PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI KEPRIBADIAN
GURU BK SMP NEGERI DI KECAMATAN TRUCUK
SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh :
ARRYANTO WISNU DWI PRASETYO
091114007

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI KEPRIBADIAN
GURU BK SMP NEGERI DI KECAMATAN TRUCUK
SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling


Oleh :
ARRYANTO WISNU DWI PRASETYO
091114007

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

MOTTO DAN PERSEMBAHAN


Kearifan budi itu, jika dicampuri kotoran pikiran, tidakkah
cemerlang keadaannya itu, seperti misalnya emas yang dilebur
belum bersih, belum baik, karena lekatnya besi padanya,
sehingga belum cemerlang cahayanya.
(Sarassamuccaya, sloka 509)

Kupersembahkan Karya Ini untuk :

 Bapak Rujito dan Ibu Gumi Lestari, yang selalu memeberikan
doa, semangat, dan kasih saying tiada henti.
 Kakak dan adik ku tercinta.
 Raras yang selalu menemani serta mendukung dalam kondisi.
apapun, kapanpun, dimanapun dan bagaimanapun.
 Keluarga besar Bimbingan dan Konseling 2009.
 Almamaterku Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN

MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta. 24 Oktober 2014
Penulis

Arryanto Wisnu Dwi Prasetyo

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN

MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Nama
Nomor Mahasiswa

: Arryanto Wisnu Dwi Prasetyo
: 091114007

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
“PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU
BK SMP NEGERI DI KECAMATAN TRUCUK”
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas
Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 24 Oktober 2014
Yang menyatakan

Arryanto Wisnu Dwi Prasetyo

vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


ABSTRAK
PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI KEPRIBADIAN
GURU BK SMP NEGERI DI KECAMATAN TRUCUK
Arryanto Wisnu Dwi Prasetyo
Universitas Sanata Dharma
2014
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang persepsi
siswa terhadap kompetensi kepribadian guru BK Sekolah Menengah Pertama
Negeri di Kecamatan Trucuk dan untuk mengetahui butir kompetensi kepribadian
guru BK yang tergolong penguasaannya masih rendah.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Sampel
penelitian sebanyak 108 siswa, teknik pengambilan sampel menggunakan teknik
sampling acak bertingkat proporsional. Teknik pengumpulan data menggunakan
kuesioner skala Likert. Uji instrumen berupa uji validitas dan reliabilitas. Teknik
analisis data yang digunakan adalah teknik kategorisasi jenjang ordinal.
Hasil penelitian ini menunjukkan : (1) sebanyak 69,4% subjek memiliki
persepsi bahwa kompetensi kepribadian guru BK berada pada kategori sangat
baik,(2) sebanyak 28,7% pada kategori baik, (3) tidak ada (0%) pada kategori
cukup baik, (4) 0,9% pada kategori tidak baik, (5) 0,9% pada kategori sangat tidak

baik. Hasil analisis butir item dari instrumen penelitian persepsi siswa kelas VIII
SMP Negeri di Kecamatan Trucuk terhadap kompetensi kepribadian guru BK
menunjukkan sebanyak 42 item (92%) berada pada kategori sangat tinggi, 12 item
(8 %) berada pada kategori tinggi, dan tidak ada item yang berada pada kategori
cukup tinggi, rendah, maupun sangat rendah, namun terdapat item yang memiliki
skor terendah yaitu pada indikator berempati.

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT

STUDENTS’ PERCEPTIONS OF PERSONAL AT STATE JUNIOR HIGH
SCHOOL COMPETENCE OF GUIDANCE AND COUNSELING

TEACHER IN TRUCUK DISTRICT
Arryanto Wisnu Dwi Prasetyo
Sanata Dharma University
2014
This study aims at gaining an overview of students' perception towards
personal competence of guidance and counseling teachers on state Junior High
School in Trucuk District and to know the personality of the teachers
competence items guidance and counseling wich are relatively low mastery.
This type of research is descriptive quantitative research. The research
sample of 108 students, the sampling technique is using proportional stratified
random sampling. The techniques of data collection is using questionnaires
Likert scale. The test instruments are such validity and reliability. The data
analysis technique used is the ordinal level categorization techniques.
The results showed: (1) there is 69,4% of the subjects had a perception
that the personal competence of teachers in guidance and counseling are very
good category, (2) there is 28,7% good, (3) there is no good enough, (4) there
is 0,9% not good, (5) there is 0,9% not very good. The results of analysis
items of research instruments showed that there are 42 items (92%) are in very
high category , 12 items (8%) are in the high category, and no items are fairly
in the high category, low, or very low, but there are items that have the lowest

scores are the indicators of empathize.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR
Asung Kerta Wara Nugraha kepada Sang Hyang Widhi Wasa, karena
berkat karunia-Nya skripsi ini telah selesai indah pada waktunya.
Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Bimbingan dan
Konseling.
Dalam proses penyusunan skripsi ini mendapatkan berbagai masukan,
kritik, dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
2. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si. selaku Ketua Program Studi Bimbingan
dan Konseling, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
3. Ibu Ag. Krisna Indah Marhaeni, S.Pd., M.A. selaku Dosen Pembimbing
yang telah banyak meluangkan waktu dengan kesabaran dalam
memberikan

bimbingan,

pengarahan,

kritik,

dan

saran

untuk

kesempurnaan skripsi ini.
4. Seluruh Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling yang telah
memberikan banyak tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan.
5. Mas St. Priyatmoko yang selalu senantiasa memberikan bantuan dalam
administrasi selama proses perkuliahan hingga terselesaikannya skripsi ini.
6. Bapak/Ibu Kepala SMP Negeri di Kecamatan Trucuk yang telah
memberikan ijin untuk melakukan penelitian.
ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

