Hubungan Antara Pengetahuan Agama Islam Dengan Perilaku Kedisiplinan Mahasiswa Prodi PGMI Fak.Tarbiyah Dan Keguruan Uin Alauddin Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN AGAMA ISLAM DENGAN
PERILAKU KEDISIPLINAN MAHASISWA PRODI PGMI
FAK. TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN ALAUDDIN MAKASSAR

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidikan
(S.Pd.I) Jurusan Pendidikan Guru Madrasyah Ibtidaiyah Pada
Fakultal Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar

Oleh:
SITI MARIAM NASRULAH, S.Pd.I
NIM. 20600109037

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2014

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama

: Siti Mariam Nasrulah

NIM

: 20600109037

Tempat/Tgl. Lahir

: Pandang, 10 Oktober 1990

Jur/Prodi/Konsentrasi : PGMI/PGMI/Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas/Program

: Tarbiyah dan Keguruan/ Sarjana/SI

Alamat


: Manuruki Raya

Judul

:Hubungan antara Pengetahuan Agama Islama dengan Perilaku
Kedisiplinan Mahasiswa Prodi PGMI Fak. Tarbiyah dan
Keguruan UIN Alauddin Makassar
Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini

benar adalah hasil karya sendiri. Jika kemudian hari terbukti ia merupakan duplikat,
tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebahagian atau keseruhanya, maka skripsi
dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Makassar, 26 Juni 2014
Penyusun

Siti Mariam Nasrulah
NIM: 20600109037

ii


PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Pengetahuan Agama Islam dengan
Perilaku Kedisiplinan Mahasiswa Prodi PGMI
Fak. Tarbiyah dan
Keguruan UIN Alauddin Makassar” yang disusun oleh saudara Siti Mariam
Nasrulah, Nim : 20600109037, Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin
Makassar, telah diuji dan dipertahankan dalam sidang munaqasyah, yang
diselenggarakan pada hari Selasa tanggal 26 Juni 2014 M, bertepatan dengan 28
Ramadhan 1435 H dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah satu syarat
untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar Program Studi Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), dengan beberapa perbaikan.
Samata Gowa, 26 Juni 2014
28 Ramadhan 1435 H
DEWAN PENGUJI
(SK DEKAN NO. 667 TAHUN 2014)
Ketua


: Drs. M. Shabir Umar, M.Ag.

(.................................)

Sekretaris

: Drs. Muhammad Yahdi, M. Ag

(…...........................)

Munaqisy I

: Dr. H. Muhammad Amri, Lc., M.Ag

(...............................)

Munaqisy II

: Dra.Andi Halimah, M.Pd


(...............................)

Pembimbing I

: Drs. Suddin Bani, M.Ag

(...............................)

Pembimbing II

: Nursalam, S. Pd., M.Si

(...............................)

Diketahui oleh:
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar

Dr. H. Salehuddin, M. Ag

NIP. 19251212 1985031 001
iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulilahirabbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah Swt atas rahmat dan

Hidayah-Nya sehingga penyusun skripsi dengan judul Hubungan antara
Pengetahuan Agama Islam dengan Perilaku Kedisiplinan Mahasiswa Prodi
PGMI Fak. Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar, ini dapat
diselesaikan sesuai yang diharapkan, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar kesarjanaan pada Jurusan Pendidikan Guru Madrasyah Ibtidayah Fak.Tarbiyah
dan Keguruan UIN Alauddin Makassar.
Hal yang tidak dapat dilupakan bahwa dalam penulisan skripsi ini
diselesaikan berkat bantuan berbagai pihak yang turut membantu terhadap proses
penyusunan, diantaranya:
1. Ayahanda almarhum. Nasrullah Juni dan Ibunda Juwita selaku orang tua saya
serta ketujuh saudara tercinta (Nafsia, Nurani, Marifa, Suharman, Jaelani,
Awaluddin, Malinda) yang selalu mendoakan saya, serta memotifasi, terima
kasih atas kasih sayang yang telah kalian berikan selama ini.

2. Prof. DR. H. Qadir Gassing, MA., selaku Rektor UIN Alauddin Makassar
beserta para Pembantu Rektor UIN Alauddin Makassar.
3. Dr. H. Salehuddin, M.Ag., Dekan FakultasTarbiyah dan Keguruan UIN
Alauddin Makassar dan para Wakil Dekan.
4. Mama tua, om, dan tante saya terima kasih atas dukungannya selama ini
v

5. Drs. SuddinBani, M.Agdan Drs. M. Shabir U, M.Ag selakuKetuadanSekretaris
Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Alauddin Makassar.
6. Drs. Suddin Bani,M.Ag dan Nursalam.S.Pd.M,SiSelakupembimbing I dan II
yang telah memberiarahandankoreksidalampenyusunanskripsiinidan yang
membimbingpenulissampaitarafpenyelesaian.
7. Para Dosen, karyawan dan karyawati Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang
secara konkrit memberikan bantuannya baik langsung maupun tak langsung.
8. Drs.Arda Senaman, M.Si dan Dr.Mustari Mustafa,M.Pd. Terima kasih atas
bantuan doa dan motivasi serta bimbingan selama saya berada di Makassar
sehingga saat ini saya dapat menyelesaikan studi dengan baik.
9. Sepupu saya Safira, Fitri, kak Kamran, Nurdiani, Rustam, Rusmin, Tija,
Ndora, Kamaria,Suriyati,


Khardi, Robianto, Mustamin

terimakasih atas

bantuan kalian selama ini, selama saya berada di Makassar dalam proses
penyusunan skripsi ini.
10. Untuk sahabat-sahabatku seperjuangan di Prodi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidayah UIN Alauddin Makassar khusus Angkatan 2009, terimakasih atas
kebersamaan dan kekompakan kita selama ini yang penuh dengan keceriaan
dan saling membantu.
11. Semua warga Ikatan Keluarga Muslim Manggarai Barat (IKM-MAGRIB)
Makassar, terimakasih atas kekompakan dan kebersamaan kita selama berada
di Kota Makassar, dan merasakan pahit manisnya hidup di tanah orang.

vi

12. Buat semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini
yang tidak sempat disebutkan satu-persatu namanya terima kasih atas
bantuannya.
Kiranya Allah Swt, yang akan membalas semua kebaikan yang telah diberikan

kepada kami. dan dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini
tidak luput dari kekurangan, oleh karena itu kritikan dan saran yang membangun
masih penulis harapkan guna kesempurnaan pada penulisan selanjutnya.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkannya.

