EVALUASI PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK UPN “VETERAN” JATIM MENGGUNAKAN METODE TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)

  BAB II LANDASAN TEORI Pada bab dua ini akan dibahas beberapa teori dasar untuk menunjang penyelesaian tugas akhir ini, antara lain: pengertian evaluasi, pengertian penerapan, pengertian Sistem Informasi, Sistem Informasi Akademik (SIAMIK) dan Sistem Informasi Akademik UPN “Veteran” Jawa Timur, Evaluasi Penerapan Sistem Informasi, Technology Acceptance Model (TAM), Structural Equation Model (SEM), Skala Likert.

  2.1 Pengertian Evaluasi Menurut Echols dan Shadiliy (2000) Evaluasi merupakan sebuah kata serapan dari bahasa Inggris yaitu evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran (dalam Asnawi, 2013). Sedangkan menurut Yunanda (2009) istilah evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu obyek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan (dalam Reza, 2010). Sehingga dapat disimpulkan bahwa Evaluasi merupakan sebuah kegiatan untuk menilai suatu obyek dengan menggunakan instrumen yang hasilnya dapat digunakan sebagai pendukung keputusan.

  2.2 Pengertian Penerapan Menurut J.S Badudu dan Sutan Mohammad Zain (1996), penerapan adalah hal, cara atau hasil (dalam Andrila, 2014). Adapun menurut Lukman Ali (1995), penerapan adalah mempraktekkan, memasangkan (dalam Andrila, 2014). Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan merupakan

  6 sebuah tindakan yang dilakukan baik secara individu maupun kelompok dengan maksuduntuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan.

  2.3 Pengertian Sistem Infor masi Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar dengan laporan-laporan yang diperlukan (Jogiyanto, 1999). Sistem informasi merupakan kumpulan komponen dalam sebuah organisasi atau lembaga yang berhubungan dengan proses penciptaan dan pengaliran informasi. Keandalan suatu informasi dalam sebuah lembaga/organisasi terletak pada keterkaitan antara komponen yang ada sehingga dapat menghasilkan aliran informasi yang berguna, akurat terpercaya, detail, cepat, relevan, bagi kepentingan lembaga tersebut (Rochaety, dkk, 2005).

  Sistem Informasi dapat didefinisikan sebagai kumpulan elemen yang saling berhubungan dan berinteraksi satu sama lain yang membentuk satu kesatuan untuk mengintegrasikan data, memproses dan menyimpan serta mendistribusikan informasi, dengan kata lain sistem informasi merupakan satu kesatuan elemen-elemen yang saling berinteraksi secara sistematis dan teratur untuk menciptakan dan membentuk aliran informasi yang akan mendukung pembuatan keputusan dan melakukan kontrol terhadap jalannya perusahaan (Sutedjo, 2002).

  Berdasarkan definisi dari para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem informasi merupakan kumpulan-kumpulan data yang saling berhubungan dan terkait yang dapat memberikan informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan untuk mencapai tujuan, informasi diproses menjadi data-data yang berguna. Dan sistem informasi tidak hanya berbasis komputer saja melainkan sistem manual juga dapat disebut sistem informasi asalkan tejadi proses input, pemrosesan data dan keluaran berupa output.

  2.4 Sistem Infor masi Akademik (SIAMIK) dan Sistem Informasi Akademik UPN “Veteran” J awa Timur

  Sistem Informasi Akademik merupakan sistem yang mengolah data dan melakukan proses kegiatan akademi yang melibatkan antara mahasiswa, dosen, administrasi akademik, keuangan dan data atribut lainnya. Sistem informasi Akademik melakukan kegiatan proses administrasi mahasiswa dalam melakukan kegiatan administrasi akademik, melakukan proses pada transaksi belajar- mengajar antara dosen dan mahasiswa, melakukan proses administrasi akademi baik yang menyangkut kelengkapan dokumen dan biaya yang muncul pada kegiatan registrasi ataupun kegiatan operasional harian administrasi akademik. Proses pengolahan data keuangan dilakukan setiap kali terjadi transaksi keuangan yang dilakukan oleh mahasiswa, sehingga pada proses ini Sistem Informasi Akademi dapat melakukan update untuk data mahasiswa. Beberapa bagian yang bersangkutan dengan modul keuangan dapat diintegrasikan dibawah Sistem Informasi Akademik. Sistem Informasi Akademik UPN “Veteran” Jawa Timur adalah suatu sistem informasi untuk mengelola KRS (Kartu Rencana Studi), KHS (Kartu Hasil Studi), Transkrip dalam penyelengaraan pendidikan di lingkungan UPN Veteran Jawa Timur. SIAMIK UPN “Veteran” Jatim mulai digunakan pada bulan juli tahun 1997. Pada awalnya SIAMIK UPN “Veteran” Jatim masih berupa aplikasi dekstop. Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi, saat ini SIAMIK UPN “Veteran” Jatim dapat diakses menggunakan internet maupun

  mobile phone dengan alamat http://siamik.upnjatim.ac.id dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Halaman Awal Website SIAMIK UPN “Veter an” J atim

  2.5 Evaluasi Penerapan Sistem Infor masi Menurut Wijono (1997), Evaluasi adalah kegiatan untuk membandingkan antara hasil yang telah dicapai dengan rencana yang telah ditentukan (dalam

  Haris, 2008). Sedangkan menurut WHO pengertian evaluasi adalah suatu cara yang sistematis untuk mempelajari berdasarkan pengalaman dan mempergunakan pelajaran yang dipelajari untuk memperbaiki kegiatan-kegiatan yang sedang berjalan serta meningkatkan perencanaan yang kegiatan yang sedang berjalan serta meningkatkan perencanaan yang lebih baik dengan seleksi yang seksama untuk kegiatan masa datang.

