TINGKAT KEBERHASILAN PENERAPAN SIMDA KEUANGAN DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)

ACCEPTANCE MODEL (TAM)

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

FEBRI AGUNG BHAKTI F1310042 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Skripsi ini dengan judul “TINGKAT KEBERHASILAN PENERAPAN SIMDA

KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE

MODEL (TAM) ” Telah disetujui denan baik oleh Dosen Pembimbing untuk diujikan guna mencapai

derajat Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, 15 Februari 2013

Disetujui dan Diterima oleh Dosen pembimbing

Anas Wibawa, SE., M.Si., Ak

NIP. 19730215 200012 1 001

“Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu.” (Q.S. Al Baqarah: 45)

“Barang siapa yang mengerjakan amal sholeh baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan

beriman maka sesungguhnya akan kami berikan balasan kepada mereka dengan segala pahala yang lebih baik

dari apa yang mereka kerjakan.” (Q.S. An-Nahl: 97)

“Keberhasilan bukan terletak pada seberapa banyak harta yang dimiliki, seberapa tinggi ilmu

yang dimilik, seberapa tinggi jabatan yang dikuasa, seberapa cantik perempuan yang diperistri Tapi terletak pada Seberapa bermanfaatnya manusia itu bagi kehidupan sekitarnya”

“kebaikan yang kita lakukan saat ini pada dasarnya akan membuahkan hasil walau terkadang

tidak bisa kita nikmati sekarang,

tapi suatu saat buah kebaikan itu akan kita rasakan kelak dikemudian hari”

(Penulis)

Karya kecil ini kupersembahkan kepada:

1. Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi

2. Ibuku tercinta yang telah mendidikku, memberikan doa di tiap sujud mu,di tiap hembusan nafasmu, memberikan kasih sayang sepanjang masa.

3. Ayahku yang mendukungku dengan memenuhi segala kebutuhanku

4. Adik-adikku Tangguh dan Veavey yang memberikan motivasi dan spiritual kepada ku, selama masa kuliahku dan masa mengerjakan skripsi.

5. Calon Pacarku, yang semoga menjadi Jodohku

6. Mantanku Putri Handayani, yang dulu selalu mendukungku

7. Motorku Kawasaki Ninja 250 fi yang membantuku dalam menyelesaikan segala kepentingan skripsiku

8. Teman-teman kosan La Tahzan (Andy, Angga, Dinastian, Adit, Hanimas, Hirzan, Ikbal, Imam, Monik, Tunggul, Faisalt, Andra) semoga cita-cita yang kalian inginkan cepat tercapai.

9. Almamater ku

10. Masa depan ku

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi dengan judul TINGKAT KEBERHASILAN PENERAPAN SIMDA

KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM).

Penyusunan Skripsi ini dimaksudkan guna memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis menerima bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segenap rasa hormat dan ketulusan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Wisnu Untoro, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

2. Bapak Santoso Tri Hananto, SE, M.Si, Ak, selaku Ketua Program Studi Akuntansi FE UNS.

3. Bapak Sri Suranta, SE, M.Si, Ak, selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Swadana Transfer FE UNS.

4. Bapak Anas Wibawa, SE, M.Si, Ak, selaku pembimbing dalam pembuatan Skripsi yang telah memberikan pengarahan selama penyusunan Skripsi.

5. Orang-orang yang sangat penulis sayangi Mama dan Papa yang senantiasa memberikan dorongan serta semangat baik material maupun doa.

cepat tercapai.

7. Teman-teman mahasiswa jurusan akuntansi swadana transfer khususnya angkatan 2010, tetap semangat untuk kalian semua dan semoga sukses.

8. Dan semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi dan tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya atas kekurangan dalam penyusunan Skripsi ini. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga penulisan Skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan

Surakarta, Februari 2013

Penulis

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................... 61

B. Keterbatasan Penelitian ................................................................. 63

C. Saran .............................................................................................. 64

D. Implikasi ......................................................................................... 65

Halaman Gambar 2.1 Technology Acceptance Model (TAM) .......................................... 10

Gambar 2.2 Kerangka Berfikir ........................................................................... 21

Gambar 3.1 Technology Acceptance Model (TAM) .......................................... 36 Gambar 4.1 Technology Acceptance Model (TAM) .......................................... 50

Gambar 4.2 Hasil Korelasi antar Variabel Technology Acceptance Model ....... 51

INCREASE SIMDA IMPLEMENTED SUCCESS FINANCIAL BY USE OF TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)

Febri Agung Bhakti F1310042

This research intent to test acceptance model (acceptance) Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah (SIMDA) by use of model Technology Acceptance is Model (TAM). On this research at majors SIMDA finance that exists at on Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset (DPPKA) and on Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Daerah (DPPKAD) at severally regency, as at Wonogiri's regency, Sukoharjo, Karanganyar, Klaten, Sragen, Boyolali, and DPPKA Surakarta. About regency Sukoharjo not I following attach in in's research because at Kab. Sukoharjo doesn't apply SIMDA.

Observational subject that is utilized is bursar at DPPKAD who gains control SIMDA finance. Of 112 kuisioner that is transferred, gotten by respondent as much 102 one measure up. Examination that is done by use of method Structural Equation is Model (SEM), by use of Software AMOS version 16.

Result of this research finds that perceived ease of use (PEU) having for to perceived usefulness (PU), perceived ease of use (PEU) having for to attitude toward using (ATU) , perceived usefulness (PU) are not influential to attitude toward using (ATU) , mandatory using (YOU) are not having for to attitude toward using (ATU) , attitude toward using (ATU) having for to behavioral intention (BI) , perceived usefulness (PU) having for to behavioral intention (BI) , and behavioral intention (BI) having for to actual using (AU) .

