GAMBARAN JUMLAH EOSINOFIL PADA PENDERITA ASMA DI PUSKESMAS CUKIR KARYA TULIS ILMIAH

  

GAMBARAN JUMLAH EOSINOFIL PADA PENDERITA

ASMA DI PUSKESMAS CUKIR

KARYA TULIS ILMIAH

Nita Nurdianti

15.131.0076

  

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

  

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2018

  

GAMBARAN JUMLAH EOSINOFIL PADA PENDERITA

ASMA DI PUSKESMAS CUKIR

Karya Tulis Ilmiah

Diajukan dalam rangka memenuhi persyaratan

menyelesaikan Studi Diploma III Analis Kesehatan

pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

  

Insan Cendekia Medika Jombang

NITA NURDIANTI

15.131.0076

  

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

  

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2018

  Gambaran jumlah eosinofil pada penderita asma di puskesmas cukir

  Oleh : Nita Nurdianti

  ABSTRAK

  Asma merupakan suatu keadaan saluran pernafasan mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan yang menyebabkan peradangan dan penyempitan yang bersifat sementara dan asma dapat menimbulkan penyakit paru yang tidak menular. Asma dapat terjadi pada segala usia dengan manifestasi yang sangat bervariasi dan berbeda-beda antara satu individu dengan individu lainnya. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi gambaran jumlah eosinofil pada penderita asma di Puskesmas Cukir.

  Pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Sampel yang diambil yaitu penderita asma dan yang mempunyai riwayat asma di Puskesmas Cukir Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang dengan jumlah populasi 15, sampel diambil sebanyak 13 dengan teknik sampling Quota

  

sampling dengan variabel gambaran jumlah eosinofil pada penderita asma.

  Analisa data penelitian ini menggunakan editing, coding dan tabulating. Pemeriksaan eosinofil dengan menggunakan kamar hitung improved neubauer dan pengenceran eosin.

  Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan sebagian besar dari jumlah sel eosinofil responden normal sebanyak 10 responden (77%) dan diatas nilai normal 3 responden (23%). Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan di Puskesmas Cukir Kabupaten Jombang yang menunjukkan gambaran jumlah eosinofil hampir seluruhnya normal pada penderita asma. Peneliti berharap bahwa penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya agar dilakukan analisa lebih dalam dan lebih spesifik dari tiap sel yang mengalami peningkatan dan memahami pentingnya menjaga kesehatan.

  Kata Kunci : Eosinofil, Penderita Asma

  

THE DESCRIPTION OF THE NUMBER OF EOSINOPHILS IN

ASTHMATICS AT THE CUKIR HEALTH CENTER

By :

  Nita Nurdianti

  

ABSTRACT

Asthma is a narowing of the respiratory tract due to hiperactivity to stimuli

that causes temporary inflammation and narrowing and asthma can cause non-

contagious lung disease. Asthma can occur at any age with manifestations that

vary widely and vary from one individual to another. The purpose of this study

was to identifity the picture of eosinophils in patients with asthma at the cukir

healthcenter.

In this study using descriptive method. Sampels taken were asthma sufferers

and those who hhad a history of asthma at cukir health cemter in jombang

subdistrict, jombang distric with a population of is, the sample teehnique with an

overview of the number of eosinophilsin asthmatics. Analysis of this research

data uses editing, coding and tabulating. Eosinophils exsamination using an

improved neubauer conting room and eosin dilution.

Based on this study shows most of the number of normal respondent

eosinophil cells as much as 77% and above the normal value of 3 respondents

37%.

Based on research conducteed at cukir public health center in jombang

regency which shows the picture of eosinophil count is almost entirely normal in

people with asthma. Researchers hope that this research can be used as a

referene for further research so that a deeper and more specific analysis of each

cell is improved and understands and the importance of maintaining health.

   Key words : Eosinophils, Asthma sufferers

SURAT PERNYATAAN

  Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nita Nurdianti NIM : 15.131.0076 Jenjang : Diploma Program Studi : Analis Kesehatan Menyatakan bahwa naskah Karya Tulis Ilmiah ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk dari sumbernya.

  Jombang, 27 Juni 2018 Saya yang menyatakan,

  Nita Nurdianti NIM : 15.131.0076

RIWAYAT HIDUP

  Penulis dilahirkan di Sidoarjo pada tanggal 27 September 1997 dari pasangan Bapak Moch sueb dan ibu Lilik Nur Hayati. Penulis merupakan anak kedua. Tahun 2009 penulis lulus dari Sekolah MI-Al Hidayah Tarik, Kecamatan Tarik, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur. Tahun 2012 penulis lulus dari Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Tarik. Tahun 2015 penulis lulus dari Sekolah Menengah Atas Tamansiswa Mojokerto. Pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang. Penulis memilih Program Studi DIII Analis Kesehatan dari empat program studi yang ada di Sekolah Tinggi ilmu Kesehatan Insan Cedekia Medika Jombang.

  Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.

  Jombang, 27 Juni 2018 Nita Nurdianti

  NIM : 15.131.0076

  MOTTO :

Semua yang terjadi adalah takdir, namun takdir bisa dirubah dengan

cara berusaha dan berikhtiar semaksimal mungkin.

