Perbandingan Hasil Pemeriksaan Morfologi Spermatozoa Manusia Menggunakan Metode Pewarnaan Papanicolaou, Diff-Quik dan Safranin-Kristal Violet di RSUD dr. Soetomo Surabaya Repository - UNAIR REPOSITORY

  

TESIS

Perbandingan Hasil Pemeriksaan Morfologi

Spermatozoa Manusia Menggunakan Metode

Pewarnaan Papanicolaou, Diff-Quik dan

  

Safranin-Kristal Violet di RSUD dr. Soetomo

Surabaya

Oleh :

Hengki Lukas, dr

  

Program Pendidikan Dokter Spesialis Andrologi

Fakultas Kedokteran UNAIR - RSUD dr. SOETOMO

SURABAYA

2016

  

Perbandingan Hasil Pemeriksaan Morfologi

Spermatozoa Manusia Menggunakan Metode

Pewarnaan Papanicolaou, Diff-Quik dan

Safranin-Kristal Violet di RSUD dr. Soetomo

  

Surabaya

TESIS

Untuk memperoleh Gelar Dokter Spesialis Andrologi Dalam Program

Studi Andrologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

dan dipertahankan di hadapan

Panitia Ujian Akhir

  

Pada hari: Rabu

Tanggal: 3 Agustus 2016

Pukul :10.00-12.00 WIB

Oleh :

  

Hengki Lukas, dr

NIM. 011228216301

Program Pendidikan Dokter Spesialis Andrologi

Fakultas Kedokteran UNAIR - RSUD dr. SOETOMO

  

SURABAYA

2016

  

TESIS PERBANDINGAN MORFOLOGI .... HENGKY LUKAS, dr

PENETAPAN PANITIA PENGUJI

  Telahdiujipada Tanggal 2 Agustus 2016 PANITIA PENGUJI TESIS Ketua : Prof. Dr. Alex Pangkahila, dr.,M.Sc.,Sp.And Anggota : 1. Prof. Dr. F.X. Arif Adimoelja, dr.,M.Sc.,Sp.And

  2. Aucky Hinting, dr., P.hD., Sp.And

  3. Hamdani Lunardhi, dr.,M.Kes.,Sp.And

  4. Judie Hartono, dr., MS.,Sp.And

  5Supardi, dr.,Sp.And Ditetapkandengan Surat Keputusan DekanFakultas Kedokteran UniversitasAirlangga

  Nomor 255/url3.1.1/KD/2016 Tanggal : 15 Juli 2016

TESIS PERBANDINGAN MORFOLOGI .... HENGKY LUKAS, dr

UCAPAN TERIMA KASIH

  Atas kebesaran-Nya dan rasa nikmat syukur yang mendalam saya panjatkan kehadirat Tuhan YME, karena berkat rahmat dan petunjuk-Nya lah sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini berkat bantuan berbagai pihak.

  Untuk itu perkenankan saya mengucapkan rasa hormat dan terima kasih yang setulus- tulusnya serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada selaku pembimbing utama

  

Hamdani Lunardhi, dr., M.Kes., Sp.And dan Supardi, dr., Sp.And selaku pembimbing

  kedua, dimana walaupun beliau sangat sibuk dengan berbagai aktivitas, tetapi masih bisa meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, motivasi, kritik, dan saran, mulai dari persiapan proposal, saat penelitian, hingga sampai selesainya penulisan tugas akhir ini.

  Dengan selesainya tugas akhir ini, perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

  Prof. Dr. Moh. Nasih, SE., MT., Ak., CMA. Selaku Rektor Universitas Airlangga

  atas ijin serta kesempatan yang diberikan kepada saya untuk mengikuti dan menyelesaikan Program Pendidikan Dokter Spesialis I Program studi Andrologi.

  Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Prof. Dr. Dr. Soetojo, Sp.U. dan direktur RSUD dr Soetomo, Harsono, dr. yang telah memberikan ijin dan fasilitas, sehingga saya dapat mengikuti dan menyelesaikan Program Pendidikan Dokter Spesialis I program studi Andrologi.

  Ketua Departemen Biologi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

  

Dr Rina Yudiwati., dr., MS. yang telah memberikan ijin fasilitas,sehingga saya dapat

  mengikuti dan menyelesaikan Program Pendidikan Dokter Spesialis I program studi Andrologi.

