SKRIPSI MEKANISME REFERENDUM DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH CALON TUNGGAL

  

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  "Padi Tumbuh Tak Berisik."

  • -Tan Malaka- “All men's souls are immortal, but the souls of the righteous are immortal and divine.”
  • -Socrates- “Ngeli tonpo keli (Mengalir tapi tidak hanyut)”
  • -Ki Hajar Dewantara-
Alhamdulillah segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, serta senantiasa memberikan kesehatan, kesempatan, dan kekuatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Mekanisme Referendum Dalam Pemilihan Umum Kepala

  Daerah Calon Tunggal”.

  Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan dan untuk mencapai gelar sarjana pada Universitas Airlangga. Semoga dengan terselesaikannya skripsi ini dapat memberi sumbangsih bagi para pihak yang berkepentingan dan para pembaca.

  Saya menyadari bahwa penyusunan skripsi ini dapat berjalan dengan lancar dengan adanya bantuan, dukungan, dan doa berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada :

  1. Kedua orang tua Penulis, H. Siswo Heroetoto, SH, M.Hum, M.M. yang dengan sabar senantiasa memberikan motivasi, semangat, doa, kasih sayang yang tiada henti serta pengorbanan yang tak terhitung nilainya kepada penulis agar penulis menjadi seseorang yang sukses dan berhasil, dan Hj. Nungky Nurul Heldiana yang telah merawat, membesarkan penulis dengan penuh kasih sayang, dan menjadi panutan penulis untuk selalu rajin dan giat dalam mengerjakan tugas.

  2. Bapak Prof. Dr. Moh. Nasih SE., MT., CMA., Ak. selaku Rektor Universitas Airlangga serta segenap jajaran Pimpinan Universitas Airlangga.

  3. Bapak Prof. Dr. Eman Ramelan, S.H., M.S. selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Airlangga serta segenap jajaran Pimpinan Fakultas Hukum Universitas Airlangga.

  4. Ibu Zendy Wulan Ayu Widhi P., S.H., LL.M. selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia untuk meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing serta memberi saran dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini hingga dapat selesai tepat waktu. Terima Kasih banyak atas semua ilmu, bimbingan dan perhatian yang telah diberikan.

  5. Bapak Dr. Sukardi, S.H., MH., Ibu Dwi Rahayu Kristianti, S.H., M.A., dan Bapak Mohammad Syaiful Aris, S.H., M.H., LL.M. selaku Dosen Penguji atas kritik dan saran yang membangun dalam menyempurnakan penyusunan skripsi ini.

  6. Ibu Dr. Sri Winarsi, S.H., M.H., selaku Dosen Wali yang selalu meluangkan waktu untuk memberikan nasihat, saran dan bimbingan kepada penulis selama perkuliahan.

  7. Ibu Endang Sayekti, S.H., M.Hum, yang telah memberi masukan guna penyusunan skripsi ini.

  8. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya, Terima kasih atas segala bimbingan dan ilmu yang sangat berharga yang telah diberikan. Semoga bekal yang diberikan mengantarkan penulis pada kesuksesan. Serta seluruh Pegawai/ Staf Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya baik secara langsung maupun tidak langsung membantu penulis selama perkuliahan.

  9. Kakak dan Adik penulis Herdimas Widyagdo dan Herdian Meirinda, Terima kasih atas dukungan, doa, perhatian, bantuan serta doanya untuk penulis hingga sampai saat ini.

  10. Seluruh keluarga besar penulis yang telah memberikan dukungan dan doa yang tiada henti kepada penulis.

  11. Sahabat-sahabat luar biasa penulis semasa kuliah Member Pantai 2012 yaitu Bayu, Adrian, Bensin, Adisatrio, Fito, Alam, Dwi, Iskandar, Mirjul, Ardin, Domi, Reza, Aceng, Isal, Joni, Iman, Rio, Moko, Rizal, Toni,

  Doyok, Cakil, Raka, Cahyo, Dhita, Fia, Cici, Adel, Ghisca, Dhani, Deane, Lady, Eci, Yunis, Arlina, Rani, Fira, dan yang lainnya yang selalu siap membantu penulis di saat suka maupun duka. Terima kasih banyak telah memberikan cerita dan pengalaman baru bagi penulis selama di perkuliahan ini, Semoga kita masih bisa menyempatkan waktu untuk berkumpul. Sukses untuk kita semua, semoga kelak kita bisa menjadi yuris yang berguna bagi nusa dan bangsa dalam menegakkan keadilan di negeri ini.

  12. Sahabat-sahabat BerryAttack yang merupakan teman penulis sejak duduk di bangku SMP yaitu Triadi, Andry, Ardin, Yanu, Fahmi, Fandhy, Tomang, Medy, Ari, Rachmat, Rahardian, Ais, Aldy, dan Toyo yang selalu menemani disaat suntuk ketika mengerjakan skripsi.