  

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila

kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan

sungguh-sungguh urusan yang lain.

  PERSEMBAHAN

  Sujud syukur kepada Allah SWT karenanya karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan, serta saya haturkan serta salam kepada Nabi besar Nabi Muhammad SAW. Dengan penuh kecintaan dan keikhlasan saya persembahkan karya tulis ilmiah ini untuk turut berterimakasih kepada:

  1. Sujud syukur kepada Allah SWT karena-Nya karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan, serta saya haturkan shalawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW.

  2. Bapak dan ibuku (Moch Sueb & Lilik Nur Hayati) yang tercinta yang senantiasa menyayangiku, menjagaku, menyemangatiku, merawatku dan mendoakanku di setiap sujud dan langkahnya.

  3. Untuk kakak saya Kiki Anita Rukhi yang senantiasa menyayangiku, mendukungku, menyemangatiku dan mendoakanku selama menempuh pendidikan.

  4. Kakak

  • – kakak dan adikku yang selali memberi semangat dan masukan serta menghiburku dalam proses pengerjakan karya tulis ilmiah ini.

  5. Pembimbing Ruliati, S.KM., M.Kes dan Umaysaroh, S.ST terimakasih telah mendidik dan memberi tugas karya tulis ilmiah ini serta bimbingan dengan penuh kesabaran sehingga terselesaikanya karya tulis ilmiah ini .

  6. Dosen-dosen Sekolah Tinggi Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang dan Almamaterku, terimakasih ini sebagai persembahan atas kebersamaanya selama ini.

  7. Teman-teman analis kesehatan cendekia medika jombang khususnya angkatan 2018 terima kasih sudah menemani hari-hariku, kebersamaan dan kekompakkan kita semoga dapat selalu tercipta, dan terima kasih juga untuk teman- teman yang telah membantu dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga Karya tulis ilmiah ini berhasil terselesaikan. Karya tulis ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan gelar Diploma III Analis Kesehatan STIKes ICMe Jombang yang berjudul “Gambaran Jumlah Eosinofil Pada Penderita Asma Di Puskesmas Cukir”.

  Untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini adalah suatau hal yang mustahil apabila penulis tidak mendapat bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak.

  Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada H. Imam Fathoni, S.KM., M.M selaku Ketua STIKes ICMe Jombang, Sri Sayekti, S.Si., M.Ked selaku Kaprodi D-III Analis Kesehatan, Ruliati, S.KM., M.Kes selaku pembimbing utama dan Umaysaroh, S.ST selaku pembimbing anggota serta, keluarga kecil saya yang selalu mendukung secara materil dan ketulusan do’anya sehingga penulis mampu menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan baik, serta teman-teman seperjuanganku yang selalu memberikan dukungannya. Karya tulis ilmiah jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu kritik dan saran yang dapat mengembangkan karya tulis ilmiah ini sangat penulis harapkan guna menambah pengetahuan dan manfaat bagi perkembangan ilmu kesehatan.

  Jombang, 27 Juni 2018 Penulis

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i HALAMAN JUDUL DALAM ........................................................................ ii SURAT KEASLIAN ................................................................................... iii PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ............................................................ iv ABSTRAK .................................................................................................. v ABSTRACK ............................................................................................... vi LEMBAR PERSETUJUAN KTI .................................................................. ix LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI .......................................................... viii SURAT PERNYATAAN ............................................................................. ix RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... x MOTTO ..................................................................................................... xi PERSEMBAHAN ....................................................................................... xii KATA PENGANTAR .................................................................................. xiii DAFTAR ISI ............................................................................................... xiv DAFTAR TABEL ........................................................................................ xvi DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvii DAFTAR SINGKATAN ............................................................................... xviii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xix

  BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .........................................................................

  1 1.2 Rumusan masalah ...................................................................

  3 1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................

  3 1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................

  3

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Darah ..........................................................................................

  19 4.7 Teknik Pengolahan dan Analisa Data ..........................................

  31 6.2 Saran ..........................................................................................

  28 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan .................................................................................

  25 5.2 Pembahasan ...............................................................................

  24 BAB V HASIL DAN PENELITIAN 5.1 Hasil ............................................................................................

  24 4.10 Lembar Persetujuan ..................................................................

  23 4.9 Etika Penelitian ...........................................................................

  21 4.8 Penyajian Data ............................................................................

  18 4.6 Instrumen Penelitian dan Cara Penelitian ....................................

  4 2.2 Metode Pemeriksaan Jumlah Hitung Sel Darah ..........................

  17 4.5 Definisi Operasional Variabel ......................................................

  17 4.4 Populasi, Sampel dan Sampling ..................................................

  16 4.3 Kerangka Kerja (Frame Work) .....................................................

  16 4.2 Waktu dan Tempat Penelitian .....................................................

  14 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ........................................................................

  13 BAB III KERANGKA KONSEPTUAL 3.1 Kerangka Konsep Tual ................................................................

  10 2.4 Metode Pemeriksaan Eosinofil ....................................................

  10 2.3 Asma ...........................................................................................

  31 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

Hal.