7. Bapak/Ibu Guru BK di Kecamatan Trucuk Kabupaten Klaten yang telah
senantiasa bersedia membantu kelancaran proses penelitian.
8. Siswa-siswi kelas VIII Tahun ajaran 2013/2014 SMP Negeri 1, 2, dan 3
Trucuk.
9. Orang tua yang telah memberikan bantuan finansial dan dukungan
spiritual selama studi di Universitas Sanata Dharma dan dalam
mengerjakan skripsi.
10. Raras Ari Murti, yang tak lelah menemani, memberi semangat dan
motivasi hingga terselesaikan skripsi ini.
11. Kakak dan Adikku yang selalu memberikan semangat.
12. Seluruh sahabatku di Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan
2009 Universitas Sanata Dharma atas dukungannya.
Skripsi ini telah disusun dalam bentuk skripsi ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak. Skripsi ini belum sempurna karena keterbatasan
kemampuan dan pengetahuan. Dengan rendah hati, saya mengharapkan segala
kritik saran yang sifatnya membangun. Harapan saya, semoga skripsi ini dapat
menjadi sumber inspirasi kapanpun, dimanapun.

Penulis

Arryanto Wisnu Dwi Prasetyo

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...........................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .........................................
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...........................
ABSTRAK ..........................................................................................................
ABSTRACT .........................................................................................................
KATA PENGANTAR .........................................................................................
DAFTAR ISI .......................................................................................................
DAFTAR TABEL ...............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................

i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
xi
xiii
xiv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................
A. Latar Belakang ................................................................................
B. Rumusan Masalah ...........................................................................
C. Tujuan Penelitian .............................................................................
D. Manfaat Penelitian ...........................................................................
E. Definisi Operasional ........................................................................
F. Batasan Istilah ..................................................................................

1
1
6
6
7
7
7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ..............................................................................
A. Persepsi .............................................................................................
1. Pengertian Persepsi .....................................................................
2. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi ..........................................
3. Aspek yang Mempengaruhi Persepsi ..........................................
B. Kompetensi Kepribadian Guru BK ...................................................
1. Pengertian Kompetensi Kepribadian Guru BK ...........................
2. Ciri-ciri Kompetensi Kepribadian Guru BK ...............................
3. Aspek Kompetensi Kepribadian Guru BK ..................................
C. Persepsi Siswa terhadap Kualitas Kompetensi Guru BK ..................

8
8
8
11
13
16
16
17
21
23

BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................
A. Jenis Penelitian .................................................................................
B. Subjek Penelitian ...............................................................................
C. Instrumen Penelitian ..........................................................................
D. Validitas dan Reliabilitas ..................................................................
E. Prosedur Pengumpulan Data .............................................................

26
26
27
28
31
36

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

F. Teknik Analisis Data ........................................................................

37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................
A. Hasil Penelitian .................................................................................
1. Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Kepribadian Guru BK ......
2. Butir Item Terendah dari Instrumen Penelitian ...........................

42
42
42
43

B. Pembahasan .......................................................................................
1. Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Kepribadian Guru BK ......
2. Butir Item Terendah dari Instrumen Penelitian ...........................

44
44
48

BAB V PENUTUP ...............................................................................................
A. Kesimpulan .........................................................................................
B. Saran ...................................................................................................

51
51
52

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................
LAMPIRAN .......................................................................................................

53
55

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL
Tabel 1

Pengelompokan Sampel ……..…………………………………………..........

Table 2

Sampel Penelitian ……………………………………………………………... 28

Tabel 3

Penentuan Skor tiap Alternatif Jawaban ……………………………………… 30

Tabel 4

Kisi-Kisi Kuesioner Kompetensi Kepribadian Guru BK …………………….

Tabel 5

Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian ……………………………………... 34

Tabel 6

Kisi-kisi Instrumen setelah Uji Validitas ……………………………………... 35

Tabel 7

Kualifikasi Reliabilitas ………………………………………………………... 37

Tabel 8

Norma Penggolongan Kategorisasi Persepsi Siswa terhadap Kompetensi
Kepribadian Guru BK ……………..………………………………………….

28

31

39

Tabel 9

Kategori Skor Subjek Penelitian ……………………………………………… 40

Tabel 10

Kategori Skor Item Penelitian ……………………………………………….... 41

Tabel 11

Kategori Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Kepribadian guru BK ……….

Tabel 12

Kategori Butir Item Instrumen Penelitian …………………………………….. 44

xiii

42

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Format Kuesioner Penelitian .........................................................

55

Lampiran 2 : Kuesioner Penelitian yang Telah Diisi oleh Responden ....................

58

Lampiran 3 : Rekam Hasil Analisis Validitas dan Reliabilitas .................................

61

Lampiran 4 : Tabulasi Skor Kuesioner ...............................................................

65

Lampiran 5 : Surat Ijin Penelitian ......................................................................

74

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini secara berurutan diuraikan latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan batasan istilah.
A. Latar Belakang Masalah

Bimbingan dan Konseling berperan untuk membantu peserta didik
untuk menjadi pribadi yang berguna bagi masyarakat, memiliki wawasan
yang luas, menjadi pribadi yang mandiri, mampu menerima diri sendiri
dan lingkungannya, dan mampu mengambil keputusan yang tepat dalam
hidupnya (Prayitno, 2004: 114). Tujuan umum Bimbingan dan Konseling
adalah membantu individu mengembangkan diri secara optimal sesuai
dengan tahap perkembangan yang dimilikinya (seperti kemampuan dasar
dan bakat-bakatnya), berbagai latar belakang yang ada (keluarga,
pendidikan, dan status sosial ekonomi), serta sesuai dengan tuntutan positif
lingkungannya. Tujuan umum BK tersebut merupakan penjabaran dari
fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam UndangUndang No. 20 Tahun 2003 (Sisdiknas, Pasal 3) berikut ini :
“Pendidikan
nasional
berfungsi
mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab”

