PENGARUH PELATIHAN BABY GYM TERHADAP KEMAMPUAN IBU UNTUK MELAKUKAN BABY GYM(Di Wilayah Kerja Ponkesdes Grogol, Desa Grogol, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

  

SKRIPSI

PENGARUH PELATIHAN BABY GYM TERHADAP

KEMAMPUAN IBU UNTUK MELAKUKAN

BABY GYM

  (Di Wilayah Kerja Ponkesdes Grogol, Desa Grogol, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang)

  

DEWI WASIATININGRUM

172120023

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV BIDAN PENDIDIK

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

  

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2018

  

PENGARUH PELATIHAN BABY GYM TERHADAP

KEMAMPUAN IBU UNTUK MELAKUKAN

BABY GYM

  (Di Wilayah Kerja Ponkesdes Grogol, Desa Grogol, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang)

  

SKRIPSI

  Diajukan sebagai alah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Diploma IV Bidan Pendidik pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan

  Cendekia Medika Jombang

  

Dewi Wasiatiningrum

172120023

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV BIDAN PENDIDIK

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

  

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2018

  Peneliti dilahirkan di Sumenep pada tanggal 2 Februari 1995 dengan nama Dewi Wasiatiningrum. Peneliti beragama Islam dan merupakan putri kedua dari Bapak Wasiyat dan Ibu Suwaheni yang beralamat di Perumnas Bangkal, Sumenep.

  Peneliti memulai pendidikan formal dari SDN Kolor II Sumenep lulus pada tahun 2008, SMP Negeri I Sumenep lulus pada tahun 2011, SMA Negeri I Sumenep lulus pada tahun 2014, melanjutkan pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang dengan mengambil jurusan D-III Kebidanan lulus tahun 2017, kemudian melanjutkan studi lagi di perguruan tinggi yang sama dengan mengambil progam studi DIV Bidan Pendidik.

  Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya, terima kasih.

  Jombang, Juli 2018 Dewi Wasiatiningrum

  172120023

  

“Fa inna ma‟al „usri yusro. Inna ma‟al „usri yusro”

  (Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan) Q.S Al- Insyirah: 5-6

  Sujud syukur kepada Alloh SWT karena rahmat dan ridho-NYA proposal penelitian ini dapat terselesaikan. Sholawat serta salam saya haturkan kepada Nabi besar Muhammad SAW.

  Saya ungkapkan terimakasih dan saya persembahkan skripsi ini kepada yang teristimewa kedua orangtua saya Ayahanda Wasiyat dan Ibunda Suwaheni, Bapak Herman dan Mama Wiwin, Kakak Widiyani W, Adik Triadi W, dan Oky Satria H juga sahabat sahabat yang sudah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini.

  Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan ridho-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Pelatihan

  

Baby Gym Terhadap Kemampuan Ibu Untuk Melakukan Baby Gym (di wilayah

  kerja Ponkesdes Grogol, desa Grogol, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang) ’’. Dalam penyusunan skripsi ini peneliti banyak mendapatkan bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu peneliti mengucapkan terimakasih kepada: 1.

  Bapak H. Imam Fatoni, SKM, MM selaku ketua STIKes ICMe Jombang.

  2. Ibu Ita Ni’matuz Zuhroh, SST., M.Kes selaku ketua Program studi D-IV Bidan Pendidik sekaligus pembimbing I.

  3. Ibu Devi Fitria Sandi, SST., M.Kes selaku pembimbing II.

  4. Ibu Ruliati, SST., M.Kes selaku penguji utama.

  5. Ibu Milatuzzahro, Amd. Keb selaku bidan desa yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di wilayah kerja Ponkesdes Grogol.

  6. Para responden atas kerjasamanya yang baik.

  7. Keluarga terbaik Bapak Wasiyat dan Ibu Suwaheni, Bapak Herman dan Mama Wiwin, kakak Widiyani W, adik Triyadi W, dan Oky Satria H yang telah memberikan semangat dan do’a dalam penyusunan skripsi ini.

  8. Semua rekan mahasiswa seangkatan dan pihak-pihak terkait yang banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini.

  Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyusun skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu pada kesempatan ini peneliti Skripsi ini.

  Jombang, Juli 2018

  Peneliti

  

ABSTRAK

PENGARUH PELATIHAN BABY GYM TERHADAP KEMAMPUAN IBU

UNTUK MELAKUKAN BABY GYM

(Di Ponkesdes Grogol, Desa Grogol, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang)

Oleh:

  

DEWI WASIATININGRUM

172120023

Baby Gym merupakan bentuk stimulasi yang dapat diberikan orangtua, khususnya

ibu untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak. Pada beberapa anak yang tidak

diberikan stimulasi sejak dini, akan menyebabkan masalah keterlambatan tumbuh

kembang. Melalui pelatihan, ibu diajarkan langsung tentang gerakan baby gym. Tujuan

penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pelatihan baby gym terhadap kemampuan ibu

untuk melakukan baby gym di wilayah Ponkesdes Grogol, Desa Grogol, Kecamatan

Diwek, Kabupaten Jombang.