  Koordinator Program Studi Andrologi, Hamdani Lunardhi, dr., M.Kes., Sp.And atas ijin serta kesempatan yang telah diberikan untuk dapat mengikuti dan menyelesaikan Program Pendidikan Dokter Spesialis I program studi Andrologi, serta segala dorongan, bimbingan secara intensif di sela-sela kesibukan beliau, nasehat dan bantuannya yang tak ternilai selama program pendidikan, sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan.

  Pembimbing tesis Hamdani Lunardhi, dr., M.Kes., Sp.And dan Supardi, dr.,

  

Sp.And atas segala bimbingan, nasehat, dan dorongan, serta bantuannya sehingga saya dapat

menyelesaikan tugas akhir ini.

  Seluruh staff pengajar di program studi Andrologi serta Departemen biologi kedokteran khususnya kepada Aucky Hinting, dr., Ph.D., Sp.And, H. Aswin, dr., MS,

  

(Alm). Onny Pieters Sono, dr., Sp.And, M.P. Budiyandini Dyah Pramesti, dr., M.Kes.,

Sp.And, Dr Reny I’tishom, Spi., M. Si., Sri Musta’ina Dra., M.Kes, Zakiyatul Faizah,

dr., M.Kes, Ninik Darsini, dr., Mbiomed, Agustinus, dr., Sp.And dan atas segala

  bimbingan, nasehat, dan dorongan, serta bantuannya sehingga saya dapat menyelesiakan tugas akhir ini.

  Kepala SMF Andrologi RSUD dr Soetomo Tjahjo Djojo Tanojo, dr., MS., Sp.And., Kepala IRJ Andrologi RSUD dr Soetomo Judie Hartono, dr., MS., Sp.And, kepala bidang penelitian dan preparasi spermatozoa Andrologi RSUD dr Soetomo Supardi, dr., Sp.And, kepala laborataroium Andrologi RSUD dr Soetomo Pety Narulita, dr., Sp.And, dan staff pengajar program studi Andrologi Susanto Suryatmaja, dr., MS., Sp.And atas segala dorongan, bimbingan, dan kerjasamanya selama saya menjalani pendidikan Andrologi.

  Atikah, S.Si. M.Kes atas segala nasehat, bimbingan dan bantuannya dalam penulisan hingga analisa penelitian, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

  Neneng Dewi Kurniati, dr., Sp.MK , Rachmawati Thamrin, dr., Sp.And, Yukhi

Kurniawan, dr., Sp.And, Lunardhi Susanto, dr.,M.Kes dan seluruh rekan-rekan yang

telah membantu dan memberi dukungan dalam penyelesaian tugas akhir ini.

  Ibu Yayuk, Mbak Nanis, dan Bapak Budi Sumengkar selaku karyawan yang telah

  membantu dalam mengumpulkan data, pemeriksaan laboratorium hingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan jadwal.

  Seluruh Responden yang telah bersedia menjadi relawan dalam penelitian ini, tanpa kesedian mereka tentu penelitian ini tidak akan bisa berlangsung.

  Kepada siapapun yang telah membantu dalam penyelesaian dalam tugas akhir ini, namun kekhilafan belum saya sebutkan, saya ucapkan terima kasih.

  Kepada kedua orang tua saya Bapak Michael Surya Santoso dan Ibu Catharina

  

Tjandrawati, atas segala dukungan doa, pengertian dan pengorbanannya yang mendalam

  walaupun telah terabaikan perhatian dan kasih sayangnya selama saya mengikuti program pendidikan Andrologi.

  Semoga Tuhan yang Maha Pengasih dan Penyayang selalu melimpahkan rahmat dan karuniaNya kepada kita semua. Amin.

  Saya menyadari bahwa tugas akhir ini jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik sangat diharapkan untuk penyempurnaan selanjutnya.

