murid lain memperhatikan. Sekali-sekali guru menuliskan

ISBN: 978-602-72412-0-6

  nama murid yang dapat menemukan sesuatu yang aneh dan menyertakan penemuannya di depan kelas. Itulah bentuk reward yang dapat dilakukan oleh guru yang kreatif. Dari peristiwa itu murid-murid merasa tertantang dalam kompetisi mengamati tanaman yang dijumpai. Hanya dengan suruhan yang mengarahkan oleh guru tersebut siswa akan terlatih menjadi cermat dan peduli terhadap lingkungannya.

  Ketika kami sudah duduk di kelas IV, lain lagi apa yang diperintahkan guru kepada kami. Guru kelas IV mempunyai wawasan yang lebih luas dan lebih menarik. Perintahnya sulit sekaligus menyenangkan. Kami diminta mengambil beberapa macam daun yang bentuk tulang daunnya berbeda-beda. Disuruhnya kami untuk merendam berbagai daun itu beberapa hari. Setelah hijau daunnya menyibak dari tulang-tulang daun.... wow, kami lihat dengan jelas bahwa tulang-tulang daun tersebut berbeda dari jenis daun yang satu dengan yang lain. Dengan tekunnya kami berusaha melanjutkan kegiatan tersebut, dan tidak tahunya kami telah membuat herbarium yang menarik. Selanjutnya bukan karena disuruh oleh guru, atas kehendak kami sendiri kami mengumpulkan juga hewan-hewan yang cantik dan menarik, yaitu kupu-kupu dan capung kami kumpulkan, kami keringkan menjadi herbarium lain dari kumpulan serangga. Dengan tambahnya herbarium tersebut, kami menjadi penasaran, ingin mencoba dan mencoba lagi dengan adanya diversifikasi tumbuhan dan hewan tersebut dan hewan heksapoda, karena herbarium dengan hewan juga tidak kalah menarik dibandingkan dengan herbarium tumbuhan.

  Diversivikasi Multi Dimensi

  Pandangan yang diceriterakan di atas masih terbatas pada keanekaragaman tanaman saja, belum membicarakan ciptaan Tuhan yang lain yaitu hewan, baik yang hidup di darat, air dan udara

  • – misalnya burung (hidup di udara, sebenarnya tidak seutuhnya seperti itu ya, karena sesudah terbang ke arah yang sangat jauh, akhirnya hewan tersebut pasti hinggap di darat juga). Binatang yang bisa terbang, yaitu burung dan kupu-kupu, ditakdirkan oleh Allah sebagai binatang yang keragamannya luar biasa banyak. Taman kupu-kupu di air terjun Batimurung, merupakan tempat dengan kupu-kupu yang beraneka ragam, baik dilihat dari indahnya warna sayap, bentuk tubuh, dan ukuran keseluruhan badannya. Memang tempat itu terkenal dengan ragam kupu-kupunya. Jika kita sempat melihat kebun binatang di Ambon dan Papua, indahnya warna burung yang dilarang dibawa ke tempat lain sungguh mengagumkan. Bagian ini baru menyampaikan contoh diversivikasi binatang yang bisa