Keyword: Technology Acceptance Model, Structural Equation is Model, Sistem Informasi Manajemen Kuangan Daerah

TINGKAT KEBERHASILAN PENERAPAN SIMDA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)

Febri Agung Bhakti F1310042

Penelitian ini bertujuan untuk menguji model penerimaan (acceptance) penggunaan Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah (SIMDA) dengan menggunakan model Technology Acceptance Model (TAM). Pada penelitian ini di khususkan SIMDA Keuangan yang terdapat di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset (DPPKA) dan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Daerah (DPPKAD) di beberapa kabupaten, seperti dikabupaten Wonogiri, Sukoharjo, Karanganyar, Klaten, Sragen, Boyolali, dan DPPKA Surakarta. Mengenai kabupaten Sukoharjo tidak saya ikut sertakan dalam penelitian in karena di Kab. Sukoharjo tidak menerapkan SIMDA.

Subyek penelitian yang digunakan adalah bendahara di DPPKAD yang menguasai SIMDA Keuangan. Dari 112 kuisioner yang dikirim, diperoleh responden sebanyak 102 yang memenuhi syarat. Pengujian yang dilakukan dengan menggunakan metode Structural Equation Model (SEM), dengan menggunakan Software AMOS versi 16.

Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa perceived ease of use (PEU) berpengaruh terhadap perceived usefulness (PU), perceived ease of use (PEU) berpengaruh terhadap attitude toward using (ATU), perceived usefulness (PU) tidak berpengaruh terhadap attitude toward using (ATU), mandatory using (MU) tidak berpengaruh terhadap attitude toward using (ATU), attitude toward using (ATU) berpengaruh terhadap behavioral intention (BI), perceived usefulness (PU) berpengaruh terhadap behavioral intention (BI), dan behavioral intention (BI) berpengaruh terhadap actual using (AU).

Kata Kunci: Technology Acceptance Model, Structural Equation is Model, Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Teknologi informasi yang belakangan ini mengalami perkembangan yang sangat pesat dan mendukung operasional sebuah organisasi. Melihat peran pentingnya teknologi informasi bagi keberhasilan organisasi secara keseluruhan, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi karena adanya efisiensi tranformasi informasi sehingga menghemat anggaran untuk penyampaian data informasi.

Dalam era globalisasi, informasi adalah sesuatu yang paling berharga terutama dalam organisasi bisnis karena memberikan banyak manfaat terutama dalam pengambilan keputusan strategis yang berguna untuk perancangan rencana masa depan organisasi tersebut. Dari sekian banyak keberhasilan yang diperoleh dari perputaran informasi terdapat kegagalan karena faktor internal maupun eksternal (Davis 1989). Keputusan untuk mengadopsi sistem informasi ada ditangan manajer, tetapi keberhasilan penggunaan teknologi informasi tergantung pada penerimaan dan penggunaan setiap individu Penggunanya (Hartono 2007).

Pengguna sistem perlu mengetahui manfaat suatu sistem informasi terhadap peningkatan kinerja perusahaan, dengan begitu pengguna dapat secara sikap mendukung penggunaan teknologi informasi. Perlunya memahami aspek perilaku dalam mengadopsi sistem ini yang pada umumnya Pengguna sistem perlu mengetahui manfaat suatu sistem informasi terhadap peningkatan kinerja perusahaan, dengan begitu pengguna dapat secara sikap mendukung penggunaan teknologi informasi. Perlunya memahami aspek perilaku dalam mengadopsi sistem ini yang pada umumnya

“Pengaruh perceived usefulness dan perceived ease of use dalam penggunaan sistem informasi keuangan daerah”. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya

oleh Suhendro (2009) menunjukan bahwa variabel kemudahan yang dirasakan (PEU: perceived ease of use) memiliki pengaruh secara signifikan terhadap kegunaan yang dirasakan (PU: perceived usefulness) dalam penggunaan sistem informasi manajemen keuangan daerah. Variabel kegunaan yang dirasakan (PU: perceived usefulness) memiliki pengaruh secara signifikan terhadap sikap penggunaan (ATU: attitude toward using) dalam pemakaian sistem informasi keuangan daerah. Variabel kemudahan penggunaan yang dirasakan (PEU: perceived ease of use) memiliki pengaruh secara signifikan terhadap sikap penggunaan (ATU: attitude toward using) dalam pemakaian sistem informasi keuangan daerah. Variabel sikap (ATU: attitude toward using ) mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap minat (BI: behavioral intention to use ) penggunaan sistem informasi keuangan daerah. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa variabel kegunaan yang dirasakan (PU: perceived usefulness ) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap minat (BI: behavioral intention to use ) penggunaan sistem informasi keuangan daerah.

pengaruh tidak signifikan terhadap sikap (ATU: attitude toward using) dalam penggunaan sistem informasi keuangan daerah. Variabel minat (BI: behavioral intention to use ) mempengaruhi penggunaan aktual (AU: actual usage ) dalam pemakaian sistem informasi keuangan daerah secara signifikan. Variabel kemudahan penggunaan (PEU: perceived easy of use) berpengaruh secara signifikan terhadap penggunaan aktual (AU: actual usage) dalam penggunaan sistem informasi keuangan daerah, sedangkan variabel minat penggunaan tidak dipengaruh kewajiban menggunakan. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah terletak pada ruang lingkup yang lebih luas, agar didapatkan hasil yang lebih bersifat umum tentang efektifitas penggunaan SIMDA Keuangan di setiap DPPKA maupun DPPKAD se-eks Karisidenan Surakarta.

Untuk mengetahui lebih mendalam mengenai gambaran umum obyek penelitian, maka penulis mengangkat judul TINGKAT KEBERHASILAN

PENERAPAN SIMDA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM).

B. Perumusan Masalah

Penelitian harus memiliki suatu tujuan yang jelas untuk dapat menjelaskan tentang tujuan dan manfaat dari suatu penelitian, sehingga penelitian tersebut akan dapat bermanfaat dan berguna untuk kemajuan suatu ilmu pengetahuan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk: Penelitian harus memiliki suatu tujuan yang jelas untuk dapat menjelaskan tentang tujuan dan manfaat dari suatu penelitian, sehingga penelitian tersebut akan dapat bermanfaat dan berguna untuk kemajuan suatu ilmu pengetahuan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk:

2. Apakah ada pengaruh kegunaan yang dirasakan (Perceived usefulness) terhadap sikap (attitude toward using) dalam penggunaan SIMDA Keuangan?