  Metode penelitian menggunakan preeksperimental dengan pendekatan one group

pretest-posttest design . Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki bayi usia

3-12 bulan di wilayah kerja Ponkesdes Grogol, Desa Grogol, Kecamatan Diwek,

Kabupaten Jombang sejumlah 55, sampel penelitian sejumlah 7 diambil dengan teknik

Purposive Sampling. Variabel independen adalah pelatihan baby gym. Variabel dependen

adalah kemampuan ibu untuk melakukan baby gym. Instrumen yang digunakan dalam

pengumpulan data adalah checklist. Pengolahan data editing, coding, scoring, tabulating.

  Analisa data menggunakan Chi Square Test.

  Hasil penelitian menunjukkan dari 7 responden sebelum diberikan pelatihan

baby gym sebagian besar ibu tidak mampu melakukan baby gym 4 (57, 1 %) dan setelah

diberikan pelatihan baby gym sebagian besar ibu mampu melakukan baby gym 4 (57, 1%).

2 Hasil Chi-Square Test Sig. x hitung (0, 047) < diterima. 1

  α (0, 05) sehingga H Kesimpulannya ada pengaruh pelatihan baby gym terhadapat kemampuan ibu

untuk melakukan baby gym di wilayah kerja Ponkesdes Grogol, Desa Grogol, Kecamatan

  

Diwek, Kabupaten Jombang. Diharapkan bidan dapat melanjutkan pelatihan baby gym

secara rutin.

  Kata Kunci: Pelatihan, Baby gym, Kemampuan Ibu

  

ABSTRACT

THE EFFECT OF BABY GYM TRAINING ON MOTHER ’S ABILITY TO DO BABY

GYM

  

(In Ponkesdes Grogol, , Diwek -Jombang )

By:

DEWI WASIATININGRUM

172120023

  Baby Gym is a form of stimulation that can be given by parents, especially mother to optimize the growth and development of children.

  Some children who aren‟t

given early stimulation will be late in growth and development. Mother can learn directly

about the baby gym with training. The purpose of this research is to know the effect of

baby gym training on mother ability to do b aby gym in Ponkesdes Grogol‟area, Diwek - Jombang. The research method used is preexperimental with one group pretest-posttest

design. Population of in this study is all moms who have babies aged 3-12 months in the

area of Ponkesdes Grogol, Diwek -Jombang with number of 55 people, the sample of this

research are 7 mothers by using Purposive Sampling technique. The independent

variable in this research is the baby gym training. Dependent variable is mother's ability

to do baby gym. The instrument used in data collection is the checklist. Data management

with editing, coding, scoring, tabulating. Data analysis using Chi-Square Test.

   The results of the research showed that from 7 of the respondents before being given baby gym tr aining most of the mothers weren‟t able to do baby gym as much as 4

(57, 1%) and after being given baby gym training as much as 4 (57,1%) able to do baby

2 gym. Chi Square Test Results with Sig. x 1 is accepted. count (0, 047) <α (0, 05) so that H In conclusion of this research that there is influence of baby gym training to mother's ability to do baby gym in area of Ponkesdes Grogol, Diwek

  • –Jombang. The midwives are expected to continue regular training of baby gym activities.

  Keywords: Training, Baby gym, Mother

’s Ability

  Halaman HALAMAN JUDUL .................................................................................. i HALAMAN JUDUL DALAM .................................................................... ii PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................................... iii PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ......................................................... iv PERSETUJUAN SKRIPSI .......................................................................... v PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................................... vi DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................... vii MOTTO ........................................................................................................ viii PERSEMBAHAN ......................................................................................... ix KATA PENGANTAR .................................................................................. x ABSTRAK .................................................................................................... x ABSTRACT .................................................................................................. xiii DAFTAR ISI ................................................................................................. xiv

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xvii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xix DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xx DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN .............................................. xxi

  BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

  1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1

  1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 3

  1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 3

  1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................... 4

  2.1 Konsep Dasar Pelatihan .......................................................................... 6

  2.2 Konsep Dasar Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi ............................. 10

  2.3 Konsep Dasar Baby Gym ......................................................................... 23

  2.4 Konsep Dasar Kemampuan ...................................................................... 35 2.5 Konsep Dasar Ibu ..................................................................................

  36 2.6 Penilaian Kemampuan Melakukan Baby Gym ......................................

  38 BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual ............................................................................

  39 3.2 Keterangan Kerangka Konsep...............................................................

  39 3.3 Hipotesis Penelitian ...............................................................................

  40 BAB IV METODE PENELITIAN ..........................................................

  41 4.1 Jenis Penelitian .....................................................................................

  41 4.2 Rancangan Penelitian ............................................................................

  41 4.3 Waktu dan Tempat Penelitian ...............................................................

  42 4.4 Populasi, Sampel dan Sampling ............................................................

  42 4.5 Kerangka Kerja (Frame Work) .............................................................

  45 4.6 Identifikasi Variabel ..............................................................................

  46 4.7 Definisi Operasional..............................................................................

  46 4.8 Pengumpulan Data dan Analisa Data ....................................................

  47 4.9 Etika Penelitian .....................................................................................

  53 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................

  55 5.1 Hasil Penelitian ....................................................................................

  55 5.2 Pembahasan ...........................................................................................

  60

  6.1 Kesimpulan ...........................................................................................

  69 6.2 Saran ......................................................................................................

  70 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................