  Trend Pendidikan Berbasis Diversivikasi Biologi

  terbang. Jika kita pergi ke Papua, akan kita jumpai burung cenderawasih yang bulunya sangat menakjubkan, burung merak yang kemilai bulu sayapnya, dan masih banyak lagi burung- burung yang lain dengan bentuk dan warna kepala yang lucu dan menakutkan karena bengkok-bengkok, tetapi sekaligus kita terheran-heran dengan kemampuan Tuhan yang menciptakan keanekaragaman tersebut. Untuk binatang yang hidup di laut, hanya ikan saja, dapat kita nikmati keanekaragamannya menurut ukuran besarnya, warna sisik, bentuk mata, bentuk mulut dan lain-lain. Di aquariun Ancol saja, kita sudah dapat menikmati indahnya ikan-ikan yang ditempatkan di tempat yang dapat kita katakan sangat terbatas. Ikan pari yang lebarnya melebihi tinggi manusia, berbagai nama ikan yang warna dan bentuknya beranekaragam. Jika kita lihat ikan yang ditempatkan di lodong besar, gerak dan perilaku ikan-ikan itu membuat kita yang datang seperti tidak mau beranjak pergi meniggalkan. Ketika kita datang di laut Bunaken Manado, kita bukan hanya menikmati keanekaragaman ikan saja, tetapi juga tempat tinggal dari ikan-ikan tersebut yaitu karang yang juga indah permai dengan bermacam-macam bentuk dan warnanya. Jika kita naik perahu dari kota Menado ke pulau Bunaken, ketika melalui laut lepas, akan kita lihat di kejauhan ikan lumba-lumba yang berderet-deret meloncat seolah-olah berlomba mencapai ketinggian. Kita tidak boleh berpikir bahwa taman laut itu hanya terdapat di Bunaken saja, tetapi ternyata hampir di semua laut yang kepulauan Indonesia ini bisa didapati taman laut. Jika kita menyesali terjadinya pencurian dan perubakan terumbu karang laut tersebut, mahasiswa Universitas Tadulako Palu Sulawesi Tengah, telah melakukan penyemaian terumbu karang di teluk Gorontalo sebagai usaha menyelamatkan berkurangnya terumbu karang karena ulah dan perilaku orang yang tidak merasa bertanggungjawab atas keberlangsungan biota laut kita. Pertumbuhan terumbu karang tersebut sangat lamban, tidak akan dapat mengejar rusaknya terumbu karang yang diburu manusia. Jika orang-orang yang tidak bertang- gungjawab melihat betapa susahnya mengembalikan tumbuhnya terumbu karang itu, barangkali akan mengubah perilakunya merusak secara terus-menerus.

  Di pulau Alor Nusa Tenggara Timur, terdapat keanehan yang terjadi di salah satu teluk di sebelah timur. Menurut ceritera penduduk yang tinggal di dekat teluk tersebut mengatakan bahwa di teluk tersebut setiap bulan September terjadi ribuan ikan yang mengambang sudah mati karena kedinginan. Konon pada bulan tersebut terjadi aliran air es, katanya dari kutub selatan. Disebabkan karena aliran air es tersebut, maka ikan-ikan mati dan mengambang

ISBN: 978-602-72412-0-6

  meliputi hamparan air teluk tersebut. Oleh karena ikan-ikan sudah mati mengambang, maka penduduk setempat tinggal dengan enaknya memungut ikan-ikan itu langsung dimasukkan ke karung-karung. Peristiwa seperti itu hanya terjadi dua hari saja, ikannya sudah habis terambil, dan airnya sudah menjadi normal kembali temperaturnya. Di laut Alor juga dapat kita saksikan taman laut yang indah, meskipun tidak seindah taman laut di Bunaken. Meskipun demikian penduduk setempat sangat membanggakan dengan taman laut tersebut.

  Untuk binatang darat, hampir semua yang dapat kita jumpai di sekitar kita cukup banyak dan bervariasi. Bagi orang yang tidak peduli terhadap keberadaan binatang-binatang di sekitarnya, tidak dapat merasakan keanekaragaman binatang-binatang itu. Akan tetapi jika kita peduli sedikit saja, akan dapat kita lihat bahwa binatang-binatang itu lucu-lucu dan dan indah. Contoh sederhana adalah hewan yang banyak sekali kita dapati di sekitar kita adalah kucing. Bukan hanya bentuk dan warna bulunya saja yang indah dan lucu, tetapi juga perilakunya yang ternyata mirip manusia. Dari satu pengalaman saja, ketika kita memberi makan seekor kucing, dia kelihatan menghindari makanan itu, tetapi kita akan terkejut ketika melihat kucing tersebut datang lagi bersama temannya. Rupanya kucing itu juga mempunyai rasa sosial yang besar, dengan bukti memberi tahu temannya bahwa di tempat itu ada makanan, dan dia mengajak temannya untuk ikut menikmati. Warna bulu kucing ada yang kuning kembang asem, hitam, putih, belang, dan sebagainya. Pernah melihat kucing yang dikebiri? Manusia yang tidak ingin melihat kucing beranak terus-menerus, pergi ke dokter untuk mengebiri kucingnya. Kucing yang dikebiri akan tumbuh menjadi kucing yang sangat gendut menggelikan. Ketika melihat hasil kebiri itu mugkin ada manusia yang senang karena menjadi gendut, enak dipandang dan enak dipeluk, tetapi sebetulnya kita juga harus merasa kasihan karena peristiwa kebiri sudah melampaui harkat kebinatangan. Jika kita pergi mengunjungi kebun binatang, kita akan menjumpai berbagai ragam jenis binatang yang terdapat di kurungan: badak laut, singa laut, beruang, anekaragam jenis monyet, unta, gajah, jerapah, dan lain-lain. Terhadap binatang-binatang tersebut kita tidak hanya melihat luar sambila lalu saja, tetapi mencoba mencermati bentuk dan proporsi keseluruhannya, bagian-bagian tubuhnya, bulunya, gerak-geriknya, dan sebagainya. Jika kita merenung sejenak, akan kita akui bahwa Allah betul-betul Maha Hebat, karena sanggup menciptakan aneka ragam makhluk seperti itu. Kita lanjutkan menekuni berbagai binatang di kebun binatang itu. Sampailah kita ke kandang ular. Secara selintas, ular itu menjijikkan dan menakutkan, akan tetapi setelah kita menghadirkan rasa haru dan kagum, ular-ular yang