3. Apakah ada pengaruh kegunaan yang dirasakan (Perceived usefulness) terhadap minat (behavioral intention) dalam penggunaan SIMDA Keuangan?

4. Apakah ada pengaruh kemudahan penggunaan yang dirasakan (Perceived ease of use ) terhadap sikap (attitude toward using) dalam penggunaan SIMDA Keuangan?

5. Apakah ada pengaruh sikap (attitude toward using) terhadap minat (behavioral intention) dalam penggunaan SIMDA Keuangan?

6. Apakah ada pengaruh kewajiban penggunaan (mandatory using) terhadap sikap (attitude toward using) dalam penggunaan SIMDA Keuangan?

7. Apakah ada pengaruh minat (behavioral intention) terhadap penggunaan aktual (actual usage) dalam penggunaan SIMDA Keuangan?

C. Tujuan Penelitian

Bertolak dari tujuan penelitian yang hendak dicapai maka manfaat yang diharapkan adalah berikut ini.

dirasakan (Perceived ease of use) terhadap kegunaan yang dirasakan (Perceived usefulness) dalam penggunaan sistem informasi keuangan daerah.

2. Memberikan bukti empiris pengaruh kegunaan yang dirasakan (Perceived usefulness ) terhadap sikap (attitude toward using) dalam penggunaan sistem informasi keuangan daerah.

3. Memberikan bukti empiris pengaruh kegunaan yang dirasakan (Perceived usefulness ) terhadap minat (behavioral intention) dalam penggunaan sistem informasi keuangan daerah.

4. Memberikan bukti empiris pengaruh kemudahan penggunaan yang dirasakan (Perceived ease of use) terhadap sikap (attitude toward using) dalam penggunaan sistem informasi keuangan daerah.

5. Memberikan bukti empiris pengaruh sikap (attitude toward using) terhadap minat (behavioral intention) dalam penggunaan sistem informasi keuangan daerah.

6. Memberikan bukti empiris pengaruh kewajiban penggunaan (mandatory using ) terhadap sikap (attitude toward using) dalam penggunaan sistem informasi keuangan daerah.

7. Memberikan bukti empiris pengaruh kemudahan penggunaan yang dirasakan (Perceived ease of use) terhadap sikap (attitude toward using) dalam penggunaan sistem informasi keuangan daerah. Sehingga dapat bermanfaat bagi pengambil kebijakan di pemerintah daerah sebagai salah 7. Memberikan bukti empiris pengaruh kemudahan penggunaan yang dirasakan (Perceived ease of use) terhadap sikap (attitude toward using) dalam penggunaan sistem informasi keuangan daerah. Sehingga dapat bermanfaat bagi pengambil kebijakan di pemerintah daerah sebagai salah

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:

1. Bagi Akademisi, untuk memperoleh bukti empiris efektifitas teori atau konsep yang digunakan dalam penelitian untuk mendapatkan hasil penelitian yang dapat menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya dan d apat memberikan kontribusi dalam menambah literatur mengenai penerimaan teknologi informasi.

2. Bagi Praktisi, untuk mendapatkan gambaran tentang efektifitas penerapan SIMDA Keuangan yang diterapkan dibeberapa DPPKAD di wilayah Karisidenan Surakarta.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini meliputi:

1. BAB I Pendahuluan

Bab ini berisi Latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

Bab ini menjelaskan landasan teori dan konsep teoritis yang terkait dengan topik penelitian yang digunakan sebagai dasar pemikiran dan pengembangan hipotesis yang diajukan dalam penelitian.

3. BAB III Metode Penelitian

Bab ini menguraikan ruang lingkup penelitian, populasi dan sampel, variabel dan pengukuran variabel penelitian, data dan sumber data serta teknik pengambilan data penelitian yang digunakan dalam penelitian

4. BAB IV Analisis dan Pembahasan

Bab ini menguraikan hasil pengumpulan data dan analisis data penelitian dengan melakukan pengujian hipotesis dan interpretasi hasil pengujian untuk membuktikan secara empiris hipotesisi yang telah dinyatakan dalam penelitian.

5. BAB V Penutup

Bab ini berisi kesimpulan, keterbatasan, dan saran dari analisis yang telah dilakukan pada bagian sebelumnya.

BAB II LANDASAN TEORI

A. Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah

Dalam rangka mendukung terwujudnya good governance dalam penyelenggaraan otonomi daerah, pengelolaan keuangan daerah perlu diselenggarakan secara profesional, terbuka dan bertanggung jawab sesuai dengan aturan pokok yang telah ditetapkan dalam undang-undang. Undang- undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara mewajibkan pemerintah daerah dan satuan kerja perangkat daerah selaku pengguna anggaran untuk menyusun laporan keuangan sebagai pertanggungjawaban pengelolaan keuangan. Laporan keuangan yang harus disajikan oleh pemerintah daerah menurut undang-undang dan Draft Standar Akuntansi Pemerintahan adalah neraca, laporan realisasi anggaran, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Untuk itu pemerintah daerah memerlukan sistem informasi akuntansi keuangan yang dapat memberikan informasi keuangan secara lebih komprehensif. Maka dibuatlah SIMDA yang digunakan untuk memperlancar pertukaran informasi untuk meningkatkan efektifitas pengelolaan keuangan daerah.

