IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DI BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KOTA SERANG

IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR

  

53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI

NEGERI SIPIL (PNS) DI BADAN LINGKUNGAN HIDUP

DAERAH KOTA SERANG

  SKRIPSI

  

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Pada Konsentrasi Kebijakan Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara

  Oleh: UBAY MULYAWAN NIM 6661112322

  

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG 2015

  Tunjuk Satu Arah, Singkirkan yang Menghalagi . . . . . . . . .

  Abstract Ubay Mulyawan, 666111232. Thesis.2015.The implementation of Government Environment Board Agency. 0f regulation no. 53 / 2010 about discipline of civil servants in (environmental board the area) of a Serang Regency .Public Administration Department Factury of Social & Political Seience. Sultan Ageng

  st nd

  Tirtayasa University. I Aduisor : Yeni Widyastuti , M.Si .2 Aduisor: Rini Handayani , M.si . Password: Civil Servent, Disipline Implementation The establishment of PP no. 53 / 2010 on discipline of civil servants because of Public demand of the improving performance of civil servants and services, along with the implementation of reformation in bureaucracy.Civil servant discipline regulation aimed to make civil servants discipline but in fact a civil servant of BLHD Serang city have not fulfilled regulations discipline. The purpose of this research is to the implementation and influence factor that blated with the implementation the informant of this research are his head deprtement of BKD, also the public..Data is collected through interviews, observation, documentation and the study of literature available as well as using a technique according to Miles dan Hamberrman data analysis.The theory usel for this resserch is a model of Van Meter and Van Horn (Agustino 2008). The resoult shoel that the implementation of GOvermernment regulation 53 / 2010 not optimal because some factor that are less bugeting & lock of socialiecation. Recommendation are there should be a special buget to support and a comprehensive socialisation of civil servent.

  

ABSTRAK

  Ubay Mulyawan, 6661112322. 2015 skripsi. Implementasi Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Badan Lingkungan Hidup Daerah Kota Serang. Program Studi. Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Dosen Pembimbing I: Yeni Widyastuti, M.Si. Dosen Pembimbing II: Rini Handayani, M.Si.

  Kata Kunci: Disiplin, Pegawai Negeri Sipil

  Ditetapkannya PP No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil karena adanya tuntutan masyarakat terhadap peningkatan kinerja dan pelayanan PNS seiring dengan pelaksanaan reformasi birokrasi. Peraturan Disiplin PNS bertujuan agar PNS Disiplin namun pada kenyataanya PNS di BLHD Kota Serang belum memenuhi peraturan disiplin. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui penerapan aturan tersebut dan factor-faktor yang mempengaruhi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Instrumen Penelitian ini yaitu peneliti sendiri sedangkan sumber penelitiannya adalah PNS di BLHD Kota Serang, Kepala BKD Kota Serang dan Masyarakat umum di Sekitar BLHD Kota Serang. Data diperoleh melalui wawancara, observasi, dokumentasi dan studi kepustakaan serta menggunakan teknik analisis data menurut Miles dan Hamberrman. Uji keabsahan data triangulasi dan member check. Peneliti ini meneliti tentang implementasi maka peneliti menggunakan teori implementasi model Van Meter Dan Van Horn (Agustino 2008). Berdasarkan hasil penelitian Implementasi Peraturan Pemerinth No. 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin PNS belum optimal karena masih kurangnya dukungan dana, serta sosialisasi terhadap semua PNS. Rekomendasi yang diberikan yaitu diadakan anggaran khusus guna meningkatkan disiplin PNS,dan menyeluruhnya sosialisasi terhadap PNS.

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah Setiap Warga Negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Undang-undang No. 05 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat menjadi ASN, ASN adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang bekerja pada instansi pemerintah.

  Pegawai Aparatur Sipil Negara (Pegawai ASN) adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang- undangan. Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan.

  Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan. Guna terciptanya disiplin didalam PNS terdapat peraturan

  2 pemerintah untuk mengatur hal itu, yang semula adalah PP No. 30 Tahun 1980 tentang Disiplin PNS dan yang kini telah di amandemen menjadi PP. no 53 tahun 2010 Tentang Disiplin PNS, butuh waktu 30 (tiga puluh) tahun guna mengamandemen UU tentang disiplin PNS ini.

  Salah satu latar belakang ditetapkannya PP No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negri Sipil sebagai pengganti dari PP No. 30 Tahun 1980 tentang disiplin Pegawai Negri Sipil karena adanya tuntutan masyarakat terhadap peningkatan kinerja dan pelayanan PNS seiring dengan pelaksanaan reformasi birokrasi. Selain PP No. 53 tahun 2010, Badan Kepegawaian Negara (BKN) juga sudah menyiapkan pengganti dari PP No. 10 tahun 1979 tentang penilaian pelaksanaan pekerjaan PNS yang selama ini dikenal dengan DP3 yaitu PP No 46 tahun 2014.

  Penilaian PNS yang semula DP3 diganti dengan kontrak kinerja yang dibuat dalam bentuk Sasaran Kerja Pegawai (SKP), yang didalamnya memuat prestasi kerja dengan prosentase penilaian sebesar 60% dan perilaku kerja 40%. Dalam melakukan penilaian terhadap prestasi kerja, ada 4 aspek yang harus dipertimbangkan, yaitu: kualitas, kuantitas, biaya dan waktu. seorang pegawai bisa saja memiliki penilaian kinerja > 100% karena ada penilaian sendiri terhadap tugas tambahan yaitu 10% dan kreativitas sebesar 30% selama kreativitas itu berhubungan dengan tugas pokoknya. (Sumber: Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2011 Tentang Sasaran Kinerja Pegawai).

