BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - HUBUNGAN WAKTU TUNGGU PELAYANAN DENGAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN PASIEN INSTALASI RAWAT JALAN POLI SYARAF RSUD dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA - repository perpustakaan
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO (2013), rumah sakit adalah bagian integral dari suatu
organisasi sosial bidang kesehatan, pusat pelatihan bagi tenanga kesehatan dan pusat penelitian medik. Rumah sakit juga sebagai fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) kepada masyarakat (Adisasmito, 2010) Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan Rawat Inap, Rawat Jalan dan Gawat Darurat dan sarana prasarana lainnya. (UU No 49 tahun 2009). Instalasi Rawat Jalan (IRJ) merupakan unit fungsional yang menangani penerimaan pasien di Rumah Sakit, baik yang berobat Rawat Jalan atau yang akan dirawat di Rumah Sakit. Perawatan di Rawat Jalan pertama dilakukan di loket karcis sampai selesai pemberian resep di Apotik. Sarana dan fasilitas Rawat Jalan akan memberikan dampak terhadap kualitas pelayanan terhadap masyarakat, sarana yang memadai dan akses yang mudah dan fasilitas Rumah Sakit yang lengkap akan memberikan pengaruh terhadap pasien pengguna jasa layanan kesehatan (Pratiwi, 2017).
Buhang (2007) dalam Laeliyah dan Subekti (2016) menyatakan Setiap rumah sakit pada dasarnya dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan dan
1 kepuasan pasien sebagai pelanggan. Peningkatan mutu pelayanan merupakan prioritas utama dalam sebuah manajemen rumah sakit, salah satu dimensi mutu pelayanan kesehatan adalah akses terhadap pelayanan yang ditandai dengan waktu tunggu pasien yang cepat, aspek lamanya waktu pasien dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh suatu unit pelayanan kesehatan, sekaligus mencerminkan bagaimana rumah sakit mengelola komponen pelayanan yang disesuaikan dengan situasi dan harapan pasien.
Waktu tunggu pasien merupakan indikator penting bagaimana kualitas pelayanan yang ditawarkan oleh rumah sakit. Lamanya waktu pasien
menunggu untuk dilihat adalah salah satu faktor yang mempengaruhi
layanan kesehatan (Oche and Adamu, 2014). Seringkali masalah waktumenunggu pelayanan ini kurang mendapatkan perhatian oleh pihak manajemen rumah sakit. Suatu rumah sakit mengabaikan waktu tunggu dalam pelayanan kesehatannya maka secara totalitas kualitas pelayanan rumah sakit dianggap tidak profesional (Laeliyah dan Subekti, 2016) Waktu tunggu pelayanan adalah waktu yang digunakan pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan mulai dari tempat pendaftaran sampai masuk ke ruang pemeriksaan dokter. Waktu tunggu di Indonesia ditetapkan oleh Kementrian Kesehatan (Kemenkes) melalui standar pelayanan minimal. Setiap RS harus mengikuti standar pelayanan minimal tentang waktu tunggu ini. Standar pelayanan minimal di rawat jalan berdasar
Kemenkes Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 ialah kurang atau sama dengan 60 menit.
Russel et al (2008) menyatakan waktu tunggu terdiri dari tiga komponen yaitu pejalanan menuju tempat pelayanan, kesehatan, menunggu dan menerima jasa pelayanan kesehatan. Survei waktu tunggu yang dilakukan mereka pada 60674 responden di Amerika menghasilkan waktu perjalanan yang dihabiskan pasien rata- rata 35 menit (95% CI 33. 37), menunggu selama 42 menit (95% CI 37,47) dan menerima jasa pelayanan kesehatan 75 menit (95% CI 70, 79), dan usia pasien terbanyak berusia lebih dari 65 tahun. Hasil survei ini juga menunjukkan bahwa pasien dan keluarga menghabiskan waktu tunggu lebih banyak pada kunjungan rawat jalan dibandingkan dengan waktu dengan dokter untuk mendapatkan pelayanan kesehatan (Febriani, 2012). Penelitian Sukandi et al (2011), menyatakan ketidakpuasan pasien terjadi karena waktu tunggu untuk mendapat pelayanan dirasa sangat lama, waktu tunggu yang dibutuhkan pasien rawat jalan di rumah sakit mulago > 120 menit ( > 2 jam ) menyebabkan ketidakpuasan pasien. f aktor penting
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan diantaranaya kategori klinik yang dikunjungi, waktu tunggu, biaya yang dikeluarkan, aksesibilitas layanan dan kompetensi teknis penyedia. Penelitian Oche and Adamu (2014), menyatakan Enam puluh satu persen 61% (59/96) dari responden menunggu 90-180 menit di klinik, sedangkan 36,1% (35/96) dari pasien dihabiskan kurang dari 5 menit dengan dokter di ruang konsultasi. Alasan yang paling umum untuk waktu yang lama Waktu tunggu di GOPD adalah jumlah pasien yang banyak tetapi tidak sebanding dengan petugas layanan kesehatan.