  Menurut Bodnar dan Hopwood (1993), ada tiga hal yang terkait dengan evaluasi penerapan sistem informasi berbasis komputer yaitu perangkat keras

  (hardware) , perangkat lunak (software) dan pengguna (brainware), ketiga elemen

  ini saling berinteraksi dan dihubungkan dengan suatu perangkat masukan-keluaran (input-output media) yang sesuai dengan fungsinya masing-masing. Perangkat keras (hardware) adalah media yang digunakan untuk memproses informasi, perangkat lunak (software) yaitu sistem dan aplikasi yang digunakan untuk memproses masukan (input) untuk menjadi informasi, sedangkan pengguna

  (brainware) merupakan hal yang terpenting karenafungsinya sebagai pengembang

  hardware dan software, sebagai pelaksana (operator), masukan (input) dan sekaligus penerima keluaran (output), sebagai pengguna sistem (user). Pengguna adalah manusia (man) yang secara psikologis memiliki suatu perilaku (behavior) tertentu yang melekat pada dirinya sehingga aspek keperilakuan dalam konteks manusia sebagai pengguna (brainware) teknologi informasi (dalam Haris, 2008).

  Menurut Rochendah (2001), Evaluasi penerapan sistem informasi yang berbasis komputer memerlukan tidak hanya pemahaman tentang teknologi komputer tetapi juga pemahaman tentang proses-proses sosial dan perilaku yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh dikenalnya sistem informasi berbasis komputer tersebut (dalam Haris, 2008).

  Menurut Anderson (2004) menjelaskan tentang tiga model perubahan yang sering muncul dalam penelitian evaluasi penerapan sistem informasi yaitu:

  1. Sistem komputer sebagai suatu external force.

  Pendekatan yang paling sederhana adalah memandang sistem komputer sebagai tenaga eksternal (exogen) yang membawa perubahan dalam perilaku individu dan organisasi. Sistem informasi pada dasarnya dikembangkan dan diterapkan untuk mendukung tujuan manajemen, dengan dukungan teknologi canggih, dan dianggap pasif, resisten, atau tidak berfungsi dengan baik apabila gagal dalam menggunakan sistem tersebut.

  2. Desain sistem sesuai dengan kebutuhan pengguna.

  Pendekatan ini memandang desain sistem informasi sebagai sesuatu yang harus ditentukan berdasarrkan kebutuhan informasi bagi para manajer, dimana anggota organisasi memegang kontrol dan pengendalian terhadap aspek teknis sistem, baik dari segi penentuan penggunaan sistem maupun dari perubahan- perubahan oleh karena diterapkan sistem informasi tersebut.

  3. Interaksi sosial yang komplek sebagai penentu pola penggunaan sistem.

  Perspektif pendekatan ini beranggapan bahwa interaksi sosial yang komplek didalam organisasi sangat menentukan pola penggunaan dan pengaruh dari sistem komputer, menurut pandangan ini bagaimana teknologi diterapkan dan diberdayakan dalam suatu setting organisasi akan sangat ditentukan pada tujuan, pilihan, dan tututan kerja yang mungkin saling bertentangan (dalam Haris, 2008).

  2.6 Technology Acceptance Model (TAM)

  Technology Acceptance Model (TAM) merupakan salah satu model yang

  dibangun untuk menganalisis dan memahami faktor‐ faktor yang mempengaruhi diterimanya penggunaan teknologi komputer yang diperkenalkan pertama kali oleh Fred Davis pada tahun 1986. TAM bertujuan untuk menjelaskan dan memperkirakan penerimaan (acceptance) pengguna terhadap suatu sistem informasi. TAM menyediakan suatu basis teoritis untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan terhadap suatu tekhnologi dalam suatu organisasi. TAM menjelaskan hubungan sebab akibat antara keyakinan (akan manfaat suatu sistem informasi dan kemudahan penggunaannya) dan perilaku, tujuan/keperluan, dan penggunaan aktual dari pengguna/user suatu sistem informasi.

  Perceived Perceived Usefulness Usefulness Attituude Attituude Behavioral Behavioral Actual Actual Toward Toward Intention Intention System System

  Usage Usage to Use to Use Use Use Perceived Perceived Ease of Use Ease of Use

Gambar 2.2 Technology Acceptance Model (TAM) (Davis,et,al, 1989)Gambar 2.2 menunjukkan bahwa TAM disusun oleh variabel dasar persepsi penggunaan dan kemudahan penggunaan. Persepsi penggunaan menunjuk pada

  kepercayaan individu yang secara positif atau negatif meningkatkan tingkat kinerja melalui penggunaan teknologi dan sistem informasi. Persepsi kemudahan penggunaan mengindikasikan kemudahan yang dialami pengguna dalam mempelajari secara individu bagaimana mengoperasikan teknologi atau sistem informasi.

  a. Persepsi kegunaan (perceived usefulness)

  Perceived Usefulness atau persepsi kegunaan menurut Davis (1986) adalah “The Degree to which an individual believes that using a particular system would enhance his or her job performance” (Chuttur,2009:5). Pernyataan tersebut dapat

  diartikan sebagai tingkat dimana individu percaya bahwa menggunakan sistem tertentu akan meningkatkan kinerja pekerjaannya. Persepsi ini diukur melalui indikator-indikator seperti produktivitas (productivity), efektifitas (effectiveness), pentingnya bagi tugas (important to job), dan kegunaan secara keseluruhan

  (overall usefulness) . (Davis,1989).

  Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa, pengguna percaya dengan menggunakan sistem informasi akademik pengguna dapat meningkatkan efektifitas dalam segala kegiatan administrasi akademik.

  b. Persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) Perceived ease of use atau persepsi kemudahan penggunaan menurut Davis

  (1986) adalah “The degree to which an individual believes that using a particular

  system would be free of physical and mental effort” (Chuttur, 2009:5). Pernyataan

  tersebut dapat diartikan sebagai tingkat dimana individu percaya bahwa menggunakan sistem tertentu akan bebas dari upaya fisik dan mental. Persepsi ini diukur melalui indikator-indikator seperti kemudahan untuk dipelajari (easy to

  learn) , kemudahan mencapai tujuan (controllable), jelas dan mudah dipahami (clear & understable) , fleksibel (flexible), dan kemudahan akses (easy to access).

  (David, 1989).

  Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengguna percaya menggunakan sistem informasi akademik itu mudah dan tidak memerlukan usaha yang keras.

  c. Sikap terhadap penggunaan (attitude toward usage)

  Attitude toward usage atau sikap terhadap penggunaan dalam TAM

  dikonsepkan sebagai sikap terhadap penggunaan sistem yang berbentuk penerimaan atau penolakan sebagai dampak bila seseorang menggunakan suatu teknologi dalam pekerjaannya. (Davis,1989).

  Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pada tahap ini pengguna akan menunjukkan sikapnya terhadap penggunaan sistem informasi akademik apakah dia menerima atau menolak penggunaan sistem tersebut.

  d. Niat perilaku untuk menggunakan (behavioral intention to use)

  Behavioral Intention to Use atau niat perilaku untuk menggunakan adalah

  kecenderungan perilaku untuk tetap menggunakan suatu teknologi. Tingkat penggunaan sebuah teknologi komputer pada seseorang dapat diprediksi dari sikap perhatiannya terhadap teknologi tersebut, misalnya keinginan menambah peripheral pendukung, motivasi untuk tetap menggunakan, serta keinginan untuk memotivasi pengguna lain (Davis,1989).

  Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pada tahap ini pengguna tetap menunjukkan sikap penerimaannya terhadap penggunaan sistem informasi akademik dengan menunjukkan kecenderungan bahwa dia akan tetap menggunakan sistem tersebut.

  e. Penggunaan nyata dari sistem (actual system use) Actual system use adalah kondisi nyata penggunaan sistem (Davis,1989).

  Seseorang akan puas menggunakan sistem jika mereka meyakini bahwa sistem tersebut mudah digunakan dan akan meningkatkan produktifitas mereka, yang tercermin dari kondisi nyata penggunaan (Natalia Tangke, 2004)

  Berdasarkan uraian tersebut model dapat disimpulkan bahwa tahap ini akan tercermin penggunaan nyata dari penggunaan sistem informasi akademik.

  f. Teori Pengaruh Sosial (Social Influence T heory) Malhotra, dan Galletta (1999) memperluas TAM dengan memasukkan faktor pengaruh sosial. Pengaruh sosial diukur dengan internalization,

  identification dan compliance. Mereka meneliti penerimaan Software MS

  access. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh sosial berperan penting dalam perilaku menerima dan menggunakan adopsi teknologi informasi baru. Ketika pengaruh sosial menimbulkan perasaan patuh (compliance), ini akan mempunyai pengaruh negatif terhadap sikap pengguna dimasa yang akan datang dalam menggunakan sistem informasi yang baru. Sebaliknya ketika pengaruh sosial menghasilkan perasaan internalization dan

  identification, yang menjadi bagian dari pengguna, hal tersebut akan

  berdampak positif terhadap sikap dimasa yang akan datang untuk menerima dan menggunakan sistem informasi yang baru.

  Menurut Malhotra, dan Galletta (2005) melakukan penelitian penerimaan sistem informasi dalam suatu organisasi dengan menggunakan model TAM yang memasukkan faktor pengaruh sosial. Pengaruh sosial diukur dengan internalization, identification dan compliance. Affective

  commitment (identification and internalization) berpengaruh secara

  positif terhadap perceived usefulness and ease of use melalui pengadopsian dan perluasan penggunaan system informasi. Affective commitment juga berpengaruh positif terhadap user attitude. Hal yang berlawanan ditemukan pada continuance commitment (compliance) yang mempunyai dampak negatif terhadap perceived usefulness and ease of use (dalam Eka Kartika, 2009).

  Menurut Davis, 1989; Gao, 2005; Ma & Liu, 2005; McKinnon & Igonor, 2008, Faktor-faktor dalam model TAM yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu persepsi kegunaan (Perceived Usefulness), persepsi kemudahan penggunaan

  , sikap terhadap penggunaan (Attitude Toward Usage),

  (Perceived Ease of Use) dan pengaruh sosial (Social Influence) dari penggunaan sistem merupakan atribut atau karakteristik dari sistem, seperti desain keseluruhan dan fitur dari sistem, pengguna ini keterampilan dan kemampuan, dan keyakinan pengguna dan sikap terhadap sistem (dalam Eka Kartika, 2009). Niat perilaku untuk menggunakan (Behavioral Intention to Use) merupakan faktor penting yang menentukan apakah pengguna benar-benar akan memanfaatkan sistem.

  Penggunaan teori TAM akan semakin meningkat sejalan dengan semakin berkembangnya teknologi. Para peneliti mencoba untuk melakukan uji tingkat penerimaan teknologi baru menggunakan teori tersebut. Teori TAM yang fenomenal tersebut membuat Lee et al. yang menggunakan TAM dari tahun 1986 hingga 2003. Studinya yang berjudul “Technology Acceptance Model: Past,

  Present, and Future ” menemukan bahwa TAM berjalan secara terus menerus tiap

  tahun dan dalam perjalanannya dielaborasi oleh peneliti-peneliti untuk menyelesaikan keterbatasan yang ada, mengenalkan variabel eksternal baru dan diterapkan di lingkungan, sistem, tugas dan subjek yang berbeda (Jaya Permana, 2013).

