BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG - Kurnia Heri Anggartati BAB I

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kematian seorang ibu sewaktu hamil atau dalam waktu 42 hari

  sesudah berakhirnya kehamilan tidak bergantung pada tempat, maupun usia kehamilan. Indikator yang umum digunakan dalam kematian ibu adalah Angka Kematian Ibu (Maternal Mortality Ratio) yaitu jumlah kematian ibu dalam 100.000 kelahiran hidup. Angka ini mencerminkan risiko obstetrik yang dihadapi oleh seorang ibu sewaktu ia hamil. Jika ibu tersebut hamil beberapa kali, risikonya meningkat dan digambarkan sebagai risiko kematian ibu sepanjang hidupnya, yaitu probabilitas menjadi hamil dan probabilitas kematian karena kehamilan sepanjang masa reproduksi. Kematian ibu dibedakan menjadi kematian langsung dan tidak langsung. Kematian ibu langsung adalah sebagian akibat komplikasi kehamilan, persalinan, atau masa nifas dan segala intervensi atau penanganan tidak tepat dari komplikasi tersebut. Kematian ibu tidak langsung merupakan akibat dari penyakit yang sudah ada atau penyakit yang timbul sewaktu kehamilan yang berpengaruh terhadap kehamilan, misalnya malaria, anemia, HIV/AIDS, dan penyakit kardiovaskula (Sarwono, 2008).

  Indikator derajat kesehatan yang utama adalah menurunkan angka kematian ibu dan bayi, salah satu penyebab kematian ibu secara langsung pada ibu hamil, bersalin dan ibu nifas yaitu preeklampsia yang merupakan urutan

  1 kedua setelah penyebab pendarahan. Menurut laporan WHO tahun 2014 Angka Kematian Ibu (AKI) dan angka Kematian Bayi (AKB) di dunia yaitu 289.000 jiwa (WHO, 2014).

  Salah satu cara untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat adalah angka kematian ibu (AKI). Pada tahun 2012 AKI melonjak sangat signifikan dari angka kematian ibu 228 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2012). Penyebab langsung kematian ibu, yang terjadi 90% pada saat persalinan dan segera setelah persalinan, yaitu perdarahan (28%), infeksi (11%), komplikasi perinium 8%, partus macet 5%, trauma obstetrik 5%, emboli 3%, dan ain-lain 11 (Kemenkes RI, 2013).

  Upaya pemerintah untuk menurunkan AKI dan AKB dengan menggunakan pembangunan berkelanjutan SDGs (Sustainable Development

  

Goals ) adalah sebuah kesepakatan pembangunan baru pengganti MDGs, masa

  berlaku 2015-2030. Jika MDGs hanya memiliki delapan tujuan dan 18 target, SDGs memiliki 17 tujuan dan 169 sasaran pembangunan. Target Sustainable

  

Development Goals (SDGs) salah satunya adalah pada tahun 2030

  mengurangi angka kematian ibu hingga dibawah 70 per 100.000 kelahiran hidup dan pada tahun 2030 mengakhiri kematian bayi dan balita yang dapat dicegah, dengan seluruh negara berusaha menurunkanAngka kematian neonatal setidaknya hingga 12 per 1.000 kelahiran hidup. Program dalam menurunkan AKI dan AKB yaitu dengan proporsi kelahiran ditolong oleh tenaga kesehatan yang terampil, ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih dan persalinan difasilitas pelayanan kesehatan (Kementrian Kesehatan Indonesia, 2015)

  Penyebab terbesar Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Banyumas adalah komplikasi obstetrik (90%) yang dikenal dengan trias klasik seperti perdarahan, infeksi dan preeklamsi, atau komplikasi pada saat kehamilan, kelahiran, dan selama nifas yang tidak tertangani dengan baik dan tepat waktu. Jumlah kematian ibu hamil adalah sebanyak 27 orang, dengan rincian 8 orang saat menjalani kehamilan, 8 orang pada saat menjalani persalinan, dan 11 orang pada saat nifas. AKI di Kabupaten Banyumas tahun 2015 sebesar 101 per 100.000 kelahiran hidup. Target dari AKI di Provinsi Jawa Tengah, yaitu 306 per 100.000 kelahiran hidup. (Profil Kesehatan Kabupaten Banyumas, 2015)