Makassar,Maret2014
Penulis

Siti Mariam Nasrulah
NIM. 20600109037

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI.......................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. iii
PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................................... iv

KATA PENGANTAR ..................................................................................... v
DAFTAR ISI.................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL............................................................................................ x
ABSTRAK ....................................................................................................... xiii
BAB

I PENDAHULUAN .......................................................................... 1-8
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 5
C. Devenisi Operasional Variabel................................................. 5
D. Tujuan dan Manfaat.................................................................. 6
E. Garis Besar Isi Skripsi .............................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 9-30
A. Pengetahuan Agam Islam…………………………………….. 9
B. Perilaku Kedisiplinan…………………………………………. 18
BABIII METODE PENELITIAN.................................................................... 31-37
A. Jenis Penelitian ......................................................................... 31
B. Populasi dan Sampel................................................................. 32
C. Instrumen Penelitian................................................................. 34

D. Instrumen Pengumpulan Data .................................................. 35
E. Teknik Analisis Data ................................................................ 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................. 38-60
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................ 38
B. Hasil Penelitian......................................................................... 44
C. Pembahasan .............................................................................. 59
vii

BAB V PENUTUP........................................................................................... 61-62
A. Kesimpulan............................................................................... 61
B. Implikasi Penelitian .................................................................. 62
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 63-67
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

viii

ABSTRAK
Nama
Nim

: Siti Mariam Nasrulah
: 20600109037

Judul

: Hubungan antara Pengetahuan Agama Islam dengan Perilaku
Kedisiplinan Mahasiswa Prodi PGMI Fak. Tarbiyah dan
Keguruan UIN Alauddin Makassar

Penelitian ini tentang hubungan antara pengetahuan agama Islam dengan
perilaku kedisiplinan, mahasiswa Prodi PGMI Fak. Tarbiyah dan Keguruan UIN
Alauddin Makassar. Tujuan penelitian ini adalah.1) Untuk mengetahuai sejauhmana
pemahaman mahasiswa Prodi PGMI tentang pengetahuan agama Islam, 2) Apakah
terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan agama Islam dengan perilaku
kesipilinan mahasiswa Prodi PGMI.
Untuk menjawab pembahasan tersebut, penulis menggunakan prosedur
pengumpulan data berupa angket, dan hasil pengumpulan data melalui angket
tersebut dianalisis dengan menggunakan teknik analisis inferesial korelasi product
moment.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis deskripsi diperoleh skor rata-rata
pengetahuan agama Islam mahasiswa Prodi PGMI Angkatan 2010 dan 2011 adalah
74, indeks ini berada pada rentan kategori baik. Sedangkan skor rata-rata perilaku
kedisiplinan mahasiswa adalah 70, berbeda dengan pengetahuan agama Islam
mahasiswa justru berada dalam kategori sedang.
Adapun analisis data inferensial menunjukkan nilai
hitung berada
pada 0,99 sedangkan
berada pada tabel signifikan 5% dan 0,28 Jadi, dapat
disimpulkan bahwa r hitung>rtabel yakni 0,99>0,284. Maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Artinya terdapat pengaruh antara pengetahuan agama Islam dengan perilaku
kedisiplinan mahasiswa Prodi PGMI Fak.Tarbiyah dan Keguruan. Sehinggga dapat
disimpulkan pemahaman pengetahuan agama Islam mahasiswa Prodi PGMI tidak
diimbangi dengan perilaku kedisiplinan mereka.

xii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pengetahuan agama yang merupakan ajaran pokok agama dan sekaligus
merupakan ajaran yang membuat manusia optimis akan masa depannya. Dalam era
global yang syarat dengan masalah-masalah etis dan moral ini, masyarakat Indonesia
khususnya kaum muda memerlukan pengenalan yang benar akan nilai-nilai
kemanusiaan. Selain pengenalan yang benar akan kemanusiaan orang muda juga
membutuhkan suatu pendasaran moral yang benar untuk pembentukan tingkah laku.
Namun yang menjadi persoalan bagi kita sebagai generasi muda adalah, bukan hanya
sekedar pemahaman agama tetapi kurangnya perilaku disiplin juga merupakan
salahsatu faktor utama sehingga proses pembelajaran atau bahkan kehadiran
mahasiswa pada saat kuliah kurang disiplin. Karena pada dasarnya disiplin
merupakan suatu gambaran yang menyatakan hasil kegiatan atau perubahan yang
telah dicapai oleh seseorang melalui keuletan bekerja baik secara kualitas maupun
kuantitas dilihat dari pengukuran, penglihatan dan penelitian atau hasil usaha
tersebut. Dengan kata lain disiplin adalah sebuah penilaian yang memang menjadi
standarisasi bagi keberhasilan pembelajaran.1
Perlu ada perubahan sikap mental yang drastis dalam masyarakat Indonesia
yang penuh dengan berbagai krisis moral, etis, dan spiritual. Dalam hal ini yang

1

S. Margono, Metodelogi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2004). h. 54.

1

2

dibutuhkan adalah agama dan perilaku disiplin agar proses untuk mencapai tujuan
yang diingikan akan tercapai.
Agama sebagai dasar pijakan umat manusia memiliki peran yang sangat besar
dalam proses kehidupan manusia. Agama telah mengatur pola hidup manusia baik
dalam hubungannya dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan sesama manusia.
Agama selalu mengajarkan yang terbaik dan tidak pernah menyesatkan penganutnya.
Karena pada dasarnya moralitas adalah tradisi, kepercayaan dalam agama atau
kebudayaan, tentang perilaku yang baik dan buruk, yang memberi manusia aturan
atau petunjuk konkret tentang bagaimana ia harus hidup, bertindak dalam hidup ini
sebagai manusia yang baik, dan bagaimana menghindari perilaku-perilaku yang tidak
baik, termaksud perilaku kuran gdisiplin.2 Disiplin itu terbagi atas dua bagian yaitu
disiplin lahir dan disiplin batin. Disiplin lahir adalah menjaga jasmaniah kita dari
setiap yang dilarang karena adanya peraturan sedangkan disiplin batin yakni menjaga
hati kita dari segala bentuk kemaksiattan yang berhubungan dengan agama3
Tetapi

kenyataan

sekarang

ini,

mahasiswa

dalam

lembaga-lembaga

pendidikan tinggi belum sepenuhnya berhasil dalam tugas pembentukan tenaga
profesional yang spiritual. Setelahera reformasi muncul “kesadaran baru” bahwa
pendidikan secara umum dan pendidikan agama khususnya “kurang berhasil” dalam
pengembangan moral dan pembentukan perilaku disiplin mahasiswa, dalam
mengantisipasi masalah-masalah kurang disiplin dan moral era global. Tidak terlihat
2

Burhanuddin Salam, Etika Sosial Asas Moral dalam Kehidupan Manusia, (Cet, 1; Jakarta:
Rineka Cipta,1997), h.3.
3
Hasan Langgulung, Asas-asasPendidikan Islam (Jakarta: PustakaAlhusna, 1988), h. 59.