  13. Teman-teman SMAN 2 Surabaya, khususnya keluarga besar Smada Social Unity yang selalu memberikan dukungan, doa, serta motivasi bagi penulis.

  14. Teman-teman angkatan 2012 Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

  15. Kakak-kakak senior angkatan 2010 Sukamaju yang selalu memberikan motivasi, arahan, dan wejangan selama kuliah.

  16. Teman-teman dan alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Fakultas Hukum Unair yang menyadarkan penulis dan memberikan pelajaran bahwa tugas mahasiswa bukan hanya sekedar belajar namun juga pengabdian kepada masyarakat sebagaimana yang terdapat dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi. MERDEKA!!! JAYA!!! MENANG !!!

  17. Dan seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah memberikan bantuan dan semangat selama perkuliahan dan penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan yang harus disempurnakan dari skripsi ini. Oleh karena itu, Penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya dan membuka diri untuk segala kritikan dan saran yang dapat membangun dan meningkatkan kualitas skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kepentingan ilmu di masa depan.

  Surabaya, 28 Maret 2016 Penulis, Herdito Prabagdo

  ABSTRAK

  Pemilihan Umum Kepala Daerah (pilkada) merupakan proses kedaulatan rakyat ditingkat lokal yang diatur berdasarkan Pasal 18 ayat (4) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945) yang merupakan hak konstitusional seluruh warga negara Indonesia. Selama proses pilkada serentak tahun 2015 terdapat 3 daerah yang hanya memiliki satu pasangan calon yang terdaftar daerah tersebut adalah Kebupaten Blitar, Tasikmalaya, dan Timor Tengah Selatan yang harus ditunda pelaksanaannya dikarenakan kurangnya syarat minimum 2 pasangan calon. Mengingat pentingnya pelaksanaan pilkada sebagai bagian dari pemerintahan daerah maka pilkada mutlak harus tetap berlangsung meskipun hanya terdapat satu pasangan calon yang terdaftar tanpa kehilangan sifat demokratis. Putusan Mahkamah Konstitusi No. 100/PUU-XIII/2015 tentang pengujian Undang-Undang No. 8 tahun 2015 terhadap UUD NRI 1945 memutuskan bahwa pilkada masih tetap bisa berlangsung tanpa kehilangan sifat demokratisnya meskipun hanya terdapatan satu pasangan calon. Pemilihan dilaksanakan dengan mekanisme plebisit atau lazim dikenal oleh masyarakat dengan nama referendum, yaitu dengan cara masyarakat diminta untuk memilih setuju atau tidak setuju dengan pasangan calon tunggal. Pemilihan Kepala Daerah dengan Satu Pasangan Calon merupakan solusi yang diberikan oleh Mahkamah Konstitusi melalui Putusan Mahkamah Konstitusi No. 100/PUU-XIII/2015 untuk mengisi kekosongan hukum yang terjadi akibat dari terbentuknya Undang- Undang No. 8 tahun 2015.

  

Kata Kunci : Pemilihan Umum Kepala Daerah, Referendum, Calon Tunggal

  ABSTRACT

  The Election of local government is a proccess of popular sovereignty at the local level which regulated in Article 18 paragraph (4) 1945 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 which is constitutional right for all of citizens of Indonesia. During the process of simultaneous local election on 2015 there are 3 region which have only one pair candidates which have been registered, those region are Kabupaten Blitar, Tasikmalaya,and Timor Tengah Selatan to be delayed or postponed because only have one pair candidates for local election. Considering the importance of local election as part of local government, local election must continues even if only one registered candidates without losing the nature of democatism. Constitutional Court Ruling No. 100/PUU-XIII/2015 about Judicial Review Undang-Undang No. 8 tahun 2015 against UUD NRI 1945 which determine the local election still ongoing without losing the nature of democatrism even tough there is just one pair candidates. The election held with plebiscite mechanism which same as we know as referendum. People asked to choose agree or disagree with one pair candidates. The local election with one pair candidates is a solution given by Constitutional Court trough a Constitutional Court Ruling No. 100/PUU-XIII/2015 to fill the legal vacuum as a result of the formation of laws of Undang-Undang No. 8 tahun 2015.

  Keyword : The local election, Referendum, One pair candidates

  DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................iii ORISINALITAS ....................................................................................................... iv HALAMAN MOTTO ............................................................................................... v KATA PENGANTAR ............................................................................................... vi ABSTRAK ................................................................................................................. x ABSTRACT .............................................................................................................. xi DAFTAR ISI ............................................................................................................ xii DAFTAR PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN ..................................... xv DAFTAR PUTUSAN PENGADILAN ................................................................ xvii

  BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................

  1 1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................

  12 1.3 Tujuan Penelitian............................................................................

  12 1.4 Manfaat Penelitian..........................................................................

  12 1.5 Metode Penelitian ...........................................................................

  13 1.5.1 Tipe Penelitian.....................................................................

  13 1.5.2 Pendekatan Masalah ............................................................

  13 1.5.3 Sumber Bahan Hukum ........................................................