  Surabaya, 2 Agustus 2016 Peneliti

  Hengki Lukas, dr

  

TESIS PERBANDINGAN MORFOLOGI .... HENGKY LUKAS, dr

  

RINGKASAN

PERBANDINGAN HASIL PEMERIKSAAN MORFOLOGI SPERMATOZOA

MANUSIA MENGGUNAKAN METODE PEAWRNAAN PAPANICOLAOU, DIFF-

QUIK DAN SAFRANIN-KRISTAL VIOLET DI SRUD DR. SOETOMO SURABAYA

  Hengki Lukas Semen analisis rutin adalah metode pemeriksaan pada infertilitas pria yang memiliki parameter penting salah satunya adalah morfologi karena dapat menunjukkan potensi kesuburan selain dapat menunjukkan struktur spermatozoa. Dalam fungsinya untuk menunjukkan kesuksesan fertilisasi, kriteria Kruger pada tahun 1986 mengatakan bahwa morfologi berpengaruh sejak proses maturasi spermatozoa hingga fertilisasi. Untuk menilai morfologi tesebut ada beberapa macam metode pewarnaan antara lain Papanicoloau, Diff-Quik dan Safranin-Kristal Violet dimana masing-masing pewarnaan memiliki kekurangan dan kelebihan. Papanicolaou didalam prosedurnya terdiri dari 20 langkah pewarnaan dan 3 bahan pewarna utama yang menentukan baik buruknya interpretasi pada morfologi spermatozoa. Sedangkan Diff-Quik hanya memiliki 5 langkah sederhana dan 3 larutan utama yang menentukan interpretasi morfologi spermatozoa. Safranin Kristal Violet memiliki 2 larutan utama serta 3 langkah sederhana dalam menentukan nterpretasi morfologi spermatozoa dimana belum ada penelitian yang membedakan ketiga metode pewarnaan ini.

  Tujuan Peneltian : menganalisis perbedaan hasil pewarnaan metode Papanicolaou, Diff- Quik, dan Safranin-Kristal Violet. Metode Penelitian : merupakan penelitian observasional analytic laboratorium.

  Rancangan penelitian ini menggunakan metode Komparatif dengan menggunakan analysis of

  

varian atau ANOVA. Subyek dilakukan untuk membandingkan metode Papanicolaou, metode

  Diff-Quik dan metode Safranin- Kristal Violet pada analisis morfologi spermatozoa. Sampel penelitian sebesar 90 sampel.

  Hasil Penelitian : setelah melalui uji normalitas Kolmogorov-Smirnov, didapatkan

  ukuran panjang dan lebar kepala spermatozoa hasilnya p < 0.05 pada ketiga metode pewarnaaan setelah dilakukan uji Mann-Whitney dan Games-Howell. Pada bentukan amorph, vakuola dan akrosom hasilnya p<0.05 pada ketiga metode pewarnaan setelah diuji dengan Mann-Whitney. Pada hasil uji beda mid piece parameter ketebalan spermatozoa hasilnya p<0.05 setelah dilakukan uji menggunakan Games-Howell dan yang terakhir adalah perbedaan pada ERCdengan p<0.05 setelah menggunakan uji Mann-Whitney.

  Kesimpulan : 1)Terdapat perbedaan pada hasil analisis morfologi kepala spermatozoa.

  Ukuran panjang dan lebar metode metode Diff-Quik lebih besar daripada metode Papanicolaou dan metode Safranin-Kristal Violet, Metode Safranin-Kristal violet mendekati nilai panjang dan lebar metode Papanicolaou. Terdapat perbedaan pada hasil analisis bentukan

  

amorph, vakuola dan akrosom spermatozoa, metode pewarnaan Diff-Quik tidak dapat

  mewarnai dengan sempurna bentukan amorph, vakuola maupun akrosom, metode pewarnaan Safranin-Kristal violet sama dengan metode pewarnaan Papanicolaou sesuai standar yang telah ditetapkan. 2) Terdapat perbedaan pada hasil analisis morfologi terhadap parameter ketebalan

  

mid piece, metode pewarnaan Safranin-Kristal Violet dapat mewarnai dengan sempurna

  ketebalan mid piece sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. 3) Tidak terdapat perbedaan pada hasil analisis morfologi principal piece spermatozoa, ketiga pewarnaan dapat mewarnai dengan sempurna sesuai standar yang telah ditetapkan. 4) Terdapat perbedaan pada hasil analisis morfologi ERC , metode pewarnaan Diff-Quik tidak dapat mewarnai ERC dengan sempurna dibandingkan kedua metode yang lain. Sedangkan metode pewarnaan Safranin- Kristal Violet sama dengan metode pewarnaan Papanicolaou sesuai standar yang telah ditetapkan.