3

indikasi terjadinya perubahan yang signifikan antara pengetahuan yang tinggi, tingkat
kedewasaan menurut usianya dan pengaruhnya pada perkembangan perilaku disiplin.
Kenyataan secara factual banyak mahasiswa memiliki masalah-masalah perilaku
salah satu contohnya adalah kurangnya kesadaran akan pentingnya perilaku disiplin
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
Asumsi sementara kita mengatakan bahwa fenomena pendidikan agama Islam
di berbagai perguruan tinggi

telah mengalami nasib serupa, baik mulai dari

pemahaman mahasiswa, dosen hingga pada bentuk apresiasi mereka terhadap
pengetahuan agama Islam dan perilaku disiplin tersebut. Seringkali kita menduga
bahwa sikap mereka pada pemahaman agama Islam itu kurang dialogis, komunikatif
dan apresiatif. Asumsi ini sedikit mendekati kebenaran ketika kita mengamati fakta di
lapangan, seperti kurangnya pemahaman mahasiswa tentang pengetahuan agama.4
Kondisi ini secara tidak langsung mempengaruhi perilaku disiplin mahasiswa
baik dari segi kehadiran, kesadaran akan perilaku disiplin atau pun dari keinginan
mereka untuk mendalami pengetahuan

agama. Untuk menghindari hal-hal yang

seperti itu setidaknya mahasiswa di perguruan tinggi perlu mengetahui tentang
pentingnya pengetahuan agama Islam, sebagai dasar untuk menghadapi kehidupan
yang sesungguhnya agar tidak terlena dengan kehidupan dunia.
Kebermaknaan hidup seseorang diwujudkan dalam sikap dan perilaku disiplin
yang sepadan dengan nilai kemahlukannya sebagai hamba dan khalifah Allah di

4

Mahpud Asep,’’Pembangunan Karakter dan Kepribadian Mahasiswa pada Pembelajaran
di Perguruan Tinggi,’’Blok Mahpudz Asep.asepmahpudz@gmail.com(07 Desember 2010)

4

muka bumi ini, relevan dengan nilai kediriaannya diyakini benar bahwa manusia
adalah makhluk yang berdimensi spritual. Perkembangan sikap dan perilaku disiplin
yang berkaitan erat dengan dimensi-dimensi tersebut perlu dipahami secara dini agar
dapat dipersiapkan berbagai upaya yang memfasilitasinya atau iklim hidup yang sehat
dan konduktif.5
Dalam hal ini untuk meningkatkan pemahaman dan keyakinan terhadap rukun
iman dengan menunjukkan ciri-ciri/tanda-tanda perilaku disiplin dalam melaksanakan
semua tugas

kita sebagai hamba Allah dalam fenomena kehidupan dan

pengalamanya sehari-hari, serta dengan membiasakan diri berakhlak baik.6
Karena pada dasarnya pengembangan karakter dan kepribadian mahasiswa di
perguruan tinggi agar dapat menjadi wahana strategis bagi peningkatan kompetensi
mahasiswa dalam pembelajaran, maka setidaknya terdapat masalah pembelajaran
yang penting untuk dikaji agar dapat dilakukan perbaikan di masa depan. Oleh sebab
itu peneliti mengangkat judul ‘‘Hubungan antara pengetahuan Agama Islam dengan
Perilaku Kedisiplinan Mahasiswa Prodi PGMI Fak.Tarbiyah dan Keguruan UIN
Alauddin Makassar.”. Untuk lebih jelasnya lagi mengenai Judul di atas maka penulis

merumuskan beberapa rumusan masalah.

5

Syamsul Yusuf LN. PsykologiPerkembagan Remaja dan Anak. (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2000), h. 9.
6
Muji, Standar Kompotensi Lulusan mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan bahasa
Aramahasa Tsanawiyah.htt:/WWW. Scibd.com.doc/1172299/03 lampiran –i-Bbab-II-SKI-PAI-dan
Bahasa Arab-Tk-MTS (17 Oktober 2012).

5

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang maka dapat kita menentukan sebuah
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, sebagai berikut:
1. Bagaimana pengetahuan agama Islam mahasiswa Prodi PGMI Fak. Tarbiyah dan
keguruan UIN Alauddin Makassar?
2. Bagaimanakah kedisiplinan Mahasiswa Prodi PGMI Fak. Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar?
3. Apakah terdapat hubungan antara pengetahuan agama dan perilaku kedisiplinan
mahasiswa Prodi PGMI Fak.Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar?

C. Definisi Operasional Variabel
Dalam variabel ini ada penelitian yang diteliti, yaitu pengetahuan agama dan
perilaku mahasiswa Prodi PGMI Fak.Tarbiyah UIN Alauddin Makassar. Secara
operasional dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengetahuan Agama Islam
Pengetahuan agama yakni pengetahuan yang hanya diperoleh dariTuhan lewat
para utusan-Nya. Pengetahuan agama bersifa tmutlak (pasti) dan wajib diyakini
oleh para pemeluk agama. Pengetahuan agama mengandung beberapa hal yang
pokok yaitu ajaran tentang cara berhubungan dengan Tuhan, yang sering juga
disebut dengan hubungan vertikal dan cara berhubungan dengan sesama manusia,
yang sering juga disebut dengan hubungan horizontal. Pengetahuan agama Islam
yang dimaksud dalam pengertian ini adalah pengetahuan tentang Aqidah-Akhlak

6

yang ditandai dengan nilai hasil belajar atau yang diperoleh dari nilai akhir dari
mata kuliah Aqidah-Akhlak mahasiswa PGMI Fak.Tarbiyah UIN Makassar.
2. Perilaku Kedisiplinan
Disiplin adalah menunduk kepada kepatuhan seseorang dalam mengingkuti
peraturan atau tata tertib karena didorong oleh adanya kesadaran yang ada pada
kata hatinya.7
Dalam penelitian ini, penelitian hanya membatasi pada unsur kehadiran dan
keaktifan mahasiswa pada saat jam kuliah, dengan alasan pada aspek kehadiran inilah
perwujudan dari aspek kedisiplinan yang dapat diamati secara tampak. Karena pada
aspek kehadiran, mahasiswa tidak bisa mengelak dengan adanya bukti absen
kehadiran setiap mahasiswa.
Dengan melihat pengertian judul diatas, maka penulis dapat memberikan
pengertian umum judul.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dan manfaat penelitian
yang ingin dicapai oleh peneliti adalah:
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan jawaban atas permasalahan yang telah
dirumuskan, dalam hal ini adalah sebagai berikut:

7

Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
1990), h. 144.