  14 1.5.4 Prosedur Pengumpulan Bahan Hukum ...............................

  17 1.5.5 Analisis Bahan Hukum........................................................

  17 1.6 Pertanggungjawaban Sistematika ...................................................

  18

  

BAB II. MEKANISME REFERENDUM PEMILIHAN UMUM

KEPALA DAERAH CALON TUNGGAL DALAM PRESPEKTIF HAK ASASI MANUSIA DAN KEDAULATAN RAKYAT 2.1 Referendum ...................................................................................

  20 2.1.1 Mekanisme Referendum ....................................................

  23 2.1.2 Tujuan Referendum ...........................................................

  24 2.2 Referendum dalam Putusan Mahkamah Konstitusi No. 100/PUU-XIII/2015 ......................................................................

  26 2.2.1 Pertimbangan Hukum.. .....................................................

  27

  2.2.2 Pemilihan Umum Kepala Daerah Calon Tunggal menggunakan mekanisme referendum... ..........................

  33

  2.2.3 Pemilihan Umum Kepala Daerah yang Sesuai dengan Konstitusi.. ........................................................................

  36 2.3 Referendum Dalam Prespektif HAM dan Kedaulatan Rakyat.. ....

  39 2.3.1 Hak-hak Sipil dan Politik.. ...............................................

  41 2.3.1.1 Hak-hak politik ..................................................

  44 2.3.2 Kedaulatan Rakyat.. ..........................................................

  45 2.3.2.1 Teori Kedaulatan Rakyat ...................................

  46 2.3.2.2 Prinsip-prinsip Kedaulatan Rakyat ....................

  47

  2.3.3 Tinjauan HAM dalam Putusan MK No.100/PUU- XIII/2015.. ........................................................................

  49

  2.3.4 Tinjauan Kedaulatan Rakyat dalam Putusan MK No.100/PUU-XIII/2015.. ..................................................

  58 BAB III. IMPLIKASI YURIDIS PUTUSAN MAHKAMAH

  KONSTITUSI NO. 100/PUU-XIII/2015 TERHADAP PELAKSANAAN PILKADA SERENTAK

  3.1 Peraturan Komisi Pemilihan Umum tentang Pemilihan Gubernur Dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota dengan Satu Pasangan Calon ........

  65

  3.1.1 Peraturan KPU No. 14 tahun 2015 Sebagai Implementasi Putusan Mahkamah Konstitusi.. .......................................

  66

  3.1.2 Substansi Peraturan Komisi Pemilihan Umum tentang Pemilihan Gubernur Dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota dengan Satu Pasangan Calon. ...........................................

  68

  3.2 Peraturan Mahkamah Konstitusi tentang Pedoman beracara dalam perkara perselisihan hasil pemilihan gubernur, bupati dan walikota dengan satu pasangan calon............................................

  75

  3.2.1 Substansi Peraturan Mahkamah Konstitusi tentang Pedoman beracara dalam perkara perselisihan hasil pemilihan gubernur, bupati dan walikota dengan satu pasangan calon… ..........................................................................................

  76

  3.2.2 Konsep Class Action dalam Gugatan Sengketa Perselisihan Hasil Pemilihan Kepala daerah oleh Pemantau Pemilihan Kepala Daerah dengan Satu Pasangan Calon.................................................................

  85 BAB IV. PENUTUP 4.1 Kesimpulan....................................................................................

  88 4.2 Saran .............................................................................................

  90 DAFTAR BACAAN ......................................................................................

  92 LAMPIRAN

  DAFTAR PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.

  Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor : IV/MPR/1983, tentang Referendum.

  Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1985, tentang Referendum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3288).

  Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999, tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3886).

  Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 98, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4316).

  Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005, tentang Pengesahan International

  Covenant On Civil and Political Rights (Konvensi Internasional Tentang Hak

  Sipil dan Politik) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4558).

  Undang-Undang nomor 8 tahun 2015, tentang perubahan atas Undang-undang

  No. 1 tahun 2015 tentang penetapan PPERPU No. 1 tahun 2014 tentang

  Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang

  (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5678).

  Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 12 Tahun 2015, tentang Perubahan

  Atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pencalonan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, Dan/Atau Walikota Dan Wakil Walikota.

  Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 14 tahun 2015, tentang Pemilihan

  Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota dengan Satu Pasangan Calon.

  Peraturan Mahkamah Konstitusi No. 4 Tahun 2015, tentang Pedoman Beracara

  dalam Perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota dengan Satu Pasangan Calon.

  Peraturan Mahkamah Konstitusi No. 6 Tahun 2015, tentang Peraturan Mahkamah

  Konstitusi No. 4 Tahun 2015 tentang Pedoman Beracara dalam Perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota dengan Satu Pasangan Calon. Putusan Mahkamah Konstitusi No. 100/PUU-XIII/2015 dalam perkara Pengujian Undang-Undang No. 8 tahun 2015 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 1 tahun 2015 tentang penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota Menjadi Undang-Undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.