Tabel 4.1 Definis Operasional Variabel Penelitian ............................................. 19Tabel 5.1 Distribusi frekuensi berdasarkan umur responden ............................. 26Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan lama pengobatan .......... 26Tabel 5.3 Distribusi frekuensi berdasarkan lama sakit responden ...................... 27Tabel 5.4 Distribusi frekuensi berdasarkan jenis riwayat penyakit ...................... 27Tabel 5.5 Distribusi frekuensi jumlah sel eosinofil pada penderita asma.............28

  

DAFTAR GAMBAR

Hal.

Gambar 2.1 Eritrosit ........................................................................................... 4Gambar 2.2 Sel darah putih ............................................................................... 5Gambar 2.3 Eosinofil ......................................................................................... 8Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian .................................................... 14Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian .............................................................. 17

DAFTAR SINGKATAN

  MBP : Major Basic Protein EPO : Eosinofil Peroksidase ECP : Eosinofil Cationic Protein O

  2

  : Oksigen CO

  2 : Karbon dioksida

  EDTA : Ethylene Diamine Tetraacetic Acid AINS : Anti Inflamasi Non Sterois EIA : Exercise Induced Asthma RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar NCHS : National Center for Health Statistics APC : Antigen Presenting Cells PG : Prostaglandin LT : Leukotrien PAF : Platelet Activating Factor TX : Tromboksin SO

  2

  : Sulfur Dioksida CGRP : Calcitonin Gene-Related Peptide % : Persentase > : Lebih dari < : Kuran dari

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran I Informed Concent Lampiran II Kuesioner Lampiran III Lembar Observasional (Hasil) Lampiran IV Lembar Konsultasi Lampiran V Lembar Konsultasi Lampiran VI Surat Izin Penelitian dari Stikes Lampiran VII Surat Izin Penelitian dari Dinas Kesehatan Lampiran VIII Surat Izin Penelitian dari Puskesmas Cukir Jombang Lampiran IX Dokumentasi Gambar

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Asma merupakan suatu keadaan saluran pernafasan yang mengalami penyempitan akibat hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu hingga menyebabkan peradangan dan penyampitan yang bersifat sementara dan asma dapat menyebabkan penyakit paru yang tidak menular. Penyempitan ini dikarenakan berbagai rangsangan, seperti serbuk sari, udara dingin, asap, bulu binatang, dan olah raga. Serangan asma dan bronki mengalami kontraksi serta jaringan yang melapisi saluran pernafasan mengalami pembengkakan dikarenakan terjadi peradangan dan pelepasan lender yang berlebihan ke dalam saluran pernafasan. Penderita harus berusaha sekuat tenaga agar dapat bernafas hal ini di karenakan menyempitnya diameter dan saluran pernafasan (Ekarini, 2012). Menurut WHO (World Health Organization) tahun 2011, 235 juta orang di seluruh dunia menderita asma dengan angka kematian lebih dari 8% di negara-negara berkembang yang sebenarnya dapat dicegah. National Center for Health Statistics (NCHS) pada tahun 2011, mengatakan bahwa prevalensi asma menurut usia sebesar 9,5% pada anak dan 8,2% pada dewasa, sedangkan menurut jenis kelamin 7,2% lakilaki dan 9,7% perempuan.

  Di Indonesia, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 mendapatkan hasil prevalensi nasional untuk penyakit asma pada semua umur adalah 4,5 %. Dengan prevalensi asma tertinggi terdapat di Sulawesi Tengah (7,8%), diikuti Nusa Tenggara Timur (7,3%), DI

  2

  Yogyakarta (6,9%), dan Sulawesi Selatan (6,7%). Dan untuk provinsi Jawa Tengah memiliki prevalensi asma sebesar 4,3 %. Disampaikan pula bahwa prevalensi asma lebih tinggi pada perempuan dibandingkan pada laki-laki.

  Berdasarkan studi pendahuluan di Puskesmas Cukir pada tanggal 05 Juni 2018, sampel penderita asma di ambil dari pasien rawat jalan di puskesmas cukir yang diperiksa menggunakan pewarnaan eosin yang berjumlah dua

  

3

  sampel, dan didapatkan hasil 55/mm (normal) dan pada saat itu pasien tidak terjadi alergi maupun asma melainkan melakukan pemeriksaan yang lain. Namun di puskesmas cukir penderita asma tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk mendiaksona penyakit asma, karena penderita asma yang terjadi dipicu bukan karena reaksi Hipersensitifitas penyebab alergi yang biasanya diperiksa IgE dan hitung jenis leukosit.

  Penelitian terhadap penyakit asma akhir

  • – akhir ini terus menerus berkembang untuk mengetahui penyebab pasti dari penyakit asma. Meskipun penyebab pasti penyakit asma masih belum diketahui secara jelas, namun ada beberapa faktor risiko umum yang menjadi pencetus terjadinya kekambuhan asma yaitu udara dingin, debu, asap rokok, stress, infeksi, kelelahan, alergi obat dan alergi makanan (Riskesdas, 2013). Penyakit asma tidak bisa disembuhkan, akan tetapi dengan penanganan yang tepat asma dapat terkontrol sehingga kualitas hidup penderita dapat terjaga. Gejala klinis asma yang khas adalah sesak napas yang berulang dan suara mengi (wheezing) akan tetapi gejala ini bervariasi pada setiap individu, berdasarkan tingkat keparahan dan frekuensi ke kambuhannya (WHO, 2016). Oleh karena itu penderita asma harus melakukan pencegahan agar penyakit asma tidak meningkat dan mengurangi angka kematian penyebab asma di indonesis, salah satunya di Provinsi Jawa Timur, Kota Jombang.