7

a. Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman mahasiswa tentang pengetahuan
agama Islam.
b. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pengetahuan agama Islam dan
perilaku kedisiplinan mahasiswa Prodi PGMI.
2. Kegunaan Penelitian
Keguanaan yan diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
a. Melalui penelitian ini penulis dapat mengetahui sejauh mana mengetahuan
mahasiswa tentang agama Islam.
b. Dengan penelitian penulis berharap mendapatkan jawaban dari persoalan
perilaku mahasiswa.
c. Sebagai informasi bagi penulis dalam melakukan penelitian selanjutnya.
E. Garis Besar Isi Skripsi
Skripsi ini berjudul hubungan antara Pengetahuan Agama Islam dan Perilaku
kedisilinan mahasiswa Prodi PGMI Fak.Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin
Makassar. Skripsi ini terdiri dari lima bab dan masing-masing bab memiliki sub-sub
bab.
Bab pertama, adalah pendahuluan yang berisikan antara lain: latar belakang
masalah, rumusan masalah, definisi operasional variabel, tujuan dan kegunaan
penelitian dan garis besarisi skripsi.
Bab kedua membahas tentang tinjauan pustaka yang terdiri dari pengertian
pengetahuan, agama islam dan perilaku kedisiplinan mahasiswa.

8

Bab ketiga membahas tentang metode penelitian yang terdiri dari: jenis
penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian, prosedur pengumpulan data
dan tekhnik analisi data.
Bab empat penulis membahas lokasi penelitian, hasil penelitian yang terdiri
dari. Sejarah Prodi PGMI, visi, misi, mahasiswa, dosen, kurikulum Prodi PGMI dan
membahas tentang hasil penelitian yang terdiri dari hasil analisis statistic deskriptif,
hasil analisis statistik inferesial dan pembahasan.
Sedangkan pada bab lima adalah penutup yang berisikan tentang kesimpulan
dan implikasi penelitian.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pengetahuan Agama Islam
1. Pengetahuan agama Islam
Secara etimologi pengetahuan berasal dari bahasa Inggris yaitu knowledge
(pengetahuan, atau ilmu pengetahuan). Dalam Encyclopedia of Phisolophy dijelaskan
bahwa definisi pengetahuan adalah kepercayaan yang benar. 1
Sedangkan secara terminologi akan dikemukakan beberapa definisi tentang
pengetahuan. Menurut Sidi Gazalba, pengetahuan adalah apa yang diketahuai atau
hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf,
mengerti, dan pandai. Pengetahuan itu adalah semua milik atau isi pikiran 2
Sebaagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya perilaku seseorang pengetahuan merupakan pengindraan manusia, atau
hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung,
telinga, dan lain sebagainya).3

1

Loren Bagus, Kamus Filsafat( Jakarta: Gramedia, 1996). h. 6.
Sidi Gazalba, Sistematika Filsafat (Jakarta: Bulan Bintang 1992). h. 12.
3
Taufik Ismail, Sadjak Ladang Djagung ( Jakarta: Budaya Djaja. 1992).
2

9

10

Sedangkan yang dimaksud dengan pengetahuan agama adalah pengetahuan
hanya diperoleh dari Tuhan lewat para utusan-Nya.Pengetahuan agama yang bersifat
mutlak dan wajib diyakini oleh para pemeluk agama.4
Pengetahuan agama mengandung beberapa hal yang pokok yakni, ajaran
tentang cara berhubungan dengan Tuhan yang sering juga disebut dengan hubungan
vertikal dan cara berhubungan dengan sesama manusia, yang sering disebut hubungan
horizontal. Pengetahuan agama yang lebih penting di samping hubungan dengan
Tuhan, juga harus diyakini tentang hari akhir. Karena hari akhir merupakan ajaran
pokok agama dan sekaligus merupakan ajaran yang membuat manusia optimis akan
masa depannya.5
2. Agama Islam
Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang mengatur
tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha kuasa serta
tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta
lingkungannya.6
Kata "agama" berasal dari bahasa Sansekerta āgama yang berarti "tradisi".
Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari
bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat
kembali". Maksudnya dengan bereligius, seseorang mengikat dirinya kepada
4

Jujun, Suriasumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer( Jakarta Pustaka Sinar
Harapan, 2005). h. 93.
5
Sodewo P.K. Islam dan Ilmu Pengetahuan (Cet. I; Darul Kutubi Islamih, 2007), h.
22.Soedewom
6
Pedoman Umum Bahasa Indonesia yang disempurnakan (Cet. V; Bandung: CV. Pustaka
Setia, 1996), h. 91.

11

Tuhan.7Kata agama berasal dari bahasa sanskerta "A" berarti tidak; "Gama" berarti
kacau. Sehingga agama berarti tidak kacau, atau dapat diartikan suatu peraturan yang
bertujuan untuk mencapai kehidupan manusia ke arah dan tujuan tertentu.8
Kata agama menurut bahasa Alquran banyak digunakan kata din, istilah yang
lain juga digunakan Alquran misalnya, millah, sahalat. Dan dalam bahasa Smit
berrati undang-undang atau hukum sebagaimana dijelaskan dalam Alquran surah AlFath ayat 28.








  
   

Terjemahan :
dialah yang mengutus rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang
hak agar dia menang-Nya terhadap semua agama, dan cukuplah Allah
sebagai saksi.9
Dilihat dari sudut pandang kebudayaan, agama dapat berarti sebagai hasil dari
suatu kebudayaan, dengan kata lain agama diciptakan oleh manusia dengan akal
budinya serta dengan adanya kemajuan dan perkembangan budaya tersebut serta
peradabanya. Bentuk penyembahan Tuhan terhadap umatnya seperti pujian, tarian,
mantra, nyanyian dan yang lainnya, itu termasuk unsur kebudayaan. Sehingga pada
sudut pandang dari pengertian Agama yang ini semakin maju peradaban manusia
7

Komaruddin Hidayat, Memahami Bahasa Agama, h. 160.
Komaruddin Hidayat, Memahami Bahasa Agama (Jakarta: Paramadina, 1996), h.160.
9
Departemen Agama Al-quran dan Terjemahan , (Jakarta: Yayasan Penerjemah Alquran,
1979), h. 834.
8

12

maka agama juga akan mengalami kemajuannya. sedangkan jika dilihat dari sudut
pandang sosiologi, agama adalah salah satu tindakan pada suatu sistem
kemasyarakatan (sosial) yang terdapat pada diri seseorang tentang kepercayaan
terhadap kekuatan tertentu (magis atau spiritual) serta berfungsi untuk perlindungan
dirinya dan orang lain.10
Sedangkan pengertian Islam berasal dari as la ma-yus is la man yang artinya
tunduk, patuh, menyerah diri. Islam artinya tunduk, taat, patuh, dan menyerahkan diri
dari segala ketentuan yang ditetapkan Allah Swt. Yang terdiri atas syadatain (dua
kalimat syadat), shalat, puasa, zakat, haji bagi yang mampu. 11Islam juga merupakan
agama Allah yang diwahyukan kepada Rasul-rasul-Nya untuk diajarkan kepada
manusia yang di bawah generasi-generasi. Dari angkatan ke angkatan berikutnya.Ia
merupakan hidayah (petunjuk) bagi seluruh manusia dalam kehidunnya di dunia dan
merupakan manifestasi dari Rahman dan Rahim (kasih sayang) Allah Swt.12
Remaja masa kini menganggap bahwa agama berperan penting dalam
mengatasi problema psikis remaja. Minat mereka pada agama tampak terlihat ketika
membahas agama, mengikuti mata kuliah agama, mengunjungi tempat ibadah dan
mengikuti berbagai upacara keagamaan.