Penelitian Bustani (2015) menyatakan Waktu tunggu di BKMM Provinisi Sulut masih tergolong lama (> 60 menit) yang disebabkan jumlah pasien yang banyak, kurangnya petugas di loket pendaftaran dan BPJS, gangguan koneksi internet, pendistribusian berkas rekam medik yang sering terlambat, keterbatasan ruangan yang ada, dan keterbatasan SDM yang mempunyai keahlian di bidang refraksi dan rekam medik. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 10 November 2017 di RSUD Goeteng Taroenadibrata Purbalingga di Ruang poli syaraf bahwa terdapat 2 ruang pemeriksaan dan rata-rata pengunjung setiap harinya bisa mencapai 100 lebih pasien. Data pasien kunjungan di poli syaraf pada bulan Oktober 2017 sebanyak 2580 orang pasien.
Dari wawancara yang telah dilakukan pada 5 orang pasien didapatkan rata-rata waktu tunggu pasien antara 90-180 menit untuk mendapatkan pelayanan medis. Pelayanan medis dimulai dari kedatangan pasien untuk mengambil nomor antrian di pendaftaran, dipanggil untuk dilakukan pemeriksaan tekanan darah, ditanyakan keluhan oleh perawat sampai mendapatkan pemeriksaan dokter. Lamanya waktu tunggu dipengaruhi oleh jumlah pasien yang terlalu banyak per hari bisa mencapai 100 pasien, jumlah petugas kesehatan yang tidak sebanding dengan jumlah pasien.
Pasien mengatakan fasilitas yang ada di ruang tunggu poli syaraf kurang memadai contohnya tidak ada tv atau koran untuk membuang kejenuhan pada saat menunggu, jumlah kursi yang tidak sesuai dengan jumlah pasien serta pendingin ruangan yang kurang memadai sehingga ruang tunggu dirasa cukup engap dan panas.
Berdasarkan masalah diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang Hubungan Waktu Tunggu Pelayanan dengan Mutu Pelayanan Pada Pasien Instalasi Rawat Jalan Poli Syaraf di RSUD Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Hubungan Waktu Tunggu Pelayanan dengan Mutu Pelayanan Pada Pasien Instalasi Rawat Jalan Poli Syaraf RSUD dr.R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga C.
Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Untuk Mengetahui Hubungan Waktu Tunggu dengan Mutu Pelayanan Kesehatan Pada Pasien Instalasi Rawat Jalan Poli Syaraf RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga 2.
Tujuan khusus
1. Mengetahui karakteristik responden pasien instalasi rawat jalan poli syaraf RSUD dr. R Goeteng taroenadibrata purbalingga
2. Mengetahui lamanya waktu tunggu pelayanan pasien Instalasi Rawat Jalan Poli Syaraf RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga
3. Mengetahui Mutu Pelayanan Kesehatan Pasien Instalasi Rawat Jalan Poli Syaraf RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga
4. Mengetahui hubungan karakteristik responden dengan mutu pelayanan kesehatan pasien instalasi rawat jalan poli syaraf RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga
5. Mengetahui waktu Tunggu dengan Mutu Pelayanan Pada Pasien Instalasi Rawat Jalan RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga D.
Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang hubungan waktu tunggu dengan mutu pelayanan pada pasien, sehingga pelayanan kepada pasien bisa ditingkatkan agar pasien merasa nyaman.
2. Bagi Institusi Pendidikan Menambah kepustakaan dan referensi tentang Waktu Tunggu dengan Mutu pelayanan Pada Pasien Instalasi Rawat Jalan.
3. Bagi RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga Untuk memberikan informasi dan evaluasi tentang adanya hubungan antara waktu tunggu dengan mutu pelayanan yang diberikan kepada pasien dan sebagai pertimbangan peningkatan mutu pelayanan kesehatan.