  3

  1.2 Rumusan Masalah

  Bagaimana gambaran jumlah eosinofil pada penderita asma di Puskesmas Cukir?

  1.3 Tujuan

  Untuk mengidentifikasi gambaran jumlah eosinofil pada penderita asma di Puskesmas Cukir.

  1.4 Manfaat

  1.4.1 Teoritis Memberikan acuan terhadap peneliti selanjutnya mengenai gambaran jumlah eosinofil pada penderita asma di Puskesmas Cukir.

  1.4.2 Praktis

  1. Bagi peneliti yang selanjutnya Dapat dijadikan dasar serta guna melakukan penelitian lebih lanjut, khususnya tentang gambaran jumlah eosinofil pada penderita asma di Puskesmas Cukir.

  2. Bagi masyarakat Sebaga informasi tambahan bagi masyarakat mengenai gambaran jumlah eosinofil pada penderita asma di Puskesmas Cukir.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Darah

  2.1.1 Definisi Darah

  Darah yaitu sel yang wujudnya cair terdiri atas dua macam yakni sel darah dan plasma darah. Sel darah terdapat tiga jenis yaitu leukosit dan eritrosit, trombosit. Perbandingan antara berat badan dan volume darah yaitu 12:1, kiranya kurang lebih 5 liter (Pearce, 2006).

  2.1.2 Komponen Darah

1. Eritrosit

Gambar 2.1 Eritrosit (Gandasoebrata, 2013) Gambaran Jumlah Eosinofil Pada Penderita Asma Di Puskesmas Cukir

  Eritrosit tidak mempunyai sel, tetapi memiliki kandung protein hemoglobin, dengan fungsi yakni diproduksi sebagian besar dari oksigen ke paru sampai ke seluruh sel tubuh. Sumsum tulang adalah tempat untuk memproduksi sel eritrosit (Corwin, 2007).

  Eritrosit membentuk melalui beberapa tahap yaitu melalui perubahan dan pembelahan morfologi sel yang memiliki inti mulai

  5

  dari proeritoblas sampai dengan ortokromatik eritroblas, kemudian membentuk retikulosit dan pada akhirnya membentuk eritrosit (Boedina, 1988).

2. Leukosit

Gambar 2.2. Sel Darah Putih (Gandasoebrat, 2013) Gambaran Jumlah Eosinofil Pada Penderita Asma Di Puskesmas Cukir

  Pembentukan sel darah putih yaitu di sumsum tulang dari sel- sel progenitor. Tugas dari sel darah putih yaitu untuk melawan dan mengenali mikroorganism pada reaksi imun serta untuk membantu proses peradangan dan penyembuhan (Corwin, 2007).

  Agranulosit dan granulosit adalah salah dua jenis ada atau tidaknya granula. Leukosit granulosit merupakan

granula yang terlihat berupa tetesan setengah cair dalam

sitoplasmanya serta bentuk nukleus terlihat bervariasi jika

dilihat di bawah mikroskop cahaya. Sedangkan, leukosit

yang tidak mempunyai agranulosit yaitu mempunyai

  6

sitoplasma homogen dengan inti mempunyai bentuk ginjal

atau berbentuk bulat. Ada 3 jenis leukosit granulosit, yakni

basofil eosinofil, dan; neutrofil serta 2 jenis leukosit monosit,

limfosit, dan agranuler (Effendi, 2003).

  Jenis-jenis leukosit:

  1. Neutrofil Neutrofil yaitu sel darah putih yang bertugas untuk memerangi bakteri pembawa penyakit yang memasuki tubuh. Mula-mula bakteri dikepung, kemudian butiran-butiran yang di dalam sel segera melepaskan zat kimia yang dapat mencegah bakteri berkembang biak serta dan menghancurkannya (Segal, 2005).

  2. Basofil Basofil mempunyai diameter 12 μm, sitoplasma basofilik berisi granula yang besar sehinggainti sering tertutupi, mempunyai inti besar yang berbentuk huruf S,. Granula basofil yaitu berbentuk ireguler berwarna metakromatik. Granula basophil mensekresi histamin dan heparin. Basofil yaitu tipe leukosit paling sedikit dapat ditemukan saat pemeriksaan (Gandasoebrata, 2007).

  3. Eosinofil Eosinofil merupakan salah satu dari sel leukosit yang memiliki granula dan tergolong dalam granulosit. Granula dalam sel ini mempunyai afinitas yang tinggi terhadap eosin sehingga pada pewarnaan mengambil zat warna asam eosin dan berwarna merah orange.

  7

  4. Monosit Merupakan leukosit yang tidak bergranula. Inti selnya besar dan berbentuk bulat atau bulat panjang. Diproduksi oleh jaringan limfa dan bersifat fagosit (Bell, 2005).