10

Iwansulistyo. ‘’Pengertian Agama Arti dan Definisi Agama’’Blog Iwansulistyo
http://www.iwansulistyo.info/2013/01/pengertian-agama-arti-dan-definisi-agama.html di Oytsilus
Nawi ID: 5.32
11
Sodewo P.K. Islam dan Ilmu Pengetahuan, h. 36.
12
Sumber: Bedah Masalah, Majalah Percikan Iman, No. Thn. III April 2002/Muharam 1423

13

a. Adapun tujuan, guna dan fungsi agama adalah:
1) Tujuan agama
Sebagai bentuk kepercayaan yang dapat melahirkan nilai-nilai guna menopang
kehidupannya, selain kepercayaan itu dianut karena kebutuhan

dan dalam

kebersamaan juga harus merupakan suatu kebenaran, adapun salah satu
kebenaranya adalah kepercayaan terhadap beragama.
2) Kegunaan agama
Yaitu kepercayaan akan iman, yang memiliki dua pengertian yaitu: kepercayaan
(iman) sebagai institusi yang merupakan bagian dari pokok agama itu sendiri,
yang berposisi sebagai bentuk kepercayan yang tertinggi yang diakuinya (rukun
iman dalam Islam). Kemudian kepercayaan (iman) sebagai sikap jiwa yang
mempercayai dan menerima sesuatu sebagai hal yang benar seperti kami
mendengar dan mematuhi, mematuhi firman illahi dengan sepenuh hati,
menyerah diri dan memusat kehidupan hanya kepada-Nya, dan menyerahkan
hidup dan mati kepada- Nya.
3) Fungsi agama
Yaitu sebagai sistem kepercayaan yang mengharuskan adanya kebenaran, juga
sebagai tindakan praktis terhadap aplikasi kepercayaan (iman) yang telah diakui
kebenaranya.13

13

Soeodowo, Ilmu Pengetahuan dan Agama (Jakarta: Darul Khutibah Islamiyah, 2007). h. 59.

14

b. Kebenaran agama dapat kita lihat dari definisi dibawah ini
Kebenaran agama sebagai bentuk kepercayaan mengharuskan adanya
keyakinan terhadap prinsip-prinsip dan norma-norma agama yang diakui
kebenaranya.Karena keyakinan tersebut haruslah bersumber dari kebenaran yang
hakiki dan tidak ada keraguan didalamnya.14
c. Ruang lingkup agama Islam
1. Hubungan manusia dengan penciptanya
Sebahgaimana firman Allah Swt.

   
 
Terjemahan:
Dan aku tidak tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka menyembah kepadaKu (QS. Az-Zariyat: 56).15

Hubungan manusia dengan Allah disebut pengabdian (ibadah).Pengabdian
manusia bukan kepentingan Allah, Allah tidak berhajat (berkepentingan)
kepada siapapun, pengabdian itu bertujuan untuk mengembalikan manusia
kepada penciptnya yaitu fitrah (kesucian) Nya agar kehidupan manusia
diridohi Allah Swt.
2. Hubungan manusia dengan manusia

14

Sumber: Bedah Masalah, Majalah Percikan Iman, No. Thn. III April 2002/Muharam 1423
Departemen Agama Al-quran dan Terjemahan , (Jakarta: Yayasan Penerjemah Alquran,
1979), h. 258.
15

15

Agama Islam memiliki konsep-konsep dasar mengenai kekeluargaan,
kemasyarakatan, perekonomian dan lain-lain.
Sebagaimana firman Allah Swt.

    
  






Terjemahan:
Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebjikan dan takwa
dan jangan tolong menolonglah dalam berbuat dosa dan permusuhan (QS.
Al-Maidah: 2)16

3. Hubungan manusia dengan mahkluk lainnya/lingkungan
Seluruh benda-benda yang diciptakan oleh Allah di alam ini mengandung
manfaat bagi manusia.
Allah berfirman dalam (QS. Ibrahim: 19)



Terjemahan:
Tidakah kau perhatikan bahwa sesungguhnya Allah telah menciptkan
langit dan bumi dengan hak (QS. Ibrahim:19).17
Dalam pandangan agama ada dua hal kebenaran yang tidak dapat
dipisahkan yaitu sumber otoritas adalah wahyu dari Tuhan dan justifikasi yaitu

16

Zuharini, dkk. Metode Khusus Pendidikan Agama (Cet. I; Surabaya: Usaha Nasional), h.

645.
17

Departemen Agama Al-quran dan Terjemahan , (Jakarta: Yayasan Penerjemah Alquran,
1979), h. 393.

16

sebuah kebenaran ilmiah yang terletak pada prosedur dan hasil pengujian bukan
keyakinan mutafisis seperti kebenaran wahyu.18

a. Sumber-sumber Pengetahuan Agama
Ada beberapa pendapat mengenai sumber pengetahuan di antaranya adalah
sebagai berikut:
1) Empiris
Menurut aliran ini manusia memperoleh pengetahuan menurut mengalamannya.
2) Rasional
Pengetahuan yang diperoleh diukur dengan akal, karena manusia memperoleh
pengetahuan melalui kegiatan menangkap objek.
3) Instiusi
Instiusi merupakan hasil dari evolusi pemahaman yang tingkat kemampuan ini
mirip dengan akal, namun berbeda dengan kesadaran dan kebebasannya.
4) Wahyu
Wahyu adalah pengetahuan yang disampaikan oleh Allah kepada manusia lewat
prantara/utusan para nabi.19
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
1) Faktor internal

18

Muhamad Al-Hasain Ismail, Kebenaran Mutlak (Jakarta: Sahara, 2006). h. 305-306.
19
Burhanuddin. Salam, Pengantar Filsafat (Cet. IV; Jakarta Bumi Aksara, 2000), h.17.

17

a) Umur
Umur merupakan variabel yang selalu diperhatikan dalam penelitianpenelitian epidiomilogi yang merupakan salah satu yang mem
pengaruhi pengetahuan.

b) Pendidikan
Pendidikan merupakan proses menumbuh kembangkan seluruh
kemampuan dan perilaku manusia melalui pengetahuan.
c) Pekerjaan
Bekerja pada umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu.
2) Faktor eksternal
a) Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia
dan pengaruhya yang dapat mem pengaruhi perkembangan dan
perilaku orang atau kelompok.
b) Sosial budaya
Sistem budaya yang ada dalam masyarakat dapat mempengaruhi dari
sikap dalam menerima informasi.20
c. Cara Memperoleh Pengetahuan
1) Cara tradisional
a) cara coba salah
20

Soedewo P.K. Islam dan Ilmu Pengetahuan, h. 21.