E. Penelitian Terkait
1. Oche and Adamu (2014), Determinants of Patient Waiting Time in the General Outpatient Department of a Tertiary Health Institution in North Western Nigeria, Jenis Penelitian ini menggunakan cross-sectional deskriptif dengan dilakukan pada pasien baru yang datang di GOPD Usmanu Danfodiyo University Teaching Rumah Sakit, Sokoto, Nigeria Barat Laut. Kuesioner terstruktur digunakan untuk memperoleh informasi dari 100 pasien yang direkrut ke dalam penelitian menggunakan convenience sampling metode. Data yang dikumpulkan dimasukkan dan dianalisis dengan menggunakan Statistical Package for Social Sciences versi 17, Uji Chi-square digunakan untuk membandingkan perbedaan antara proporsi dengan tingkat signifikansi statistik ditetapkan sebesar 5% (P <0,05). Enam puluh satu persen (59/96) dari responden menunggu 90-180 menit di klinik, sedangkan 36,1% (35/96) dari pasien dihabiskan kurang dari 5 menit dengan dokter di ruang konsultasi. Alasan yang paling umum untuk waktu yang lama Waktu tunggu di GOPD adalah jumlah pasien yang banyak tetapi tidak sebanding dengan petugas layanan kesehatan.
Persamaan penelitian dengan penelitian diatas adalah jenis penelitian dengan pendekatan cross sectional. Perbedaan penelitian dengan penelitian diatas adalah jumlah sampel dan tempat penelitian.
2. Bustani (2015), Analisis lama waktu tunggu pelayanan pasien rawat jalan di balai kesehatan mata masyarakat propinsi sulawesi utara, Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan wawancara pada 7 orang informan sebagai data primer , sedangkan data sekunder diperoleh dari pengamatan langsung/ observasi di BKMM Provinsi Sulut. Hasil penelitian mendapatkan kedatangan pasien di BKMM sudah terjadi sebelum loket pendaftaran dibuka dan kebanyakan pasien datang dengan diantar oleh keluarganya. Selama proses pelayanan ada beberapa kendala yang terjadi antara lain pasien tidak membawa berkas/jaminan yang lengkap, jumlah loket pendaftaran yang terbatas karena kurangnya petugas, ruangan yang kurang memadai, adanya gangguan koneksi internet, serta keterbatasan sumber daya manusia yang ahli dibidang refraksi dan rekam medik. Waktu tunggu di BKMM Provinisi Sulut masih tergolong lama (> 60 menit) yang disebabkan jumlah pasien yang banyak, kurangnya petugas di loket pendaftaran dan BPJS, gangguan koneksi internet, pendistribusian berkas rekam medik yang sering terlambat, keterbatasan ruangan yang ada, dan keterbatasan SDM yang mempunyai keahlian di bidang refraksi dan rekam medik.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian diatas sama sama meneliti tentang waktu tunggu. Perbedaan penelitian dengan penelitian diatas adalah metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif, penelitian diatas menggunakan metode kuantitatif
3. Laeliyah dan Subekti (2016), Waktu Tunggu Pelayanan Rawat Jalan dengan Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan di Rawat Jalan RSUD Kabupaten Indramayu, Rerata waktu tunggu pelayanan pasien di rawat jalan RSUD Kabupaten Indramayu selama 70,18 menit dan sebagian besar kategori waktu lama (> 60 menit). Adanya hubungan antara waktu tunggu pelayanan pasien di rawat jalan dengan kepuasan pasien terhadap pelayanan di rawat RSUD Kabupaten Indramayu, ditunjukkan dengan nilai p =0,042 atau nilai korelasi c h i - s q u are sebesar 4,135.
Persamaan penelitian dengan penelitian diatas sama-sama waktu tunggu pelayanan sebagai variabel bebas nya. Perbedaan penelitian dengan penelitian diatas mengukur tingkat kepuasan pasien adapun penelitian ini yaitu mengukur mutu pelayanan kesehatan.
4. Pratiwi (2017), Hubungan waktu tunggu pelayanan terhadap tingkat kepuasan pasien di poliklinik kebidanan dan kandungan RSUD kota surakarta, Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitikWaktu Tunggu Pelayanan Rawat Jalan dengan Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan di Rawat Jalan RSUD Kabupaten Indramayu dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUD Kota Surakarta. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah responden sebanyak 86 responden. Uji analisis dengan uji spearman rank dengan tingkat kemaknaan p <0,05. Hasil penelitian waktu tunggu pelayanan <60 menit (61,6%) dan kepuasan pasien kategori puas (91,9%). Uji spearman rank p value sebesar 0,029 < 0,05 sehingga terdapat hubungan antara waktu tunggu pelayanan dengan tingkat kepuasan pasien di Poliklinik kebidanan dan Kandungan RSUD Kota Surakarta. Persamaan penelitian dengan penelitian diatas sama-sama waktu tunggu pelayanan sebagai variabel bebas nya. Perbedaan penelitian dengan penelitian diatas mengukur tingkat kepuasan pasien adapun penelitian ini yaitu mengukur mutu pelayanan kesehatan.