  5. Limfosit Limfosit adalah leukosit yang tidak bergranula. Intiselnya hampir bundar dan terdapat dua macam limfosit tidak dapat bergerak dan berinti satu. Berfungsi sebagai pembentukan antibodi (Bell dan Rodak, 2002).

3. Trombosit

  Trombosit merupakan fragmen dari megakariosit yang dapat ditemukan didarah tepi yang dapat berperan dalam pembekuan darah (Biomed C dan Lestari, 2011). Platelet atau keping darah dapat disebut juga trombosit. Trombosit memiliki bentuk seperti cakram bikonyeks yang mempunyai diameter 2-3 m dan volume 8- 10 fl (Firkin, 1994). Jumlah sel trombosit normal yaitu antara 150.000-450.000/mm3 dengan rata-rata 250.000/mm3 (Sadikin, 2002).

  8

4. Eosinofil

Gambar 2.3. Eosinofil (Gandasoebrat, 2013) Gambaran Jumlah Eosinofil Pada Penderita Asma Di Puskesmas Cukir

  Eosinofil memiliki diameter 9 μm. Intinya eosinofil berlobus dua, mempunyai retikulum endoplasma, mempumyai apparatus golgi kurang berkembang, dan mitokondria. Kemampuan neutrofil lebih cepat daripada fagositosis eosinofil, namun kurang selektif.

  Ketika terjadi inflamasi, eosinofil dapat ditemukan di karena asma dan alergi (Davoine et al, 2013).

  Eosinofilia merupakan jumlah yang sangat tinggi didalam darah. Eosinofilia memiliki respon pada suatu penyakit. Adanya respon yang tepat terhadap sel yang tidak normal, parasite atau bahan yang menyababkan reaksi alergi, biasanya menunjukan tingginya jumlah eosinofil di dalam darah. Eosinofil akan memasuki aliran darah setelah dibuat di dalam sumsum tulang, dan tinggal di dalam darah dan hanya beberapa jam, kemudian akan masuk ke dalam jaringan di seluruh tubuh. Limfosit dan neutrophil akan terdeteksi jika suatu bahan asing masuk ke dalam

  9

  tubuh oleh, yang akan melepaskan bahan untuk menarik eosinofil ke daerah ini.(Davine et al, 2013).

  Kemudian eosinofil melepaskan bahan yang bersifat racun yang dapat mematikan parasit serta menghancurkan sel yang tidak normal. Penyakit ini memiliki arti kondisi dimana penderita mengalami gangguan pada fungsi tubuh yang disebabkan jumlah eosinofil dalam darah yang mengalami kelebihan. Tapi sebenarnya penyakit ini lebih tepat diartikan sebagai kondisi tubuh seseorang yang berreaksi terhadap suatu penyakit, dimana jika kadar eosinofil meningkat maka akan membuat tubuh menderita semkin cepat bereaksi pertumbuhan sel abnormal atau alergan masuk ke dalam tubuh. Nilai normal eosinofil yaitu 1-3% (Davine

  et al, 2013).

  1. Penyebab Eosinofil Gangguan atau kelainan yang dapat terjadi di organ jantung, secara medis dapat menjadi penyebab penyakit ini.

  2. Gejala Eosinofil Penderita dapat mengalami gejala seperti ini:

  a. Berat badan yang turun karena menurunnya nafsu makan

  b. Mengalami demam

  c. Mengalami kelelahan

  d. Batuk

  e. Rasa sakit pada bagian dada

  10

2.2 Metode Untuk Pemeriksaan Jumlah Hitung Eritrosit

  2.2.1 Cara Manual

  Adapun cara untukmenghitung jumlah sel darah merah,sel darah putih dan trombosit dapat dilakukan dengan metoda manual dengan menggunakan mikroskop. (Wirawan dan Silman, 1996).

  2.2.2 Metode Automatic

  Tes hitung jumlah sel darah menggunakan alat hematoogi analyzer dengan cara automatik dikarenakan akurasinya jauh lebih baik dibandingkan degan perhitungan secara manual. Cara ini mampu meningkatkan kecepatan pemeriksaan dan ketelitian dibandingkan dengan cara manual (Writmann, 1989).

2.3 Asma

  2.3.1 Pengertian Asma

  Asma yaitu penyakit inflamasi kronik pada saluran napas yang dapat melibatkan sel dan elemennya, dimana terjadinya peningkatan hiperesponsif pada jalan napas yang dapat menyebabkan gejala episodik berupa mengi, dada terasa berat, sesak napas dan batuk- batuk terutama pada malam hari dan dini hari. Gejala ini berhubungan dengan adanya obstruksi jalan napas (Ekarini, 2012).

  2.3.2 Patofisiologi

  Asma yaitu proses terjadinya inflamasi dan hipereaktivitas saluran pernafasan guna mempermudah terjadinya obstruksi jalan napas.

  Adanya perubahan pada otot polos dan gangguan saraf otonom, kerusakan sel epitel saluran napas, bronkus juga diduga berperan pada proses hipereaktivitas saluran napas. adanya inflamasi kronik yang khas dan melibatkan dinding saluran nafas, sehingga aliran

  11

  udara menjadi sangat terbatas. Hal ini menyebabkan peningkatan reaktivitas saluran nafas, tetapi dapat kembali secara spontan atau setelah pengobatan. Hipereaktivitas tersebut terjadi sebagai respon terhadap berbagai macam rangsang.