18

Cara coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan
memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan salah, maka di
coba kemungkinan yang lain.

b) Cara kekuasaan atau otoritas
Prinsip ini adalah orang lain yang menerima pendapat yang
dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tampa terlebih
dahulu menguji atau membuktikan kebenaranya, baik berdasarkan
fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri
c) Pengalaman pribadi
Hal ini dilakukan dengan mengulang kembali pengalaman yang
diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi masa
lalu
d) Melalui jalan pikiran
Dalam

memperoleh

kebenaran

pengetahuan

manusia

telah

menggunakan jalan pikiran, baik melalui induksi maupun deduksi.
2) Cara modren
Yaitu cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih
sistematis, logis dan ilmiah.21

21

Aholiab Watloly, Tanggung Jawab Pengetahuan mempertimbangkan Epistimologi secara
Kulkural (Yogyakarta Yayasan Adikarya Ikapi dan The Fort Foundatio, 2001).

19

B. Pengertian Perilaku Kedisiplinan
1. Pengertian Perilaku Kedisiplinan
Adapun perilaku menurut bahasa adalah tingkah laku, tanggapan seseorang
terhadap lingkungan.22Perilaku dalam bahasa Inggris disebut dengan behavior yang
artinya kelakuan, tindak-tanduk jalan.23Perilaku juga terdiri dari dua kata peri dan
laku, peri artinya sekeliling, dekat, melingkupi dan laku artinya tingkah laku,
berbuatan,tindak tanduk24
Perilaku dalam hal ini lebih mengarah aktivitas dan sifat seseorang.
Sedangkan menurut Soejono Soekanto, mengemukakan sebagai berikut:
Perilaku sesungguhnya adalah suatu perbuatan sedang atau telah dilakukan
manusia. Oleh sebab itu antara perilaku dan kepribadian adalah merupakan
latarbelakang lahirnya perilaku dalam diri individu, sebab itu berkaitan
dengan kesiapan mental dalam menghadapi suatu persoalan misalnya,
seseorang harus menyelesaikan perkelahian yang terjadi, hasrat untuk
menyelesaikan perkelahian merupakan kepribadiannya sedangkan tindakan
untuk mewujudkan hasrat tersebut, itu adalah perilakunya. 25
Melihat dari beberapa uraian di atas nampak jelas bahwa perilaku itu adalah
kegiatan atau aktivitas yang melingkupi seluruh aspek jasmaniah atau rohaniah yang
bisa dilihat.26Para ahli psikologi membedakan dua macam tingkah laku, yakni tingkah
laku intelektual dan tingkah laku mekanistik.Tingkah laku intelektual adalah
sejumlah perbuatan yang dikerjakan seseorang yang berhubungan dengan jiwa dan

22

W.J.S. Poerdarwaminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia ( Jakarta: Balai Pustaka, 1976), h.

23

Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan ( Cet. 1; Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999),

645.
h.1.
24

Pedoman Umum Bahasa Indonesia yang disempurnakan (Cet. V; Bandung: CV. Pustaka
Setia, 1996). h. 91.
25
Soejono Soekonto, Sosiologi Suatu Penghantar ( Jakarta: Rajawali 1992), h. 152.
26
Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam ( Jakarta: Pustaka Alhusna, 1988), h. 274.

20

intelektual, ciri-ciri utamanya adalah berusaha mencapai tujuan tertentu. Sedangkan
tingkah laku mekanistik atau refleks adalah respon-respon yang timbul pada manusia
secara mekanistik dan tatapan seperti kedipan mata sebab terkena cahaya dan
gerakan-gerakan yang kita lihat pada anak-anak, seperti menggerakan kedua tangan
dan kaki secara terus menerus tanpa aturan. Jadi kesimpulannya pembentukan
perilaku memelihara tingkah laku kita yang sudah tertanam sejak kecil hingga dewasa
dengan mencontohkan yang baik-baik sesuai dengan norma-norma yang berlaku di
masyarakat.
2. Pengertian Kedisiplinan
Dilihat dari asal katanya, maka disiplin diartikan sebagai kepatuhan terhadap
peraturan atau tunduk pada pengawasan, dan pengendalian atau merupakan sebagai
latihan yang bertujuan yang mengembangkan diri agar dapat berperilaku tertib serta
memiliki sikap saling menghargai dan menghormati, patuh, taat pada peraturan yang
berlaku baik tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankan dan tidak
mengelak untuk menerima sanksinya apabila melanggar tugas dan wewenang yang
dikaitkan dengannya, atau disiplin adalah menunjuk kepada kepatuhan seseorang
dalam mengingkuti peraturan atau tata tertib karena didorong oleh adanya kesadaran
yang ada pada kata hatinya.27
Kedisiplinan dapat dilihat dari dua segi pengertian juga menurut para ahli.
a. Secara etimologi

27

h. 144.

Alex Sobur, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi (Jakarta: PT. Rineka Cipa, 1990),

21

W. J. S Poerwadarminta mengatakan bahwa:
Kedisiplinan adalah segala aturan atau tata tertib yang harus ditaati oleh
semua orang sehingga tercapai keharmonisan dalam melaksanakan tugas dan
kewajiban.28
b. Secara terminologi
R. I. Sarempak, dalam sebuah bukunya yang berjudul rahasia mendidik anak,
ia mengatakan kedisiplinan adalah aturan atau tata tertib yang digerakan dalam
menjalankan sebuah sekolah atau rumah tangga29. Lebih lanjut Atmosudirjo
memberikan pengertian hakikat disiplin dengan mengatakan bahwa:
Disiplin pada hakikatnya adalah kegiatan, ketekunan, sikap, kelakuan sikap
hormat yang nampak sesuai dengan tata aturan yang lebih disepakati antara badan
organisasi dengan pegawai-pegawainya.30
Disiplin merupakan sikap mental yang mengandung kerelaan mematuhi
ketentuan, peraturan dan norma yang berlaku dalam menunaikan tugas dan
kewajiban.31Menurut Hasan Langgulung bahwa disiplin itu terbagi atas dua bagian
yaitu disiplin lahir dan disiplin batin.Disiplin lahir adalah menjaga jasmaniah kita dari

28

W. J. S Poerwadarminta, Kamus umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1976), h.

253.
29

R. I. Sarempak, Rahasia Mendidik Anak ( Bandung: Publishing House, 1980), h. 101.
Atmosudirjo Prajudi, Beberapa Pandangan Umum Tentang pengambilan Keputusan
(Jakarta: Aksara Baru, 1976), h. 211.
31
Sukadi, Penuntun Pelajaran PPKN2 untuk SLTP kelas 2 (Bandung: Ganeca Exact, 1996),
h. 150.
30