  

ABSTRACT

Comparison staining methods use Papanicolaou, Saffranin, and Diffquik of evaluating

the morphology of human spermatozoa in Andrology Clinic, dr Soetomo hospital,

Surabaya

  Hengki Lukas

  

OBJECTIVE: The aim of this study was to analyzed the differences between the methods of

  Papanicolaou, Safranin-Crystal violet and Diff-Quik stain and to find the alternative of gold standard stain.

  

METHOD: The Design of research was obeservational analytic laboratory study, performed

on patient who came to dr Soetomo hospital, Surabaya in the October 2015 – Februari 2016.

  Reasearch examined the morfologi spermatozoa and examined with three method: Papanicoloau, Safranin-Crystal violet, and Diff-Quik and then compare it.

  

RESULTS : The results, a total of human sperm who sperm morfologi examined with

  Papanicolaou, safranin-Crystal violet and Diff-Quik for five month at dr Soetomo hospital from October 2015 to February 2016 as many 90 taken his sperm and checking sperm morfologi with Papanicolaou, Safranin-Crystal violet, and Diff-Quik. The results of statistical analysis found that there is significant between three method that we examine. In the category length and width there are significant different p < α between Diff- Quik, Safranin-Crystal Violet and Diff-Quik-Papanicolaou, whereas no significant different between Safranin-Crystal violet -Papanicolaou p > α. Similar result were shown by category vacuoles, acrossom, mid piece, and ERC. In the third method showed a significant different.

  

CONCLUSION : Safranin-Crystal Violet stained as good as gold standard for analyzing

  morphology human spermatozoa such as head size, head shape, vacuoles, acrosomes, mid piece , principal piece and Excess Residual Cytoplasm. Based on that, Safranin – Crystal Violet could be one of the alternatives in staining methods.

  KEY WORD : Sperm morphology, Papanicolaou, Safranin-Crystal violet, Diff-Quik .

  

DAFTAR ISI

  Halaman Sampul depan................................................................................................................... i Sampul belakang…………….…………………………………………………………. ii Lembar Pengesahan...................................................................................................... iii Penetapan Panitia Penguji............................................................................................ iv Ucapan Terima Kasih …..…………………………………………………………….. v Lembar Pernyataan Orsinilitas………………………………………………………… viii Ringkasan……………………………………………………………………………… ix Abstract.......................................................................................................................... x Daftar Isi........................................................................................................................ xi Daftar Gambar............................................................................................................... xiv Daftar Tabel................................................................................................................... xvii Daftar Lampiran............................................................................................................ xix BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................

  1 1.1 Latar Belakang Masalah..........................................................................

  1 1.2 Rumusan Masalah....................................................................................

  3 1.3 Tujuan Penelitian......................................................................................

  3 1.3.1 Tujuan umum................................................................................

  3 1.3.2 Tujuan khusus...............................................................................

  4 1.4 Manfaat Penelitian...................................................................................

  4 1.4.1 Manfaat teoritis………………………………………………….

  4 1.4.2 Manfaat praktis………………………………………………….

  4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................

  5 2.1 Maturasi Spermatozoa..............................................................................

  6 2.2 Semen dan Plasma Semen........................................................................

  6 2.3 Analisis Semen Rutin...............................................................................

  7

  2.4 Makroskopis…………………………………………………………….

  42 BAB 4 METODE PENELITIAN......................................................................

  46 4.11 Prosedur Kerja..........................................................................................

  46 4.10 Alat dan Bahan.........................................................................................

  45 4.9 Definisi Operasional Variabel.................................................................

  45 4.8 Variabel Penelitian...................................................................................

  45 4.7 Teknik Pengambilan Sampel....................................................................

  44 4.6 Kriteria Inklusi dan Ekslusi.....................................................................

  44 4.5 Sampel Penelitian dan besar Sampel Penelitian (n).................................

  44 4.4 Populasi Penelitian..................................................................................

  43 4.3 Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................

  43 4.2 Rancangan Penelitian...............................................................................

  43 4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian...............................................................

  39 3.2 Hipotesis..................................................................................................

  8 2.5 Mikroskopis……………………………………………………………..