  71 LAMPIRAN-LAMPIRAN

  

No. Tabel Judul Hal

  2.1 Milestone P erkembangan Anak……….......................................... 23

  4.1 Definisi Operasional Pengaruh Penyuluhan Baby Gym Terhadap Kemampuan Ibu untuk Melakukan Baby Gym di Ponkesdes Grogol, Desa Grogol, kecamatan Diwek, Kabupaten

  47 Jombang…………………………………………………………..

  5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasaarkan Usia Ibu di Wilayah Kerja Ponkesdes Grogol, Desa Grogol, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang Pada Tanggal 7 Juli 2018

  56 ……..

  5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Bayi di Wilayah Kerja Ponkesdes Grogol, Desa Grogol, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang Pada Tanggal 7 Juli 2018

  56 ……….....

  5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu di Wilayah Kerja Ponkesdes Grogol, Desa Grogol, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang Pada tanggal

  7 Juli 2018 57 ……………………………………………………….............

  5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu di Wilayah Kerja Ponkesdes Grogol, Desa Grogol, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang Pada Tanggal

  7 Juli 2018 57 …………………………………………………………...

  5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pernah mengikuti pelatihan baby gym di Wilayah Kerja Ponkesdes Grogol, Desa Grogol, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang Pada tanggal 7 Juli 2018

  57 …………………………………………………………..

5.6 Distribusi Frekuensi Kemampuan Ibu dalam Melakukan Baby

  Gym Sebelum Dilakukan Pelatihan di Wilayah Kerja Ponkesdes Grogol, Desa Grogol, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang pada 7 Juli 2018 …………………………………………………..

  58

5.7 Distribusi Frekuensi Kemampuan Ibu dalam Melakukan Baby

  

Gym Setelah Dilakukan Pelatihan di Wilayah Kerja Ponkesdes

Grogol, Desa Grogol, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang

pada 7 Juli 2018 ………………………………………………….

  58

  5.8 Tabulasi Silang Pengaruh Pelatihan Baby Gym Terhadap

Kemampuan Ibu Untuk Melakukan Baby Gym di Wilayah Kerja

Ponkesdes Grogol, Desa Grogol, Kecamatan Diwek, Kabupaten

Jombang Pada 7 Juli 2018 ………………………………………..

  59 No. Judul Gambar

  Hal

  2.1 Gerakan Baby Gym Tahap 1 Usia 3 Bulan…………………………... 25

  2.2 Gerakan Baby Gym Tahap 2 untuk Usia 3 Bulan……………………. 26

  2.3 Gerakan Baby Gym Tahap 1 untuk Bayi Usia 4-

  6 Bulan…………..... 27

  2.4 Gerakan Baby Gym Tahap 2 untuk Bayi Usia 4-6 Bulan ……………. 28

  2.5 Gerakan Baby Gym Tahap 3 untuk Bayi Usia 4-6 Bulan …………….

  29 Gerakan Baby Gym Tahap 1 untuk Bayi Usia 7-9 Bulan

  2.6 …………….

  30

  2.7 Gambar Baby Gym Tahap 2 untuk Bayi Usia 7- 9 Bulan……………..

  31

  2.8 Gerakan Baby Gym Tahap 3 untuk Bayi Usia 7-9 Bulan …………….

  31

  2.9 Gerakan Baby Gym Tahap 4 untuk Bayi Usia 7-9 Bulan …………….

  32

  2.10 Gerakan Baby Gym Tahap 1 untuk Bayi Usia 10-12 Bulan …………

  33 Gerakan Baby Gym Tahap 2 untuk Bayi Usia 10-12 Bulan

  2.11 ………….

  33

  2.12 Gerakan Baby Gym Tahap 3 untuk Bayi Usia 10-12 Bulan ………….

  34

  2.13 Gerakan Baby Gym Tahap 4 untuk Bayi Usia 10-12 Bulan ………….

  34

  2.14 Gerakan Baby Gym Tahap 5 untuk Bayi Usia 10-12 Bulan ………….

  34

  3.1 Kerangka Konseptual Pengaruh Pelatihan Baby Gym Terhadap Kemampuan Ibu Untuk Melakukan Baby Gym di Wilayah Kerja Ponkesdes Grogol, Desa Grogol, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang ……………………………………………………………...

  39

  4.1 Kerangka Kerja Penelitian Pengaruh Pelatihan Baby Gym terhadap kemampuan ibu untuk melakukan Baby Gym di Wilayah Kerja Ponkesdes Grogol, Desa Grogol, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang

  45 …………………………………………………………….... Lampiran 1 Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2 Surat Pernyataan Perpustakaan Lampiran 3 Surat Permohonan Penelitian Lampiran 4 Surat Pre Survey Data, Studi Pendahuluan dan Penelitian Lampiran 5 Ijin Pendahuluan dan Penelitian dari Dinkes Lampiran 6 Surat Balasan dari Puskesmas Lampiran 7 Permohonan Calon Responden Lampiran 8 Lembar Pernyataan Bersedia Menjadi Responden Lampiran 9 Lembar Checklist Baby Gym Lampiran 10 SOP Baby Gym Lampiran 11 SAP Baby Gym Lampiran 12 Leaflet Lampiran 13 Daftar Hadir Peserta Pelatihan Baby Gym Lampiran 14 Tabulasi Data Umum Lampiran 15 Tabulasi Data Khusus Kemampuan Sebelum Pelatihan Lampiran 16 Tabulasi Data Khusus Kemampuan Setelah Pelatihan Lampiran 17 FrequensyTable Lampiran 18 Crosstabultion Lampiran 19 Lembar Konsultasi/Revisi Lampiran 20 Dokumentasi

  DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN Daftar Lambang

  % : Persentase < : Kurang dari ≥ : Lebih dari sama dengan df : Derajat kebebasan

  2 :

  Sig. x Sigma Chi Kuadrat : Alpha

  ɑ

  H : Hipotesis Nol H

  1 : Hipotesis Kerja

  2

  x : Chi Kuadrat

  • : Sampai dengan = : Sama dengan

  : Penjumlahan +

  Daftar Singkatan

  BB : Berat Badan DDST : Denver Development Screening Test

  IRT : Ibu Rumah Tangga LD : Lingkar Dada LK : Lingkar Kepala MH : Magister Hukum M.Kes : Magister Kesehatan MM : Magister Manajemen PNS : Pegawai Negeri Sipil SAP : Satuan Acara Penyuluhan SD : Sekolah Dasar SMA : Sekolah Menengah Atas SMP : Sekolah Menengah Pertama

  SOP : Standar Operasional Pelayanan SPSS : Statistitical Package for the Social Sciences SST : Sarjana Sains Terapan TB : Tinggi Badan

  

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Setiap bayi memiliki kecepatan tumbuh kembang yang bervariasi, bahkan diantaranya ada yang mengalami keterlambatan tumbuh kembang.

  Usia 0-2 tahun merupakan masa golden period dimana bila terjadi gangguan pada masa ini, tidak dapat dicukupi pada masa berikutnya dan akan berpengaruh negatif pada kualitas generasi penerus (Kemenkes RI, 2010). Untuk itu perlu dilakukan stimulasi yang optimal. Salah satunya dengan baby

  gym (senam bayi) yang akan lebih baik jika dilakukan sendiri oleh ibu (Aminati, 2013).

  Di Amerika Serikat 15-18% anak memiliki gangguan perkembangan atau gangguan perilaku (Karen J, dkk, 2014). Senam bayi telah diteliti oleh sejumlah pusat penelitian seperti Harvard Pre School Project (dibawah pimpinan dr. Benyamin S. Bloom), institusi Kesehatan Ibu dan Anak di Tsjechoslowakle (oleh dr. Jaroslav Koch) dan Suzy Prudden studio’s di New York City. Penelitian ini memperlihatkan bahwa bayi yang melakukan senam lebih cepat berbicara, nafsu makan lebih baik, tidur lebih lelap dan proses perkembangan geraknya lebih cepat dibandingkan dengan yang tidak mengikuti senam (Kusyairi, 2008). Berdasarkan jurnal penelitian yang dilakukan oleh Hardjito, K, dkk (2014) di Kediri, Jawa Timur hasil penelitian menunjukkan sebelum diberikan penyuluhan 82,6% responden tidak mampu melaksanakan senam bayi dan setelah diberikan penyuluhan

  2 dilakukan studi pendahuluan di wilayah kerja Ponkesdes Grogol pada 14 Maret 2018 didapatkan jumlah bayi sampai bulan Maret 2018 terdapat 77 bayi dan 55 bayi diantaranya usia 3-12 bulan. Di wilayah kerja Ponkesdes Grogol belum pernah diberikan pelatihan tentang Baby Gym (senam bayi).

  Secara fisiologis, bayi umur 0-12 bulan merupakan kelompok yang paling rawan terhadap gangguan pertumbuhan dan perkembangan (Gross, dkk, 2001). Bayi yang baru lahir tidak dapat dengan sengaja mengendalikan posturnya. Meskipun demikian, dalam beberapa minggu, bayi dapat menegakkan kepala, dan segera setelahnya bayi dapat mengangkat kepala ketika sedang menelungkup. Dalam usia 2 bulan, bayi dapat duduk jika disangga di atas pangkuan atau dalam kursi bayi, tetapi mereka tidak dapat duduk sendiri hingga usia 6-7 bulan. Bayi berdiri dan berkembang secara bertahap selama setahun pertama kehidupan (Santrock, 2007). Baby gym (senam bayi) memberikan manfaat pada segala aspek yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi yaitu mendorong inteligensi yang kompleks untuk bayi, termasuk belajar mengkoordinasi, menguatkan otot-otot dan juga sendi- sendi pada bayi sebagai persiapan bayi untuk duduk, berdiri, dan berjalan.

  Manfaat lain dari baby gym (senam bayi) adalah melancarkan peredaran atau sirkulasi darah, jantung, meningkatkan keseimbangan serta kewaspaspadaan, mengoptimalisasikan pendengaran, penglihatan, dan tumbuh kembang bayi (Aminati, 2013).