Gambar 2.3 Publikasi TAM di Berbagai J ur nal Internasional Lee, et al, 2003

  (dalam J aya Per mana, 2013) Teori TAM termasuk penemuan yang fenomenal karena telah digunakan dalam 101 penelitian yang masuk di berbagai jurnal akreditasi internasional akan terus berkembang, namun tentu dengan teori baru yang mendukungnya (Jaya Permana, 2013).

  2.7 Structural Equation Model (SEM) SEM merupakan teknik statistik yang digunakan untuk membangun dan menguji model statistik yang biasanya dalam bentuk model-model sebab akibat.

  Structural equation modeling , adalah suatu teknik modeling statistik yang bersifat

  sangat cross-sectional, linear dan umum. Termasuk dalam SEM ini ialah analisis faktor (factor analysis), analisis jalur (path analysis) dan regresi (regression) (Jonathan, 2013). Definisi lain menyebutkan structural equation modeling (SEM) adalah teknik analisis multivariat yang umum dan sangat bermanfaat yang meliputi versi-versi khusus dalam jumlah metode analisis lainnya sebagai kasus- kasus khusus (Jonathan, 2013).

  Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa SEM mempunyai karakteristik yang bersifat sebagai teknik analisis untuk lebih menegaskan (confirm) dari pada untuk menerangkan. Maksudnya, seorang peneliti lebih cenderung menggunakan SEM untuk menentukan apakah suatu model tertentu valid atau tidak dari pada menggunakannya untuk menemukan suatu model tertentu cocok atau tidak, meski analisis SEM sering pula mencakup elemen- elemen yang digunakan untuk menerangkan.

  SEM sebaiknya digunakan untuk variabel variabel yang berbasis data pada "persepsi" seperti sumber data primer dengan kuesioner. Tahapan analisis SEM pada penelitian ini dimulai dengan membuat sebuah model SEM. Kemudian dilakukan pengujian model dengan asumsi-asumsi yang seharusnya dipenuhi dalam SEM. Selanjutnya Pengujian model pengukuran (Measuremenet Model) untuk mengetahui Godness of Fit) hubungan antara indikator dengan variabel laten, pengujian model struktural untuk mengetahui hubungan antara variabel laten. Dan yang terakhir adalah pengujian hipotesis menggunakan metode chi- square.

  2.8 Skala Likert Skala Likert menurut Djaali (2008:28) ialah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu gejala atau fenomena pendidikan. Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei. Nama skala ini diambil dari nama Rensis Likert, yang menerbitkan suatu laporan yang menjelaskan penggunaannya. Sewaktu menanggapi pertanyaan dalam skala Likert, responden menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah satu dari pilihan yang tersedia.

  Ada beberapa skala pengukuran yang dapat digunakan dalam merancang skala pengukuran pada penelitian perilaku misalnya skala thurstone, guttman, dan likert. Skala thurstone dapat digunakan untuk menduga prefe-rensi individu dengan menggunakan nilai frekuensi responnya. Menurut Lipovetsky (2007) Posisi dari butir-butir pertanyaan dapat diperoleh dengan mengambil rataan dari persentil sebaran normal baku berdasarkan proporsi preferensi responden terhadap sebuah butir pertanyaan (dalam Budiaji, 2013). Skala guttman menggunakan skala kumulatif dimana jika individu setuju pada butir pertanyaan tertentu, maka individu tersebut juga setuju pada semua butir pertanyaan lain yang lebih lemah (pertanyaan sebelumnya). Skala guttman jarang dipakai peneliti karena membutuhkan upaya yang lebih gigih untuk mendapatkan butir-butir perta-nyaan yang valid (Budiaji, 2013). Skala yang paling mudah digunakan adalah skala likert. Likert (1932) menyatakan bahwa Skala likert menggunakan beberapa butir pertanyaan untuk mengukur perilaku individu dengan merespon 5 titik pilihan pada setiap butir perta-nyaan, sangat setuju, setuju, tidak memutuskan, tidak setuju, dan sangat tidak setuju (dalam Budiaji, 2013).

  Pada penelitian ini menggunakan tujuh skala likert antara lain:

  1. Sangat tidak setuju

  2. Cukup tidak setuju

  3. Sedikit tidak setuju

  4. Netral

  5. Sedikit setuju

  6. Cukup setuju

  7. Sangat setuju

  2.9 Kuesioner Menurut Istijanto (2005), Desain pertanyaan, penentuan jenis skala dan analisis merupakan tahap yang saling mempengaruhi atau berkaitan erat satu sama lain. Artinya, perancangan pertanyaan-pertanyaan yang akan digunakan dalam riset akan berpengaruh pada jenis skala yang akan diaplikasikan. Bia jenis skala sudah ditentukan maka periset perlu memilih alat atau metode analisis yang paling cocok dengaan skala tersebut. Untuk riset deskriptif seperti survey, peranan kuisioner sangat besar karena semua pertanyaan yang diajukan periset termuat dalam kuesioner secara eksplisit.

  Menurut Istijanto (2005), Dalam survey, responden hanya perlu menjawab pertanyaan yang diajukan tanpa perlu memberi penjelasan lebih dalam kalau tidak diminta. Untuk observasi karena periset melakukan pengamatan terhadap perilaku orang atau obyek, tidak dibutuhkan kuesioner secara khusus. Dalam penelitian ini, kuisioner yang akan dibuat bersifat terstuktur dan terbuka. Karena pada penelitian ini kuisioner yang akan diberikan pada responden berisi pertanayaan-pertanyaan yang diajukan dengan susunan kata-kata dan urutan yang sama.