Technology Acceptance Model (TAM) merupakan salah satu model yang dibangun untuk menganalisis dan memahami faktor ‐faktor yang mempengaruhi diterimanya penggunaan teknologi komputer yang diperkenalkan pertama kali oleh Fred Davis pada tahun 1986. TAM merupakan hasil pengembangan dari Theory of Reasoned Action (TRA), yang lebih dahulu dikembangkan oleh Fishbein dan Ajzen pada 1980 TAM bertujuan untuk menjelaskan dan memperkirakan penerimaan (acceptance) pengguna terhadap suatu sistem informasi. TAM menyediakan suatu basis teoritis untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan terhadap suatu tekhnologi dalam suatu organisasi. TAM menjelaskan hubungan sebab akibat antara keyakinan (akan manfaat suatu sistem informasi dan kemudahan penggunaannya) dan perilaku, tujuan/ keperluan, dan penggunaan aktual dari pengguna/ user suatu sistem informasi. Model TAM sebenarnya diadopsi dari model TRA (Theory of Reasoned Action) yaitu teori tindakan yang beralasan dengan satu premis bahwa reaksi dan persepsi seseorang terhadap sesuatu hal, akan menentukan sikap dan perilaku orang tersebut. Reaksi dan persepsi pengguna Teknologi Informasi (TI) akan mempengaruhi sikapnya dalam penerimaan terhadap teknologi tersebut. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhinya adalah persepsi pengguna terhadap kemanfaatan dan kemudahan penggunaan TI sebagai suatu tindakan yang beralasan dalam konteks pengguna teknologi, sehingga alasan seseorang dalam melihat manfaat dan kemudahan penggunaan TI menjadikan Technology Acceptance Model (TAM) merupakan salah satu model yang dibangun untuk menganalisis dan memahami faktor ‐faktor yang mempengaruhi diterimanya penggunaan teknologi komputer yang diperkenalkan pertama kali oleh Fred Davis pada tahun 1986. TAM merupakan hasil pengembangan dari Theory of Reasoned Action (TRA), yang lebih dahulu dikembangkan oleh Fishbein dan Ajzen pada 1980 TAM bertujuan untuk menjelaskan dan memperkirakan penerimaan (acceptance) pengguna terhadap suatu sistem informasi. TAM menyediakan suatu basis teoritis untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan terhadap suatu tekhnologi dalam suatu organisasi. TAM menjelaskan hubungan sebab akibat antara keyakinan (akan manfaat suatu sistem informasi dan kemudahan penggunaannya) dan perilaku, tujuan/ keperluan, dan penggunaan aktual dari pengguna/ user suatu sistem informasi. Model TAM sebenarnya diadopsi dari model TRA (Theory of Reasoned Action) yaitu teori tindakan yang beralasan dengan satu premis bahwa reaksi dan persepsi seseorang terhadap sesuatu hal, akan menentukan sikap dan perilaku orang tersebut. Reaksi dan persepsi pengguna Teknologi Informasi (TI) akan mempengaruhi sikapnya dalam penerimaan terhadap teknologi tersebut. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhinya adalah persepsi pengguna terhadap kemanfaatan dan kemudahan penggunaan TI sebagai suatu tindakan yang beralasan dalam konteks pengguna teknologi, sehingga alasan seseorang dalam melihat manfaat dan kemudahan penggunaan TI menjadikan

Gambar 2.1

Technologi Acceptance Model (Davis, 1989)

Davis et al. (1989) mendefinisikan persepsi atas kemanfaatan (Perceived usefulness ) sebagai “suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tersebut dapat meningkatkan kinerjanya dalam

bekerja” (p. 320). Sedangkan Perceived Usefulness mengacu pada manfaat untuk organisasi. Persepsi atas kemudahan penggunaan (Perceived ease of

use ), secara kontras, mengacu pada “suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tersebut tak perlu bersusah payah (p.

320). Ini mengikuti definisi dari “mudah” (“ease”): “freedom from difficulty or great effort” atau “tidak memiliki kesulitan atau atau upaya keras. Attitude

toward using dalam TAM dikonsepkan sebagai sikap terhadap penggunaan sistem yang berbentuk penerimaan atau penolakan sebagai dampak bila seseorang menggunakan suatu teknologi dalam pekerjaannya. Peneliti lain

“Perceived usefulness”

(PU)

Perceived ease of use

( PEU)

Attitude Toward Use

(ATU)

Behavioral intention (BI)

External Variable

Actual Use (AU)

mempengaruhi perilaku individual. Sikap seseorang terdiri atas unsur kognitif/

(affective ), dan komponen ‐komponen yang berkaitan dengan perilaku (behavioral components ). Sedangkan Behavioral intention adalah kecenderungan perilaku untuk menggunakan suatu teknologi.

1. Kelebihan dan Kekurangan TAM

TAM banyak digunakan dalam penelitian penggunaan sistem informasi, menurut Hartono (2007) disebabkan adanya beberapa kelebihan berikut ini.

a. TAM dibangun dengan dasar teori psikologi yang cukup kuat, yaitu Theory of Reasoned Action (TRA)

b. TAM telah banyak diuji dengan penelitian dan sebagian besar hasilnya mendukung bahwa TAM merupakan model yang parsimoni (parsimonious) yaitu model yang sederhana tapi valid. Artinya, harus ada trade off antara model yang sederhana tapi banyak asumsi sehingga hanya beberapa faktor saja yang dimasukan. Tapi jika menginginkan model yang lengkap maka banyak sekali faktor yang harus dimasukan dalam model sehingga mengurangi asumsi yang digunakan.

c. TAM merupakan model perilaku (behavior) yang dapat menjawab penyebab kegagalan/ keberhasilan penerapan sistem informasi, dengan memasukan faktor psikologis atau perilaku yaitu persepsi dan sikap c. TAM merupakan model perilaku (behavior) yang dapat menjawab penyebab kegagalan/ keberhasilan penerapan sistem informasi, dengan memasukan faktor psikologis atau perilaku yaitu persepsi dan sikap

a. TAM tidak memasukan aspek kontrol perilaku (behavioral control) dalam modelnya yang membatasi minat perilaku seseorang.

b. Perilaku yang menjadi ukuran penggunaan sistem informasi seharusnya adalah Penggunaan sesungguhnya (Actual usage ) bukan

self-reported atau self-predicted usage yang belum tentu mencerminkan atau mengukur Penggunaan yang sebenarnya.

c. TAM hanya memberikan informasi yang sangat umum saja tentang minat dan perilaku Pengguna dalam penggunaan sistem informasi.

d. Subjek penelitian yang digunakan umumnya adalah mahasiswa yang belum tentu mencerminkan lingkungan kerja sesugguhnya.

e. Kurang dapat menjelaskan sepenuhnya hubungan antar variabelnya (causation).