  Apabila didalam penyelesaian penegakan disiplin PNS terdapat sengketa, maka terdapat tempat guna menyelesaikan sengketa pelanggaran disiplin PNS,

  3 setelah menunggu lebih dari 11 tahun sejak diberlakukannya UU No. 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, akhirnya peraturan pemerintah tentang Badan Pertimbangan Kepegawaian (Bapek) dapat ditetapkan melalui PP No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Pertimbangan Kepegawaian (Bapek) ini merupakan amanat pasal 35 ayat (2) UU No.43 tahun 1999 yang memerintahkan pengaturan lebih lanjut mengenai (Bapek) melalui peraturan pemerintah.

  Dalam kurun waktu 11 tahun tersebut praktis pengaturan secara khusus mengenai (Bapek) masih mengacu pada peraturan lama yaitu Keputusan Presiden No. 67 Tahun 1980 tentang Badan Pertimbangan Kepegawaian, sebagaimana telah diubah dengan keputusan Presiden No. 71 Tahun 1998 tentang perubahan atas Keputusan Presiden No.67 tahun 1980 tentang Badan Pertimbangan Kepegawaian (Bapek). Dengan ditetapkannya PP No.24 tahun 2011 ini, maka Keppres No.67 tahun 1980 sebagaimana telah diubah dengan Keppres No.71 tahun 1998 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

  Peraturan pemerintah tentang (Bapek) penting untuk diketahui oleh setiap PNS, karena ia merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari upaya penyelesaian sengketa di bidang kepegawaian sebagaimana tertuang dalam pasal 35 ayat (2) UU No. 43 tahun 1999 yang menyatakan bahwa “sengketa kepegawaian sebagai akibat pelanggaran terhadap peraturan disiplin pegawai negeri sipil diselesaikan melalui upaya banding administratif kepada badan pertimbangan kepegawaian.” berdasarkan pasal 35 tersebut dapat ditarik beberapa unsur penting yang mendasari peran BAPEK dalam penyelesaian sengketa kepegawaian, yaitu:

  4

  1. Bahwa sengketa kepegawaian yang dapat diselesaikan melalui (Bapek) terbatas pada lingkup sengketa mengenai pelanggaran peraturan disiplin pegawai yang diatur dalam PP No.53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS. sedangkan terhadap sengketa kepegawaian diluar dari apa yang diatur dalam PP No. 53 tahun 2010 tentang Disiplin PNS diselesaikan melalui jalur peradilan tata usaha negara (pasal 35 ayat (1) uu no 43 tahun 1999).

  2. Bahwa penyelesaian sengketa melalui (Bapek) merupakan banding administratif. pengertian banding administratif adalah upaya administratif yang dapat ditempuh oleh PNS yang tidak puas terhadap hukuman disiplin berupa pemberhentian dengan hormat atas permintaan sendiri atau pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS yang dijatuhkan oleh pejabat yang berwenang menghukum, kepada Badan Pertimbangan Kepegawaian (pasal 1 angka 8 PP No.53 tahun 2010). Berdasarkan pengertian tersebut, banding administratif hanya dapat diajukan apabila seorang PNS dijatuhi hukuman disiplin pemberhentian dengan hormat sebagai PNS tidak atas permintaan sendiri; atau pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS yang dijatuhkan oleh pejabat yang berwenang menghukum, dengan demikian, tidak semua hukuman disiplin dapat diajukan banding administratif. Terhadap hukuman disiplin diluar dari kedua hal diatas, dapat mengajukan upaya administratif melalui mekanisme

  5 “keberatan”. ketentuan mengenai upaya administratif dengan keberatan diatur dalam pasal 34 PP No 53 tahun 2010 tentang Disiplin PNS.

  Sebelum ditetapkanya PP No.53 tahun 2010 tentang Disiplin PNS, terleih dahulu sudah ada yang mengatur kedisiplinan PNS ini, yaitu PP No 30 tahun 1980 tentang Disiplin PNS, dibutuhkanya waktu sekitar 30 tahun untuk memperbaharui peraturan mengenai disiplin PNS ini, ada beberapa Latar belakang sehingga munculnya PP No. 53 Tahun 2010 tentang disiplin PNS ini. Adapun latar belakang munculnya PP No.53 tahun 2010 tentang disiplin PNS sebagai berikut :

  a. Tuntutan masyarakat terhadap peningkatan kinerja dan pelayanan PNS seiring dengan pelaksanaan reformasi birokrasi.

  b. Penyesuaian kewenangan bagi pejabat yang berhak menjatuhkan hukuman disiplin seiring dengan adanya otonomi daerah.

  c. Penjatuhan hukuman disiplin yang sama terhadap jenis pelanggaran disiplin yang sama dengan mengkaitkan antara kewajiban dan larangan yang dilanggar dengan tingkat dan jenis hukuman yang dijatuhkan.

  d. Mempertegas pendelegasian kewenangan secara berjenjang kepada setiap pejabat struktural untuk dapat menjatuhkan hukuman disiplin terhadap PNS yang melakukan pelanggaran disiplin.

  e. Menumbuhkan keberanian kepada setiap pemegang jabatan struktural untuk menjatuhkan hukuman disiplin kepada pegawai dilingkungannya.

  PNS sebagai aparatur negara mempunyai posisi sangat strategis dan peranan menentukan dalam menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan.

  Sebagai aparatur negara, PNS berkewajiban menyelenggarakan tugas pemerintahan dan pembangunan dengan penuh kesetiaan dan ketaatan didalam menjalankan tugasnya. Untuk itu, PNS sebagai pelaksana di dalam melaksanakan

  6 tugas kedinasan. Pemberian tugas kedinasan kepada PNS pada dasarnya merupakan kepercayaan dari atasan yang berwenang, dengan harapan bahwa tugas itu akan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, setiap PNS wajib melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan penuh tanggung jawab.