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN

  3.1 METODOLOGI PENELITIAN Dalam kegiatan Penelitian ini ada beberapa alur kerja yang dilakukan mulai dari awal hingga akhir, alur pada metode peneliitian ini dapat dilihat di gambar 3.1.

  Tahap pendahuluan sebelum melakukan penelitian Studi literatur dan pengumpulan data SIAMIK UPN JATIM

  Mengidentifikasi instrumen apa saja yang dimiliki TAM Menyusun daftar pertanyaan pada kuisioner

  Melakukan Uji Validitas dan Realibilitas Kuisioner Apabila daftar pertanyaan pada kuisioner valid maka kuisioner siap diisi oleh keseluruhan responden Melakukan analisa data menggunakan SEM Pembuatan kesimpulan dan saran dari penelitian yang diajukan

Gambar 3.1 METODOLOGI PENELITIAN

  21

Gambar 3.1 menjelaskan tentang alur dari METODOLOGI PENELITIAN ini yang dimulai dengan Tahap pendahuluan sebelum melakukan penelitian yaitu

  identifikasi masalah, kemudian pengumpulan data SIAMIK UPN JATIM, mempelajari konsep TAM dilakukan pada proses studi literatur dan proses pemahaman konsep evaluasi penerapan, kemudian Mengidentifikasi instrumen apa saja yang dimiliki TAM dilakukan pada proses Spesifikasi Pemodelan TAM, lalu Penyusunan dan Penyebaran Kuisioner, kemudian melakukan Uji Validitas dan Realibilitas Kuisioner pada proses Uji Validitas dan Realibilitas, Apabila daftar pertanyaan pada kuisioner valid maka kuisioner siap diisi oleh keseluruhan responden yang kemudian data akan dianalisa yang dilakukan pada proses analisa data , Proses kesimpulan dan saran adalah akhir dari penelitian ini.

  3.2 Identifikasi Masalah Identifikasi masalah dalam penelitian ini sebelumnya sudah dijelaskan dalam bab satu. Permasalahan yang diambil dalam penelitan ini berdasarkan pada seringnya penggunaan SIAMIK pada mahasiswa sehingga menimbulkan banyak persepsi yang mengharuskan pihak pengelola SIAMIK untuk melakukan evaluasi demi perbaikan sistem. Untuk itu disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut yaitu Bagaimana mengetahui tingkat penerimaan teknologi aplikasi SIAMIK yang dimiliki UPN “Veteran” Jawa Timur oleh pengguna serta Bagaimana framework TAM dapat diuji di studi kasus SIAMIK.

  3.3 Studi Literatur Studi Literatur dilakukan dengan cara mencari segala macam informasi melalui riset kepustakaan dengan cara mempelajari buku maupun jurnal yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi. Data-data yang diperoleh dari riset kepustakaan tersebut merupakan data sekunder yang sangat mendukung data primer untuk mendapatkan landasan teori yang kuat dalam menyusun analisa dan pembahasan.

  3.4 Pemahaman Konsep Evaluasi Penerapan Evaluasi sebuah sistem informasi dapat dilakukan dengan cara mengevaluasi antar muka sistem yaitu jembatan yang mempertemukan pengguna dengan informasi. Pada penelitian ini Evaluasi yang dilakukan menggunakan metode survey melalui penyebaran kuisioner. Responden yang digunakan dalam pengisian kuisioner adalah pengguna akhir (end-user) dari SIAMIK UPN “Veteran” Jawa Timur.

  3.5 Spesifikasi Pemodelan TAM Pada tahap ini akan dilakukan pengklasifikasian kriteria evaluasi terhadap tingkat penerimaan SIAMIK UPN “Veteran” Jawa Timur dengan memetakan spesifikasi penilaian sistem meliputi kriteria apa saja yang akan dievaluasi. Spesifikasi yang dilakukan akan disesuaikan dengan aspek penilaian atau dimensi berdasarkan pemodelan TAM dapat dilihat di gambar 3.2. Gambar 3.2 merupakan model TAM yang dikembangkan sesuai kebutuhan dalam penelitian ini yang sebelumnya sudah dijelaskan pada bab dua. Cabang dari dimensi-dimensi dari model tersebut adalah indikator yang digunakan sebagai acuan pembuatan kuisioner.

Gambar 3.2 Spesifikasi Pemodelan TAM

  3.6 Penyusunan dan Penyebaran Kuisioner Dilakukan dengan menyusun daftar pertanyaan dalam bentuk kuisioner berdasarkan aspek yang ada pada metode TAM. Terdapat 2 jenis data yang dikumpulkan guna menyelesaikan penelitian ini. Yaitu data primer berupa data penilaian responden melalui kuisioner dan data sekunder meliputi sebuah informasi yang bersumber dari hasil kuisioner yang sudah dianalisa. Penentuan jumlah responden pengambilan sampel dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada. Pengambilan jumlah sampel akan dihitung menggunakan Rumus Slovin. Responden dari penelitian ini akan diambil berdasarkan jumlah keseluruhan dari mahasiswa aktif UPN “Veteran” Jawa Timur.

  3.6.1 J enis dan Sumber Data Terdapat 2 jenis sumber data yang dikumpulkan guna menyelesaikan penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Data primer ialah data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Data ini tidak tersedia dalam bentuk terkompilasi ataupun dalam bentuk file-file. Data ini harus dicari melalui narasumber atau dalam istilah teknisnya responden, yaitu orang yang dijadikan objek penelitian atau orang yang dijadikan sebagai sarana mendapatkan informasi ataupun data.

  Data sekunder merupakan sebuah data yang diperoleh dari data primer kemudian diolah menjadi sebuah informasi menggunakan data statistik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data primer berupa data penilaian responden melalui kuisioner dan data sekunder meliputi sebuah informasi yang bersumber dari hasil kuisioner yang sudah dianalisa.