  Trend Pendidikan Berbasis Diversivikasi Biologi

  selintas biasa dan menakutkan tersebut, ternyata kulitnya sangat indah, dengan motif selongsong yang mungkin juga berwarna-warni. Yang beranekaragam dari hewan-hewan itu bukan hanya bentuk tubuh dan warna bulunya, tetapi juga suaranya. Waktu kita ada di dalam kebun binatnag, di kejauhan terdengar suara monyet, burung berkicau, singa mengaum, dan lain-lain. Barangkali di dekat rumah kita ada penduduk yang mempunyai kegemaran memelihara burung, pada waktu pagi hari kita mendengar suara nyaring. Apalagi waktu burung-burung itu dimandikan, suaranya bermacam-macam, ramai sekali. Bagi orang yang tidak suka akan hewan, mungkin merasa risih mendengar suara teriakan burung-burung yang sedang dimandikan itu, tetapi bagi orang yang cinta binatang, suara ramai tersebut dinikmati sebagaimana menikmati sebuah konsert. Pada waktu senja hari, waktu mulai terdengar adzan Maghrib, mulailah suara jenngkerik dan orong-orong bersahusahutan. Bagi orang yang tidak suka, tempat suara orong-orong segera diinjak agar suaranya berhenti. Namun bagi orang yang suka menikmati alam, dibiarkan saja suara jengkerik bersama orong-orong itu ramai bersahut-sahutan dan dapat dianggap sebagai selingan ragam hidup segar. Yah, enak mendengarkan suara berbagai mahkluk Allah sersebut selagi masih hidup dan bisa menikmati. Jika malaikat penjabut nyawa sudah datang mendekati dan mencabut nyawa kita, tentu kita tidak dapat lagi menikmati semua ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa, sebagaimana disebutkan dalam Al- Quranul Karim. Alhamdulillah.

  Pendidikan Biologi Masa Kini

  Masih dapatkah kita jumpai herbarium di sekolah-sekolah kita sekarang? Di Sekolah Dasar atau di Sekolah Menengah Pertama? Kalau di Sekolah Menengah Atas kegiatan membuat herbarium seperti ketika saya di SD mungkin sudah jamannya lagi, karena penglihatan tentang diversifikasi biologinya sudah berbeda. Para mahasiswa yang sekarang ini, yang sudah terbiasa dengan kerja lapangan dan melihat aneka ragam tumbuhan dan hewan, tentu kelak telah menjadi guru akan dapat menjadi pelopor perubahan bagi guru-guru yang sekarang sudah aktif sebagai guru, tetapi tidak dapat (atau tidak mau) mengaktifkan siswa memandang dan mempelajari keanekaragaman biologi sebagai sesuatu yang mengasyikkan.