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2

Terwujudnya tujuan pendidikan nasional, khususnya tujuan umum
bimbingan dan konseling sangat ditentukan oleh kompetensi guru BK sebagai
pelaku atau transmitter layanan bimbingan. Sedikitnya ada dua kategori
kompetensi yang harus dimiliki oleh guru BK (Mulyasa, 2007: 10).
Pertama kompetensi profesional yaitu kemahiran merancang,
melaksanakan, dan mengevaluasi tugas sebagai guru, yang meliputi
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi pendidikan. Kedua, kompetensi
kepribadian yang meliputi etika, moral, pengabdian, kemampuan sosial, dan
spiritual. Kedua kompetensi ini perlu dimiliki oleh guru BK yang perlu
diwujudkan dalam sosok utuh standar kompetensi guru BK.
Belkin (dalam Pujosuwarno, 1992:7) mengatakan bahwa “ciri
kepribadian konselor sangat menentukan berhasil atau tidaknya suatu proses
konseling,

disamping

pengetahuan

dan

keterampilan-keterampilan

professional”. Ciri-ciri konselor sekolah yang baik menurut Belkin
(Pujosuwarno, 1992: 8-9) diantaranya adalah konfrontasi, tulus, jujur, hangat,
empati, polos, hormat, dan positive regard.
Merujuk pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia nomor 27 tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Konselor Pasal 2 yang berbunyi:
“Penyelenggara pendidikan yang satuan pendidikannya
mempekerjakan konselor wajib menerapkan standar
kualifikasi akademik dan kompetensi konselor sebagaimana
diatur dalam Peraturan Menteri paling lambat 5 tahun setelah
Peraturan Menteri ini mulai berlaku (Permendiknas, 2008)”.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3

Apabila ditata ke dalam empat kompetensi pendidik sebagaimana
tertuang dalam PP 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, ada empat
kompetensi yang harus dimiliki oleh konselor, diantaranya; kompetensi
pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi profesional dan salah satunya
adalah kompetensi kepribadian. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan
mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap
peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil
belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
kompetensi yang dimilikinya.
Kompetensi

konselor

berikutnya

yaitu

kompetensi

sosial.

Kompetensi sosial dalam PP 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
adalah kemampuan pendidik sebagai bagian masyarakat untuk berkomunikasi
dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Ketiga
yaitu kompetensi professional, kompetensi professional dalam PP 19/2005
Standar Nasional Pendidikan adalah kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan pendidik
membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan
dalam standar nasional pendidikan. Keempat yaitu kompetensi kepribadian,
kompetensi kepribadian

dalam PP 19/2005 Standar Nasional Pendidikan

adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4

Kinerja guru BK dipengaruhi oleh kualitas penguasaan ke empat
kompetensi tersebut yang dilandasi oleh sikap, nilai, dan kecenderungan
pribadi yang mendukung. Jika guru BK menguasai ke empat kompetensi
tersebut maka tidak perlu diragukan akan kualitas keberhasilan BK di sekolah
(Mulyasa, 2007: 10).
Kenyataannya, terdapat anggapan bahwa guru BK hanya berurusan
dengan siswa yang bermasalah. Anggapan tersebut memicu ketakutan siswa
terhadap guru BK yang kemudian menimbulkan ketidakantusiasan siswa
dalam

mengikuti

bimbingan.

Beberapa

siswa

mengungkapkan

ketidaksukaannya terhadap sikap guru BK yang sering memarahi siswa. Siswa
sering kali mendapatkan pelayanan yang kurang baik dari Guru BK. Guru BK
sering kali kurang memperhatikan kebutuhan siswa, khususnya siswa yang
sedang memiliki masalah. Sebagai contoh, ketika siswa sedang memiliki
masalah enggan untuk berkonsultasi dengan guru khususnya guru BK,
sehingga siswa hanya menyimpan masalahnya sendiri yang pada akhirnya
dapat mengganggu kegiatan belajarnya. Guru BK pada situasi seperti ini
sebaiknya menunjukkan perannya sebagai guru BK yang memiliki kompetensi
kepribadian. Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan
pendekatan secara pribadi dengan siswa dengan tujuan untuk menggali
masalah apa yang sedang dihadapi oleh siswa. Memperhatikan siswa yang
memiliki permasalahan pribadi dapat membantu siswa lebih fokus belajar.
Kasus ini memakai siswa sebagai contoh karena siswa merupakan subyek
penelitian.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5

Berdasarkan uraian yang dipaparkan di atas, peneliti berasumsi
bahwa masalah muncul karena guru BK kurang menguasai salah satu dari
empat standar kompetensi guru BK yang paling mempengaruhi keberhasilan
BK yaitu kompetensi kepribadian yang mencakup bagaimana guru BK
menampilkan dirinya, dan bagaimana tingkah laku guru BK kepada siswa
serta bagaimana guru BK memperlakukan siswa.
Kompetensi kepribadian sangat diperlukan untuk membentuk
karakter guru BK yang berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan
berakhlak mulia. Guru BK yang mampu menguasai kompetensi kepribadian
akan mendukung terbentuknya karakter positif siswa. Guru BK yang mampu
menguasai kompetensi kepribadian, akan lebih disegani dan disenangi oleh
siswa. Timbulnya rasa segan dan senang siswa terhadap guru BK akan dapat
membina hubungan yang positif antara siswa dengan guru BK.
Guru BK yang merupakan salah satu faktor penting dalam
menentukan keberhasilan tujuan pendidikan nasional dan tujuan BK pada
khususnya

perlu

memiliki

kompetensi

keperibadian

yang

memadai.