  3.6.2 Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat dari orang maupun objek yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan (Nugroho, 2010).

  Alat penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data adalah kuisioner. Variabel masing masing tipe strategi dalam penelitian diukur dengan menggunakan skala likert (LSR) 1 – 7 yang masing-masing mempunyai arti sebagai berikut :

  Nilai 1 = Indikator dianggap memiliki performansi sangat tidak setuju Nilai 2 = Indikator dianggap memiliki performansi cukup tidak setuju Nilai 3 = Indikator dianggap memiliki performansi sedikit tidak setuju

  Nilai 4 = Indikator dianggap memiliki performansi netral Nilai 5 = Indikator dianggap memiliki performansi sedikit setuju Nilai 6 = Indikator dianggap memiliki performansi cukup setuju Nilai 7 = Indikator dianggap memiliki performansi sangat setuju

  Adapun penelitian yang digunakan dalam instrumen penelitian ini adalah sebagai berikut :

  3.6.2.1 Perceived usefulness (Kegunaan Persepsian) Didefinisikan sebagai sejauh mana sesorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan kinerjanya. Dari definisinya dapat diketahui bahwa Kegunaan persepsian merupakan suatu kepercayaan (believe) tentang proses pengambilan keputusan. Dengan demikian jika seseorang merasa percaya bahwa sistem informasi berguna maka dia akan menggunakannya. Sebaliknya jika merasa percaya bahwa sistem informasi kurang berguna maka dia tidak akan menggunakannya. Variabel perceived usefulness pada penelitian ini dapat dilihat di tabel 3.1. Tabel 3.1 menjelaskan tentang variabel perceived

  usefullness yang memiliki 6 indikator yang menghasilkan 6 pernyataan yang akan disusun dalam kuisioner.

Tabel 3.1 Variabel Perceived usefulness (Agung Sembada, 2012)

  Variabel No Indikator Pernyataan

  1 Mendapatkan Saya mendapatkan informasi yang informasi yang saya butuhkan melalui SIAMIK. dibutuhkan

  Perceived

  2 Mendapatkan Saya mendapatkan informasi

  Usefullness informasi tambahan tambahan yang cukup (mis:lowongan (persepsi kerja) melalui SIAMIK.

  kegunaan)

  3 Meningkatkan Penggunaan SIAMIK meningkatkan efektifitas efektifitas dalam kegiatan akademik (KRS, daftar UTS dan UAS, KHS, dll) Variabel No Indikator Pernyataan

  4 Memudahkan pekerjaan Penggunaan SIAMIK dapat memudahkan penyelesaian administrasi akademik.

  5 Keuntungan penggunaan Saya sadar keuntungan dari menggunakan SIAMIK.

  6 Kerugian penggunaan Saya sadar kerugian dari tidak menggunakan SIAMIK.

  3.6.2.2 Perceived ease of use (Per sepsi Kemudahan) Didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan teknologi akan bebas dari usaha. Dari definisinya diketahui bahwa ini juga merupakan suatu kepercayaan (belief) tentang proses pengambilan keputusan. Jika seseorang merasa percaya bahwa sistem informasi mudah digunakan maka dia akan menggunakannya, sebaliknya jika merasa percaya bahwa sistem informasi tidak mudah digunakan maka dia tidak akan menggunakannya. Variabel perceived ease of use pada penelitian ini dapat dilihat di tabel 3.2.

Tabel 3.2 Variabel Perceived ease of use (Agung Sembada, 2012)

  Variabel No Indikator Pernyataan

  Perceived Ease of Use

  (Persepsi Kemudahan)

  1 Mudah di akses dari kampus SIAMIK dapat diakses dengan mudah dari kampus.

  2 Mudah di akses dari luar kampus SIAMIK dapat diakses dengan mudah dari luar kampus.

  3 Mudah dipelajari Penggunaan SIAMIK dapat dengan mudah dipelajari.

  4 Mudah dipahami Susunan menu pada SIAMIK mudah dipahami.

  5 Mudah digunakan Fasilitas dan fitur yang disediakan SIAMIK mudah digunakan.

  6 Sistem yang fleksibel Menurut saya menu-menu dalam SIAMIK berinteraksi secara fleksibel.

Tabel 3.2 menjelaskan tentang variabel perceived ease of use yang memiliki 6 indikator yang menghasilkan 6 pernyataan yang akan disusun dalam kuisioner.

  3.6.2.3 Attitude Toward Usage (Sikap terhadap Penggunaan Teknologi)

  Menurut Davis et al. (1989) attitude merupakan cermin perasaan suka atau tidak suka tentang kinerja dari target perilaku yang telah dilakukan. Variabel attitude toward usage pada penelitian ini dapat dilihat di tabel 3.3.

Tabel 3.3 Variabel Attitude Toward Usage (Shr off, 2011)

  Variabel No Indikator Pernyataan

  Attitude Toward Usage

  (Sikap terhadap penggunaan teknologi)

  1 Sifat awal pengguna Saya berpikir secara positif mengenai penggunaan SIAMIK.

  2 Kepercayaan pengguna Saya percaya dengan menggunakan SIAMIK merupakan ide yang baik.

  3 Implementasi penggunaan sistem Implementasi dari penggunaan SIAMIK merupakan gagasan yang bijaksana.

  4 Sistem yang menarik Menggunakan SIAMIK merupakan pengalaman yang menarik.

  5 Kenyamanan menggunakan sistem keseluruhan

  Secara keseluruhan, saya nyaman menggunakan SIAMIK.

Tabel 3.3 menjelaskan tentang variabel attitude toward usage yang memiliki 5 indikator yang menghasilkan 5 pernyataan yang akan disusun dalam kuisioner.