Konsep TAM kemudian dikembangkan oleh beberapa peneliti lain dengan menambahkan variabel tambahan diantaranya faktor gender, kultur, karakteristik sistem, kesukarelaan (voluntariness). Venkatesh dan Davis (2000) mendefinisikan voluntariness sebagai sejauh mana pengadopsi potensial mempersiapkan keputusan adopsi sebagai sesuatu yang tidak wajib. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa kesukarelaan (voluntariness) memoderasi hubungan antara norma subjektif dengan

2003 (dalam Hartono 2007), kesukarelaan (voluntariness) memoderasi hubungan antara minat dengan perilaku penggunaan. Minat perilaku bervariasi antara Penggunaan sistem karena diwajibkan dan atas dasar kesukarelaan.

Penggunaan sistem di organisasi dapat bersifat sukarela (voluntary) atau bersikap wajib (mandatory) khususnya di organisasi pemerintahan. Karena Penggunaan sifatnya wajib maka semua Pengguna harus menggunakan sistem informasi tersebut. Penelitian Hartwick dan Barki 1994 (dalam Hartono 2007) menunjukan bahwa pada kondisi Penggunaan wajib, sikap tentang penggunaan sistem (attitude concerning system use) ditentukan oleh sikap terhadap sistem (attitude toward system). Hal ini berarti Pengguna yang memiliki persepsi bahwa sistemnya baik maka akan bersikap positif dalam penggunaan sistem informasi. Penelitian Syarip dan Sensuse (2008) menyatakan bahwa model TAM dapat digunakan sebagai model penerimaan teknologi (internet) di suatu organisasi pemerintah.

C. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian perilaku pengguna terhadap penerimaan teknologi dengan menggunakan Technology Acceptance Model sudah dilakukan peneliti sebelumnya. Variabel perceived ease of use, perceived usefulness, attitude toward use, behavioral intention, actual usage dilakukan oleh Davis (1986,

Horton et al. 2001 (dalam Lu et al. 2003) Charlesto Sekundera (2006) meneliti tentang TAM dengan menambah variabel Mandatory Use, Voluntary Use, End User Computing Satisfaction. Hanung (2010) meneliti tentang TAM dengan menambah variabel eskternal untuk penelitian terhadap penerimaan Mobile Banking dengan kerumitan (complexity) sebagai variabel yang mempengaruhi perceived usefulness dan perceived usage. Suhendro (2009) meneliti tentang TAM dengan menambah variabel Mandatory Using. Penggunaan yang diwajibkan (mandatory) dan kesukarelaan (voluntariness) memiliki pengaruh dalam penggunaan sistem informasi (Venkatesh and Davis 2000; Adamson & Shine 2003; Hartwick dan Barki 1994 dalam Hartono 2007 dan Syarif&Sensuse 2008)

D. Pengembangan Hipotesis

Tingkat keberhasilan dan kegagalan dalam mengadopsi suatu sistem informasi pada organisasi dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya faktor internal Pengguna sistem informasi. Sikap menerima atau menolak pengguna (user) akan mempengaruhi minat penggunaan sistem informasi. Jika Pengguna bersikap positif atau menerima sistem informasi maka akan tumbuh minat untuk menggunakannya.

Jika Pengguna sudah ada minat yang kuat maka direalisasikan menjadi bentuk perilaku penggunaan. Jika Pengguna sudah memiliki perilaku Jika Pengguna sudah ada minat yang kuat maka direalisasikan menjadi bentuk perilaku penggunaan. Jika Pengguna sudah memiliki perilaku

Selanjutnya oleh penelitian Hanung (2010) diketahui bahwa nilai p lebih kecil dari nilai Cut of value 0,05 sehingga kesimpulannya adalah Hipotesis Perceived usefulness dan Perceived ease of use diterima signifikan.

Hasil penelitian tentang Perceived usefulness dan Perceived ease of use terdahulu juga sudah dilakukan oleh Davis (1986, 1989), Spacey et al. (2004) Adams D.A, R.R Nelson, P.A Todd (1992), Horton et al. 2001 (dalam Lu et al. 2003) menunjukan adanya hubungan yang kuat variabel Perceived ease of use terhadap Perceived usefulness dalam penggunaan sistem informasi. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1: Pengaruh kemudahan penggunaan yang dirasakan (Perceived ease of use ) terhadap kegunaan yang dirasakan (Perceived usefulness ) dalam penggunaan SIMDA Keuangan

Hasil penelitian tentang Perceived usefulness dan attitude toward using dalam penelitian Suhendro (2009), diketahui bahwa nilai t lebih besar Hasil penelitian tentang Perceived usefulness dan attitude toward using dalam penelitian Suhendro (2009), diketahui bahwa nilai t lebih besar

Selanjutnya oleh penelitian Hanung (2010) diketahui bahwa nilai p (0,000) lebih kecil dari nilai Cut of value 0,05 sehingga kesimpulannya adalah Hipotesis Perceived usefulness dan attitude toward using diterima signifikan.

Hasil penelitian tentang perceived usefulness terdahulu sudah dilakukan untuk menunjukan adanya hubungan yang signifikan variabel perceived usefulness terhadap sikap penggunaan sistem informasi (self- reported usage ) (Davis 1986; Horton et al. 2001 dalam Lu et al. 2003; Spacey et al. 2004). Hasil penelitian Barnet et al. (2006) agak berbeda yang menunjukan variabel kegunaan yang dirasakan (perceived usefulness) sangat lemah untuk menjadi predictor objectif usage. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H2: Pengaruh kegunaan yang dirasakan (Perceived usefulness) terhadap sikap (attitude toward using) dalam penggunaan SIMDA Keuangan

Hasil penelitian tentang Perceived usefulness dan Behavioral Intention dalam penelitian Suhendro (2009), diketahui bahwa nilai t lebih kecil dari nilai kritisnya, yaitu 1,89. (nilai kritis 1,96 pada tingkat signifikansi 0.05) sehingga kesimpulannya adalah Hipotesis Perceived usefulness dan Behavioral Intention ditolak signifikan dengan nilai koefisien 0,22.

lebih kecil dari nilai Cut of value 0,05 sehingga kesimpulannya adalah Hipotesis Perceived usefulness dan Behavioral Intention diterima signifikan.