  PNS digaji dibebankan oleh belanja pegawai Anggaran Pemerintah Belanja Negara (APBN), untuk belanja pegawai ini tidak sedikit yang di anggarkan oleh pemerintah, dalam rapat Pembahasan RUU tentang APBN TA.2015 anggaran kenaikan gaji pokok PNS/POLRI rata rata 6 persen, sebesar Rp.4,103 triliun, dan upah makan PNS dan uang lauk-pauk TNI/POLRI masing- masing Rp.5.000 sebesar Rp.2,572 Triliun (Kompas.com;2014 diakses senin 02 Februari 2015 jam 20.37 wib).

  Dengan demikian, uang yang dikeluarkan oleh Negara untuk belanja pegawai (PNS) harus berbanding lurus dengan kinerja yang baik, setidaknya PNS dapat dengan baik melaksanakan tugas dan kewajibanya sebagai (PNS) serta melaksanakan tugas tambahan yang sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsinya. hPNS didalam melaksanakan tugasnya memiliki kewajiban yang harus dilaksanakan, adapun kewajiban PNS adalah sebagai berikut : a. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-undang Dasar

  1945, Negara dan Pemerintah

  b. Mengutamakan kepentingan Negara diatas kepentingan golongan atau diri sendiri serta menghindarkan segala sesuatu yang dapat mendesak kepentingan Negara oleh kepentingan golongan, diri sendiri, atau pihak lain, c. Menjunjung tinggi kehormatan dan martabat Negara, Pemerintah dan

  Pegawai Negeri Sipil,

  7

  d. Mengangkat dan mentaati Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil dan Sumpah/Janji jabatan berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, e. Menyimpan rahasia Negara atau rahasia Jabatan dengan sebaik- baiknya.

  f. Memperhatikan dan melaksanakan segala ketentuan Pemerintah baik langsung menyangkut tugas kedinasannya maupun yang berlaku secara umum,

  g. Melaksanakan tugas kedinasan dengan sebaik-baiknya dan dengan penuh pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab. Viii).Bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan bersemangat untuk kepentingan Negara,

  h. Memelihara dan meningkatkan keutuhan, kehormatan dan kesatuan Korps Pegawai Negeri Sipil. i. Segera melaporkan kepada atasannya apabila mengetahui ada hal-hal yang akan membahayakan tau merugikan Negara/Pemerintah, terutama dibidang keamanan, keuangan dan material, j. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik, k. Memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada masyarakat, l. Bersikap dan bertindak tegas, tetapi adil dan bijaksana terhadap bawahannya, m. Membimbing bawahannya dalam melaksanakan tugasnya, n. Menjadi dan memberikan contoh serta teladan yang baik terhadap bawahannya, o. Mendorong bawahanya untuk meningkatkan prestasi kerjanya , p. Memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan karirnya, q. Mentaati ketentuan Peraturan Perundang-undangan tentang

  Perpajakan, r. Berpakaian rapi dan sopan serta bersikap dan bertingkah laku sopan santun terhadap masyarakat, sesama Pegawai Negeri Sipil dan terhadap atasan, s. Hormat Menghormati antara sesama warga Negara yang memeluk agama / kepercayaan terhadap tuhan Yang Maha Esa, ataupun yang berlainan, t. Menjadi teladan sebagai warga negara yang baik dalam masyrakat, u. Mentaati segala peraturan Perundang-undangan dan peraturan

  Kedinasan yang berlaku, v. Mentaati perintah kedinasan dari atasan yang berwenang, w. Memperhatikan dan menyelesaikan dengan sebaik-baiknya setiap laporan yang diterima mengenai pelanggaran disiplin.

  Kedisiplinan merupakan landasan atau sebuah dasar guna menjadikan PNS yang profesional di dalam menjalankan tugasnya, karena dengan adanya

  8 kesadaran Pegawai Negri SIpil terhadap kedisiplinan professional akan muncul bersamaan denganya. Disiplin menurut pasal 1 ayat 1 PP No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS adalah kesanggupan PNS untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang undangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin.

  Sementara itu, pasal 1 ayat 3 PP No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan pelanggaran disiplin adalah setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan PNS yang tidak menaati kewajiban dan/atau melanggar larangan ketentuan disiplin PNS, baik yang dilakukan di dalam maupun diluar jam kerja. Sudah menjadi rahasia umum PNS di negara ini menjadi sorotan dalam masalah disiplin. Masyarakat banyak menyaksikan di televisi bagaimana PNS ditertibkan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) karena meninggalkan tempat tugas dan berada di pusat perbelanjaan tanpa izin atau sepengetahuan atasanya.

  Perilaku-perilaku PNS yang tidak sesuai dengan PP No. 53 tahun 2010 tentang kedisiplinan PNS masih saja kerap dijumpai, seperti halnya Peselingkuhan yang dilakukan PNS Kota Batu Malang, ini terbukti dengan meningkatnya angka perceraian di PNS yang diakibatkan perselingkuhan PNS Kota Batu Malang, kasus perselingkuhan ini terjadi antara PNS atau antara PNS dengan non PNS, menurut Inspektorat Kota Batu Syarief Choirul Tartila mengatakan fenomena perceraian di kalangan PNS ini tentu memprihatinkan karena perselingkuhan itu terkategori sebagai pelanggaran berat, karena PNS yang bersangkutan dianggap

  9 tidak mampu menjunjung kehormatan dan nama baik institusi (surabayapagi.com

  ;2010 diakses 02 Februari 2015 jam 22.53 wib).