  Baby Gym (senam bayi) dapat menstimulasi dan mengoptimalkan

  tumbuh kembang bayi sejak dini. Baby Gym (senam bayi) dapat dilakukan

  3 ibunya, karena bayi sudah terbiasa dengan sentuhan yang dilakukan ibunya. Dapat juga dilakukan oleh bantuan ahli fisioterapi berpengalaman, tapi biasanya ada kendala yang sering dihadapi. Bayi biasanya akan terkejut karena yang melakukan senam adalah orang asing bagi bayi (Aminati, 2013). Ketika melatih senam bayi, orangtua sekaligus dapat melakukan pengamatan atau deteksi dini adanya indikasi-indikasi penyimpangan perkembangan bayi (Kusyairi, 2008). Melalui pelatihan, orangtua khususnya ibu dapat diajarkan tentang senam bayi sehingga dapat dinilai bagaimana kemampuan ibu dalam melakukan senam bayi. Namun, perlu dilakukan pengkajian atau penelitian lebih awal tentang pengaruh pelatihan baby gym (senam bayi) terhadap kemampuan ibu dalam melakukan baby gym (senam bayi). Untuk itu, peneliti mengambil judul penelitian “Pengaruh Pelatihan Baby Gym Terhadap Kemampuan Ibu Untuk Melakukan Baby Gym ”.

  1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, dapat ditarik rumusan masalah penelitian yaitu “Apakah ada pengaruh pelatihan baby gym terhadap kemampuan ibu untuk melakukan baby gym

  ?”

  1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

  Mengetahui pengaruh pelatihan baby gym terhadap kemampuan ibu untuk melakukan baby gym.

  4 Tujuan Khusus 1.

  Mengidentifikasi kemampuan ibu untuk melakukan baby gym sebelum diberikan pelatihan di wilayah kerja Ponkesdes Grogol, Desa Grogol, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang.

  2. Mengidentifikasi kemampuan ibu untuk melakukan baby gym setelah diberikan pelatihan di wilayah kerja Ponkesdes Grogol, Desa Grogol, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang.

  3. Menganalisis pengaruh pelatihan baby gym terhadap kemampuan ibu untuk melakukan baby gym di wilayah kerja Ponkesdes Grogol, Desa Grogol, Kecamatan Grogol, Kabupaten Jombang.

1.4 Manfaat Penelitian

  1.4.1 Manfaat Teoritis Sebagai informasi terkait kemampuan ibu dalam melakukan baby gym melalui pelatihan baby gym.

  1.4.2 Manfaat Praktis 1.

  Bagi Responden Memberikan kemampuan kepada ibu terkait melakukan baby gym (senam bayi) secara mandiri di rumah melalui pelatihan baby gym.

2. Bagi Tenaga Kesehatan (khususnya bidan)

  Menambah referensi terkait pelatihan baby gym terhadap kemampuan ibu dalam melakukan baby gym.

  5 Bagi Institusi Pendidikan (Dosen dan Mahasiswa STIKes ICME

  Jombang) Memberikan informasi dan wawasan serta dapat menjadi sumber pustaka terkait pelatihan baby gym terhadap kemampuan ibu dalam melakukan baby gym.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

  Penelitian dapat dikembangkan lagi terkait pelatihan baby gym terhadap kemampuan ibu dalam melakukan baby gym.

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Pelatihan

  2.1.1 Pengertian Pelatihan Pelatihan merupakan serangkaian aktivitas individu dalam meningkatkan keahlian dan pengetahuan secara sistematis sehingga mampu memiliki kinerja yang profesional dibidangnya (Widodo, 2015).

  Menurut Siagian dalam Lubis (2008) definisi pelatihan adalah proses belajar mengajar dengan menggunakan teknik dan metode tertentu secara konsepsional dapat dikatakan bahwa latihan dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan kerja seseorang atau sekelompok orang.

  2.1.2 Tujuan Pelatihan Menurut Carrel dalam Salinding (2011) mengemukakan delapan tujuan utama program pelatihan antara lain:

1. Memperbaiki kinerja 2.

  Meningkatkan keterampilan 3. Menghindari keusangan manajerial 4. Memecahkan permasalahan 5. Persiapan promosi dan keberhasilan manajerial 6. Memperbaiki kepuasan untuk kebutuhan pengembangan personel

  7 “Program pelatihan bertujuan untuk memperbaiki penguasaan berbagai keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja untuk kebutuhan sekarang”.

  Pelatihan juga bertujuan agar peserta pelatihan cepat berkembang, sebab sulit bagi seseorang untuk mengembangkan diri hanya berdasarkan pengalaman tanpa adanya suatu pendidikan khusu. Ini membuktikan bahwa pengembangan diri akan lebih cepat melalui pelatihan.

2.1.3 Manfaat Pelatihan

  Menurut Rivai dan Sagala (2011) manfaat pelatihan dalam hubungan sumber daya manusia, intra dan antar grup dan individu adalah: 1.

  Meningkatkan komunikasi antar group dan individual 2. Memberikan informasi 3. Meningkatkan keterampilan interpersonal 4. Membangun kohesiv dalam kelompok 5. Memberikan iklim yang baik untuk belajar, pertumbuhan dan koordinasi

  8 Prinsip-prinsip Pelatihan

  Menurut Sofiyandi dalam Probosemmi (2011) mengemukakan lima prinsip pelatihan sebagai berikut:

1. Participation

  Dalam pelaksanaan pelatihan para peserta harus ikut aktif karena dengan partisipasi peserta akan lebih cepat menguasai dan mengetahui berbagai materi yang diberikan.

  2. Repetition

  Senantiasa dilakukan secara dilakukan secra berulang karena dengan ulangan-ulangan ini peserta akan lebih cepat untuk memenuhi dan mengingat apa yang telah diberikan.

  3. Relevance

  Harus saling berhubungan sebagai contoh para peserta pelatihan terlebih dahulu diberikan penjelasan secara umum tentang suatu pekerjaan sebelum mereka mempelajari hal-hal khusus dari pekerjaan tersebut.