  Berbagai strategi operasional program KIA telah dicanangkan di Kabupaten Banyumas, antara lain Asuhan Antenatal Care (ANC) terintegrasi, optimalisasi Sumber Daya Manusia (SDM) bidan, optimalisasi buku Kesehatan Ibu Anak (KIA) dan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K), optimalisasi K1, K4, P4K 3 dengan stiker dan deteksi resiko tinggi, optimalisasi desa siap antar jaga, pemantapan Puskesmas PONED dan Rumah Sakit PONEK, Peningkatan peran Bidan Koordinator, Peningkatan Lintas Program dan Lintas Sektoral, Pembinaan terfokus pada Puskesmas/Bidan dengan kinerja rendah, persalinan dengan 2 bidan, Pelaksanaan Standar Operasional Pelaksanaan (SOP) kunjungan nifas, penggalangan donor darah dengan BABINSA (BadanPembinaan Desa), Peningkatan Program Kelurga Berencana (KB) sertareward dan punishment (Profil Kesehatan Kabupaten Banyumas, 2014)

  Usaha lain untuk menekan AKI pada masa reproduksi salah satunya dengan keluarga berencana (KB). Fungsi KB yaitu untuk mencegah jarak kehamilan yang terlalu dekat. Pencapaian peserta KB aktif terhadap pasangan usia subur di Provinsi Jawa Tengah sebanyak 78,6%. Pada pasangan usia subur yang tidak terlayani KB di Provinsi Jawa Tengah sebanyak 10,6%. Pencapaian peserta KB aktif di Kabupaten Banyumas terhadap pasangan usia subur sebanyak 77,4%. Sedangkan pasangan usia subur yang tidak terlayani KB di Kabupaten Banyumas sebanyak 11,9% (Kemenkes, 2014)

  Bidan diakui sebagai tenaga profesional yang bertanggung jawab dan akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan nasihat selama hamil, masa kehamilan dan masa nifas, memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru lahir dan bayi. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, akses bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan tindakan kegawatdaruratan (Kemenkes RI, 2014).

  Peran serta bidan dalam menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) adalah dengan memberikan asuhan kebidanan yang mencakup empat kegiatan pemeriksaan yang berkesinambungan diantaranya asuhan pada kehamilan, persalinan, bayi baru lahir (BBL), dan Keluarga Berencana (KB). Salah satu faktor untuk menentukan tinggi rendahnya AKI dan AKB adalah dengan melihat kemampuan dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan suatu bangsa (Manuaba, 2010). Peran bidan dalam memberikan Asuhan Berkelanjutan yaitu fungsi bidan sangat penting dalam asuhan yang mandiri, kolaborasi, dan melakukan rujukan yang tepat.

  Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa asuhan kebidanan berkelanjutan mulai dari ibu hamil, bersalin, nifas dan menyusui, bayi baru lahir (BBL) dan neonatus, dan perencanaan keluarga berencana sangat penting karena tanpa adanya pelayanan yang baik, maka tidak akan ada peningkatan kesehatan serta tidak mengurangi angka kesakitan dan kematian di masyarakat. Dengan adanya asuhan pelayanan kesehatan yang baik, dapat diharapkan bisa mengurangi angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi.

  Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk membuat Proposal Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Kebidanan Berkelanjutan Pada Kehamilan, Persalinan, Bayi Baru Lahir (BBL) Dan Neonatus, Nifas Dan Menyusui, Serta Perencanaan Keluarga Berencana (KB) Di Kabupaten Banyumas dengan melakukan pendekatan pada pasien sedini mungkin sejak kehamilan agar mampu memberikan asuhan persalinan dalam upaya mencapai pertolongan yang bersih dan aman dengan memperhatikan aspek asuhan sayang ibu dan sayang bayi mewujudkan ibu sehat bayi lahir dengan sehat.

  Peran bidan dalam hal ini sangat dibutuhkan agar memberikan pelayanan kebidanan kepada kliennya yaitu dengan cara melakukan asuhan kebidanan berkelanjutan tersebut.

B. TUJUAN

  1. Tujuan Umum Mampu memberikan asuhan kebidanan secara berkelanjutan yang dimulai sejak kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, dan perencanaan keluarga berencana (KB) sesuai standar pelayanan kebidanan menggunakan pola pikir manajemen kebidanan varney dan metode pendokumentasian SOAP sesuai Standar Asuhan Kebidanan.