Hasil penelitian tentang Perceived usefulness dan Behavioral Intention terdahulu juga menunjukan pengaruh yang signifikan (Davis 1986; Kripanont 2007; Syarif dan Sensuse 2007). Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H3: Pengaruh kegunaan yang dirasakan (Perceived usefulness) terhadap minat (behavioral intention) dalam penggunaan SIMDA Keuangan

Hasil penelitian tentang Perceived ease of use dan attitude toward using dalam penelitian Suhendro (2009), diketahui bahwa nilai t lebih kecil dari nilai kritisnya yaitu 3,10. (nilai kritis 1,96 pada tingkat signifikansi 0.05) sehingga kesimpulannya adalah Hipotesis Perceived ease of use dan attitude toward using diterima signifikan dengan nilai koefisien 0,29.

Selanjutnya oleh penelitian Hanung (2010) diketahui bahwa nilai p lebih kecil (0,000) dari nilai Cut of value 0,05 sehingga kesimpulannya adalah Hipotesis Perceived ease of use dan Attitude toward using diterima signifikan.

Hasil penelitian terdahulu tentang perceived ease of use sebelumnya dilakukan menunjukan adanya hubungan yang signifikan variabel kemudahan penggunaan yang dirasakan terhadap penggunaan sistem informasi (Davis Hasil penelitian terdahulu tentang perceived ease of use sebelumnya dilakukan menunjukan adanya hubungan yang signifikan variabel kemudahan penggunaan yang dirasakan terhadap penggunaan sistem informasi (Davis

H4: Pengaruh kemudahan penggunaan yang dirasakan (Perceived ease of use ) terhadap sikap (attitude toward using) dalam penggunaan SIMDA Keuangan

Sikap pengguna sistem informasi akan mempengaruhi minat untuk menggunakan sistem. Jika pengguna sudah bersikap positif atau menerima sistem informasi maka akan tumbuh minat untuk menggunakannya. Jika pengguna sudah ada minat yang kuat maka direalisasikan menjadi bentuk perilaku penggunaan.

Hasil penelitian tentang attitude toward using dan Behavioral Intention dalam penelitian Suhendro (2009), diketahui bahwa nilai t lebih kecil dari nilai kritisnya yaitu 3,27. (nilai kritis 1,96 pada tingkat signifikansi 0.05) sehingga kesimpulannya adalah Hipotesis attitude toward using dan Behavioral Intention diterima signifikan dengan nilai koefisien 0,38.

Selanjutnya oleh penelitian Hanung (2010) diketahui bahwa nilai p lebih kecil (0,000) dari nilai Cut of value 0,05 sehingga kesimpulannya adalah Hipotesis attitude toward using dan Behavioral Intention diterima signifikan.

Hasil penelitian tentang aspek attitude toward using dan Behavioral Intention (sikap terhadap perilaku) terdahulu telah menunjukan sikap berhubungan dalam penggunaan sesungguhnya sistem (Davis 1989; Adams et

Hanung (2010). Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H5: Pengaruh sikap (attitude toward using) terhadap minat (behavioral intention) dalam penggunaan SIMDA Keuangan

Sikap menerima atau menolak penggunaan sistem informasi dapat dipengaruhi oleh kesadaran diri, pengaruh teman atau karena diwajibkan oleh peraturan yang ada. Pengguna yang memiliki persepsi bahwa sistemnya baik maka akan bersikap positif dalam penggunaan sistem informasi.

Hasil penelitian tentang Mandatory Using dan attitude toward using dalam penelitian Suhendro (2009), diketahui bahwa nilai t lebih kecil dari nilai kritisnya yaitu -0,15. (nilai kritis 1,96 pada tingkat signifikansi 0.05) sehingga kesimpulannya adalah Hipotesis Mandatory Using dan Attitude toward using

ditolak signifikan dengan nilai koefisien -0,012.

Selanjutnya oleh penelitian Aditya (2012) diketahui bahwa nilai p lebih kecil (0,014) dari nilai Cut of value 0,05 sehingga kesimpulannya adalah Hipotesis attitude toward using dan Behavioral Intention diterima signifikan.

Hasil penelitian terdahulu telah menunjukan adanya kondisi lingkungan yang berbeda yaitu penggunaan yang diwajibkan (mandatory) dan kesukarelaan (voluntariness) memiliki pengaruh dalam penggunaan sistem informasi (Venkatesh and Davis 2000; Adamson & Shine 2003). Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Hasil penelitian terdahulu telah menunjukan adanya kondisi lingkungan yang berbeda yaitu penggunaan yang diwajibkan (mandatory) dan kesukarelaan (voluntariness) memiliki pengaruh dalam penggunaan sistem informasi (Venkatesh and Davis 2000; Adamson & Shine 2003). Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Minat individu untuk menggunakan sistem berpengaruh terhadap penggunaan. Minat akan menentukan individu untuk memakai atau menolak sistem informasi yang ditawarkannya.

Hasil penelitian tentang Behavioral Intention dan Actual Use dalam penelitian Suhendro (2009), diketahui bahwa nilai t lebih kecil dari nilai kritisnya yaitu 3,43. (nilai kritis 1,96 pada tingkat signifikansi 0.05) sehingga kesimpulannya adalah Hipotesis Behavioral Intention dan Actual Use

diterima signifikan dengan nilai koefisien 0,35.

Selanjutnya oleh penelitian Aditya (2012) diketahui bahwa nilai p lebih besar (0,102) dari nilai Cut of value 0,05 sehingga kesimpulannya adalah Hipotesis attitude toward using dan Behavioral Intention ditolak signifikan.

Hasil penelitian tentang aspek minat menggunakan (behavior intention ) sebelumnya menunjukan bahwa minat perilaku berhubungan dan prediktor yang baik dari penggunaan teknologi oleh pengguna sistem informasi (Davis 1989; Davis et al. 1989; Adams et al. 1992; Venkatesh dan Davis 2000; Venkatesh et al. 2003; Spacey et al. 2004; Kripanont 2007). Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H7: Pengaruh minat (behavioral intention) terhadap penggunaan aktual (actual usage) dalam penggunaan SIMDA Keuangan.

Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah kemudahan penggunaan yang dirasakan diduga mempengaruhi manfaat yang akan dirasakan dalam penggunaan sistem informasi keuangan daerah. Di sisi lain kegunaan yang dirasakan dan kemudahan yang dirasakan diduga akan mempengaruhi sikap. Sikap juga dipengaruhi oleh kondisi eksternal berupa lingkungan yang diharuskan. Sikap dan minat akan menentukan penggunaan sistem informasi keuangan daerah.

Kerangka berpikir penelitian ini dapat digambarkan berikut ini.

Gambar 2.2 Kerangka Berfikir

Persepsi akan manfaat (perceived usefullness )

Persepsi kemudahan dalam menggunakan (percieved ease of use )

Sikap dalam penggunaan (Attitude toward using)

Minat menggunakan (Behavioral intention to Use)

Penggunaan Aktual (Actual Usage)

H3

H7

Kewajiban Penggunaan (Mandatory using)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan survei dalam proses pengukuran yang digunakan dalam mengumpulkan informasi salah satunya dengan menggunakan kuisioner. Dalam penelitian ini saya meneliti DPPKAD se- eks karisidenan Surakarta, dimana didalamnya terdapat Surakarta, Karanganyar, Wonogiri, Sragen, Klaten, Boyolali yang berjumlah 102 responden yang memenuhi syarat. Mengenai Kabupaten Sukoharjo, tidak saya teliti karena tidak menggunakan “SIMDA”, sebagaimana penggunan SIMDA hanya rekomendasi

dari pemerintah pusat, tidak diwajibkan maka mereka menggunakan Perangkat lunak dari pihak ketiga. Survei digunakan untuk memperoleh data yang dapat dibandingkan dengan data dari bagian lain dari sampel yang terpilih sehingga kesamaan atau perbedaan dapat ditemukan tentang pengaruh Perceived usefulness dan Perceived ease of use terhadap penggunaan sistem informasi keuanga daerah. Metode survei ini dilakukan melalui penggunaan Convinience Sampling, yaitu metode pengambilan sampel yang dilakukan dengan memilih sampel bebas selama masih memenuhi kriteria yang ditetapkan kepada pegawai bagian keuangan yang menangani langsung masalah SIMDA KEUANGAN dan masih aktif menggunakan sistem

Perbedaan dengan penelitian terdahulu adalah terletak pada ruang lingkup penelitian, penelitian terdahulu oleh Suhendro (2009), memiliki ruang lingkup penelitian di seluruh SKPD dan DPPKA Surakarta. Lingkup dalam penelitian ini adalah DPPKAD di Pemerintah eks-karisidenan Surakarta tahun 2012. Alasan penentuan populasi karena sebagai salah satu organisasi sektor publik yang mengelola keuangan negara, memiliki tujuan utama melayani kepentingan masyarakat umum sehingga sangat membutuhkan sistem informasi manajemen keuangan untuk menunjang aktivitasnya. Dalam penelitian ini menggunakan alat bantu kuesioner yang akan dititipkan kepada bendahara/ pengelola keuangan dan akuntansi di setiap DPPKAD. Diharapkan semua DPPKAD dapat menjadi sampel yang memberikan jawaban atas kuesioner yang diterima. Unit analisis dalam penelitian ini adalah pegawai DPPKAD bagian bendahara/ pengelola penatausahaan akuntansi dan keuangan yang menggunakan SIMDA Keuangan berbasis komputer dalam menyelesaikan pekerjaanya. Teknik sampling yang digunakan adalah Convinience Sampling, yaitu metode pengambilan sampel yang dilakukan dengan memilih sampel bebas selama masih memenuhi kriteria yang ditetapkan kepada pegawai bagian keuangan yang menangani langsung masalah SIMDA KEUANGAN dan masih aktif menggunakan sistem.

B. Pengukuran Variabel

Variabel adalah abstraksi fenomena atau realitas yang dapat diamati baik berupa kejadian, proses, atribut, subjek, atau objek tertentu. Variabel Variabel adalah abstraksi fenomena atau realitas yang dapat diamati baik berupa kejadian, proses, atribut, subjek, atau objek tertentu. Variabel

2 jenis, yaitu variabel eksogen dan variabel endogen. Variable Independent dalam penelitian ádalah berikut ini.

1. Perceived ease of use (PEU) Menurut Davis (1989), kemudahan penggunaan (Perceived ease of use ) didefinisikan sebagai suatu tingkat atau keadaan dimana seseorang yakin bahwa dengan menggunakan sistem tertentu tidak diperlukan usaha apapun (free of effort). Kemudahan (ease) bermakna tanpa kesulitan atau terbebaskan dari kesulitan atau tidak perlu berusaha keras. Dengan demikian persepsi mengenai kemudahan menggunakan ini merujuk pada keyakinan individu bahwa sistem teknologi informasi yang akan digunakan tidak merepotkan atau tidak membutuhkan usaha yang besar, pada saat digunakan. Perbandingan kemudahan tersebut memberikan indikasi bahwa orang yang menggunakan TI bekerja lebih mudah dibandingkan dengan orang yang bekerja tanpa menggunakan TI (secara manual). Pengguna TI mempercayai bahwa TI yang lebih fleksibel, mudah dipahami dan mudah pengoperasiannya (compartible) sebagai karakteristik kemudahan penggunaan. Responden diminta memilih salah satu jawaban dengan memberikan tanda silang (X) pada angka 1 (STS: sangat tidak setuju), 2 (TS: tidak setuju), 3 (N: netral), 4 (S: setuju), atau 5 (SS: sangat setuju).