  Seperti halnya di Kota Batu Malang, tidak jauh berbeda dengan apa yang terjadi di Denpasar Bali, setiap seminggu sekali tepatnya hari Jumat para PNS di Bali, melaksanakan senam bersama di lapangan terbuka sebut saja di Lapangan Renon, Denpasar atau di lapangan Debes Kabupaten Tabanan. Senam yang dimulai sekira pukul 06.00 Wita hingga 07.00 Wita dengan kostum olahraga, para pegawai jajaran dan lingkungan pemda dapat berkumpul bersama. kesempatan itu justru dijadikan alasan sementara pegawai yang terlibat affair dengan rekan sekerja hingga atasannya, baik sekadar janjian makan hingga berkencan untuk leluasa keluyuran untuk kencan, karena biasanya setelah senam pagi, benar benar waktu bebas bahkan para pegawai bisa tidak lagi kembali ke kantor masing- masing atau langsung pulang. Sementara ada yang memanfaatkan sisa waktu sampai pukul 12.00 Wita untuk mengatur jadwal kencan, Ini biasanya dilakukan dengan teman kerja dan Penginapan Hotel sering dijadikan tempat untuk bertemu psangan yang berselingkuh (okezone.com ;2010 diakses 02 Februari 2015 jam 22.55 wib).

  Perselingkuhan di kalangan PNS pun terjadi di Kabupaten Pandeglang Banten, Seorang pemilik (pengawas pendidikan) di Kecamatan Mandalawangi Kabupaten Pandeglang, Banten, Berinisial MR (50) dan knum HI (33) dilaporkan berbuat mesum di hotel oleh pihak keluarga dari istri MR ke Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Pendeglang, Sekretari BKD Kabupaten Pandeglang, H. Syamsudin mengakui adanya lapoan perselingkuhan kedua oknum pendidik itu.

  10 Kita sudah menyerahkan kepada keluarga pelapor (dari istri MR), untuk melaporkan hal itu ke Dinas Pendidikan dan Inspektorat Kabupaten Pandeglang, untuk dibuatkan Berita Acara Pemerikaan (BAP), kalau memang dari hasil BAP itu terbukti maka BKD akan mengambil tindakan dan sanksi yang tegas.

  (reaksiolnile.com ;2014 diakses 02 Februari 2015 jam 21.24 wib).

  PNS di Pemerintahan Provinsi Banten didapatkan K epala Badan

  

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banten Suyadi Wiraatmadja,oleh

Panwaslu Banten dinyatakan tidak netral,lantaran membeli kaos sebanyak 1.000

buah dengan harga Rp 5.500.000 untuk pasangan calon incumbent gubernur

Banten, Ratu Atut Chosiyah-Rano Karno.Bahkan untuk membeli kaos

tersebut,menggunakan dana dari APBD. Bukti yang didapatkan dari. Bukti yang

didapatkan bahwa PNS di Provinsi Banten telah melakukan melanggar

kedisiplinan PNS sesuai dengan PP No. 53 tahun 2010 tentng disiplin PNS adalah

Bawaslu mendapatkan kuitansi pembayaran, dan tanda pengiriman kaos

bergambar Ratu Atut Chosiyah-Rano Karno atas nama Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) Banten. "Dari bukti tersebut, kaos diduga dibayar

menggunakan dana BPBD) Banten. Dengan demikian Suyadi melanggar disiplin

PNS yang diatur PP. No 53 tahun 2010 tentang Disiplin PNS pasal 1 ayat 1, 2, 3

  

pasal 3 ayat 7 pasal 4 ayat 15 huruf c dan d. (republika.co.id ;2011 diakses 02

Februari 2015 jam 22.57 wib). Sebagaimana dihimpun dalam jurnal Listyaningsih ( Kajian Peningkatan

Disiplin Aparatur Pemerintah Provinsi Banten; 2012) netralitas pegawai negeri

sipil dalam aktivitas politik, kepartaian, dan kepemiluan juga merupakan hal yang

  11

  

dilarang kendati pegawai negeri sipil masih dapat menyalurkan hak politiknya

dalam pemilihan umum. Larangan ini dilakukan tentu dengan maksud agar

pemerintahan dan pelayanan publik dapat terus berjalan dengan stabil tanpa

terkotak-kotak oleh pilihan politiknya masing-masing. Namun demikian, karena

pada saat yang sama hak politik PNS tetap diberikan, maka potensi terjadinya

penyimpangan masih sangat mungkin terjadi, sehingga sejumlah rambu-rambu

ditetapkan guna mengatur perilaku mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan

oleh pegawai negeri sipil, yaitu antara lain: menjadi pelaksana kampanye, menjadi

peserta kampanye, mengambil keputusan yang menguntungkan salah satu

kontestan Pemilu/Pemilukada, memanfaatkan fasilitas negara dan jabatannya

untuk keuntungan salah satu kontestan, dan lain-lain. Berikut ini adalah hasil

temuan lapangan terkait dengan dimensi netralitas PNS khususnya dalam

Pemilihan Umum dan Pemilihan Presiden.

  Sumber : Listyaningsih ,2012 . Kajian Peningkatan Disiplin Aparatur Pemerintah Provinsi Banten. Jurnal Adminsitrasi Publik, 1- 15

  12 Di Provinsi Banten tingkat netralitas keseluruhannya menunjukkan rata-

  

rata skor yang cenderung menunjukkan gejala tidak netral (semakin kecil skor,

semakin tidak netral) walaupun keseluruhannya masih dalam kategori relatif baik.

  

Kerentanan yang umumnya terjadi terkait persoalan netralitas PNS dalam

Pemilukada ini terletak pada PNS yang berkampanye (baik langsung dan terang-

terangan maupun tak langsung dan tidak terbuka) dengan skor terrendah yakni

2,79; diikuti dengan PNS yang memanfaatkan fasilitas negara untuk

menguntungkan calon kepala daerah yang didukungnya, dengan skotr 2,80;

diikuti indikator keberpihakan aktif dengan skor 2,84; serta indikator bersikap dan

mengambil keputusan yang menguntungkan calon tertentu dengan skor 2,88.