  Mengapa guru-guru yang ada tidak mau menyuruh siswanya untuk membuat herbarium tumtuhan dan hewan? Apakah mereka tidak dapat menikmati ragamnya biologi? Mungkin bukan itu alasannya. Barangkali kejadian itu disebabkan karena takut tidak dapat

ISBN: 978-602-72412-0-6

  menyelesaikan materi yang harus diajarkan. Para mahasiswa yang akan menjadi guru ini kelak sudah akan menyadari bahwa membuat suiswa aktif memperlakukan biologi yang beranekaragam tersebut tidak susah karena hanya menyuruh, tidak akan kehilangan waktu. Dampak dari rajinnya guru menyuruh atau mengarahkan siswanya akan dapat dilihat seberapa baik siswa-siswa itu beraktivitas, berlomba menghasilkan hal-hal aneh dan munkin belum pernah dilihat oleh siswa itu sebelumnya. Dengan beraktivitas arahan dari guru, siswa akan berlomba-loimba menghasilkan hal-hal aneh dan mungkin membanggakan bagi siswa.

  Sumber Belajar untuk Pendidikan Diversivikasi Biologi

  Pada awal tulisan ini sudah disinggung sedikit bahwa keanekaragaman biologi tidak hanya yang ada di luar diri manusia saja tetapi manusia itu sendiri termasuk di dalam keragaman. Tidak ada dua orang yang sama persis, baik bentuk tubuh, tinggi badan, lingkar mata, letak telinga, lebar bibir, moncongnya dahi, dan lain-lain yang secara keseluruhan membantuk figur yang berbeda. Dari dua atau tiga anak kembar telur saja, pasti ada bagian tubuh yang berbeda, apalagi dari beberapa orang manusia. Beberapa hal yang dapat dijadikan sumber belajar bagi guru untuk membelajarkan siswa ada bermacam-macam: 1.

  Lingkungan sekolah, yaitu lingkungan yang paling dekat dengan siswa. Tugas-tugas yang dapat kita berikan adalah seperti yang tadi sudah disebutkan, antara lain membuat herbarium dari tanaman di sekitar sekolah itu. Mungkin di kebun sekolah dapat ditangkap binatang-binatang kecil, dapat juga dikumpulkan untuk dibuat herbarium. Hasil kumpulan siswa tersebut akan merupakan kebanggaan bagi siswa yang membuat, tetapi dapat juga dijadikan sumber belajar bagi siswa lain, dengan cara tukar-menukar membahas dan menilai.

2. Lingkungan rumah siswa. Dengan memberi perintah, guru menugaskan mencari tum buhan atau hewan yang tidak dapat ditemui di sekolah tetapi terdapat di rumah siswa.

  Dengan demikian penugasan untuk mencermati hal-hal yang tidak ada di sekolah tetapi ada di aneka lingkungan rumah semua siswa, akan bisa terkumpul, didaftar sebagai tambahan hasil kerja siswa. Hasil tersebut dapat beruma berbagai bentuk herbarium atau jenis koleksi yang lain.

  3. Inventaris sekolah berupa kumpulan biologi yang beranekaragam seperti organ tubuh beberapa hewan misalnya ampela, hati, empedu, jantung, paru-paru dan organ lain dari kucing, burung, ikan, kambing, sapi, dan sebagainya yang disimpan di kulkas sekolah, akan dapat menambah jelasnya pengetahuan siswa mengenai pencernaan makanan,

  Trend Pendidikan Berbasis Diversivikasi Biologi

  peredaran darah, pernafasan, dan lain-lain. Di sebuah sekolah dasar (Elementary School) di Australia saya menyaksikan peragaan yang mendalam untuk benda-benda tersebut. Dari hasil pengamatan yang mendalam tersebut siswa akan lebih faham tentang berjenis- jenis penyakit bagi dirinya, khususnya berbagai jenis penyakit bagi manusia umumnya.

  4. Berbagai jenis bumbu yang ada di dapur, perlu juga diketahui oleh anak-anak apa namanya dan seperti apa. Untuk cabai, bawang merah dan bawang puti8h, mungkin mereka sudah mengetahui karena sering mereka jumpai di masakan yang sudah matang seperti bakmi, lotek dan sebagai. Untuk jenis bumbu yang lain apakah anak dapat membedakan antara merica dan ketumbar? Apakah siswa dapat membedakan juga antara kencur, jahe, lengkuas dan sereh, dan apakah tahu apa manfaat masing-masing? Apakah siswa perlu tahu yang namanya keluwek dan gunanya? Meskipun anak laki-laki, mungkin perlu juga nama bumbu-bumbu tersebut sebagai keragaman hasil pemberian Allah swt.