Kompetensi kepribadian ini, dapat dikembangkan melalui pelatihan-pelatihan
pengembangan kepribadian, mengikuti workshop, dan seminar yang berkaitan
dengan pengembangan kompetensi guru BK.
Berdasarkan hal yang dipaparkan di atas peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian tentang “Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

6

Kepribadian Guru BK di Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kecamatan
Trucuk”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas di atas, maka dapat
dirumuskan masalah yang berikutnya akan diteliti yaitu sebagai berikut :
1. Seberapa baik kompetensi kepribadian guru BK menurut persepsi siswa
Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kecamatan Trucuk kelas VIII tahun
ajaran 2013/2014?
2. Berdasarkan hasil analisis capaian skor butir kompetensi kepribadian guru
BK, butir kepribadian mana sajakah yang tergolong penguasaannya masih
rendah?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan beberapa masalah penelitian yang telah dirumuskan di
atas, penelitian ini memiliki tujuan yaitu untuk:
1. Memperoleh gambaran yang jelas tentang persepsi siswa terhadap
kompetensi kepribadian guru BK Sekolah Menengah Pertama Negeri di
Kecamatan Trucuk kelas VIII tahun ajaran 2013/2014.
2. Mengidentifikasi capaian skor butir kompetensi kepribadian guru BK yang
tergolong penguasaannnya masih rendah.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

7

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini kiranya dapat digunakan untuk menambah
wawasan di bidang bimbingan dan konseling, khususnya dalam
membangun kompetensi kepribadian.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru BK, hasil penelitian ini kiranya menjadikan bahan refleksi
dalam meningkatkan kompetensi kepribadian.
b. Bagi peneliti, hasil penelitian ini menjadi masukan yang sangat
berharga untuk mengembangkan kompetensi kepribadian sebagai
calon guru BK.
E. Definisi Operasional
Persepsi siswa terhadap kompetensi kepribadian guru BK yaitu
interpretasi siswa mengenai perilaku guru BK dalam dalam memwujudkan
dirinya sebagai pribadi yang mandiri untuk melakukan transformasi diri,
identitas diri, dan pemahaman diri yang meliputi kemampuan untuk mengolah
diri, memahami diri, mengendalikan diri, dan menghargai diri.
F. Batasan Istilah
Persepsi siswa terhadap kompetensi kepribadian guru BK adalah
pengalaman siswa dalam mengamati kemampuan kepribadian guru BK yang
mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta
didik, dan berakhlak mulia.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
LANDASAN TEORI
Bab ini mengkaji landasan teori yang berkaitan dengan masalah penelitian.
Topik-topik yang dibahas antara lain pengertian persepsi, faktor-faktor yang
mempengaruhi persepsi, aspek-aspek persepsi, kompetensi guru bimbingan dan
konseling, kompetensi kepribadian guru bimbingan dan konseling, dan aspekaspek kompetensi kepribadian guru bimbingan dan konseling.

A. Persepsi
Bagian ini menjelaskan pengertian persepsi, faktor-faktor yang
mempengaruhi persepsi, dan aspek-aspek yang mempengaruhi persepsi.

1. Pengertian Persepsi
Moskowitz dan Orgel (Walgito, 2003: 46) menjelaskan bahwa
persepsi merupakan proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap
stimulus yang diterima oleh individu sehingga menjadi sesuatu yang
berarti, dan merupakan sesuatu aktivitas yang integrated dalam diri
individu. Persepsi dijelaskan merupakan aktivitas yang integrated maka
seluruh pribadi, seluruh apa yang ada dalam diri individu ikut aktif
berperan dalam persepsi.
Persepsi merupakan suatu proses yang digunakan individu untuk
mengelola dan menafsirkan pesan indera dari lingkungan dalam rangka
memberikan makna kepada lingkungan dengan cara mengorganisir dan
menginterpretasi sehingga akan mempengaruhi perilaku individu (Robbins

8

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

9

2003). Gibson (1998) dan Sarwono (2000) menambahkan bahwa persepsi
melibatkan alat indra dan proses kognisi yaitu menerima stimulus,
mengorganisasi stimulus serta menafsirkan stimulus dengan proses
tersebut akan mempengaruhi perilaku dan sikap individu.
Definisi yang sama juga diungkapkan Solso, dkk (2008) bahwa
persepsi melibatkan kognisi dalam penginterpretasian terhadap informasi.
Kejadian-kejadian atau informasi tersebut diproses sesuai pengetahuan
yang dimiliki individu sebelumnya mengenai objek persepsi yang di
interpretasikannya. Menurut McDowwell & Newel (1996) persepsi
dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri individu yaitu perasaan sehingga
mampu mempengaruhi persepsi individu tersebut.
Rahmat (2005) menyebutkan persepsi dibagi menjadi dua bentuk
yaitu positif dan negatif, apabila objek yang dipersepsi sesuai dengan
penghayatan dan dapat diterima secara rasional dan emosional maka
manusia akan mempersepsikan positif atau cenderung menyukai dan
menanggapi sesuai dengan objek yang dipersepsikan. Apabila tidak sesuai
dengan penghayatan maka persepsinya negatif atau cenderung menjauhi,
menolak dan menanggapinya secara berlawanan terhadap objek persepsi
tersebut.
Menurut

Irwanto,

dkk

(1988:55)

persepsi

adalah

proses

diterimanya rangsang suatu obyek, kualitas, hubungan antar gejala,
maupun peristiwa sampai ransang itu disadari dan dimengerti. Pengertian
tersebut senada dengan yang diungkapkan oleh Walgito (2003: 45) bahwa