  4. Transference

  Program pelatihan harus disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan yang nantinya akan dihadapi dalam pekerjaan yang sebenarnya.

  5. Feedback

  Setiap program pelatihan yang dilaksanakan selalu dibutuhkan umpan balik yaitu untuk mengukur sejauh mana keberhasilan dari program pelatihan tersebut.

  9 Jenis-jenis Pelatihan

  Jenis-jenis pelatihan dalam organisasi antara lain: 1.

  Pelatihan dalam kerja (on the job training) 2. Magang (apprenticeship) 3. Pelatihan di luar kerja (of-the-job training) 4. Pelatihan ditempat mirip sesungguhnya (vestibule training) 5. Stimulasi kerja (job stimulation)

  (Widodo, 2015)

2.1.6 Sasaran Pelatihan

  Adapun sasaran dalam pelatihan antara lain: 1.

  Meningkatkan produktivitas 2. Meningkatkan mutu 3. Meningkatkan ketepatan dalam perencanaan sumber daya manusia 4. Meningkatkan moral 5. Menjaga kesehatan dan keselamatan 6. Menunjangn pertumbuhan pribadi (Sutrisno, 2009)

2.1.7 Syarat-syarat Pelatihan 1.

  Teaching Skills Kecakapan untuk mendidik, membimbing, memberikan petunjuk, dan mentransfer pengetahuannya.

2. Communicatication Skills

  Kecakapan berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan secara efektif.

  10 Personal Authority

  Kemahiran dalam bidang sosial agar terjamin kepercayaan dan kesetiaan dari para peserta.

  4. Technical Competent Berkemampuan teknis, kecakapan teoritis, dan tangkas dalam mengambil keputusan.

  5. Stabilitas Emosi Tidak berprasangka jelek terhadap anak didiknya (Hasibuan, 2016).

2.2 Konsep Dasar Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi

  2.2.1 Pengertian Bayi Bayi adalah anak kecil yang belum lama lahir. Masa bayi dimulai usia 0-12 bulan (Sutomo, 2013). Bayi mempunyai batasan usia yaitu antara 0 sampai 1 tahun, kemudian dibagi lagi menjadi masa neonatal dini usia 0-7 hari, masa neonatal lanjut usia 8-28 hari, masa pasca neonatal usia 29 hari sampai 1 tahun.

  2.2.2 Pertumbuhan Bayi 1.

  Pengertian Pertumbuhan Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran-ukuran tubuh yang meliputi BB, TB, LK, lingkar dada (LD) dan lain-lain, atau bertambahnya jumlah dan ukuran sel-sel pada semua sistem organ tubuh (Dewi, 2013).

  11 Aspek Pertumbuhan Fisik Pada Bayi a.

  Perubahan anatomis yang bersifat kuantitatif, misalnya pada struktur tulang, indeks tinggi dan berat badan, proporsi tinggi kepala dengan tinggi serta garis keajekan badan serta keseluruhan.

  b.

  Perubahan fisiologis yaitu perubahan yang ditandai dengan adanya perubahan secara kualitatif, kuantitatif, dan fungsional dari sistem kerja biologis, seperti kontraksi otot-otot, peredaran darah dan pernapasan, persyarafan, sekresi kelenjar, dan pencernaan.

  Laju pertumbuhan fisik berjalan secara berirama. Pada masa bayi dan kanak-kanak, perubahan fisik terjadi dengan sangat pesat, kemudian melambat pada usia sekolah, lalu kembali meninggi ketika memasuki masa remaja.

  Pertumbuhan ini menjadi mapan pada permulaan masa remaja akhir bagi wanita dan penghujung masa remaja akhir bagi pria.

  Masa bayi merupakan masa pertumbuhan fisik yang sangat pesat. Selama enam bulan pertama, pertumbuhan terus terjadi dengan pesat, kemudian mulai menurun. Penilaian terhadap pertumbuhan bayi dapat dinilai melalui pertambahan berat dan tinggi badan juga lingkar kepala yang biasanya dibandingkan dengan usia bayi (Nurdiansyah, 2011).

  12 Perkembangan Pada Bayi 1.

  Pengertian Perkembangan Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan atau fungsi semua sistem organ tubuh sebagai akibat bertambahnya kematangan fungsi-fungsi sistem organ tubuh (Dewi, 2013).

  2. Ciri-ciri Bayi Mengalami Perkembangan a.

  Terjadi perubahan dalam aspek fisik, misalnya tinggi dan berat badan, juga perubahan psikis, misalnya bisa berbicara dan berpikir.

  b.

  Terjadi perubahan dalam proporsi, misalnya proporsi tubuh anak berubah sesuai dengan fase perkembangannya.

  c.

  Lenyapnya tanda- tanda yang lama, misalnya hilangnya gigi susu pada masa kanak-kanak dan menjadi gigi tetap, hilangnya kemampuan mengoceh tanpa arti digantikan dengan kemampuan bicara.

  d.

  Adanya tanda-tanda baru. Sebagai contoh, berkembangnya rasa ingin tahu pada bayi (Nurdiansyah, 2011).

  3. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Ada dua factor yang memepengaruhi perkembangan, yaitu faktor nature dan faktor nurture.

  a.