  Pegawai Negeri Sipil yang terdapat di Pemerintahan Kota Serang masih dapat dijumpai pegawai yang tidak masuk kerja atau berada di lokasi yang tidak semestinya disaat waktu jam kerja pegawai. Seperti halnya yang telah dikutip dari Koran harian Radar Banten (25 Nov 2013) “ Karena keluyuran pada jam kerja itulah sedikitnya 16 orang PNS (sebagian besar berasal dari Kota Serang) pada Rabu, 25 November lalu terkena razia petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan tim Gerakan Budaya Dispilin (GBD) dari Badan Kepegawaian dan Diklat Kota Cilegon.

  Berdasarkan observasi awal dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti, bahwa dalam pelaksanaannya masih ditemukan permasalahan-permasalahan yang terkait dengan Badan Lingkungan Hidup Daerah Kota Serang hal yang berkaitan dengan Kewajiban dan Larangan Pegawai Neegri Sipil sebagaimana terdapat dalam PP No 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.

  13 Pertama, penerapan kedisiplinan PNS yang sesuai dengan PP No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS di Badan Lingkungan Hidup Daerah Kota Serang belum maksimal, menurut kewajiban PNS yang tertera dalam Peraturan Pemerintah No 53 Tahun 2010 tentang disipin Pegawai Negeri Sipil dalam pasal 3 no 1 dan 2 bahwa mengucapkan sumpah/ janji PNS serta mengucapkan sumpah/ janji jabatan yang sebagaimana yang didalam sumpah/ janji PNS dan jabatan itu terdapat didalamnya, namun didalam rutinitas kinerja PNS masih belum sesuai dengan sumpah yang telah diucapkan, didalam sumpah tersebut terdapat bahwa siap bersedia pengutamaan kepentingan negara daripada kepentingan pribadi pegawai ini sejalan dengan dari pasal 3 no 7 bahwa PNS mempunyai kewajiban mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan pribadi sendiri, seorangan , dan atau / golongan, seperti didalam jam kerja masih didapatkan pegawai yang keluar kantor untuk kepentingan pribadi (Sumber: Wawancara dengan Drs. H. Mahfud Kepala Sub Bagian Umum Kepagawaian, Senin, 19 November 2014).

  Kedua, pegawai Negeri Sipil di Badan Lingkungan Hidup Daerah Kota

  Serang masih didapati belum sepenuhnya melakukan tindakannya yang sesuai dengan kewajiban PNS, seperti halnya keluar dan masuk kerja tidak sesuai dengan waktu yang seharusnya masuk jam 07.30 WIB dan pulang 16.00 WIB namun pada kenyataanya berdasarkan absen elektronik pegawai tidak memenuhi waktu yang sudah ditentukan, melakukan perselingkuhan atau mempunyai pasangan lain selain istri yang syah menurut Peraturan Pemerintah nomor 45

  14 Tahun 1990 Tentang Izin Perkawinan Dan Perceraian Bagi Pegawai Negeri Sipil dan ini terkategori sebagai pelanggaran berat dan melakukan perceraian tanpa sepengetahuan atasan atau pejabat Pembina Kepegawaian dengan demikian ini tergolong pelanggaran disiplin berat sesuai Peraturan Pemerintah nomor 45 Tahun 1990 Tentang Izin Perkawinan Dan Perceraian Bagi Pegawai Negeri Sipil. dengan demikian PNS di Badan Lingkungan Hidup Daerah Kota Serang dan pegawai yang melakukan pelanggaran disipin ini diberikan sanksi berupa penurunan pangkat dan golongan yang semula Penata III/c diturnkan menjadi Penata Muda TkI III/b dengan demikian belum sepenuhnya menjalankan kewajiban PNS sebagaimana tertera didalam pasal tiga ayat 3 dan 4 Peraturan Pemerintah No.53 Tahun 2010 tentang dispilin PNS bawa kewajiban PNS yaitu setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang –undang Negara Republik Indonesia tahun 1945, Negara kesatuan Republik Indonesia dan pemerintah. (Sumber: Wawancara dengan Drs. H. Mahfud Kepala Sub Bagian Umum Kepagawaian, Senin, 19 November 2014).

  Ketiga, melaksanan tugas kedinasan dengan penuh rasa tanggung jawab

  merupakan hal yang harus terdapat di dalam diri Pegawai Negeri Sipil sehingga didalam melaksanakan kewajiban atas tanggung jawab pekerjaan jabatan yang di miliki dilaksanakan dengan baik dan sejalur dengan pasal 3 ayat 5 ialah melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab namun pegawai yang terdapat di Badan Lingungan Hidup Daerah Kota Serang ialah belum sepenuhnya ada di diri pegawai yaitu seperti halnya didalam menjakankan tugas kedinasan yang

  15 diberikan oleh kepada pimpinan belum dilaksanakan dengan baik, apabila diberi tugas untuk menghadiri acara atau rapat apabila acara telah selesai dan masih dalam jam kerja pegawai yang diberikan tugas tidak kembali ke kantor melainkan pulang atau mendatangi tempat lain yang tidak ada hubunganya dengan dinas. (Sumber: Wawancara dengan Drs. H. Mahfud Kepala Sub Bagian Umum Kepagawaian, Senin, 19 November 2014).

  Keempat, pegawai Negeri Sipil didalam bekerja haruslah menjunjung

  tinggi kehormatan negara, pemerintah, dan martabat PNS serta mengutamakan kepentingan Negara daripada kepentingan sendiri, seseorang, dan/atau golongan sebagaimana tertera di dalam peraturan pemerintah No 53 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil Pasal 3 ayat 6 dan 7 bahwa menjunjug tinggi kehormatan Negara, pemerintah, dan martabat PNS dan mengutamakan kepentingan Negara daripada kepentingan sendiri, seorangan, dan/ atau golongan merupakan kewajiban dari setiap PNS namun pegawai yang ada di Badan Lingkungan Hidup Daerah Kota Serang masih kerap dijumpai pegawai yang mengekesampingkan pekerjaan dan tanggnung jawab yang dimiliki dan melaksanakan kegiatan lain disaat waktu kerja, seperti halnya bermain game dan membuka media sosial pada waktu jam kerja (Sumber: Wawancara dengan Sekretaris Badan Lingkungan Hidup Daerah Kota Serang, H. Bunyamin, SE , Rabu 24, November 2014).