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

10

persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan.
Proses yang dimaksud adalah proses diterimanya stimulus oleh individu
melalui panca indera dan dilanjutkan oleh syaraf ke otak sebagai pusat
susunan syaraf. Stimulus yang diterima oleh individu tersebut kemudian
diorganisasikan, diinterpretasikan sehingga individu menyadari apa yang
diinderanya itu. Disimpulkan bahwa individu menerima stimulus melalui
alat

indera,

kemudian

individu

tersebut

mengorganisasikan,

menginterpretsikan sehingga stimulus yang diterima oleh alat indera
tersebut menjadi sesuatu yang bermakna.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
persepsi merupakan proses yang berlangsung dalam diri individu. Proses
yang yang dimaksud adalah mengorganisasikan, menginterpretasikan, dan
menilai rangsangan-rangsangan yang diterima oleh alat indera sehingga
rangsangan tersebut menjadi bermakna serta individu dapat memahami
dan menyadari keadaan di sekitarnya. Rangsangan yang dimaskud berupa
orang, benda, peristiwa, perilaku, dan hal lain yang ditemui dalam
kehidupan.
Persepsi antara individu satu dengan yang lain tentu berbeda,
begitu pula dengan siswa yang menjadi subjek dalam penilitian ini. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya yaitu perhatian
yang selektif, sifat-sifat rangsang, nilai-nilai dan kebutuhan individu, serta
pengalaman terdahulu. Penjelasan lebih lanjut akan dibahas ditopik yang
berikut ini.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

11

2. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Menurut

Irwanto,

dkk

(1988)

ada

empat

faktor

yang

mempengaruhi persepsi sebagai berikut.
a. Perhatian yang selektif
Perhatian adalah proses konsentrasi pikiran atau pemusatan
aktivitas mental. Perhatian melibatkan proses seleksi terhadap
beberapa obyek yang hadir pada saat yang bersangkutan, kemudian
pada saat yang bersamaan pula seseorang memilih hanya satu obyek,
sementara objek-objek yang lain diabaikan.
Suatu rangsang mendapat perhatian dari individu, maka
rangsang tersebut akan disadari dan ditanggapi dengan cepat oleh
individu tersebut. Rangsang yang kurang mendapat perhatian akan
kurang disadari dan kurang ditanggapi. Semakin besar perhatian
seseorang, semakin besar kesadarannya akan rangsang itu dan semakin
besar pula kemungkianan orang yang bersangkutan menanggapinya.
Semakin kecil perhatian seseorang, semakin kecil kesadarannya akan
rangsang yang bersangkutan dan semakin kecil pula kemungkinan
individu untuk menanggapinya. Sebagai contoh seorang siswa yang
sedang mengikuti bimbingan klasikal, jika dia memusatkan perhatian
penuh terhadap proses bimbingan maka materi bimbingan yang
diberikan oleh guru BK akan dapat dia pahami dan akan dapat
berkesan baginya. Sebaliknya, jika siswa tersebut tidak memusatkan
seluruh perhatian pada materi yang dijelaskan oleh guru BK tersebut

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

12

maka kecil kemungkinan siswa tersebut memahami dan mengerti
materi yang dijelaskan oleh guru.
b. Sifat-sifat rangsang
Rangsang yang bergerak akan lebih menarik perhatian bagi
seseorang daripada rangsang yang diam. Seseorang akan menaruh
perhatian pada rangsang yang ukurannya lebih besar daripada rangsang
yang ukurannya kecil. Rangsang yang akan lebih mendapat perhatian
seseorang adalah rangsang yang berlatar belakang kontras daripada
yang berlatar belakang biasa. Rangsang yang akan lebih mendapat
perhatian adalah rangsang yang intensitas rangsangnya paling kuat.
Contohnya siswa akan lebih cepat menerima rangsangan dan lebih
cepat memahami materi bimbingan yang disampaikan melalui suatu
bentuk kegiatan, dinamika, maupun media tertentu menarik.
c. Nilai-nilai dan kebutuhan individu
Persepsi juga ditentukan oleh sejauh mana rangsang itu bernilai
bagi seseorang dengan kebutuhannya. Nilai yang dianut dan kebutuhan
yang berbeda akan menyebabkan perbedaan persepsi. Walaupun
rangsang yang dihadirkan pada dua orang sama, namun persepsi yang
terjadi bisa jadi berbeda karena perbedaan nilai dan kebutuhannya.
Contoh setiap siswa pasti memiliki kebiasaan dan gaya belajar yang
berbeda-beda. Maka dari itu, guru BK dapat memberikan bimbingan
untuk mengatur kebiasaan dan gaya belajar siswa supaya lebih teratur.
Guru BK dapat memberikan panduan membuat jadwal kegiatan sehari-

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

13

hari bagi siswa sehingga siswa dapat melaksanakan jadwal yang telah
disusunnya sendiri.
d. Pengalaman terdahulu
Perhatian seseorang terhadap rangsang turut ditentukan oleh
pengalaman akan rangsang yang dimiliki sebelumnya. Pengalamanpengalaman terdahulu sangat mempengaruhi bagaimana orang
mempersepsikan dunianya. Contoh seorang siswa SMP sering
mendapatkan teguran dan hukuman dari guru BK. Maka ketika siswa
memasuki bangku SMA, siswa merasa tidak suka dengan setiap guru
BK yang ada di SMA tersebut walaupun siswa tersebut tidak pernah
mendapat teguran dari guru BK di SMA.

3. Aspek yang Mempengaruhi Persepsi
Pengertian

persepsi

sebagaimana

dijelaskan

di

atas

memperlihatkan aspek-aspek pokok persepsi. Aspek-aspek tersebut berupa
rangsang, tanggapan, dan perilaku (Walgito, 1994:54).
a. Rangsang
Rangsang dapat berasal dari luar diri individu, dapat pula
berasal dari dalam diri individu. Rangsang yang berasal dari luar
individu mengenai alat indera selaku penerima rangsang sebagai
resptor, lalu meneruskan ke syaraf penerima atau sensoris, sedangkan
rangsang yaang berasal dari dalam individu langsung mengenai
penerima.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

14

b. Tanggapan
Tanggapan terjadi dalam suatu proses yang disebut proses
persepsi.