  2. Tujuan Khusus

  a. Mampu melakukan pengkajian dengan mengumpulkan data subyektif dan obyektif pada kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, dan perencanaan keluarga berencana (KB).

  b. Mampu merumuskan diagnosa dan atau masalah kebidanan pada kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, dan perencanaan keluarga berencana (KB).

  c. Mampu melakukan perencanaan asuhan kebidanan pada kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, dan perencanaan keluarga berencana (KB).

  d. Mampu melakukan implementasi pada kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, dan perencanaan keluarga berencana (KB).

  e. Mampu melakukan evaluasi hasil tindakan asuhan kebidanan pada kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, dan perencanaan keluarga berencana (KB). f. Mampu melakukan pencatatan asuhan kebidanan kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan perencanaan keluarga berencana (KB) pada menggunakan pola pikir Varney dan pendokumentsian menggunakan SOAP.

  g. Mampu mengetahui kesenjangan antara teori dan kasus nyata yang terjadi di lapangan.

C. PEMBATASAN KASUS

  1. Sasaran Sasaran dalam pengambilan studi kasus ini adalah ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas dan perencanaan Keluarga Berencana (KB) pada Ny. R umur 29 tahun..

  2. Tempat Asuhan kebidanan berkelanjutan ini dilaksanakan di Desa Linggasari RT/04 RW/03 wilayah kerja Puskesmas 1 Kembaran Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas.

  3. Waktu

  a. Penyusunan proposal dilakukan pada bulan November

  • –Desember 2017.

  b. Waktu pendampingan dan pengambilan data kasus dilakukan dari bulan Maret-Mei 2018

c. Penyusunan laporan Karya Tulis Ilmiah dari bulan April –Mei 2018.

D. METODE PENGUMPULAN DATA

  1. Data Primer

  a. Pengkajian Penulis mengumpulkan data melalui pemeriksaan fisik dengan: 1) Inspeksi

  Inspeksi merupakan teknik pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara melihat sering juga disebut dengan pandang karena indera penglihatanlah yang berperan (Martalia, 2014). 2) Palpasi

  Teknik pemeriksaan palpasi dilakukan secara sentuhan atau rabaan dengan menggunakan jari-jari tangan (Martalia, 2014).

  3) Perkusi Teknik pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mengutuk dapat dilakukan tanpa alat (dengan menggunakan jari-jari tangan pemeriksaan) dan dapat juga dilakukan dengan menggunakan alat seperti hamer (Martalia, 2014).

  4) Auskultasi Teknik pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mendengar biasanya dilakukan menggunakan alat bantu stetoskop untuk memperjelas pendengaran (Martalia, 2014). 5) Pemeriksaan Penunjang

  Merupakan gambaran real time pada layar ultrasonic yang dihasilkan oleh gelombang suara yang dipantulkan kembali dari organ, cairan dan jaringan yang berhadapan dengan janin di dalam uterus sehingga dapat mengetahui usia gestasi, perkembangan janin, dan deteksi abnormalisasi pada janin dan plasenta (Williams, 2002).

  b. Wawancara Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau informasi secara lisan dari seseorang sasaran penelitian (responden), atau bercakap

  • – cakap berhadapan dengan orang tersebut (Notoatmodjo, 2010).

  c. Observasi Penulis mengamati hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya rangsangan (Notoatmodjo,2010).

  2. Data Sekunder

  a. Studi Pustaka Penulis menggunakan buku yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, dan KB (Aziz, 2014) b. Media Elektronik

  Penulis memanfaatkan media elektronik untuk memperoleh referensi- referensi dari jurnal-jurnal kesehatan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, neonatus dan masa perencanaan keluarga berencana (Arif, 2008 : 10). Membuka situs website yang ada kaitannya dengan studi kasus yang dilakukan (Aziz, 2014).

E. SISTEMATIKA PENULISAN

  BAB I : Pendahuluan Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, tujuan penyusunan KTI, pembatasan kasus, metode pengumpulan data, sistematika penulisan. BAB II : Tinjauan Pustaka Bab berisi mengenai teori kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan keluarga berencana. BAB III : Tinjauan Kasus Bab ini memuat dokumntasi asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan. Asuhan kebidanan pada klien yang diperoleh dari pengkajian yaitu data subyektif, data obyektif, pemeriksaan fisik dan dokumentasikan dalam bentuk SOAP.

  BAB IV : Bahasan Berisi perbandingan antara teori dengan kenyataan pada kasus yang disajikan sesuai dengan langkah manajemen SOAP. BAB V : Penutup Bab ini beisikan mengenai kesimpulan dan saran. BAB VI : Daftar Pusktaka Berisi daftar jurnal, buku, data dan hasil penelitian yang digunakan. LAMPIRAN Berisi mengenai data pendukung yang dibutuhkan dalam proses asuhan kebidanan.