  Kelima, masuk kerja dan mentaati ketentuan jam kerja merupakan

  kewajiban dari setiap PNS, sebagaimana dalam Peraturan pemerintah No 53 tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil pasal 3 ayat 11, namun pegawai di

  16 Badan Lingkunga Hidup Daerah Kota Serang masih belum mengindahkan peraturan tersebut berdasarkan absensi secara manual, namun dikarenakan absensi masih menggunakan manual maka absen pun dilakukan sekaligus di akhir bulan, dengan kehadiran aktif dari pegawai dalam masuk kerja maka ini berakibat terhadap sasaran kinerja pegawai yang telah ditetapkan sebagaimana terdapat dalam Peraturan pemerintah No 53 tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil pasal 3 ayat 12 tidak sesuai dengan apa yang telah dibuat sebelumnya. (Sumber: Wawancara dengan Drs. H. Mahfud Kepala Sub Bagian Umum Kepagawaian, Senin, 19 November 2014).

  Menurut salah satu masyarakat yang bertempat di sekitar Badan Lingkungan Hidup Daerah Kota serang mengatakan bahwa terdapat pegawai yang pulang kerja namun belum waktunya pulang kerja ini dikarenakan kurangnya penekanan dari jabatan tertinggi ke pegawai dibawahnya. (Sumber: Wawancara dengan Awan Anhara,SE Senin, 19 November 2014).

  Keenam, untuk menunjang kegiatan dinas Pejabat di Badan Lingkungan Hidup daerah Kota Serang diberikan Fasilitas kendaraan namun didalam pemeliharaan maupun penggunaannya yang kurang baik seperti memberikan wewenang kepada tenaga magang utuk mengendarai padahal seharusnya ialah yang mengendarai kendaraan tersebut ialah kepada yang ahlinya sehingga penggunaanya dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan Peraturan pemerintah No 53 tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil pasal 3 ayat 13 yaitu menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaik- baiknya, ini termasuk kedalam Peraturan pemerintah No 53 tahun 2010 Tentang

  17 Disiplin Pegawai Negeri Sipil pasal 4 ayat 1 yaitu menyalah gunakan wewenang yang diberikan untuk mengurus fasilitas negara namun memberikanya kepada yang kurang memiliki keahlian. (Sumber: Wawancara dengan Awan Anhara,SE Senin, 19 November 2014).

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka fokus penelitian peneliti adalah mengenai “Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010

  

Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS) Di Badan Lingkungan Hidup

Derah Kota Serang”.

1.2 Identifikasai Masalah

  Identifikasikan masalah dalam penelitian ini adalah:

  1. Belum adanya kesesuaian ucapan sumpah/ janji jabatan PNS di Badan Lingkungan Hidup Daerah Kota Serang sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 53 Tahun 2010 tentang disipin Pegawai Negri Sipil.

  2. PNS di Badan Lingkungan Hidup DaerahKota Serang Belum sepenuhnya menjalanjakan kewajiban PNS sebagaimana Peraturan Pemerintah No 53 Tahun 2010 tentang disipin Pegawai Negri Sipil.

  3. Masih kurangnya pengabdian, kesadaran,dan rasa tanggung jawab pegawai didalam melaksanakan tugas sebagaimana Peraturan Pemerintah No 53 Tahun 2010 tentang disipin Pegawai Negri Sipil.

  4. PNS di Badan Lingkungan Hidup Daerah Kota Serang sebagian melakukan kegiatan diluar pekerjaan .

  18

  5. Kehadiran Pegawai Negri Sipil di Badan Lingkungan Hidup Daerah Kota Serang belum sepenuhnya mentaati ketemtuan jam kerja sebagaimana Peraturan pemerintah No 53 tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negri Sipil.

  6. Pemeliharaan barang milik Negara belum dilakukan dengan baik sebagaimana kewajiban PNS didalam Peraturan pemerintah No 53 tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negri Sipil .

  7. Kurangnya ketegasan sanksi yang diberikan oleh pimpinan terhadap pegawai Badan Lingkungan Hidup Daerah Kota Serang.

  8. Tidak adanya penghargaan kepada pegawai Badan Lingkungan Hidup Daerah Kota Serang yang berprestasi.

1.3 Batasan Masalah

   Dari identifikasi masalah yang ada di Badan Lingkungan Hidup Daerah

  Kota Serang yang mengenai Implementasi PP No. 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negri Sipil peneliti tertarik untuk meneliti masalah tentang Kewajiban Pegawai Negri Sipil, Sebagaimana yang terdapat dalam Peraturan Pemerintah No 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negri Sipil yang ada di Badan Lingkungan Hidup Daerah Kota Serang.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kedisiplinan di Badan Lingkungan Hidup Daerah Kota Serang. Waktu dari dilakukanya penelitian ini adalah September 2014 sampai dengan Februari 2015 yang berlokasi di Badan

  19 Lingkungan Hidup Daerah Kota Serang, Jalan Letnan Jidun No. 05 Kepandean - Serang.

  1.4 Rumusan masalah

  Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

  1. Bagaimana Impelementasi PP No. 53 tahun 2010 tentang Disiplin PNS di Badan Lingkungan Hidup Daerah Kota Serang ?

  2. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat pelaksanaan Implementasi PP 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Badan Lingkungan Hidup Daerah Kota Serang ?