   Faktor Nature

  Bersifat biologis atau bawaan, biasanya dipengaruhi oleh faktor heredo konstitusional seperti ras, genetik, jenis kelamin, dan kelainan bawaan.

  13 Faktor Nurture (lingkungan)

  Ada sesudah individu dilahirkan dan terjadi dengan adanya proses belajar. Faktor lingkungan ini dapat meliputi faktor sosial-ekonomi, letak geografis, tingkat pemberian gizi, juga tingkat pendidikan (Nurdiansyah, 2011).

4. Konsep-konsep yang Berkembang pada Masa Bayi a.

  Konsep Ruang Bayi dibawah umur dua tahun belum mengembangkan persepsi tentang jarak dengan sempurna. Namun, ia sudah mulai dapat memperkirakan jarak suatu benda dan dapat meraih sebuah benda dengan tepat. Bayi belajar mengenai konsep ruang misalnya, jauh-dekat, bawah-atas, salah satunya dengan melemparkan mainan atau benda-benda untuk mengukur jarak atau kedalaman.

  b.

  Konsep Berat Meskipun belum berkembang secara sempurna, bayi telah memiliki pola mengenai berat suatu benda. Benda yang kecil dianggap sebagai ringan dan benda-benda yang besar sebagai berat meskipun semua itu belum tentu benar.

  c.

  Konsep Waktu Bayi tidak memiliki konsep mengenai perjalanan waktu. Ia tidak pernah tau apakah tidurnya lama atau sebentar. Apakah waktu bergerak maju atau mundur. Bayi juga belum mengenal perubahan hari.

  14 Konsep Diri

  Konsep diri fisik atau sense of self dapat dilihat perkembangannya ketika bayi melihat dirinya sendiri melalui cermin, saat ia telah memahami asosiasi antara sebuah nama dengan dirinya, artinya ia sudah dapat merespon ketika namanya dipanggil.

  e.

  Konsep Peran seks Pada akhir masa bayi, secara umum bayi telah mengembangkan konsep yang pasti mengenai apa yang diharapkan dari sikapnya dan dilakukan olehnya dalam kelompok laki-laki atau perempuan.

  f.

  Konsep Sosial Pada usia delapan bulan, bayi mengembangkan ketertarikan pada orang lain dan dapat menunjukkan ekspresi wajahnya serta menunjukkan emosi-emosi yang tepat.

  g.

  Konsep Keindahan Bayi mulai mengenal dan tertarik pada warna pada usia enam sampai 24 bulan. Ia juga mulai mengembangkan minat pada suara-suara yang dianggapnya menyenangkan. Beberapa bayi menganggap sesuatu yang menarik sebagai sesuatu yang bergerak dan bersuara, yang lain mungkin menyukai objek- objek yang diam atau stimulus-stimulus yang ia temui di luar ruangan.

  15 Konsep Kelucuan

  Tingkat kelucuan sesuatu berubah-ubah dan berkembang pada setiap usia. Bayi empat bulan tertawa ketika melihat suara atau ocehan orang lain. Pada usia enam bulan, ia tertawa dengan benda-benda yang bergerak dan tertawa ketika berhasil melempar atau menjatuhkan benda-benda. Selera humor bayi sangat unik. Beberapa bayi menyukai sikap “berlebihan” yang dilakukan orangtuanya, yang lain merespons pada rangsangan seperti dikelitiki dan diajak bercanda (Nurdiansyah, 2011).

2.2.4 Deteksi Dini Hambatan Tumbuh Kembang

  Proses tumbuh kembang bayi dalam perjalanannya dapat mengalami gangguan. Gangguan tersebut dapat berupa gangguan perkembangan atau keterlambatan perkembangan.

  Gangguan perkembangan ini dapat bersifat fisik maupun psikis. Gangguan perkembangan yang bersifat fisik biasanya lebih mudah dideteksi dibandingkan dengan gangguan perkembangan yang bersifat psikis.

  Berat badan mencerminkan kesehatan dan keadaan gizi anak. Anak yang mengalami berat badan berlebihan dan tidak proporsional dengan tinggi badannya mungkin mengalami obesitas atau kelainan hormonal. Sebaliknya, anak dengan berat badan rendah dan tinggi badan yang kurang bisa jadi mengalami malnutrisi atau mengidap penyakit tertentu. Ukuran lingkar kepala juga bisa menjadi salah satu

  16 tidak. Lingkar kepala dapat dipakai untuk penilaian pertumbuhan otak.

  Orangtua harus rajin memantau pertumbuhan fisik bayi agar jika terdapat keelainan dapat segera dilakukan pemeriksaan dan koreksi sehingga tidak mengganggu tumbuh kembang si kecil.

  Jika gangguan perkembangan fisik lebih mudah diamati, gangguan perkembangan psikis justru lebih sukar untuk dideteksi.

  Dalam hal ini, dibutuhkan ketelitian orangtua dalam memantau perkembangan si kecil agar gejala-gejala gangguan perkembangan psikis ini dapat dideteksi sejak dini. Berikut adalah hal yag bisa dilakukan orangtua:

  1. Orangtua membuat catatan khusus mengenai perkembangan dan pertumbuhan bisa berupa data mengenai berat dan tinggi badan, keterampilan yang baru apa yang sudah dikuasai si kecil, riwayat sakit, obat yang pernah digunakan untuk menyembuhkan, makanan dan suplemen yang pernah dikonsumsi, dan sebagainya. Catatan dapat menjadi sumber rujukan jika terjadi gangguan dalam proses tumbuh kembang si kecil.