Proses

persepsi

bermula

dari

adanya

objek

yang

menimbulkan rangsang, lalu rangsang diterima oleh reseptor. Tahap ini
disebut kelaman, karena terjadinya secara alamiah. Rangsang yang
diterima oleh reseptor diteruskan ke syaraf sensori setelah mengalami
penyeleksian, dan dilanjutkan oleh syaraf ke otak sebagai pusat
kesadaran. Tahap ini disebut proses fisiologis, karena terjadi dalam diri
individu.
Proses terakhir terjadi di otak, yang memungkinkan individu
menyadari sepenuhnya rangsang yang diterima melalui reseptor, tahap
ini disebut tahap psikologis karena berhubungan dengan penyadaran.
Proses yang terjadi di otak juga merupakan proses persepsi
sebenarnya. Setiap rangsang yang disadari kemudian ditanggapi oleh
individu melalu syaraf motorik.
c. Perilaku
Proses persepsi merupakan suatu penilaian, pendapat, dan
pandangan. Setiap nilai, pendapat, dan pandangan yang dianggap
penting oleh individu menuntut individu untuk melaksanakannya.
Persepsi perlu dilihat dalam rangkaian perilaku. Persepsi berfungsi
sebagai persiapan keperilaku yang konkret.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

15

Aspek persepsi menurut McDowwell & Newel (1996) , yaitu:
a. Kognisi
Aspek kognisi merupakan aspek yang melibatkan cara berpikir,
mengenali, memaknai suatu stimulus yang diterima oleh panca indera,
pengalaman atau yang pernah dilihat dalam kehidupan sehari-hari.
Hurlock (1999) menambahkan bahwa aspek kognitif didasarkan atas
konsep suatu informasi, aspek kognitif ini juga didasarkan pada
pengalaman pribadi dan apa yang dipelajari. Contoh, siswa yang
melihat guru BK rajin menjalankan ibadah, maka siswa akan memiliki
persepsi positif bahwa guru BK tersebut taat beribadah kemudian
siswa akan menirukan kebiasaan guru taat beribadah.
b. Afeksi
Aspek afeksi merupakan aspek yang membangun aspek
kognitif. Aspek afektif ini mencakup cara individu dalam merasakan,
mengekspresikan emosi terhadap stimulus berdasarkan nilai-nilai
dalam dirinya yang kemudian mempengaruhi persepsinya. Contoh,
siswa yang memiliki persepsi bahwa guru BK taat beribadah, maka dia
akan merasa kagum dan dapat menjadi contoh yang baik bagi siswa.
Kesimpulannya, bahwa persepsi terbentuk dari aspek-aspek yang
mendukung mulai dari adanya rangsangan, kemudian akan menimbulkan
tanggapan dan akan menciptakan suatu perilaku terhadap sesuatu yang
diterima oleh panca indera. Tanggapan dari stimulus akan diekspresikan
oleh emosi atau perasaan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

16

B. Kompetensi Kepribadian Guru Bimbingan dan Konseling
Pada bagian ini dipaparkan pengertian kompetensi kepribadian guru
bimbingan dan konseling, ciri-ciri kompetensi kepribadian guru bimbingan
dan konseling, dan aspek-aspek kompetensi kepribadian bimbingan dan
konseling.

1. Pengertian Kompetensi Kepribadian Guru Bimbingan dan Konseling
Menurut Mulyasa (2007:117), kompetensi kepribadian adalah
kemampuan yang melekat

dalam diri pendidik secara mantap, stabil,

dewasa, arif dan berwibawa menjadi teladan bagi anak didik, dan
berakhlak mulia.
Kompetensi kepribadian adalah seperangkat perilaku yang
berkaitan dengan kemampuan individu dalam mewujudkan dirinya sebagai
pribadi yang mandiri untuk melakukan transformasi diri, identitas diri, dan
pemahaman diri (Kunandar, 2009:55). Kompetensi kepribadian meliputi
kemampuan untuk mengolah diri, memahami diri, mengendalikan diri, dan
menghargai diri.
Kompetensi kepribadian guru BK (personal competencies)
merujuk pada kualitas pribadi guru BK yang berkenan dengan kemampuan
untuk membina hubungan baik antarpribadi (rapport) secara sehat, etos
kerja, dan komitmen profesional, landasan etik dan oral dalam berperilaku,
dorongan, dan semangat untuk mengembangkan diri, serta berkaitan
dengan kemampuan untuk melakukan pemecahan masalah. Kompetensi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

17

kepribadian guru BK juga berupa kepribadian yang mantap, stabil,
dewasa, arif, berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak
mulia.

2. Ciri-ciri Kompetensi Kepribadian Guru Bimbingan dan Konseling
Cavanagh (Syamsu Yusuf, 2010: 37-44) mengemukakan bahwa
karateristik kualitas kepribadian guru BK sebagai berikut.
a. Pemahaman diri (self-knowledge)
Pemahaman diri ini berarti guru BK memahami dirinya dengan
baik, dia memahami secara pasti apa yang dia lakukan, mengapa dia
melakukan hal itu, dan masalah apa yang harus diselesaikan.
Pemahaman diri sangat penting, karena beberapa alasan sebagai
berikut:
1) Guru BK yang memiliki persepsi yang akurat tentang dirinya
cenderung akan memiliki persepsi yang akurat juga tentang orang
lain khususnya konseli.
2) Guru BK yang terampil dalam memahami dirinya, maka dia akan
terampil juga memahami orang lain.
3) Guru BK yang memahami dirinya, maka dia akan mampu
mengajarkan cara memahami diri itu kepada orang lain.
4) Pemahaman tentang diri memungkinkan guru BK untuk dapat
merasa dan berkomunikasi secara jujur dengan orang lain.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