  1.5 Tujuan Peneitian

  Dalam sebuah penelitian, peneliti harus menentukan tujuan yang ingin dicapai sebab tanpa adanya tujuan yang jelas maka seorang peneliti akan mengalami kesulitan. Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan akan hendak dicapai peneliti adalah:

  1. Untuk mengetahui penerapan PP No. 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negri Sipil di Badan lingkungan Hidup Daerah Kota Serang

  2. Untuk mengetahui faktor yang mendukug dan menghambat Implementasi Peraturan Pemerintah 53 tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Badan Lingkungan Hidup Daerah Kota Serang.

  20

1.6 Manfaat Penelitian

  Manfaat yang ingin penulis harapkan dari penelitian ini adalah :

  a. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis terkait dengan kontribusi tertentu dalam penyelenggaraan penelitian terhadap perkembangan teori dan ilmu pengetahuan dunia akademis.

  1. Memperbanyak khazanah Ilmu Pengetahuan dalam dunia akademis khususnya Ilmu Administrasi Negara.

  2. Mempertajam dan mengembangkan teori-teori yang ada dalam dunia akademis khususnya teori mengenai kebijakan publik, serta mengembangkan ilmu yang di dapat selama perkuliahan khususnya ilmu kebijakan publik yang didalamnya terdapat implementasi kebijakan.

  b. Manfaat Praktis Manfaat praktis berkaitan dengan kontribusi praktis yang diberikan dalam penyelenggaraan penelitian terhadap obyek penelitian.

  1. Memberikan informasi atau masukan terhadap Pemerintah Kota Serang dalam melaksanakan penerapan PP No. 53 Tahun 2010 tentang disiplin Pegawai Negri sipil di BLHD Kota serang ini dapat dijadikan evaluasi kedepanya.

  2. Sistematika mengenai implementasi ini dapat dijadikan sebagai informasi tambahan sehingga dapat memberikan sumbangan pemikiran serta alternatif lain untuk mengetahui bagaimana hambatan mengenai

  21 Implementasi dari PP No.53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negri Sipil makan ini dapat menjadi bahan perbaikan mengenai kedisiplina di Badan Lingkungan Hidup Daerah Kota Serang.

  3. Sebagai bahan pemahaman dan pembelajaran bagi peneliti maupun mahasiswa lain untuk melakukan penelitian-penelitian secara lebih mendalam mengenai bidang ilmu sosial terutama mengenai ke Disiplinan Kepegawaian.

1.7 Sistematika Penulisan

  BAB I PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang Masalah Latar belakang menggambarkan ruang lingkup dan kedudukan masalah yang akan diteliti dalam bentuk uraian secara deduktif, dari lingkup yang paling umum hingga ke masalah yang paling spesifik, yang relevan dengan judul skripsi. Materi dari uraian ini dapat bersumber pada hasil penelitian yang sudah ada sebelumnya, hasil seminar ilmiah, hasil pengamatan, pengalaman pribadi, dan intuisi logis.

  2. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah adalah mengidentifikasi dikaitkan dengan tema/topik/judul dan fenomena yang akan diteliti.

  3. Pembatasan Masalah

  22 Pembatasan masalah lebih difokuskan pada masalah- masalah yang akan diajukan dalam rumusan masalah yang akan diteliti. Pembatasan masalah dapat diajukan dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan.

  4. Perumusan Masalah Perumusan masalah adalah memilih dan menetapkan masalah yang paling penting berkaitan dengan judul penelitian.

  Kalimat yang biasa dipakai dalam pembatasan masalah ini adalah kalimat pertanyaan. Perumusan masalah adalah mendefinisikan permasalahan yag telah ditetapkan dalam bentuk definisi konsep dan definisi operasional.

  5. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian mengungkapkan tentang sasaran yang ingin dicapai dengan dilaksanakannya penelitian, terhadap masalah yang telah dirumuskan.

  6. Manfaat Penelitian Menjelaskan manfaat teoritis dan praktis dari temuan penelitian.

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA

  1. Deskripsi Teori Mengkaji berbagai teori dan konsep-konsep yang relevan dengan permasalahan penelitian, kemudian menyusunnya secara

  23 teratur dan rapi. Dengan mengkaji berbagai teori dan konsep- konsep maka peneliti akan memiliki konsep penelitian yang jelas, dapat menyusun pertanyaan dengan rinci untuk penyelidikan sehingga memperoleh temuan lapangan yang menjadi jawaban atas masalah yang telah dirumuskan.

  2. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu adalah kajian penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang dapat diambil dari berbagai sumber ilmiah, baik Skripsi, Tesis, Disertasi atau Jurnal Penelitian.

  3. Kerangka Berpikir Kerangka berpikir menggambarkan alur pikiran peneliti sebagai kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada pembaca mengapa peneliti mempunyai anggapan seperti yang dinyatakan dalam hipotesis. Biasanya untuk memperjelas maksud peneliti, kerangka berpikir dapat dilengkapi dengan sebuah bagan yang menunjukkan alur pikir peneliti. Bagan tersebut disebut juga dengan nama paradigma atau model penelitian.

  4. Asumsi Dasar Asumsi dasar adalah jawaban sementara terhadap permasalahan yang diteliti.

  24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

  1. Pendekatan dan Metode Penelitian

  Bagian ini menguraikan mengenai pendekatan penelitian yang digunakan. Metode penelitian dengan menggunakan pendekatan tertentu antara lain dapat berbentuk: ex post facto,

  exsperiment, survey, descriptitive, case study, action research, dan sebagainya.

  2. Fokus Penelitian

  Bagian ini membatasi dan menjelaskan substansi materi kajian penelitian yang akan dilakukan.

  3. Lokasi Penelitian Menjelaskan tempat (locus) penelitian dilaksanakan.

  Menjelaskan tempat penelitian, serta alasan memilihnya.

  4. Variabel Penelitian

  1. Definisi Konsep Definisi konseptual memberikan penjelasan tentang konsep dari variabel yang akan diteliti menurut pendapat peneliti berdasarkan Kerangka Teori yang digunakan.