  39 3.1 Kerangka Konseptual…………………………………………………...

  16 BAB 3 KERANGKA KONSEP.........................................................................

  16 2.12 Mekanisme pewarnaan.............................................................................

  15 2.11 Perhitungan Morfologi Spermatozoa…………………………………...

  14 2.10 Kriteria Kruger........................................................................................

  14 2.9 Klasifikasi Morfologi Spermatozoa…………………………………..

  2.8 Assesment Morfologi Spermatozoa…………………………….………

  12

  11 2.7.2 Ekor Spermatozoa……………………………………………..

  11 2.7.1 Kepala Spermatozoa…………………………………………...

  11 2.7 Struktur Spermatozoa...............................................................................

  9 2.6 Morfologi..................................................................................................

  47

  4.12 Alur Penelitian……................................................................................

  50 4.13 Pengolahan dan Analisis Data..................................................................

  50 BAB 5 HASIL PENELITIAN............................................................................

  52 5.1 Karakteristik Sampel................................................................................

  52 5.2 Data khusus .............................................................................................

  52 BAB 6 PEMBAHASAN......................................................................................

  77 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................

  81 DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................

  83

  

DAFTAR GAMBAR

  Gambar Halaman 2.1 Feathering technique......................................................................

  14 2.2 Ionisasi jaringan amino dan ikatan dengan eosin...........................

  18

  2.3 Ionisasi golongan sulfat pada jaringan dan turunannya yang mengikat

  19 pada methylane blue.......................................................................

  2.4 Efek ion yang berlawanan................................................................

  20 2.5 Efek ion garam dimana methylane blue bisa mengikat carboxyl..........

  22 2.6 Ikatan Van der Waals.......................................................................

  23

  2.7 Konversi pada benzene untuk menjadi suatu zat pewarna dengan

  24 penambahan chromophores dan auxochromes...................................

  2.8 Struktur Quininoid.........................................................................

  25 2.9 Struktur Congo Red........................................................................

  25 2.10 Xanthene.......................................................................................

  26 2.11 Thiazine.........................................................................................

  26 2.12 Mordanting....................................................................................

  27 2.13 Methachromasia.............................................................................

  29 2.14 Gambar bangun Haematoxylin.........................................................

  30 2.15 Haematin........................................................................................

  31 3.1 Kerangka Konseptual.......................................................................

  41 4.1 Rancangan Penelitian........................................................................

  43 4.2 Alur Penelitian……….....................................................................

  50

  5.1 Diagram hasil uji beda panjang rata-rata menggunakan Kruskal-

  53 Wallis (KW)…………………………………………………………..

  5.2 Diagram hasil uji beda lebar rata-rata menggunakan Brown-Forsythe

  54 (BF)…………………………………………………………………..

  5.3 Diagram hasil uji beda taperred menggunakan Kruskal-Wallis

  56 (KW)…………………………………………………………………..

  5.4 Diagram hasil uji beda pyri menggunakan ANOVA……………………

  61

  5.20 Diagram hasil uji beda mid piece bent menggunakan Kruskal-Wallis (KW)…………………………………………………………………..

  66

  5.19 Diagram hasil uji beda mid piece irregular menggunakan Kruskal- Wallis (KW)…………………………………………………………..

  65

  5.18 Diagram hasil uji beda mid piece thin menggunakan Kruskal-Wallis (KW)…………………………………………………………………..

  65

  5.17 Diagram hasil uji beda mid piece thick dilakukan uji Brown-Forsythe (BF)……………………………………………………………………

  64

  5.16 Diagram hasil uji beda mid piece insertion menggunakan Kruskal- Wallis (KW)…………………………………………………………..

  62

  5.15 Diagram hasil uji beda head terwarnai tidak sempurna menggunakan Kruskal-Wallis (KW)………………………………………………….

  62

  5.14 Diagram Hasil uji beda head terwarnai sempurna menggunakan Kruskal-Wallis (KW)………………………………………………….

  5.13 Diagram hasil uji beda akrosom terwarnai tidak sempurna menggunakan Kruskal-Wallis (KW)………………………………….

  56 5.5 Diagram hasil uji beda round menggunakan Kruskal-Wallis (KW)….