Mandatory Using yaitu sejauh mana pengadopsi sistem mempersiapkan keputusan adopsi sebagai sesuatu yang wajib. Variabel ini diukur dan diadaptasi dari Venkatesh dan Davis (2000), yang terdiri dari 3 item pertanyaan. Item pertanyaan ini berisi tentang penggunaan karena diwajibkan, perintah penggunaan dan perintah agar efektif. Responden diminta memilih salah satu jawaban dengan memberikan tanda silang (X) pada angka 1 (STS: sangat tidak setuju), 2 (TS: tidak setuju), 3 (N: netral),

4 (S: setuju), atau 5 (SS: sangat setuju). Variabel eksogen merupakan variabel terikat (dependen) yang dipengaruhi oleh variabel yang lain. Pada penelitian yang menjadi variabel terikat adalah berikut:

3. Perceived usefulness (PU) Perceived usefulness didefinisikan oleh Davis sebagai suatu tingkat atau keadaan dimana seseorang yakin bahwa dengan menggunakan sistem tertentu akan meningkatkan kinerjanya (Davis 1989). Davis mendefinisikan persepsi mengenai kegunaan (usefulness) ini berdasarkan definisi dari kata useful yaitu capable of being used advantageously, atau dapat digunakan untuk tujuan yang menguntungkan. Persepsi terhadap usefulness adalah manfaat yang diyakini individu dapat diperolehnya apabila menggunakan teknologi informasi. Dalam konteks organisasi, kegunaan ini tentu saja dikaitkan dengan peningkatan kinerja individu yang secara langsung atau tidak langsung berdampak pada kesempatan 3. Perceived usefulness (PU) Perceived usefulness didefinisikan oleh Davis sebagai suatu tingkat atau keadaan dimana seseorang yakin bahwa dengan menggunakan sistem tertentu akan meningkatkan kinerjanya (Davis 1989). Davis mendefinisikan persepsi mengenai kegunaan (usefulness) ini berdasarkan definisi dari kata useful yaitu capable of being used advantageously, atau dapat digunakan untuk tujuan yang menguntungkan. Persepsi terhadap usefulness adalah manfaat yang diyakini individu dapat diperolehnya apabila menggunakan teknologi informasi. Dalam konteks organisasi, kegunaan ini tentu saja dikaitkan dengan peningkatan kinerja individu yang secara langsung atau tidak langsung berdampak pada kesempatan

4. Attitude toward using (ATU) Davis (1989), mendefinisikan attitude toward the system, yang dipakai dalam Technology Acceptance Model (TAM) sebagai suatu tingkat penilaian terhadap dampak yang dialami oleh seseorang bila menggunakan suatu sistem tertentu dalam pekerjaannya. Kegunaan dan kemudahan yang dipersepsikan terhadap komputer mikro oleh bendahara akan membentuk sikap bendahara untuk menerima atau menolak komputer mikro tersebut, yang selanjutnya akan mempengaruhi niat bendahara untuk menggunakan komputer mikro dan pada akhirnya berpengaruh pada penerimaan bendahara terhadap komputer mikro. Responden diminta memilih salah satu jawaban dengan memberikan tanda silang (X) pada angka 1 (STS: sangat tidak setuju), 2 (TS: tidak setuju), 3 (N: netral), 4 (S: setuju), atau 5 (SS: sangat setuju).

5. Behavioral intention (BI) Behavioral intention yaitu suatu keinginan seseorang untuk melakukan suatu perilaku tertentu atau kecenderungan seseorang untuk tetap menggunakan teknologi tertentu. Variabel ini diukur dan diadaptasi

menggunakan instrumen kuesioner seperti hasil Fred Davis, Richard menggunakan instrumen kuesioner seperti hasil Fred Davis, Richard

6. Actual usage (AU) Actual usage yaitu kondisi nyata penggunaan sistem informasi. Variabel ini diukur dan diadaptasi dengan menggunakan instrumen kuesioner seperti hasil Davis et al. (1989) maupun Adam et al. (1992), yang terdiri dari 2 item pertanyaan yaitu frekuensi penggunaan dan jumlah jam penggunaan sistem. Responden diminta memilih salah satu jawaban dengan memberikan tanda silang (X) pada angka 1 (STS: sangat tidak setuju), 2 (TS: tidak setuju), 3 (N: netral), 4 (S: setuju), atau 5 (SS: sangat setuju).

C. Teknik Analisis

1. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur apakah instrumen penelitian benar-benar mampu mengukur konstruk yang digunakan. Ghozali (2005) mengemukakan bahwa suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner. Uji validitas yang digunakan untuk 1. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur apakah instrumen penelitian benar-benar mampu mengukur konstruk yang digunakan. Ghozali (2005) mengemukakan bahwa suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner. Uji validitas yang digunakan untuk

2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas merupakan uji yang dilakukan untuk mengukur apakah kuesioner benar-benar merupakan indikator yang mengukur suatu variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel apabila jawaban seseorang konsisten dari waktu ke waktu. Reliabilitas dalam penelitian ini diuji dengan metode Cronbach’s Alpha. Nilai Cronbach Alpha antara 0,80 – 1,0 dikategorikan reliabilitas baik, nilai 0,60 – 0,79 dikategorikan reliabilitasnya dapat diterima, nilai = 0,60 dikategorikan reliabilitasnya buruk (Ghozali, 2005).

3. Uji Asumsi Model

a. Asumsi Normalitas Asumsi Normalitas merupakan bentuk suatu distribusi data pada suatu variabel matrik tunggal dalam menghasilkan distribusi normal (Hair et. al., 1998 dalam Ghozali dan Fuad, 2005). Normalitas dibagi menjadi dua, yaitu univariate normality dan multivariate a. Asumsi Normalitas Asumsi Normalitas merupakan bentuk suatu distribusi data pada suatu variabel matrik tunggal dalam menghasilkan distribusi normal (Hair et. al., 1998 dalam Ghozali dan Fuad, 2005). Normalitas dibagi menjadi dua, yaitu univariate normality dan multivariate

Z skewness =

Skewness

N merupakan ukuran sampel. Nilai statistik z untuk kurtosis-nya dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini:

Z kurtosis =

Kurtosis

26

Jika nilai z, baik z kurtosis dan atau z skewness adalah signifikan (kurang dari 2,58 pada tingkat signifikansi 1%), maka dapat dikatakan bahwa distribusi data tidak normal. Sebaliknya, jika nilai z, baik z kurtosis dan atau z skewness tidak signifikan (lebih 2,58 pada tingkat signifikansi 1%), maka dapat dikatakan bahwa distribusi data normal (Royani, 2010). Variabel yang memiliki nilai skewness < 2 dan nilai kurtosis < 7 adalah normal (Ghozali dan Fuad 2005). Dalam penelitian ini uji normalitas dihitung dengan software AMOS (versi 18).