  5. Berbagai ragam logam yang terdapat di sekitar kehidupan kita. Apakiah siswa tahu apa perbedaan dan kegunaan emas, perak, tembagam, aluminium dan lain-lain? Meskipun semua itu tidak termasuk dalam diversivikasi biologi, akan tetapi siswa juga perlu mengetahui berjenis-jenis logam tersebut. Mungkin juga batubara yang menurut riwayatnya terjadi dari plankton, yang tidak lain juga termasuh ke dalam diversivikasi biologi.

  6. Tayangan televisi. Banyak sekali sumber belajar yang dapat kita saksikan dari tayangan televisi. Sebagai contoh kita dapat menyaksikan aneka pengetahuan yang disirkan oleh Trans 7, misalnya ”Jalan-jalan Pagi”, sebuah acara menjelajah daerah Indonesia, akan sangat menambah wawasan dan kekaguman kita pada ke- Agungan Allah swt karena keindahan dan keistimewaan daerah-daerah yang menjadi tujuan acara tersebut. Acara ”On The Spot”, Jika siswa diberi tugas untuk menyaksikan acara tersebut, tentu mereka akan mengetahui banyak peristiwa yang kadang-kadang menyangkut diversivikasi biologi. Dalam acara tersebut, misalnya dibahas tentang ular, maka siswa akan mengetahui berbagai jenis dan ukuran, serta keunikan kulitnya yang kadang-kadang menghasilkan decak kagum terhadap tayangan tersebut. Tayangan lain misalnya ”Jelajah” , akan memberikan wawasan yang luas, bukan hanya ragam keadaan daerah dengan keunikannya, tetapi juga aneka ragam biologi yang terdapat di daerah itu.

  7. Diri siswa. Sebetulnya diri siswa juga dapt digunakan sebagai sumber belajar. Dalam hal ini guru dapat meminta siswa untuk mendeskrisikan dirinya secara lengkap. Deskripsi tentang diri siswa dapat dimulai dari atss sampai ke kaki, apa aspek positif dan negatif

ISBN: 978-602-72412-0-6

  dari masing-masing bagian tubunya, kemudian apa yang pernah terjadi dengan bagian- bagian atau organ tubuh itu, apa sebabnya, dan apa yang dapat dilakukan untuk mencegah terulangnya peristiwa yang merugikan (jika penyakit atau kecelakaan). Barangkali saja hanya karena suatu peristiwa dari diri siswa itu pernah mengalami kesuksesan, bagaimana peristiwanya dan secara rinci apa saja yang dapat dilakukan olehnya. Kegiatan seperti ini adalah bagian dari penilaian diri. Manfaat dari deskripsi diri ini siswa adalah sebagai ungkapan terimakasih pada Allah swt yang telah melahirkan dirinya ke dunia ini dengan kelebihan dan kekurangannya, kemudian selanjutnya untuk pengembangan dirinya secara lebih baik.

II. PENUTUP

   Pendidikan diversivikasi biologi kepada siswa dapat dilakukan oleh guru yang mana saja,

  bukan hanya guru khusus biologi. Namun demikian apabila guru tersebut lulusan dari pendidikan biologi, diharapkan tentu penyampaian, media dan teknik mengajarnya berlainan dengan guru yang bukan lulusan pendidikan biologi. Aneka pengetahuan yang diperoleh dan praktek yang telah dilakukan tentu akan mewarnai kegiatan ketika di dalam kelas. Semua pengajar dan pendidik biologi dipersyaratkan adanya modal besar, yaitu karakter dan kepedulian terhadap lingkungan. Apa sebab dua hal itu perlu dimiliki oleh pendidik diversivikasi biologi? Jika pendidik tidak mempunyai dua hal itu, maka apa yang di sekitarnya adalah hanya benda-benda mati tanpa makna. Apabila dua hal tersebut ada, maka akan ada olah rasa dan olah pikir yang sinkron. Pandangan mereka terhadap sekitar akan menjadi jelas beragam nan indah, suatu dasar kekaguman kepada Allah Yang Maha Agung. Kepada pendidik diversivikasi biologi bukan hanya diharapkan dapat berceritera tentang benda-benda alami itu semata, tetapi yang dapat menggugah rasa kekaguman kepada Sang Pencipta. Insya Allah.