2.3.3 Penyebab Asma

  1. Sensitisasi, adalah ndividu dengan risiko genetik dan lingkungan. Faktor pemicu antara lain alergi dalam ruangan: binatang berbulu, tungau, debu rumah (kucing, anjing, tikus), jamur, ragi dan asap rokok.

  2. Inflamasi, adalah individu yang mengalami sensitisasi, tetapi belum tentu menjadi asma. Proses inflamasi yang berlangsung lama dengan adanya faktor pemacu tersebut yaitu rinovirus, ozon dan pemakaian β2 agonis.

  3. Serangan asma, merupakan individu yang terkena serangan asma secara sepontan (Depkes RI, 2009).

  Faktor utama asma yaitu semua faktor pemacu ditambah dengan udara dingin, aktivitas fisik, metakolin dan histamin. Secara umum faktor utamaserangan asma yaitu :

  1. Alergen Alergen adalah zat-zat tertentu yang bila dihisap atau dimakan dapat menimbulkan serangan asma seperti tepung sari, debu rumah, bulu binatang, beberapa makanan laut tungau, spora jamur, (Muttaqin, 2008). Makanan lain yang dapat menjadi faktor pencetus adalah telur, kacang, bahan penyedap, pengawet, pewarna makanan dan susu sapi (Depkes RI, 2009).

  12

  2. Infeksi saluran pernapasan Infeksi pada saluran napas terutama disebabkan oleh virus.

  Asma yang muncul pada saat dewasa dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti adanya sinusitis, polip hidung, sensitivitas terhadap aspirin atau obat-obat Anti-Inflamasi Non Steroid (AINS), atau dapat juga terjadi karena mendapatkan pemicu seperti debu dan bulu binatang di tempat kerja yang mengakibatkan infeksi saluran pernapasan atas yang berulang. Ini disebut dengan occupational asthma yaitu asma yang disebabkan karena pekerjaan (Ikawati, 2006).

  3. Olahraga atau kegiatan jasmani yang berat Olahraga atau aktivitas fisik yang cukup berat seperti lari cepat dan bersepeda dapat menyebabkan serangan asma exercise (Exercise Induced Asthma/EIA) (Muttaqin, 2008).

  4. Obat-obatan Obat-obatan tertentu biasanya bersifat sensitif atau alergi terhadap asien asma (Muttaqin, 2008).

  5. Polusi udara Polusi udara seperti asap rokok, udara berdebu, asap pabrik atau kendaraan. Asap pembkaran yang berbau tajam dapat mengakibatkan sesak nafas (Muttaqin, 2008).

2.3.4 Tanda dan Gejala Asma

  Gejala asma bersifat episodik, mengi, batuk,rasa, sesak napas berat di dada,. Gejala biasanya timbul atau memburuk terutama senja atau dini hari (Ekarini, 2012). Mengi yang merupakan ciri khas

  13

  asma ketika pasien berusaha memaksakan keluarnya udara. (Price & Wilson, 2006).

2.4 Metode Pemeriksaan Eosinofil

2.4.1 Metode Pipet Thoma Leukosit

  Melakukan pengenceran darah dengan larutan eosin sebanyak 10 kali dan memipet darah dengan menggunakan pipet thoma leukosit sampai dengan angka 1,0 (sebelumnya kelebihan darah diluar pipet dihapus). Memipet larutan eosin sampai angka 11 dan menghomogenkan suspensi hingga tercampur, membuang suspensi 2-3 tetes sebelum dimasukkan kedalam bilik hitung (Gandasoebrata, 2007).

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Pengertian Kerangka Konseptual

  Kerangka konseptual penelitian menurut Sapto Haryoko dalam Iskandar (2008 : 54) menjelaskan secara teoritis secara konseptual variabel penelitian, tentang bagaimana pertautan teori yang berhubungan dengan variabel penelitian yang ingin di teliti, yakni variabel bebas dengan variabel terkait.

  Keterangan : Tidak Diteliti Diteliti

Gambar 3.1. Kerangka Konseptual Gambaran Jumlah Eosinofil Pada Penderita Asma Di Puskesmas Cukir

  Dibawah nilai normal Normal

  Diatas nilai normal

  Asma

  Hitung jenis leukosit

  a. Neutrofil

  b. Basofil

  c. Monosit

  d. Limfosit

  e. eosinofil

  e. Eosinofil Jalur saraf otonom Jalur IgE

  15

  Penjelasan : Pemeriksaan hitung jumlah eosinofil pada penderita asma terdiri dari jalur IgE, jalur saraf otonom, dan hitung jenis leukosit meliputi basofil, neutrofil stab, neutrofil segmen, monosit, limfosit, dan eosinofil dan variabel yang di periksa yaitu sel eosinofil. Yang dilakukan pada penelitian ini yaitu penderita yang memiliki riwayat asma, kemudian diambil sampel darah vena, memipet darah menggunakan pipet thoma leukosit, kemudian di diperiksa dengan perbesaran 10x dan dilanjutkan 40x.