  2. Bekali diri dengan pengetahuan seputar tugas-tugas perkembangan yang sesuai dengan usia si kecil. Dengan mengetahui tugas-tugas perkembangan apa yang seharusnya dimiliki si kecil pada rentan usianya, orangtua dapat mendeteksi jika terjadi gangguan atau keterlambatan perkembangan.

  17 Kumpulkan perkembangan yang mungkin terjadi pada rentang usia si kecil agar dapat mengenali gejala-gejalanya sejak dini.

  4. Kenalilah dengan baik irama perkembangan si kecil dan jangan cepat-cepat menyimpulkan bahwa si kecil mengalami gangguan apabila pola perkembangannya tidak sama dengan anak yang lain karena perkembangan pada setiap individu berbeda-beda. Namun, jika keterlambatan terjadi secara signifikan dan melewati batas dalam rentang tahapan perkembangan, orangtua perlu berhati-hati dan harus segera mengonsultasikannya pada ahli.

  5. Jika memiliki pengasuh, bekali pengasuh dengan pngetahuan mengenai proses pertumbuhan dan perkembangan agar gangguan perkembangan tetap dapat terdeteksi meskipun tidak setiap hari orangtua mengawasinya.

  6. Jika mencurigai ada sesuatu yang salah pada proses tumbuh kembang si kecil, segeralah hubungi ahlinya misalkan dokter anak, psikolog, maupun terapis agar dapat dilakukan diagnosis yang lebih tepat dan bagaimana intervensinya (Nurdiansyah, 2011).

2.2.5 Tes Skrining Perkembangan Menurut Denver (Denver Developmental

  Screening Test II/ DDST II) 1.

  Sejarah DDST II menurut William K. Frankenborg dan Josiah B.

  Dodds

  18 DDST diperkenalkan pertama kali tahun 1967 untuk membantu tenaga kesehatan mendeteksi masalah perkembangan potensial pada anak-anak dibawah usia 6 tahun.

  b.

  DDST telah digunakan secara luas sejak dipublikasikan.

  c.

  DDST telah diadaptasi untuk digunakan dan distandarisasi oleh lebih dari 12 negara dan telah digunakan untuk menskrining lebih dari 50 juta anak diseluruh dunia.

  d.

  DDST direvisi menjadi DDST II.

2. Deskripsi DDST II a.

  Bukan tes IQ b.

  Bukan tes diagnostic c. Reliable d.

  Validitas tinggi e. Berisi 125 items/ tugas f. Bukan pemeriksaan fisik 3. Peralatan a.

  Benang sulaman merah b. Kismis c. Kerincingan dengan pegangan d. Lonceng kecil e. Pensil merah f. Boneka plastik kecil dengan dot g.

  Cangkir plastik dengan pegangan h. Kertas kosong

  19 Keuntungan DDST II a.

  Menilai perkembangan anak sesuai dengan usia b.

  Memantau perkembangan anak usia 0-6 tahun c. Monitor anak dengan risiko perkembangan d. Menjaring anak terhadap adanya kelainan e. Memastikan apakah anak dengan persangkaan ada kelainan perkembangan atau benar-benar ada kelainan

  5. Cara Pemeriksan DDST II a.

  Dilakukan secara continue b. Didampingi ibu atau pengasuh c. Anak dan ibu dalam keadaan santai d. Satu formulir digunakan beberapa kali oleh satu anak e. Tempatkan bayi di atas tempat tidur, anak duduk di kursi, dan lengan di atas meja

  6. Prinsip a.

  Bertahap dan berkelanjutan

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN FREKUENSI BABY SPA DENGAN KUALITAS TIDUR BAYI USIA 3-12 BULAN (Di BPM Ny. Farochah Kalami, SST Desa Pulo, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 114

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MINAT BIDAN DALAM PENERAPAN WATER BIRTH (Di Puskesmas Cukir, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 131

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MINAT BIDAN DALAM PENERAPAN HYPNOBIRTHING (Di Puskesmas Cukir, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 1 140

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MINAT BIDAN DALAM MELAKUKANBABY MASSAGE (Studi Di Puskesmas Cukir, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 1 149

PENGARUH BABY MASSAGE TERHADAP KUALITAS TIDUR BAYI USIA 3-6 BULAN (Di BPM Ny. Farochah SST, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

1 2 115

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KECUKUPAN ASI PADA IBU NIFAS (Di Wilayah Kerja Puskesmas Jelakombo, Kec.Jombang, Kab. Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 114

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP MINAT IBU DALAM PELAKSANAAN PIJAT BAYI ( Di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 152

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MINAT IBU HAMIL TRIMESTER III DALAM MELAKUKAN PREGNANCY MASSAGE (Di Wilayah Kerja Puskesmas Plandaan, Kecamatan Plandaan, Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 2 156

PENGARUH BABY MASSAGE TERHADAP KUALITAS TIDUR BAYI USIA 3-12 BULAN Di Ponkesdes Desa Grogol, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

2 2 133

PENGARUH BABY MASSAGE TERHADAP KUALITAS TIDUR BAYI USIA 3-12 BULAN Di Ponkesdes Desa Grogol, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 5