  61

  5.12 Diagram hasil uji beda akrosom terwarnai sempurna menggunakan Kruskal-Wallis (KW)………………………………………………….

  60

  5.11 Diagram hasil uji beda akrosom> 70% menggunakan Kruskal-Wallis (KW)…………………………………………………………………..

  60

  5.10 Diagram hasil uji beda akrosom < 40% menggunakan Kruskal- Wallis (KW)…………………………………………………………..

  59

  5.9 Diagram hasil uji beda vacuolesPA menggunakan Kruskal-Wallis (KW)………………………………………………………………….

  58

  5.8 Diagraml hasil uji beda vacuoles LNV menggunakan Kruskal-Wallis (KW)…………………………………………………………………..

  58

  5.7 Diagram hasil uji beda vacuoles> 2 menggunakan Kruskal-Wallis (KW)…………………………………………………………………

  57

  57 5.6 Diagram hasil uji beda amorph menggunakan Kruskal-Wallis (KW)..

  66

  5.21 Diagram hasil uji beda mid piece terwarnai sempurna menggunakan Kruskal-Wallis (KW)………………………………………………….

  72

  5.35 Diagram hasil uji beda ERC tidak normal menggunakan Kruskal- Wallis (KW)………………..………………………………………….

  75

  5.34 Diagram hasil uji beda ERC normal menggunakan Kruskal-Wallis (KW)…………………………………………………………………..

  75

  5.33 Diagram hasil uji beda ERC terwarnai tidak sempurna menggunakan Kruskal-Wallis (KW)………………………………………………….

  74

  5.32 Diagram hasil uji beda ERC terwarnai sempurna menggunakan Kruskal-Wallis (KW)…………………………………………………

  73

  5.31 Diagram hasil uji beda principal piece terwarnai tidak sempurna menggunakan Kruskal-Wallis (KW)………………………………….

  72

  5.30 Diagram hasil uji beda principal piece terwarnai sempurna menggunakan Kruskal-Wallis (KW)………………………………….

  71 5.29 Diagram hasil uji beda coiled menggunakan Kruskal-Wallis (KW)….

  67

  5.28 Diagram hasil uji beda looped menggunakan Kruskal-Wallis (KW)…

  71

  5.27 Diagram hasil uji beda irregular menggunakan Kruskal-Wallis (KW)

  70

  5.26 Diagram hasil uji beda bent menggunakan Kruskal-Wallis (KW)……

  70

  5.25 Diagram hasil uji beda broken menggunakan Kruskal-Wallis (KW)…

  69

  69 5.24 Diagram hasil uji beda multiple menggunakan Kruskal-Wallis (KW)..

  67 5.23 Diagram hasil uji beda short menggunakan Kruskal-Wallis (KW)….

  5.22 Diagram hasil uji beda mid piece terwarnai tidak sempurna menggunakan Kruskal-Wallis (KW)………………………………….

  76

  

DAFTAR TABEL

  Tabel Halaman 2.1 Jenis Ikatan dan Ukuran Kekuatan.............................................................

  17 2.2 Metachrome dan Rentang Pada Kepala Acidic............................................

  28 2.3 Mordant yang bisa digunakan bersama Haematoxylin.................................

  33

  5.1 Hasil uji menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test untuk

  52 ukuran kepala spermatozoa………………………………………………….

  5.2 Hasil uji beda untuk ukuran kepala spermatozoa menggunakan Kruskal-

  52 Wallis (KW), Mann-Whitney (MW), Brown-Forsythe (BF) dan Games- Howell (GH)……………….………………………………………………………

  5.2.1 Hasil uji beda terkecil panjang rata-rata menggunakan Mann-

  53 Whitney (MW)………………………………………………………

  5.2.2 Hasil uji beda lebar rata-rata terkecil menggunakan Games-Howell

  54 (GH)…………………………………………………………….................

  5.3 Hasil uji distribusi normal untuk bentuk kepala spermatozoa menggunakan

  54 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test………………………………………….

  5.4 Hasil uji beda untuk bentuk kepala spermatozoa menggunakan ANOVA,

  55 Kruskal-Wallis (KW) dan Mann Whitney (MW)…………………………...

  5.4.1 Hasil uji beda amorph menggunakan Mann-Whitney

  57 (MW)……………………………………………………………..