22

setiap yang dilarang karena adanya peraturan sedangkan disiplin batin yakni menjaga
hati kita dari segala bentuk kemaksiatan yang berhubungan dengan agama.32
Kedisiplinan adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses
dari serangkaian perilaku yang menunjukan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan karena
bukan hanya untuk menjaga kondisi suasana belajar dan mengajar berjalan dengan
lancar, tetapi juga untuk menciptakan pribadi yang kuat untuk setiap mahasiswa. 33
Jadi perilaku kedisiplinan adalah sesungguhnya adalah suatu perbuatan
sedang atau telah dilakukan manusiakepatuhan terhadap peraturan atau tunduk pada
pengawasan atau pengendalian.Kedua disiplin yang bertujuan mengembangkan watak
agar dapat mengendalikan diri, agar berprilaku tertib dan efisien.34
Sebagaimana Allah berfirman dalam Alqur’an Surah An -Nisa ayat 59:10




Terjemahan:
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya, dan
ulil Amri diantara kamu….(Q.S. An-Nisa ayat 59).35
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian disiplin
adalah segala peraturan atau tata tertib yang telah ditetapkan oleh lembaga (kelurga,
sekolah, kampus dan sebagainya) yang harus dijalankan dan ditegakkan dan dipatuhi

32

Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam (Jakarta: Pustaka Alhusna, 1988), h. 59.
Srijanro Djrat. Kedisiplinan Penting dalam Proses Pendidikan (Surakarta. PT. Pabelan.http:
www.Describ.Com/ 5489505 pengert (18 Agustus 2009)
34
Sodarjo, Menuju Pendidikan yang Relevan dan Bermutu (Cet. II; Jakarta: Balai Pustaka,
1989),h. 165.
35
Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Jakarta: Yayasan Penerjemah Al-Qur’an,
1979), h. 128.
33

23

oleh setiap personil yang ada dalam lembaga tersebut, sehingga kedisiplinan atau
kegiatan disiplin dapat berjalan dengan baik, maka tujuan dan cita-cita yang
diharapkan akan dapat tercapai juga.
Ada beberapa indikator agar disiplin dapat membina, dan dilaksanakan dalam
proses pendidikan sehingga waktu pendidikan, yaitu sebagai berikut:
a) Melaksanakan tata tertib dengan baik bagi dosen maupun mahasiswa
karena tata tertib yang berlaku merupakan aturan dalam ketentuan yang
harus ditaati oleh siapapun demi kelancaran proses pendidikan
b) Patuh terhadap kebijakan dan kebijaksanaan yang berlaku
c) Menguasai diri dan introspeksi.
3. Fakto-faktor yang Mempegaruhi Pembentukan Perilaku kedisiplinan
Pembentukan perilaku tidak terjadi dengan sendirinya, karena perilaku tidak
dibawah sejak lahir, tetapi perilaku atau sikap dalam diri dapat terbentuk melalui
pengalaman-pengalaman dan interaksi manusia dengan objek-objek tertentu secara
berulang-ulang.Pengalaman demikian lambat laun secara bertahap diserap kedalam
diri individu dan mem pengaruhi terbentuknya suatu perilaku atau sikap dan dapat
pula melalui pengalaman yang disertai perasaan yang mendalam (pengalaman
traumatik).Perilaku juga dapat terbentuk melalui pendidikan yang diberikan secara
berulang-ulang, sehingga menjadi kebiasaan dan bagian dari tingkah lakunya. Selain
dari ketiga cara yang dikemukakan di atas perilaku ini juga dapat terbentuk melalui
imitasi (peniruan terhadap objek yang disukai) dan sugesti (mengikuti karena
pengaruh

orang

yang

memilki

wibawa

dalam

pandangan

seorang

yang

24

tersugesti).36Tetapi pengaruh dari luar diri manusia itu belum cukup untuk
menyebabkan terbentuknya perilaku atau sikap seseorang.
Adapun menurut Sarlito Wirawan Sarwono faktor-faktor yang mem pengaruhi
terbentuknya perilaku (sikap) adalah:
a. Faktor internal
Faktor-faktor

yang

terdapat

dalam

diri

orang

yang

bersangkutan

sendiri.Dalam hal ini selektivitasnya, daya pilihanya sendiri atau minat
perhatianya untuk menerima dan mengelola pengaruh-pengaruh yang datang
dari luar dirinya itu.Karena manusia tidak dapat menangkap seluruh
rangsangan-rangsangan dari luar melalui persepsinya.
b. Faktor eksternal
Selai dari faktor internal turut menentukan juga adalah faktor-faktor yang
berada dari luar yaitu:
1)

Sikap objek yang dijadikan sikap

2)

Kewibawaan orang yang mengemukakan suatu perilaku

3) Sifat orang-orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut
(perilaku)

36

4)

Media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap

5)

Situasi pada saat sikap itu dibentuk.37

Slamet, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya ( Jakarta: Bina Aksara, 1988),

h. 192.
37

P Sondang Siagian, Organisasi Kepemimipinan dan Perilaku Administrasi ( Jakarta:
Gunung Agung, 1985), h. 54.

25

Sedangkan menurut P. Sondang Siagian fakto-faktor yang mem pegaruhi
pembentukan perilaku adalah:

a. Faktor genetika
Faktor genetika atau biasa disebut juga faktor keturunan/ unsur bawaan ialah
proses yang dibawah setiap individu ketika ia lahir yang merupakan warisan
dari kedua orang tuanya.
b. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan disini adalah situasi atau kondisi seseorang di dalam
rumah dan lingkunggan yang lebih luas, baik lingkungan kampus atau
lingkunagan masyarakat yang dilihat dan dihadapi sehari-hari.
Adapun faktor lingkungan di bagi atas 3, yaitu:
1) Lingkungan keluarga
Karena perilaku seorang dipengaruhi oleh kondisi dalam rumah tangga
dimana ia hidup pada waktu kecil, karena kepribadian seseorang sudah terbentuk
pada waktu ia berada dalam kandungan sang ibu. Pembentukan kepribadian
ditentukan dalam kehidupan keluarga, jika seseorang dibesarkan dalam rumah
tangga yang bahagia, maka pola perilaku seseorang akan bersifat baik. Tapi jika
seseorang dibesarkan di keluarga yang tidak bahagia, sukar diharapkan orang
tersebut menumbuhkan kepribadian yang positif.
2) Lingkungan sekolah/kampus

26

Karena pada dasarnya lingkungan sekolah atau kampus bukan hanya
sekadar untuk menimba ilmu sebagai modal hidup tetapi akan juga sebagai
tempat pembinaan sikap mental dan perilaku sosial yang baik.

3) Lingkungan masyarakat
faktor lingkungan merupakan faktor yang mem pengaruhi perwujudan
suatu potensi secara baik atau tidak baik, karena peran lingkungan adalah proses
perkembangan dan dikatakan faktor pembelajaran.38
Gaustad mengemukan bahwa kedisiplinan memiliki 2 (dua) tujuan yaitu,
memberikan kenyamanan pada para siswa, mahasiswa, pegawai serta menciptakan
lingkungan yang kondusif.
c. Fungsi Kedisiplinan
1) Menata kehidupan bersama
Kedisiplinan kampus berguna untuk menyadarkan mahasiswa bahwa
dirinya perlu menghargai orang lain dengan cara menaati dan mematuhi
peraturan
2) Membangun kepribadian
Merupakan kebiasaan mematuhi pertauran-peraturan yang berlaku,
sehingga kebiasaan itu lama kelamaan masuk ke dalam dirinya serta
berperan dalam membangun kepribaiannya.
3) Melatih kepribadian
38

Slameto,dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, h. 54.