18

Guru BK harus memiliki kemampuan pemahaman diri yang
baik. Guru BK akan dapat memahami diri konseli dengan baik apabila
dia telah memahami dirinya sendiri dengan baik pula.
b. Kompeten (competent)
Kompeten diartikan bahwa guru BK harus memiliki kuaitas
fisik, intelektual, emosional, sosial, dan moral sebagai pribadi yang
berguna. Kompetensi sangatlah penting bagi guru Bimbingan dan
Konseling, sebab orang lain khususnya konseli akan belajar dan
mengembangkan kompetensi-kompetensi yang diperlukan untuk
mencapai kehidupan yang efektif dan bahagia.
c. Kesehatan psikologis
Guru BK dituntut memiliki kesehatan psikologis yang lebih
baik dari konseli. Hal ini penting karena kesehatan psikologis
(psychological healt) guru BK akan mendasari pemahamannya
terhadap perilaku dan keterampilannya. Guru BK yang kesehatan
psikologisnya baik memilii kualitas sebagai berikut:
1) Memperoleh pemuas dan kebutuhan rasa aman, cinta, kekuatan,
dan seks.
2) Dapat mengatasi masalah-masalah pribadi yang dihadapinya.
3) Menyadari kelemahan dan keterbatasan kemampuan dirinya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

19

d. Dapat dipercaya (trustworthiness)
Kualitas ini berarti bahwa guru BK tidak menjadi ancaman
penyebab kecemasan bagi konseli. Guru BK yang dipercaya cenderung
memiliki kualitas sikap dan perilaku sebagai berikut:
1) Memiliki pribadi yang konsisten
2) Dapat dipercaya oleh orang lain, baik ucapannya maupun
perbuatannya.
3) Tidak pernah membuat orang lain kecewa.
4) Bertanggung jawab, mampu merespon orang lain secara utuh,
danmampu membantu secara penuh.
e. Jujur (honest)
Guru BK dituntut untuk bersikap transparan (terbuka), autentik,
dan asli (guine). Guru BK yang jujur memiliki karateristik sebagai
berikut:
1) Bersikap kongruen, artinya sifat-sifat dirinya yang dipersepsi oleh
dirinya sendiri sama seperti yang dipersepsikan oleh orang lain.
2) Memiliki pemahaman yang jelas tentang makna kejujuran.
Guru BK yang memiliki sikap kongruen yaitu guru yang
menampilkan kepribadian secara apa adanya dan alami. Guru BK yang
menampilkan kepribadianya secara alami tidak dibuat-buat akan
terlihat nyaman dan santai saat menjalankan kehidupan sehari-hari.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

20

f. Kekuatan (strength)
Kekuatan atau kemampuan konsleor sangat penting dalam
menjalin hubungan dengan konseli, sebab dengan hal itu konseli akan
merasa aman. Konseli akan memandang guru BK sebagai orang yang
tabah dalam menghadapi masalah, dapat mendorong konseli untuk
mengatasi masalahnya, dan dapat menanggulangi kebutuhan dan
masalah pribadi. Kekuatan yang harus dimiliki oleh guru BK bukan
berarti kekuatan fisik, akan tetapi merupakan kekuatan jiwa atau
mental.
Guru BK yang kuat misalnya saat melakukan bimbingan
individual dengan konseli yang memiliki masalah berat hingga
membuat konseli menangis saat menceritakan masalahnya, maka pada
situasi seperti itu guru BK tidak akan terbawa situasi haru. Sebaliknya,
guru BK harus lebih tabah dan tegar untuk meyakinkan konseli bahwa
dia sedang berbicara dengan orang yang tepat. Dengan demikian
konseli akan merasa aman dan nyaman selama proses bimbingan. Guru
BK wajib untuk membantu konseli yang sedang menghadapi masalah.
g. Bersikap hangat
Bersikap hangat itu adalah ramah, penuh perhatian, dan
memberikan kasih sayang.
h. Sabar (patience)
Melalui kesabaran guru BK dalam menjalin hubungan dengan
konseli dapat membantu konseli untuk mengembangkan dirinya secara

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

21

alami. Sikap sabar guru BK menunjukan lebih memperhatikan diri
konseli daripada hasilnya. Guru Bimbingan dan Konseli yang memiliki
kesabaran tidak akan marah atau mengeluarkan kata-kata kasar
terhadap konseli yang tidak mengikuti aturan dan cenderung
menyepelekan guru BK selama proses bimbingan berlangsung.
i. Kepekaan (sensitivity)
Guru BK menyadari tentang adanya dinamika psikologis yang
tersembunyi atau sifat-sifat mudah tersingung, baik pada diri konseli
maupun pada dirinya sendiri. Guru BK yang memiliki kepekaan, tidak
akan mudah terpengaruh emosinya oleh situasi yang membuatnya
tidak nyaman. Guru BK juga harus dapat membaca karakter konseli
dengan tidak sembarangan mengucapkan kata-kata yang dapat
menyinggung konseli.

3.