  3.6.2.4 Social Influence (Pengaruh Sosial)

  Malhotra, dan Galletta (1999) memperluas TAM dengan memasukkan faktor pengaruh sosial. Pengaruh sosial diukur dengan internalization, identification dan compliance. Mereka meneliti penerimaan Software MS access. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh sosial berperan penting dalam perilaku menerima dan menggunakan adopsi teknologi informasi baru. Ketika pengaruh sosial menimbulkan perasaan patuh (compliance), ini akan mempunyai pengaruh negatif terhadap sikap pengguna dimasa yang akan datang dalam menggunakan sistem informasi yang baru. Sebaliknya ketika pengaruh sosial menghasilkan perasaan internalization dan identification, yang menjadi bagian dari pengguna, hal tersebut akan berdampak positif terhadap sikap dimasa yang akan datang untuk menerima dan menggunakan sistem informasi yang baru. Pada penelitian ini ditemukan pengaruh sosial yang berasal dari pengguna dan lingkungan sekitar UPN “veteran” Jatim dapat dilihat pada tabel 3.4.

Tabel 3.4 Variabel Social Influence (Aljoza, 2014)

  Variabel No Indikator Pernyataan

  Social Influence

  (Pengaruh Sosial)

  1 Penggunaan dengan keinginan sendiri Saya menggunakan SIAMIK karena keinginan sendiri.

  2 Penggunaan dengan keinginan teman Saya menggunakan SIAMIK karena keinginan teman.

  3 Penggunaan dengan keinginan institusi Saya menggunakan SIAMIK karena keinginan institusi.

  4 Sadar konsekuensi Saya sadar konsekuensi dari institusi jika tidak menggunakan SIAMIK.

Tabel 3.4 menjelaskan tentang variabel social influence yang memiliki 4 indikator yang menghasilkan 4 pernyataan yang akan disusun dalam kuisioner.

  3.6.2.5 Behavioral Intention (Minat Perilaku) Minat Perilaku (behavioral intention) adalah suatu keinginan (minat) seseorang untuk melakukan suatu perilaku yang tertentu. Seseorang akan melakukan suatu perilaku (behavior) jika mempunyai keinginan atau minat

  (behavioal intention) untuk melakukannya. Variabel behavioral intention pada penelitian ini dapat di lihat di tabel 3.5.

Tabel 3.5 Variabel Behavioral Intention (Yalina, 2011)

  Variabel Indikator Keterangan

  PEOU9 Mudah dipelajari

  PEOU8 Mudah di akses dari luar kampus

  PEOU7 Mudah di akses dari kampus

  Perceived Ease of Use

  PU6 Kerugian tidak menggunakan

  PU5 Keuntungan penggunaan

  PU4 Memudahkan pekerjaan

  PU3 Meningkatkan efektifitas

  PU2 Mendapatkan informasi tambahan

  PU1 Mendapatkan informasi yang dibutuhkan

  Perceived Usefulness

Tabel 3.6 Indikator Variabel

  Variabel No Indikator Pernyataan

  Indikatornya dari penelitian ini dapat di lihat pada tabel 3.6. Tabel 3.6 menjelaskan nomer-nomer yang mempunyai singkatan yang menunjukan variabel apa saja yang digunakan dalam penelitian ini.

  Berikut ini merupakan singkatan dalam penulisan yang mengartikan setiap indikator pada keempat variabel TAM yang membentuk tingkat kualitas wesbite.

Tabel 3.5 menjelaskan tentang variabel behavioral intention yang memiliki 4 indikator yang menghasilkan 4 pernyataan yang akan disusun dalam kuisioner.

  4 Penggunaan sistem di masa mendatang Saya setuju apabia di masa mendatang SIAMIK tetap digunakan sebagai pengelola segala kegiatan akademik mahasiswa.

  Alamat SIAMIK saya simpan kedalam bookmark atau saya hafalkan

  3 Kesadaran bahwa sistem penting.

  2 Sistem yang layak SIAMIK ini layak untuk digunakan.

  Saya merekomendasikan SIAMIK pada sesama mahasiswa UPN "Veteran" Jatim.

  1 Pengguna merekomendasikan sistem

  (Minat Perilaku)

  Behavioral Intention

  PEOU10 Mudah dipahami PEOU11 Mudah digunakan PEOU12 Sistem yang fleksibel Variabel Indikator Keterangan

  Attitude Toward Usage

  SI21 Sadar konsekuensi

  3.6.3 Responden Penelitian Arti responden dalam kamus bahasa Indonesia adalah juru jawab. Jadi responden penelitian dapat di defenisikan yaitu seseorang yang diminta untuk memberikan respon (jawaban) terhadap pertanyaan-pertanyaan (langsung atau tidak langsung, lisan atau tertulis ataupun berupa perbuatan) yang diajukan oleh peneliti. Dalam hal penelitian dilakukan dengan menggunakan tes, maka responden dalam penelitian ini menjadi testee (yang dites). Dalam penelitian, responden adalah orang yang diminta memberikan keterangan tentang suatu fakta atau pendapat. Keterangan tersebut dapat disampaikan dalam bentuk tulisan, yaitu ketika mengisi kuisioner, atau lisan, ketika menjawab wawancara.