27

Sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik karena kedisiplinan
terbentuk melalui kebiasaan.

4) Pemaksaan
Kedisiplinan dapat terjadi karena adanya pemaksaan dan tekanan dari luar.
5) Hukuman
Tata tertib biasanya berisi hal-hal positif dan sanksi atau hukuman bagi
yang melanggar tata tertib tersebut.
6) Menciptakan lingkungan yang kondusif.
Kedisipilinan berfungsi menciptakan sekolah, kampus dan masyarakat
sebagai lingkungan yang kondosif bagi kegiatan pembelajaran. 39
d. Tujuan kedisiplinan
Gaustad mengemukan bahwa kedisiplinan memilkiki 2 (dua) tujuan
yaitu, memberikan kenyamanan pada para siswa, mahasiswa, pegawai serta
menciptakan lingkungan yang kondusif.
e. Fungsi kedisiplinan
1) Menata kehidupan bersama
Kedisiplinan kampus berguna untuk menyadarkan mahasiswa bahwa
dirinya perlu menghargai orang lain dengan cara menaati dan mematuhi
peraturan
39

Syamsu Yusuf, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Bina Aksara, 1993), h. 41.

28

2) Membangun kepribadian
Merupakan kebiasaan mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku,
sehingga kebiasaan itu lama kelamaan masuk ke dalam dirinya serta
berperan dalam membangun kepribaiannya.
3) Melatih kepribadian
Sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik karena kedisiplinan
terbentuk melalui kebiasaan.
4) Pemaksaan
Kedisiplinan dapat terjadi karena adanya pemaksaan dan tekanan dari luar
5) Hukuman
Tata tertib biasanya berisi hal-hal positif dan sanksi atau hukuman bagi yang
melanggar tata tertib tersebut
6) Menciptakan lingkungan yang kondusif.
Kedisipilinan berfungsi menciptakan sekolah, kampus dan masyarakat
sebagai lingkungan yang kondosif bagi kegiatan pembelajaran. 40
c. Jenis kedisiplinan
Jenis disiplin terbagi atas dua yaitu:
1) Disiplin sikap belajar
Bahwa disiplin sikap belajar adalah suatu peraturan dengan kesadaran
sendiri untuk tercapai suatu tujuan peraturan itu dengan perubahan sikap
atau tingkah lakunya.
40

Syamsu Yusuf, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Bina Aksara, 1993), h. 41.

29

2) Disiplin tanggung jawab belajar
Seseorang haruslah hendaknya mempunyai sikap disiplin tanggung jawab
dalam belajar.41
Berhubungan dengan hal tersebut, Soedirjarto dalam bukunya menuju
pendidikan nasional yang relevan dan bermutu, Mengatakan
Jadi kuat tidaknya disiplin seseorang akan dipengaruhi oleh pengalaman
pribadiya dalam melatih dan mempribadikan disiplin kedalam dirinya.
Seorang anak yang beranjak dewasa akan memiliki disiplin pribadi yang kuat
apabila dalam proses pengembangnya memperoleh pengalaman positif dari
uasahanya melaksanakan disiplin, tetapi sebaliknya akan goyahkalau dalam
perjalanan menuju kedewasaan mengalami kekecewaan dalam mencoba
disiplin.42
E.Faktor-faktor yang mem pegaruhi perilaku kedisiplinan mahasiswa PGMI.
Dalam hal perilaku disiplin keaktifan dalam kelas, ada beberapa faktor yang
datang dari dalam diri mahasiswa mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap
keberhasilan kuliah mahasiswa.Hal ini dapat dikatakan logis dan wajar, sebab
hakekat disiplin adalah ketaatan dan kepatuhan serta perubahan tingkah laku yang
diminati mahasiswa. Itu juga masih bergantung pada faktor yang datang dari luar diri
mahasiswa yang menurut Tabrani Rusyan terdiri dari:
1. Faktor sosial yang terdiri atas lingkungan, keluarga, kampus, masyarakat,
kelompok
2. Faktor budaya
3. Faktor lingkungan fisik seperti fasiltas rumah, fasilitas kampus dan iklim
41

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta,2003.
Rifai, Hubungan Disiplin dengan Prestasi Belajar Siswa MTS Negeri 3 Pondok Pinang,
Skripsi UIN Syarif Hidayatullah UIN Jakarta, h.13.
42

30

4. Faktor lingkungan spritual atau keagamaan.43
Sedangkan menurut Muhibin Syah, mengemukakan bahwa faktor-faktor yang
mem pengaruhi disiplin mahasiswa dalam hal belajar dibedakan menjadi tiga macam
yaitu:
1. Faktor internal yaitu keadaan, kondisi jasmani dan rohani
2. Faktor eksternal yaitu kondisi, lingkungan disekitar mahasiswa
3. Faktor pendekatan belajar, yaitu jenis upaya belajar mahasiswa yang
meliputi strategi dan metode yang digunakan mahasiswa untuk melakukan
kegiatan materi-materi pembelajaran.44

43
44

Tabrani Rusyan, Pendidikan Budi Pekeri( Bandung: Arcaya Media Utama, 2000), h. 63.
Muhibin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: CV. Rajawali Pers, 1990), h. 65.

BAB III

METODE PENELITIAN
A. JenisPenelitian
Penelitian ini akan dilakukan penelitian deskripsi kuantitatif adalah penelitian
yang ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagain dan fenomena serta hubunganhubungannya.

Tujuan

pe

Dokumen yang terkait

Sistem Pembelajaran Bahasa Arab Program PIBA Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 12 186

Sistem Pembelajaran Remedial Bahasa Arab Mahasiswa Pascasarjana Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 2 149

Implementasi Pelaksanaan Program BTQ (Baca Tulis al-Qur’an) pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

1 12 129

Persepsi Mahasiswa terhadap Kualitas Pelayanan Akademik Pascasarjana UIN Alauddin Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 6 285

Efektifitas Manajemen Pembelajaran pada Fakultas Agama Islam di Universitas Islam Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 2 167

Quality Control pada Pascasarjana Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 9 325

Konflik Antar Mahasiswa di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (Studi terhadap Mahasiswa Syariah dan Saintek 2016) - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 2 99

Motivasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dalam Melakukan Gerakan Islam di UIN Alauddin Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 131

Analisa Penyebab Perubahan Organisasi di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 69

Analisis Pemahaman Konsep Kalkulus pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika Semester 1 Tahun Akademik 2016/2017 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 1 124