Aspek-aspek

Kompetensi

Kepribadian

Guru

Bimbingan

dan

Konseling
Bertolak dari undang-undang No. 20/2003 Pasal 1 (1) yang
menyatakan

bahwa

pendidikan

merupakan

usaha

sadar

untuk

memwujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didiksecara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan Negara. Maka pendidik yang di dalamnya termasuk guru
bimbingan dan konseling, sepantasnya adalah pribadi-pribadi yeng

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

22

memiliki karateristik sebagaimana yang tertuang dalam PP No.19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagai berikut:
a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa yaitu dengan
menampilkan kepribadian yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa; konsisten dalam menjalankan kehidupan beragama
dan toleran terhadap pemeluk agama lain; berakhlak mulia dan berbudi
pekerti luhur.
b. Menghargai

dan

menjunjung

tinggi

nilai-nilai

kemanusiaan,

individualitas dan kebebasan memilih yaitu dengan mengaplikasikan
pandangan positif dan dinamis tentang manusia sebagai makhluk
spiritual, bermoral, sosial, individual, dan berpotensi;menghargai dan
mengembangkan potensi positif individu pada umumnya dan konseli
pada khususnya;peduli terhadap kemaslahatan manusia pada umumnya
dan konseli pada khususnya;menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia sesuai dengan hak asasinya; toleran terhadap permasalahan
konseli;bersikap demokratis.
c. Menunjukkan integritas dan stabilitas kepribadian yang kuat dapat
dilakukan dengan menampilkan kepribadian dan perilaku yang terpuji
(seperti berwibawa, jujur, sabar, ramah, dan konsisten ); menampilkan
emosi yang stabil; peka, bersikap empati, serta menghormati
keragaman dan perubahan;menampilkan toleransi tinggi terhadap
konseli yang menghadapi stres dan frustasi.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

23

d. Menampilkan kinerja berkualitas tinggi dapat dilakukan dengan
menampilkan tindakanyang cerdas, kreatif, inovatif, dan produktif;
bersemangat, berdisiplin, dan mandiri; berpenampilan menarik dan
menyenangkan; berkomunikasi secara efektif.
e. Cerdas, kreatif, mandiri, dan berpenampilan menarik. Ciri ini sangat
diperlukan oleh seorang guru bimbingan dan konseling, sebab ia harus
dapat mengambil keputusan tentang tindakan apa yang seharusnya
dilakukan dalam menghadapi klien yang seperti apapun kondisinya. Ia
juga harus dapat menarik hati klien karena banyak klien yang sebelum
bertemu dengan guru BK sudah mempunyai pandangan negatif
terhadapnya. Banyak klien yang bukannya terdorong untuk menemui
guru Bimbingan dan Konseling, tetapi malah takut atau benci.

C. Persepsi Siswa Terhadap Kualitas Kompetensi Kepribadian Guru
Bimbingan dan Konseling.
Rahmat (2005) menyebutkan persepsi dibagi menjadi dua bentuk
yaitu positif dan negatif, apabila objek yang dipersepsi sesuai dengan
penghayatan dan dapat diterima secara rasional dan emosional maka manusia
akan mempersepsikan positif atau cenderung menyukai dan menanggapi
sesuai dengan objek yang dipersepsikan. Apabila tidak sesuai dengan
penghayatan maka persepsinya negatif atau cenderung menjauhi, menolak dan
menanggapinya secara berlawanan terhadap objek persepsi tersebut.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

24

Robbins (2002) menambahkan bahwa persepsi positif merupakan
penilaian individu terhadap suatu objek atau informasi dengan pandangan
yang positif atau sesuai dengan yang diharapkan dari objek yang
dipersepsikan atau dari aturan yang ada, sedangkan persepsi negatif
merupakan persepsi individu terhadap objek atau informasi tertentu dengan
pandangan yang negatif, berlawanan dengan yang diharapkan dari objek yang
dipersepsikan atau dari aturan yang ada. Penyebab munculnya persepsi negatif
seseorang dapat muncul karena adanya ketidakpuasan individu terhadap objek
yang menjadi sumber persepsinya, adanya ketidaktahuan individu serta tidak
adanya pengalaman inidvidu terhadap objek yang dipersepsikan dan
sebaliknya, penyebab munculnya persepsi positif seseorang karena adanya
kepuasan individu terhadap objek yang menjadi sumber persepsinya, adanya
pengetahuan individu, serta adanya pengalaman individu terhadap objek yang
dipersepsikan.
Menurut Leavitt (1997) individu cenderung melihat kepada hal-hal
yang mereka anggap akan memuaskan kebutuhan-kebutuhan mereka, dan
mengabaikan hal-hal yang dianggap merugikan/mengganggu. Menurut
Robbins (2002) keadaan psikologis menjadi sangat berperan dalam proses
intepretasi atau penafsiran terhadap stimulus, sehingga sangat mungkin
persepsi seorang individu akan berbeda dengan individu lain, meskipun
objek/stimulusnya sama.
Davidoff (1988) menambahkan bahwa penafsiran sangat dipengaruhi
oleh karakteristik-karakteristik pribadi dari pelaku persepsi, antara lain sikap,

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

25

motif/kebutuhan, kepentingan/minat, pengalaman masa lalu dan harapan.
Proses persepsi melibatkan intepretasi mengakibatkan hasil persepsi antara
satu orang dengan orang lain sifatnya berbeda (individualistik).
Menurut

Kunandar

(2009),

kompetensi

kepribadian

adalah

seperangkat perilaku yang berkaitan dengan kemampuan individu dalam
memwujudkan dirinya sebagai pribadi yang mandiri untuk melakukan
transformasi diri, identitas diri, dan pemahaman diri. Kompetensi kepribadian
meliputi kemampuan untuk mengolah diri, memahami diri, mengendalikan
diri, dan menghargai diri.
Disimpulkan bahwa persepsi siswa terhadap kompetensi kepribadian
guru BK yaitu interpretasi siswa mengenai perilaku guru BK dalam dalam
memwujudkan dirinya sebagai pribadi yang mandiri untuk melakukan
transformasi diri, identitas diri, dan pemahaman diri yang meliputi
kemampuan untuk mengolah diri, memahami diri, mengendalikan diri, dan
menghargai diri.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB III
METODOL