BAB 4 METODE PENELITIAN

  4.1 Desain Penelitian Desain penelitian yaitu struktur konseptual yang dibutuhkan oleh peneliti

  guna menjalankan riset diperlukan guna mengukur, mengumpulkan, dan menganalisa data dengan koefisien (Nasir, Muhith & ldeputri 2011, h. 144).

  Desain penelitian ini yakni deskriptif, dikarenakan peneliti hanya ingin menggambarkan adanya eosinofil pada penderita Asma.

  4.2 Waktu dan Tempat Penelitian Metode penelitian yaitu metode atau cara yang di gunakan dalam

  penelitian. Dalam uraian tersebut terdapat langkah teknis serta operasional penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo 2010. h. 86).

  4.2.1 Waktu Penelitian Waktu penelitian dilakukan pada bulan april sampai dengan bulan juli 2018.

  4.2.2 Tempat Penelitian

  Pelaksanaan penelitian dan pemeriksaan sampel dilakukan di Puskesmas Cukir Jl. Raya Mojowarno No. 9, Cukir,Diwek. Kabupaten Jombang Provinsi Jawa Timur.

  17

  4.3 Kerangka Kerja (frame work) Kerangka kerja penelitian Gambaran Jumlah Eosinofil pada penderita

  Asma sebagai berikut:

Gambar 4.1. Kerangka Kerja (frame work) Gambaran Jumlah Eosinofil Pada Penderita Asma Di Puskesmas Cukir

  4.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

  Pada penelitian ini populasinya adalah 15 sampel darah vena EDTA pada penderita asma dan yang mempunyai riwayat asma.

  Identifikasi Masalah Penyusunan Proposal Pengumpulan Data Populasi

  15 sampel darah vena EDTA

  Sampel

  13 sampel darah (penderita asma dan yang mempunyai riwayat asma)

  Desain penelitian

  Deskriptif

  Penyusunan Laporan Akhir Teknik Sampling

  Quota sampel

4.4.1 Populasi Populasi adalah keseluruhan sampel penelitian (Arikunto 2010).

  18

  4.4.2 Sampel

  Sampel merupakan bahan yang akan digunakan sebagai uji` Pada penelitian kali ini yang digunakan 13 sampel darah vena EDTA pada penderita asma dan yang mempunyai riwayat asma.

  Kriteria :

  a. Inklusi : 1. Usia 15-50 tahun

  2. Perempuan

  3. Penderita asma

  4. Mempunyai riwayat asma

  b. eksklusi : Penderita asma

  4.4.3 Teknik Sampling

  Volume sampling merupakan ukuran dari sampel selama sampel sudah mewakili karakteristik dari populasi (Diehl, 1992). Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu Quota sampling yaitu teknik untuk mendapatkan sampel yang mempunyai ciri-ciri riwayat asma dari populasi tertentu sampai jumlah yang diinginkan (Margono, 2004).

4.5 Devinisi Opeerasional Variabel

4.5.1 Variabel

   Variabel yaitu sesuatu yang digunakan sebagai sifat, ciri, atau

  ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo 2010). Variable dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran jumlah eosinophil pada penderita asma dengan metode pipet thoma leukosit.

  19

4.5.2 Definisi Operasional Variabel

   Definisi operasional variabel merupakan batasan pengukuran

  a. Pipet thoma leukosit

  1. Alat yang digunakan :

  mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik (Arikunto, 2010).

   Instrumen penelitian yaitu alat yang digunakan untuk

  3

  diatas normal >300/mm

  3 Nilai

  normal 50- 300/mm

  3 Nilai

  dibawah normal <50/mm

  3 Nilai

  Nilai normal 50- 300/mm

  Mikroskop dengan perbesaran 10x dan 40x

  Suatu kegiatan untuk mengetahui gambaran eosinofil pada penderita asma

  Alat ukur Parameter kategori Pemeriksaan darah eosinofil pada penderita asma

  Variabel Definisi Operasional

Tabel 4.1 Definisi operasional variabel pemeriksaan darah pada penderita asma

  Definisi operasional variabel pada penelitian ini dapat digambarkan pada tabel 4.1

  variabel atau pengumpulan data. Di samping variabel harus didefinisi operasionalkan juga perlu dijelaskan cara atau metode pengukuran, hasil ukur, serta skala pengukuran yang digunakan (Notomodjo, 2010).

4.6 Instrumen Penelitian Dan Cara Penelitian

4.6.1 Instrumen Penelitian

  20

  b. Kamar hitung Improved Neubauer

  c. Cover glass

  d. Mikroskop

  e. Label

  f. Spuit

  g. Kapas

  2. Bahan yang digunakan :

  a. Larutan Eosin, ysng mengandung :

  1. Larutan Eosin 2% 5ml

  2. Aceton 5ml

  3. Aquadest add 100ml

  b. Darah Vena dengan Antikoagulan (EDTA)

  c. Alkohol 70%

4.6.2 Prosedur Penelitian

  1. Tahap pemeriksan sampel

  a. Menyiapkan alat dan bahan

  b. Mengisi pipet Thoma Leukosit : 1. Memipet darah sampai tanda garis 1,0 tepat.