  Penggunaan sistem dimasa mendatang

  BI24 Kesadaran bahwa sistem penting. BI25

  BI23 Sistem yang layak

  BI22 Pengguna merekomendasikan sistem

  Behavioral Intention

  SI20 Penggunaan dengan keinginan institusi

  ATU13 Kepercayaan pengguna

  SI19 Penggunaan dengan keinginan teman

  SI18 Penggunaan dengan keinginan sendiri

  Social Influence

  ATU17 Pengguna merekomendasikan sistem

  ATU16 Kenyamanan menggunakan sistem keseluruhan

  ATU15 Sistem yang menarik

  ATU14 Implementasi penggunaan sistem

  Responden yang akan menjadi subyek penelitian dalam tugas akhir ini meliputi mahasiswa aktif UPN “Veteran” Jawa. Berikut adalah daftar fakultas serta jumlah mahasiswa aktif yang ada di UPN “Veteran” Jawa Timur yang akan dijelaskan pada tabel 3.7 yang didapatkan dari Tata Usaha UPN “Veteran” Jatim (2014).

Tabel 3.7 Daftar Nama Fakultas dan J umlah Mahasiswa Aktif

  Nama Fakultas Jumlah Mahasiswa Aktif Fakultas Teknologi Industri 2539 Fakultas Ekonomi 2383 Fakultas Hukum 502 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik 1962 Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan 1273 Fakultas Pertanian 372

  Teknik Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik

  Probability Sampling dengan jenis Simple Random Sampling. Menurut Umar

  (2000) teknik Simple Random Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberi peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (dalam Pireja, 2013). Untuk menentukan jumlah sampel (n) digunakan rumus slovin. Untuk mengetahui jumlah sampel yang diambil dari keseluruhan populasi adalah :

  (3.1) = .......... ( )

  Keterangan : n : Jumlah sampel terpilih N : Populasi forum keseluruhan Ne : Tingkat kesalahan dalam meraih anggota sampel yang ditolerir

  Berdasarkan data pengelola bidang akademik, total populasi mahasiswa aktif UPN “Veteran” Jawa Timur dari angkatan 2011 sampai dengan angkatan terakhir adalah 9031 mahasiswa. Dengan mempertimbangkan tenaga, waktu dan populasi mahasiswa yang cenderung homogen dari segi tingkat toleransi kesalahan sebesar 10%, maka jumlah sampel yang diperoleh dari total populasi tersebut dan dengan menerapkan rumus (3.1) adalah :

  (3.2) = .......... ( , ) Maka n = 100 respoden.

  Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan mengetahui keseluruhan populasi mahasiswa UPN “Veteran” Jawa Timur dari angkatan 2011 sampai dengan angkatan terakhir. Setelah diketahui jumlah populasinya , maka dapat ditentukan jumlah sampelnya Teknik penentuan jumlah sampel dari masing masing fakultas dalam penelitian ini adalah dengan cara proportional sampling dimana jumlah sampel dan responden yang akan diambil pada tiap-tiap fakultas dilakukan secara proporsional, dengan rumus sebagai berikut (Rubbin and Luck, 1987) dalam Merry (2014):

  ........ (3.3)

  =

  Keterangan : : Jumlah sampel ke-i : Jumlah populasi ke-i : Jumlah populasi : Jumlah sampel Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh jumlah kuisioner minimum yang harus disebar yaitu sebanyak 100 kuisioner yang dapat dilihat jumlah penyebaran kuisioner di masing-masing fakultas pada tabel 3.8.

Tabel 3.8 J umlah penyebar an kuisioner di masing masing fakultas

  Nama Fakultas Jumlah Populasi Jumlah Responden Fakultas Teknologi Industri 2539

  28 Fakultas Ekonomi 2383

  26 Fakultas Hukum 502

  6 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik 1962

  22 Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan 1273

  14 Fakultas Pertanian 372

  4 9031 100

  3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Pada penelitian ini uji validitas dan reliabilitas instrumen berfungsi untuk mengukur tingkat kebenaran hasil kuisioner. Apabila hasil uji validitas dan reliabilitas valid maka selanjutnya akan diolah pada proses analisa data. Apabila tidak valid maka akan dilakukan uji validitas dan reliabilitas kembali.

  3.7.1 Metode Korelasi Product Moment Analisis korelasi memiliki banyak jenis, yaitu : Korelasi pearson Product

  Moment (r) , Korelasi Ration (y), Korelasi Spearman Rank atau Rhi (r s atau p), Korelasi Berserial (r ), Korelasi Korelasi Poin Berserial (r ), Korelasi Phi (0), b pb Korelasi Tetrachoric (r t ), Korelasi Kontigency (C), dan Korelasi Kendall’s Tau (8).

  Berdasarkan sembilan teknik analisis korelasi tersebut, yang akan digunakan sebagai metode untuk melakukan uji validitas ialah Korelasi Pearson Product Moment (r) karena sangat populer dan sering dipakai oleh mahasiswa dan peneliti. Korelasi ini dikemukakan oleh Karl Pearson tahun 1900. Kegunaannya untuk mengetahui derajat hubungan dan kontribusi variabel bebas (independent) dengan variabel terikat (dependent).

  Teknik analisis Korelasi tersebut termasuk teknik statistik parametrik yang menggunakan interval dan ratio dengan persyaratan tertentu. Misalnya: data dipilih secara acak (random), datanya berdistribusi normal, data yang dihubungkan berpola linier, dan data yang dihubungkan mempunyai pasangan yang sama sesuai dengan subjek yang sama. Kalau salah satu tidak terpunuhi persaratan tersebut analisis korelasi tidak dapat dilakukan.

  Korelasi ini dilambangkan dengan (r) .Ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1< r < + 1). Apabilah nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan dikonsultasikan dengan tabel interpretasi nilai r yang dapat dilihat di tabel 3.9.

Tabel 3.9 Tabel Interpretasi Produk Momen

  Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,80 – 1,000 Sangat Kuat 0,60 – 0,799 Kuat 0,40 – 0.599 Cukup Kuat 0,20 – 0,399 Rendah 0,00 – 0,199 Sangat Rendah

  3.7.2 Uji Validitas Kuisioner Menurut Arikunto (2002) Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (dalam

  Rahardja, 2004). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.