  5.4.2 Hasil uji beda vacuoles > 2 menggunakan Mann-Whitney

  58 (MW)……………………………………………………..……….

  5.4.3 Hasil uji beda vacuoles LNV menggunakan Mann-Whitney

  59 (MW)………………………………………………………………

  5.4.4 Hasil uji beda vacuoles PA menggunakan Mann-Whitney

  59 (MW)…………………………………………………………….…..

  5.4.5 Hasil uji beda akrosom terwarnai sempurna menggunakan Mann-

  61 Whitney (MW)………….…………………………………………...

  5.4.6 Hasil uji beda akrosom terwarnai tidak sempurna menggunakan

  62 Mann-Whitney………………………………………………………

  5.4.7 Hasil uji beda head terwarnai tidak sempurna menggunakan Mann-

  63 Whitney (MW)……………………………………………………………….

  5.5 Hasil uji distribusi normal untuk bentuk mid piece spermatozoa

  63 menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test………………………...

  5.6 Hasil uji beda untuk bentuk mid piece spermatozoa menggunakan Brown-

  64 Forsythe (BF), Games-Howell (GH), dan Kruskal-Wallis (KW)…………...

  5.6.1 Hasil uji beda mid piece thick dilakukan uji Games-Howell

  65 (GH)……………………………………………………………...….

  5.7 Hasil uji distribusi normal untuk bentuk principal piece spermatozoa

  68 menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test………………………...

  5.8 Hasil uji beda untuk bentuk principal piece spermatozoa menggunakan

  68 Kruskal-Wallis (KW)………………………………………………………..

  5.9 Hasil uji distribusi normal untuk bentuk ERC spermatozoa menggunakan

  73 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test………………………………………….

  5.10 Hasil uji beda untuk bentuk ERC spermatozoa menggunakan Kruskal-

  74 Wallis (KW) dan Mann Whitney (MW)…………………………………….

  5.10.1 Hasil uji beda ERC terwarnai sempurna menggunakan Mann-

  75 Whitney (MW)………………………………………………………………

  5.10.2 Hasil uji beda ERC normal menggunakan Mann-Whitney

  75 (MW)……………………………………………………………..

  5.10.3 Hasil uji beda ERC tidak normal menggunakan Mann-Whitney

  76 (MW)……………………………………………………………….

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran Halaman 1 Keterangan Kelaikan Etik.................................................................

  84 2 Surat Persetujuan Ikut Penelitian......................................................

  85 3 Lembar Persetujuan Mengikuti Penelitian..........................................

  89

  4 Data Dasar Hasil Penelitian Perbandingan Hasil Pemeriksaan

  90 Morfologi Spermatozoa Manusia Menggunakan Metode Pewarnaan Papanicolaou, Diff Quik dan Safranin-Kristal Violet di RSUD dr. Soetomo Surabaya...........................................................................

  5 Gambar Alat................................................................................... 100

  6 Gambar Hasil Pewarnaan.................................................................. 102

  7 Hasil Analisis Statistik...................................................................... 107

BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

  Semen analisis rutin adalah metode pemeriksaan pada infertilitas pria, dimana terdapat beberapa parameter penting seperti konsentrasi, motilitas dan morfologi.

  Parameter ini dianggap paling berguna karena telah terbukti menunjukkan potensi kesuburan. Dari semua parameter analisis semen rutin tersebut, morfologi spermatozoa menjadi salah satu yang indikator paling kuat dari potensi kesuburan seorang pria (Gravance et al., 1998, WHO 1999, Henkel et al., 2007, Van der Horst et

  al., 2009).

  Morfologi spermatozoa penting untuk mencapai kesuksesan fertilisasi (Kuster

  

et al., 2004). Kriteria Kruger pada tahun 1986 dan klasifikasi WHO bahwa morfologi

  berpengaruh sejak spermatozoa mengalami maturasi hingga melaksanakan fungsinya saat fertilisasi. Morfologi yang normal biasanya pada kepala spermatozoa mengandung nucleus yang terdiri dari DNA dan RNA juga terdapat lipid, mucoprotein, magnesium dan garam lainnya. Begitu pula pada leher serta ekor spermatozoa yang memiliki komposisi lipid, garam kalium, kalsium dan garam lainnya sebagai struktur penyusun spermatozoa (Moeloek,1983). Untuk menilai normal atau tidaknya morfologi spermatozoa, pada laboratorium Andrologi menggunakan beberapa metode pewarnaan.