  2. Menghapus kelebihan darah yang melekat pada ujung pipet.

  3. Memasukkan pipet dalam Larutan Eosinofil. Pipet dipegang pada sudut 45 dan larutan eosinofil dihisap perlahan-lahan sampai tanda 11.

  4. Mengangkat pipet dari larutan Eosinofil, menutup ujung pipet menggunakan jari. Kemudian lepskan karet penghisap.

  5. Mengocok selama 15-30 detik.

  c. Mengisi kamar hitung

  1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan

  21

  2. Mengocok pipet selama 3 menit, menjaga jangan sampai ada cairan terbuang.

  3. Membuang 3-4 tetes cairan dalam pipet.

  4. Membiarkan kamar hitung selama 2-3 menit agar eosinofil dapat mengendap.

  d. Menghitung jumlah sel

  1. Memakai lensa obyektif, dengan menggunakan perbesaran 10x. Menurunkan lensa kondensor penuh dan tutup diafragma penuh.

  2. Menghitung semua eosinofil yang terdapat dalam 9 bidang besar

  3. Memulai menghitung dari sudut kiri atas, terus ke kanan, kemudian turun ke bawah, dan dari kanan ke kiri, lalu turun lagi ke bawah dan dimulai lagi dari kiri ke kanan. Cara seperti ini dilakukan pada seluruh bidang besar.

4.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

4.7.1 Pengolahan Data

  Pengolahan data adalah satu langkah untuk memperoleh penyajian dari hasil data sebagai hasil yang berarti data kesimpulan yang baik (Notoatmodjo,2010). Setelah terkumpulnya data maka dilakukan pengolahan data melalui Editing, Coding, Dan Tabulating.

a. Editing

  Tahap editing yakni tahap pertama pengolahan data penelitian atau data statistik. Editing yaitu proses pemeriksa data yang dapat dikumpulkan melalui alat pengumpulan data atau instrument penelitian (Swarjana, 2016). Dalam penelitian ini penyajian data

  22

  yang digunakan yaitu memeriksa Gambaran Jumlah Eosinofil Pada Penderita Asma Di Puskesmas Cukir.

b. Coding

  Kegiatan mengubah data mejadi bentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan (Notoatmojo, 2010). Kode yang diberikan oleh peneliti yaitu :

  1. Data Umum : Kode R Responden no.1 Kode R1 Responden no.2 Kode R2 Responden no.n Kode Rn

  2. Jenis Kelamin Kode JK Laki-laki Kode JK1 Perempuan Kode JK2

  3. Umur Kode P

  15-50 tahun Kode P1 >50 tahun Kode P2

  4. Tingkat Pendidikan Kode T Tidak Sekolah Kode T1 Dasar (SD, MI) Kode T2 Menengah (SMP, SMA, SMK) Kode T3 Tinggi (Akademi/Perguruan tinggi) Kode T4

  5. Pekerjaan Kode W Petani Kode W1 Swasta Kode W2 PNS

  Kode W3 Wiraswasta Kode W4 Ibu rumah tanggga Kode W5

  23

  Tidak bekerja Kode W6

  6. Pengobatan yang Dilakukan Kode R Rutin

  Kode R1 Tidak Rutin Kode R2

  7. Lama Pengobatan Kode L <2 Bulan Kode L1 >2 Bulan Kode L2

  8. Lama Sakit Kode S <1 Tahun Kode S1 >1 Tahun Kode S2

c. Tabulating

  Tabulasi merupakan cara membuat tabel data sesuai dengan penelitian yang diinginkan oleh peneliti (Notoatmojo, 2010). Dalam penelitian data dapat disajikan dalam bentuk tabel yang menunjukkan gambaran jumlah eosinofil pada penderita asma di Puskesmas Cukir.

4.7.2 Analisa data

  Analisis data adalah bagian penting mencapai tujuan pokok penelitian (Nursalam, 2013).

4.8 Penyajian data

   Penyajian data merupakan penelitian yang menggunakan tabel

  sesederhana mungkin dan di analisis secara deskriptif. Penelitian ini meliputi pengujian secara spesiik untuk mengetahui gambaran jumlah eosinofil pada penderita asma di Puskesmas Cukir.

  24

4.9 Etika Penelitian

   Etika penelitian adalah kebiasaan dan peraturan untuk setiap kegiatan

  penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti dengan pihak yang diteliti dan juga masyarakat yang dapat memperoleh dampak hasil peneliti tersebut (Notoatmodjo, 2010 hal, 202).

  4.9.1 Anonimity (Tanpa Nama) Responden hanya menulis nomor responden atau inisial untuk menjamin kerahasiaan identitas.

  4.9.2 Confidentiality (Kerahasiaan)

  Kerahasiaan yang didapatkan dari responden akan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, dan hasil peneliti hanya ditampilkan pada forum akademis.

4.10 Lembar persetujuan Lembar persetujuan yaitu diberikan sebelum melakukan penelitian.

  Sehingga dapat memberitahu maksud dan tujuan penelitian. Apabila subjek bersedia responden dapat menandatangani lembar persetujuan yang tersedia.

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

  5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Profil Puskesmas Cukir Jombang