  2. Definisi Operasional Definisi operasional merupakan penjabaran konsep atau variabel penelitian dalam rincian yang terukur (indikator penelitian). Dalam penelitian kualitatif tidak perlu dijabarkan

  25 menjadi indikator maupun sub indikator, tetapi cukup menjabarkan fenomena yang akan diamati.

  5. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian menjelaskan tentang proses penyusunan dan jenis alat penggumpulan data yang digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian kualitatif, instrumennya adalah peneliti itu sendiri.

  6. Informan Penelitian Informan Penelitian dan atau key informan, menjelaskan tentang pihak-pihak mana saja yang yang dipilih secara langsung untuk pengumpulan data-data penelitian.

  7. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data menjelaskan bagaimana peneliti bisa mendapatkan data saat melakukan penelitian. Dalam pengumpulan data kualitatif, melalui observasi, wawancara, studi literatur dan studi dokumentasi.

  8. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Teknik analisis data menjelaskan tentang teknik analisa beserta rasionalisasinya. Teknik analisis data harus disesuaikan dengan sifat data yang diteliti. Analisis data dilakukan melalui pengkodean dan pengkodingan data (berdasarkan kategori data), interpretasi data, penulisan hasil laporan dan keabsahan data.

  26

  9. Uji Keabsahan Data Uji keabsahan data menjelaskan tentang derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dilaporkan oleh peneliti.

  10. Jadwal Penelitian Menjelaskan jadwal penelitian secara rinci beserta tahapan penelitian yang akan dilakukan. Jadwal penelitian ditulis dalam bentuk tabel.

  BAB IV HASIL PENELITIAN

  1. Deskripsi Objek Penelitian Menjelaskan lokasi penelitian secara jelas, struktur organisasi dari instansi tempat penelitian dilaksanakan serta hal-hal lain yang terkait dengan objek penelitian.

  2. Deskripsi Data Menjelaskan tentang hasil penelitian yang telah dioleh dari data mentah dengan menggunakan teknik analisis data yang relevan.

  3. Pembahasan Melakukan pembahasan lebih lanjut terhadap hasil analisis data. Pada akhir pembahasan peneliti dapat mengemukakan keterbatasan yang mungkin terdapat dalam pelaksanaan penelitiannya. Keterbatasan tersebut kemudian dapat dijadikan rekomendasi terhadap penelitian lebih lanjut dalam bidang yang

  27 menjadi objek penelitiannya, demi pengembangan ilmu pengetahuan.

  BAB V PENUTUP

  1. Kesimpulan Menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan secara singkat, jelas dan mudah dipahami.

  2. Saran-saran Berisi tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap bidang yang diteliti baik secara teoritis maupun secara praktis.

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA TEORI DAN ASUMSI DASAR

2.1 Landasan Teori

  Landasan teori ini dimaksudkan untuk memberi jawaban atas pertanyaan dalam rumusan masalah sebelumnya. Untuk menjawab rumusan masalah tersebut perlu membedah kembali tentang beberapa konsep yang telah diklarifikasikan oleh penulis. Dalam penelitian ini, peneliti mengklarifikasikan teori ke dalam beberapa teori yakni, Teori Kebijakan Publik, Teori Implementasi Kebijakan Publik, Teori Kinerja dan Teori Disiplin. Kemudian penjelasan mengenai Definisi Aparatur Sipil Negara dan Deskripsi Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Badan Lingkungan Hidup.

2.1.1 Kebijakan Publik

  Secara etimologis istilah kebijakan pubik terdiri dari dua suku kata yaitu kebijakan dan publik. Setiap kata memiliki pengertiannya masing-masing. Kata kebijakan atau policy dalam bukunya Poerwadarminta Kamus Umum Bahasa Indonesia (1984:138): diartikan dengan beberapa makna, diantaranya adalah pimpinan dan cara bertindak mengenai pemerintahan, kepandaian, kemahiran dan kebijaksanaan. Berdasarkan definisi yang terdapat dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) kebijakan diartikan sebagai berikut:

  29 BAB II

  LANDASAN TEORI, KERANGKA TEORI DAN ASUMSI DASAR

2.1 Landasan Teori

  Landasan teori ini dimaksudkan untuk memberi jawaban atas pertanyaan dalam rumusan masalah sebelumnya. Untuk menjawab rumusan masalah tersebut perlu membedah kembali tentang beberapa konsep yang telah diklarifikasikan oleh penulis. Dalam penelitian ini, peneliti mengklarifikasikan teori ke dalam beberapa teori yakni, Teori Kebijakan Publik, Teori Implementasi Kebijakan Publik, Teori Kinerja dan Teori Disiplin. Kemudian penjelasan mengenai Definisi Aparatur Sipil Negara dan Deskripsi Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Badan Lingkungan Hidup.

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PENERAPAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI PEMERINTAHAN KABUPATEN KERINCI ARTIKEL

1 12 20

PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NO. 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA KEJAKSAAN NEGERI BANDAR LAMPUNG Nanda Alur Pujasari, Charles Jackson, Nurul Fajri Oesman

0 1 20

DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010 DITINJAU DARI ASPEK HUKUM KEPEGAWAIAN DI INDONESIA CIVIL SERVICE DISCIPLINE BASED ON THE GOVERNMENT REGULATION NUMBER 53 YEAR 2010 VIEWED FROM THE PERSONEL LAW ASPECT IN IN

0 0 13

IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI

1 2 20

PERANAN BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH DALAM PELAKSANAAN REKRUITMEN DAN PENEMPATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SAMARINDA

1 3 11

IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KOTA SAMARINDA

0 0 13

KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN aOLL TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL

0 1 135

PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

1 11 8

KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN aOLL TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL

0 0 135

IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI SURAKARTA (STUDI KASUS DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURAKARTA) - UNS Institutional Repository

0 3 13