  Pewarnaan yang baik akan menghasilkan interpretasi morfologi yang baik pula. Keakuratan penilaian morfologi sperma tergantung pada persiapan yang cermat, fiksasi, dan pewarnaan sperma (GARCI'a-Herreros et al., 2006), karena prosedur ini dapat mempengaruhi dimensi sperma secara signifikan (Meschede et al., 1993, Gago dkk. 1998, Hidalgo et al., 2006, Lukaszewicz et al., 2008). Pada spermatozoa normal strukturnya bagus, dengan komposisi seperti lipid, mucoprotein, garam-garam (Mg, Fe, Cu, K dan fosfat) yang utuh (Van Dwye, 1954), akan memungkinkan dapat terwarnai dengan sempurna daripada spermatozoa abnormal dimana terdapat kemungkinan kerusakan pada bentuk spermatozoa yang mengakibatkan komposisi tidak lengkap. Ada banyak metode pewarnaan antara lain Papanicolaou, Diff-Quik, Safranin-Kristal Violet untuk pewarnaan spermatozoa manusia. Metode yang digunakan dalam pewarnaan dapat menyebabkan sedikit perubahan dalam nilai-nilai pengukuran spermatozoa misalnya proses fiksatif dapat menyebabkan sel menyusut sedikit, metode pewarnaan Papanicolaou dengan pengukuran morfometer didapati panjang 3-5 µm dan lebar 2-3 µm dianggap normal (WHO,1999). Nilai-nilai ini berubah menjadi 5-6 µm (panjang) dan 2,5 µm - 3,5 µm (lebar) pada Metode pewarnaan Diff-Quik. (Irez et al., 2007). Prosedur metode pewarnaan Papanicolaou yang melibatkan pengolahan lebih dari 20 langkah dan lebih dari 12 larutan kimia yang berbeda (WHO 1999). Prosedur pada metode pewarnaan Diff-Quik hanya memerlukan kurang dari 5 langkah sederhana dan hanya melibatkan 3 larutan , sedangkan prosedur metode pewarnaan Safranin-Kristal Violet hanya memerlukan 4 larutan dengan 5 langkah sederhana. Pada metode poewarnaan Papanicolaou didapatkan kombinasi pewarnaan haematoxilin untuk mewarnai inti sel dan sitoplasma, bahan PTA (Phospotungsid Acid) pada eosin, light green dan orange G (Papanicolaou 1942) yang memiliki keunggulan bisa membuat diferensiasi pewarnaan jadi lebih bagus. (Ross 1953, Katz et al., 1986). Pada metode pewarnaan Diff-Quik, mengandung fast green 0,002 g/l dalam methanol sebagai bahan fixatif,

eosin Y 1,22g/l dalam phospate buffer dengan pH 6,6 sebagai bahan pewarna yang biasanya akan mewarnai sitoplasma dengan sempurna dan 0,1% sodium azide sebagai

  

preservative , thiazine dye 1,1g/l didalam phospate buffer pH 6,6 yang memiliki

  kelebihan dimana lebih sederhana dan lebih cepat dalam proses pengerjaannya. Pada metode pewarnaan Safranin-Kristal Violet , pewarna safranin digunakan sebagai counterstain dan Kristal violet bereaksi dengan cara memisahkan ion dalam larutan

  air ke dalam Ion CV dan klorida (Cl ). Ion ini menembus dinding sel dan membran

  • sel, ion CV berinteraksi dengan komponen bermuatan negatif sehingga memberi warna ungu pada sel tersebut. Counterstain, yang biasanya bermuatan positif (safranin) akan memberikan decolorized pink.

  Sampai saat ini, belum ada penelitian yang membandingkan hasil penilaian morfologi spermatozoa manusia menggunakan metode pewarnaan Papanicolaou, Diff-Quik, dan Safranin-Kristal Violet.

  1.2. Rumusan Masalah Apakah ada perbedaan pada hasil pemeriksaan morfologi spermatozoa manusia antara metode pewarnaan Papanicolaou, Diff-Quik, dan Safranin-Kristal Violet di RSUD dr Soetomo, Surabaya?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum :